• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKONOMI MAKRO PENGARUH SEKTOR KELAUTAN I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EKONOMI MAKRO PENGARUH SEKTOR KELAUTAN I"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

EKONOMI MAKRO

PENGARUH SEKTOR KELAUTAN INDONESIA

TERHADAP KETAHANAN EKONOMI NASIONAL

Disusun oleh:

1.

Fakhrudin Hidayat

(41183402130180)

2.

Johan Teguh Pambudi

(41183402130151)

3. Sri Rahmad Santoso

(41183402130053)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM “45” BEKASI

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pengaruh Peningkatan Sektor Kelautan Indonesia Terhadap Ketahanan Ekonomi Nasional” ini dengan tepat waktu.

Makalah ini berisikan tentang informasi Pemanfaatan Sumber Daya Alam Indonesia sebagai Negara Maritim dimana sebagian besar wilayah merupakan daerah kelautan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir katakami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Bekasi, 14 Juli 2014

(3)

DAFTAR ISI

2.1 POTENSI SUMBER DAYA KELAUTAN INDONESIA...6

2.1.1 Ikan...7

2.1.2 Terumbu Karang...7

2.1.3 Rumput laut...8

2.1.4 Mangrove...8

2.1.5 Garam...9

2.1.6 Minyak Bumi dan Gas...10

2.2 KENDALA YANG MENGHAMBAT...11

2.2.2 Lemahnya Penegakan Hukum...13

2.3 UPAYA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MELALUI SEKTOR...14

KELAUTAN...14

2.3.1 Empat Faktor Upaya Yang Harus Dibangun :...14

2.3.2 Strategi Yang Harus Dilakukan Pemerintah Dalam Pembangunan Kelautan Perikanan ...15

BAB III...19

PENUTUP...19

3.1 KESIMPULAN...19

3.2 SARAN...19

3.3 HARAPAN UNTUK MASA DEPAN...20

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara kepulauan terluas di dunia dengan 17.504 pulau yang tersebar dari Sabang (Aceh) hingga Merauke (Papua) dengan panjang garis pantai kurang lebih 81.000 km. Rangkaian pulau-pulau ini disebut pula sebagai kepulauan Nusantara. Luas wilayah Indonesia secara keseluruhan mencapai 5.193.252 , dimana dua pertiga luas wilayahnya merupakan lautan.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi laut yang berlimpah. Selain ikan, berbagai sumberdaya lain terdapat di sini. Seperti pertambangan, rumput laut, terumbu karang, dan sebagainya. Potensi-potensi tersebut perlu dikelola secara terpadu agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Namun, selama ini potensi laut tersebut belum termanfaatkan dengan baik dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa pada umumnya, dan pemasukan devisa negara khususnya. Bahkan, sebagian besar hasil pemanfaatan laut selama ini justru “lari” atau “tercuri” ke luar negeri oleh para nelayan asing yang memiliki perlengkapan modern dan beroperasi hingga perairan Indonesia secara ilegal.

(5)

RUMUSAN MASALAH

1.1.1. Apa saja kekayaan hasil laut Indonesia?

1.1.2. Kendala apa saja yang menghambat dalam pemanfaatan hasil laut Indonesia?

1.1.3. Upaya apa saja yang harus dilakukan untuk peningkatan perekonomian dari hasil laut?

TUJUAN

Tujuan penyusunan makalah ini adalah:

1.1.4. Untuk mengetahui kekayaan hasil laut Indonesia.

1.1.5. Untuk mengetahui kendala-kendala yang menghambat pemanfaatan hasil laut Indonesia.

1.1.6. Untuk mengetahui upaya-upaya yang harus dilakukan untuk peningkatan perekonomian dari hasil laut.

BAB II

(6)

2.1 POTENSI SUMBER DAYA KELAUTAN INDONESIA

Dengan 17.504 pulau, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Garis pantainya mencapai 81.000 , terpanjang di dunia setelah Kanada, Amerika Serikat dan Rusia. Enam puluh lima persen dari total 467 kabupaten/kota yang ada di Indonesia berada di pesisir. Pada 2010 populasi penduduk Indonesia mencapai lebih dari 237 juta jiwa, dimana lebih dari 80% hidup di kawasan pesisir.

