• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Bogor, 20 Mei 2016 Ketua, Dr.Awang Maharijaya, SP, M.Si NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR. Bogor, 20 Mei 2016 Ketua, Dr.Awang Maharijaya, SP, M.Si NIP"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1

(2)

©

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah yang telah diberikan kepada kita semua, sehingga Buku Prosiding Seminar Nasional Perhimpunan Hortikultura Indonesia pada tanggal 19-20 Oktober 2015 di Savero Golden Flower Hotel Bogor dapat terwujud.

Buku prosiding ini memuat sejumlah makalah hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Bapak/Ibu Peneliti dan Akademisi dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian yang dikumpulkan dan ditata oleh Tim pada Kepanitiaan Seminar Nasional Perhimpunan Hortikultura Indonesia 2015. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini perkenankan kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ketua Perhimpunan Hortikultura Indonesia, Bapak Prof. Dr. Ir. Slamet Susanto, M.Sc yang telah memfasilitasi semua kegiatan Seminar Nasional Perhimpunan Hortikultura Indonesia ini.

2. Bapak/Ibu segenap panitia seminar nasional perhimpunan hortikultura Indonesia yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pemikirannya demi suksesnya kegiatan ini.

3. Bapak/Ibu Peneliti dan Akademisi penyumbang makalah hasil penelitian dalam seminar ini.

Semoga buku prosiding ini dapat memberi kemanfaatan bagi kita semua, untuk kepentingan pengembangan ilmu dan teknologi pada tanaman hortikultura. Di samping itu, diharapkan juga dapat menjadi referensi bagi upaya pembangunan dan pengembangan hortikultura nasional.

Bogor, 20 Mei 2016 Ketua,

Dr.Awang Maharijaya, SP, M.Si

NIP. 19800908 200501 1 003

(4)

DAFTAR ISI

Makalah Kelompok: Benih Tanaman Hortikultura

Pengaruh Umur Panen dan Lama Penyimpanan terhadap Viabilitas dan Vigor Benih Bawang Merah ‘Lembah Palu’

Oleh: Muhammad-Ansar, Bahrudin dan Imam Wahyudi ………...1-7 Pemanfaatan Umbi Mikro untuk Produksi Umbi Mini pada Beberapa Varietas Kentang Oleh: Tri Handayani ………...8-12 Potret dan Upaya Industrialisasi Perbenihan Jeruk di Kawasan Bangkinang, Kabupaten Kampar, Riau

Oleh: Supriyanto, A dan A. Sugiyatno ………...13-19 Pengaruh Ruang Simpan dan Kemasan Benih terhadap Kadar Air Benih Tomat dan Cabai pada Beberapa Periode Simpan

Oleh: N. Waluyo dan R. Sinaga ………...………20-23 Pola Pertumbuhan, Pembungaan serta Produksi dan Penyimpanan Benih Basela (Basella alba L.)

Oleh: Titi Juhaeti dan Peni Lestari ………..………24-31

Makalah Kelompok: Tanaman Biofarmaka

Skrining Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Akar Batam (Smilax odoratissima Blume.)

Oleh: Septina Asih Widuri dan Noorcahyati ………...…...32-36 Kajian Agroekologi dan Upaya Domestikasi Sidaguri (Sida rhombifolia) di Kabupaten Wonogiri

Oleh: Mercy Bientri Yunindanova, Bambang Pujiasmanto, Reny Setyaningrum… 37-42 Identifikasi dan Karakterisasi Komponen Aroma Volatile dalam Minyak Atsiri dari Empat Jenis Tanaman Herbal

Oleh: Kartika Yurlisa ………...………...…43-49 Kebutuhan Satuan Panas Pertumbuhan Jintan Hitam (Nigella sativa L.) di Dataran Rendah Wilayah Tropis Indonesia

Oleh: Herlina, Ani Kurniawati, dan Sandra A.Aziz ………50-54

Makalah Kelompok: Sosial Ekonomi Hortikultura

Persepsi Petani Terhadap Food Smart Village Sebagai Model Pengelolaan Sumber Daya Air di Lahan Kering Beriklim Kering untuk Meningkatkan Produktivitas Lahan

Oleh: Sidik Haddy Tala’ohu, Popi Rejekiningrum, dan Hendri Sosiawan ...55-64

(5)

v

Inovasi Teknologi Pemanfaatan Bahan Organik untuk Pengelolaan Sistem Usaha Tani Berkelanjutan dan Kelestarian Lingkungan

Oleh: Sidik Haddy Tala’ohu ………...………....…65-73

Analisis Finansial dan Rekomendasi Kebijakan Budidaya Aquaponik Kangkung Air (Ipomoea aquatica) di Waduk Cirata, Jawa Barat

Oleh: Febri Budiman, Shinta Dewi Kurniawati, Abel Gandhy ………..…74-79 Penerapan Global GAP sebagai Standar untuk Memperluas Akses Pasar Hortikultura Indonesia

Oleh: Khaririyatun, N ………..………...80-88 Penerapan Standar Prosedur Operasional (SPO) dan Pengaruhnya terhadap Nilai Batas Maksimum Residu (BMR) Pestisida dan Pendapatan Petani Jeruk Siam

Oleh: Susi Wuryantini, Otto Endarto dan Lizia Zamzami ………..89-97 Kandungan Logam Berat Co dan Cu Total pada Sayuran di Sentra Hortikultura Kota Batu

Oleh: Cicik Oktasari Handayani, Wahyu Purbalisa, Prihasto Setyanto …………98-101 Keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) dalam Memperbaiki Pemasaran Sayuran dan Buah di Indonesia

Oleh: Asma Sembiring……….…102-107 Analisis Ekonomi Penggunaan Pupuk Organik Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Terhadap Produktivitas Bawang Merah

Oleh: Asma Sembiring dan Rini Rosliani………...108-112

Makalah Kelompok: Tanaman Sayuran

Aplikasi Sungkup Plastik dan Mulsa untuk Meningkatkan Adaptasi Tanaman Bawang Merah Varietas ‘Lembah Palu’ pada Dataran Medium

Oleh: Bahrudin dan Muhammad-Ansar ………...…...113-121 Perhitungan Kehilangan Air pada Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Berdasarkan Neraca Air Lahan

Oleh: Salwati, I. Handoko, R. Hidayati dan I. Las ………...122-130 Studi Berbagai Jenis Pupuk Kandang dan Limbah Organik pada Produksi Benih Kentang (Solanum tuberosum L.) G1 Asal Stek Planlet

