• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SIG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SIG"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

UNTUK ANALISA DAN PEMETAAN KEBUTUHAN UNIT

SEKOLAH BARU DI KABUPATEN PAMEKASAN

Muhsi1), Yuri Efenie2)

1

Teknik Informatika, Fak. Teknik, Univ. Islam Madura

2

Sistem Informasi, Fak. Teknik, Univ. Islam Madura Jl. PP. Miftahul Ulum Bettet, Pamekasan 69351, Madura

Telp. (0324) 32178, 331084

E-mail :

muhsiy@gmail.com

1)

,

you_3feny@yahoo.com2)

Abstraks

Kabupaten Pamekasan sebagai kota pendidikan dituntut untuk selalu melakukan pembenahan dalam berbagai hal termasuk dalam penyiapan fasilitas pendidikan di daerahdaerah. Dengan demikian dibutuhkan suatu perencanaan kebutuhan fasilitas pendidikan yang mempu memprediksi jumlah kebutuhan unit sekolah baru sehingga pelaksanaannya dapat sesuai dengan jumlah penduduk usia sekolah, kelas dan sekolah itu sendiri. Dalam hal ini teknik Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat digunakan untuk memetakan persebaran kebutuhan unit sekolah baru di setiap kecamatan di Kabupaten Pamekasan. Untuk menghitung kebutuhan unit sekolah baru digunakan pedoman dari Kementerian Pekerjaan Umum sehingga benar-benar sesuai dengan kebutuhan. Melalui proyeksi penduduk usia sekolah dengan formula Exponential rate of growth (pertumbuhan rata-rata penduduk ) didapat hampir semua kecamatan membutuhkan pengembangan unit sekolah baru. Akan tetapi karena tidak memungkinkan dalam satu waktu untuk membangun maka dibuat plotting sehingga untuk SMP kecamatan yang membutuhkan adalah Kecamatan Tlanakan 1 unit, Kecamatan Pademawu 1 unit, Kecamatan Pamekasan 1 unit, Kecamatan Pegantenan 1 unit, Kecamatan Pakong 1 unit dan Kecamatan Waru 1 unit. Untuk tingkat SMA adalah Kecamatan Tlanakan 1 unit, Kecamatan Proppo 1 unit, Kecamatan Pegantenan 1 unit, Kecamatan Kadur 1 unit, dan Kecamatan Waru 1 unit

Keywords: SIG, Sekolah Menengah, USB

1. PENDAHULUAN

Sebagai kota pendidikan, Kabupaten Pamekasan tentunya dituntut untuk terus mengembangkan berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan mulai dari memacu prestasi peserta didik untuk terus berprestasi, peningkatan sarana maupun prasaranan dan pengembangan pendidikan kejuruan yang selaras dengan potensi wilayah.

Dari aspek sarana ataupun prasarana pendidikan khususnya dalam penyediaan lokal kabupaten Pamekasan masih belum mencukupi bahkan terjadi ketimpangan antara daerah khususnya untuk sekolah menengah. Beberapa tahun terakhir jumlah unit sekolah menengan paling banyak adalah, untuk tinggkat SMP/MTs Kecamatan Palengaan dengan jumlah 83 unit dan SMA/MA/SMK berjumlah 25. Sementara yang paling rendah adalah di kecamatan Galis hanya terdapat 11 unit SMP/MTs dan SMA/ MA/SMK yang terendah adalah Kecamatan Pakong dengan jumlah 4 unit.

Kondisi yang demikian menyebabkan berjubelnya suatu lembaga pendidikan di suatu wilayah sehingga tidak banyak yang tidak tertampung serta sebaliknya akan terdapat

sekolah yang hanya mendapatkan siswa sedikit yang tidak sesuai dengan kuota. Dalam hal ini perlu dipetakan kebutuhan unit sekolah baru di setiap kecamatan untuk pemerataan dan peningkatan angka APK atau APM di Kabupaten Pamekasan. Pemetaan ini dimaksudkan untuk melihat kondisi eksisting sekolah yang ada untuk kemudian dilakukan analisa kebutuhan unit sekolah baru.

