• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 1. Pendahuluan. Untuk dapat berkomunikasi dengan sesama manusia dan saling mengerti apa dari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Bab 1. Pendahuluan. Untuk dapat berkomunikasi dengan sesama manusia dan saling mengerti apa dari"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Untuk dapat berkomunikasi dengan sesama manusia dan saling mengerti apa dari maksud yang ingin disampaikan, semua manusia memerlukan sebuah bahasa. Bahasa mengandung arti penting agar kita dapat mengetahui tingkah laku dan pikiran kita dalam kehidupan sosial. Dalam pendidikan di sekolah, kita ditanyakan “Apakah bahasa itu?”, biasanya akan dijawab, “bahasa adalah alat komunikasi”. Jawaban ini tidaklah salah, tetapi juga tidak benar sebab jawaban itu hanya menyatakan bahwa “Bahasa adalah alat” adalah merupakan fungsi dari bahasa, bukan “sosok” dari bahasa tersebut. Maka jawaban terhadap pertanyaan tersebut adalah seperti yang dikemukakan oleh Kridalaksana dalam Abdul Chaer (2007), yaitu Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Kata arbitrer bisa diartikan dengan sewenang-wenang, berubah- ubah, tidak tetap. Yang dimaksud dengan istilah arbitrer adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa dengan konsep atau pengertian dari yang dimaksud oleh lambang tersebut.

Bahasa terdiri dari bahasa lisan maupun non-lisan. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung

(2)

komunikasi yang dilakukan. Bahasa lisan lebih dulu daripada bahasa tulis. Hingga saat ini masih banyak bahasa di dunia ini yang belum punya tradisi tulis. Artinya, bahasa itu hanya digunakan secara lisan, tetapi tidak secara tulisan. Dalam bahasa itu belum dikenal ragam bahasa tulisan, yang ada hanya ragam bahasa lisan.

Salah satu sifat bahasa adalah dinamis, bahasa akan selalu berkembang dan mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi mengkibatkan penambahan kata-kata baru dari bahasa asing dan pengurangan karena kata-kata tersebut jarang digunakan contohnya seperti bahasa Jepang. Bahasa Jepang semakin diminati karena mendominasi dunia anime dan manga di seluruh penjuru dunia. Kebanyakan dari otaku (penggemar anime) bisa berbicara bahasa Jepang walaupun hanya dasarnya.

1.1.1 Asal-usul Huruf Jepang

Dalam pembelajaran huruf-huruf Jepang, terdapat tiga huruf yang digunakan oleh orang Jepang, yaitu Hiragana, Katakana, dan Kanji. Pada zaman Heian, Hiragana dan Katakana telah dibuat. Hiragana awalnya disebut onnade atau tangan perempuan yang digunakan oleh perempuan, dan laki-laki menulis dalam kanji dan katakana. Hiragana digunakan untuk menulis kosakata asli bahasa Jepang.

(3)

Gambar 1.1 Asal – usul Hiragana

Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/File:Hiragana_origin.svg

Huruf Katakana fungsinya tidak sama dengan Hiragana, huruf ini digunakan untuk menulis kata serapan dari bahasa asing (selain bahasa Jepang) , atau ketika menegaskan suatu kata dalam sebuah kalimat. Katakana terdiri dari 48 suku kata dan pada awalnya dianggap "tulisan laki-laki". Suku kata dari Katakana ini berasal dari Cina, disingkat dan digunakan oleh para biksu buddha untuk menunjukkan pengucapan yang benar dari teks- teks Cina.

(4)

k at d

1

M te m hu

Su

Katakana ata Onomato tau atas dal itulis dengan

.1.2 Seja

Menurut Menurut hasi elah berkem munculnya Ji uruf zaman

umber : http

a telah digun ope, nama as lam bahasa n huruf Kanj

arah Kanji (漢

t para sarjan il survei arke mbang sampa iaguwen atau kuno Tiong

Gamba

://commons.

nakan teruta sing, dan un Inggris). Se ji.

漢字)

na, huruf ka eologis, jauh ai taraf yang

u aksara di b gkok (http//

ar 1.2 Asal

.wikimedia.o ama untuk m ntuk penekan ebelum abad

anji terbentu h pada masa

g cukup tin batok kura-k /ms.wikipedi

l-usul Katak

org/wiki/File menulis kata-

nan (setara d d ke-20 sem

uk pada Di a awal Dinas nggi dengan

kura dan tula ia.org/Wiki/

kana

e:Katakana_

-kata pinjam dengan kasus mua kata-ka

inasti Shang sti Shang, pe salah satu ang binatang /Tulisan kanj

_origine.png man non-Cina

s teks tebal, ta pinjaman

g abad ke-1 eradaban Tio

lambangnya g, yang meru nji). Ada be

a, kata- miring n asing

6 SM.

ongkok a ialah upakan eberapa

(5)

teori mengenai bagaimana kanji dikembangkan, satu teori diantaranya mengatakan bahwa 5000 sampai 6000 tahun yang lalu, seorang histografi Cina, Ts'ang Chiehdatang dengan sebuah ide kanji sebagai simbol dari mengekspresikan hal-hal dalam penulisan, beliau mendapatkan ide ini dari jejak kaki burung yang tercetak diatas salju. Teori ini kurang lebih merupakan opini legenda dari fakta-fakta sejarah yang dapat dipercaya. Namun, kenyataan yang dapat diandalkan bahwa huruf kanji tertua adalah prasasti pada tulang hewan dan punggung kura-kura yang diperkenalkan selama kekaisaran ke 22 dari dinasti

shang (yin) sekitar tahun 1700SM-1100SM.

(http://www.kanjigraphy.com/mainpages/info/history.html).

Gambar 1.3 Penulisan pada tempurung kura-kura

Sumber : http://www.kanjigraphy.com/mainpages/info/history.html

Berdasarkan informasi sejarah kanji dari website Kanjigraphy.com , sejarah tipe-tipe penulisan terdapat 7 tipe penulisan, yaitu :

1. Penulisan pada tempuruk kura-kura 2. Penulisan pada perunggu prasasti 3. Penulisan segel atau cap

(6)

4. Penulisan gaya persegi kuno 5. Penulisan gaya persegi 6. Penulisan gaya semi-kursif 7. Penulisan gaya rumput

Huruf kanji terbentuk dari beberapa garis dan coretan, contohnya 下,上,日,人,

dan sebagainya. Dengan adanya bagian-bagian pada sebuah kanji maka timbulah istilah yang disebut Bushu. (Sudjianto dkk, 2009). Bushu sendiri adalah kanji yang menyatakan arti dasar dari suatu kanji, dengan kata lain bahwa Bushu adalah “kunci” untuk mengetahui dan memahami makna dasar dari suatu kanji.

Untuk mengetahui jumlah garis atau coretan dalam sebuah kanji pertama-tama kita harus mengetahui dasar-dasar garis atau coretan yang sering dipakai dalam penulisan kanji.

Jumlah garis atau coretan yang membentuk sebuah kanji ini disebut Kakushuu. Banyak terjadi kesalahan pada saat memahami dan mempelajari garis atau coretan pada sebuah kanji, karena penulisan kanji harus menulis dengan beraturan sesuai dengan urutan-urutan tata caranya. Dan, urutan-urutan penulisan yang dimaksud adalah Hitsujin. Dikarenakan penulis sebagai mahasiswa yang tidak memiliki latar belakang “budaya kanji”, penulis sangat berharap semoga penulisan skripsi ini dapat membantu dan bermanfaat bagi kaum awam yang ingin lebih mengetahui asal-usul pembentukan dan filosofi-filosofi yang terdapat pada setiap kanji Jepang.

Penulis akan menganalisis melalui penelitian yang berjudul “Analisis Makna Kanji bushu kokoro yang Berhubungan dengan pikiran”. Penulis memilih tema skripsi ini

(7)

dikarenakan penulis mendapati adanya makna pikiran pada beberapa kanji yang memiliki bushu kokoro, tetapi pada kokoro itu sendiri bermakna perasaan. Sehingga penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut, ada tidaknya hubungan antara bushu kokoro pada sebuah kanji yang bermakna pikiran.

Banyak kanji Jepang yang maknanya tidak sama dengan kanji-kanji yang terdapat pada kanji Cina, bahkan ada beberapa kanji yang memiliki unsur tertentu tetapi, tidak ada hubungan dengan unsur tersebut dan memiliki arti yang berbeda. Inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang kanji-kanji tersebut.

1.2 Rumusan Permasalahan

Menganalisis kanji-kanji yang memiliki bushu kokoro (shitagokoro) yang berhubungan dengan makna kokoro yang berarti ‘pikiran’, melalui teori semiotik yang dijabarkan melalui teori semantik.

