• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standar Kompetensi Guru untuk Mata Kulia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Standar Kompetensi Guru untuk Mata Kulia"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI MENGAJAR

Disusun Oleh

KELOMPOK 1

CEMPAKA FAJRI LIYANI 20148300232

NINA SAKINAH 20148310107

SANTI NURAENI 20148310233

NUR SITI FATIMAH 20148300332

STKIP KUSUMA NEGARA

JAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Juga ucapan terima kasih kepada Ibu Dosen yang selalu bersemangat, Ibu Yatha Yuni, M.Pd., yang telah membimbing penulis dalam kelas.

Makalah ini merupakan tugas Mata Kuliah Pengembangan Kompetensi Mengajar yang berisi Definisi Standar Kompetensi Guru, Dasar Hukum Kompetensi Guru, penjelasan mengenai Macam-Macam Kompetensi Guru, beserta referensi kepenulisannya. Kami berharap dengan adanya makalah ini, mahasiswa dapat mengetahui segala yang berkaitan dengan standar kompetensi guru.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, demi penyempurnaan makalah ini kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca maupun Ibu Dosen. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

P e n y u s u n

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

A. PENDAHULUAN ... 1

B. STANDAR KOMPETENSI GURU... 1

1. Definisi Kompetensi... 1

2. Macam-Macam Kompetensi Guru... 2

2.1 KOMPETENSI PEDAGOGIK... 2.

2.1.1 Aspek-Aspek Kompetensi Pedagogik... 3

2.1.2 Syarat Pedagogik... 5

2.2. KOMPETENSI SOSIAL... 5

2.3. KOMPETENSI KEPRIBADIAN... 6

2.3.1 Arti Penting Kompetensi Kepribadian... 7

2.4. KOMPETENSI PROFESIONAL... 9

2.4.1 Pengertian Profesi. ... 11

2.4.2 Pengertian Kompetensi Profesional dan Landasan Hukumnya... 12

2.4.3 Kompetensi Profesional Guru... ... 13

2.4.4 Aspek Profesional Guru... ... 14

2.4.5 Mengembangkan Profesionalitas Guru... 15

C. HASIL BAHASAN KELOMPOK ... 16

(4)

A. PENDAHULUAN

Untuk memperjelas kedudukan guru, diawali dengan

pembahasan Bab 1 Pasal 1 UU No. 20 Tahun 2003 Ayat 5 dan Ayat 6.

Di Ayat 5 dijelaskan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota

masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang

penyelenggaraan pendidikan. Ayat 6 dijelaskan tentang pendidik

adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,

konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, dan

fasilitator.

B. STANDAR KOMPETENSI GURU 1. DEFINISI KOMPETENSI

(5)

Untuk program SI salah satunya dikenal adanya ”sepuluh kompetensi guru” yang merupakan profil kemampuan dasar bagi seorang guru, sepuluh komptensi guru itu meliputi: menguasai bahan, mengelola progaram belajar-mengajar, mengelola kelas, menggunakan media sumber, menguasai landasan pendidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran, mengenai fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan mengenal dan menyelenggarkan administrasi sekolah serta memahami prinsip-prinsip dan hasil peneliatian pendidikan guna keperluan pengajaran. Dari kesepuluh itu juga merupakan bagian yang ada dalam kompetensi pedagogik yang harus dimiliki seorang guru.

2. MACAM-MACAM KOMPETENSI GURU 2.1. KOMPETENSI PEDAGOGIK

(6)

Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dikemukakan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Depdiknas (2004) menyebut kompetensi ini dengan kompetensi pengelolaan pembelajaran. Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan melakukan penilaian.

