• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 702010160 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 702010160 Full text"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1. Pendahuluan

Permasalahan pembelajaran sering kali dialami oleh pelaku pendidikan. Sebagai contoh permasalahan pembelajaran yang terjadi di SMA Negeri 1 Pabelan. Permasalahan ini dialami oleh siswa pada mata pelajaran Ekonomi. Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan, dapat diketahui bahwa pada pembelajaran mata pelajaran Ekonomi siswa merasa bosan dikarenakan guru menyampaikan materi dengan cara tradisional, yaitu guru menyampaikan materi dengan ceramah dan siswa mendengarkan penjelasan dari guru. Tidak sedikit siswa yang asyik bermain handphone dan tidak memperhatikan. Keadaan ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Ini ditunjukkan dengan adanya nilai tes yang didapatkan siswa kurang memuaskan. Dan tidak sedikit siswa yang mengikuti remidial. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan permasalahan di atas, dengan adanya proses pembelajaran tradisional pada mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Pabelan, membuat siswa cepat merasa bosan dan tidak tertarik untuk memperhatikan pelajaran sehingga banyak siswa tidak merasa nyaman saat belajar.

Salah satu strategi pembelajaran yang efektif adalah strategi kolaboratif karena strategi ini dianggap dapat menyediakan peluang untuk menuju pada kesuksesan praktek-praktek pembelajaran. Dalam pembelajaran kolaboratif diterapkan strategi belajar dengan siswa membentuk suatu kelompok dimana kelompok tersebut harus turut aktif dalam pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran [1]. Selain dengan strategi pembelajaran yang digunakan, media pembelajaran yang digunakan juga turut mempengaruhi hasil pembelajaran. Media pembelajaran dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap kompetensi yang harus dikuasai, materi yang harus dipelajari dan dapat mempertinggi hasil belajar [2]. Berbagai macam media telah diciptakan, seperti media buku, modul, hingga media yang semakin canggih yaitu media komputer. Pembelajaran berbasis komputer berarti proses pembelajaran yang menggunakan alat bantu dan sumber belajar dengan sistem komputer atau berbasis mikroprosesor dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran berbasis computer ini telah terbukti bisa lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran [3]. Saat ini banyak aplikasi-aplikasi gratis yang dapat digunakan untuk pembelajaran. Salah satunya adalah Facebook. Facebook merupakan situs jejaring sosial yang sangat cepat berkembang dan hingga saat ini pengguna di Indonesia sudah mencapai 42.000 lebih dan diperkirakan penggunanya akan terus bertambah [4]. Ada beberapa keunggulan yang dimiliki oleh Facebook, diantaranya adalah Group, Clean Layout, No advertising, Network, Photo Album, Selling, Event, dan Status update [4].

(2)

dengan memanfaatkan media Facebook dalam pembelajaran Ekonomi untuk meningkatkan hasil belajar yang lebih maksimal.

2. Kajian Pustaka

Dalam penelitian Urip Widodo menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kolaboratif berdampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, baik itu dari hal kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) setelah adanya penerapan pembelajaran kolaboratif ini. Perubahan ini menunjukkan bahwa dengan adanya penerapan metode kolaboratif dalam pembelajaran membaca sketsa gambar memberikan dampak yang positif terhadap prestasi siswa [5].

Penelitian lain yang dilakukan oleh Sri Rahayuningsih menunjukkan bahwa potensi Facebook untuk digunakan sebagai media pembelajaran sangatlah tinggi. Facebook memberikan kebebasan waktu dan tempat sehingga para siswa dapat berinteraksi kapanpun dan dimanapun. Dengan kebebasan ini siswa dapat berkomunikasi setiap saat. Media Facebook membuat siswa lebih antusias dan bersemangat, mengingat Facebook adalah media baru yang digunakan dalam pembelajaran sehingga dapat menghilangkan rasa bosan dalam pembelajaran [6].

Dalam penelitian Fewkes dan McCabe yang dilakukan di SMA Ontario, menunjukkan bahwa 73% responden menggunakan Facebook untuk tujuan pembelajaran. Dan dalam kenyataannya banyak dari responden yang menggunakan Facebook untuk tujuan pendidikan. Ada beberapa keuntungan menggunakan Facebook, yaitu untuk berkolaborasi, diskusi pekerjaan rumah, berpartisipasi, dan berkomunikasi [7].

