MEMBANGUN PAKTA SOSIAL SEBAGAI MODEL TRIPATRIT IDEALMEMBANGUN PAKTA SOSIAL SEBAGAI MODEL TRIPATRIT IDEAL
state
C S
state
Our Problem
Trikotomi Kepentingan
Negara:
-Menciptakan kesejahteraan rakyat
-Mendorong laju ekonomi -Menjaga ketertiban dan kestabilan politik
-Memenuhi (fulfil) HAM -Memenuhi (fulfil) HAM
Buruh:
-Terpenuhinya hak atas pekerjaan
-Mendapat upah dan kesejahteraan yang layak -Bisa menyelaurkan aspirasi melalui hak berserikat
-Bisa meningkatkan karier
Trikotomi Kepentingan
Menciptakan kesejahteraan Mendorong laju ekonomi Menjaga ketertiban dan kestabilan politik
Memenuhi (fulfil) HAM Memenuhi (fulfil) HAM
Pengusaha:
-Mendapatkan keuntungan atas investasi yang ditanam -Adanya kesapstian hukum dalam hal berusaha
-Bisa menjual produk bermutu secara meluas
Trikotomi Situasi
Negara:Ekonomi masih “terpuruk”;
Pemerintahan tak tegas; Muncul perda-perda restribusi yang
membebani investasi; Daya saing lemah; Birokrasi menghambat; Tak cukup menyediakan infrastuktur; Harga minyak dunia terus
Harga minyak dunia terus
membumbung
Buruh:
Upah rendah; Tak ada jaminan
sosial/kesejahteraan; Lapangan kerja terbatas; Ketrampilan kurang
Trikotomi Situasi
Ekonomi masih “terpuruk”;
Pemerintahan tak tegas; Muncul perda restribusi yang
membebani investasi; Daya saing lemah; Birokrasi menghambat; Tak cukup menyediakan infrastuktur; Harga minyak dunia terus
Harga minyak dunia terus
Pengusaha:
Dukungan kebijakan ekspor kurang; Bahan impor mahal; Pajak
Perbedaan
Pengusaha Asing: Berorientasi pada
daya saing (buruh murah, investasi murah)
murah)
Keuntungan masuk
ke negara asal si pengusaha atau mengalir ke negara tempat investasi baru si pengusaha
Tak memeiliki
kepentingan
dengan kestabilan eknomi==lebih terfokus pada orientasi profit
Pengusaha
Nasional:
Menciptakan
lapangan pekerjaan
Keuntungan
digunakan untuk digunakan untuk reinvestasi kembali (tetap berada di tanah air)
Mendukung
Perlunya Kesadaran Akan
Peran Ideal Para Pihak
Tugas Negara: Mewujudkan impian
masyarakat Negara adil makmur
(Mukadimmah UUD 45) dan
demokrasi (cita-cita reformasi 1998)
regulator, moderator
regulator, moderator
Tugas Masyarakat: Menjadi
warganegara yang taat hukum dan ikut mendukung usaha
dalam mewujudkan impian
masyarakat menjalankan politik kewarganegaraan
Tugas Pengusaha: Membantu
mewujudkan perekonomian yang sehat, daya saing, membayar pajak pada negara, mendukung kestabilan politik implementor ekonomi
Perlunya Kesadaran Akan
Peran Ideal Para Pihak
Tugas Negara: Mewujudkan impian Negara adil makmur (Mukadimmah UUD 45) dan
cita reformasi 1998) regulator, moderator
regulator, moderator
Tugas Masyarakat: Menjadi
warganegara yang taat hukum dan ikut mendukung usaha-usaha negara dalam mewujudkan impian
menjalankan politik kewarganegaraan
Tugas Pengusaha: Membantu mewujudkan perekonomian yang sehat, daya saing, membayar pajak pada negara, mendukung kestabilan
RI
keunikan wilayah
dll
daya saing
RI
ekonomi
budaya
State Situation
Positif
Kepentingan Buruh
?
Kepentingan Pengusaha
?
Perangkat Perundangan Positif Negatif
- Hukum
perburuhan - ???
