1
PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP SIKAP PADA MATEMATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS SISWA IX
SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA
Caesar Listya Mahendra; Kriswandani; Erlina Prihatnani Email : 202010134@student.uksw.edu
Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRAK
Pembelajaran matematika berkaitan dengan guru, siswa, dan materi Matematika. Ketiga hal tersebut saling berkaitan satu sama lain dan mempengaruhi proses belajar. Proses belajar yang hanya didasarkan pada pemahaman secara tekstual dari bahan-bahan ajar seperti buku saja akan mengakibatkan proses belajar yang miskin makna. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk (1) untuk mengetahui pengaruh pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar siswa kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga. (2) untuk mengetahui pengaruh pendekatan konstruktivisme terhadap sikap siswa pada pelajaran matematika kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga. Penelitian ini merupakan eksperimen semu. Populasi peneleitian adalah siswa kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga. Pengambilan sampel menggunakan Custer Random Sampling dengan jumlah siswa sebanyak 43 yang terbagi atas dua kelas yaitu kelas XI a sebagai kelas kontrol dan kelas IX b sebagai kelas eksperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, metode observasi, metode tes dan angket. Teknik analisis data mengunakan uji normalitas dengan Shapiro-Wilk, uji homogenitas dengan Levene test dan uji beda rata-rata dua sampel dengan Independent Samples Test bantuan program SPSS 16.0 for Windows. Sikap siswa ditunjukkan dari nilai signifikan uji t sebesar 0,001 < 0,05. Sikap siswa yang diajar dengan pendekatan konstruktivisme lebih baik dari pada sikap siswa yang diajar tanpa menggunakan pendekatan konstruktivisme. Hasil belajar siswa ditunjukan dari nilai signifikan uji t sebesar 0,001< 0,05. Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan pendekatan konstruktivisme lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar tanpa pendekatan konstruktivisme. Hasil rata-rata kelas IX A sebesar 77,85 lebih baik dibandingkan dengan kelas IX B sebesar 68,18.
Kata Kunci : pendekatan konstruktivisme, hasil belajar, sikap siswa terhadap matematika
PENDAHULUAN
Pembelajaran matematika adalah pemberian bantuan kepada siswa untuk membangun konsep-konsep dan prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses internalisasi (arahan terbimbing) sehingga konsep atau prinsip itu terbangun (Jajang, 2005). Tujuan diberikan pelajaran matematika pada pendidikan dasar dan menengah menurut standar isi adalah untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama (Permendiknas, 2006).
2
satu sama lain dan mempengaruhi proses belajar yang terjadi. Proses belajar yang hanya didasarkan pada pemahaman secara tekstual dari bahan-bahan ajar seperti buku saja akan mengakibatkan proses belajar yang miskin makna dan konteks seperti yang disampaikan oleh de Lange (Turmudi, 2008).
Hasil observasi di SMP Pangudi Luhur Salatiga, menunjukkan bahwa proses belajar mengajar di SMP Pangudi Luhur Salatiga masih berpusat pada guru dan siswa cenderung pasif. Contohnya dalam pembelajaran guru langsung memberikan rumus tanpa melibatkan siswa dalam menurunkan rumus tersebut. Hal tersebut tidak sesuai dengan standar proses yang telah ditentukan oleh pemerintah. Kurikulum 2013 dalam permendikbud no 67 bahwa seharusnya siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar, dan kegiatan belajar mengajar sepenuhnya berpusat pada siswa (Depdikbud, 2013). Hal ini berpengaruh terhadap hasil belajar dan juga sikap siswa terhadap pelajaran matematika. Hal ini terlihat dari data ulangan harian siswa, dimana rata-ratanya belum optimal yaitu 68,13 yang masih di bawah KKM yaitu 70. Hasil observasi juga menunjukkan bahwa sikap siswa pada saat mengikuti pelajaran cenderung pasif. Siswa hanya melihat dan mendengarkan apa yang dijelaskan guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Selain itu, beberapa siswa juga memperlihatkan sikap siswa juga menunjukkan ketidakseriusannya dalam belajar, seperti pada saat guru menjelaskan ada siswa yang berbicara bersama temannya, ada juga siswa yang tidak memperhatikan. Hal tersebut memperlihatkan sikap siswa yang kurang pada saat kegiatan belajar mengajar.
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi/reaksi terhadap suatu obyek, memihak/tidak memihak yang merupakan keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya (Saifudin A, 2005). Menurut Djamarah (2002) tujuan pembelajaran dapat tercapai jika siswa berusaha aktif untuk mencapainya, oleh karena itu perlu digunakannya pendekatan pembelajaran yang menitik beratkan pada keaktifan siswa dalam belajar. Salah satunya adalah dengan pendekatan konstruktivisme. Poedjiadi (2005) yang menyatakan bahwa konstruktivisme bertitik tolak dari pembentukan pengetahuan dan rekonstruksi pengetahuan adalah mengubah pengetahuan yang dimiliki seseorang yang telah dibangun atau dikonstruk sebelumnya dan perubahan itu sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungannya.