Saat ini teknik yang paling baik yang selalu digunakan untuk memetakan data atau inoformasi di permukaan bumi adalah dengan Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG memiliki fungsi untuk menyajikan informasi di permukaan bumi dalam bentuk peta digital. Informasi yang dapat diolah dan disajikan dalam peta digital berupa data semua hal yang ada di permukaan bumi mulai tanah, manusia, lokasi suatu tempat, bagunan dan lain semacamnya yang kemudian lebih dikenal dengan data spasial.

2. TEORI

2.1. Sistem Informasi Geografis (SIG)

(2)

2

perangkat keras, perangkat lunak, data geografis

dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis (Puntadewo, 2003). Dengan kata lain Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah system informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah basis data termasuk juga orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini. (Sembiring, 2007)

Penggunaan SIG sering kali didukung dengan penggunaan pengindraan jauh seperti citra satelit yang memungkinkan untuk memetakan keberagaman informasi karakteristik area seperti tumbuh- tumbuhan, air, geologi baik dalam ruang dan waktu. Citra satelit dapat memberikan gambaran dan menyediakan informasi lingkungan yang sangat berguna dari area dengan skala bervariasi dari keseluruhan benua sampai area yang sangat kecil. Banyak jenis bencana seperti banjir, gempa bumi dan bencana lainya mempunyai tanda-tanda yang dapat dideteksi oleh satelit. Pengindraan jauh juga memungkinkan pengawasan (monitoring) kejadian bencana ketika bencana tersebut terjadi. (sembiring, 2007).

2.2. Proyeksi Penduduk

Untuk melakukan proyeksi terhadap penduduk pada masa yang akan datang, digunakan formula Exponential rate of growth (pertumbuhan rata-rata penduduk ). Pertum-buhan ini didasarkan pada pertumPertum-buhan penduduk secara terus-menerus (continuous) setiap hari dengan angka pertumbuhan (rate) yang konstan. Hal ini dapat ditulis dengan menggunakan rumus :

Pnatau Pt= jumlah penduduk pada tahun n atau t

P0= jumlah penduduk pada awal tahun

r = angka pertumbuhan penduduk n atau t = waktu dalam tahun e = bilangan logaritma (2.71)

2.3. Standarisasi Sarana Pendidikan Berdasarkan Kementerian Pekerjaan Umum

Setiap jenjang pendidikan memiliki standar tersendiri dalam menentukan kebutuhan unit sekolah baru. Berikut standar dari Kementerian Pekerjaan Umum untuk jenjang SMP/MTs dan jenjang SMA/MA/SMK.

a) SMP/MTs

Untuk menentukan kebutuhan ruang perlu dihitung:

1) berapa jumlah lulusan SD dalam lingkungan permukiman.

2) berapa proyeksi lulusan SD selama 5 tahun di kabupaten Pamekasan. 3) berapa lulusan SD yang dapat

ditampung oleh ruang belajar yang sudah tersedia dalam lingkungan permukiman .

4) berapa persentase lulusan SD yan melanjutkan ke SLTP.

Untuk menghitung jumlah lulusan SD yang memerlukan penampungan (Lsdt) dilakukan dengan cara proyeksi lulusan SD selama 5 tahun dikurangi jumlah lulusan SD yang dapat ditampung dikalikan presentasi lulusan SD yang melanjutkan ke SMP/MTs. Dengan rumus sebagai berikut :

b) SMA/MA/SMK

Untuk menentukan kebutuhan ruang perlu dihitung:

1) berapa jumlah lulusan SMP dalam sudah tersedia (Lslps)

4) berapa persentase lulusan SMP yang dapat melanjutkan ke SMA (a %) 5) Berapa daya tampung satu unit ruang

belajar SMA yang paling efektif dan efisien berdasarkan situasi dan kondisi lingkungan permukiman (E)

Dengan demikian,kebutuhan ruang yang diperlukan :

P

n

= P

0

e

rn

P

t

= P

0

e

et

Lsdt = (Lsd5 – Lsds) x p%

(3)

3

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Pamekasan

Data sekolah menengah di Kabupaten Pamekasan pada tahun 2013, menurut survey tingkat nasional adalah sebanyak 468 unit untuk tingkat SMP/MTs dan 133 unit untuk tingkat SMA/MA/SMK yang tersebar di setiap kecamatan seperti pada Tabel 1.