-Investasi -Investasi
-Perbankan
-Perda Retribusi
Hasil riset nasional Demos tahun 2003
lain menyimpulkan bahwa
Riset DEMOS (2003
Persoalan
Perburuhan
lain menyimpulkan bahwa demokrasi di Indonesia
menghadapi persoalan serius, terutama pada isu
lemahnya
politik rakyat
Hasil riset nasional Demos tahun 2003 – 2005 antara
menyimpulkan bahwa
Riset DEMOS (2003-2005)
Persoalan
Perburuhan
menyimpulkan bahwa demokrasi di Indonesia
menghadapi persoalan serius, terutama pada isu
lemahnya representasi
politik rakyat
Lemahnya representasi ini juga terjadi
pada kelompok
Angkatan Kerja
Buruh Formal
Buruh Berserikat
Potret Buruh
Σ Representasi
Σ Representasi (Eropa)
Σ Representasi (Skandinavia)
Angkatan Kerja 102 Juta
43 Juta
Buruh Berserikat 4,7 Juta
Potret Buruh
Representasi 11 -12 %
Representasi (Eropa) > 40 %
Karakteristik
Aktivis Buruh
dari Perspektif
Riset Demos
[N:43/798]
[N:43/798]
Karakteristik
Aktivis Buruh
dari Perspektif
Pesimisme menghadapi
defisit demokrasi
N
o
Instrumen
kebebasan sipil
1. Politisi
pro-demokrasi 78%
2. Aktivis
rekonsiliasi 72%
3. Aktivis buruh 64 %
4. Aktivis HAM 57
%
5. Aktivis gender 55 %
Pesimisme menghadapi
defisit demokrasi
kebebasan sipil
pemerintahan
Instrumen
78
% Aktivis media 23%
72
% Aktivis gender 21%
Pilihan strategi
No Pilihan strategi aktivis buruh 1. Melalui masyarakat sipil
2. Melalui jalur judisial
3. Melalui masyarakat jalur judisial
4. Melalui sistem legislatif
5. Melalui sistem legislatif dan jalur judisial
6. Melalui masyarakat sipil & sistem legislatif
7. Strategi komprehensif
Pilihan strategi
strategi buruh
F
Melalui masyarakat sipil 38 %
Melalui jalur judisial 18 %
masyarakat sipil dan 12 %
Melalui sistem legislatif 8 %
Melalui sistem legislatif dan 6 %
Melalui masyarakat sipil & 14 %
7
Strategi
INSTRUMENTAL
H/L: hukum, peradilan, kewarganegaraan,
HAM
6 a
H/L: civil society
2
TUJUAN INSTRUMENTAL
H/L: pemerintah, birokrasi, keterwakilan,
akuntabilitas
1
6 b
?
H/L: civil society
AKTOR
3
5 7b
Metode mobilisasi
N
o.
Metode mobilisasi
aktivis buruh
1. Kepemimpinan popular
2. Pola dukungan dan
imbalan
3. Pola kepemimpinan
alternatif
4. Jaringan
5. Unit-unit yang terintegrasi
Metode mobilisasi
mobilisasi
buruh
F
popular
16
%
%
Pola dukungan dan
11
%
Pola kepemimpinan
14
%
28
%
unit yang terintegrasi
31
Aktor dominan
N
o.
Aktor dominan
aktivis buruh
1. Organ eksekutif pusat/lokal
2. Agen-agen represif
2. Agen-agen represif
3. Politisi oligarkhis
4. Pengusaha
5. Pemimpin informal
6. Lain-lain
Aktor dominan
dominan menurut
buruh
F
Organ eksekutif pusat/lokal
40
%
represif
5%
represif
5%
11
%
26
%
Pemimpin informal
17
Salah satu kegagalan tidak
pengusaha adalah pembohong yang selalu mendeklarasikan pengusaha memandang serikat
Hubungan Industrial tak Sehat
Mengapa harus
ada
social pact
kegagalan tidak mulusnya hubungan industrial di Indonesia adalah karena rendahnya rasa saling percaya (mutual distrust) antara buruh dengan pengusaha
tahunya hanya menuntut tanpa
Kondisi tak menentu seperti itu
namun juga akan merugikan
nasional secara keseluruhan Buruh selalu melihat pengusaha adalah pembohong yang selalu mendeklarasikan kerugian sementara pengusaha memandang serikat buruh sebagai pihak yang
Hubungan Industrial tak Sehat
Mengapa harus
social pact
?
buruh sebagai pihak yang tahunya hanya menuntut tanpa peduli dengan kesulitan pengusaha Kondisi tak menentu seperti itu
Pakta-sosial (social pact) diartikan sebagai sebuah proses dialog pada level
issu bersama yang berkaitan kebijakan sosial dan ekonomi pengusaha, pekerja (buruh),
tataran praksisnya, pakta dalam beragam aktivitas, pengambilan keputusan
Apa itu Pakta Sosial ?
pengambilan keputusan Pada akhirnya, pakta-menghasilkan konsensus,
yang terlibat melakukan terobosan kan kepentingan-kepentingan
mendapatkan titik temu bersama.
Prof. Olle T
secara sederhana dapat sebuah hasil yang didapat dari nasional mengenai issu-berkaitan dengan masalah ekonomi diantara pihak (buruh), dan pemerintah. Pada sosial ini dapat mewujud aktivitas, seperti negosiasi dan bersama (concertation).