Pembelajaran kolaboratif adalah pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelompok, namun tujuannya bukan untuk mencapai kesatuan yang didapat melalui kegiatan kelompok [8]. “Collaborative is an adjective that implies working in a group of two or more to achieve a common goal, while respecting each individual’s contribution to the whole” [9]. Dalam pembelajaran kolaboratif, siswa dibentuk menjadi kelompok dimana dalam kelompok itu setiap individu memberi kontribusi terhadap kelompok. Pembelajaran kolaboratif merupakan usaha pendagogis untuk mencari dan mengembangkan kebenaran secara bersama-sama [10]. Pembelajaran kolaboratif merujuk pada sebuah metode pembelajaran di mana siswa dari berbagai tingkat kemampuan saling bekerjasama dalam kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan [11]. Dalam pengertian Gokhale, masing-masing siswa mempunyai tanggung jawab pribadi dan sosial. Keberhasilan siswa dianggap sebagai keberhasilan siswa yang lain. Siswa bisa membantu siswa yang lain untuk meraih kesuksesan. Pembelajaran kolaborasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam diskusi, bertanggungjawab terhadap pembelajarannya sendiri dan menjadi pemikir yang kritis [11].

(3)

mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa bukanlah sebatas penerima pengetahuan pasif dari gurunya melainkan sebagai individu yang aktif memproses segala informasi yang ditemukan dari lingkungan tidak hanya dari guru untuk memperoleh pemahamannya sendiri [13]. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri–ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mampu menjawab pertanyaan, dan senang diberi tugas belajar. Semua ciri perilaku tersebut pada dasarnya dapat ditinjau dari dua segi yaitu segi proses dan dari segi hasil [12]. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing–masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

Facebook merupakan aplikasi jejaring social online yang membuat penggunanya dapat menampilkan diri mereka dalam profil online, menambah teman yang dapat mem-posting komentar serta saling melihat profil satu sama lain. Para anggotanya juga dapat bergabung dengan grup virtual berbasis kesamaan minat, seperti kelas, hobi, minat, dan selera musik melalui profil mereka. Facebook juga membantu penggunanya untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan pengguna lainnya [4]. Dalam jejaring sosial Facebook tidak hanya sekedar update status saja, melainkan berbagi informasi lebih ditekankan sehingga tujuan dari e-learning benar-benar bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran. E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer baik jaringan lokal maupun berbasis web. Informasi yang disajikan melalui e-learning untuk pembelajaran biasanya disajikan secara up-todate atau real time sesuai dengan mata pelajaran yang diampu oleh guru yang bersangkutan [6].

3. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Pabelan dengan mengambil kelas X1 sebagai Treatment Class dan kelas X2 sebagai Control Class dengan jumlah siswa adalah sama yaitu 20 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan memperhatikan rekomendasi dari guru pengampu mata pelajaran Ekonomi yang ada di SMA Negeri 1 Pabelan.

(4)

kolaboratif dengan memanfaatkan media Facebook untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Penelitian terdiri dari beberapa tahapan :

Gambar 1 Tahapan Penelitian

Tahap pertama ialah tahap pra penelitian. Pada tahap pra penelitian ini dilakukan untuk dapat mengetahui keadaan pembelajaran yang sudah berlangsung selama ini. Untuk dapat mengumpulkan data yang dibutuhkan, dilakukan observasi dan wawancara yang bertujuan untuk dapat mengetahui bagaimana proses pembelajaran yang selama ini terjadi serta perilaku siswa maupun guru selama proses pembelajaran berlangsung. Daftar pertanyaan wawancara dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Daftar Pertanyaan wawancara guru dan siswa sebelum perlakuan

Narasumber Pertanyaan

Guru 1. Apakah kegiatan belajar mengajar Ekonomi yang berlangsung sudah cukup baik?