3
pengaruh pendekatan konstruktivisme terhadap sikap siswa pada pelajaran matematika kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga; (2) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar siswa kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperimental) dengan desain penelitian The Randomize Control Group Pretest-Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga yang berjumlah 65 siswa yang terbagi dalam tiga kelas yaitu kelas IX A, IX B dan IX C. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling dimana sampel diambil dengan acak. Teknik pengambilan data menggunakan metode dokumentasi, metode observasi, metode angket dan metode tes. Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data nilai siswa yang digunakan untuk data nilai pretes siswa, Metode observasi digunakan untuk mengukur penerapan konstruktivisme dalam proses pembelajaran, Metode angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang sikap siswa, sedangkan Metode tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan. Terdapt tiga instrumen dalam penelitian ini yaitu tes hasilbelajar, angket dan lembar observasi. Instrumen posttest berupa soal pilihan ganda terkait materi kesebangunan yang berjumlah 20 soal dengan 4 altenatif jawaban. Uji coba instrumen tes hasil belajar meliputi uji tingkat kesukaran, validitas butir dan reliabilitas. Analisis data meliputi uji normalitas dengan metode Shapiro-wilk, uji homogenitas dengan metode Levene test, dan uji beda rerata menggunakan uji independent t-test dalam taraf signifikan 0,05.
HASIL DAN ANALISIS DATA
4 Tabel 1
Deskripsi Kemampuan Awal
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Eksperimen 21 60.00 85.00 69.047 6.636
Kontrol 22 52.00 90.00 68.136 9.760
Valid N (listwise) 21
Berdasarkan Tabel 1 diperoleh data nilai minumum sebesar 60 dan nilai maksimum sebesar 85untuk kelas eksperimen dan nilai minimum sebesar 52 dan nilai maksimum sebesar 90 untuk kelas kontrol. Kelas eksperimen mempunyai rata-rata sebesar 69,074 sedangkan kelas kontrol mempunyai rata-rata 68,136. Standar deviasi kelas eksperimen 6,63 sedangkan untuk kelas kontrol 9,760.
Susunan angket terdiri dari 5 pilihan jawaban yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Kelima pilihan tersebut skor tertinggi pada item favorable dan unfavorable adalah 5 dan skor terendah adalah 1.
Tabel 2
Sebaran Angket Awal
Interval Kriteria Kelas kontrol
Kelas eksperimen ,8 ≤ x ≤ Sangat tinggi 0 0
8 ,6 ≤ x ≤ ,8 Tinggi 11 16
6 , ≤ x ≤ 8 ,6 Sedang 11 5
, ≤ x ≤ 6 , Rendah 0 0
≤ x ≤ , Sangat rendah 0 0
Berdasarkan tabel 2 sebaran angket awal sikap siswa terhadap pelajaran matematika kelas kontrol sebesar 2 siswa tergolong tinggi dan sebesar 11 siswa tergolong sedang. Pada kelas eksperimen terdapat 16 siswa tergolong tinggi dan 5 siswa tergolong sedang.
5 Tabel 3
Uji Normalitas Kemampuan Awal
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Eksperimen .916 21 .072
Kontrol .971 21 .765
Berdasarkan Tabel 3 pada kolom Shapiro-Wilk untuk kelas kontrol diperoleh signifikan 0,765 dan kelas eksperimen sebesar 0.072 keduanya masing-masing lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel masing-masing berassal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil analisis diketahui bahwa hasil analisis > 0,05 artinya data berdisribusi normal. Kelas eksperimen dengan taraf signifikan 0,072 > 0,05. Hasil analisis diketahui bahwa hasil analisis > 0,05 artinya data berdistribusi normal.
Uji homogenitas digunakan untuk melihat apakah varian pupulasi sama atau tidak. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan Levene test. Data dikatakan homogen jika nilai signifikan lebih dari 0,05 (α > 0,05), sedangkan data dikatakan tidak homogen jika nilai signifikan α < 0,05. Hasil olah data uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4
Uji Homogenitas dan Uji T Kemampuan Awal
Levene's Test for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig.
t df
Sig. (2-tailed
)
Mean Differe nce
Std. Error Differen
ce
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
VAR00001 Equal variances assumed
3.646 .063
.356 41 .72 .91126 2.55761 -4.25394 6.07645
Equal variances
not assumed .359 37.125 .72 .91126 2.53531 -4.22518 6.04769
6
Uji independent t-test digunakan untuk membandingkan sampel berasal dari populasi yang rataan dua sampel berasal dari dua populasi yang berbeda. Statistik uji yang digunakan adalah uji - t. Namun sebelum dilakukan uji t, dilakukan uji normalitas populasi sebagai uji prasyarat dan uji homogenitas variansi populasi untuk menentukan uji t yang akan digunakan. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji banding dua sampel yaitu dengan independent t-test dengan taraf signifikan 0,05. Uji T kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat dilihat pada Tabel 4 Bagian kolom t-test for Equality of Means bahwa sig.(2-tailed) sebesar 0,72 > 0,05 yang artinya bahwa kedua kelas tidak memiliki perbedaan rata-rata atau memiliki rata-rata-rata-rata hasil belajar yang sama.
