Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Pengembangan Kurikulum ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Makassar, November 2015
Daftar Isi
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Makalah 4
BAB II : Pembahasan
A. Pengertian Pengembangan Kurikulum 5
B. Landasan Pengembangan Kurikulum 5
C. Prinsip Pengembangan Kurikulum 8
D. Tahapan Pengembangan Kurikulum 10
E. Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum 10
BAB III : Penutup
A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya pengembangan kurikulum itu merupakan usaha untuk mencari bagaimana rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu lembaga. Pengembangan kurikulum di arahkan pada pencapaian nilai-nilai umum, konsep-konsep, masalah dan keterampilan yang akan menjadi isi kurikulum yang disusun dengan fokus pada nilai-nilai tadi. Adapun selain berpedoman pada landasan-landasan yang ada, pengembangan kurikulum juga berpijak pada prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 Bab X tentang kurikulum, pasal 36 ayat 1 bahwa pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Suatu kurikulum diharapkan memberkan landasan, isi dan menjadi pedoman bagi pengembangan kemampuan siswa secara optimal sesuai dengan tuntunan dan tantangan perkembangan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis merumuskan permasalahan yang mengangkat:
1. Apa yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum? 2. Apa saja yang melandasi pengembangan kurikulum? 3. Apakah prinsip-prinsip pengembangan kurikulum?
4. Apa saja yang tahapan-tahapan dalam mengembangkan kurikulum? 5. Apa peran guru terhadap pengembangan kurikulum?
C. Tujuan Makalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengembangan KurikulumMerupakan kegiatan menghasilkan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan atau proses mengaitkan satu komponen dengan yang lainnya untuk menghasilkan kurikulum. Pengembangan kurikulum juga bisa diartikan sebagai kegiatan penyusunan, pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan kurikulum.
Dalam pengembangannya, kurikulum melibatkan berbagai pihak, terutama pihak – pihak yang secara langsung ataupun tidak langsung memiliki kepentingan dengan keberadaan pendidikan yang dirancang, yaitu mulai dari ahli pendidikan, ahli bidang studi, guru, siswa, pejabat pendidikan, para praktisi maupun tokoh panutan atau anggota masyarakat yang lainnya.
B. Landasan Pengembangan Kurikulum
Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu: (1) filosofis ; (2) psikologis; (3) sosial-budaya; dan (4) ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas keempat landasan tersebut.
1. Landasan Filosofis
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum. Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti : perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dengan merujuk kepada pemikiran Ella Yulaelawati (2003), di bawah ini diuraikan tentang isi dari-dari masing-masing aliran filsafat, kaitannya dengan pengembangan kurikulum.
terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
b. Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu.
c. Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahamu kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan bagaimana saya hidup di dunia? Apa pengalaman itu?
d. Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.
e. Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada rekonstruksivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Disamping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme, rekonstuktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis , memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu? Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dan proses.
2. Landasan Psikologis
Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan bahwa minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu (1) psikologi perkembangan dan (2) psikologi belajar. Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum. Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum.
3. Landasan Sosial-Budaya
Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.
Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia – manusia yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat.
4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi
mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung berimplikasi terhadap pengembangan kurikulum yang di dalamnya mencakup pengembangan isi/materi pendidikan, penggunaan strategi dan media pembelajaran, serta penggunaan sistem evaluasi. Secara tidak langsung menuntut dunia pendidikan untuk dapat membekali peserta didik agar memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi sebagai pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan untuk memecahkan masalah pendidikan.
C. Prinsip Pengembangan Kurikulum 1. Prinsip Umum
a) Prinsip Relevansi
Prinsip ini merupakan prinsip dasar yang paling dasar dalam sebuah kurikulum. Prinsip relevansi mengandung arti bahwa sebuah kurikulum harus relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), relevan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, relevan dengan kebutuhan karakteristik masyarakat.
b) Prinsip fleksibilitas
Penerapan prinsip fleksibilitas dalam kurikulum adalah bahwa suatu kurikulum harus dirancang secara fleksibel atau luwes sehingga pada saat diimplementasikan memungkinkan untuk dilakukan perubahan untuk disesuaikan dengan kondisi yang ada yang tidak terprediksi saat kurikulum itu dirangcang
c) Prinsip Kontinuitas
Kurikulum mudah dilaksanakan menggunakan alat – alat sederhana dan memerlukan biaya yang murah.
e) Prinsip efektifitas
Walaupun prinsip kurikulum itu mudah, sederhana, dan murah, keberhasilannya harus diperhatikan secara kuantitas dan kualitas karena pengembangan kurikulum tidak dapat dilepaskan dan merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan.