2. Model pembelajaran apa yang digunakan?

Siswa

1. Apakah model pembelajaran yang dilakukan selama ini bervariasi?

2. Bagaimana proses pembelajaran yang selama ini berlangsung?

Tahap yang kedua ialah identifikasi sarana dan prasarana. Ini dilakukan untuk mengetahui apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk penelitian. Adanya fasilitas wi-fi kurang dioptimalkan kemanfaatannya. Dengan memanfaatkan adanya wi-fi, maka akan sangat membantu dalam penerapan pembelajaran kolaboratif dengan media Facebook karena pembelajaran ini menuntut siswa untuk terhubung dengan internet. Selain itu, dengan memanfaatkan handphone yang dimiliki oleh masing-masing siswa juga dapat membantu dalam penelitian ini.

Tahap selanjutnya adalah mendesain strategi pelaksanaan. Desain strategi pelaksanaan yang dibuat adalah dengan mendesain alur pembelajaran dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Desain alur pembelajaran yang digunakan pada Treatment Class dapat dilihat pada Gambar 3.

Pra Penelitian

Penerapan

Evaluasi

Identifikasi Sarana dan Prasarana

(5)

Gambar 2 Persiapan Proses Diskusi

Pada proses pembelajaran dengan memanfaatkan Facebook ini, yang dilakukan ialah admin membuat grup Facebook yang kemudian siswa di masukkan ke dalam grup yang telah dibuat. Grup yang dibuat berupa grup kelompok kecil dan grup kelompok besar. Grup kelompok kecil berisi siswa dalam satu kelompok, sedangkan grup kelompok besar berisi siswa dalam satu kelas. Grup ini berfungsi sebagai media untuk mendiskusikan materi pelajaran.

Gambar 3 Aktivitas Peserta

Proses diskusi yang dilakukan meliputi materi tentang kebijakan pemerintah dan permasalahan ekonomi. Kemudian dari diskusi tersebut dibahas di dalam kelas supaya siswa lebih paham tentang materi. Siklus diskusi di grup Facebook yang kemudian dibawa dalam pembelajaran di kelas terjadi dalam 2 siklus. Siklus pertama membahas tentang pengangguran dan inflasi. Dan pada siklus kedua membahas tentang ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro. Dari proses diskusi ini diharapkan memberikan kesan bagi siswa dalam memahami materi yang telah didiskusikan dengan teman lainnya.

(6)

Berikut adalah perbandingan desain pembelajaran pada Treatment Class dan Control Class.

Tabel 2 Perbandingan Desain Pembelajaran

No Kegiatan Belajar Control Class Kegiatan Belajar Treatment Class

1. Pendahuluan

a. Apersepsi

Ruang Kelas dipersiapkan seperti absensi, kebersihan dan

ketenangan. b. Memotivasi

Peserta didik diberi penjelasan tentang pokok bahasan,

pengertian, contoh, pemahaman materi yang akan dipelajari.

c. Rambu-rambu belajar Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan akhir dari pembelajaran materi pada hari itu.

Pendahuluan

a. Apersepsi

Ruang Kelas dipersiapkan seperti absensi, kebersihan dan ketenangan.

b. Memotivasi

Peserta didik diberi penjelasan tentang pokok bahasan, pengertian, contoh, pemahaman materi yang akan dipelajari.

Peserta didik diberi penjelasan bahwa materi pembelajaran yang akan disampaikan telah didiskusikan di dalam grup Facebook.

c. Rambu-rambu belajar Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan akhir dari pembelajaran materi pada hari itu.

2. Kegiatan Inti Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Guru menjelaskan materi. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 Guru meminta peserta didik mengerjakan LKS materi permasalahan ekonomi dan kebijakan pemerintah. Konfirmasi

 Mengoreksi jawaban siswa.

Kegiatan Inti Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Guru membahas materi yang telah didiskusikan di grup Facebook (pengangguran dan inflasi).  Guru memperjelas materi yang

didiskusikan di grup Facebook.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan LKS materi

permasalahan ekonomi dan kebijakan pemerintah. Konfirmasi

 Mengoreksi jawaban siswa. 3. Penutup

 Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Penutup

 Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

(7)

guru menjelaskan tentang materi yang akan disampaikan. Pada Treatment Class dijelaskan bahwa materi yang akan disampaikan adalah materi yang telah didiskusikan di grup Facebook. Dalam kegiatan inti pada Treatment Class guru menjelaskan materi yang telah dibahas pada waktu diskusi di grup Facebook. Sehingga siswa sudah mempunyai bayangan tentang materi yang akan diberikan. Berbeda dengan yang dilakukan dalam Control Class. Pada kegiatan inti guru hanya menjelaskan materi dan meminta siswa untuk mempelajari LKS.