2.1.1. Syarat-Syarat Pedagogik

a) Kedewasaan

Langeveld berpendapat seorang pendidik harus orang dewasa sebab hubungan antara anak dengan orang yang belum dewasa tidak dapat menciptakan situasi pendidik dalam arti yang sebenarnya.

b) Identifikasi norma

Artinya menjadi satu dengan norma yang disampaikan kepada anak,misalnya pendidikan agama tidak akan berhasil diberikan oleh orang yang sekedar tahu tentang agama tetapi tidak menganut agama yang diajarkan tersebu, di sinilah letak keistimewaan pekerjaan mendidik,dimana mendidik anak itu tidak hanya sekedar persoalan teknis saja menguasai bahan atau cara menyampaikan saja,Tetapi juga persoalan batin dalam arti pendidik harus menjadi satu dengan norma yang disampaikan kepada anak didik.

c) Identifikasi dengan anak

(7)

d) Knowledge

Mempunyai pengetahuan yang cukup perihal pendidikan e) Skill

Mempunyai keterampilan mendidik f) Attitude

Mempunyai sikap jiwa yang positif terhadap pendidikan

2.1.2. Aspek-Aspek Kompetensi Pedagogik

Aspek ini diartikan bahwasanya kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi:

a. Pemahaman landasan atau wawasan kependidikan. Guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki keahlian secara akademik dan intelektual. Merujuk pada sistem pengelolaan pembeljaran yang berbasis subjek(mata pelajaran), guru seharusnya memiliki kesesuian antara latar belakang keilmuan dengan subjek yang dibina, selain itu, guru memiliki pengentahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan pembelajaran dikelas. Secara otentik kedua hal tersebut dapat dibuktikan dengan ijazah akademik dan ijazah keahlian mengajar (akta mengajar) dan lembaga pendidikan yang diakreditas pemerintah.

(8)

c. Pengembangan kurikulum/silabus. Guru memiliki kemampuan mengembangkan kurikulum pendidikan nasional yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lingkungan sekolah.

d. Perancangan pembelajaran. Perancangan pembelajaran merupakan kegiatan awal guru dalam rangka mengidentifikasi dan menginventarisasi segala komponen dasar yang akan digunakan pada saat pelaksanaan pembelajaran. Sedikitnya ada tiga kegiatan yang mendukung perancangan pembelajaran ini, yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran (RPP).

e. Pelaksanaan pembelajaran. Guru memiliki perencangan sistem pembelajaran yang memanfaatkan sumber daya yang ada direncanakan secara strategis, termasuk antisipasi masalah yang kemungkinan dapat timbul dari skenario yang direncanakan.

f. Evaluasi hasil belajar. Guru memiliki kemampuan untuk mengevaluasikan pembelajaran yang dilakukan meliputi perencanaan, respon anak, hasil belajar anak, metode dan pendekatan. Untuk dapat mengevaluasi, guru harus dapat merencanakan penilaian yang tepat, melakukan pengukuran dengan benar, dan membuat kesimpulan serta solusinya secara akurat.

(9)

cara, antara lain kegiatan ekstrakurikuler, pengayaan dan remedial, serta bimbingan konseling (BK).

2.2 KOMPETENSI KEPRIBADIAN

Dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan disebutkan bahwa kompetensi kepribadian guru yaitu kemampuan kepribadian yang:

a. Mantap dan stabil, me miliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.

b. Dewasa, memi liki indi kator esensial: menam pilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.

c. Arif , memilik i indikator esens ial: men ampilk an tindakan ya ng didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat, serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak. d. Berwibawa, me m iliki indikator esensial: me miliki

perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.

e. Memiliki akhl ak mulia dan dapat menj adi teladan, me miliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma religius (imam, taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik).

f. Mendalami ilmu secara terus-menerus dan berkelanjutan.

Sementara itu, Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi dan Kompetensi Guru menjelaskan kompetensi kepribadian untuk guru kelas dan guru mata pelajaran, pada semua jenjang pendidikan dasar dan menengah, sebagai berikut:

(10)

membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender; dan (b) bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.

2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, mencakup: (a) berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi; (b) berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia; dan (c) berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya.

3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa

4. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, dan bekerja mandiri secara profesional.

5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru yang mencakup: (a) memahami kode etik profesi guru; (b) menerapkan kode etik profesi guru; dan (c) berperilaku sesuai dengan kode etik guru.

