• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi ketidakstabilan yang disebabkan oleh variabel-variabel nonmoneter.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi ketidakstabilan yang disebabkan oleh variabel-variabel nonmoneter."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam perekonomian permintaan uang memiliki peranan penting terutama dalam membuat suatu kebijakan salah satunya ialah kebijakan moneter. Kebijakan moneter menjadi bentuk untuk mencapai tujuan ekonomi disuatu negara. Kebijakan moneter yang dilakukan dapat mengantisipasi ketidakstabilan yang disebabkan oleh variabel-variabel non- moneter.

Pada sektor finansial, uang digunakan sebagai alat untuk mengukur seluruh kegiatan perekonomian yang meliputi permintaan penawaran barang dan jasa. Seiring dengan perkembangan perekonomian saat ini, uang tidak hanya menjadi alat tukar saja, melainkan uang mempunyai fungsi lain yang bermacam-macam seperti sebagai alat satuan hitung, sebagai ukuran pembayaran yang tertunda, sebagai alat penyimpanan nilai, dan lainnya.

Uang berperan penting dalam masyarakat, aset paling nyata yang dipegang oleh masyarakat ialah uang tunai baik dalam bentuk kertas maupun logam. Tetapi jenis uang yang beredar di masyarakat bukan hanya uang kertas maupun uang logam saja, uang memiliki beberapa jenis, bisa dibedakan menjadi tiga yaitu uang giral, uang kartal, dan uang kuasi. Uang kartal ialah uang yang dikeluarkan oleh bank sentral dalam bentuk uang logam dan uang kertas. Uang giral ialah uang yang dikeluarkan oleh suatu

(2)

bank dalam bentuk cek, bilyet, dan lainnya. Uang kuasi ialah uang dalam bentuk rekening tabungan, deposito, rekening valuta asing, dan lainnya.

Naik dan turunnya permintaan uang yang beredar di masyarakat merupakan hal yang wajar, namun naik dan turunnya permintaan uang harus selalu dikendalikan, ketika permintaan uang bertambah dengan pesat tanpa pengawasan maka dapat berdampak negatif dalam perekonomian contohnya akan timbul gejala naiknya harga barang di pasar dan apabila permintaan uang menurun dengan pesat tanpa ada pengawasan maka dapat berdampak negatif pula dalam perekonomian contohnya menyebabkan kelesuhan dalam perekonomian. Oleh karena itu permintaan uang perlu dikendalikan dan disesuaikan dengan kondisi perekonomian (Awang M. H., 2016).

Setiap negara memiliki lembaga yang berwenang dalam menjaga kestabilan moneter. Di Indonesia lembaga yang ditugaskan untuk menjaga kestabilan moneter ialah Bank Indonesia. Dalam pasal 7 Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah menjadi Undang-Undang No. 3 Tahun 2003 tentang tujuan dari Bank Indonesia untuk menjaga kestabilan nilai rupiah. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter memiliki kewajiban untuk mengawasi dan mengendalikan permintaan uang dan juga mampu untuk mendeteksi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keseimbangan antara permintaan dan penawaran uang di masyarakat. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang rentan akan ketidakstabilan peredaran uang. Oleh karena itu Bank Indonesia

(3)

diharapkan dapat menentukan kebijakan moneter yang tepat agar uang di masyarakat tidak mengalami kekurangan maupun kelebihan.

Jumlah uang beredar didefinisikan dalam arti luas (M2) dan arti sempit (M1). Jumlah uang beredar dalam arti luas ialah uang yang mencangkup M1, uang kuasi (tabungan giro dalam valuta asing, simpanan berjangka, valas dan lainnya), dan surat berharga yang diterbitkan oleh sistem moneter. Sedangkan jumlah uang beredar dalam arti sempit (M1) meliputi uang kartal dan uang giral.

Permintaan uang di Indonesia mengalami perkembangan setiap tahunnya yang disesuaikan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, ini dapat dilihat dari berbagai fasilitas yang ditawarkan oleh perbankan memicu perkembangan masyarakat untuk menabung maupun meminjam uang dan lainnya.

TABEL 1.1.

Jumlah Uang Beredar (M2) dan Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Tahun 2015-2019

Tahun M2 (Miliar Rupiah) PDB (Miliar Rupiah)

2015Q1 4246361 2158040

2015Q2 4358802 2238704

2015Q3 4508603 2312844

2015Q4 4548800 2272929

2016Q1 4561873 2264680

2016Q2 4737451 2355422

2016Q3 4737631 2429286

2016Q4 5004977 2385244

2017Q1 5017644 2378176

2017Q2 5225166 2473425

2017Q3 5254139 2552302

2017Q4 5419165 2508872

(4)

Tahun M2 (Miliar Rupiah) PDB (Miliar Rupiah)

2018Q1 5395862 2498186

2018Q2 5534150 2603748

2018Q3 5606780 2684186

2018Q4 5760046 2638894

2019Q1 5747200 2625000

2019Q2 5908500 2735200

2019Q3 6003600 2818900

Sumber : (Bank Indonesia, 2020)

Dalam beberapa tahun terakhir perkembangan jumlah uang beredar (M2) di masyarakat terus mengalami peningkatan yang cukup besar begitu juga dengan pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan di setiap tahunnya, ini menandakan bahwa tingkat permintaan uang di masyarakat terus meningkat setiap tahunnya.

Pada tabel 1.1 perkembangan jumlah uang beredar pada tahun 2015- 2019 terus menunjukkan peningkatan, pada tahun 2015 triwulan 1 jumlah uang beredar M2 sebesar Rp4.246.361,00 miliar, terus meningkat hingga pada tahun 2019 triwulan 3 sebesar Rp6.003.600,00 miliar.

Pada tabel 1.1 pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015- 2019 terus menunjukkan peningkatan yang signifikan, pada tahun 2015 triwulan 1 sebesar Rp2.158.040,00 miliar, terus meningkat hingga pada tahun 2019 triwulan 3 sebesar Rp2.818.900,00 miliar.

Dari teori permintaan uang klasik dan teori Keynes motif utama seseorang untuk memegang uang ialah untuk transaksi dan berjaga-jaga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Produk Domestik Bruto (PDB) ialah seluruh produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara yang

(5)

menggambarkan tingkat pendapatan yang diperoleh masyarakat. Teori Keynes juga menjelaskan bahwa permintaan uang dipengaruhi oleh tingkat bunga, yaitu permintaan uang yang dilakukan masyarakat untuk tujuan spekulasi.

Nilai tukar Rupiah merupakan salah satu variabel ekonomi yang memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian, apabila nilai tukar pada suatu negara mengalami penurunan pesat maka akan menyebabkan terjadinya krisis pada suatu negara seperti krisis ekonomi moneter yang terjadi pada tahun 1997 di kawasan Asia yang berawal dari turunnya nilai tukar Bath (mata uang Thailand) terhadap dolar AS lalu diikuti oleh turunnya nilai tukar mata uang negara-negara Asia lainnya, sehingga stabilitas nilai tukar harus dijaga. Pengendalian nilai tukar rupiah memiliki kaitan yang erat dengan pemintaan uang di masyarakat sehingga Bank Sentral perlu menjaga kestabilan nilai tukar dan permintaan uang seperti yang tercantum pada Undang-undang No. 3 Tahun 2004 mengenai pemeliharaan dan penjagaan kestabilan nilai rupiah.