2. Prinsip Khusus
a) Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan b) Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
c) Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar d) Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran e) Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
Masih erat kaitannya dengan penjelasan sebelumnya, adapun prinsip khusus yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum, antara lain: prinsip keimanan, nilai dan budi pekerti luhur, penguasaan integrasi nasional, keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinetika, kesamaan memperoleh kesempatan, abad pengetahuan dan teknologi informasi, pengembangan keterampilan hidup, berpusat pada anak, serta pendekatan menyeluruh dan kemitraan.
D. Tahapan Pengembangan Kurikulum
Tahapan pengembangan kurikulum menurut hamalik, tahapan pengembangan kurikulum ada7 yaitu:
1. Tahap pertama studi kelayakan dan kebutuhan
2. Tahap kedua penyusunan konsep awal perencanaan kurikulum 3. Tahap ketiga pengembangan rencana untuk melaksanakan kurikulum 4. Tahap keempat pelaksanaaan uji coba kurikulum di lapangan.
5. Tahap kelima pelaksaan kurikulum
6. Tahap keenam pelaksaan penilaian dan pemantauan kurikulum 7. Tahap ketujuh pelaksanaan perbaikan dan penyesuaian.
Dari ketujuh tahapan ini ada beberapa tahapan yang memiliki kelemahan yaitu:
Pelaksanaan uji cobanya tidak merata pada seluruh sekolah yang lokasinya sulit dijangkau, memerlukan biaya yang sangat banyak,dan juga keterbatasan tenaga kerja dan keterbatasan fasilitas.
• Tahap kelima pelaksanaan kurikulum
Dalam pelaksanaannya kadangkala tidak sesuai antara teori dan praktek dilapangan.
• Tahap ketujuh pelaksanaan perbaikan dan penyesuaian
Kebanyakan pengembang kurikulum setelah mengevaluasi kurikulum tidak merevisi kurikulum tersebut melainkan membuat kurikulum yang baru, hal inilah yang membuat kurikulum itu tidak semakin baik melainkan menimbulkan permasalahan baru.
E. Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum
Menurut Nana S Sukmadinata (2006: 198) dilihat dari segi pengeluarannya, pengembangan kurikulum dapat dibedakan antara yang bersifat sentralisasi dan desintralisasi. Dalam pengembangan kurikulu, yang sentralisasi bersifat uniform untuk seluruh Negara, daerah atau jenjang jenis sekolah.
1) Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi
Menurut Nana S. sukmadinata (2006: 200) dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi. Maksudnya, implementasi kurikulum hampir seluruhnya tergantung pada kreativitas, kecakapan, kesungguhan dan ketekunan guru.
2) Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat disentralisasi
Menurut Nana. S Sukmadinata (2006: 201) kurikulum disentralisasi disusun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau daerah. Pengembangan kurikulum semacam ini didasarkan atas karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah serta kemampuan. Sekolah atau sekolah-sekolah tersebut.
Kurikulum disentralisasi mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan-kelebihannya meliputi:
b) Kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah baik kemampuan profesional, finannsial, maupun managerial.
c) Disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam pelaksanaannya.
d) Ada motivasi kepada sekolah (kepala sekolah, guru) untuk mengembangkan diri, mencari dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baiknya, dengan demikian akan terjadi semacam kompetisi dalam pengembangan kurikulum.
Beberapa kelemahan bentuk kurikulum ini, adalah:
a) Tidak adanya keseragaman, untuk situasi yang membutuhkan keseragaman demi persatuan nasional, bentuk ini kurang tepat. b) Tidak adanya standar penilaian yang sama,
c) Adanya kesulitan bila ada siswa pindahan kesekolah. d) Sukar untuk mengelola penilaian secara nasional.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan kurikulum itu merupakan usaha untuk mencari bagaimana rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu lembaga.
Pengembangan kurikulum memiliki empat landasan yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial-budaya, dan landasan IPTEK.
Prinsip pengembangan kurikulum terbagi atas dua yaitu prinsip khusus dan prinsip umum.
Ada tujuh tahapan dalam pengembangan kurikulum. Namun, beberapa tahapan tersebut terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya.
Ada dua macam peranan guru dalam pengembangan kurikulum yaitu bersifat sentralisasi dan disentralisasi.
B. Saran
Daftar Pustaka
Hamalik, O. (1990). Pengembangan Kurikulum: Dasar-dasar dan
Perkembangannya. Bandung: Mandar Maju.
Hasan, S.H. (1988). Evaluasi Kurikulum. Jakarta: P2LPTK
Nasution, S. (2005). Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.
Syadih, S. Nana. (1997). Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek. Bandung: