• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 192009039 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 192009039 Full text"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT DENGAN MEDIA

PHYSICS LUDO

PADA MATERI FISIKA TENTANG BUNYI

Oleh,

Sendi Ekawan

NIM: 192009039

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan

Progam Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Sains dan Matematika

Universitas Kristen Satya Wacana

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai syarat kelulusan dari Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) pada Progam Studi Pendidikan Fisika, untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Penulis selalu merasa sangat beruntung dan diberkati dalam beragam urusan. Di antaranya, beruntung mempunyai keluarga dan teman yang rajin menghembus-hembuskan semangat agar penulis segera menyelesaikan tugas akhir ini. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Rinem dan Bapak Koes Basuki serta adik-adikku Resandi Dwiyawan, Amanda Trinovita yang selalu mendukung, memberikan semangat, kasih sayang serta doa.

2. Keluarga besar Bp. Susilowanto dan Ibu Koesripah yang telah memberikan tempat tinggal serta pengalaman yang berharga selama penulis berada di Salatiga.

3. Ibu Dra. Marmi Sudarmi, M.Si. yang telah bersedia menjadi pembimbing utama dan Ibu Diane Noviandini, M.Pd. yang telah bersedia menjadi pembimbing pendamping. Terima kasih atas bimbingan, masukan, pengarahan serta nasehat yang diberikan kepada penulis dalam penyusunan tugas akhir ini. Segala kritik dan saran yang kalian berikan sangat membangun dan menginspirasi penulis.

4. Dosen-dosen Fisika dan Pendidikan Fisika ( Bapak Adita Sutrisno, Bapak Andreas Setiawan, Bapak Alvama Pattiserlihun, Bapak Nur Aji Wibowo, Bapak Suryasatriya Trihandaru, Bapak Ferdy Samuel Rondonuwu, Bapak Liek Wilardjo, Bapak Wahyu Hari Kristianto, Ibu Debora Natalia Sudjito, Ibu Made Rai Suci Shanti ) terima kasih telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis.

5. Mas Tri, Mas Sigit, dan Pak Tafip selaku laboran Fisika dan Pendidikan Fisika FSM UKSW. Terima kasih untuk segala bantuan, dukungan dan semangat yang diberikan,

6. Siswa kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Salatiga yang sangat penulis kasihi yang sudah mau bekerjasama dengan penulis selama penelitian.

7. Teman-temanku yang selalu berjuang bersama dikala kuliah hingga mengerjakan tugas akhir ( Angel, Martha, Tabita, serta Ihsan ) kalian luar biasa, semoga persahabatan kita makin erat ya guys! .

(6)

9. Semua pihak yang penulis tidak sebutkan namanya yang turut dan terlibat dalam penyusunan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun penulis harapkan dari pembaca untuk hasil yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, penulis meminta maaf.

Akhir kata, semoga tulisan ini bisa berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.

Salatiga, 5 Januari 2015

(7)

MOTTO

ORANG BERILMU DAN BERADAB TIDAK

AKAN DIAM DI KAMPUNG HALAM AN

TINGGALKAN NEGERIMU DAN

M ERANTAULAH KE NEGERI ORANG

M ERANTAULAH, KAU AKAN DAPATKAN

PENGGANTI DARI KERABAT DAN

KAWAN

BERLELAH- LELAHLAH, M ANISNYA

HIDUP TERASA SETELAH LELAH

BERJUANG.

(8)

Syafii-Pengembangan Desain Pembelajaran Kooperatif

Tipe Team Games Tournament Dengan Media

Physics Ludo

Pada Materi Fisika Tentang Bunyi

Sendi Ekawan1, Marmi Sudarmi1,2, Diane Noviandini1,2 1

Program Studi Pendidikan Fisika dan2Fisika

Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana

Jln. Diponegoro 52 60 Telp. (0298)711396 Salatiga 50711, Jawa Tengah Indonesia

email :[email protected]

Abstrak

Metode ceramah yang masih diterapkan beberapa guru di sekolah tidak mengajarkan siswa saling bekerja sama dalam belajar. Selain itu sekolah yang masih menerapkan sistem rangking mengakibatkan sifat individual pada siswa dan memunculkan persaingan tidak sehat, di mana siswa pandai tidak mau membagi pengetahuannya kepada siswa kurang pandai demi mendapatkan rangking tertinggi di kelas. Penelitian ini bertujuan membuat desain pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kerja sama dan hasil belajar siswa dengan mengembangkan permainan ludo sebagai media turnamen dalam pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament. Metode penelitian yang dipakai adalah PTK yang terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap refleksi. Alat pengumpul data yang digunakan berupa lembar observasi sikap kerja sama (afektif), soal evaluasi (kognitif), dan kuesioner. Sampel yang digunakan siswa SMP kelas VIII, dengan materi bunyi. Data dianalisis secara

deskriptif kualitatif. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa dan kuesioner untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap metode yang diberikan. Hasil penelitian yang didapatkan adalah 95% siswa mendapat nilai70 untuk tes evaluasi. Pada aspek afektif kelas mencapai batas kriteria yang ditentukan yaitu 70% siswa melakukan kegiatan kerja sama dengan baik sehingga penggunaan permainan menciptakan suasana kompetisi yang sehat dan menyenangkan.

Kata Kunci: Cooperative Learning, Team Games Tournament, Physics Ludo

I. PENDAHULUAN

(9)

pembelajaran. Berdasarkan observasi yang dilakukan selama kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di sebuah sekolah, benar adanya bahwa kegiatan belajar mengajar di kelas cenderung masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran yang dilakukan di sekolah belum berupa pembelajaran kooperatif yang utuh karena pembelajaran hanya sekedar membentuk siswa dalam kelompok -kelompok kecil saja.

Ditambah lagi, penerapan sistem ranking di sekolah mengakibatkan sifat individual pada siswa dan memunculkan persaingan tidak sehat di mana siswa pandai tidak mau membagi pengetahuannya kepada siswa kurang pandai demi mendapatkan rangking tertinggi di kelas dan lebih mementingkan dirinya sendiri. Padahal kerja sama sangat berperan penting dalam setiap manusia tidak hanya dalam dunia pendidikan tetapi juga dalam berkehidupan di masyarakat.

Mengingat pentingnya kerja sama dalam pembelajaran, solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah menggunakan metode pembelajaran kooperatif saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Ketika para siswa bekerja sama untuk meraih sebuah tujuan kelompok, membuat mereka mengekspresikan norma - norma yang baik dalam melakukan apa pun yang diperlukan untuk keberhasilan kelompok. Kerja sama dalam pembelajaran kooperatif juga memacu munculnya motivasi pada masing-masing siswa untuk belajar giat dan menguasai konsep agar kelompoknya dapat berhasil dalam belajar. (Slavin, 2009: 34).

Model Team Games Tournament (TGT) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang berbeda dengan model kooperatif lainnya yaitu adanya turnamen yang dilakukan oleh siswa. Menurut Milati (2009), pada tahapan turnamen siswa saling berlomba untuk mendapatkan skor tertinggi dimana siswa berlomba dengan siswa lain yang memiliki kemampuan akademik yang sama. Adanya games dan turnamen akademik memunculkan kompetisi dalam suasana yang positif, dimana siswa diberikan pengaturan dan strategi berkompetisi, sehingga siswa merasa senang dalam pembelajaran [2]. Oleh karena itu dalam penelitian ini dipilih metode pembelajaran kooperatif model Team Games Tournament dengan menggunakan permainan Physics Ludosebagai media dalam media pembelajaran.

(10)

II. LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran Kooperatif

(Cooperative Learning)

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok - kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif merupakan gabungan teknik instruksional dan filsafat mengajar yang mengembangkan kerjasama antar peserta didik untuk memaksimalkan pembelajaran peserta didik sendiri dan belajar dari temannya (Killen, 1998). Menurut Slavin (Isjoni, 2011:15) In cooperative learning methods, student work together in four member teams to master material initially presented by the teacher . Ini berarti bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja sama dalam kelompok - kelompok kecil berjumlah 4 - 6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar [3]. Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk kelompok - kelompok kecil yang saling bekerja sama dan diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

B. Metode Pembelajaran Kooperatif Model

Team Games Tournament

(TGT)

Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktifitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktifitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Team Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan sikap tanggung jawab, kejujuran, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. TGT memiliki ciri menggabungkan aktivitas pembelajaran dan permainan. Menurut Slavin model TGT ini terdiri dari 5 langkah yaitu : Tahap penyajian kelas, belajar dalam kelompok, permainan, pertandingan, dan penghargaan kelompok [4].

C. Permaian Ludo

Gambar 1. papan permainan ludo.

(11)

Pachisi sendiri diperkirakan sudah dimainkan sejak 500 tahun sebelum masehi. Namun demikian, Ludo yang muncul sekitar tahun 1896 dipatenkan di Inggris dengan nomor paten 14636. [7]

Ludo yang digunakan dalam penelitian ini pada dasarnya sama dengan permainan ludo pada umumnya, namun untuk kepentingan pembelajaran terdapat modifikasi dalam permainan ludo ini. Modifikasi tersebut yakni dengan memberikan petak soal pada papan ludo, dan memberikan kartu soal yang nantinya dikerjakan oleh siswa apabila bidak yang mereka jalankan jatuh pada petak soal, dan pemberian poin kepada siswa yang menjawab benar pada soal yang diberikan.

Gambar 2. Desain papan permainan Phyisc Ludo

D. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe

Physics Ludo Tournament

Physics Ludo Tournamentmerupakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT yang menggunakan permainan Ludo sebagai media turnamen. Langkah pembelajarannya sebagai berikut:

1. Guru menjelaskan materi sesuai RPP.

2. Tahap konsolidasi, siswa melakukan permainanPhysics Ludosecara kooperatif. Tahapan Permainan :

a. Guru menjelaskan informasi tentang permainanPhysics Ludo

- Terdapat 57 petak, 29 diantaranya adalah petak soal dan 15 kartu soal. - Masing-masing soal terdapat poin yang diberikan, untuk pasangan giliran

yang menjawab soal dengan benar akan diberi poin 100, jika salah diberi poin 0. Untuk pasangan lawan yang menjawab soal dengan benar akan diberi poin 50, jika salah diberi poin 0.

b. Guru membagi siswa kedalam kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 2 pasangan (1 pasangan terdiri dari 2 siswa) dan 1 orang juri.

Gambar 3.Posisi siswa saat permainan

Meja 4

J4 (Juri

G1 H1

G2 H2

Meja 1

J1 (Juri)

A1 B1

A2 B2

Meja 2

J2 (Juri) C1 D1

C2 D2

Meja 3

J3 (Juri)

E1 F1

(12)

c. Setiap meja diberi 1 papan permainan ludo, 1 buah dadu, 4 buah bidak ( 1 pasangan mendapat 2 bidak ). Cara memainkan permainan ini adalah dengan melempar dadu kemudian menjalankan bidak sesuai dengan angka dadu yang muncul.

d. Misal pasangan A1A2 mendapat giliran pertama melempar dadu, kemudian menjalankan bidaknya sesuai dengan angka dadu yang muncul. Jika bidak berhenti pada petak bukan soal giliran pasangan lawan yang melempar dadu. e. Jika bidak berhenti pada petak soal, maka juri mengambil kartu soal untuk

diberikan ke kedua pasangan untuk dikerjakan sesuai dengan pasangannya masing-masing selama 1-3 menit. Setelah selesai mengerjakan soal pasangan yang mendapat giliran melempar dadu, terlebih dahulu menunjukan dan menjelaskan jawaban mereka, setelah itu bergantian dengan pasangan lawan untuk menjelaskan jawaban mereka. Juri mengoreksi jawaban tiap pasangan, dan siapa yang benar dan salah, kemudian memberi poin kepada tiap-tiap pasangan. Jika kedua pasangan pemain tidak dapat menjawab soal / salah, juri dapat menjelaskan kepada kedua pasangan pemain.

f. Setelah pasangan A1A2 selesai bermain, giliran selanjutnya pasangan B1B2 yang melempar dadu dan menjalankan bidaknya. Begitu seterusnya setiap pasangan melempar dadu secara bergantian.

g. Permainan akan dihentikan setelah semua bidak dalam satu pasangan mencapai finish, guru memberikan penghargaan kepada pasangan yang mendapat skor tertinggi.

3. Setelah semua kegiatan selesai, dilakukan tes untuk menguji pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan melalui metode pembelajaran kooperatif tipe

Physics Ludo Tournamentyang telah diberikan.

E. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Menurut Bahri (2012:8), Penelitian Tindakan Kelas merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengamati kejadian - kejadian dalam kelas untuk memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajarpun menjadi lebih baik [5]. Secara umum penelitian tindakan kelas mempunyai tujuan untuk mewujudkan proses penelitian yang mempunyai manfaat ganda baik bagi peneliti yang dalam hal ini mereka memperoleh informasi yang berkaitan dengan permasalahan, maupun subjek yang diteliti dalam mendapatkan manfaat langsung dari adanya tindakan nyata.

(13)

F.

Bunyi

Terjadinya bunyi diawali dengan adanya suatu getaran. Getaran tersebut merambat menjadi gelombang bunyi hingga sampai ke telinga. Gelombang bunyi berbentuk gelombang longitudinal.

a. Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar

Bunyi adalah peristiwa getaran yang dihasilkan sebuah benda b. Syarat terdengarnya bunyi

- Adanya sumber bunyi

- Terdapat medium (zat perantara) yang menghantarkan bunyi - Adanya penerima atau telinga pendengar

c. Bunyi yang dapat didengar manusia (frekuensi audio) mempunyai frekuensi antara 20 Hz sampai 20000 Hz yang dinamakan Audiosonik, selain itu terdapat jenis bunyi yang frekuensinya dibawah 20 Hz yang dinamakan infrasonik dan bunyi yang frekuensinya diatas 20000 Hz yang dinamakan ultrasonik, kedua jenis bunyi tersebut tidak dapat didengarkan oleh telinga manusia.

d. Cepat Rambat Bunyi

Kilat dan Guntur terjadi bersamaan tetapi kilat tampak terlebih dahulu disbanding dengan gunturnya sampai ke pengamat. Ini menunjukan bahwa laju cahaya dan bunyi tidak sama (laju cahaya lebih besar dibandingkan laju bunyi). Dan untuk menempuh jarak tertentu bunyi membutuhkan waktu dapat dirumuskan

=

Dimana s= Jarak tempuh (m)

t= waktu tempuh (s)

v= Cepat rambat bunyi (m/s) e. Resonansi

Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda akibat dari benda lain yang memiliki frekuensi yang sama.

III.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah PTK. Sampel yang digunakan adalah 20 siswa kelas VIII SMP. Alat pengumpul data : Lembar observasi sikap kerja sama (afektif), soal evaluasi (kognitif), dan kuesioner. Tahapan penelitian sebagai berikut:

Tahap perencanaan : pembuatan RPP, papan permainan physics ludo beserta perlengkapannya, kartu soal, soal tes evaluasi, kunci jawaban untuk semua soal, lembar observasi afektif dan kuesioner.

(14)

Tahap Refleksi :hasil penilaian sikap kerja sama (afektif), hasil tes (kognitif), dan hasil kuesioner akan dijadikan patokan tingkat keberhasilan penelitian. Jika kriteria keberhasilan penelitian ini belum terpenuhi, maka penelitian terus diulang sampai kriteria yang ditentukan berhasil. Setelah penelitian selesai dilakukan penulisan laporan berupa analisis data secara deskriptif kualitatif mulai dari hasil sikap kerja sama siswa (afektif), hasil tes akhir (kognitif), dan kuesioner.

Kriteria keberhasilan penelitian:

1) Sikap kerja sama (Afektif), analisa data afektif siswa berupa daftar untuk mengamati aktifitas apa saja yang diikuti siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun contoh format lembar observasi untuk penilaian afektif adalah sebagai berikut:

Kegiatan No Jenis Aktivitas

Meja 1 Meja 2 Meja 3 Meja 4 Jml siswayang

mengikuti aktivitas

(%) A1 A2 B1 B2 J1 C1 C2 D1 D2 J2 E1 E2 F1 F2 J3 G1 G2 H1 H2 J4

Diskusi Pasangan 1 Saling berdikusi mengatur strategi dalam bermain 2 Mengemukakan pendapat kepada pasangan tentang soal yang didapatkan

Prosentase keaktifan individu dihitung dengan cara berikut: (jumlah aktifitas yang diikuti/ jumlah aktifitas)x 100%, dari prosentase individu kemudian dirata-rata untuk memperoleh prosentase keaktifan kelas. Jika rata-rata keaktifan kelas minimal 70% siswa dalam melakukan aspek afektif maka penelitian ini dihentikan, tetapi jika belum mencapai 70% maka penelitian ini harus diulang sampai target terpenuhi.

2) Tes evaluasi (kognitif), prosentase keberhasilan tes akhir dihitung dengan cara berikut: (jumlah siswa dengan nilai diatas 70 / jumlah seluruh siswa) x100%. Jika minimal 70% siswa memiliki skor minimal 70 maka penelitian ini dihentikan. Tetapi jika tidak mencapai 70% maka penelitian ini harus diulang sampai target terpenuhi.

3) Kuesioner, bila minimal 70% siswa memberikan respon positif terhadap metode yang diberikan, maka penelitian dihentikan. Respon positif yang diberikan seperti merasa senang belajar secara berkelompok dengan media permainan dan siswa merasa lebih mudah memahami materi dengan berdiskusi dalam kelompok.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN
(15)

a. Kegiatan awal

Sebelum pelajaran dimulai guru membagi siswa dalam kelas menjadi 4 kelompok (1 kelompok 5 siswa). Kemudian guru memulai pelajaran dengan memberikan sebuah motivasi dengan mengetukkan sebuah meja dan memberi pertanyaan apakah kalian mendengar sebuah bunyi? Semua siswa menjawab (ya). Kemudian guru bertanya dihasilkan oleh apa bunyi itu? hampir semua siswa menjawab sebuah benda yang diketuk. Kemudian guru membagikan sebuah karet gelang ke masing -masing kelompok, dan menyuruh untuk memetiknya di dekat telinga mereka. Kemudian menjawab pertanyaan sebelumnya, dan beberapa siswa memberikan hipotesanya. Kegiatan awal tersebut mampu membuat siswa aktif dan beberapa siswa mulai paham dengan perumusan masalah yang diberikan, sehingga membuat para siswa termotivasi dalam pembelajaran.

b. Kegiatan inti

Pada kegiatan ini semua siswa belajar secara berkelompok. Semua siswa sangat bersemangat ketika diberikan sebuah pertanyaan yang kemudian di diskusikan secara berkelompok. Dalam kelompok mereka saling bekerja sama untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dan berdiskusi bersama anggota kelompoknya masing-masing. Dan saat diberikan pertanyaan rebutan semua kelompok saling berebut untuk menjawab pertanyan. Dengan adanya kelompok dalam pembelajaran semua siswa lebih bersemangat dan membangkitkan kemauan bertanya bagi siswa yang kurang paham kepada siswa yang lebih paham.

Ditambah dengan adanya permainan pada akhir pembelajaran membuat siswa untuk saling bekerja sama dengan pasangannya, dalam memahami materi yang telah diajarkan melalui soal-soal pada permainan yang diberikan dan saling berdiskusi dengan pasangan lain serta juri apabila ada pertanyaan yang kurang dipahaminya.

c. Kegiatan akhir

Setelah kegiatan pembelajaran materi bunyi selesai, di bagian konsolidasi, siswa melakukan permainan physics ludo, kemudian diakhiri dengan mengerjakan soal evaluasi dan mengisi lembar kuesioner.

Permainan Physics Ludo

Dalam permainan physics ludo, siswa menjalankan bidaknya sesuai dengan angka yang muncul pada dadu, kemudian siswa berdiskusi dengan pasangannya untuk mengerjakan soal yang didapatkan pada petak soal. Juri memimpin jalannya permainan, serta diskusi untuk membahas jawaban soal yang benar, kemudian juri memberikan poin sesuai dengan benar salahnya jawaban yang dijelaskan oleh kedua pasangan. Jika kedua pasangan tidak ada yang menjawab soal dengan benar maka juri bertugas menjelaskan jawaban sesuai dengan kunci jawaban yang diberikan oleh guru.

(16)

dengan benar. Jika kedua pasangan tidak bisa menjawab soal dengan benar maka kedua pasangan tidak mendapatkan poin. Poin bonus diberikan kepada pasangan yang kedua bidaknya telah sampai terlebih dahulu di petak finish. Penentuan pasangan yang mendapatkan posisi teratas pada tiap kelompok secara kognitif adalah dengan menghitung poin akhir yang didapatkan tiap pasangan.

Tabel 1.Perolehan poin pasangan tiap kelompok

No Soal

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Giliran

Bermain

Perolehan Poin Giliran Bermain

Perolehan Poin Giliran Bermain

Perolehan Poin Giliran Bermain

Perolehan Poin A1A2 B1B2 C1C2 D1D2 E1E2 F1F2 G1G2 H1H2 1 B1B2 50 100 D1D2 50 100 F1F2 50 100 G1G2 100 50 2 A1A2 100 50 D1D2 100 50 F1F2 0 100 G1G2 100 50 3 B1B2 50 100 C1C2 100 0 E1E2 100 50 H1H2 50 100 4 A1A2 100 50 D1D2 50 100 E1E2 100 50 G1G2 100 50 5 B1B2 50 100 D1D2 0 100 F1F2 50 100 H1H2 50 100 6 A1A2 100 0 C1C2 0 50 F1F2 0 100 H1H2 50 100 7 B1B2 0 100 C1C2 100 0 E1E2 100 50 G1G2 100 0 8 A1A2 100 50 D1D2 50 100 F1F2 50 100 G1G2 100 50 9 A1A2 100 0 C1C2 0 0 F1F2 50 100 H1H2 0 100 10 B1B2 50 100 C1C2 100 50 F1F2 0 100 H1H2 50 100 11 B1B2 50 100 C1C2 100 0 F1F2 50 100 G1G2 100 50 12 A1A2 100 50 D1D2 50 100 E1E2 100 50 H1H2 0 100 13 B1B2 0 100 C1C2 100 0 F1F2 0 0 H1H2 0 0 14 A1A2 100 50 D1D2 50 100 E1E2 100 50 H1H2 0 100 15 A1A2 100 50 D1D2 50 100 F1F2 50 100 G1G2 100 50

BONUS 100 - 100 - 100 - - 100

POIN AKHIR 1150 1000 1000 850 900 1150 900 1100

PEMENANG A1A2 C1C2 F1F2 G1G2

Berdasarkan tabel 1, terlihat pada soal nomor 1-6 yang merupakan jenis soal hafalan pada kelompok 1 pasangan A1A2 lebih unggul karena dapat menjawab 6 soal dengan benar, sedangkan pasangan B1B2 menjawab salah pada soal nomor 6 tentang pengertian resonansi. pada kelompok 2 pasangan C1C2 menjawab salah soal pada nomor 5 tentang jenis bunyi berdasarkan frekuensinya dan soal nomor 6 tentang pengertian resonansi sedangkan pasangan D1D2 menjawab salah pada soal nomor 3 tentang alasan mengapa bunyi dikatakan sebagai gelombang mekanis. Pada kelompok 3 pasangan E1E2 menjawab salah pada soal nomor 2 tentang syarat terdengarnya bunyi, karena pasangan ini hanya menjawab 1 syarat yang seharusnya ada 3 syarat, dan soal nomor 6 tentang pengertian resonansi, sedangkan F1F2 menjawab 6 soal dengan benar, pada kelompok 4 kedua pasangan G1G2 maupun H1H2 sama-sama dapat menjawab ke 6 soal dengan benar. Pada soal jenis hafalan ini dapat menjadi sebuah catatan siswa untuk lebih memperhatikan guru saat menjelaskan materi yang berhubungan dengan konsep yang diberikan pada saat pelajaran berlangsung.

(17)

nomor 9 dan nomor 10 sedangkan pasangan H1H2 hanya salah menjawab soal pada nomor 7. Pada soal jenis hitungan seperti ini diperlukan ketelitian dalam mengerjakan dan juga kerjasama serta perhatian terhadap pasangan saat menulis jawaban, karena kesalahan yang biasa terjadi pada soal jenis hitungan adalah kesalahan pada penghitungan dan kesalahan pada penulisan persamaan.

Pada soal nomor 13-15 yang merupakan jenis soal analisa kebanyakan pasangan salah menjawab pada soal nomor 13 tentang sebab tidak semua getaran dapat didengar manusia. Dari kedelapan pasangan hanya 2 pasangan yang dapat menjawab dengan benar pada soal ini. Untuk 2 soal lainnya hampir semua pasangan dapat menjawab dengan benar, hanya pasangan G1G2 yang menjawab salah pada soal nomor 14 tentang peristiwa yang menunjukan bahwa bunyi merambat membutuhkan medium. Setelah semua soal terjawab, semua pasangan sangat bersemangat dengan strategi mereka untuk mencapai finish, dikarenakan pasangan yang sampai di finish terlebih dahulu akan mendapatkan bonus poin. Semua pasangan sangat terlihat kompak saat permainan, dan sering terjadi perdebatan tentang jawaban antara pasangan dalam kelompok, namun juri dapat mengatasi perdebatan tersebut hingga terselesaikan. Selama permainan berlangsung, guru berkeliling untuk mengawasi permainan dan membantu juri jika mengalami kesulitan serta memberi penilaian afektif tiap siswa yang dibantu oleh 2 observer. Berikut adalah hasil penilaian afektif dari masing-masing kelompok dan pembahasannya.

Tabel 2.Lembar obsservasi penilaian afektif siswa

Kegiatan No Jenis Aktivitas

Meja 1 Meja 2 Meja 3 Meja 4 Jml siswa yang

mengikuti aktivitas (%) A1 A2 B1 B2 J1 C1 C2 D1 D2 J2 E1 E2 F1 F2 J3 G1 G2 H1 H2 J4

Diskusi Pasangan 1 Saling berdikusi mengatur strategi dalam bermain

                100

2

Mengemukakan pendapat kepada pasangan tentang soal yang didapatkan

 -  -             87

3

Bertanya kepada pasangan jika tidak mengerti tentang soal yang didapatkan

                100

4

Menanggapi pasangan yang menyampaikan pendapat tentang soal yang didapatkan

   - -     -      - 62

5

Menjelaskan kepada pasangan yang bertanya tentang soal yang didapatkan

 -     -    -      81

Diskusi kelom pok

6

Menjelaskan jawaban soal setelah diskusi pasangan kepada pasangan lain dalam kel.

 -     -        -  81

7

Menanggapi penjelasan jawaban soal dari pasangan lain dalam kel.

         - -   -   81

8

Bertanya tentang jawaban soal yang dijelaskan oleh pasangan lain

(18)

9 Menjawab pertanyaan

dari pasangan lain                 100

Juri

1 Mengatur jalannya

permaianan     100

2 Memimpin jalannya

diskusi     100

3

Menjelaskan jawaban soal yang benar sesuai kunci

    100

4

Bersikap adil dalam mengatur permainan dan memberi skor

    100

Jumlah aktivitas yang diikuti individu 9 6 9 7 4 8 9 6 9 4 9 7 7 9 4 9 8 7 7 4

Prosentase keaktifan individu (%) 100 67 100 78 100 89 100 67 100 100 100 78 78 100 100 100 89 78 78 100

Prosentase keaktifan kelompok (%) 89 91 91 89

Prosentase keaktifan kelas (%) 90

Keterangan : dapat dikatakan siswa dapat melakukan kerja sama jika prosentase keaktifan individu minimal 70%

Data aktivitas kelompok dapat dianalisis sebagai berikut:

Pada Diskusi Pasangan :

1. Saling berdiskusi mengatur strategi dalam bermain, terlihat dari jumlah prosentase siswa yang mengikuti aktivitas ini sebesar 100% dapat disimpulkan bahwa semua pasangan mempunyai strategi masing-masing pada saat melakukan permainan, semua pasangan melakukan aktivitas ini dan saling berdiskusi satu sama lain dengan pasangannya masing-masing tentang strategi yang dimilikinya untuk memenangkan permainan. Dengan sebisa mungkin bisa menjawab semua soal yang diberikan dengan benar, dan berlomba untuk mencapai petak finish terlebih dahulu, karena bagi pasangan yang kedua bidaknya sampai terlebih dahulu di petak finish maka akan mendapatkan poin bonus, bahkan pada saat permainan ada pasangan lawan yang mengikuti strategi pasangan lain untuk mencapai finish terlebih dahulu.

2. Mengemukakan pendapat kepada pasangan tentang soal yang didapat, pada aktivitas ini terdapat 2 siswa yang belum dapat melakukannya dengan baik yaitu A2 dan B2 pada kelompok 1. Keduanya masih mempunyai sifat individual, pada saat mendapatkan soal mereka langsung mengerjakan soal tersebut tanpa berpendapat kepada pasangannya terlebih dahulu, imbasnya pada saat salah mengerjakan soal pasangannya memarahinya dan menganggap sok tahu . Untuk kelompok lainnya sudah melaksanakan kerjasama terhadap pasangannya dengan baik, karena kerjasama sangat penting dalam permainan ini, tak hanya strategi saja yang perlu ditonjolkan.

(19)

4. Menanggapi pasangan yang menyampaikan pendapat tentang soal yang didapatkan,pada aktivitas ini masih banyak yang belum melakukannya dengan baik yaitu, B2, C1, E2 dan H4 siswa tersebut kurang menanggapi pasangannya karena adanya rasa tidak percaya diri bahwa pendapat dirinya belum tentu benar daripada pendapat pasangannya, sehingga pada saat pasangan menyampaikan pendapat tentang soal tersebut, mereka lebih untuk diam daripada menanggapinya padahal diskusi adalah tempat siswa untuk lebih percaya diri dan aktif.

5. Menjelaskan kepada pasangan yang bertanya tentang soal yang didapatkan, ada beberapa siswa yang belum melakukannya dengan baik yaitu A2, D1, dan H3. mereka yang belum mampu bekerja sama dalam pasangannya karena mereka memang belum paham terhadap soal yang didapatkan, sehingga pada saat pasangannya bertanya tentang soal yang didapatkan, karena mereka bilang bahwa mereka tidak tahu dan lebih menyerahkan agar pasangannya yang mengerjakan soal tersebut walaupun jawabannya salah. Sedangkan pasangan lainnya mampu bekerjasama menjelaskan kepada pasangannya tentang soal yang didapat saat pasanganya bertanya .

Pada diskusi kelompok :

6. Menjelaskan jawaban soal setelah diskusi pasangan kepada pasangan lain dalam kelompok, pada kriteria ini masih terdapat 3 siswa dari 3 kelompok yang belum melaksanakan dengan baik yaitu A2, D1 dan H1 pada siswa tersebut masih ditemui rasa tidak percaya diri saat menjelaskan kepada pasangan lain, jawaban pada beberapa soal yang diperoleh, dikarenakan takut salah. Padahal benar ataupun salah pada jawaban yang dijelaskan akan dibahas secara bersama-sama. Sedangkan pada kelompok 3 semua anggotanya mampu bergantian menjelaskan kepada pasangan lain, jawaban dari soal yang diperoleh.

7. Menanggapi penjelasan jawaban soal dari pasangan lain dalam kelompok, pada kriteria ini 2 kelompok sudah melaksanakannya dengan baik yaitu kelompok 1 dan kelompok 2. Semua anggotanya mampu menanggapi jawaban soal yang dijelaskan oleh pasangan lain apabila jawaban tersebut kurang tepat atau ada beberapa yang tidak sesuai dari pemikirannya. Berbeda dengan kelompok 3 dan kelompok 4 pada yang masih beberapa anggotanya belum begitu tanggap dengan jawaban yang diberikan oleh pasangan lain, alasannya mereka sudah cukup puas dengan jawaban yang dijelaskan dan sudah paham. Namun pada siswa G2 ini ternyata memang pendiam saat dikelas, jadi lebih aktif pasangannya yang selalu menanggapi jawaban dari pasangan lain.

(20)

dan enggan untuk bertanya kepada pasangan lain, padahal bertanya sangat penting apabila memang ada penjelasan yang kurang dipahami ataupun tidak dimengerti.

9. Menjawab pertanyaan dari pasangan lain, semua kelompok sudah menjalankannya dengan baik pada kriteria ini walaupun jawaban yang dilontarkan pada saat pasangan lain bertanya sering memunculkan tawa dan membuat suasana menjadi agak sedikit ramai. Pada saat disuruh bertanya malah beberapa siswa enggan untuk berbicara, giliran pada saat menjawab pertnayaan dari pasangan lain mereka semua malah sangat antusias menjawabnya walaupun terkadang jauh dari pertanyaan yang dilontarkan.

JURI

1. Mengatur jalannya permainan,dari tabel 2 dapat disimpulkan dalam hal mengatur jalannya permainan dari awal hingga permainan selesai, siswa yang menjadi juri pada tiap-tiap kelompok sudah menjalankan tugasnya dengan baik, ada beberapa memang yang terkadang masih bertanya kepada guru, dikarenakan mereka juga belum pernah memainkan permainan ludo sebelumnya, permainan yang mereka tahu hanya sebatas ular tangga dan monopoli.

2. Memimpin jalannya diskusi, semua juri dalam kelompok sudah sangat baik dalam hal memimpin jalannya diskusi, ini dikarenakan siswa yang ditunjuk sebagai juri adalah siswa yang memang selalu aktif dikelas, selalu bertanya, dan pada saat pelajaran pun mau berpendapat ketika pelajaran yang mereka dapat ternyata berbeda dengan seperti apa yang mereka tahu sebelumnya.

3. Menjelaskan Jawaban soal yang benar sesuai kunci, tugas juri selain mengatur jalannya permainan dan memimpin diskusi, juri juga bertugas untuk menjelaskan jawaban soal yang benar sesuai kunci yang telah diberikan oleh guru, agar jawaban tiap pasangan yang salah bisa didiskusikan kemudian tiap pasangan mengerti bagaimana jawaban yang benar dari soal tersebut. Pada hal ini juri pada masing-masing kelompok sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Terkadang ada beberapa juri yang bertanya dengan guru karena ada beberapa pasangan yang merasa bahwa jawaban mereka sama dengan kunci jawaban tetapi berbeda kata-kata nya.

(21)

Efektivitas keaktifan kelompok dapat dikategorikan sebagai berikut : Tabel 3.Kategori keaktifan kelompok

% Keaktifan Efektivitas Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4

≤ 60 Sangat rendah - - -

-61 70 Rendah - - -

-71 80 Cukup - - -

-81 90 Tinggi  - - 

91 100 Sangat tinggi -  

-Berdasarkan tabel 3 di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan kelompok dalam permainan sudah sangat baik, karena keempat kelompok dapat dikategorikan keaktifan kelompoknya tinggi dan sangat tinggi. Berdasarkan pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan media permainan didalamnya dapat membuat siswa bekerja sama dengan teman dalam kelompok dan membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar secara bersama-sama. Hal ini dapat dilihat dari prosentase keaktifan kelas yaitu 90%, ini menandakan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Physics Ludo Tournament berhasil membuat siswa bekerja sama dengan temannya dalam belajar.

Analisa Hasil Kuesioner

Untuk mengetahui respon siswa terhadap metode pembelajaran yang diberikan, maka peneliti memberikan lembar pertanyaan kuesioner kepada 20 orang siswa (sampel yang dipakai). Sebagian besar siswa memberikan respon yang positif terhadap metode pembelajaran Kooperatif tipe TGT dengan media permainan physic ludo. Mereka beralasan bahwa metode pembelajaran tersebut sangat menarik, dan tidak membosankan karena bisa belajar sambil bermain, bekerja sama dengan teman dalam mengerjakan soal yang diberikan, serta dapat berkompetisi dengan siswa yang lainnya untuk menjadi pemenang. Hal tersebutlah yang membuat siswa dalam pasangannya lebih bersemangat bekerja sama untuk mengumpulkan banyak poin.

Beberapa siswa juga mengatakan bahwa belajar sambil bermain membuatnya lebih santai daripada belajar seperti biasanya dikarenakan mereka lebih mudah untuk memahami materi yang diberikan dengan cara belajar secara berkelompok, saling diskusi dan bertukar pikiran. Hal ini menunjukan bahwa 20 siswa mendapat pengalaman belajar yang menyenangkan dan memudahkan proses belajar dengan bekerja bersama temannya.

Analisa Hasil Evaluasi Siswa (Kognitif)

Tabel 4.Distribusi Penilaian evaluasi No Kode Siswa Nilai No Kode Siswa Nilai

1 A1 100 12 F2 100

2 A2 70 13 G1 90

3 B1 85 14 G2 100

4 B2 80 15 H1 70

(22)

6 C2 100 17 J1 80

7 D1 65 18 J2 90

8 D2 100 19 J3 85

9 E1 85 20 J4 85

10 E2 80

Nilai Rata-Rata 86

11 F1 80

Keterangan:batas ketuntasan minimal 70

Berdasarkan tabel 4 dapat terlihat bahwa prosentase keberhasilan siswa memahami materi yang diberikan sebesar 95%, karena pada hasil tes akhir yang dikerjakan 19 siswa mendapatkan nilai lebih dari 70, sedangkan 1 siswa mendapatkan nilai kurang dari 70 yaitu hanya mendapat nilai 65.

Perolehan hasil belajar siswa tidak lepas dari sikap kerja sama siswa selama pembelajaran dan permainan, dapat terlihat melalui lembar kuesioner yang mereka isi, bahwa mereka lebih senang belajar dengan cara bekerja sama dengan temannya, hal ini disebabkan pada saat siswa belum paham dengan materi yang diberikan mereka dapat bertanya kepada siswa yang lebih paham, dan siswa yang lebih paham akan membantu mengajarinya, sehingga mampu membuat siswa untuk memahami materi pelajaran yang diberikan dengan baik. Dapat disimpulkan bahwa sikap kerja sama yang baik dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan kognitif.

V. KESIMPULAN

(23)

Daftar Pustaka :

1. Widayati, Ani 2004. Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia Vol. III No.1 Hal 66 70 2. Astusti Alawiyah, Devi. 2013. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Teams

Games Tournament Dengan Games Cepat Tepat Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Ekskresi. Universitas Pendidikan Indonesia. http://repository.upi.edu [19 Juni 2014]

3. Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

4. Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar 5.

Zulfaidah-indriana.blogspot.com/2013/05/pengertian-dan-karakteristik-penelitian.html?m=1 [12 Agustus 2014]

6. G, Henry. Kuswanto. Hartiningsih, Tuti. 2009. IPA Untuk SMP/MTS Kelas VIII Jilid 2. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

7. http://benipandugautama.blogspot.com/2010/09/ludo.html [12 Agustus 2014] 8. Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Mempraktikkan cooperative learning di

ruang-ruang kelas. Jakarta: Grasindo.

(24)

L

A

M

P

I

R

(25)

Lampiran 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Mata Pelajaran : IPA (FISIKA)

Pokok Bahasan : Bunyi

Sub Pokok Bahasan : Pengertian Bunyi

Kelas/Semester : VIII/1

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi :

Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari

Kompetensi Dasar :

Mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan sehari-hari

Indikator :

1. Mampu mendeskripsikan pengertian bunyi.

2. Mampu menyebutkan syarat terdengarnya bunyi melalui percobaan. 3. Mampu membedakan pengertian audiosonik, infrasonik, ultrasonik 4. Mampu menentukan persamaan cepat rambat bunyi.

5. Mampu melakukan percobaan tentang resonansi.

Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian bunyi.

2. Siswa dapat menyebutkan syarat terdengarnya bunyi melalui percobaan. 3. Siswa dapat membedakan pengertian audiosonik, infrasonik, ultrasonic 4. Siswa dapat menentukan persamaan cepat rambat bunyi.

5. Siswa dapat melakukan percobaan tentang resonansi.

Alat dan Bahan :

Karet gelang, untaian karet gelang, garpu tala, pemukul kayu, Papan permainan ludo beserta perangkatnya.

Materi :

- Definisi bunyi

- Audisonik, infrasonik, ultrasonik - Persamaan cepat rambat bunyi - Resonansi

Metode Pembelajaran :

- Demonstrasi, Percobaan

- Cooperative Learning modelludo game tournament

Langkah-langkah Pembelajaran :

Kegiatan 1 :

Mengamati

Guru menyuruh semua siswa untuk diam sejenak kemudian guru bertanya apakah kalian mendengar sesuatu? (Tidak). Kemudian guru mengetuk meja dan bertanya apakah kalian mendengar sesuatu? (ya). Apa yang kalian dengar? (bunyi meja saat diketuk). Apa itu bunyi? Dihasilkan oleh apa bunyi?

(26)

Dihasilkan oleh apa bunyi itu ?

Mencoba

Siswa diminta untuk mendekatkan karet gelang ditelinga mereka, kemudian siswa diminta untuk memetik karet tersebut saat berada di dekat telinga mereka.

Pertanyaan menggiring mengamati :

- Sebelum karet dipetik apakah kalian mendengar sesuatu? (tidak) - Setelah karet di petik apakah kalian mendengar sesuatu? (ya)

Hasil Pengamatan :

- Karet gelang saat dipetik bergetar dan menghasilkan bunyi

Menalar

Pertanyaan menarik kesimpulan :

- Bunyi dihasilkan oleh apa?

Kesimpulan :

Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar.

Kegiatan 2:

Mengamati

Kemudian guru menunjukan untaian karet gelang yang memanjang dan menyuruh kedua siswa untuk memegang ujung untaian karet gelang tersebut. Kemudian guru memetik untaian karet gelang tersebut.

Menanya

Apakah getaran itu ?

Mencoba

Pertanyaan menggiring mengamati :

- Apa yang terjadi pada untaian karet saat karet dipetik

Hasil Pengamatan :

- Karet gelang saat dipetik bergetar.

-1 getaran : A B A C A

B A C A B

Titik AC merupakan Amplitudo ( simpangan maksimum )

Menalar

Pertanyaan menarik kesimpulan :

- Apakah getaran itu?

Kesimpulan :

Getaran adalah gerakan bolak-balik yang selalu menuju titik setimbang.

D

A

B C

(27)

Kegiatan 3

Menanya

Bagaimana cara membunyikan benda- benda berikut dan apa yang bergetar ? Guru memberikan tabel tentang benda yang dapat menghasilkan bunyi

No Benda Cara Membunyikan Yang bergetar 1 Gitar ..? ( dipetik ) ..? ( senar ) 2 Seruling ..? ( ditiup ) ..? ( udara ) 3 Biola ..? ( digesek ) ..? ( senar )

4 Drum ? ( dipukul ) ..? ( kulit / selaput ) 5 Kentongan ? ( dipukul ) ..? ( udara )

Kegiatan 4

Menanya

Apa syarat terdengarnya bunyi ?

Catatan :Garpu tala sebagai sumber bunyi.

apakah sumber bunyi merupakan syarat terdengarnya bunyi?

Mencoba

Guru meletakkan dua garpu tala di atas meja, kemudian guru memukul satu garpu tala tersebut, dan garpu tala yang lain tidak dipukul.

Pertanyaan menggiring mengamati :

- Saat garpu tala tidak dipukul, apakah terdengar bunyi? (tdk) - Saat garpu tala dipukul, apakah terdengar bunyi? (ya)

- Saat garpu tala dipukul apa yang terjadi pada garpu tala? (bergetar) - Setelah garpu tala dipegang apa yang terjadi? (tidak bergetar)

Hasil pengamatan:

- Saat garpu tala dipukul, garpu tala bergetar dan menghasilkan bunyi berbeda dengan garpu tala yang tidak dipukul, garpu tala tetap diam dan tidak berbunyi.

Menalar

Pertanyaan menggiring, menarik kesimpulan :

(28)

- Apakah sumber bunyi merupakan syarat terdengarnya bunyi? (ya)

Kesimpulan:

1. Syarat terdengarnya bunyi adalah adanya sumber bunyi

Kegiatan 5

Menanya

apakah medium merupakan syarat terdengarnya bunyi?

Mencoba

Guru menunjukan sebuah gambar bel yang dimasukkan kedalam kotak kaca tanpa udara (sungkup) kemudian siswa disuruh mengamati.

Pertanyaan menggiring mengamati:

- Apakah kalian mendengar bunyi bel sebelum udara dikeluarkan dari sungkup ? (ya)

- Setelah udara dikeluarkan dari sungkup apakah kalian masih mendengar bunyi nya? (tidak)

Hasil pengamatan:

- Sebelum udara dikeluarkan dari sungkup bunyi bel dapat terdengar saat bel dibunyikan, tetapi saat udara dikeluarkan dari sungkup bunyi bel tidak terdengar.

Menalar

Pertanyaan menggiring, menarik kesimpulan :

- Apakah udara mempengaruhi terdengarnya bunyi? (ya) - Apakah udara merupakan syarat terdengarnya bunyi (ya)

Kesimpulan:

2. Syarat terdengarnya bunyi adalah adanya udara

Kegiatan 6

Menanya

apakah bunyi dapat merambat dalam zat padat dan cair? Apakah bunyi hanya dapat merambat di udara saja?

Apakah bunyi dapat merambat dalam zat cair dan zat padat ?

Mencoba

- Guru memberikan contoh bunyi dapat merambat pada zat padat dengan menyuruh siswa mengetuk tembok dari ruangan lain dan siswa lain menempelkan telinganya dibalik tembok yang diketuk

diketuk Telinga

- Apakah sumber bunyi merupakan syarat terdengarnya bunyi? (ya)

Kesimpulan:

1. Syarat terdengarnya bunyi adalah adanya sumber bunyi

Kegiatan 5

Menanya

apakah medium merupakan syarat terdengarnya bunyi?

Mencoba

Guru menunjukan sebuah gambar bel yang dimasukkan kedalam kotak kaca tanpa udara (sungkup) kemudian siswa disuruh mengamati.

Pertanyaan menggiring mengamati:

- Apakah kalian mendengar bunyi bel sebelum udara dikeluarkan dari sungkup ? (ya)

- Setelah udara dikeluarkan dari sungkup apakah kalian masih mendengar bunyi nya? (tidak)

Hasil pengamatan:

- Sebelum udara dikeluarkan dari sungkup bunyi bel dapat terdengar saat bel dibunyikan, tetapi saat udara dikeluarkan dari sungkup bunyi bel tidak terdengar.

Menalar

Pertanyaan menggiring, menarik kesimpulan :

- Apakah udara mempengaruhi terdengarnya bunyi? (ya) - Apakah udara merupakan syarat terdengarnya bunyi (ya)

Kesimpulan:

2. Syarat terdengarnya bunyi adalah adanya udara

Kegiatan 6

Menanya

apakah bunyi dapat merambat dalam zat padat dan cair? Apakah bunyi hanya dapat merambat di udara saja?

Apakah bunyi dapat merambat dalam zat cair dan zat padat ?

Mencoba

- Guru memberikan contoh bunyi dapat merambat pada zat padat dengan menyuruh siswa mengetuk tembok dari ruangan lain dan siswa lain menempelkan telinganya dibalik tembok yang diketuk

diketuk Telinga

- Apakah sumber bunyi merupakan syarat terdengarnya bunyi? (ya)

Kesimpulan:

1. Syarat terdengarnya bunyi adalah adanya sumber bunyi

Kegiatan 5

Menanya

apakah medium merupakan syarat terdengarnya bunyi?

Mencoba

Guru menunjukan sebuah gambar bel yang dimasukkan kedalam kotak kaca tanpa udara (sungkup) kemudian siswa disuruh mengamati.

Pertanyaan menggiring mengamati:

- Apakah kalian mendengar bunyi bel sebelum udara dikeluarkan dari sungkup ? (ya)

- Setelah udara dikeluarkan dari sungkup apakah kalian masih mendengar bunyi nya? (tidak)

Hasil pengamatan:

- Sebelum udara dikeluarkan dari sungkup bunyi bel dapat terdengar saat bel dibunyikan, tetapi saat udara dikeluarkan dari sungkup bunyi bel tidak terdengar.

Menalar

Pertanyaan menggiring, menarik kesimpulan :

- Apakah udara mempengaruhi terdengarnya bunyi? (ya) - Apakah udara merupakan syarat terdengarnya bunyi (ya)

Kesimpulan:

2. Syarat terdengarnya bunyi adalah adanya udara

Kegiatan 6

Menanya

apakah bunyi dapat merambat dalam zat padat dan cair? Apakah bunyi hanya dapat merambat di udara saja?

Apakah bunyi dapat merambat dalam zat cair dan zat padat ?

Mencoba

- Guru memberikan contoh bunyi dapat merambat pada zat padat dengan menyuruh siswa mengetuk tembok dari ruangan lain dan siswa lain menempelkan telinganya dibalik tembok yang diketuk

(29)

- saat tembok diketuk apakah kamu mendengarkan bunyinya? (ya) - apakah tembok termasuk zat padat? (ya)

- Apakah bunyi dapat merambat pada zat padat? (ya)

- Guru memberikan contoh bunyi dapat merambat pada zat cair dengan menggunakan Hp yang dibungkus dalam plastik dan dimasukkan kedalam air.

- Pada saat Hp dimasukan kedalam air dan dibunyikan apakah kalian mendengar bunyinya? (ya)

- Apa yang menjadi media perambatan bunyi tersebut? (air) - Apakah bunyi dapat merambat pada zat cair? (ya)

Menalar

Kesimpulan :

- Bunyi dapat terdengar jika adanya medium. Info :

Bunyi termasuk gelombang mekanis, karena bunyi dapat terdengar jika ada

medium.

Kegiatan 7

Menanya

apakah pendengar dalam jangkauan sumber bunyi merupakan syarat terdengarnya bunyi?

Mencoba

2 orang anak disuruh mendengarkan detak jam, yang satu berada didekat jam dan yang satunya lagi berada jauh dari jam

Pertanyaan menggiring mengamati:

- Apakah kamu (pendengar 1) dapat mendengar bunyi detak jam ini? (ya), bagaimana dengan pendengar 2? ( tidak)

Hasil Pengamatan:

- Detak jam yang dapat didengar adalah anak yang berada didekat jam dan yang berada anak yang jauh tidak dapat didengar oleh anak.

(30)

Menalar

Pertanyaan mengiring, menarik kesimpulan :

- Ketika kamu berada di dekat jam apakah kamu mendengar detak jam?(ya)

- Apakah pendengar yang berada di dalam jangkauan sumber bunyi merupakan syarat terdengarnya bunyi?

Kesimpulan:

3. Syarat terdengarnya bunyi adanya pendengar yang berada di dalam jangkauan sumber bunyi.

Kegiatan 8

Menanya

apakah telinga merupakan syarat terdengarnya bunyi?

Mencoba

Guru memberikan info : terdapat dua siswa yang salah satu siswa mempunyai telinga yang tidak normal (tuli).

Pertanyaan menggiring mengamati :

- Dari kedua siswa tersebut manakah yang dapat mendengarkan bunyi? (siswa yang mempunyai telinga normal yang dapat mendengarkan bunyi)

Hasil Pengamatan :

- Telinga normal dapat mendengarkan bunyi dengan jelas tetapi telinga yang tidak normal (tuli) tidak bisa mendengarkan bunyi.

Menalar

Pertanyaan menarik kesimpulan :

- Apakah telinga merupakan syarat terdengarnya bunyi? (ya)

Kesimpulan

Syarat terdengarnya bunyi adanya telinga sehat yang berfungsi menangkap bunyi, selain itu adanya otak yang sehat yang berfungsi untuk mengartikan bunyi yang didengar.

Kesimpulan umum :

Jadi dapat disimpulkan bahwa syarat terdengarnya bunyi adalah:

 adanya sumber bunyi

 adanya medium

 adanya penerima yang berada di dalam jangkauan sumber bunyi.

 Adanya telinga dan otak yang sehat yang berfungsi menangkap bunyi dan mengartikan bunyi yang didengar.

Kegiatan 9

Menanya

(31)

Mencoba

Guru memetik senar gitar panjang, dan senar gitar pendek.

Pertanyaan menggiring mengamati

- saat senar gitar pendek dipetik apakah kalian mendengar bunyi? (ya) - saat senar gitar panjang dipetik apakah kalian mendengar bunyi? (tidak)

- mengapa kalian hanya dapat mendengar bunyi pada senar gitar pendek yang dipetik?

Hasil Pengamatan :

- Senar gitar pendek bergetar cepat saat dipetik dan bunyi dapat terdengar, sedangkan senar gitar pendek bergetar lambat saat dipetik sehingga bunyi tidak dapat terdengar.

Info : Telinga manusia hanya peka terhadap bunyi yang dihasilkan oleh benda yang bergetar dengan frekuensi getarnya antara 20 Hz sampai 20.000 Hz yang dinamakan bunyi audiosonik

Guru menunjukan batas frekuensi bunyi tiap masing-masing jenisnya :

Berdasarkan frekuensinya bunyi itu dapat digolongkan menjadi :

1. Infrasonik, bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 Hz. Bunyi pada frekuensi ini hanya dapat didengar oleh hewan seperti jangkrik dan anjing.

2. Audiosonik, bunyi yang frekuensinya antara 20 Hz sampai 20.000 Hz. Daerah pendengaran manusia

3. Ultrasonik, Bunyi yang frekuensinya lebih dari 20.000 Hz. Beberapa hewan dapat menghasilkan bunyi dengan frekuensi ini seperti lumba-lumba dan kelelawar.

Kegiatan 10

Menanya

Bagaimana formula cepat rambat bunyi?

Mencoba

- Guru bertanya pada siswa, siapa yang pernah berteriak memanggil temannya yang berada sangat jauh?

(32)

Persamaan kecepatan rambat bunyi sama dengan persamaan kecepatan untuk menempuh suatu lintasan.

Menalar

Pertanyaan menarik kesimpulan

Ada yang tahu bagaimana persamaan kecepatan untuk menempuh suatu lintasan? ( v = s/t).

Kesimpulan

- persamaan cepat rambat bunyi adalah ( v = s/T ) ( v : cepat rambat bunyi, s : jarak, t : waktu )

- Oleh karena bunyi merupakan gelombang longitudinal dapat dituliskan

= = , Dimana T = Periode Bunyi (s) , = Panjang gelombang bunyi (m), f

= Frekuensi (Hz)

Kegiatan 11

Mengamati

Guru bertanya pada siswa siapa yang rumahnya dekat dengan jalan raya ? ketika mobil besar lewat didepan rumahmu, apa yang kamu dengar dan kamu amati dari jendela kaca rumahmu? (begetar dan berbunyi) peristiwa apakah itu?

Info : peristiwa diatas disebut sebagai peristiwa resonansi

Menanya

Apakah yang dimaksud dengan resonansi & apa syaratnya ?

Mencoba

menunjukan pengertian resonansi menggunakan garpu tala

Guru menyiapkan 2 buah garpu tala dengan frekuensi yang sama ( A dan B ) dan 1 buah garpu tala dengan frekuensi berbeda ( C ). Kemudian guru memukul garpu tala A.