Permasalahan-permasalahan mengenai permintaan uang tersebut menyebabkan peneliti memiliki keterkaitan untuk menganalisis variabel apa saja yang mempengaruhi permintaan uang di Indonesia dengan permintaan uang M2 sebagai variabel dependennya sedangkan variabel independennya ialah PDB, inflasi, kurs, dan Suku Bunga Deposito. Metode yang digunakan dalam menganalisis penelitian ini adalah metode Error Correction Model,

(6)

dengan judul: “ANALISIS PERMINTAAN UANG DI INDONESIA TAHUN 2000.Q1-2019Q3: PENDEKATAN ECM”

B. Batasan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas maka terdapat batasan masalah agar tidak terjadi perluasan dalam pembahasan. Pembatasan secara spesifik juga membuat pembahasan dalam penelitian ini lebih fokus dan terarah. Adapun batasan masalah penelitian ini adalah:

1. Data yang digunakan adalah data sekunder periode periode triwulan 1 tahun 2000 sampai triwulan 3 tahun 2019 di Indonesia berjumlah 79 data.

2. Variabel dependen (Y) ialah permintaan uang M2.

3. Variabel independen (X) ialah PDB, inflasi, kurs, dan Suku Bunga Deposito.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas maka terdapat permasalahan pokok yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh PDB terhadap permintaan uang di Indonesia periode triwulan 1 tahun 2000 sampai triwulan 3 tahun 2019.

2. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap permintaan uang di Indonesia periode triwulan 1 tahun 2000 sampai triwulan 3 tahun 2019.

3. Bagaimana pengaruh kurs terhadap permintaan uang di Indonesia periode triwulan 1 tahun 2000 sampai triwulan 3 tahun 2019.

(7)

4. Bagaimana pengaruh suku bunga deposit terhadap permintaan uang di Indonesia periode triwulan 1 tahun 2000 sampai triwulan 3 tahun 2019.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari uraian rumusan masalah diatas maka terdapat tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh PDB terhadap permintaan uang di Indonesia periode triwulan 1 tahun 2000 sampai triwulan 3 tahun 2019.

2. Untuk mengetahui pengaruh inflasi terhadap permintaan uang di Indonesia periode triwulan 1 tahun 2000 sampai triwulan 3 tahun 2019.

3. Untuk mengetahui pengaruh kurs terhadap permintaan uang di Indonesia periode triwulan 1 tahun 2000 sampai triwulan 3 tahun 2019.

4. Untuk mengetahui pengaruh Suku Bunga Deposito terhadap permintaan uang di Indonesia periode triwulan 1 tahun 2000 sampai triwulan 3 tahun 2019.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah, rumusan masalah, serta tujuan penelitian di atas maka diharapkan penelitian ini memberi manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai referensi bagi Mahasiswa, Dosen, dan Masyarakat umum dengan memberikan informasi tentang jumlah uang beredar di Indonesia serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya.

(8)

2. Secara teoritis, diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

3. Secara praktis, memberikan informasi diharapkan dapat membantu pihak terkait yang berkepentingan.

Referensi

Dokumen terkait

Sebaliknya, apabila P>PE terjadi, kelembaban tanah akan kembali terisi dan sisanya akan menjadi aliran yang dikeluarkan langsung maupun berangsur- angsur (disebut

Berdasarkan hasil estimasi menggunakan Propensity Score Matching (PSM) dengan metode kernel matching diperoleh kesimpulan bahwa secara rata-rata, buruh sektor swasta di

Perbandingan penggunaan jumlah pada penambahan concentrator, dengan menggunakan 1 buah lampu LED, sudah dapat menerima daya yang besar dengan nilai BER yang

Dari hasil perhitungan fuzzy tsukamoto untuk setiap wilayah kota dan kabupaten bogor di dapat nilai z untuk kota bogor 0,1 sampai dengan 0,39 sedangkan nilai z untuk kabupaten

Diberhentikan oleh wakif, kecuali jika nazhir yang ditetapkan hakim karena pada saat wakaf, wakif tidak menentukan pihak yang menjadi nazhir bagi wakafnya, maka dalam

Soerjono Soekanto , Pengantar Penelitian Hukum , UI Press, Jakarta, 2010, hlm.. Selain itu dalam penelitian ini juga menggunakan metode pendekatan yuridis normatif. Menurut

Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen strategi yang digunakan Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Jombang dalam mengembangkan Wisata