Laut Indonesia dapat dirinci sebagai berikut:

No. Perairan Luas

1. Perairan kepulauan 2,3 juta 2. Perairan teritorial 0,8 juta 3. Perairan ZEE Indonesia 2,7 juta Jumlah keseluruhan 5,8 juta

Berdasarkan konvensi hukum laut (United Nations Convention on the Law of the Sea/UNCLOS 1982), perairan dibagi dalam beberapa zona. Di dalam zona yang sudah ditetapkan, suatu negara memiliki hak pemanfaatan penuh untuk mengolah sumberdaya yang ada. Namun, kewajiban dalam hal konservasi menjadi tanggungjawab negara yang bersangkutan.

Gambar 2.1 Pembagian Zona Perairan

Beberapa sumber daya kelautan yang dapat dimanfaatkan diantaranya:

(7)

 Transportasi, komunikasi dan keindahan alam.

2.1.1 Ikan

Sumberdaya ikan yang hidup di wilayah perairan Indonesia dinilai memiliki tingkat keragaman hayati (bio-diversity) paling tinggi. Sumberdaya tersebut paling tidak mencakup 37% dari spesies ikan di dunia (Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1994). Di wilayah perairan laut Indonesia terdapat beberapa jenis ikan bernilai ekonomis tinggi antara lain : tuna, cakalang, udang, tongkol, tenggiri, kakap, cumi-cumi, ikan-ikan karang (kerapu, baronang, udang barong/lobster), ikan hias dan kekerangan termasuk rumput laut (Barani, 2004).

Potensi ikan yang diperkirakan terdapat sebanyak 6,26 juta ton pertahun yang dapat dikelola secara lestari dengan rincian sebanyak 4,4 juta ton dapat ditangkap di perairan Indonesia dan 1,86 juta ton dapat diperoleh dari perairan ZEEI.

2.1.2 Terumbu Karang

Kepulauan Indonesia terbentang antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Luas terumbu karang di Indonesia mencapai 50.875 , atau sekitar 18% dari total kawasan terumbu karang dunia. Sebagian besar terumbu karang ini berlokasi di bagian timur Indonesia, di wilayah yang lazim disebut segitiga karang (coral triangle).

Terumbu karang Indonesia di kawasan segitiga karang adalah salah satu yang terkaya dalam keanekaragaman hayati di dunia, rumah bagi sekitar 590 spesies karang keras. Terumbu di Kepulauan Raja Ampat diakui para ilmuwan sebagai “pusat” keanekaragaman hayati terumbu karang dunia.

Selain membawa keuntungan ekonomi, ekosistem terumbu karang melindungi pantai dari hantaman gelombang, sehingga mengurangi abrasi dan kerusakan. Terumbu karang juga berkontribusi kepada sektor penangkapan ikan dengan menyediakan daerah pemijahan dan asuhan, penyediaan makanan dan tempat berlindung beragam jenis mahluk laut.

2.1.3 Rumput laut

(8)

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman jenis rumput laut yang sangat tinggi, bahkan oleh para ahli rumput laut mengatakan Indonesia sebagai lumbung rumput laut. Daerah penghasil rumput laut meliputi perairan pantai yang mempunyai paparan terumbu (reef flats), seperti Kepulauan Riau, Bangka-Belitung, Seribu, Karimunjawa, Selat Sunda, pantai Jawa bagian selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, pulau-pulau di Sulawesi dan Maluku. Perairan ini merupakan tempat tumbuh dari semua jenis rumput laut yang ada di Indonesia.