2.2.1 Arti Penting Kompetensi Kepribadian Guru

Penguasaan kompetensi kepribadian guru memiliki arti penting, baik bagi guru yang bersangkutan, sekolah dan terutama bagi siswa. Berikut ini disajikan beberapa arti penting penguasaan kompetensi kepribadian guru:

(11)

2. Guru adalah pendidik profesional yang bertugas untuk mengembangkan kepribadian siswa atau sekarang lebih dikenal dengan karakter siswa. Penguasaan kompetensi kepribadian yang memadai dari seorang guru akan sangat membantu upaya pengembangan karakter siswa. Dengan menampilkan sebagai sosok yang bisa di-gugu (dipercaya) dan ditiru, secara psikologis anak cenderung akan merasa yakin dengan apa yang sedang dibelajarkan gurunya. Misalkan, ketika guru hendak membelajarkan tentang kasih sayang kepada siswanya, tetapi di sisi lain secara disadari atau biasanya tanpa disadari, gurunya sendiri malah cenderung bersikap tidak senonoh, mudah marah dan sering bertindak kasar, maka yang akan melekat pada siswanya bukanlah sikap kasih sayang, melainkan sikap tidak senonoh itulah yang lebih berkesan dan tertanam dalam sistem pikiran dan keyakinan siswanya.

3. Di masyarakat, kepribadian guru masih dianggap hal sensitif dibandingkan dengan kompetensi pedagogik atau profesional. Apabila ada seorang guru melakukan tindakan tercela, atau pelanggaran norma-norma yang berlaku di masyarakat, pada umumnya masyarakat cenderung akan cepat mereaksi. Hal ini tentu dapat berakibat terhadap merosotnya wibawa guru yang bersangkutan dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi sekolah, tempat dia bekerja.

(12)

2.3 KOMPETENSI SOSIAL

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Menurut Gadner (1983) dalam Sumardi (Kompas, 18 Maret 2006) kompetensi sosial itu diserupai sebagai social intellegence atau kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial merupakan salah satu dari sembilan kecerdasan (logika, bahasa, musik, raga, ruang, pribadi, alam, dan kuliner) yang berhasil diidentifikasi oleh Gardner. Semua kecerdasan itu dimiliki oleh seseorang. Hanya saja, mungkin beberapa di antaranya menonjol, sedangkan yang lain biasa atau bahkan kurang.

Kompetensi sosial ini meliputi:

1. Memiliki empati pada orang lain. Empati adalah kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain

2. Memiliki toleransi pada orang lain. Toleransi adalah membiarkan orang lain berpendapat lain,melakukan hal yang tidak sependapat dengan kita, tanpa kita ganggu ataupun intimidasi. Toleransi membawa pada mampu bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agara, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial keluarga.

3. Memiliki sikap dan kepribadian yang positif serta melekat pada setiap kompetensi yang lain,

4. Mampu berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. 5. Mampu berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

6. Mampu beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki keragaman sosial budaya.

(13)

2.4. KOMPETENSI PROFESIONAL

2.4.1 Pengertian Profesi

Profesi secara etimologis yang dalam bahasa Inggris disebut dengan

profession, sama artinya dengan vocation, occupation, job. Kata tersebut bila diterjemahkan memiliki arti: profesi, pekerjaan, jabatan. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, profesi diartikan sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan dan keahlian tertentu. Profesi bukan hanya sekedar pekerjaan, tetapi vokasi khusus yang memiliki expertise, responsibility, dan corporatness. Expertise

adalah keahlian yang diperoleh melaluipendidikan dan latihan dalam waktu yang lama. Responsibility adalah tanggung jawab. Seseorang dikatakan bertanggungjawab bila ia berani melakukan sesuatu dan menerimasegala konsekuensi apa yang dikerjakannya. Corporetness dapat diartikan sebagai rasa kesejawatan. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa profesi adalah suatu pekerjaan khusus yang dilandasi dengan keahlian, tanggung jawab dan kesejawatan (Rugaiyah &Sismiati, 2011). Sedangkan menurut Saondi (2010), profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan mengandalkan suatu keahlian. Sedangkan profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Seseorang dikatakan profesional jika ia terus-menerus meningkatkan ilmu pengetahuan sesuai dengan profesinya.