Langkah selanjutnya adalah mendesain grup Facebook yang digunakan sebagai media diskusi. Diharapkan dengan penerapan diskusi melalui media Facebook ini dapat lebih memahami materi yang disampaikan. Selanjutnya adalah pelaksanaan. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Pabelan, dengan kelas X1 yang menjadi Treatment Class. Proses diskusi di grup Facebook tidak dilakukan pada saat jam pelajaran. Melainkan dilakukan di luar jam pelajaran selama ada koneksi internet. Untuk dapat mengetahui apakah pengembangan sistem pembelajaran kolaboratif dengan media Facebook ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dapat diketahui dengan diadakannya tes. Tes ini digunakan untuk dapat mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang diberikan. Tes ini juga digunakan sebagai pengukuran apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa pada Treatment Class dan Control Class. Sehingga dengan diberikannya soal tes ini dapat diketahui apakah pembelajaran dengan metode kolaboratif dengan media Facebook dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.

Tahap penelitian selanjutnya adalah tahap eksperimen. Pada tahap eksperimen ini digunakan dua kelompok kelas, yaitu Treatment Class dan Control Class. Treatment Class adalah kelas yang di dalamnya diterapkan metode pembelajaran kolaboratif dengan memanfaatkan media Facebook. Dan Control Class adalah kelas yang digunakan sebagai pembanding, pada Control Class ini digunakan metode pembelajaran dengan cara ceramah. Dengan menggunakan metode eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan metode kolaboratif dengan memanfaatkan Facebook dapat meningkatkan keaktifan siswa yang kemudian berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Tahap penelitian yang terakhir adalah evaluasi. Hasil tes langsung dievaluasi untuk dapat mengetahui bagaimana hasil pembelajaran siswa di SMA Negeri 1 Pabelan pada mata pelajaran Ekonomi. Pengujian nilai tes dilakukan dengan cara mengolah nilai hasil ulangan menggunakan aplikasi SPSS 11.5. Setelah mengevaluasi hasil belajar siswa, dilakukan wawancara untuk mengetahui bagaimana pendapat guru dan siswa setelah diterapkannya metode kolaboratif yang memanfaatkan media Facebook. Daftar pertanyaan guru dan siswa dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Daftar Pertanyaan wawancara guru dan siswa

Nara sumber Pertanyaan

Guru 1.Bagaimana antusiasme siswa terhadap pembelajaran? 2.Bagaimana perilaku siswa selama proses pembelajaran? Siswa 1. Bagaimana proses pembelajaran yang terjadi?

(8)

4. Hasil dan Pembahasan

Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan guru seputar metode kolaboratif dan juga pengetahuan guru tentang media social Facebook. Berdasarkan wawancara yang dilakukan di SMA Negeri 1 Pabelan dengan guru mata pelajaran Ekonomi, mengungkapkan bahwa metode kolaboratif adalah suatu proses pembelajaran dengan siswa dibuat secara berkelompok untuk dapat berdiskusi satu sama lainnya. Pada proses pembelajaran yang selama ini digunakan, guru pengampu lebih banyak menggunakan metode konvensional yaitu dengan guru menjelaskan dan siswa sebagai pendengar. Hal ini disebabkan di sekolah ini belum mempunyai cukup banyak fasilitas yang dapat menunjang pembelajaran secara aktif dan kreatif. Guru pengampu pernah mencoba untuk menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode kolaboratif, yaitu dengan mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok yang kemudian kelompok tersebut ditugaskan untuk mendiskusikan tugas yang diberikan. Setelah mendiskusikan tugas yang diberikan, kelompok siswa tersebut mempresentasikan hasil diskusinya. Menurut guru pengampu, pada penggunaan metode konvensional dan kolaboratif mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dari pembelajaran konvensional ini, ada kelebihan yang dirasakan oleh guru, yaitu guru bisa lebih mengawasi mana siswa yang benar-benar memperhatikan dan mana-mana siswa yang tidak fokus terhadap pembelajaran. Tetapi dengan metode konvensional ini tidak sedikit siswa yang merasa jenuh dengan pembelajaran yang diterapkan. Sedangkan dengan menggunakan metode kolaboratif, bisa mengurangi rasa bosan siswa dan siswa menjadi lebih semangat.