2.1.4 Mangrove

Indonesia mempunyai sebaran ekosistem mangrove yang luas, bahkan terbesar di dunia (FAO, 2007). Menurut Spalding et al. pada 2010 diperkirakan luas mangrove di Indonesia sekitar 3.189.359 hektar, hampir mencapai 60% luas total mangrove Asia Tenggara. Jumlah ini juga merupakan 20% dari total tutupan mangrove yang ada di dunia. Menurut FAO, ada 48 spesies mangrove di Indonesia, membuat Indonesia menjadi pusat penting keanekaragaman hayati mangrove dunia.

2.1.5 Garam

Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan merupakan potensi yang tinggi untuk menghasilkan produksi garam dalam jumlah besar. Beberapa pulau yang terkenal dengan produksi garamn antara lain Madura dan NTT. Data dari

Kementrian Perindustrian menyebutkan bahwa pada tahun 2009, produksi garam nasional mencapai 1.265.600 ton.

Di dalam 1000 gr air laut, terdapat 96,6% air murni dan sekitar 3,5% zat terlarut yang meliputi zat-zat anorganik, senyawa organik yang berasal dari makhluk hidup dan gas-gas yang terlarut. Zat-zat anorganik utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Zat-zat anorganik ini bersumber dari pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang

(9)

Berdasarkan fungsinya, garam terbagi menjadi dua jenis yaitu garam konsumsi dan garam industri. Garam konsumsi merupakan jenis garam yang biasa dikonsumsi sebagai pemberi rasa asin dan gurih pada makanan. Garam jenis ini sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk mendukung fungsi organ tubuh. Menurut Ahli Gizi, di dalam tubuh manusia keberadaan garam berguna untuk membantu

kontraksi otot, membantu sel-sel saraf bekerja, membantu konsentrasi otak dan menjaga tubuh agar tidak lemas. Selain itu, konsumsi garam dalam batas normal dapat membantu mempertahankan cairan dalam tubuh untuk proses sirkulasi dalam darah.

Garam jenis kedua adalah garam industri yaitu garam yang digunakan baik sebagai bahan baku maupun sebagai bahan tambahan untuk industri lain. Di dalam industri klor-alkali, garam digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan gas klorin, soda kaustik, dan berbagai produk lainnya. Selain itu, garam juga digunakan di industri pengolahan logam sebagai pemurni alumunium, di industri sabun sebagai pemisah gliserol dari air, di industri karet sebagai pemisah karet dari getahnya, dan industri-industri lain seperti industri tekstil, minyak, keramik, farmasi dan kertas.

2.1.6 Minyak Bumi dan Gas

Sumur minyak sebagian besar menghasilkan minyak mentah, dan terkadang ada juga kandungan gas alam di dalamnya. Karena tekanan di permukaan bumi lebih rendah daripada di permukaan tanah, beberapa gas akan keluar dalam bentuk campuran. Sumur gas sebagian besar menghasilkan gas. Tapi, karena tekanan suhu dan tekanan di bawah tanah .

Gas bumi sebagai sumber energi dan sumber bahan baku memiliki peran penting di Indonesia saat ini dan masa mendatang. Potensi gas bumi yang dimiliki Indonesia

berdasarkan status tahun 2008 mencapai 170 TSCF dan produksi pertahun mencapai 2,87 TSCF, dengan komposisi tersebut Indonesia memiliki reserve to production (R/P)

mencapai 59 tahun .

(10)

yang paling besar, hampir setengah dari konsumsi energi nasinal ditopang oleh suplai minyak bumi.

Indonesia saat ini memiliki cadangan minyak sebesar 7,7 miliar barel. Angka ini terdiri dari 4,039 miliar barel cadangan proven dan 3,692 miliar barel cadangan berpotensi.