Dari data sekolah menengah pada Tabel 1, terlihat bahwa fasilitas pendidikan tingkat SMP/MTs, baik negeri maupun swasta, di Kabupaten Pamekasan yang paling banyak adalah di Kecamatan Palengaan sejumlah 83 unit disusul Kecamatan Pegantenan sejumlah 63 unit selanjutnya Kecamatan Waru sejumlah 41 unit. Sementara yang terendah adalah di Kecamatan Galis dengan hanya 11 unit.

Tabel 1 Persebaran Sekolah Menengah Kab. Pamekasan

Sumber : Kabupaten Pameksan dalam Angka, 2013

Sementara untuk tingkat SMA/MA/ SMK, baik negeri maupun swasta, kecamatan yang memiliki jumlah paling banyak adalah Kecamatan Palengaan sejumlah 25 unit disusul Kecamatan Pamekasan sejumlah 18 unit serta Kecamatan Kadur berjumlah 14 unit. Sementara yang terendah adalah di Kecamatan Pakong yaitu hanya 4 unit.

3.2.Pertumbuhan Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs)

Pada Tabel 2 berikut akan disajikan laju pertumbuhan sekolah menengah pertama dan sederajat di Kabupaten Pamekasan selama 3 (tiga) tahun terakhir mulai tahun 2011 – 2013

berdasarkan hasil survey Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan di dalam Buku Kabupaten Pameksan dalam Angka tahun 2011 – 2013.

Selain dalam bentuk table, data pertumbuhan sekolah menengah pertama akan disajikan dalam bentuk gambar berupa grafik menunjukkan bahwa peningkatan jumlah murid SMP/MTs dari tahun 2011 - 2013 cukup signifikan. Tetapi secara kuantitas jumlah sekolah maupun kelas, peningkatannya tidak signifikan (jumlahnya bertambah sedikit).

Tabel 2 Laju pertumbuhan SMP/MTs setiap kecamatan di Kab. Pamekasan

3.3.Pertumbuhan Sekolah Menengah Atas (SMA/MA/SMK)

(4)

4

Gambar 1. Grafik pertumbunhan SMP

Tabel 3 Laju pertumbuhan SMA/MA/SMK setiap kecamatan di Kab. Pamekasan

Dalam bentuk gambar grafik menunjukkan

bahwa peningkatan jumlah murid

SMA/MA/SMK dari tahun 2011 – 2013 cukup signifikan walaupun terjadi penurunan sedikit pada tahun 2012. Tetapi secara kuantitas jumlah sekolah maupun kelas, peningkatannya tidak signifikan (jumlahnya bertambah sedikit).

3.4.Hasil proyeksi penduduk usia Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs)

Hasil proyeksi terhadap jumlah penduduk usia 10-14 tahun (usia SMP), memiliki perbedaan yang cukup besar dibandingkan dengan hasil Proyeksi terhadap Jumlah Murid SMP (Table 3). Salah satu penyebabnya adalah berasal dari kenyataan di lapangan banyak penduduk usia SMP yang tidak bersekolah. Dari kedua hasil tersebut kondisi yang paling mendekati yaitu perhitungan berasal dari hasil proyeksi jumlah murid SMP.

Gambar 2. Grafik pertumbuhan

3.5.Proyeksi penduduk usia Sekolah Menengah Atas (SMA/MA/SMK)

(5)

5

Fasiltas SMP yang dibutuhkan pada tahun 2025

(Tabel 5).