Selain pengetahuan tentang metode kolaboratif, peneliti juga mengumpulkan informasi seputar pengetahuan guru tentang Facebook. Melalui kuesioner yang diisi oleh guru, dapat diketahui bahwa pengetahuan guru tentang Facebook cukup banyak. Dapat dibuktikan bahwa guru pengampu telah mempunyai akun Facebook selama lebih dari 1 tahun. Dan guru pengampu biasa mengakses Facebook menggunakan laptop pribadi dengan memanfaatkan fasilitas wi-fi yang ada di sekolah. Peneliti juga menggunakan kuesioner untuk dapat mengetahui informasi dari siswa tentang pengetahuan siswa mengenai Facebook. Dari kuesioner yang dibagikan, didapatkan data bahwa seluruh siswa telah memiliki akun Facebook dengan jangka waktu kepemilikan rata-rata lebih dari 1 tahun.

(9)

belakang. Ada siswa yang asyik menyanyi sendiri di saat guru menjelaskan, dan bahkan ada juga siswa yang tidur di kelas.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru pengampu mata pelajaran Ekonomi, didapatkan informasi bahwa pembelajaran yang selama ini diterapkan sudah cukup baik. Selama ini guru pengampu menggunakan metode konvensional dalam menyampaikan materi, namun dengan menggunakan metode ini tidak sedikit membuat siswa merasa bosan. Selain itu guru pengampu juga menambahkan, jika pembelajaran disampaikan secara lebih kreatif dan menarik siswa akan lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Selain melakukan wawancara dengan guru, wawancara juga dilakukan dengan siswa. Dari wawancara dengan siswa didapatkan informasi bahwa model pembelajaran yang digunakan tidak bervariasi dan dirasa membosankan. Guru selalu menjelaskan materi dengan berpedoman pada LKS dan setelah itu guru memberikan tugas untuk dikerjakan. Proses pembelajaran selalu seperti itu tanpa ada variasi.

Proses pembelajaran dengan memanfaatkan Facebook ini dimulai dengan admin memberikan tugas kelompok untuk didiskusi oleh kelompok yang kemudian hasil dari tugas kelompok di share di grup Facebook. Selain itu proses diskusi yang dilakukan ialah dengan admin memberikan pertanyaan dan siswa menjawab dengan cara memberikan komentar pada pertanyaan yang telah diberikan. Berikut adalah contoh diskusi yang dilakukan.

Gambar 4. Diskusi tentang pengangguran

(10)

tentang pengangguran dan cara mengatasi pengangguran. Dapat diketahui bahwa pada proses diskusi ini siswa aktif dalam memberikan pendapat.

Gambar 5 Diskusi tentang inflasi

Gambar 5 adalah gambaran proses diskusi yang membahas tentang inflasi. Siswa memberikan jawaban tentang pengertian inflasi serta faktor-faktor yang menjadi penyebab inflasi itu terjadi.

Pada proses diskusi yang terjadi di grup Facebook ialah tentang materi kebijakan pemerintah dan permasalahan ekonomi. Pembelajaran dengan memanfaatkan Facebook dilakukan di dalam Treatment Class. Berbeda dengan Treatment Class, pada Control Class tidak dilakukan diskusi di dalam grup Facebook. Pembelajaran masih dilakukan seperti sebelumnya dengan cara yang konvensional tanpa adanya diskusi terlebih dahulu.

Proses diskusi yang dilakukan di dalam grup Facebook kemudian dibahas di dalam kelas. Dalam diskusi di grup Facebook materi yang diambil untuk didiskusikan ialah tentang pertumbuhan ekonomi dan permasalahan ekonomi yang ada, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan pengangguran.

