• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa. (Penelitian Tindakan Kelas di SMPIT Darul Maza Bekasi) Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa. (Penelitian Tindakan Kelas di SMPIT Darul Maza Bekasi) Skripsi"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa

(Penelitian Tindakan Kelas di SMPIT Darul Maza Bekasi)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun oleh : Nur Asyifa 1113017000032

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M

(2)
(3)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa disusun oleh Nur Asyifa, NIM 1113017000032, Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diujikan pada sidang munaqosah pada tanggal 04 Juni 2020 dan diperbaiki sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Ciputat, Juni 2020

Yang Mengesahkan, Pembimbing II

Maifalinda Fatra, M.Pd., Ph.D.

NIP. 19700528 199603 2 002

(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

NUR ASYIFA (1113017000032). Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di SMPIT Darul Maza Bekasi), Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Jakarta, Mei 2020

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam berhubungan dengan orang lain, dimana aspek yang mencakup kecerdasan emosional memiliki peran penting dalam pembelajaran terutama sebagai faktor pendukung lain selain faktor kecerdasan intelektual dalam mensukseskan kegiatan pembelajaran. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang mengaktifkan siswa, sementara strategi pembelajaran aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu yang singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran. Penelitian ini menggunakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) di kelas VII-Alkahfi SMPIT Darul Maza Bekasi pada tahun ajaran 2019/2020. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah Penerapan strategi pembelajaran aktif dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa pada seluruh aspek kecerdasan emosional yang terdiri dari 1) Self-awareness (pengenalan diri), 2) Self-regulation (penguasaan diri), 3) Self-motivation (motivasi diri), 4) Empathy (empati), 5) Effective relationship (hubungan yang efektif).

Kata kunci: Kecerdasan Emosional, Strategi Pembelajaran Akti

(7)

ii

ABSTRACK

NUR ASYIFA (1113017000032) Application of Active Learning Strategies to Improving Student’s Emotional Intelligence (Classroom Action Research at SMPIT Darul Maza Bekasi), Skripsi Department of Mathematics Education, Faculty of Educational Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, May 2020.

The emotional intelligence is an ability to recognize the feelings of someone self and others, ability to motivate oneself, ability to manage emotions well in oneself and in dealing with others, where aspects that include emotional intelligence have an important role in learning, especially as supporting factors other than factors intellectual intelligence in the success of learning activities. The purpose of this research is to improve student’s emotional intelligence by implementing active learning strategies. Active learning is learning that activates students, while active learning strategies include a variety of ways to make students active from the start through activities that build group work and in a short time make them think about the subject matter. This study uses the Classroom Action Research (CAR) in class VII-Alkahfi SMPIT Darul Maza Bekasi in academic 2019/2020. The results obtained in this study are the application of active learning strategies can improve emotional intelligence of students in all aspects of emotional intelligence consisting of 1) Self-awareness 2) Self-regulation 3) Self-motivation, 4) Empathy 5) Effective relationship

Keywords: Emotional Intelligence, Active Learning Strategies

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’aalamiin segala puji bagi Allah Swt, Tuhan yang maha pengasih dan penyayang yang telah senantiasa mencurahkan rahmat, nikmat, dan kebaikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, beserta keluarganya, para sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa segala pencapaian tidak mungkin tanpa kesulitan. Tidak sedikit kesulitan yang dialami selama menyelesaikan skripsi ini. Namun, berkat kerja keras, kesungguhan hati, doa baik dari diri sendiri maupun dari orang-orang sekitar, serta semangat dari berbagai pihak dan berbagai bentuk dukungan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, semua dapat penulis lalui. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terim kasih kepada:

1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus dosen pembimbing I yang selalu sabar memberikan waktu, arahan, nasihat dan motivasi penulis selama menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Semoga Allah memberikan balasan terbaik untuk beliau baik di dunia maupun di akhirat kelak.

3. Ibu Gusni Satriawati, S.Ag, M.Pd. Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

4. Ibu Maifalinda Fatra, Ph.D., M.Pd. dosen Pembimbing II yang selalu sabar memberikan waktu, arahan, nasihat dan motivasi penulis selama menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga Allah memberikan balasan terbaik untuk beliau baik di dunia maupun di akhirat kelak.

5. Ibu Dr. Tita Khalis Maryati, M.Kom. dosen penasehat akademik yang selalu memberikan waktu dan perhatian khusus bagi kami selama masa menjadi mahasiswa, sabar dan selalu memberikan arahan ketika kami merasa ada kesulitan menjadi mahasiswa baik dalam pembelajaran maupun dalam masalah keseharian. Semoga Allah memberikan sebaik-baik balasan untuk beliau dunia dan akhirat kelak.

6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selama masa studi telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat bermanfaat kepada penulis

7. Bapak Abdul Harits, Lc., M.Pd selaku Kepala SMPIT Darul Maza Bekasi dan Siti Sulastri, S.Pd., Wakasek Bidang Kurikulum yang telah memberikan izin dan membantu penulis untuk melakukan penelitian.

8. Ibu Anida Ekawati, S.Mat, guru pengampu mata pelajaran matematika di SMPIT Darul Maza Bekasi yang telah mendukung dan membantu penulis dalam melakukan penelitian

(9)

iv

9. Siswa dan siswi kelas VII SMP IT Darul Maza Bekasi 2019/ 2020 yang selalu antuias dan menjadi penyemangat bagi penulis

10. Teristimewa untuk suami tercinta yang selalu mensupport dan memberikan seluruh bantuan yang beliau miliki baik waktu, perhatian, pemakluman selama ini, juga untuk ratu kecilku yang waktu bersama bundanya terpotong dengan segala kesibukan selama penulisan skripsi.

11. Keluarga tercinta Bapakku Bapak Mudasir dan Umi Lilis Suryani, dan mertuaku bapak Amsory dan Umi Eti, Kakak-kakakku Bang Mukhlis dan Bang Ade, serta Adikku Sarah, Fauziah, dan Raihan yang selalu membantu, mendoakan, memberikan perhatian, kasih sayang dan semangat yang tak pernah henti kepada penulis.

12. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2013, khususnya kelas B, Rini, Yuli, Ida, Ismi, Hanna, Anggraita, Adinda, Faid, Rahmi, Dina, Ana, Harun, Jafar Terimakasih atas kebersamaannya selama ini.

