PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN SOSIAL
REMAJA PENGGUNA TWITTER
(Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas XI SMA Pasundan 1
Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan
Oleh
Novia Syarah Nuriani NIM 0901912
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN SOSIAL
REMAJA PENGGUNA TWITTER
Oleh
Novia Syarah Nuriani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Novia Syarah Nuriani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK
NOVIA SYARAH NURIANI (0901912). Program Bimbingan dan Konseling untuk Mengembangkan Keterampiln Sosial Remaja Pengguna Twitter (Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI SMA Pasundan 1 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014).
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan program hipotetik bimbingan dan konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna twitter siswa kelas XI SMA Pasundan 1 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpul data. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif untuk mendeskripsikan kemandirian perilaku siswa kelas XI SMA Pasundan 1 Bandung. Populasi adalah seluruh siswa kelas XI SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014, teknik pengambilan sampel yang digunakan dengan menggunakan
simple random sampling. Analisis data menggunakan statistika deskriptif untuk mengetahui
gambaran umum keterampilan sosial remaja pengguna twitter dengan menggunakan persentase. Hasil penelitian menunjukkan siswa, (1) memiliki keterampilan sosial dalam penggunaan twitter berada dikategori sedang di semua aspek, (2) aspek kemandirian perilaku siswa dengan kategori paling tinggi sebanyak 93,8% yaitu aspek Environmental Behavior, yakni siswa mampu untuk berprilaku secara positif terhadap lingkungannya (3) penulisan ini berakhir pada perrumusan program hipotetik bimbingan dan konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja dinyatakan layak oleh pakar dan praktisi meliputi rasional, deskripsi kebutuhan tujuan program, komponen program, rencana operasional, pengembangan satuan layanan, waktu pelaksanaan, personel yang dilibatkan, sarana dan prasarana dan evaluasi. Rekomendasi berdasarkan hasil penelitian diantaranya pada upaya mengembangkan kemandirian perilaku siswa di sekolah, Guru BK diharapkan mampu mengaplikasikan program dan bimbingan konseling untuk mengembangkan kemandirian perilaku siswa yang telah dirancang peneliti terhadap siswa kelas XI Tahun Ajaran 2013/2014, dan instrumen yang telah mendapatkan izin kelayakan dapat dijadikan bahan pertimbangkan untuk mengungkap keterampilan sosial remaja pengguna twitter di SMA Pasundan 8 Bandung.
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ...1
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ...5
1.3Tujuan Penelitian ...7
1.4Manfaat Penelitian ...7
1.5Metodologi Penelitian ...8
1.6Manfaat penelitian ...8
1.7Sistematika Penulisan ...9
BAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL REMAJA PENGGUNA TWITTER DAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING 2.1Teori Keterampilan Sosial Remaja ... 10
2.2 Konsep Twitter...20
2.3 Program Bimbingan dan Konseling ... 22
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian ... 45
3.2 Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian ... 46
3.3 Definisi Operasional Variabel ... 47
3.4 Instrumen Penelitian ... ... 51
3.5 Proses Pengembangan Instrumen ... 52
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 63
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 73
4.3 Program Hipotetik Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Remaja Pengguna Twitter... 84
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5.1 Kesimpulan ... 105 5.2 Rekomendasi ... 106
DAFTAR PUSTAKA ... 106 LAMPIRAN-LAMPIRAN
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Dewasa kini perkembangan zaman semakin maju, globalisasi,
modernisasi, perkembangan teknologi yang begitu cepat maju dan pesat
berkembang, itu merupakan bagian tuntutan dari perkembangan zaman
dewasa kini. Inipun yang harus di lakukan oleh remaja, sebagai tuntutan baru
dalam menjalankan tugas perkembangannya.
Remaja kini hidup begitu dekat dengan Internet. Dikutip dari
Internetworldstats (2013: Online) menyatakan bahwa konsentrasi pengguna
internet di Asia sangatlah besar, mengutip data dari sumber yang sama tercatat
Indonesia menempati ururtan ke-4 sebagai pengguna internet (internet users)
namun justru menempati peringkat teratas dalam penggunaan Facebook
(Facebook Subcribers) yang merupakan situs jejaring sosial yang terkenal
sebelum Twitter. Ini juga di dukung oleh riset yang di lakukan oleh
Nielsen.com Indonesia menyatakan bahwa pengguna internet di Indonesia
mengabiskan waktu 14 jam per/hari untuk mengakses internet..