(11)

disampaikan. Sehingga membuat siswa lebih aktif dalam menyampaikan pendapatnya. Berikut adalah tabel hasil wawancara dengan guru dan siswa.

Tabel 4 Hasil wawancara pada guru dan siswa Control Class

Narasumber Hasil Wawancara

Guru 1.Antusiasme siswa terhadap pembelajaran tidak berubah dari sebelumnya.

2.Perilaku siswa tidak berubah, yaitu siswa cenderung pasif selama proses pembelajaran. Siswa 1 1.Siswa merasa proses pembelajaran yang

terjadi masih seperti biasanya, kurang menarik.

2.Proses pembelajaran tidak menyenangkan, tidak bervariasi.

Siswa 2 1.Proses pembelajaran tidak menarik karena guru selalu menjelaskan materi dari LKS. 2.Pembelajaran kurang menyenangkan, guru

tidak bervariasi.

Siswa 3 1.Proses penyampaian materi selalu monoton, tidak ada perubahan proses penyampaian materi.

2.Pembelajaran tidak menyenangkan, karena guru menyampaikan materi dengan membaca LKS.

Siswa 4 1.Guru menjelaskan materi dengan ceramah di depan kelas, tidak ada perubahan dalam mengajar.

2.Pembelajaran tidak menyenangkan, karena penyampaian materi oleh guru tidak menarik. Siswa 5 1.Pembelajaran seperti biasanya dengan guru

menjelaskan di depan kelas.

2.Proses pembelajaran tidak menyenangkan, cepat membuat bosan.

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan informasi bahwa menurut guru pengampu, antusiasme siswa pada Control Class tidak berubah dari pembelajaran sebelumnya. Siswa tidak memperhatikan dan siswa cenderung pasif selama pembelajaran berlangsung. Kemudian dari hasil wawancara dengan siswa Control Class, kelima siswa pada Control Class menyatakan hal yang hampir sama, bahwa guru kurang bervariasi dalam menyampaikan materi sehingga siswa kurang tertarik dengan pembelajaran yang selama ini digunakan.

(12)

Tabel 5 Hasil wawancara pada guru dan siswa Treatment Class

Narasumber Hasil Wawancara

Guru 1.Siswa lebih berantusias dalam mengikuti pembelajaran dibandingkan sebelumnya. 2.Siswa cenderung lebih aktif baik dalam

bertanya maupun menyampaikan pendapat. Siswa 1 1.Pembelajaran yang terjadi berbeda dengan

sebelumnya, ada diskusi kelompok terlebih dahulu.

2.Diskusi di dalam grup Facebook menyenangkan karena tidak cepat bosan. Siswa 2 1. Siwa diajak berdiskusi dalam grup Facebook.

2. Pembelajaran lebih menyenangkan dibanding sebelumnya, bisa belajar dirumah sambil refreshing.

Siswa 3 1.Guru tidak lagi menjelaskan di depan kelas dengan panjang lebar.

2.Pembelajaran sangat menyenangkan, karena bisa berdiskusi dengan teman melalui Facebook.

Siswa 4 1. Diberi pertanyaan dan berdiskusi dalam grup Facebook dengan teman lain.

2. Pembelajaran sedikit menyenangkan, tidak seperti biasanya yang membuat bosan. Siswa 5 1.Pembelajaran menyenangkan, karena guru

tidak menjelaskan materi di depan kelas seperti biasanya.

2.Pembelajaran menyenangkan, berdiskusi dalam Facebook bisa sambil melihat timeline Facebook.

Dari tabel di atas, didapatkan informasi bahwa proses diskusi dalam grup Facebook yang dilakukan sebelum penyampaian materi lebih menyenangkan dan tidak membuat bosan dalam belajar.

(13)

: Ada perbedaan antara rata-rata nilai ujian kelas Treatment dengan rata-rata nilai ujian kelas Control. Pada t-test for Equality of Means diketahui nilai sig (2-tailed) = 0,006 yang lebih kecil daripada 0,05. Hal tersebut berarti bahwa Ho ditolak atau Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara nilai rata-rata Treatment Class dengan nilai rata-rata Control Class. Perbedaan rata-rata (mean diference) sebesar 8,60 (79,60 – 71,00).