13. Sahabat-sahabat semasa perkuliahan yaitu Zulfa, Nihaya, Rafiqa, Mia, Andin, Faid, Dewi, Ifa, Fajri, Uum, Ratu Terimakasih atas segala bantuan, kerjasama, pengalaman, dan kebersamaan yang telah dilalui selama ini.

Semoga Allah memudahkan segala urusan kalian.

14. Seluruh pihak yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dan informasi yang tentunya sangat membantu dan bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Demikianlah semoga Allah SWT membalas segala amal kebaikan atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis dengan balasan yang lebih baik.

Aamiin yaa rabbal’alamiin.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bekasi, Juni 2020

Penulis

(10)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ……...i

KATA PENGANTAR ………...………..ii

DAFTAR ISI ………...………...v

DAFTAR TABEL ……….………..vii

DAFTAR GAMBAR ………..viii

DAFTAR LAMPIRAN ………....ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………..………..1

B. Identifikasi Masalah ………...………5

C. Pembatasan Masalah ………..………5

D. Perumusan Masalah ………..………...…….….6

E. Tujuan Penelitian ………..………...…..6

F. Manfaat Penelitian ………..………...6

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Landasan Teoritik ………..……….7

1. Definisi Kecerdasan Emosional ……….………..7

2. Indikator Kecerdasan Emosional ..……...………..9

3. Strategi Pembelajaran Aktif ……….……….12

4. Penerapan Strategi pembelajara aktif dan Kecerdasan Emosional…….……….………14

B. Pengajuan Konseptual ……….……….………17

C. Hipotesis Tindakan ………..……….19

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian ………..………20

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ...……...…...……..20

C. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ………...…..24

(11)

vi

D. Subjek Penelitian ………...………...25

E. Sumber Data ………...………..….26

F. Teknik Pengumpulan Data …...………...…….26

G. Teknik Analisis Data ………...………..27

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ………...……30

1. Penelitian Pendahuluan ……..……….…...30

2. Tindakan Pembelajaran Siklus I ………...……32

3. Analisis Data dan Refleksi Siklus I ………..……….….40

4. Tindakan Pembelajaran Siklus II …………..…………45

B. Interpretasi Hasil Analisis ………..………..59

C. Pembahasan Temuan Penelitian ……...………...….59

D. Keterbatasan Penelitian ……..………..61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..………..62

B. Saran ...……….…62

DAFTAR PUSTAKA ………...………64

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Kecerdasan Emosional ……….…….……11

Tabel 3.1 Poin Skala ………...………..……27

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Skala Kecerdasan Emosional Teori Goleman ……...……28

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Observasi ………..…29

Tabel 4.1 Skor Hasil Observasi Siklus I ...………..…..43

Tabel 4.2 Skor Hasil Observasi Siklus II ………..…55

Tabel 4.3 Skor Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II ..…....57

Tabel 4.4 Skor Rata-rata Pretest Skala Kecerdasan Emosional ...…...…….57

Tabel 4.5 Skor Rata-rata Posttest Skala Kecerdasan Emosional ..……...….58

Tabel 4.6 Skor Rata-rata Perbandingan Skala Kecerdasan Emosional Siswa ...…….……58

(13)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ...………19

Gambar 3.1 Skema Rancangan Siklus Penelitian ...………24

Gambar 4.1 Observasi Awal Penelitian …..………..31

Gambar 4.2 Video Empati .………...33

Gambar 4.3 Mind Mapping Salah Satu Siswa .……….37

Gambar 4.4 Siswa Mengerjakan Tugas Kelompok ……...……….39

Gambar 4. 5 Video Motivasi Belajar Dan Berdoa .………...47

Gambar 4.6 Siswa Menuliskan Jawaban Di Depan Kelas .………..48

(14)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 2 Lembar Kerja Kelompok

Lampiran 3 Bahan Ajar

Lampiran 4 Angket Kecerdasan Emosional Lampiran 5 Lembar Observasi

Lampiran 6 Hasil Lembar Observasi siswa

Lampiran 7 Angket Kecerdasan Emosional yang Diadopsi Lampiran 8 Lembar Uji Referensi

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk pembelajar. Sejak kecil, bahkan setelah hadir dari alam rahim, manusia terus belajar sebagai bentuk pengembangan diri dan bertujuan ibadah. Al- Quran secara eksplisit memerintahkan manusia untuk belajar melalui wahyu pertama yaitu surah Al-Alaq ayat 1 sampai 5 yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.

Sejalan dengan itu, Allah Swt telah memberikan hardware dan software sebagai bukti kesempurnaan ciptaanNya agar manusia dapat memfungsikannya untuk belajar.

surah An-Nahl ayat 78 Allah berfirman: “Dan Allah mengeluarkanmu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur” dan Surah Al-A’raf ayat 179 dikatakan pula “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”

Berdasarkan ayat tersebut, software yang Allah berikan berupa hati sebagai alat untuk belajar, merasa, dan berempati. Bahkan melalui hati pula manusia dapat berpikir. Keahlian dalam berpikir dan mengolah perasaan dikenal dengan kecerdasan. Zohar dan Marshall membagi kecerdasan dalam tiga ragam yaitu: IQ (Intelligence Quotient), EQ (Emotional Quotient) dan SQ (Spiritual Quotient).1 Berkaitan dengan

1 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2005), h.82

(16)

2

ketiga bentuk kecerdasan tersebut, matematika sebagai salah satu cabang ilmu memberikan jalan kepada manusia untuk mengaplikasikan kecerdasan-kecedasan tersebut dalam mengembangkan pengetahuan yang akan dipelajari.

Goleman dalam bukunya Emotional intelligence menyatakan bahwa faktor IQ hanya mengambil 20% bagi faktor yang menentukan kesuksesan hidup seseorang dan 80% nya diisi oleh faktor lain.2 Faktor lain tersebut salah satu diantaranya adalah kecerdasan emosi. Sebuah buku yang berjudul Emotional Intelligence and School Success melakukan kompilasi berbagai penelitian tentang pengaruh positif kecerdasan emosi anak terhadap keberhasilan di sekolah. Pada buku tersebut terdapat deretan faktor-faktor resiko penyebab kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor tersebut ada pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi bukan pada kecerdasan otak.3

Zaman sekarang, di era berkembangnya strategi pembelajaran yang bertujuan meningkatkan hasil belajar, dikembangkan berbagai macam strategi belajar dalam kelompok. siswa dalam hal ini penting dalam memiliki kecerdasan emosional. Petingnya kecerdasan emosional ini yang menjadi tumpuan adalah kaitan antara perasaan, watak, dan naluri moral. Sikap etik dasar dalam kehidupan dilandasi oleh kemampuan emosional, berdasaarkan dorongan hati yang menjadi medium emosi.

Sementara benih dari dorongan adalah perasaan. Dari perasaan ini lah muncul tindakan.4

Pada kecerdasan manusia juga berkembang dua isu, pertama tentang fleksibilitas perkembangan kecerdasan manusia. Ketegangannya berpusat pada sejauh mana potensi intelektual atau kecerdasan seseorang maupun kelompok bisa diintervensi dan sejauh mana intervensi tersebut

2 Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional: Mengapa EI Lebih Penting dari IQ, h.42

3 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2015), h. 42

4 Agus Efendi, h.191

(17)

3

dipandang paling efektif dan tepat waktu. kedua, isu menyangkut sejauh mana identitas atau sifat dasar kemampuan intelektual manusia bisa berkembang.5 Dikutip dari Rahmawati6, Steiner dan Perry dalam penjelasan mengenai literasi emosi, emosi muucul akibat adanya interaksi dengan orang lain meskipun emosi sendiri merupakan pengalaman individual.

Sejalan dengan penerapan kurikulum 2013 yang memuat aspek kognitif, afektif dan psikomotor, pada aspek afektif ini merupakan kemampuan yang berkaitan dengan perasaan dan emosi, kerena itu dibutuhkan pengelolaan emosi yang baik antar siswa, baik dalam mengelola diri mereka sendiri, memahami siswa lain, maupun menjalin kerjasama yang baik. Secara garis besar kemampuan seseorang baik dalam mengenali diri sendiri, motivasi, membangun hubungan merupakan satu kesatuan yang ada dalam suatu kecerdasan yang disebut dengan kecerdasan emosional (EQ).

Seperti halnya IQ (Intelligence Quotient) yang dapat ditingkatkan dengan intervensi melatih otak untuk berpikir, demikian pula dengan EQ yang ada pada setiap individu, dapat ditingkatkan dengan berbagai intervensi. Meningkatkan IQ dalam kecerdasan menelola pikiran dilakukan dengan intervensi berupa pelatihan berpikir, maka EQ yang berperan dalam mengelola diri dapat ditingkatkan dengan melakukan berbagai intervensi penguasaan diri.

Intervensi kecerdasan emosional pada penelitian yang dilakukan Lingquan dan Jianping (2018) pada penelitiannya terhadap siswa keperawatan menunjukkan bahwa intervensi kecerdasan emosional dapat melindungi siswa dari penurunan keterampilan komunikasi.7Penelitian ini menunjukkan bahwa tingginya kecerdasan emosional memungkinkan

5 Agus Efendi, h.95

6 Anayanti Rahmawati, Studi Literatur Literasi Emosi, Seminar ASEAN, Psychology & Humanity, 2016, h.45

7 Lingquan Meng, Jianping. The Effect of an Emotional Intelligence Intervention on Reducing Stress and Improving Communication Skills of Nursing Students, vol.16, NeuroQuantology, (Chifeng University: 2018)

(18)

4

siswa mengendalikan dirinya dalam menurangi kecemasan situsional dan memiliki efek signifikan dalam kesehatan mental. Berkaitan dengan penelitian ini, penulis melakukan intervensi kecerdasan emosional siswa untuk meningkatkan kecerdasan emosional mereka dengan tujuan agar siswa memiliki pengendalian diri yang baik, baik mengendalikan dirinya sendiri sebagai individu maupun dalam kelompok yang berguna dalam proses pembelajaran.

Penelitian Rachmadhani dan Ardat, Salah satu hambatan dalam pembelajaran matematika adalah kurang tertariknya siswa terhadap proses pembelajaran matematika, sehingga diperlukan suasana belajar yang meningkatkan rasa antusias siswa dalam mengikuti pelajaran matematika.8 Pembelajaran pada pelaksanaannya merupakan kendali seorang guru, penentuan pembelajaran seperti apa yang akan disampaikan dengan cara apa.

Hasil observasi penulis yang dilakukan di SMP Islam Terpadu Darul Maza Bekasi pada bulan Februari di tahun ajaran 2019/2020 dengan observasi secara langsung dimana penulis ikut dalam kegiatan pembelajaran menjadi observer saat pembelajaran berlangsung, menunjukkan pembelajaran yang diberikan guru nampak kurang variatif sehingga pada siswa dengan minta belajar yang kurang tidak tertarik untuk mengikuti pembelajaran dengan baik. Begitu pula pada keaktifan siswa, hanya sebegian kecil anak yang aktif dalam menjawab soal maupun memberikan feedback pada pertanyaan guru.

Pembelajaran yang baik dapat ditentukan dengan bebarapa faktor yang dikelola melalui manajemen pendidikan. Manajemen pendidikan inilah yang digunakan untuk mengelola unsur-unsur didalamnya, Sumber Daya Manusia (SDM), proses pembelajaran, dan sarana prasarana

8 Indriyani Dhian Rachmadhani & Ardat, Pengaruh Strategi Pembelajaran Active Learning Dengan Teknik Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 20 Medan, AXIOM: Vol. VIII, No. 1, Januari – Juni 2019, P- ISSN : 2087 – 8249, E-ISSN: 2580 – 0450

(19)

5

merupakan unsur-unsur penting manajemen pendidikan selain kurikulum, dana, informasi dan lingkungan kondusif.9

Guru sebagai pengajar, tentunya memiliki peranan besar dalam mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa bagaimana cara guru mengajar adalah bagian dari upaya guru dalam menyampaikan materi pembelajaran serta feedback yang akan guru dapatkan daru siswa. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa di kelas saat proses pembelajaran berlangsung.

Berkaitan dengan perngelolaan proses pembelajaran, Partisipasi aktif siswa sangat berpengaruh pada proses perkembangan berpikir, emosi, dan sosial siswa. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran dengan meningkatkan minat siswa, membangkitkan motivasi siswa, serta menggunakan media dalam pembelajaran.10

Widianto menyebutkan bahwa terdapat pengaruh dari aktifitas belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa.11 Hal ini menunjukkan bahwa peranan aktif siswa sangat berpengaruh dalam menentukan prestasi belajar siswa. Sementara pada penelitian Wibowo menunjukkan Pemanfaatan gaya belajar dapat meningkatkan keaktifan siswa berdasarkan lima indikator yaitu: perhatian, kerjasama dan hubungan sosial, mengemukakan pendapat atau ide, pemecahan masalah, dan disiplin terdapat peningkatan keaktifan siswa.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group investigation (GI) dapat meningkatkan kecerdasan emosional dan prestasi belajar siswa dalam pelajaran fisika SMA Negeri 3 Singaraja Tahun pelajaran

9 Nugroho Wibowo, Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Pembelajaran Berdasarkan Gaya Belajar Di Smk Negeri 1 Saptosari, Jurnal Electronics, Informatics, and Vocational Education (ELINVO), Volume 1, Nomor 2, Mei 2016

10 Nugroho Wibowo,

11 Eko Widiyanto & Bambang Sudarsono, Pengaruh Aktifitas, Kreatifitas, Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Kompetensi Alat Ukur Di Smk Institut Indonesia Kutoarjo, Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo, ISSN: 2303-3738, Vol.05/No.01/Januari 2015

(20)

6

2018/2019.12 Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional siswa dapat ditingkatkan dengan pembelajaran aktif. Sementara pembelajaran aktif sendiri memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa berdasarkan Penelitian oleh Purnama yang menunjukkan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif metode Learning Starts With A Question berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.13 Kesimpulan pada kedua penelitian ini adalah bahwa ada hubungan antara pembelajaran aktif dengan hasil belajar melalui kecerdasan emosional.

Berdasarkan uraian di atas, ada pengaruh pembelajaran menggunakan pembelajaran aktif dengan hasil belajar siswa, juga kecerdasan emosional siswa dapat memberikan peranan yang baik bagi suksesnya pembelajaran.

Meningkatkan Kecerdasan emosional siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

dapat Penulis bermaksud untuk mengkaji dan menganalisis apakah penerapan strategi pembelajaran aktif dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Dengan demikian, penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah pada penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut:

1. Adanya potensi kecerdasan emosional pada siswa yang berakibat pada perbedaan motivasi dan sikap bersosial

2. Kecerdasan emosional siswa perlu ditingkatkan untuk meningkatkan hasil belajar.

12 A. T. Parmila, dkk., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional Dan Prestasi Belajar Dalam Pembelajaran Fisika Siswa Kelas X Mipa 4 Sma Negeri. JPPF, Vol. 8 No. 1 Tahun 2018 p-ISSN : 2599-2554 (Print), e-ISSN : 2599-2562 (online)

13 Nilma Purnama, Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Metode Memulai Pelajaran dengan Pertanyaan (Learning Starts With A Question) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa, Skripsi, UIN syarif Hidayatullah Jakarta, tidak dipublikasikan

(21)

7

3. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang variatif berakibat pada kurangnya keaktifan siswa

4. Efektivitas penerapan strategi pembelajaran aktif untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan agar cakupan penelitian tidak meluas.

Penelitian ini menggunakan berbagai macam Strategi pembelajaran aktif yang berbeda pada setiap pertemuan dan berisi intervensi yang berkaitan dengan proses pembelajaran yaitu menggunakan apersepsi yang meningkatkan motivasi belajar, kegiatan pembelajarannya berupa pembelajaran kooperatif mengadopsi dari pembelajaran STAD (Student Team Acievement Division) dan penugasan siswa secara berpasangan maupun individu dengan menyajikan masalah yang memungkinkan siswa dapat berdiskusi baik dengan guru maupun siswa lain yang dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa.

Sementara itu indikator kecerdasan emosional yang menjadi rujukan peneliti pada penelitian ini adalah indikator kecerdasan emosional yaitu: 1) Self Awareness (Pengenalan Diri), 2) Self Regulation (Penguasaan Diri), 3) Self Motivation (motivasi diri), 4) Emphaty (Empati), 5) Effective Relationship (Hubungan yang efektif) .

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini yaitu:

Bagaimana penerapan strategi pembelajaran aktif dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa dalam pembelajaran matematika

E. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah Mendeskripsikan dan mengetahui pengaruh penerapan strategi pembelajaran aktif dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa

(22)

8

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Bagi peneliti, penelitian ini menjadi wawasan baru dan pengalaman baru dalam pembelajaran yang melibatkan aspek sosial dan psikologis siswa.

2. Bagi Guru

Penelitian ini dapat dijadikan rujukan dan solusi lain dalam pembelajaran agar dapat meningkatkan aspek sosial-psikologi siswa untuk meningkatkan hasil belajar.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi pihak sekolah dalam mengatasi kesulitan belajar pada siswa yang dikarenakan penggunaan metode belajar yang belum variatif dan kurangnya keaktifan siswa serta dapat dijadikan rujukan mengingkatkan kecerdasan emosional siswa yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Sehingga dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa serta hasil

belajar siswa dan di sekolah.

(23)

20 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPIT Darul Maza, Bekasi. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2019/2020 pada bulan Februari sampai maret 2020.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Penelitian tindakan menurut McTaggar dalam Mahmud dan Priatna adalah merupakan langkah-langkah nyata dalam mencari cara yang paling cocok untuk memperbaiki keadaan, lingkungan, dan meningkatkan pemahaman terhadap keadaan dan atau lingkungan tersebut.14 Sementara penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.15

Penggunaan metode penelitian ini sesuai dengan tujuan umum penelitian tindakan kelas yaitu untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau pangajaran yang diselenggarakan oleh guru/pengajar-peneliti itu sendiri, yang dampaknya diharapkan tidak ada lagi permasalahan yang mengganjal di kelas.16

Penelitian tindakan kelas difokuskan pada tindakan-tindakan alternatif yang direncanakan oleh seorang guru, kemudian dicoba dan dievaluasi, apakah tindakan-tindakan alternatif tersebut dapat digunakan untuk

14 Mahmud dan Tedy Priatna. Penelitian tindakan kelas teori dan praktek, (Bandung: Tsabita, 2008), cet 2, h. 11

15 Mahmud dan Tedy Priatna., h.24

16 Mahmud dan Tedy Priatna., h.24

(24)

problem solving atau tidak terhadap masalah yang sedang dihadapi olehnya dalam kegiatan pembelajaran

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas dengan focus penelitian tindakan pada sebuah kelas untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa, dimana kecerdasan emosional siswa ini sangat berperan penting dalam kesuksesan seseorang dalam hal ini kesuksesan dalam belajar. Jadi penelitian fokus penelitian ini pada peningkatan hasil belajar melalui kecerdasan emosional ya ng ditingkatkan.

Model Penelitian tindakan kelas (PTK) yang digunakan berupa penelitian siklus dengan empat komponen yang dikenalkan oleh Kemmis dan McTaggart17:

1. Rencana

Rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau mengubah perilaku dan sikap sebagai solusi. Pada tahap perencanaan ini peneliti merencanakan bagaimana proses pembelajaran akan dilakukan dan gambaran bagaimana akan berjalan.

Membuat rangkaian kegiatan yang yang dapat mengaktifkan siswa baik pada apersepsi ketika pembelajaran akan dimulai maupun pada kegiatan inti. pada siklus I isi materi.dan pembuatan instrument evaluasi yang akan diberikan mengenai skala dan perbandingan sementara mengenai garis dan sudut pada siklus II.

Pada tahap ini peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan yang diharapkan pada penelitian, membuat rancangan pembelajaran, instrument evaluasi yang mencakup angket sebagai pretest-posttest kecerdasan emosional siswa sebelum dan setelah dilakukan tindakan, lembar observasi selama pembelajaran berlangsung, lembar kerja siswa berupa materi skala dan perbandingan pada siklus I dan materi garis dan sudut pada siklus II.

2. Tindakan

17 Mahmud dan Tedy Priatna., h.14

(25)

Apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan, atau perubahan yang diinginkan.

Peneliti melakukan tindakan pembelajaran tahap perencanaan pembelajaran yang telah dipersiapkan pada tahap perencanaan. Guru mata pelajaran matematika di kelas sebagai teman sejawat yang bertindak sebagai observer melakukan observasi atau pengamatan tindakan pada proses pembelajaran yang peneliti lakukan.

3. Observasi

Mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Pengamatan pada situasi ini dilakukan oleh teman sejawat yang dalam hal ini menjadi observer sebagaimana pada tahapan tindakan telah dilakukan, hasil observasi yang telah diperoleh menjadi bahan perbaikan pada sekenario pembelajaran berikutnya yang masih kurang pada proses pembelajaran yang telah dilaksanakan sehingga dapat berjalan lebih baik dari sebelumnya juga sebagai acuan untuk menentukan langkah atau perencanaan berikutnya yang akan dilakukan.

4. Refleksi

Peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti (guru) dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal.

Peneliti menganalisis hasil belajar siswa sesuai dengan nilai evaluasi dan hasil observasi saat pembelajaran. Hasil belajar siswa pada post test menunjukkan bagaimana siswa memahami pelajaran pada materi ajar yang telah disampaikan. Hasil evaluasi yang berupa nilai yang didapat siswa menunjukkan kempuan siswa dalam memahami pelajaran matematika yang dilaksanakan. Hal tersebut dijadikan bahan refleksi tindakan berikutnya dipertemuan selanjutnya.

(26)

Peneliti melakukan siklus pembelajaran pada siswa dengan dua siklus, Siklus ini meliputi langkah-langkah pembelajaran matematika berupa penerapan strategi pembelajaran aktif berdasarkan kecerdasan emosional siswa dengan keterangan sebagai berikut:

1. Rencana Siklus I

Tahap ini berupa rancangan pembelajaran akan diterapkan yaitu pembelajaran aktif yang menggunakan video tentang anak-anak di suriah yang tidak bias belajar bahkan sekedar belajar al-quran.

Penayangan video ini diharapkan dapat mengasah empati siswa, memberikan materi skala, meminta siswa secara acak untuk membaca mengenai skala sebagai bentuk pengendalian diri, guru mengelompokkan siswa menjnadi beberapa kelompok heterogen untuk mengerjakan lembar kerja kelompok hal ini bertujuan agar siswa dapat mengelola emosi dan membina hubungan, guru juga memberikan point untuk setiap jawaban benar yang dikerjakan oleh siswa sebagai bentuk motivasi yangn dilakukan pada pertemuan pertama. Apersepsi berupa permainan “aku suka-aku tidak suka” yang dilakukan antar siswa agar siswa dapat mengelola emosi karena mengertahui bagaimana sikap yang disuka dan tidak suka temannya, guru meminta siswa untuk memberikan review sebagai bentuk mengenali emosi diri, pemberian materi dilakukan secara langsung oleh guru dilajutkan dengan berkelompok dengan anggota kelompok adalah kelompok sebelumnya siswa dibagi tugas membuat mindmapping dengan setiap anak 1 subbab dengan kreativitas yang mnasaig-masing siswa miliki sebagai bentuk membina hubungan juga bentuk kesadaran diri pada sesi ini siswa juga mendapatkan point sesuai dengan kreativitas kelompok mereka sebagai bentuk motivasi pada pertemuan ke 2. Pembelajaran pada Pertemuan ke 3 dilakukan dengan presentasi perkelompok dengan terlebih dahulu memberikan penampilan yel-yel dan mendapatkan point tambahan sebagai bentuk membina hubungan

(27)

dengan melatih kekompakkan juga memberikan motivasi, melakukan presentasi dan menjawab challenge yang diberikan guru dalam bentuk soal yang dijawab langsung oleh kelompok ndi depan kelas sebagai bentuk Mengenali emosi diri, Mengelola emosi juga memberikan ruang untuk siswa saling membantu untuk melatih empati.