Oleh: Meksy Dianawati ………...………...…131-135 Pertumbuhan Cabai Merah pada Tanah Terdampak dan Tidak Terdampak Tsunami Akibat Perlakuan Pupuk Hayati Cair Teknologi Nano

Oleh: Ismadi, Rd. Selvy Handayani & Karlin Agustina ………...136-142 Evaluasi Komponen Hasil dan Hasil 15 Galur Tomat

Oleh: R. Sinaga dan G. Wiguna ………...……...……143-146

(6)

Potensi dan Pengembangan Beberapa Varietas Unggul Kentang di Kabupaten Kerinci Oleh: Desi Hernita, Bagus Kukuh Udianto, dan Syafri Edi ………..…147-150 Respirasi Karbon dan Analisis Nitrogen pada Tanah Pertanaman Sayuran Kemangi (Omicum sanctum L)

Oleh: Fahrizal Hazra, Andike Rahma Nanda, Fachrurrazie ………151-155 Aplikasi Pupuk Daun untuk Meningkatkan Keragaan Cabai Hias dalam Pot

Oleh: Azmida Ana Shofiana, Ketty Suketi ………...………...156-163 Penerapan Teknologi Konservasi Tanah pada Lahan Usahatani Budidaya Sayuran Dataran Tinggi

Oleh: Ishak Juarsah dan Arif Budiyanto ………..…...164-169 Validasi Model Pengembangan Sayuran Dataran Rendah di Kepulauan Riau

Oleh: Dahono, Lutfi Izhar, Supriadi, R. Catur P dan Oktariani I. Safitri ……..170-175 Analisis Efisiensi Penggunaan Radiasi Surya pada Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Varietas Granola dan Atlantik

Oleh: Salwati, I. Handoko, R. Hidayati dan I. Las ………...……..176-182 Pengendalian dengan Menggunakan Bahan Ekstrak Tanaman untuk Menginduksi Resistensi Tanaman Cabai Merah terhadap Virus Kuning Keriting

Oleh: Neni Gunaeni dan Astri W. Wulandari ………..……...183-189 Penerapan Teknologi Penangkaran Benih Kentang Di Desa Kramat Wangi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat

Oleh: Sumarno Tedy, Siti Lia Mulijanti, Endjang Sujitno, Meksy Dianawati ....190-194 Peningkatan Kinerja Asosiasi Penangkar Benih Kentang (APBK) Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Oleh: Siti Lia Mulijanti, Meksy Dianawati ………...195-200 Identifikasi Residu Pestisida Golongan Organoklorin Berbahan Aktif Endosulfan pada Buah dan Sayuran di Kota Batu

Oleh: Anik Hidayah, Wahyu Purbalisa dan Ukhwatul Muanisah …………..…201-205 Pengaruh Varietas dan Bobot Umbi terhadap Pemecahan Masa Dormansi Umbi G0 Kentang (Solanum tuberosum L.) yang Disimpanpada Suhu Ruang

Oleh: N. Waluyo dan A.K.Karjadi ………...206-210 Pengaruh Varietas, Konsentrasi GA

3

dan Bobot Umbi terhadap Pemecahan Masa Dormansi Umbi G0 Kentang (Solanum tuberosum L.) yang Disimpan pada Ruang Gelap

Oleh: N. Waluyo dan A.K.Karjadi ………...…………211-216 Uji Kualitas Beberapa Galur Mentimun (Cucumis sativus L.) pada Penanaman di Jawa Barat

Oleh: Suwarni T. Rahayu, Uun Sumpena, Darkam Musaddad ……..…………217-221

(7)

vii

Hama Tanaman Kentang di Dataran Medium

Oleh: Rini Murtiningsih dan Tri Handayani ………...222-226 Pengaruh Penggunaan Pupuk Organik Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) terhadap Perbaikan Kesuburan Tanah, Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

Oleh: Mathias Prathama, Asma Sembiring, Liferdi, dan E. Wijaya ………227-234 Aplikasi Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) terhadap Kesuburan Tanah dan Produksi Cabai

Oleh: Aprianto, F, Rosliani, R, Liferdi, dan Wijaya, E ………...235-242 Hubungan antara Karakteristik Buah Cabai dengan Lesio Gejala Penyakit Antraknosa Oleh: Eti Heni Krestini, Hersanti, Endah Yulia, Rinda Kirana dan Luthfy ……243-247 Pengaruh Beberapa Komponen Budidaya Tanaman Cabai Terhadap Intensitas Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada Hasil Panen Cabai Merah di Musim Kemarau 2015

Oleh: Hersanti dan Eti Heni Krestini ………...……...248-252 Pemberian Pupuk Guano Sebagai Substitusi Pupuk Phosphor Terhadap Hasil Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

Oleh: M Abud Muafif, Kaswan Badami, Catur Wasonowati …………..………253-258 Seleksi Cabai Toleran Cekaman Biotik dan atau Abiotik Berbasis Marka Molekuler : Isolasi 44 DNA Cabai

Oleh: Sony U.T. Sukmana, R. Sinaga, R. Kirana dan Kusmana ……….…259-262 Penggunaan Pupuk Organik Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) terhadap Kualitas Bawang Merah

Oleh: Levianny, PS, Rosliani R, Murtiningsih E dan Liferdi ………263-268 Studi Awal Kemampuan Berumbi Tanaman Satoimo (Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum) Hasil Kultur Jaringan pada Tahap Pasca Aklimatisasi

Oleh: Karyanti, Yayan Rudiyana dan Tati Sukarnih ………...269-272 Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Sebagai Bahan Pupuk Organik Untuk Memperbaiki Produktivitas Tanaman Brokoli

Oleh: Efendi, AM, Rosliani, R, Sembiring, A, dan Wijaya, E ……….273-279

Makalah Kelompok: Tanaman Buah

Desain Pengelolaan Air untuk Pengembangan Tanaman Buah-Buahan di Kebun Percobaan Tlekung, Malang, Jawa Timur

Oleh: Popi Rejekiningrum dan Haris Syahbuddin ………...280-286 Pengaruh Aplikasi Inovasi Teknologi Budidaya Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jeruk

Oleh: Nirmala Friyanti Devy dan Hardiyanto ………..….287-294

(8)

Pola Pembungaan dan Produksi Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) di Sumatera Barat Oleh: Bambang Hariyanto, Resta Patma Yanda, Jumjunidang, Irwan Muas, Sudjijo

………...………..………….295-299 Pola Sebaran Kutu Sisik Diaspidiotus perniciosus Comstock (Hemiptera : Diaspididae) pada Tanaman Apel

Oleh: Otto Endarto, Susi Wuryantini ………...…...………300-304 Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera L.) terhadap Umur Simpan Buah Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)

Oleh: Sartika, Rita Hayati, Elly Kesumawati ………..………...305-313 Karakterisasi Buah Durian Hasil Persilangan Buatan dan Alami

Oleh: NLP. Indriyani, S. Hadiati, F. Ihsan dan Y. Irawati …………..………...314-320 Perbaikan Varietas Mangga Gedong Gincu melalui Persilangan

Oleh: Karsinah, Rebin, Mizu Istianto, dan Rusjamin J. Ali ………...…….321-327 Laju Multiplikasi Tunas Manggis Lokal Sumatera Barat

(Garcinia mangostana L.) pada Beberapa Komposisi Media Secara In Vitro

Oleh: Andre Sparta dan Rahayu Triatminingsih ………...….328-333 Keberhasilan Penyambungan dan Pertumbuhan 5 Varietas Unggul yang Disambung dengan 1 Varietas Batang Bawah pada Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L.) Oleh: Djoko Mulyono, M. Jawal Anwarudin Syah dan Adhitya Marendra K ....334-337 Perkembangan Daun Dan Morfologi Bunga-Buah Kelengkeng Pingpong (Dimocarpus longan, Lour)

Oleh: Yenni, Fanshuri, B.A, dan Andrini, A ……….………...338-343 Pengaruh Kolkisin terhadap Pertumbuhan dan Anatomi Stomata pada Jambu Biji Oleh: Farihul Ihsan, NLP. Indriyani, Yulia Irawati dan Bambang Haryanto...344-348 Karakterisasi Morfologi dan Pengelompokan Beberapa Aksesi Jambu Air berdasarkan RAPD

Oleh: Sri Hadiati, Kuswandi, Farihul Ihsan, dan Dwi Wahyuni Ardiana ……..349-356 Induksi Tunas Eksplan Batang Planlet Kultur Meristem Stroberi cv. Dorit Dengan Pra Perlakuan Perendaman TDZ dan tTCL

Oleh: Ahmad Syahrian Siregar dan Arry Supriyanto ……….357-361 Efektifitas Fungisida Botani Daun Cengkeh dan Sereh Wangi dalam Mengendalikan Colletotrichum sp. Penyebab Antraknose pada Tanaman Buah Naga secara In-Vitro Oleh: Jumjunidang, Resta P. Yanda, Istianto, M., Riska, dan Emilda, D ……..362-367 Pengaruh Beberapa Minyak Atsiri dalam Mengendalikan Cendawan Fusarium oxysporum f.sp. cubense VCG 01213/16 Penyebab Penyakit Layu pada Tanaman Pisang pada Skala In-vitro

Oleh: Resta Patma Yanda, Jumjunidang, Mizu Istianto ………..368-375

(9)

ix

Karakter Mutu Fisik 15 Pepaya Hibrida F1 Koleksi Balitbu Tropika

Oleh: Noflindawati, Tri Budiyanti, Dewi Fatria dan Sunyoto ………...376-381 Pemanfaatan Sumber Daya Genetik dalam Perakitan Varietas Unggul Pepaya

Oleh: Tri Budiyanti, Sunyoto, Noflindawati, dan Dewi Fatria ………382-386

Makalah Kelompok: Tanaman Hias

Introduksi Karakter Corak Bintik Bunga pada Persilangan Anggrek Vanda

Oleh: Suskandari Kartikaningrum, Minangsari Dewanti, Sri Rianawati, Dewi Pramanik, Mega Wegadara dan Dyah Widyastoeti ……….387-393 Jenis-Jenis Limestone Begonia Koleksi Kebun Raya Bogor

Oleh: Sri Wahyuni, Wisnu Handoyo Ardi dan Hartutiningsih-M. Siregar ……..394-401 Seleksi Ketahanan terhadap Fusarium Oxysporum pada Tanaman Lili (Lilium Sp) Hasil Induksi Mutagen EMS

Oleh: Ridho Kurniati, Budi Marwoto, dan Evi Silvia ……….402-404 Pemanfaatan Empulur, Seludang, dan Sisa Tangkai pada Isolasi Tunas Pucuk Tangkai Bunga secara In vitro untuk Perbanyakan Klonal Anggrek Phalaenopsis ‘Karindra’

Oleh: Herni Shintiavira dan Dewi Pramanik ………...405-412 Dischidia major (Vahl) Merr.: Kantong Semut yang Berpotensi sebagai Tanaman Hias dari Pulau Abang dan Sekitarnya

Oleh: Sri Wahyuni, Yupi Isnaini, dan Irvan Fadli Wanda ………...413-418 Pengaruh Media pada Perbanyakan Philodendron ‘Super Atom’ secara In vitro

Oleh: Dewi Pramanik dan Debora Herlina ………...419-426

Konservasi Ek situ Tumbuhan Hias di Kebun Raya Liwa, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung

Oleh: Esti Munawaroh ………...……….….……427-436 Meningkatkan Tahapan Pertumbuhan “Anggrek Dasi” Bulbophyllum phalaenopsis JJSm. (Orchidaceae)

Oleh: Elizabeth Handini dan Raden Vitri Garvita ………...437-439 Aplikasi Giberilin (GA

3

) untuk Pencegahan Roset pada Planlet Lisianthus [Eustoma glandiflorum (raf.)] shinn dari Eksplan Daun, Kelopak dan Penyangga Bunga pada Kultur In Vitro

Oleh: Herni Shintiavira dan Ika Rahmawati ………...440-444 Pertumbuhan dan Perkembangan Planlet Gerbera (Gerbera jamesonii Bolus) pada Beberapa Media Tanam Selama Tahap Aklimatisasi

Oleh: Ika Rahmawati, Dedi Hutapea dan Budi Winarto ………445-450

(10)

Pengaruh Pupuk Urin Kelinci Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bunga Tiga Varietas Krisan (Chrysanthemum morifolium)

Oleh: E. Dwi S N, Ika Rahmawati, Rudy Soehendi dan M. Prama Yufdy……...451-457 Pengaruh Jenis Mulsa dan Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Umbi Lili

Oleh: E. Dwi Sulistya Nugroho, Rudy Soehendi dan M. Prama Yufdy …….…..458-462 Kultur Daun dan Pangkal Batang Anggrek Bulan Jawa (Phalaenopsis javanica J. J.