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan

Menganalisis kanji yang terdapat bushu kokoro yang terdapat dalam The New Nelson Japanese-English Character Dictionary yang ditulis oleh Andrew N.Nelson dan direvisi kembali oleh John H. Haig (1997). Penulis akan mengambil 5 kanji yang terdapat pada kamus tersebut untuk dianalisis lebih lanjut. Penulis akan meneliti beberapa kanji pilihan yang memiliki bushu kokoro sebagai shitagokoro yang maknanya berhubungan dengan

(8)

pikiran. Contoh dari beberapa kanji yang memiliki bushu kokoro , yaitu 想, 忘, 意, 思, dan 念.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara mendalam filosofi yang terdapat dalam huruf kanji-kanji yang mempunyai bushu kokoro dan dapat memahami sebab dari makna yang berhubungan dengan pemikiran tersebut.

Manfaat dari penelitian ini adalah unutuk memudahkan kaum awam untuk mengingat kanji Jepang berdasarkan filosofi pembentukkannya.

1.5 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian kepustakaan dan deskriptif analitis, yaitu dengan cara mengumpulkan beberapa kanji yang terdapat dalam The New Nelson Japanese-English Character Dictionary yang ditulis oleh Andrew N.Nelson, dan direvisi kembali oleh John H. Haig (1997), yang memiliki bushu kokoro, yang berhubungannya dengan pemikiran. Selain itu beberapa teori linguistik seperti teori semantik, teori semiotik, dan teori pembentukan kanji,  yang diambil  dari berbagai sumber yang akurat, kemudian diteliti dan dianalisis sesuai dengan korpus data yang sudah ada.

(9)

1.6 Sistematika Penulisan

Pada skripsi ini penulisan dibagi menjadi lima bab dan masing-masing bab terbagi atas beberapa sub bab yang akan menjelaskan secar singkat urutan penulisann. Sistematika penulisan adalah sebagai berikut:

Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang didalamnya berisikan enam sub bab dan masing-masing sub bab menjelaskan tentang latar belakang penelitian dan beberapa gambar asal-usul huruf jepang , rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

Bab 2 berisi landasan teori yang menjelaskan tentang konsep kanji dan konsep pembentukan kanji serta teori-teori linguistik lainnya. Teori-teori yang berasal dari berbagai sumber yang akurat, yang akan digunakan untuk menganalisis korpus data yang ada.

Bab 3 berupa analisis penulis dari korpus data yang ada dengan penjabaran kanji satu persatu dengan menggunakan teori yang berkaitan. Guna mendapatkan kesimpulan dari proses penelitian ini.

Bab 4 merupakan simpulan dan saran. Simpulan merupakan jawaban dari hasil penelitian yang didasarkan pada analisis dari korpus data dari semua proses penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Saran yang berisikan pemberian pendapat bagi pembaca dari hasil pembuatan skripsi ini.

Bab5 memuat ringkasan dari isi skripsi secara ringkas dan jelas. Terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan

(10)

manfaat penelitian, dan hasil penelitian sebagai jawaban permasalahan yang dijelaskan kembali secara singkat.

 

Gambar

Gambar 1.1  Asal – usul Hiragana
Gambar 1.3  Penulisan pada tempurung kura-kura

Referensi

Dokumen terkait

Kebanyakan subsidi dibuat oleh kerajaan kepada pengeluar atau pengedar di dalam sebuah industri untuk mencegah kemerosotan pengeluar atau pengedar di dalam sebuah

Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa pada mahasiswa dengan kecerdasan logis-matematis untuk aspek merumuskan masalah atau soal, mengembangkan jawaban sementara,

Dalam kegiatan ini akan dilakukan kegiatan pengabdian melalui beberapa tahap, yaitu (a) penyuluhan kepada petugas rekam medis; (b) pelaksanaan integrasi desain berkas rekam

Jawaban responden terhadap item2 pernyataan tentang “Tema iklan air minum dalam kemasan merek Aqua yang ada di Televisi, Radio, Surat Kabar, Majalah, Papan Reklame, dan

Setelah memadat, diambil 1 ose bakteri yang telah diukur berdasarkan standar Mc.Farland 108 kol/ mL, kemudian digores secara merata pada permukaan medium, kemudian dimasukkan

Soerjono Soekanto menyatakan bahwa pada dasarnya ada dua bentuk umum dari interaksi sosial, yaitu assosiatif dan dissosiatif. Suatu interaksi sosial yang assosiatif

Perencanaan pajak dan corporate governance yang terdiri dari komisaris independen, kepemilikan institusional, dan komite audit sebagai variabel independen

Berdasarkan beberapa penelitian di atas dimana sense, feel, think, act dan relate merupakan indikator-indikator terbentuknya experiential marketing, maka berdasar