Sumber : Hasil analisa

Table 5. Proyeksi Usia SMA

Kode Kecamatan

Sumber : Hasil analisa

3.6.Proyeksi kebutuhan unit sekolah baru (USB) Kab. Pamekasan tahun 2025

Berdasarkan hasil perhitungan sesuai standar yang ada, maka perkiraan kebutuhan unit sekolah baru di Kabupaten Pamekasan tahun 2025 untuk setiap kecamatan seperti terlihat pada Table 6.

Pada Table 6, terlihat bahwa kebutuhan unit sekolah baru untuk tingkat SMP

sebanyak 82 unit, dan SMA sebanyak 46 unit. Kebutuhan SMP yang paling banyak adalah Kecamatan Pamekasan sejumlah 16 unit dan yang paling sedikit adalah Kecamatan Batumarmar hanya 1 unit. Sedangkan untuk tingkat SMA, kecamatan yang memiliki kebutuhan unit sekolah baru paling banyak adalah Kecamatan Pamekasan sejumlah 13 unit dan yang paling sedikit adalah Kecamatan Pakong, Kecamatan Batumarmar dan Kecamatan Pademawu dimana semuanya hanya membutuhkan 1 unit sekolah baru.

Tabel 6. Perkiraan Kebutuhan Unit Sekolah Baru tahun 2025 untuk Setiap Kecamatan

Kode Kecamatan

Sumber : Hasil analisa

(6)

6

Akan tetapi karena pembangunan

sekolah yang direncanakan tersebut jumlahnya terlalu besar, sehingga akan menghabiskan dana sangat besar. Kebijakan pemerintahpun tidak mungkin hanya pada satu sector saja. Oleh karena itu, rencana tersebut tidak realistis untuk diralisasikan seluruhnya. Sebagai bahan pertimbangan untuk pemerintah maka perlu ditentukan daerah prioritas pembangunan sekolah. Pertimbangan sebagai prioritas pertama adalah :

a) Daerah yang Sangat membutuhkan pembangunan sekolah, ditinjau dari besarnya jumlah penduduk usia sekolah dan fasilitas sekolah yang tersedia sangat minim. b) Membantu pengembangan daerah terpencil

melalui perbaikan sarana pendidikan. c) Merupakan daerah yang tertinggal.

Pertimbangan sebagai prioritas kedua adalah : a) Menghindari terjadinya aglomerasi atau

penumpukan pada satu daerah/Pusat Pendidikan.

b) Daerah disekitar pusat pendidikan yang paling membutuhkan penambahan fasilitas pendidikian.

c) Kondisi yang kondusif untuk dijadikan basis perkembangan pendidikan pada masa yang akan datang.

Sehingga dalam hal ini jumlah penambahan unit sekolah baru di setiap kecamatan yang sebagai dasar prioritas pertama dan kedua dalam pembangunan adalah seperti terlihat pada Table 7. Tampak pada Table 7 terlihat bahwa terdapat kecamatan yang tidak menjadi prioritas dikarenakan calon siswa masih dapat ditampung dan tidak termasuk dalam criteria yang telah ditentukan.

Kode Kecamatan

Perkiraan Kebutuhan Sekolah

SMP SMA

010 Tlanakan 1 1

020 Pademawu 1 1

030 Galis 0 0

040 Larangan 0 0

050 Pamekasan 1 1

060 Proppo 0 0

070 Palengaan 0 0

080 Pegantenan 1 1

090 Kadur 0 0

100 Pakong 1 1

110 Waru 1 1

120 Batumarmar 0 0

130 Pasean 0 0

JUMLAH 6 6

Sumber : hasil analisa

Gambar 4. Peta grafik penambahan SMP-SMA

Selanjutnya dilakukan buffering pada masing-masing titik yang diproyeksikan untuk penambahan unit sekolah baru. Hal ini dimaksudkan untuk memetakan skala pelayanan pada masing-masing sekolah baru tersebut. Seperti terlihat pada Gambar 5 dan Gambar 6.