Menurut data Socialbakers (2013 :Online) Pengguna Facebook di
seluruh dunia sebanyak 981.101.800 pengguna. Indonesia merupakan negara
dengan pengguna Facebook terbersar ke 4 di dunia dengan jumlah pengguna
50.583.320 dan sebagian penggunanya adalah usia remaja. Rentang usia
remaja pengguna Facebook ialah usia sekitar 16-17 tahun dengan presentase
14% pengguna dari total 43% rentang usia pengguna Facebook antara usia
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kemudian dilanjutkan dengan data dari Semiocast (2012: Online),
Pengguna Twitter di seluruh dunia adalah sebanyak 517 juta pengguna.
Indonesia merupakan negara ke 5 pengguna Twitter terbesar di dunia dengan
jumlah pengguna 29,4 juta. Sebagian besar pengguna Twitter di seluruh dunia
adalah usia remaja. Beradasarkan data Beevolve (2012: Online) rentang usia
pengguna Twitter yaitu antara usia 15-25 tahun dengan presntase pengguna
sebanyak 73% sedangkan untuk usia 26-35 hanya 14,9% dan usia 35-46
hanya sebanyak 5,5% dan sisanya merupakan pengguna Twitter di atas usia
46 tahun.
Matamaya (2003: 6) Twitter merupakan social network/situs jejaring
sosial yang berbasis Microblogging. Artinya Twitter merupakan sebuah
layanan web yang memungkinkan seorang individu untuk meyiarkan pesan
singkat kepada orang lain. Awal gagasan pembuatan Twitter adalah layanan
seperti pesan singkat melalui internet dengan media web yang diperuntukan
sebagai media komunikasi dalam komunitas kecil.
Sejak awal kemunculannya twitter merupaka situs jejaring sosial yang
tidak terlalu diminati, pamornya masih kalah dengan Facebook yang kala itu
sangat booming. Namun seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu
dinamis pada 2009 twitter mulai diminati oleh kaum remaja. Ini dikarenakan
sifat twitter yang sangat dinamis dan mampu menyebarkan informasi dengan
begitu cepat. Namun pertukaran informasi yang begitu cepat ini menimbulkan
banyak kekhawatiran menurut (Harvard Mental Health Letter 2009: Online)
Menyatakan remaja dan anak di Indonsia merupakan pengguna internet
terbesar di Indonesia dengan prosentase sebesar 64%. Ini merupakan angka
yang cukup tinggi karena dengan prosentasi sebesar 64% remaja dan anak
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mudahnya. Ini juga membuktikan bahwa anak dan remaja merupakan
kalangan yang paling rentan terkena dampak kemajuan teknologi informasi.
Dampak dari kemajuan teknologi ini tidak selalu diiringi dengan sikap
positif oleh remaja terbukti dengan adanya kasus yang tidak wajar dapat
terjadi dimana seorang peserta didik SMA di Indiana Amerika Serikat
dikeluarkan dari sekolahnya karena memaki orang lain di Twitter (Wong,
2012 : Online)
Dampak kemajuan teknologi ini harus di imbangi dengan kemampuan
remaja dalam mengelola diri dan kehidupan sosialnya. Pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan dalam menjalani hubungan sosial menjadi
sebuah keharusan unruk dimiliki siswa (remaja). Hal ini sangat penting karena
mengingat kecenderungan kehidupan sosial dimasa depan akan berubah,
semakin kompetitif dan kompleks. Dengan demikian setiap siswa di tuntut
untuk memiliki keterampilan sosial yang dapat dijadikan sarana beradaptasi
dengan masyarakat yang tidak hanya digunakan demi masa depan namun
berlaku sepanjang hidupnya. Keterampilan sosial sendiri mengacu pada
perilaku yang dipelajari dan dapat diterima oleh masyarakat yang
memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan orang lain dengan cara
mendatangkan respon positif dan membantu menghindari respon negatif dari
orang lain (Cartledge & Milburn, 1992: 7)
Dalam hal ini sekolah merupakan salah satu lingkungan pendidikan
yang berpotensi besar untuk membantu siswa dalam mencapai tugas
perkembangannya. Sekolah tidak hanya medidik siswa dalam aspek kognitif
saja, tetapi juga mengembangkan aspek-aspek lainnya, termasuk asoek sosial.