Smith)

Oleh: Eka Martha Della Rahayu dan Yupi Isnaini ………...……..463-468 Kultur in vitro Cyrtosperma beccarianum A. Hay: Tanaman Berpotensi Hias dari Papua Oleh: Eka Martha Della Rahayu dan Yupi Isnaini ………...…..469-476 Persilangan Alpinia untuk Membentuk Populasi F1

Oleh: Eka Fibrianty dan Sadli ………...….477-480 Ketahanan Hoya diversifolia Blume terhadap Serangan Hama di Pembibitan

Oleh: Fitri Fatma Wardani, Reza Ramdan Rivai, Sri Rahayu ………..….481-486 Perakitan Varietas Unggul Gerbera Secara Konvensional

Oleh: Kurnia Yuniarto, Rika Meilasari dan Suryawati ………..…487-494 Persentase Keberhasilan 17 Seri Persilangan Krisan Pot (Dendranthema grandiflora Tzvelev)

Oleh: Kurnia Yuniarto, Suryawati dan Rika Meilasari ………...………...495-500 Teknik Skarifikasi Pada Perkecambahan Biji Bauhinia rufescens Lam.

Oleh: Elly Kristiati Agustin dan Hary Wawangningrum ………501-505 Upaya Mempercepat dan Meningkatkan Daya Kecambah Biji Palem Verschaffeltia splendida H.A. Wendl dengan Hormon dan Senyawa Kimia

Oleh: Elly Kristiati Agustin ………...………506-510 Pengaruh Lama Perendaman Planlet In Vitro Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) dengan Larutan Kolkisin untuk Induksi Poliploid

Oleh: Fahmur Razaq, Sandra A. Aziz, Dewi Sukma

………...511-517 Evaluasi Aklimatisasi Populasi Phal. Amabilis Berpotensi Tetraploid dari Hasil Induksi Poliploidi dengan Kolkisin

Oleh: Farida Z Qonitah, Sandra A Aziz, Dewi Sukma ………518-524 Ficus Spp Berpotensi Sebagai Tanaman Hias pada Koleksi Kebun Raya Bogor

Oleh: Sahromi dan Sumanto ……….…...………....525-529 Konservasi dan Pola Usaha Tani Sayuran di Lahan Kering Dataran Tinggi

Oleh: Ishak Juarsah dan Arif Budiyanto ………...530-536 Mikropropagasi Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata Lindl.)pada Kerapatan Populasi Eksplan secara In Vitro

Oleh: Reza Ramdan Rivai dan Raden Vitri Garvita………...537-541

(11)

156

Aplikasi Pupuk Daun untuk Meningkatkan Keragaan Cabai Hias dalam Pot

Azmida Ana Shofiana, Ketty Suketi

Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 Indonesia

E-mail : [email protected]

ABSTRACT

This research was conducted to study and determine the appropriate concentration of foliar fertilizer to improve the performance of potted ornamental pepper. The experiment was conducted in Cikabayan greenhouse, Bogor Agricultural University from June until September 2014. This experiment used a randomized completely block design with 2 factors. The first factor was varieties of pepper: V1 (Seroja) and V2 (Ungara). The second factor was concentration of foliar fertilizer: P0 (0 g l-1 as control), P1 (1 g l-1), P2 (2 g l-1), and P3 (3 g l-1). The experimental results showed that the various of foliar fertilizer applications shows the good performance of ornamental pepper. Based on the preferences test results on the performance of the plant, combination treatment of Ungara variety without foliar fertilizer applications preferred by the panelists and have the best performance at 49 days after planting.

Keyword: preferences test, Seroja, Ungara

PENDAHULUAN

Tanaman cabai (Capsicum sp) mempunyai keanekaragaman jenis yang besar, sehingga pemanfaatannyapun dapat beragam pula. Manfaat cabai antara lain buahnya yang masih muda dapat digunakan sebagai penambah vitamin, sedangkan yang sudah masak dapat dipakai sebagai bumbu masak atau bahan pembuatan saus (Djarwaningsih 2005). Pemanfaatan yang lain dari tanaman ini yaitu dapat dijadikan sebagai tanaman hias karena memiliki karakteristik seperti bentuk dan warna buah yang menarik.

Penelitian pada cabai hias dilakukan untuk meningkatkan kualitas tanaman cabai hias. Cayanti (2006) menyatakan bahwa tanaman cabai yang ditanam sebagai tanaman hias dalam pot diharapkan mempunyai kualitas tanaman yang dapat menambah keindahan, diantaranya memiliki tinggi tanaman yang proporsional dengan pot, terdapat banyak cabang sehingga tanaman terlihat rimbun, mempunyai banyak buah sebagai daya tarik tanaman hias buah, dan mempunyai keragaan yang disukai oleh konsumen.

Kualitas tanaman cabai hias dapat ditingkatkan dengan teknik budi daya tertentu, misalnya dengan mengatur pertumbuhannya agar mendapatkan ukuran dan bentuk tanaman yang diinginkan. Media kokopit, tanah, dan pupuk kandang merupakan media terbaik untuk kualitas cabai hias dalam pot (Cayanti 2006). Perlakuan paclobutrazol 30 ppm merupakan konsentrasi optimum dalam mengendalikan tinggi tanaman untuk menghasilkan tanaman yang proporsional (Nurlaelia 2007). Penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan untuk mendukung keragaan cabai hias dalam pot. Penelitian yang dilakukan oleh Astika (2014) menunjukkan bahwa keragaan tanaman hias gerbera dapat dilihat dari perbandingan tinggi tanaman dengan tinggi pot serta perbandingan lebar tajuk tanaman dengan diameter pot.

Salah satu cara untuk meningkatkan keragaan cabai hias dalam pot adalah dengan pemupukan. Pemberian pupuk terhadap tanaman dapat dilakukan melalui media tanam baik yang akan diserap oleh akar maupun pemberian melalui daun dengan menggunakan pupuk daun. Hasil penelitian Yasin (2009) menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk daun 2 g l-1 optimum untuk pertambahan tinggi tanaman cabai merah, konsentrasi 3 g l-1 optimum untuk pertambahan panjang percabangan, dan konsentrasi 1 g l-1 optimum untuk pertambahan jumlah daun tanaman.