Indonesia merupakan anggota OPEC, sebagai salah satu pengekspor minyak bumi. Pada tahun 2008 Indonesia resmi keluar dari keanggotaan OPEC karena produksi dalam negeri masih belum dapat tercukupi. Rata-rata kebutuhan dalam negeri adalah 1,3 juta barel per hari. Permintaan ini tidak diiringi dengan produksi minyak yang hanya sebesar 804.000 barel per hari.

Upaya untuk mencari sumur produksi baru, para ahli perminyakan berusaha mengembangkan teknologi untuk meningkatkan produksi minyak yang lebih maksimal. Cadangan minyak bumi terbesar di Indonesia terdapat di Sumatera bagian tengah dengan nilai 3,847 miliar barel cadangan

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) menyatakan kegiatan eksplorasi merupakan solusi untuk menggenjot lifting atau produksi minyak bumi yang saat ini menurun. Dalam APBD 2014 ditetapkan target lifting minyak sebesar 870.000 barel oil per day (bopd). Namun, SKK Migas memperkirakan lifting tahun ini hanya dapat tercapai sekitar 804.000 bopd.

Gas bumi masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Untuk itu, maka pemerintah dalam rangka mendukung perencaanan pasokan gas untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri melakukan kajian dan menetapkan Neraca Gas Bumi Indonesia tahun 2010-2025 dan menetapkan rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional serta memprioritaskan pemanfaatan melalui Kebijakan Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Gas Bumi dalam Negeri.

Terkait dengan pemanfaatan gas bumi untuk domestik, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM No. 03 Tahun 2010 tentang Alokasi dan

(11)

Selain itu dalam Permen ESDM No. 3 Tahun 2010 Pasal 4 dijelaskan bahwa dalam rangka mendukung pemenuhan Gas Bumi untuk kebutuhan dalam negeri, kontraktor wajib ikut memenuhi kebutuhan Gas Bumi dalam negeri dengan menyerahkan sebesar 25% dari hasil produksi Gas Bumi. Sekiranya pemenuhan kebutuhan domestik belum terpenuhi dengan kuota 25% maka Menteri ESDM menetapkan kebijakan alokasi dan Pemanfaatan Gas Bumi dari cadangan Gas Bumi yang dapat diproduksi dari setiap lapangan Gas Bumi pada suatu wilayah kerja.

2.2 KENDALA YANG MENGHAMBAT

Menurut UU No.5/1983 sumber daya alam laut dibagi atas dua kelompok, yakni sumber daya alam hayati dan non-hayati. Ikan adalah sumber daya alam hayati yang paling dominan di ZEE. Disamping banyak pula ragam kekayaan alam hayati lain yang dapat dimanfaatkan untuk konsumsi dalam negeri maupun untuk ekspor.

Sayangnya tingkat pemanfaatan Indonesia masih sangat terbatas. Bahkan bila melihat angka ekspor tergolong rendah dibanding dengan negara ASEAN lainnya memiliki sedikit wilayah perairan laut.

Sessungguhnya terdapat dua aspek yang jadi kendala bagi Indonesia, yakni:

2.2.1 Aspek Kultural

Aspek ini yang merupakan kendala utama, yakni tercermin pada rendahnya perhatian masyarakat terhadap dunia maritim (kelautan). Kenyataanya sebagian besar masyarakat Indonesia hingga kini masih kuat terbelenggu budaya agraris yang berorientasi daratan. Sedangkan reorientasi ke kawasan maritim sangat lamban.

(12)

Keterbatasan armada laut, serta berbagai sarana penunjang operasional lainnya merupakan kendala serius bagi Indonesia baik dalam konteks pemanfaatan, maupun dalam kerangka pengawasan sumber daya alam laut di kawasan ZEEI.