2. Rencana Siklus II

Rencana pembelajaran pada siklus ini berupa Apersepsi untuk motivasi siswa melalui penayangan video berupa kekuasaan Allah bagi orang yang berusaha dan berdoa agar siswa dapat termotivasi untuk selalu berusaha untuk nmencapai tujuan belajar mereka, pada kegiatan inti pembelajaran, guru menjelaskan materi garis dengan menggunakan alat peraga serta menjelaskan tentang sudut, kemudian guru memberikan stimulus kepada siswa pertanyaan untuk memastikan siswa paham materi mengenai garis sebagai bentuk kesadaran diri, guru meminta siswa untuk berpasangan menyelesaikan tugas yang guru berikan dengan setiap pasangan diberikan soal yang berbeda serta nmeminta mereka mempresentasikan bagaimana mereka mengerjakannya sebagai bentuk membina hubungan, mengenal emosi orang lain dan empati saat ada teman yang presentasi yang lain memperhatikan.pada pertemuan pertama. Pertemuan kedua, guru memberikan permainan melatih fokus siswa “ bilangan kelipatan lima=dorr” dengan hukuman maju dan bernyanyi bagi yang salah sebagai bentuk penguasaan diri serta melatih empati antar siswa serta membina ubungan yang efektif, pada inti pembelajaran guru memberikan pertanyaan mengenai garis dan sudut secara acak yang telah dipelajari siswa sebagai bentuk melihat motivasi siswa bagaimana mereka terdorong untuk menjawab, guru menjelaskan materi lanjutan menggunakan alat peraga, selanjutnya guru memberikan tugas berbeda kepada setiap siswa sebagai bentuk pengenalan diri. Pertemuan ketiga, pada pertemuan ini siswa melukis sudut dengan busur dengan besar sudut yang diberikan berbeda-beda

(28)

secara berpasangan sebagai bentuk pengenalan diri, penguasaan diri dan membangun hubungan yang efektif, diakhir pembelajaran siswa membentuk kelompok untuk menyelesaikan soal latihan dengan nkelompok paling banyak menjawab soal latihan akan mendapatkan reward sebagai bentuk motivasi dan empati untuk bekerja sama dengan tujuan yang sama.

Rancangan pembelajaran yang direncanakan diakhiri dengan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siswa dan keaktifan pada setiap siklusnya sehingga jika ada yang kurang memuaskan atau masih kurang baik pada tahapannya.bisa dilakukakan penataan ulang pada skenario pembelajaran dengan tambahan siklus pembelajaran.

Berikut diagram yang menggambarkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini :

Gambar 3.1 Skema Rancangan Siklus Penelitian Kondisi

awal

Guru menggunakan metode

pembelajaran kovensional

-Hasil belajar matematika rendah -Siswa kurang aktif

Penerapan strategi pembelajaran aktif

Siklus I

-Kecerdasan

emosional meningkat -Hasil belajar siswa meningkat

Siklus II Kondisi

akhir Tindakan

(29)

C. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Penerapan strategi pembelajaran aktif dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa kelas VII Al-Kahfi SMPIT Darul Maza Bekasi dikatakan efektif jika Aktivitas Siswa yang mengembangkan kecerdasan emosional siswa dengan penjabaran hasil yang diharapkan sebagai berikut:

Secara garis besar capaian yang diharapkan adalah siswa dapat mencapai minimal 70% untuk setiap Aspeknya.

Penelitian ini akan diakhiri dengan berdasarkan terpenuhinya indikator aktivitas siswa di atas.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas VII Al-Kahfi SMPIT Darul Maza Bekasi, yang berjumlah 23 orang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan, dengan alasan pemilihan subyek penelitian adalah metode-metode yang telah dilakukan masih beupa pembelajaran konvensional yang tidak mengaktifkan siswa dan tidak menyertakan kecerdasan emosional siswa yang berguna dalam kesuksesan belajar juga siswa belum bisa memenuhi nilai tes minimal dalam pembelajaran, penerapan strategi pembelajaran aktif sebagai pembanding

Aspek Indikator

Self Awareness Dapat menentukan hasil kerja sendiri ( Pengenalan Diri) Percaya diri

Self Regulation Responsif pada saat guru menjelaskan materi

( Penguasaan Diri ) Menunjukkan ekspresi terhadap hasil belajar yang diperoleh

Self Motivation Siswa berani menjawab soal di depan kelas ( Motivasi Diri ) Mengerjakan tugas dengan tuntas

Emphaty Menghargai pendapat teman

( Empati) Memperhatikan teman yang presentasi di depan kelas Effective Relationship Mampu bekerjasama dalam kelompok

(Hubungan yang

Efektif) Santun dan hormat kepada guru

(30)

metode konvensional yang sesuai dalam pembelajaran untuk mengaktifkan siswa dan diharapkan penerapan strategi pembelajaran aktif ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika yang kurang dari nilai KKM atau kurang dari 70.

E. Sumber Data

Sumber data adalah sesuatu yang menjadi sumber untuk memperoleh data. Sumber data atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:

1. Angket Kecerdasa Emosional siswa

2. Lembar observasi untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung

3. Dokumen dalam bentuk foto F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini meliputi:

1. Teknik nontes berupa angket dan Observasi, yaitu kegiatan memperhatikan atau mengamati hubungan antar aspek dalam situasi pembelajaran yang muncul dengan mempertimbangkan hubungan antar aspek. Observasi pada penelitian ini diarahkan pada aktivitas siswa oleh peneliti untuk mengetahui respon siswa terhadap metode pembelajaran yang diterapkan. Observasi pada penelitian ini juga diarahkan terhadap aktivitas guru dalam menyampaikan pembelajaran matematika dan diobservasi oleh teman sejawat untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran. Observasi ini juga diarahkan untuk refleksi pada pembelajaran berikutnya.

2. Dokumentasi, yakni pekerjaan mencatat, merekam peristiwa dan obyek maupun aktivitas yang dianggap berharga dan penting.

Dokumentasi yang dimanfaatkan pada penelitian ini berupa angket kecerdasan emosional yang diisi oleh siswa, daftar nilai matematika dan bukti fisik kegiatan pembelajaran berupa foto. Daftar nilai yang digunaka n adalah daftar nilai matematika sebelum diterpkan strategi

(31)

pembelajaran aktif dan setelah diterapkan pembelajran aktif dalam pembelajaran matematika. Foto yang digunakan adalah saat peneliti melakukan observasi pada siswa sebelum melakukan penelitian dan pada saat penelitian dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif pada siklus I dan siklus II

G. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisis data.

Peneliti memberi uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisis data merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya orang yang meneliti tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil belajar siswa pada ranah kognitif hasil evaluasi pembelajaran, lembar observasi siswa yang berisi pengamatan aktivitas siswa, dan angket kecerdasan emosional siswa.