Apa itu Pakta Sosial ?
bersama (concertation). -sosial ini diharapkan konsensus, setelah pihak-pihak terobosan dan mendamai-kepentingan yang berbeda untuk yang dapat disepakati
Jika mengacu pengalaman terutama di negara-negara dasarnya semua model
secara fundamental berbasis ekonomi bersama dari
dan strategis, baik pengusaha, dari sudut dari sudut kepentingan
Pakta Sosial,
untuk apa dan siapa ?
dari sudut kepentingan lebih luas.
Karena itu, model
memperhadapkan kepentingan sisi dengan kepentingan
secara vis a vis.
Sebaliknya, pakta-sosial benang merah bersama
solution bagi para kondisi ekonomi yang
walfare system yang komponen tripatrit.
pengalaman beberapa negara, negara Skandinavia, pada model pakta-sosial yang ada berbasis pada kepentingan aspek yang sangat penting dari sudut modal atau organisasi buruh, maupun kepentingan ekonomi nasional yang
Pakta Sosial,
untuk apa dan siapa ?
kepentingan ekonomi nasional yang
model pakta-sosial tidak kepentingan pengusaha di satu kepentingan serikat buruh di sisi lain
sosial berupaya mencari bersama menuju kondisi
win-win-pihak, sehingga tercipta baik dalam konteks social
Tripatrit:
Wacana dan Praksis
* pengusaha-pemerintah dituduh
* kondisi buruh
* suasana
* budaya dialog rendah
Tripatrit:
Wacana dan Praksis
Realitas:
pemerintah dituduh berkolaborasi
* kondisi buruh underdog
* suasana dis-trust
Tripatrit,
Wacana dan Praksis
* Masing-masing pihak punya posisi
* Masing-masing pihak * Masing-masing pihak
*
Good faith negotiation
* Mengupayakan Pakta sosial sebagai
Tripatrit,
Wacana dan Praksis
Idealitas:
masing pihak punya posisi yang seimbang
masing pihak saling pro-aktif masing pihak saling pro-aktif
Good faith negotiation
• Semua pihak melakukan evaluasi
dan introspeksi.
• Semua pihak
pikir dan membangun
• Membudayakan dialog untuk mencari solusi bersama.
Prasyarat dan Agenda:
mencari solusi bersama.
• Menjadikan fakta sosial sebagai salah satu model alternatif dengan melakukan komparasi pengalaman
negara lain.
• Mencoba memulai dari yang nyata, bukan dari yang mungkin.
Semua pihak melakukan evaluasi dan introspeksi.
Semua pihak “meluruskan” pola pikir dan membangun good will.
Membudayakan dialog untuk mencari solusi bersama.
Prasyarat dan Agenda:
mencari solusi bersama.
Menjadikan fakta sosial sebagai salah satu model alternatif dengan
omparasi pengalaman negara lain.
• Kesulitan menentukan topik dan
tema yang bisa disepakati bersama.
• Kesulitan mempertemukan semua komponen dalam waktu yang sama.
• Kesulitan menghasilkan
kesepakatan yang bisa mengikat
5 Putaran KDSP
kesepakatan yang bisa mengikat kepentingan bersama.
• Harapan terciptanya dialog dan komunikasi yang semakin cair
diantara komponen tripatrit.
• Keterbatasan Demos (waktu, dana, dan mandat lembaga).
Kesulitan menentukan topik dan tema yang bisa disepakati bersama.
Kesulitan mempertemukan semua komponen dalam waktu yang sama.
Kesulitan menghasilkan
kesepakatan yang bisa mengikat
5 Putaran KDSP
kesepakatan yang bisa mengikat kepentingan bersama.
Harapan terciptanya dialog dan komunikasi yang semakin cair
diantara komponen tripatrit.
5 Prinsip
* Bedakan antara individu dan permasalahannya.
* Konsentrasi pada kepentingan bersama, bukan pada posisi personal.
* Kembangkan pilihan-pilihan dimana semua pihak akan diuntungkan (win
dalam beberapa hal.
* Kembangkan pilihan-pilihan dimana semua pihak akan diuntungkan dalam banyak hal dan pastikan untuk menggunakan kriteria yang objektif.
* Putuskan atau tolak sebuah solusi dengan membandingkannya dengan alternatif terbaik.
Sumber: Modul Pelatihan ”Komunikasi dan Persepsi”, Friedrich Ebert Stiftung (FES), 2006.
Negosiasi Harvard
* Bedakan antara individu dan permasalahannya.
* Konsentrasi pada kepentingan bersama, bukan pada posisi personal.
pilihan dimana semua pihak
win-win solution) dalam beberapa hal.
pilihan dimana semua pihak akan diuntungkan dalam banyak hal dan pastikan untuk menggunakan kriteria yang objektif.
* Putuskan atau tolak sebuah solusi dengan membandingkannya dengan alternatif terbaik.