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data tes kemampuan akhir dari kelas kontrol dan kelas eksperimen sehingga diperoleh gambaran mengenai keadaan kedua kelas tersebut. Hasil analisis deskriptif tes kemampuan akhir dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5
Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Eksperimen 21 60.00 95.00 77.85 9.023
Kontrol 22 50.00 90.00 68.18 8.937
Valid N (listwise) 21
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa untuk kelas eksperimen mempunyai skor maksimal 95, skor minimal 60, dengan rata-rata 77,85 dan standar deviasi 9,023. Kelas kontrol mempunyai skor maksimal 90, skor minimal 50, dengan rata-rata 68.18 dan standar deviasi 8.937.
Angket sikap siswa kelas eksperimen setelah diberi perlakuan pendekatan konstruktivisme dan kelas kontrol dengan metode ceramah dan drill, dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6
Sebaran Angket Akhir
Interval Kriteria Kelas kontrol
Kelas eksperimen ,8 ≤ x ≤ Sangat tinggi 0 2
8 ,6 ≤ x ≤ ,8 Tinggi 12 19
6 , ≤ x ≤ 8 ,6 Sedang 10 0
, ≤ x ≤ 6 , Rendah 0 0
7
Berdasarkan Tabel 6 sebaran angket awal sikap siswa terhadap pelajaran matematika kelas kontrol sebesar 12 siswa tergolong tinggi dan sebesar 10 siswa tergolong sedang. Pada kelas eksperimen terdapat 2 siswa tergolong sangat tinggi dan 5 siswa tergolong tinggi.
Data hasil belajar matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol diuji kenormalitasanya atau kemiringan data. Berikut dapat dilihat pada Tabel 7 uji normalitas data hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 7
Uji Normalitas Kemampuan akhir
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Eksperimen .952 21 .364
Kontrol .949 21 .324
Berdasarkan tabel 7 tabel Test of Normality kolom Shapiro-Wilk kelas eksperimen dengan signifikan 0,364 > 0,05. Diketahui bahwa hasil analisis > 0,05 artinya data berdisribusi normal. Kelas kontrol dengan taraf signifikan 0,324> 0,05. Hasil analisis diketahui bahwa hasil analisis > 0,05, artinya data berdistribusi normal.
Uji homogenitas kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan data hasil ulangan matematika setelah diberi perlakuan. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8
Uji Homogenitas dan Uji T Kemampuan Akhir Siswa
Levene's Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. T df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
VAR0001 Equal variances
assumed .075 .785 3.53 41 .001 9.67532 2.73944
Equal variances not
assumed 3.53 40.866 .001 9.67532 2.74008
8
0,78 > 0,05 maka H0 diterima artinya ke dua kelompok mempunyai varian yang sama atau homogen.
Uji T kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan data hasil ulangan matematika setelah diberi perlakuan. Hasil uji T dapat dilihat pada Tabel 8. Berdasarkan uji prasyarat data hasil belajar matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen, maka dapat dilanjut dengan uji t- Independent Samples Test (Uji banding dua sampel). Tabel 8 pada bagian t-test for Equality of Mean diperoleh informasi bahwa nilai t sebesar 3,53 dengan signifikansi 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak atau menerima H1, maka rataan ke dua kelompok berbeda. Kita lihat pada Tabel 5 bahwa rataan untuk kelas eksperimen 77,85 jauh lebih baik dari pda kelas kontrol 68,18. Hal ini menunjukan pendekatan konstruktivesme berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Data angket sikap siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diuji kenormalitasanya atau kemiringan data. Berikut dapat dilihat pada Tabel 9 uji normalitas data angket sikap siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 9
Uji Normalitas Angket
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Eksperimen .911 21 .058
Kontrol .972 21 .787
Berdasarkan Tabel 9 tabel Test of Normality kolom Shapiro-Wilk kelas eksperimen dengan signifikan 0,058 > 0,05. Diketahui bahwa hasil analisis > 0,05 artinya data berdisribusi normal. Kelas kontrol dengan taraf signifikan 0,787> 0,05. Hasil analisis diketahui bahwa hasil analisis > 0,05, artinya data berdistribusi normal.