5. Simpulan

Berdasarkan pengujian dan analisis penggunaan metode kolaboratif dengan menggunakan media Facebook di SMA Negeri 1 Pabelan, maka dapat diambil kesimpulan: (1) Penggunaan Facebook sebagai media diskusi dapat meningkatkan keaktifan siswa, (2) Penggunaan media Facebook sebagai media diskusi dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran Ekonomi.

Berdasarkan kesimpulan yang didapat, saran bagi penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran yang lebih kreatif. Penelitian dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama, uji coba dapat dilakukan di berbagai kelas sehingga dampak dari pembelajaran metode kolaboratif dengan memanfaatkan media Facebook dapat lebih diketahui keefektifannya. Selain itu media yang digunakan bisa mengikuti perkembangan yang ada, media yang sedang digemari siswa lebih diutamakan.

6. Daftar Pustaka

[1] Barkley, Elizabeth E., Cross, K. Patricia & Major, Clair Howell. 2012. Collaborative Learning Techniques : Teknik-teknik Pembelajaran Kolaboratif. Penerjemah: Narulita Yusron. Bandung : Penerbit Nusa Media. [2] Mulyanta, St dan Marlon Keong. 2009. Tutorial Membangun Multimedia

Interaktif Media Pembelajaran. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta.

[3] Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta:Prestasi Pustaka.

[4] Bharata, Adi Sukma. 2008. Ayo Buat Facebook-mu Menarik. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

[5] Widodo, Urip. 2013. Penerapan Metode Kolaboratif Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Membaca Gambar Sketsa di SMK Negeri 2 Klaten. Juli 2013.

[6] Rahayuningsih, Sri. 2013. Potensi Pemanfaatan Facebook Sebagai Media Pembelajaran Bagi Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus SMA Negeri 1 Salatiga). 2013

[7] Fewkes, Aaron M & Mike McCabe.2012. Facebook : Learning Tool or Distraction?(Journal of Digital Learning in Teacher Education Volume 28 Number 3): 92-98.

(14)

[9] Roberts, Timothy S. 2004. Online Collaborative Learning : Theory and practice. London : Idea Group Inc.

[10] Koesoema, Doni. 2009. Pendidik Karakter di Zaman Keblinger. Jakarta : Grasindo.

[11] Gokhale, A.A. 1995. Collaborative Learning Enhances Critical Thinking. Journal of technology Education.

[12] Supinah. __. Bagaimana Mengukur Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran?. __. Widyaiswara PPPPTK Matematika.

[13] Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu & Aplikasi Pendidikan bagian 1. Jakarta:Grasindo.

Gambar

Gambar 1 Tahapan Penelitian
Gambar 2  Persiapan Proses Diskusi
Tabel 2 Perbandingan Desain Pembelajaran
Gambar 4.  Diskusi tentang pengangguran
+4

Referensi

Dokumen terkait

Demikianlah pengumuman ini kami sampaikan atas partisipasi dan perhatiannya kami ucapkan terima kasih Dengan ini disampaikan kepada Rekanan peserta pelelangan, untuk pekerjaan

Kalau diikuti faham model pemikiran kaum M urji’ah , terutama kelompok ektrim, keberadaan ayat dan hadis hukum tidak lagi bermakna, seperti menghukum pencuri dengan

Ibid., hal.. akhlak siswa di SDIT Madinah Kebumen. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Data- data penelitian ini dikumpulkan dengann metode observasi, interview,

 Saling tukar informasi tentang : Latihan menggubah lagu modern secara vokal grup ( Menentukan lagu modern yang akan digubah atau diaransemen) dengan ditanggapi

Apapun itu hilangkan prasangka buruk lawas yang menganggap tes seleksi CPNS itu selalu curang dan akrab dengan kegiatan nepotisme atau siapa yang besar dukungan dan mendapat

Analisa Sidik Ragam Skor Hasil Uji Organoleptik Panelis terhadap Rasa Kerupuk dengan Penambahan Ikan

Pada tahap- tahap penerapan Brain Based Learning diduga dapat mengembangkan semua indikator kemampuan koneksi matematis dan pada tahap inisiasi dan akuisisi, kemudian

[r]