Menyadari keterbatasan modal dan teknologi, pemerintah dengan memperhatikan UU No.5/1983, akhirnya memberikan kesempatan bagi swasta nasional mau pun asing untuk ikut menggarap kekayaan dikawasan tersebut. Namun masalahnya, akibat lemahnya pengawasan, sering terjadi penyimpangan dan pengingkaran terhadap ketentuan

perundang-undangan yang ada. Fakta lapangan menunjukkan, betapa banyak armada nelayan asing beroperasi di ZEEI tanpa seijin pemerintah RI. Bahkan sebagian diantaranya berani memasuki wilayah perairan teritorial dan mengganggu nelayan tradisional kita seperti terjadi di Aceh, Pekalongan, Sulawesi Utara, Maluku dan sebagainya.

Meski sebagian kasus pelanggaran berhasil ditindak –melalui operasi penegakkan hukum diperairan laut–, namun tampaknya belum menunjukkan hasil maksimal. Sebab selain keterbatasan kapal, tingginya biaya operasional, juga minimnya sumber daya manusia penegak hukum yang secara khusus menangani kawasan perairan laut.

2.2.2 Lemahnya Penegakan Hukum

Tak dapat disangkal salah satu tantangan serius bagi Indonesia saat ini adalah masalah penegakan hukum di laut. Baik dalam hal kemampuan tenaga aparat hukumnya, mau pun aspek sarana operasionalnya. Ketentuan perundang-undangan menegaskan bahwa “Aparat Penyidik” atas pelanggaran hukum di kawasan ZEEI adalah “Perwira TNI-AL yang ditunjuk Panglima TNI”.

(13)

pendapatan negara, maka perlu kebijakan politik strategi mengatasi berbagai kendala tersebut.

Patut dipahami kemampuan mengawasi dan memanfaatkan ZEE memiliki makna penting, baik bagi Indonesia sendiri maupun bagi dunia internasional. Pasalnya, ZEE sebagai “specific legal regime” senantiasa berkaitan erat dengan ketentuan internasional dalam bidang kelautan. Artinya ketentuan internasional tentang ZEE tidak hanya mengatur hak kedaulatan dan yurisdiksi suatu negara pada kawasan tersebut, tetapi juga tentang kewajiban yang berhubungan dengan pelestarian alam, kebersihan lingkungan dan penelitian ilmiah.

Mengawasi dan mengendalikan kawasan ZEE yang mencakup beragam aspek dan dua dimensi tadi jelas satu tantangan yang serius bagi Indonesia, sebab secara riil

kemampuan Indonesia masih sangat terbatas, termasuk jumlah tenaga ahli kelautan yang sangat langka. Akibatnya, banyak pelanggaran hukum dilaut terutama di ZEE tidak tertangani dengan baik.

2.3 UPAYA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MELALUI SEKTOR

KELAUTAN

Untuk menjawab segala tantangan dan permasalahan yang ada , pemerintah perlu melakukan usaha yang lebih signifikan guna menjadikan sektor kelautan dan perikanan sebagai tulang punggung pembangunan ekonomi bangsa.

2.3.1 Empat Faktor Upaya yang harus dibangun :

(14)

 Kedua, mendorong peningkatan nilai investasi kelautan dan perikanan dari penanaman modal dalam negeri. Hal ini dimaksudkan agar besarnya potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang dimiliki bangsa ini dapat dinikmati oleh warga negaranya sendiri. Selain itu pemerintah perlu untuk melakukan kajian lebih detail tentang usaha-usaha perikanan yang dapat dikembangkan di Indonesia di tahun-tahun yang akan datang.

 Ketiga, memperbaiki daya saing produk kelautan dan perikanan di pasar Internasional. Pemerintah industri dan masyarakat hendaknya dapat bekerjasama secara sinergis guna meningkatkan nilai daya saing produk tersebut. Pola kemitraan antara ketiga elemen tersebut sangat berarti dalam mendorong kualitas produk kelautan dan perikanan. Selain itu perlu juga adanya program peningkatan SDM berupa pelatihan, penyuluhan dan keterampilan yang lebih terpadu kepada masyarakat perikanan.