Di sisi lain siswa SMA yang berada di fase remaja dengan segala bentuk
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dihadapi dalam proses menuju dewasa, membutuhkan lingkungan dan sarana
yang tepat guna membimbing dan mengarahkan kemampuan (ability) serta
kompetensi (competance) yang ada pada dirinya. Dengan demikian sekolah
tidak hanya berperan sebagai transformer ilmu namun juga berperan dalam
mengembangkan potensi diri siswa untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara (Bab 1
Pasal UU RI No. 20 tahun 2003)
SMA Pasundan 1 Bandung adalah salah satu sekolah swasta di
Bandung yang memiliki visi dan misi untuk meningkatkan kualitas serta
kuantitas siswa dalam rangka pencapaian mutu dan efisiensi pendidikan yang
seutuhnya. Maka dari itu dalam meningkatkan kualitas serta kuantitas siswa
secara utuh, maka dari itu pendidikan di sekolah tidak hanya memfokuskan
pada bidang akademik saja namun juga pada bidang sosialnya. Fenomena
yang di dapat berdasarkan pada informasi pada guru pembimbing , hasil
observasi dilapangan selama pelaksanaan PLP (Program Latihan Profesi).
Dimana pada setiap siswa kelas XI-BI (kelas unggulan) yang berjumlah 20
siswa memiliki akun Twitter. Kemudian siswa di kelas XI-B2 yang berjumlah
46 siswa, setiap siswa dikelas tersebut memiliki akun Twitter. Melihat pada
kebutuhan serta mengedepankan prinsip pengembangan potensi siswa SMA
Pasundan 1 Bandung secara optimal. Maka perlu diupayakan pemberian
bantuan melalui program bimbingan dalam meningkatkan keterampilan sosial
remaja pengguna Twitter sehingga tercapainya kematangan pribadi-sosial di
sekolah.
Berdasarkan alasan di atas, maka fokus penelitian adalah masalah
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
program bimbingan pribadi sosial sebagai upaya dalam mengembangkan
keterampilan sosial siswa (remaja) pengguna Twitter. Penelitian ini diberi
judul “Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Remaja Pengguna Twitter”. (Studi Deskriptif terhadap siswa kelas XI di SMA Pasundan 1 Bandung)
B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah
Menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan remaja haruslah
memiliki keterampilan sosial (social skill). Karena dengan siswa memiliki
keterampilan sosial yang baik akan menunjang pada begitu banyak aspek
kehidupannya. Tanpa memiliki keterampilan sosial yang baik remaja tidak
akan memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain yang
akan berakibat pada kehidupannya yang akan kurang harmonis
(maladjustment). Keterampilan yang dimaksud dalam kategori ini
difokuskan pada perilaku sosial yang dibutuhkan dalam pengembangan
kepribadian dan pembangunan inividu itu sendiri.
Keterampilan sosial adalah kemampuan seseorang dalam
mengadakan hubungan dengan individu yang lain dan kemampuan dalam
mengatasi atau memecahkan masalah, sehingga dapat memperoleh
adaptasi yang positif dalam hidupnya dan juga lingkungan sosialnya.
Didasarkan pada defini yang telah dipaparkan diatas keterampilan sosial
sangatlah bermanfaat ini dikarenakan dapat menguatkan perilaku yang
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
lebih produktif, dapat menyelesaikan atau memecahkan permasalahan
dalam berinteraksi dengan individu yang lain, hidup bertanggung jawab
dan disiplin, memupuk perilaku, berwawasan kemasayarakatan,
kebangsaan dan global (Milbern, et al 1992: 12)
Karakteristik remaja yang masih berada dalam proses pencarian
jati diri dan pemenuhan berbagai tugas perkembangannya terutama dalam
mengembangkan interaksi sosial dengan teman sebayanya dapat
memunculkan sifat-sifat negatif yang akan mengganggu proses
pemenuhan tuga perkembangan (Yusuf 2004: 26) ini ditambah dengan
begitu banyaknya teknologi yang juga akan mempengaruhi pada
perkembangan diri remaja. Sikap negatif yang dimaksud pada pemaparan
diatas ialah dimana remaja tidak lagi memiliki sikap sosial yang baik
dalam kehidupan sosialnya ditandai dengan menarik diri dalam kehidupan
sosialnya (negatif pasif) ataupun dalam bentuk agresif (negatif aktif).