Pertanyaan menggiring mengamati :

- Pada saat garpu tala A dipukul, apakah terdengar bunyi? (ya) - Apakah garpu tala A bergetar? (ya)

- Apa yang terjadi jika garpu tala A dipegang? (berhenti bergetar dan bunyinya hilang)

Kemudian guru memukul garpu tala A setelah itu memegangnya - Apa yang terjadi pada garpu tala B (garpu tala bergetar ) - Bagaimana dengan garpu tala C? (garpu tala tetap diam)

(33)

Hasil Pengamatan :

- Ketika garpu tala A dipukul menimbulkan bunyi dan bergetar - Saat garpu tala A dipegang bunyi hilang dan berhenti bergetar - Garpu tala B ikut bergetar

- Saat bergetar garpu tala B menimbulkan bunyi

- Garpu tala C tidak ikut bergetar (diam / tidak berbunyi)

- Saat garpu tala A dipegang garpu tala A berhenti bergetar, tetapi garpu tala B masih bergetar

Menalar

Pertanyaan menarik kesimpulan

- Mengapa garpu tala B ikut bergetar pada saat garpu tala A dipukul? (karena terkena getaran garpu tala A)

- Kalau terkena getaran garpu tala A mengapa garpu tala C tidak ikut bergetar? (karena frekuensi garpu tala C berbeda dengan garpu tala lainnya)

- Jadi kalau begitu garpu tala B ikut bergetar karena apa? (karena terkena getaran garpu tala A yang frekuensinya sama dengan garpu tala B)

- Kalau begitu apa yang dimaksud dengan resonansi dan apa syaratnya?

Kesimpulan

- Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda akibat dari bergetarnya benda lain yang memiliki frekuensi yang sama.

- Syarat terjadinya resonansi : Frekuensi benda pertama sama dengan frekuensi benda kedua.

Mengkomunikasikan

( PERMAINAN PHYSICS LUDO TOURNAMENT) [image:33.595.105.507.216.684.2]

a. Guru membagi siswa kedalam kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 2 pasangan (1 pasangan terdiri dari 2 siswa) dan 1 orang juri.

Gambar :Posisi siswa saat permainan

b. Setiap meja diberi 1 papan permainan ludo dan kartu soal, 1 buah dadu, 4 buah bidak ( 1 pasangan mendapat 2 bidak ). Cara memainkan permainan ini adalah dengan melempar dadu kemudian menjalankan bidak sesuai dengan angka dadu yang muncul.

c. Misal pasangan A1A2 mendapat giliran pertama melempar dadu, kemudian menjalankan bidaknya sesuai dengan angka dadu yang muncul. Jika bidak berhenti pada petak bukan soal giliran pasangan lawan yang melempar dadu.

d. Jika bidak berhenti pada petak soal, maka juri mengambil kartu soal untuk diberikan ke kedua pasangan untuk dikerjakan sesuai dengan pasangannya masing-masing selama 1 - 3 menit. Setelah selesai mengerjakan soal, pasangan yang mendapat

Meja 4 J4 (Juri G1 H1 G2 H2 Meja 1 J1 (Juri) A1 B1 A2 B2 Meja 2 J2 (Juri) C1 D1

C2 D2

Meja 3

J3 (Juri)

E1 F1

(34)

giliran melempar dadu terlebih dahulu menunjukan dan menjelaskan jawaban mereka, setelah itu bergantian dengan pasangan lawan untuk menjelaskan jawaban mereka. Juri mengoreksi jawaban tiap pasangan, dan siapa yang benar dan salah, kemudian memberi poin kepada tiap-tiap pasangan. Jika kedua pasangan pemain tidak dapat menjawab soal / salah, juri dapat menjelaskan kepada kedua pasangan pemain.

e. Setelah pasangan A1A2 selesai bermain, giliran selanjutnya pasangan B1B2 yang melempar dadu dan menjalankan bidaknya. Begitu seterusnya setiap pasangan melempar dadu secara bergantian.

(35)

Lampiran 2

(36)

Lampiran 3

SOAL PERTANYAAN GAMES LUDO: 1. Soal Hafalan :

a. Dihasilkan oleh apa bunyi itu ?

b. apa syarat-syarat terdengarnya bunyi?

c. Mengapa bunyi dapat dikatakan sebagai gelombang mekanis? d. Berapakah frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh manusia? e. tuliskan 3 jenis bunyi berdasarkan frekuensinya?

f. Jelaskan pengertian dari resonansi? 2. Soal Hitungan :

a. Saat cuaca mendung seorang anak mendengar bunyi Guntur 1,5 detik setelah terjadi kilat. Jika cepat rambat bunyi di udara adalah 320 m/s, tentukan jarak sumber petir dari anak tersebut!

b. Gelombang bunyi dari suatu sumber memiliki cepat rambat 340 m/s. Jika frekuensi gelombang bunyi adalah 170 Hz, tentukan panjang gelombangnya! c. Gelombang bunyi memiliki panjang gelombang 2 m, jika frekuensi bunyi

tersebut -150 Hz. Berapa cepat rambat gelombang bunyi tersebut?

d. Ati berada pada jarak 170 meter di depan sebuah panggung musik. Jika cepat rambat bunyi di udara pada saat itu adalah 340 m/s, berapakah rentang waktu yang dibutuhkan suara penyanyi sehingga sampai di telinga Ati?

e. Bunyi gemuruh petir terdengar 3 sekon setelah cahaya kilat petir. Jika cepat rambat bunyi di udara saat itu 320 m/s, tentukan jarak pengamat ke petir ! f. Sebuah gelombang bunyi mempunyai frekuensi 10 Hz dengan cepat rambat

25 meter/detik, maka panjang gelombang tersebut adalah . 3. Soal Analisis

a. Apa sebab tidak semua getaran dapat didengar oleh manusia?

b. Jam beker dimasukkan dalam kaca yang hampa udara, jika bel berdering suara tersebut tidak dapat kita dengar, menunjukan peristiwa apa percobaan diatas?

(37)

Lampiran 4

Soal Evaluasi

1. Dihasilkan oleh apa bunyi itu, dan tuliskan syarat terdengarnya bunyi? 2. Tuliskan 3 jenis bunyi berdasarkan frekuensinya, dan siapa saja yang dapat

mendengar bunyi pada tiap-tiap jenis bunyi?

3. Sebuah gelombang bunyi mempunyai frekuensi 20 Hz dengan cepat rambat 50 meter/detik, maka panjang gelombang tersebut adalah .

(38)

Lampiran 5

Lembar Kuesioner

No Pertanyaan Jawaban

1.

Apakah pembelajaran fisika materi Bunyi dengan media permainan Physic Ludo menarik? Mengapa?

2.

Bagaimana menurut anda belajar fisika dengan media permainan Physic Ludo seperti yang baru saja anda ikuti?

3.

Untuk memahami materi, anda lebih paham belajar sendiri atau belajar bersama teman dalam kelompok?

4.

Hal-hal apa yang menyenangkan dari pembelajaran secara berkelompok seperti yang baru saja anda ikuti?

5.

(39)

Lampiran 6

(40)
(41)

Gambar

Gambar 1. papan permainan ludo.
Gambar 2. Desain papan permainan Phyisc Ludo
Tabel 1. Perolehan poin pasangan tiap kelompok
Tabel 2. Lembar obsservasi penilaian afektif siswa
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kegiatan inti, para siswa ditugaskan membaca komik secara bertahap dan diberi pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan mereka untuk menyimpulkan beberapa konsep fisika

Dari hasil observasi (dapat dilihat lembar observasi pada lampiran) dapat disimpulkan bahwa metode CTL berhasil memotivasi siswa untuk belajar lebih keras untuk

Observasi digunakan untuk mengetahui mengamati pelaksanaan dan perkembangan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa siswa selama proses pembelajaran di kelas

yang erat dalam keseharian siswa bersinergi juga dengan kegiatan belajar mereka. Dari ketga bagian angket tersebut dapat ditarik kesimpulan mengenai pemberdayaan atau

Setelah KBM dilakukan, siswa diberikan soal evaluasi untuk mengetahui pemahaman mereka tentang apa yang baru saja mereka pelajari. Soal yang diberikan berjumlah 9

Kemudian dari hasil wawancara dengan siswa Control Class, kelima siswa pada Control Class menyatakan hal yang hampir sama, bahwa guru kurang bervariasi dalam

Hal tersebut menunjukkan bahwa analisa guru terhadap siswa tersebut mendekati sama dengan hasil analisa guru terhadap siswa berdasarkan analisa dari data yang dihasilkan

Dari semua pasangan suami istri yang menjadi partisipan mengungkapkan dan merasakan hal yang sama bahwa anak mereka lebih banyak melakukan interaksi dengan ibu, karena