 Keempat, pemerintah perlu membuat regulasi yang tepat untuk mengoptimalkan potensi kelautan dan perikanan. Peraturan dan birokrasi yang dibuat ini mampu

hendaknya menyelesaikan segenap permasalahan dunia kelautan dan perikanan, seperti sengketa perbatasan dan pulau terluar, persoalan desentralisasi dan otonomi daerah, illegal fishing dan penggunaan alat tangkap, regulasi yang mendukung peningkatan iklim investasi serta berbagai tata peraturan lainnya yang mampu menyentuh kesejahteraan masyarakat nelayan.

2.3.2 Strategi yang harus dilakukan pemerintah dalam pembangunan kelautan perikanan

 Meningkatkan Kemampuan SDM Kelautan Perikanan

Pengembangan sumberdaya manusia pada sektor perikanan dan kelautan ditujukan tidak saja kepada pembudidaya ikan/nelayan atau masyarakat perikanan pada umumnya, tetapi juga termasuk pada pemerintah untuk pembinaan perikanan dan kelautan itu sendiri.

(15)

kepercayaan terhadap diri sendiri, kemampuan berwira swasta serta tanggung jawab baik sebagai anggota keluarga, warga masyarakat ataupun pribadi mandiri.

Oleh karena itu pembinaan terhadap pembudiya ikan/nelayan tidak hanya ditujukan kepada fungsi mereka sebagai faktor produksi atau tenaga kerja, tetapi juga kepada fungsi mereka sebagai sumberdaya insani yang memerlukan keseimbangan kesejahtraan rohani dan jasmani.

Sedangkan terhadap aparat pembina diharapkan akan tetap mau dan mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta wawasan sesuai perkembangan yang terjadi melalui berbagai kesempatan baik dalam negeri maupun di luar negeri.

 Memanfaatkan Sumberdaya Kelautan Perikanan Secara Optimal, Efisien dan Berkelanjutan (Suistainable)

Potensi lahan kelautan dan perikanan cukup besar dan berpeluang untuk dikembangkan secara optimal tanpa mengganggu kelestariannya dengan tingkat efektifitas melalui usaha ekstensifikasi, identifikasi, diverifikasi dan rehabilitasi serta dengan menggunakan teknologi tepat guna dan memberikan prioritas utama terhadap komoditas ekonomis penting serta komoditas unggulan yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

Disamping itu usaha pemgembangan kelautan perikanan juga memungkinkan untuk ekstensifikasi dengan mendorong kearah penagkapan jarak jauh serta pengembangan usaha budidaya laut pada lokasi potensial

Dalam hubungannya dengan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan tetap berorientasi pada pembangunan perikanan yang ramah lingkungan serta mengutamakan kelestarian sumberdaya hayati. Selain itu juga perlu diarahkan untuk pencapaian

produktifitas yang optimal, pemanfaatan secara rasional, peningkatan pendapatan serta pembangunan struktur usaha yang seimbang antara usaha skala besar maupun usaha kecil.

(16)

Pembangunan kelautan dan perikanan merupakan salah satu kegiatan yang ekonomis dan mempunyai nilai strategis dan sangat prospektif. Hal ini mengingat kecendrungan semakin meningkatnya permintaan dunia akan produk hasil perikanan

Sehubungan dengan meningkatnya permintaan tersebut maka selain pencapaian target produksi, upaya peningkatan pengawasan mutu hasil perikanan juga merupakan faktor utama dalam meningkatkan hasil produksi. Langkah-langkah yang ditempuh oleh Dinas adalah penanganan dan pengolahan pasca panen yang dilaksanakan oleh petani ikan sesuai anjuran teknis serta peningkatan teknologi dan pemrosesan produk. Peningkatan akses pasar yang tidak hanya lokal tetapi juga nasional bahkan internasional (distribusi ekspor) sesuai dengan jenis komoditas yang diusahakan dan diperlukan pasar.