Pupuk daun memiliki komposisi unsur hara makro dan mikro yang cukup lengkap untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman cabai hias. Diharapkan dengan aplikasi pupuk daun ini dapat meningkatkan keragaan tanaman cabai hias dalam pot. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan menentukan konsentrasi pupuk daun yang tepat untuk meningkatkan keragaan cabai hias dalam pot.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai bulan September 2014 di rumah kaca Kebun Percobaan Cikabayan, Institut Pertanian Bogor. Bahan yang digunakan adalah benih tanaman cabai hias yaitu varietas Seroja dan varietas Ungara, yang didapatkan dari Laboratorium Pemuliaan Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Media tanam berupa kokopit, tanah, dan pupuk kandang. Pupuk dasar yang digunakan adalah NPK (15-15-15). Pupuk daun yang digunakan adalah pupuk

(12)

daun dengan komposisi unsur hara N (20%), P (20%), K (20%), Ca (0.05%), Mg (0.10%), S (0.20%), B (0.02%), Cu (0.05%), Fe (0.10%), Mo (0.05%), dan Zn (0.05%). Bahan lain yang digunakan yaitu insektisida dengan bahan aktif profenofos dan fungisida dengan bahan aktif mankozeb. Alat yang digunakan adalah pot dengan tinggi 12 cm dan berdiameter 17 cm, tray semai, hand sprayer, timbangan digital, gelas ukur, kamera, alat budi daya tanaman, dan alat tulis.

Penelitian dilakukan dalam percobaan petak terpisah dengan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan 2 faktor perlakuan. Varietas cabai (V) sebagai petak utama dan konsentrasi pupuk daun (P) sebagai anak petak. Petak utama terdiri dari varietas Seroja (V1) dan varietas Ungara (V2). Anak petak terdiri dari 4 konsentrasi pupuk daun yaitu 0 g l-1 sebagai kontrol (P0), 1 g l-1 (P1), 2 g l-1 (P2), dan 3 g l-1 (P3). Percobaan ini terdiri atas 8 kombinasi perlakuan, masing-masing diulang sebanyak 4 kali sehingga terdapat 32 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdapat 3 tanaman, maka total tanaman yang diamati sebanyak 96 tanaman.

Tahapan percobaan diawali dengan penyemaian benih cabai di dalam tray semai. Media yang digunakan untuk persemaian adalah kokopit, tanah, dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1. Bibit dipindahkan ke dalam pot setelah berumur 4 minggu setelah semai atau bibit sudah memiliki 4–5 helai daun. Setiap pot ditanami 1 tanaman, kemudian diberi label sesuai perlakuan. Media tanam yang digunakan sama dengan media penyemaian.

Pemberian pupuk dasar NPK dilakukan dengan cara membenamkan butiran pupuk di sekitar tanaman (dialur) dengan dosis 1.5 g per pot. Jarak antar pot yaitu 20 x 20 cm.

Penyemprotan pupuk daun dilakukan seminggu sekali dari 1 MST sampai 5 MST dengan cara menyemprotkan larutan secara merata sampai tajuk tanaman basah menggunakan alat hand sprayer. Tanaman disemprot pada waktu pagi hari. Tanaman yang dijadikan kontrol (tidak diberi perlakuan) disemprot dengan air.

Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiraman, pengendalian hama dan penyakit, pewiwilan, serta penyiangan. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari, dengan menyiram media hingga kapasitas lapang.

Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan dengan penyemprotan insektisida (0.5 ml l-1) dan fungisida (1 g l-1). Pewiwilan dilakukan pada tunas yang tumbuh pada ketiak yang berada di bawah cabang utama.

Penyiangan dilakukan secara manual seminggu sekali terhadap gulma yang tumbuh di dalam pot, sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman.

Peubah yang diamati setiap minggu meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, jumlah bunga, jumlah buah, persentase bunga menjadi buah. Pada akhir percobaan peubah yang diamati meliputi perbandingan tinggi tanaman dengan tinggi pot, perbandingan lebar tajuk tanaman dengan diameter pot, dan uji kesukaan terhadap keragaan tanaman. Uji kesukaan terhadap keragaan tanaman dilakukan sebanyak 3 kali pada 49 HST (hari setelah tanam), 52 HST, dan 55 HST. Pengambilan responden untuk uji kesukaan berjumlah 10 responden.

Kriteria penilaian terdiri atas proporsional tanaman, kesegaran tanaman, penampilan fisik tanaman, penampilan warna daun dan buah, serta keragaan keseluruhan tanaman. Penilaian pada uji kesukaan dilakukan dengan metode skoring dengan 5 skala numerik, dengan angka yang semakin naik menurut tingkat kesukaan. Skala yang digunakan pada uji kesukaan ini sama seperti penilaian organoleptik yang dilakukan oleh Rahayu (1998) yaitu sangat tidak suka (1), tidak suka (2), tidak begitu suka (3), suka (4), dan sangat suka (5).

Data percobaan diuji dengan analisis uji-F menggunakan perangkat lunak SAS (Statistical Analysis System) pada selang kepercayaan 95% (α = 5%). Hasil uji-F yang menunjukkan perbedaan nyata diuji lanjut dengan menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Vegetatif Tinggi tanaman

Tinggi tanaman kedua varietas menunjukkan perbedaan pada umur 1–4 MST dan 8–9 MST (Tabel 1). Pada 9 MST varietas Ungara mempunyai tinggi tanaman lebih tinggi dibandingkan varietas Seroja. Perlakuan pupuk daun mempengaruhi tinggi tanaman pada umur 1–9 MST. Tinggi tanaman pada konsentrasi 2 dan 3 g l-1 pupuk daun lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk daun (0 g l-1) pada 9 MST. Berdasarkan hasil penelitian Pratiwi (2003) konsentrasi 2 g l-1 pupuk daun memperlihatkan tinggi tanaman Tagetes erecta yang lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya.

(13)

158

Tabel 1. Tinggi tanaman cabai hias pada perlakuan varietas dan konsentrasi pupuk daun

Perlakuan 1MST 2MST 3MST 4MST 5MST 6MST 7MST 8MST 9MST

Varietas

Seroja 10.15a 15.67a 18.11a 20.97a 22.95 23.46 24.17 24.01b 24.16b Ungara 7.89b 11.33b 13.34b 17.57b 22.67 24.87 26.54 27.27a 27.48a Uji F ** ** ** ** tn tn tn * * Pupuk daun (g l-1)

0 8.58b 12.54b 14.33b 17.49b 20.27b 21.31c 22.29c 22.75c 23.06b 1 8.58b 13.08ab 15.52ab 18.86ab 22.19ab 23.39bc 24.27bc 24.71bc 24.87ab 2 9.38a 14.19a 16.77a 20.5a 24.73a 26.96a 28.52a 28.44a 28.56a 3 9.54a 14.21a 16.29a 20.23ab 24.06a 25.00ab 26.27ab 26.67ab 26.77a

Uji F * * ** * * ** ** * *

Interaksi tn tn tn tn tn tn tn tn tn Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% (uji jarak berganda Duncan), *: berpengaruh nyata pada taraf 5%, **:

berpengaruh sangat nyata pada taraf 1%, MST: Minggu Setelah Tanam

Jumlah daun

Jumlah daun pada kedua varietas menunjukkan perbedaan pada saat tanaman berumur 1–3 MST (Lampiran 5).