Sikap negatif tersebut akan berpengaruh pada kehidupan sosial
remaja yang apabila remaja tidak memiliki keterampilan sosial maka ia
akan mengalami gangguan dalam interaksi sosialnya. Kaitannya dalam hal
ini keterampilan sosial menjadi bagian yang penting dalam diri remaja
dikarenakan akan menunjang pada ketercapaian kematangan sosial,
tanggung jawab sosialnya.
Dikutop dari Cartledge dan Milbern (1992: 15), menyatakan
bahwa keterampilan sosial memiliki empat sub bagian, yaitu: (1)
environmental behavior (perilaku terhadap lingkungan) yang terdiri atas
peduli terhadap lingkungan, emergensi, dan gerakan cinta lingkungan; (2)
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penerimaan pengaruh orang lain, berhadapan dan mengatasi konflik,
memperoleh perhatian, salam dengan orang lain, membantu orang lain,
bergaul secara informal dan menajaga milik orang lain; (3) self-related
behavior (perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri) yang terdiri atas
kemampuan menerima konsekuensi, berprilaku etis, menyatakan perasaan,
sikap positif, bertanggung jawab dan peduli terhadap orang lain, dan; (4)
task-related behavior (perilaku yang berhubungan dengan tugas) yang
terdiri atas kemampuan mengerjakan suatu pekerjaan, menampilkan
perilaku partisipasi, mengikuti aturan, kewirausahaan, dan kualitas
pekerjaan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka
rumusan masalah dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a. Bagaimana gambaran umum keterampilan sosial remaja di SMA Pasundan 1
Bandung?
b. Bagaimana gambaran environmental behavior (perilaku terhadap
lingkungan) remaja pengguna Twitter di SMA Pasundan 1
c. Bagaimana gambaran interpersonal behavior (perilaku interpersonal) remaja
pengguna Twitter di SMA Pasundan 1 Bandung ?
d. Bagaimana gambaran self-related behavior (perilaku yang berhubungan
dengan diri sendiri) remaja pengguna Twitter di SMA Pasundan 1 Bandung?
e. Bagaimana gambaran task-related ( perilaku yang berhubungan dengan tugas)
remaja pengguna Twitter di SMA Pasundan 1 Bandung?
f. Bagaimana rancangan program hipotetik bimbingan pribadi sosial untuk
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3. Tujuan Penelitian
Pada dasarnya tujuan penelitian adalah untuk menemukan jawaban yang telah diuraikan dalam rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Memperoleh gambaran umum mengenai keterampilan sosial remaja pengguna
Twitter SMA Pasundan 1 Bandung.
2. Memperoleh gambaran mengenai environmental behavior (perilaku terhadap
lingkungan) remaja pengguna Twitter di SMA Pasundan 1 Bandung
3. Memperoleh gambaran mengenai interpersonal behavior (perilaku interpersonal)
remaja pengguna Twitter di SMA Pasundan 1 Bandung
4. Memperoleh gambaran mengenai self-related behavior (perilaku yang
berhubungan dengan diri sendiri) remaja pengguna Twitter di SMA Pasundan 1
Bandung
5. Memperoleh gambaran mengenai task-related ( perilaku yang berhubungan
dengan tugas) remaja pengguna Twitter di SMA Pasundan 1 Bandung.
6. Merumuskan rancangan program hipotetik bimbingan pribadi sosial untuk
meningkatkan keterampilan sosial remaja pengguna Twitter
4. Metodologi Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif,
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran umum mengenai
keterampilan sosial siswa pengguna media sosial di SMA Pasundan 1
Bandung.
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini bagi pemahaman dan
aplikasi pelaksanaan layanan bimbingan pribadi-sosial adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Konselor, yaitu dapat memberikan masukan yang konstruktif
dalam upaya pemberina bantuan kepada siswa, yang pelaksanaannya
tidak hanya mencapai pada target kurikulum namun juga sesuai
dengan kebutuhan dan harapan siswa terutama siswa pengguna Twitter
2. bagi sekolah yaitu dapat menguatkan dan memperkaya konsep tentang
keterampilan sosial dalam konteks bimbingan, serta menguatkan
menguatkan konsep pengembangan program bimbingan dan konseling
di sekolah
3. bagi jurusan yaitu dapat menjadi tambahan referensi konseptuan
tentang pengembangan program bimbingan dan konseling
pribadi-sosial dalam meningkatkan keterampilan pribadi-sosial pada remaja pengguna
Twitter di sekolah.