 Meningkatkan Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam perlu dilaksanakan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Peraturan-peraturan di bidang kelautan dan perikanan lebih mengarah dalam upaya menjaga kelestarian sumberdaya kelautan perikanan, agar pelaksanaan sejalan dengan peraturan yang berlaku perlu adanya pengawasan dan pengendalian di lapangan.

Dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian sebagai upaya penegakan

peraturan di bidang kelautan dan perikanan, perlu didahului oleh pembinaan dan sosialisasi tentang hukum kepada pelaku usaha di bidang kelautan dan perikanan khususnya

pembudidaya ikan dan nelayan serta masyarakat pada umumnya.

Untuk lebih mengoptimalkan pengawasan, akan dilakukan pembinaan sistem pengawasan mandiri oleh masyarakat melalui penggalangan SISWASMAS (Sistem Pengawasan Masyarakat) dan POKWASMAS (Kelompok Pengawas Masyarakat).

(17)

Potensi lahan kelautan dan cukup besar dan berpeluang untuk dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal tanpa menggangu lingkungannya dengan mengutamakan kelestarian sumberdaya hayati. Dilakukan peningkatan rehabilitasi dan konservasi sumberdaya kelautan dan perikanan dengan cara Penanaman mangrove (pohon bakau) di wilayah pesisir yang mengalami abrasi.

 Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Dalam Rangka Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan Perikanan

Dalam rangka peningkatan pengembangan kegiatan usaha kelautan perikanan yang turut berpengaruh terhadap pemasaran. Pembangunan infrastruktur dan rehabilitasi prasarana serta peningkatan sarana menjadi hal yang utama dalam rangka pemanfaatan sumberdaya kelautan perikanan.

 Menciptakan Lapangan Kerja Baru Di Bidang Usaha Kelautan Perikanan

Adanya pertambahan penduduk dari tahun ke tahun akan mengakibatkan semakin sempitnya lahan pekerjaan di segala sektor. Dan selaras dengan komitmen pemerintah untuk menanggulangi penganguran maka Pembangunan Infrastruktur pada sektor Kelautan Perikanan sangat mendukung dalam menciptakan lapangan kerja baru.

 Memberdayakan Sosial Ekonomi Masyarakat Kelautan Perikanan

Dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa masyarakat pesisir merupakan masyarakat yang sangat tertinggal atau mempunyai pendapatan yang relative rendah dan merupakan salah satu kelompok masyarakat yang memiliki strata sosial terendah.

Oleh karena itu Dana Penguatan Modal Perikanan adalah salah satu langkah awal dalam rangka peningkatan sosial ekonomi masyarakat kelautan perikanan.

(18)

Pengetahuan, Penguasaan dan Penerapan Teknologi terhadap masyarakat perikanan umumnya terbatas, oleh karena itulah peran Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Perikanan dalam hal ini sebagai media dalam mengembangkan dan memperkuat sistem informasi yang berguna dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, inovasi dan motivasi masyarakat perikanan, terutama dalam rangka meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan.

Dengan adanya dukungan semua pihak serta usaha yang lebih komprehensif dan nyata dari pemerintah, diharapkan sektor kelautan dan perikanan mampu menjadi sektor basis yang menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi negara. Sehingga dengan

pertumbuhan tersebut akan menciptakan efek pengganda (multiplier effect) yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan negara secara keseluruhan serta memacu pertumbuhan sektor-sektor lainnya.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang sangat kaya akan sumber daya alam, adapun sumberdaya yang ada di sektor kelautan meliputi :

 Sumberdaya pulih : ikan, terumbu karang, rumput laut, hutan mangrove dan garam.  Sumberdaya tidak dapat pulih : minyak bumi, gas, hasil tambang dan mineral.  Energi : gelombang dan angin.Transportasi, komunikasi dan keindahan alam.