Varietas Seroja (V1) mempunyai daun lebih banyak dibandingkan dengan varietas Ungara (V2) pada 1–3 MST (Tabel 2). Berdasarkan hasil analisis ragam, perlakuan pupuk daun tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah daun tanaman mulai dari 1 MST hingga 9 MST.

Tabel 2. Jumlah daun tanaman cabai hias pada perlakuan varietas dan konsentrasi pupuk daun

Perlakuan 1MST 2MST 3MST 4MST 5MST 6MST 7MST 8MST 9MST

Varietas

Seroja 10.73a 16.38a 21.06a 32.73 35.61 39.64 40.09 39.95 39.02 Ungara 9.39b 13.81b 17.40b 26.72 31.60 36.14 37.19 35.75 35.00

Uji F ** ** * tn tn tn tn tn tn

Pupuk daun (g l-1)

0 10.37 15.50 18.96 28.04 33.00 37.66 38.75 37.79 36.96

1 9.41 14.50 18.79 26.23 28.46 32.83 33.48 31.87 30.81

2 10.02 14.98 19.04 33.00 37.27 41.18 41.33 42.00 41.10

3 10.46 15.42 20.14 31.62 35.71 39.89 41.02 39.75 39.17

Uji F tn tn tn tn tn tn tn tn tn

Interaksi tn tn tn tn tn tn tn tn tn

Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% (uji jarak berganda Duncan), *: berpengaruh nyata pada taraf 5%, **:

berpengaruh sangat nyata pada taraf 1%, MST: Minggu Setelah Tanam

Jumlah cabang

Jumlah cabang pada kedua varietas menunjukkan perbedaan pada 3 MST dan 5–9 MST (Tabel 3). Pada umur 5 MST hingga 9 MST jumlah cabang varietas Ungara lebih banyak dibandingkan varietas Seroja. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk daun tidak mempengaruhi jumlah cabang tanaman mulai dari 2 MST hingga 9 MST. Hal ini diduga karena kebutuhan unsur nitrogen untuk pertumbuhan tanaman sudah tercukupi oleh adanya bahan organik pada media tanam yaitu pupuk kandang. Penelitian Nur dan Ismiyati (2007) pada tanaman bawang merah menjelaskan bahwa pupuk kandang yang diberikan ke dalam tanah menghasilkan senyawa- senyawa organik yang dapat meningkatkan ketersediaan hara dan lengas tanah sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan fisiologi tanaman.

(14)

Tabel 3. Jumlah cabang tanaman cabai hias pada perlakuan varietas dan konsentrasi pupuk daun

Perlakuan 2MST 3MST 4MST 5MST 6MST 7MST 8MST 9MST

Varietas

Seroja 3.00 4.04a 8.96 9.81b 11.31b 11.95b 11.63b 12.12b

Ungara 2.33 2.82b 8.68 15.19a 21.52a 25.86a 26.67a 27.04a

Uji F tn * tn * ** ** ** **

Pupuk daun (g l-1)

0 2.66 4.05 9.10 11.79 15.52 18.39 18.75 18.89

1 2.40 3.40 7.64 11.68 15.73 18.43 18.77 19.19

2 2.33 3.22 9.56 12.60 17.56 19.62 19.02 19.23

3 2.40 3.42 8.98 13.92 16.85 19.17 20.08 21.02

Uji F tn tn tn tn tn tn tn tn

Interaksi tn tn tn tn tn tn tn tn

Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% (uji jarak berganda Duncan), *: berpengaruh nyata pada taraf 5%, **:

berpengaruh sangat nyata pada taraf 1%, MST: Minggu Setelah Tanam

Proporsi tanaman dengan pot

Pada akhir pengamatan (9 MST) didapatkan perbandingan antara tinggi tanaman dengan tinggi pot dan perbandingan lebar tajuk tanaman dengan diameter pot yang dapat dilihat pada Tabel 4. Pemberian pupuk daun mempengaruhi perbandingan tinggi tanaman dengan tinggi pot, serta perbandingan lebar tajuk tanaman dengan diameter pot. Perbandingan tinggi tanaman dengan tinggi pot pada kedua varietas menunjukkan perbedaan, namun pada pengamatan perbandingan lebar tajuk tanaman dengan diameter pot tidak menunjukkan perbedaan. Tinggi pot 12 cm dijadikan sebagai pembagi tinggi tanaman, sedangkan diameter pot yang digunakan sebagai pembagi dari lebar tajuk tanaman sebesar 17 cm. Varietas Ungara memiliki perbandingan tinggi tanaman dengan tinggi pot lebih besar dibandingkan dengan varietas Seroja. Tanaman cabai hias dengan pupuk daun 2 g l-1 memiliki nilai lebih besar pada perbandingan tinggi tanaman dengan tinggi pot dibandingkan dengan tanaman tanpa aplikasi pupuk daun. Aplikasi pupuk daun 0, 1, 2, dan 3 g l-1 menunjukkan tanaman cabai hias memiliki ukuran yang ideal jika dijadikan tanaman hias pot dengan pot yang memiliki tinggi 12 cm dan diameter 17 cm. Herdiani (2009) menyatakan bahwa secara umum untuk tanaman hias pot, perbandingan tinggi tanaman dan diameter pot adalah 3 : 1.

Tabel 4. Perbandingan tinggi tanaman dengan tinggi pot dan lebar tajuk tanaman dengan diameter pot

Perlakuan

Perbandingan tinggi

tanaman dengan tinggi pot Rata-rata pupuk daun

Perbandingan lebar tajuk

tanaman dengan diameter pot Rata-rata pupuk daun

Seroja Ungara Seroja Ungara

Pupuk daun (g l-1)

0 1.76 2.07 1.92b 0.96 1.01 0.98b

1 1.94 2.20 2.07ab 1.24 1.12 1.18a

2 2.30 2.45 2.37a 1.22 1.21 1.22a

3 2.03 2.42 2.23ab 1.07 1.28 1.17a

Rata-rata

varietas 2.01b 2.28a

1.12 1.15

Keterangan : Angka-angka pada kolom dan baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% (uji jarak berganda Duncan)

Keragaan tanaman cabai hias dapat dilihat juga dari perbandingan lebar tajuk tanaman dengan diameter pot. Tanaman dengan aplikasi pupuk daun 1, 2, dan 3 g l-1 memiliki nilai perbandingan lebih tinggi dibandingkan tanaman tanpa aplikasi pupuk daun. Berbagai perlakuan konsentrasi pupuk daun dapat menghasilkan perbandingan lebar tajuk tanaman dengan diameter pot yang ideal.