9
Tabel 10
Uji Homogenitas dan Uji T Angket Sikap Siswa
Levene's Test for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
VAR00002 Equal variances
assumed 1.332 .255 3.8 41 .001 7.09091 1.86233
Equal variances not
assumed 3.8 39.456 .001 7.09091 1.85153
Uji homogenitas angket sikap siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 10 bagian Levene's Test for Equality of Variances kolom signifikansi menunjukan 0,255 > 0,05 maka H0 diterima artinya ke dua kelompok mempunyai varian yang sama atau homogen.
Uji T angket sikap siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan data angket setelah diberi perlakuan. Hasil uji T dapat dilihat pada Tabel 10. Berdasarkan uji prasyarat angket sikap siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen, maka dapat dilanjut dengan uji t- Independent Samples Test (Uji banding dua sampel). Tabel 10 pada bagian t-test for Equality of Mean diperoleh informasi bahwa nilai t sebesar 3,8 dengan signifikansi 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak atau menerima H1 maka rataan ke dua kelompok berbeda. Kita lihat pada Tabel 6 bahwa kriteria untuk kelas eksperimen jauh lebih baik dari pda kelas kontrol. Hal ini menunjukan bahwa hasil belajar matematika kelas eksperimen lebih baik dari pada hasil belajar matematika kelas kontrol.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar dan sikap siswa kelas IX SMP Pangudi Luhur Salatiga tahun ajaran 2014/2015. Analisis uji yang digunakan adalah uji beda rata-rata dua sampel, sehingga kedua data harus di uji terlebih dahulu dengan uji prasyarat menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas untuk mengetahui uji t yang akan digunakan.
10
pendekatan konstruktivisme adalah 0,785 > 0,05. Hal ini menunjukan bahwa kedua nilai tersebut homogen. Berdasarkan uji prasyarat tersebut maka dapat dilakukan uji beda rata-rata menggunakan Indipendent samples t test. Hasil uji beda rata-rata postest siswa menujukan bahwa nilai signifikan 0,001 < 0,05 hal ini menunjukan kedua kelompok memilki rataan yang berbeda. Hasil pada Tabel 5 menunjukan bahwa rataan kelas kontrol 68,18 lebih rendah dari pada kelas eksperimen yaitu 77,85 hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol sehingga pendekatan konstruktivisme pengaruh terhadap hasil belajar.
Uji beda rerata skor sikap siswa kelas eksperimen dan kontrol menghasilkan signifikan sebesar 0,01 < 0,05 yang artinya terdapat pengaruh sikap siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh sikap siswa terhadap matematika. Selain itu, secara deskriptif penyebaran sikap siswa pada kelas eksperimen setelah diberi perlakuan juga terlihat lebih baik. Sebelum diberi perlakuan terdapat 24% dalam kategori sedang dan 76% dalam kategori tinggi, sedangkan setelah diberi perlakuan terdapat 90% dalam kategori tinggi, sedangkan 10% dalam kategori sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari sikap siswa pada saat mengikuti pelajaran, siswa yang sebelumnya hanya pasif dalam mengikuti pelajaran sekarang menjadi lebih aktif dan berani untuk berpendapat. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh sikap siswa terhadap pelajaran matematika, karena sebelum diberi perlakuan dalam proses pembelajaran siswa hanya memperhatikan guru dan mendengarkan apa yang guru jelaskan, tetapi setelah diberi perlakuan siswa menjadi lebih aktif, mulai berani untuk berpendapat dan mengikuti pelajaran dengan senang.
Pembelajaran matematika dengan pendekatan konstruktivisme didapat bahwa siswa benar-benar belajar membangun sebuah konsep. Siswa belajar pemecahan masalah berdasarkan konsep yang dibangun. Siswa juga belajar bekerja sama, berbagi pendapat dan juga melatih siswa untuk belajar mandiri dan percaya diri. Nilai rata-rata siswa kelas eksperimen 77,85 lebih baik dari pada kelas kontrol 68,18.
KESIMPULAN
11
eksperimen dan kontrol, yaitu sebanyak 10 siswa pada kriteria sedang dan 12 siswa pada kriteria tinggi pada kelas kontrol, sedangkan pada kelas ekserimen sebanyak 19 siswa pad akriteria tinggi dan 2 siswa pada kriteria sangat tinggi. Hasil belajar siswa ditunjukan dari nilai signifikan uji t sebesar 0,001< 0,05. Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan pendekatan konstruktivisme lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar tanpa pendekatan konstruktivisme. Hasil rata-rata kelas IX A sebesar 77,85 lebih baik dibandingkan dengan kelas IX B sebesar 68,18.
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan Edisi Pertama Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta: Kencana.
Sugiyono. 2010. “ Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D)”. Bandung: ALFABETA, cv
Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius Turmudi. 2008. Landasan Filosofis dan Teoritis Pembelajaran Matematika. Jakarta: Leuser Cita Pustaka