Analisis data yang dilakukan oleh peneliti dalam peneliatian ini pada sumber data yang ada, yaitu:

1. Data Non Tes a. Lembar Angket

Pengambilan data dengan teknik non tes, teknik ini merupakan salah satu teknik penilaian untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik, skap, dan kepribadian18 dalam hal ini sejalan mengenai kecerdasan emosional siswa yang berupa kecerdasan yang menitik beratkan pada kemampuan dalam sikap.

berupa angket tertutup dengan skala 1-3 untuk:

3= Berlaku

2= Berlaku Sebagian Waktu 1= Tidak Berlaku.

18 Ali Hamzah, Muhlisrarini, h.158

(32)

Tabel 3.1 Poin Skala

Skala Poin

Berlaku 3

Berlaku Sebagian Waktu 2

Tidak Berlaku 1

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Skala Kecerdasan Emosional Teori Goleman

No Aspek Kecerdasan

Emosional Indikator

Item Soal 1 Self-awareness

(pengenalan diri)

Dapat menentukan hasil kerja sendiri 1, 5, 14, 20, 23, dan 27 Percaya diri

2 Self-regulation (penguasaan diri)

Responsif pada saat guru menjelaskan

materi 8, 11, 15,

21, 24, dan Menunjukkan ekspresi terhadap hasil 28

belajar yang diperoleh 3 Self-motivation

(motivasi diri)

Siswa berani menjawab soal di depan kelas

3, 9, 12,16, 25, dan 29 Mengerjakan tugas dengan tuntas

4 Empathy (empati)

Menghargai pendapat teman

3, 6, 13, 17, 22, dan 26 Memperhatikan teman yang presentasi di

depan kelas 5 Effective relationship

(hubungan yang efektif).

Mampu bekerjasama dalam kelompok 5, 7, 10, 18, 19, dan 30 Santun dan hormat kepada guru

b. Lembar Observasi

Analisis data kegiatan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan format observasi terukur. Observasi kegiatan siswa dilakukan pada setiap pertemuan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Data yang diperoleh dari observasi merupakan data kuantitatif dengan penghitungan persentase yang kemudian dikonversikan kedalam bentuk penskoran kualititatif. Pada pengolahan data ini akan menggunakan penskoran kualitatif ya atau tidak

(33)

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Lembar Observasi

No Aspek Indikator Penilaian

1

Self-awareness (pengenalan diri)

Dapat menentukan hasil kerja sendiri

Penilaian

dilakukan dengan memberi tanda checklist (√) pada

siswa yang

memiliki kriteria pada indikator kecerdasan

emosional dan memberi tanda silnag (x) pada siswa yang tidak memiliki kriteria pada indikator kecerdasan

emosional Percaya diri

2 Self-regulation (penguasaan diri)

Responsif pada saat guru menjelaskan materi

Menunjukkan ekspresi terhadap hasil belajar yang diperoleh

3

Self-motivation (motivasi diri)

Siswa berani menjawab soal di depan kelas

Mengerjakan tugas dengan tuntas 4

Empathy (empati)

Menghargai pendapat teman

Memperhatikan teman yang presentasi di depan kelas

5

Effective relationship (hubungan yang efektif).

Mampu bekerjasama dalam kelompok

Santun dan hormat kepada guru

(34)

62 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi dan pembahasan pada penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut:

Penerapan strategi pembelajaran aktif dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa pada seluruh aspek atau Aspek yang ada pada kecerdasan emosional yaitu pada aspek kemampuan mengenali dan penyebab atau pemicu emosi tersebut. Orang tersebut mampu mendapatkan informasi untuk melakukan suatu tindakan. Pada aspek Self- awareness (pengenalan diri), siswa mampu mengenali diri mereka dengan menentukan hasil kerja mereka juga mampu mendapatkan informasi untuk melakukan suatu tindakan dengan kepercayaan diri untuk dapat menyelesaikan tugas. Aspek Self-regulation (penguasaan diri), siswa mampu untuk mengontrol dalam membuat tindakan secara berhati-hati dengan sikap responsif terhadap penjelasan materi yang guru berikan dengan kondisi yang mereka alami di dalam kelas juga menunjukkan ekspresi terhadap hasil yang mereka dapatkan. Pada Self-motivation (motivasi diri) siswa mampu memperbaiki kekurangan yang mereka miliki baik belum memahani pelajaran yang guru berikan juga menyelesaikan tugas dengan berani menjawab soal di depan kelas dan mengerjakan tugas dengan tuntas. Empathy (empati) kemampuan untuk mengenali perasaan orang lain dengan menghargai setiap pendapat teman baik dalam bekerja dalam kelompok maupun menghargai hasil kerja kelompok lain. Effective relationship (hubungan yang efektif), siswa mampu memcahkan masalah dengan kerja sama yang baik dan sikap yang baik.

Berdasarkan penilaian selama pembelajaran berlangsung melalui observasi terhadap siswa, pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan yaitu sebesar 2%. Selama pengambilan data observasi ada Aspek yang meningkat maupun menurun, namun seluruhnya tidak kurang dari target hasil yang diinginkan penulis yaitu 70%, dapat dikatakan aspek yang mendapat nilai terendah berada pada kategori cukup. Selain itu pada evaluasi siswa yang memperoleh nilai 70 atau mencapai KKM mencapai 95% pada akhir siklus I, artinya pada siklus I pembelajaran ini lebih dari 75% siswa sudah mencapai hasil belajar yang diharapkan.

B. Saran

(35)

Adapun saran penulis dalam menerapkan strategi pembelajaran aktif untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa adalah sebagai berikut:

1. Guru dalam memilih strategi yang akan digunakan dalam meningkatkan kecerdasan esmosional siswa disarankan bervariasi dan menarik, serta memberikan kesempatan siswa untuk aktif dalam pembelajaran terutama agar siswa aktif dalam berkelompok karena kecerdasan emosional erat kaitannya dengan kecerdasan sosial.

2. Guru baiknya Pemberian Reward kepada siswa yang dapat menjadi alternatif dalam membangkitkan semangat siswa dalam menyelesaikan tugas baik dalam tugas berkelompok, berpasangan, atau individu yang dapat meningkatan beberapa aspek dalam kecerdasan emosional seperti pada self motivation dan effective relationship.