Gambar 5. Peta Skala Pelayanan Unit Sekolah Baru Jenjang SMP Tahun 2025 Per-kecamatan

(7)

7

Gambar 6. Peta Skala Pelayanan Unit Sekolah

Baru Jenjang SMP Tahun 2025 Per-kecamatan di Kabupaten Pamekasan

4. SIMPULAN

a) Hasil perhitungan menunjukkan bahwa semua kecamatan membutuhkan unit sekolah baru pada tahun 2025.

b) Menggunakan skala prioritas dalam ploting kecamatan yang layak dibangun unit sekolah baru sehingga tidak semua kecamatan akan dibangun karena terkait dengan financial. c) Untuk tingkat SMP kecamatan yang

dianggap membutuhkan berdasarkan skala prioritas kebutuhannya sebanyak 6 unit yang tersebar di Kecamatan Tlanakan 1 unit, Kecamatan Pademawu 1 unit, Kecamatan Pamekasan 1 unit, Kecamatan Pegantenan 1 unit, Kecamatan Pakong 1 unit dan Kecamatan Waru 1 unit.

d) Untuk tingkat SMA kecamatan yang dianggap membutuhkan berdasarkan skala prioritas kebutuhannya sebanyak 5 unit yang tersebar di Kecamatan Tlanakan 1 unit, Kecamatan Proppo 1 unit, Kecamatan Pegantenan 1 unit, Kecamatan Kadur 1 unit, dan Kecamatan Waru 1 unit.

5. PUSTAKA

[1] Badan Pusat Statistik (BPS). Kabupaten Pamekasan Dalam Angka. BPS Kabuapten Pamekasan. 2010-2013

[2] Handayani, Fitri Ami.. Analisis Kesen-jangan Wilayah di Gerbagkert-osusila

Ditinjau dari Aspek Ekonomi, Sosial dan Lingkungan. Tugas Akhir, Jurusan Perencanaan Wilayah Kota, FTSP, ITS. Surabaya. 2006

[3] Laporan Akhir Penelitian. Kesenjangan Pelayanan Pendidikan di Kabupaten Pamekasan. Balitbangda Kab. Pamekasan kerja sama dengan Balitbang Keluarga Madura Yogyakarta (KMY). 2007. [4] Prahasta, Edi. Konsep - Konsep Dasar

Sistem Informasi Geografi. CV Informatika. Bandung. 2007

[5] Prahasta, Edi. Sistem Informasi Geografi : Tutorial Arc View. CV. Informatika. Bandung. 2002

Gambar

Tabel 1 Persebaran Sekolah Menengah
Gambar 1. Grafik pertumbunhan SMP
Table 4.  Proyeksi Usia SMP
Gambar 4. Peta grafik penambahan SMP-SMA
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses membangun sebuah jaringan yang optimal sangat dibutuhkan hasil analisa trafik penggunaan internet oleh user karena dengan adanya data hasil analisa

Sehingga pada penelitian kali ini pembutan produk pangan fungsional yaitu permen hisap ekstrak daun ciplukan dengan mengutamakan kandungan senyawa metabolit pada

Pembelajaran di dalam kelas dapat dilakukan dengan memanfaatkan media visual sebagai bantuan membawa konteks ke dalam kelas untuk memperlihatkan pada siswa aplikasi

Sementara itu, pada serapan bahasa Arab pada budaya aqiqah ni daganak tubu berbahasa Angkola cenderung untuk mendeskripsikan serapan bahasa Arab yang ditemukan pada

Hasil penelitian meunujukkan bahwa padat tebar yang berbeda berpengaruh signifikan pada tingkat kelangsungan hidup dan laju pertumbuhhan harian ikan BCF, akan

Instrumen pengumpulan data penelitian ini adalah mengimplementasikan karce (kartu cerdas) dalam pembelajaran fisika pada pokok bahasan besaran dan pengukuran kelas X

Cara hidup di Jepun telah berubah kebelakangan ini menjadikan ia berbeza dengan cara hidup masyarakat Jepun suatu ketika dahulu. Mengikut amalan dahulu, kebanyakan orang muda akan

Nyanyian tradisional kematian dalam masyarakat waropen terdiri dari dua jenis, yaitu nyanyian yang dilantunkan pada saat jenasah masih berada didalam rumah duka, yang disebut sebagai