Melihat besarnya Kekayaan alam di Indonesia terutama di sektor kelautan apabila bisa digali dan dimanfaatkan secara proposional maka diharapkan sektor kelautan dan

(19)

pengganda (multiplier effect) yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan negara secara keseluruhan serta memacu pertumbuhan sektor-sektor lainnya. Sehingga memicu meningkatnya perekonomian Negara Indonesia.

3.2 SARAN

 Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (Aparatur dan Masyarakat Perikanan)  Pemerintah harus menyediakan armada laut, serta berbagai sarana penunjang

operasional lainnya agar pemanfaatan kekayaan sumber daya laut dapat maksimal.  pemerintah perlu membuat regulasi yang tepat untuk mengoptimalkan potensi kelautan

dan perikanan .

 Pemerintah harus bekerjasama dengan TNI-AL dalam upaya Mengawasi dan mengendalikan kawasan ZEE yang mencakup beragam aspek .

 Pemerintah , industri dan masyarakat hendaknya dapat bekerjasama secara sinergis guna meningkatkan nilai daya saing dari produk-produk hasil dari kelautan dan perikanan .

3.3 HARAPAN UNTUK MASA DEPAN

Masa depan adalah era kehidupan bahari. Ini antara lain ditandai dengan menguatnya dinamika di kawasan Pasific. Karena itu sudah saatnya Indonesia

memperhatikan pembangunan disektor kelautan secara sungguh sungguh. Pada tahap pertama, sasaran pembangunan ditujukan kepada aspek pemecahan pelbagai kendala keterbatasan yang ada.

Sementara untuk jangka panjang, pembangunan harus mampu mengembalikan orientasi basis kehidupan masyarakat Indonesia sesuai dengan fitrahnya sebagai bangsa bahari yang tumbuh dan berkembang seirama dengan ritme globalisasi. Orientasi kelautan ini penting sebab di masa mendatang, sektor kelautan semakin vital dan penting bagi kehidupan ummat manusia.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

1. Eafm-indonesia.net 2. Lontar.ui.ac.id

3. Oceanografi.loipi.go.id 4. Esdm.go.id

5. Merdeka.com

6. www.dekin.kkp.go.id

7. http://id.wikipedia.org/wiki/Kementerian_Kelautan_dan_Perikanan_Indonesia

8. Arikunto, S. (1990) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rhineka Cipta

Gambar

Gambar 2.1 Pembagian Zona Perairan

Referensi

Dokumen terkait

siswa yang memperoleh nilai 75 dan presentasinya berjumlah 67,57% artinya bahwa siswa tidak dapat menguasai 75% dari materi yang diajarkan sehingga dapat

Mengacu kepada tinjauan pustaka dan studi yang telah dilakukan sebelumnya 9 maka variabel yang diduga yang memengaruhi aliran ekspor pakaian jadi Indonesia adalah GDP

Memberi maklumat mutakhir kepada pihak Fakulti Pendidikan, UTM mengenai tahap kesediaan guru pelatih UTM sekiranya ditempatkan mengajar di Sabah dan Sarawak serta

Sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/21/PBI/2014 tentang Penerapan Prinsip Kehati-hatian Dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri Korporasi Nonbank

Memproduksi sistem merupakan tahap dimana iklan yang telah dirancang diwujudkan secara nyata dalam sebuah video. Pada tahap ini pembuatan desain grafis yang mendukung

Dari pengamatan yang telah penulis lakukan berdasarkan hasil observasi langsung dengan Reservation Agent penulis telah memberi kesimpulan bahwa penanganan pemesanan kamar

Yaitu beberapa orang yang ahli tentang seluk-beluk zakat (hukum-hukumnya, barang-barang dan kadar masing-masing yang dizakati dan sebagainya) yang diangkat oleh Nabi

Lelang jabatan atau seleksi dan promosi jabatan publik secara terbuka merupakan suatu sistem mekanisme yang dilakukan dalam mengimplementasikan pengangkatan pegawai