3. Bagi peneliti selanjutnya penting untuk mengatur alokasi waktu yang harus disesuaikan dan digunakan secara efektif untuk setiap pembelajaran. Seperti halnya hambatan pada pembelajaran kooperatif yang membutuhkan waktu lama dalam proses pembelajarannya, begitu pula pada pembelajaran aktif yang digunakan untuk meningkatkan kecerdasan emosional ini. Penyampaian materi baiknya disampaikan langsung oleh guru, sedangkan dalam kegiatan lain baik penugasan, pematangan materi dan sebagainya dapat dilakukan dengan berbagai metode dalam strategi pembelajaran aktif.

(36)

64

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Diyah Nur Fauziyyah, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Sejarah di SMAI Al-Azhar 4 Kemang Pratama Kota Bekasi, Jurnal Pendidikan Sejarah 11, Vol. 6, No. 1 Januari 2017.

Armiati. Komunikasi Matematis dan Kecerdsan Emosional. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika , Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA. 05 Desember 2009.

Efendi, Agus. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta, 2005.

Endriani, Yully, dkk. hubungan antara kecerdasan emosional dengan kemampuan komunikasi matematis. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, Vol 6, No 11 (2017) , e-ISSN : 2715-2723.

Goleman, Daniel. Kecerdasan Emosional: Mengapa EI lebih penting dari IQ.

Jakarta: PT GramediaPustaka Utama, 2015.

Goleman, Daniel. Working with Emotional Inteligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005.

Hamzah, Ali dan Muhlisrarini. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Metematika,. Jakarta: PT RajaGrafindo, 2014.

Lusi, Semuel L. SEIP Inteligence. Yogyakarta: PT kanisius, 2014.

Mahmud dan Tedy Priatna, Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktek.

Bandung: Tsabita, 2008.

Manizar, Ely Hm. Mengelola Kecerdasan Emosi, Tadrib Vol. I, No. 2, Edisi Desember 2016.

Meng, Lingquan, dan Jianping. The Effect of an Emotional Intelligence Intervention on Reducing Stress and Improving Communication Skills of Nursing Students. NeuroQuantology, Chifeng University, Vol.16 2018 Mulyadi, Seto, dkk. Psikologi Pendidikan: dengan Pendekatan Teori-Teori Baru

dalam Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers, 2016.

Ndari, Susianty Selaras dkk. Metode Perkembangan Sosial Emosi Anak Usia Dini. Tasikmalaya: Edu Publisher, 2018

(37)

Parmila, A. T., dkk. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional Dan Prestasi Belajar Dalam Pembelajaran Fisika Siswa Kelas X Mipa 4 Sma Negeri. JPPF, Vol. 8, No. 1, p-ISSN : 2599-2554 (Print), e-ISSN : 2599- 2562 (online), 2018

Prawira, Purwa Atmaja. Psikologi Umum dengan Perspektif Baru. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2012.

Purnama, Nilma. Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Metode Memulai Pelajaran dengan Pertanyaan (Learning Starts With A Question) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa, Skripsi, UIN syarif Hidayatullah Jakarta:

2010. tidak dipublikasikan.

Rachmadhani, Indriyani Dhian & Ardat. Pengaruh Strategi Pembelajaran Active Learning Dengan Teknik Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 20 Medan, Jurnal AXIOM: Vol.

VIII, No. 1, P- ISSN : 2087 – 8249, E-ISSN: 2580 – 0450, Januari – Juni 2019

Rahmawati, Anayanti. Studi Literatur Literasi Emosi, Seminar ASEAN, Psychology & Humanity, 2016.

Tasyanti, Tri, dkk. Analisis Kemampuan Literasi Matematika Berdasarkan Kecerdasan Emosional Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation, Prisma Prosiding Seminar Nasional Matematika UNNES, Semarang: UNNES, 2018. tidak dipublikasikan.

Timotius, Kris H. Otak dan Perilaku. Yogyakarta: ANDI, 2018.

Wibowo, Nugroho. Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Pembelajaran Berdasarkan Gaya Belajar Di Smk Negeri 1 Saptosari, Jurnal Electronics, Informatics, and Vocational Education (ELINVO), Vol. 1, No. 2, Mei 2016.

Widiyanto, Eko & Bambang Sudarsono. Pengaruh Aktifitas, Kreatifitas, Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Kompetensi Alat Ukur Di Smk Institut Indonesia Kutoarjo, Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo, ISSN: 2303-3738, Vol.05, No.01, Januari 2015

Yulika, Rian. Pengaruh Kecerdasan Emosi Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Smp Negeri 1 Sengkang, Jurnal Inspiratif

(38)

Pendidikan , Department of Islamic Education Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, ISSN Print: 2337-6767 ISSN Electronic: 2655-4445’.

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2015 .

Gambar

Gambar 3.1 Skema Rancangan Siklus Penelitian Kondisi awal  Guru menggunakan metode pembelajaran kovensional  -Hasil belajar  matematika rendah  -Siswa kurang aktif
Tabel 3.1  Poin Skala

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan pemantauan kontaminasi udara agar dapat diambil tindakan untuk keselamatan radiasi, bilamana tingkat radioaktivitas α atau β dapat membahayakan personil dan/atau

Penerapan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah harus sesuai dengan standar akuntansi keuangan pemerintahan. Karena sistem akuntansi pemerintahan merupakan

Karena kondisi ini, pada kasus kecelakaan lalu lintas dengan cedera pada dada, seyogyanya dilakukan pemeriksaan patologi anatomi pada otot jantung yang akan dapat

Diharapkan penurunan vigor benih dapat diatasi dengan peningkatan kerapatan benih yang akan meningkatkan jumlah kecambah normal kuat yang akan digunakan untuk kegiatan

〔商法一ニ九〕手形金の一部に関する原因債務不存在といわゆる二重無権の抗弁東京地裁昭和四 六年ニ月一二日判決 倉沢, 康一郎Kurasawa,

Dari hal-hal tersebut diatas terlihat bahwa semua syarat terpusat pada satu maksud yaitu penilaian illat yang diakui oleh syar’i. Syarat untuk menemukan illat atau Mas}lah}ah

Ulead Video Studio ini sangat cocok digunakan untuk kalangan pemula yang ingin belajar editing video, selain itu program ini memiliki tampilan yang menarik dan menu-menu

Dari uraian-uraian tersebut, bisa dikatakan bahwa meskipun tidak terdapat kesepakatan di antara para ahli/peneliti, kata makian dapat dilihat dari tanda-tanda sebagai