(15)

160

Pertumbuhan Generatif Jumlah bunga total

Cabai hias varietas Seroja mempunyai jumlah bunga total lebih banyak yaitu 12.5 walaupun tidak menunjukkan perbedaan dibandingkan dengan jumlah bunga total varietas Ungara (Tabel 5). Perlakuan pupuk daun tidak mempengaruhi jumlah bunga total. Interaksi varietas dengan pupuk daun juga tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah bunga total. Penelitian yang telah dilakukan oleh Albaar (2006) menyatakan bahwa perlakuan pupuk daun tidak mempengaruhi jumlah bunga total tanaman kacang tanah (Arachis hypogeae L).

Tabel 5. Jumlah bunga total tanaman cabai hias pada perlakuan varietas dan konsentrasi pupuk daun

Perlakuan Varietas

Rata-rata pupuk daun Seroja Ungara

Pupuk daun (g l-1)

0 12.87 9.66 11.27 1 10.83 7.79 9.31 2 15.75 7.25 11.50 3 10.83 11.17 11.00

Rata-rata varietas 12.50 8.97

Pada saat pengamatan banyak bunga yang mengalami kerontokan. Hal ini diduga disebabkan oleh serangan kutu daun. Syukur et al. (2012) menyatakan bahwa kutu daun mengeluarkan cairan manis (madu) yang dapat ditumbuhi cendawan berwarna hitam. Embun jelaga dapat menutupi seluruh permukaan daun sehingga menghambat proses fotosintesis. Dengan demikian, jika proses fotosintesis tidak berjalan dengan lancar maka dapat menyebabkan kerontokan pada bunga cabai.

Jumlah buah total

Jumlah buah total antara varietas Seroja dan Ungara menunjukkan perbedaan (Tabel 6). Varietas Seroja mempunyai jumlah buah lebih banyak dibandingkan varietas Ungara. Perlakuan pupuk daun tidak mempengaruhi jumlah buah total. Interaksi varietas dengan pupuk daun juga tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah buah total. Perlakuan tanpa pupuk daun (0 g l-1) menghasilkan buah yang cukup banyak, walaupun tidak menunjukkan perbedaan antar perlakuan pupuk daun. Hal ini diduga karena unsur fosfor (P) yang terkandung di dalam media tanam sangat tinggi. Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini ialah campuran kokopit, tanah, dan pupuk kandang. Pada penelitian Cayanti (2006) media campuran kokopit, tanah, dan pupuk kandang menunjukkan unsur P paling tinggi diantara media yang lain.

Tabel 6. Jumlah buah total tanaman cabai hias pada perlakuan varietas konsentrasi pupuk daun pada 9 MST

Perlakuan Varietas

Rata-rata pupuk daun

Seroja Ungara

Pupuk daun (g l-1)

0 7.25 5.39 6.45

1 4.92 4.00 4.46

2 8.12 4.50 6.31

3 7.58 4.96 6.27

Rata-rata varietas 6.97a 4.67b

Keterangan : Angka-angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% (uji jarak berganda Duncan)

Persentase bunga menjadi buah

Persentase bunga menjadi buah pada kedua varietas menunjukkan perbedaan pada 5 MST (Tabel 7). Varietas Ungara mempunyai persentase jumlah bunga menjadi buah yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Seroja pada 5 MST. Perlakuan pupuk daun tidak mempengaruhi persentase jumlah bunga menjadi buah. Menurut Kusumawardhani dan Widodo (2003) berdasarkan hasil penelitiannya pada tanaman tomat, jumlah persentase bunga menjadi buah dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti kekeringan maupun kadar dari suatu unsur.

(16)

Tabel 7. Persentase bunga menjadi buah tanaman cabai hias pada perlakuan varietas dan konsentrasi pupuk daun

Perlakuan 5MST 6MST 7MST 8MST

Varietas

Seroja 63.03b 65.80 37.16 52.94

Ungara 95.37a 75.45 46.51 57.32

Uji F ** tn tn tn

Pupuk daun (g l-1)

0 73.45 65.74 60.45 73.33

1 77.38 84.72 34.70 38.07

2 85.37 66.67 43.96 70.83

3 71.35 64.18 28.30 37.50

Uji F tn tn tn tn

Interaksi tn tn tn tn

Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% (uji jarak berganda Duncan), *: berpengaruh nyata pada taraf 5%, **:

berpengaruh sangat nyata pada taraf 1%, MST: Minggu Setelah Tanam

Uji Kesukaan

Uji kesukaan merupakan hal utama dalam penelitian terhadap tanaman hias, hal ini dilakukan untuk mengetahui respon dari panelis terhadap tanaman hias yang telah diberi perlakuan. Berdasarkan hasil uji kesukaan pada 49 HST keragaan cabai hias varietas Ungara lebih disukai panelis dibandingkan dengan varietas Seroja (Tabel 9). Cabai hias varietas Ungara pada perlakuan tanpa pupuk daun dan 1 g l-1 pupuk daun dinilai panelis memiliki tinggi yang proporsional dengan pot, karena nilai proporsionalnya lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya yaitu sebesar 4.4. Nilai kesegaran tanaman sebagian besar perlakuan di atas 4. Secara keseluruhan panelis lebih menyukai keragaan tanaman varietas Ungara pada perlakuan tanpa pupuk daun karena tanaman tersebut dinilai memiliki tinggi yang proporsional dan memiliki kombinasi warna daun dan buah terbaik.