2.4.2 Pengertian Kompetensi Profesional dan Landasan Hukumnya

Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi profesional ialah kemampuan seorang guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik sesuai dengan standar nasional pendidikan. Sedangkan

(14)

merupakan satu kesatuan yang satu sama lain saling

berhubungan dan saling mendukung. Profesionalisasi dalam bidang

keguruan mengandung arti peningkatan segala daya dan usaha dalam rangka pencapaian secara optimal layanan yang akan diberikan kepada masyarakat. Jadi, kompetensi profesional menyangkut kemampuan, keahlian, kecakapan dasar tenaga pendidik yang harus dikuasai dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.

2.4.3 Kompetensi Profesional Guru

Adapun 10 kompetensi profesional guru yang dikutip Samana(1994) adalah: a. Guru dituntut mengusai bahan ajar, meliputi prosedur instruksional, bahan

ajar wajib, bahan ajar pengayaan, bahan ajar penunjang, program belajar mengajar yang meliputi tujuan instruksional; Mengenal dan dapat menggunakan metode pengajaran; Melaksanakan program belajar mengajar; Mengenal kemampuan anak didik; dan Merencanakan dan melaksanakan pengajaran.

b. Guru mampu mengelola kelas antara lain mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran dan menciptakan iklim mengajar yang serasi sehingga proses belajar mengajar berlangsung secara maksimal.

c. Guru mampu menggunakan media dan sumber pengajaran, seperti memilih media apa untuk mengajar, membuat alat bantu pengajaran sederhana, menggunakan micro teaching dalam PPL, serta menggunakan dan mengembangkan laboratorium untuk mengajar.

d. Guru menghargai landasan-landasan pendidikan. Landasan pendidikan adalah sejumlah ilmu yang mendasari asas-asas dan kebijakan pendidikan baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.

e. Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar. Dalam pengajaran guru dituntut cakap termasuk penggunaan alat pengajaran, media pengajaran dan sumber pengajaran agar siswa giat belajar bagi dirinya. f. Guru mampu menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.

(15)

h. Guru mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.

i. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.

2.4.4 Aspek Profesional Guru

Tugas seorang guru profesional meliputi tiga bidang utama yaitu:

1. Dalam Bidang Profesi

Mengajar, mendidik, melatih, dan melaksanakan penelitian masalah-masalah pendidikan. Guru profesional menjadi fasilitator untuk membantu peserta didik mentransformasikan potensi yang dimiliki peserta didik menjadi kemampuan serta keterampilan yang berkembang dan bermanfaat bagi kemanusiaan.

2. Dalam Bidang Kemanusiaan

Dalam bidang kemanusiaan, guru profesional berfungsi sebagai pengganti orang tua khususnya dalam bidang peningkatan kemampuan intelektual peserta didik. Dalam bidang kemanusiaan, guru berfungsi untuk meningkatkan martabat sebagai agen pembelajaran, pengembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni. Serta pengabdian pada masyarakat berfungsi meningkatkan mutu pendidikan nasional.

3. Dalam Bidang Kemasyarakatan

Di dalam bidang kemasyarakatan, profesi guru berfungsi untuk memenuhi amanat dalam pembukaan UUD 1945 yaitu ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan diferensiasi tugas dari suatu masyarakat modern, sudah tentu tugas pokok utama dari guru profesional ialah di dalam bidang profesinya tanpa melupakan tugas-tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan.