Tabel 9 Hasil uji kesukaan terhadap keragaan cabai hias dalam pot pada 49 HST Perlakuan Proporsional Kesegaran Penampilan

fisik

Warna daun dan buah

Keragaan keseluruhan Varietas Seroja

Pupuk daun (g l-1)

0 3.3 4.5 3.2 3.8 3.8

1 4.3 4.7 3.4 3.7 4.3

2 3.2 4.6 3.0 3.3 3.2

3 3.8 4.7 3.3 4.2 4.0

Varietas Ungara Pupuk daun (g l-1)

0 4.4 4.7 4.3 4.5 4.9

1 4.4 4.9 4.7 4.2 4.7

2 3.7 4.6 3.4 4.1 3.8

3 3.8 4.8 4.0 4.3 4.3

Pada uji kesukaan 52 HST seperti halnya pada 49 HST, cabai hias varietas Ungara memiliki nilai keragaan tertinggi dan lebih disukai panelis dibandingkan varietas Seroja (Tabel 10). Nilai proporsional yang terbaik pada 52 HST terdapat pada varietas Ungara dengan 1 g l-1 pupuk daun. Tanaman yang dinilai panelis memiliki keragaan keseluruhan yang terbaik pada uji kesukaan 52 HST terdapat pada varietas Ungara tanpa pemupukan karena kombinasi perlakuan tersebut mempunyai penampilan fisik tanaman terbaik.

(17)

162

Tabel 10 Hasil uji kesukaan terhadap keragaan cabai hias dalam pot pada 52 HST Perlakuan Proporsional Kesegaran Penampilan

fisik

Warna daun dan buah

Keragaan keseluruhan Varietas Seroja

Pupuk daun (g l-1)

0 3.6 5.0 3.0 4.1 4.0

1 3.7 4.6 3.8 4.1 4.2

2 3.0 3.3 2.7 2.8 2.7

3 3.7 5.0 3.5 4.0 3.8

Varietas Ungara Pupuk daun (g l-1)

0 4.6 4.5 4.5 4.2 4.8

1 4.7 4.6 4.3 4.6 4.7

2 3.6 4.2 3.0 3.5 3.3

3 3.6 4.5 3.3 3.3 3.8

Keragaan cabai hias dalam pot mulai berkurang pada uji kesukaan 55 HST (Tabel 11) karena daun tanaman sudah mulai rontok yang disebabkan oleh hama kutu kebul. Menurut Setiawati et al. (2008) pada penelitiannya mengenai sistem tanam cabai merah menyatakan bahwa gejala serangan kutu kebul (Bemisia tabaci) berupa bercak nekrotik dan klorosis pada daun, yang disebabkan oleh rusaknya sel-sel dan jaringan daun akibat serangan nimfa dan serangga dewasa.

Tabel 11 Hasil uji kesukaan terhadap keragaan cabai hias dalam pot pada 55 HST Perlakuan Proporsional Kesegaran Penampilan

fisik

Warna daun dan buah

Keragaan keseluruhan Varietas Seroja

Pupuk daun (g l-1)

0 3.4 4.2 3.1 4.3 3.9

1 4.0 4.7 3.0 4.2 3.8

2 3.1 3.9 3.0 4.1 3.1

3 4.2 4.5 3.6 4.6 4.3

Varietas Ungara Pupuk daun (g l-1)

0 4.5 4.8 4.1 4.3 4.3

1 4.2 4.8 4.0 4.2 4.2

2 3.7 4.8 3.6 4.0 3.8

3 3.8 4.9 3.7 4.4 3.9

Tanaman yang dianggap memiliki penampilan fisik terendah terdapat pada varietas Seroja perlakuan 1 dan 2 g l-1 pupuk daun (Tabel 11). Secara keseluruhan, panelis lebih menyukai cabai hias varietas Seroja dengan 3 g l-1 pupuk daun dan varietas Ungara tanpa pemupukan pada 55 HST.

KESIMPULAN

Aplikasi pupuk daun mempengaruhi tinggi tanaman mulai 1–9 MST, perbandingan tinggi tanaman dengan tinggi pot pada 9 MST, dan perbandingan lebar tajuk tanaman dengan diameter pot pada 9 MST. Berbagai aplikasi pupuk daun menunjukkan keragaan cabai hias yang baik.

Varietas Seroja mempunyai jumlah daun pada 3 MST lebih banyak dibandingkan dengan varietas Ungara.

Varietas Ungara mempunyai tinggi tanaman pada 9 MST, perbandingan tinggi tanaman dengan tinggi pot pada 9 MST, dan persentase bunga menjadi buah pada 5 MST lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Seroja, serta mempunyai lebih banyak cabang pada 9 MST. Berdasarkan hasil uji kesukaan terhadap keragaan tanaman, kombinasi perlakuan varietas Ungara tanpa pupuk daun lebih disukai oleh panelis dan mempunyai keragaan terbaik pada 49 HST.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Albaar, N. 2006. Pengaruh konsentrasi pupuk daun terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas tanaman kacang tanah (Arachis hypogeae L). Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.

Astika, A.D. 2014. Pemanfaatan paclobutrazol dalam budidaya gerbera (Gerbera jamesonii) sebagai tanaman hias pot. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Cayanti, R.E.O. 2006. Pengaruh media terhadap kualitas cabai hias (Capsicum sp) dalam pot. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Djarwaningsih, T. 2005. Capsicum spp. (Cabai): Asal, persebaran, dan nilai ekonomi. Biodiversitas. 6(4):229-296.

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Presindo, Jakarta.

Herdiani E. 2009. Pemeliharaan tanaman hias pot [Internet]. [Diunduh 2015 Mar 11]. Tersedia pada : http://www.bbpp-lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian

Kusumawardhani, A., W.D. Widodo. 2003. Pemanfaatan pupuk majemuk sebagai sumber hara budidaya tomat secara hidroponik. Bul Agron. 31(1):15-20.

Nur, S., Ismiyati. 2007. Pengaruh dosis pupuk kandang dan waktu aplikasi jamur antagonis Trichoderma spp sebagai pengendali penyakit layu fusarium terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah. Jurnal Agrojati. 6(1):14-19.

Nurlaelia, L.S. 2007. Aplikasi paclobutrazol untuk meningkatkan penampilan tanaman cabai (Capsicum sp) sebagai tanaman hias dalam pot. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Pratiwi, C.O.D. 2003. Pengaruh konsentrasi pupuk daun hyponex dan gandasil D terhadap pertumbuhan dua kultivar tanaman Tagetes erecta L. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rahayu, W.P. 1998. Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Setiawati, W., B.K. Udiarto, T.A. Soetiarso. 2008. Pengaruh varietas dan sistem tanam cabai merah terhadap penekanan populasi hama kutu kebul. J Hort. 18(1):55-61.

Syukur, M., R. Yunianti, R. Dermawan. 2012. Sukses Panen Cabai Tiap Hari. Penebar Swadaya, Jakarta.

Yasin, Y.Y. 2009. Penggunaan pupuk daun dan retardan paclobutrazol terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah (Capsicum annuum) dalam polybag. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Referensi

Dokumen terkait