Dengan demikian, guru yang profesional adalah guru yang mampu: a. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi hasil pembelajaran; b. Meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara

(16)

c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, dan kode etik guru,

serta nilai-nilai agama dan etika;

e. Memelihara dan menumpuk persatuan dan kesatuan bangsa

2.4.5 Mengembangkan Profesionalitas Guru

Demi tercapainya kemajuan pendidikan, diawali dari guru yang profesional. Berikut ini agar tidak stagnan, guru harus diberikan pengembangan profesi yang meliputi:

1. mengikuti informasi perkembangan iptek yang mendukung profesi melalui berbagai kegiatan ilmiah,

2. mengalihbahasakan buku pelajaran/karya ilmiah, 3. mengembangkan berbagai model pembelajaran, 4. menulis makalah,

5. menulis/menyusun diktat pelajaran, 6. menulis buku pelajaran,

7. menulis modul, 8. menulis karya ilmiah,

9. melakukan penelitian ilmiah (action research), 10. menemukan teknologi tepat guna,

11. membuat alat peraga/media, 12. menciptakan karya seni,

13. mengikuti pelatihan terakreditasi, 14. mengikuti pendidikan kualifikasi, dan

(17)

E. HASIL DISKUSI KELOMPOK; Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Sosial Guru Terbentuk dari Lingkungan Keluarga, Lingkungan Budaya dan Sekolah

Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial seorang guru tidak bisa

terbentuk tampa ada wadah yang membentuknya. Wadah pembentukan kedua kompetensi itu adalah keluarga, lingkungan budaya dan sekolah. Nilai-nilai positif yang diserap dari ketiga lingkungan itu turut berpengaruh bagi pembentukan sikap, perilaku seorang guru. Pematangan akan terlihat jika seorang guru mampu merealisasikan diri sesuai dengan tuntutan dan karakter masing-masing individu yang ada dalam setiap lingkungan sosial yang berbeda itu.

Dalam lingkungan keluarga, guru berusaha untuk mencinta dan menerima keberadaan masing-masing individu yang ada, menghormatinya, dan solider berkata dan bertindak secara benar, dan bertakwa.

Selain lingkungan keluarga, pembentukan karakter guru juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan budayanya. Lingkungan budaya adalah tempat yang baik bagi pembentukan identitas seseorang guru yang berbudaya. Dalam lingkungan budaya seorang guru “diciptakan” menjadi manusia berbudaya. Saya adalah seorang guru yang berbudaya Manggarai karena saya dibesarkan dalam komunitas Manggarai. Sikap cinta terhadap pelbagai perbedaan yang lebih kompleks mulai terjadi di lingkungan ini, dan di sini juga terjadi penyerap nilai-nilai yang berlaku umum dalam hidup bersama.

(18)
(19)

DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa, E. 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

http://www.academia.edu/11934842/Kompetensi_Profesional_guru_dalam _UU_No_14_Tahun_2005 (diakses 5 Maret 2017 pukul 04:21)

http://izzaucon.blogspot.co.id/2014/06/strategi-pengembangan-profesionalitas.html (diakses 5 Maret 2017 pukul 04:46)

Referensi

Dokumen terkait

Suatu perusahaan yang mempunyai RMC yang berdiri sendiri dan terpisah dari Komite Audit akan membuat anggota komite lebih fokus secara penuh pada berbagai proses

Hasil dapatan kajian yang terakhir menunjukkan bahawa, iklim sekolah dan tiga (3) dimensinya tidak mempengaruhi stres secara signifikan kecuali dimensi ketiga

Dari uraian bahan-bahan tersebut dapat diketahui bahwa formula krim ekstrak etanol daun kersen tidak mengandung bahan yang bersifat iritatif sehingga dapat disimpulkan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran trigonometri yang baik berdasar- kan kevalidan, kepraktisan dan

Seseorang dikatakan paham akan suatu materi ditentukan dari kriteria pemahaman yang telah dibahas dalam latar belakang teori, yaitu (1) dapat menyatakan pengertian konsep dalam

Pada metode sum peak , sampel yang akan diukur adalah radionuklida yang memancarkan dua energi radiasi serta dapat menimbulkan teqadlnya peristiwa sum peak.. Pada penelit i an i

Penulisan Skripsi yang berjudul: Pertimbangan Hukum KPPU Dalam Memutus Perkara No.35/KPPU-I/2010 Tentang Praktek Beauty Contest Sebagai Bentuk Persekongkolan Tender adalah

Pengantar Internet dalam dunia Internet tetapi Anda tidak memiliki alamat site Internet yang.. mempunyai