6. Sistematika Penulisan
Adapun sistemaika penulisan dari skripsi ini adalah teridiri dari BAB I
sebagai Pendahuluan, dilanjutkan dengan BAB II yang terdiri atas
Pembahasan Teoritis atau kajian teori, dilanjutkan dengan BAB III mengenai
Metode Penelitian dan BAB IV mengenai Pembahasan dan Analisis Data
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A.Lokasi dan Subjek Populasi / Sampel Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di SMA Pasundan 1 Bandung. SMA Pasundan 1
Bandung berlokasi di Jalan Balong Gede No.28 Bandung.
Martono (2011: 74) menyatakan populasi penelitian adalah keseluruhan objek
atau subjek yang berada pada suatu wilayah yang memenuhi syarat-syarat tertentu
berkaitan dengan masalah penelitian. Sampel merupakan bagian dari populasi
yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti (Martono,
2011:74). Secara spesifik, sampel penelitian ini ditentukan dengan teknik simple
random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak
tanpa memerhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut (Sugiyono dalam
Martono, 2011:75)
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA
Pasundan 1. Terdapat beberapa pertimbangan pemilihan tempat penelitian ini
dilakukan di SMA Pasundan 8 Bandung, diantaranya sebagai berikut:
a. SMA Pasundan 1 Bandung berada di pusat kota yang dapat dengan mudah di
akses oleh banyak orang. Ditemukan begitu banyak pusat perebelanjaan,
berada di dekat pusat pemerintahan kota, dekat dengan riuhnya
aktivitas-aktivitas manusia perkotaan yang sarat akan kehidupan yang modern dan tidak
lepas dari berbagai kecanggihan teknologi yang dapat dengan mudahnya
ditemukan. Sehingga dapat berpengaruh pada perilaku siswa dan
pemikirannya.
b. Siswa kelas XI berada pada rentang usia 16-17 tahun yang secara dalam sisi
psikologis usia tersebut berada pada perkembangan individu yang berada di
dalam masa remaja tengah. Usia ini merupakan usia dimana remaja masih
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Siswa kelas XI merupakan siswa yang berada pada petengahan jenjang
pendidikan SMA, sehingga siswa masih berada dalam fase pencarian jati diri
dan belum memiliki keterampilan sosial untuk berprilaku secara positif dalam
aspek kehidupannya terutama dalam penggunaan Twitter yang marak di
kalangan remaja.
d. Hasil observasi selama Program Pengalaman Lapangan (PPL) peneliti
menemukan bahwa pada siswa SMA Pasundan 1, terlihat begitu dekatnya
kehidupan siswa dengan berbagai teknologi termasuk dalam penggunaan
Twitter, hampir setiap siswa memiliki akun Twitter dan belum memiliki
keterampilan sosial yang mumpuni dalam penggunaannya.
B.Metode dan Desain Penelitian
(Mardalis, 2003) Penggunaan metode deskriptif bertujuan untuk memperoleh
informasi-informasi mengenai keadaan saat ini, dan melihat kaitan antara
variable-variabel yang ada. Maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode
deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh deskripsi serta
gambaran mengenai keterampilan sosial remaja pengguna twitter siswa di
SMA Pasundan 1 Bandung.
Peneliatian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini bertujuan
untuk memperoleh gambaran per aspek keterampilan sosial remaja pengguna
twitter. Hasil data yang diperoleh mengenai keterampilan sosial remaja
pengguna twitter digunakan untuk merancang program bimbingan dan
konseling untuk mengembangkan kemandirian keterampilan sosial remaja
penggua twitter.
Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Mengumpulkan fenomena serta informasi melalui wawancara terhadap guru
pembimbing di SMA Pasundan 1 Bandung serta observasi mengenai
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Studi literatur mengenai konsep keterampilan sosial remaja pengguna twitter
serta konsep mengenai program bimbingan dan konseling
3. Menyusun instrument keterampilan sosial remaja pengguna twitter serta di
lakukan judgement instrument tersebut oleh ahli.
4. Menggunakan instrument keterampilan sosial remaja pengguna twitter untuk
mengukur keterampilan sosial remaja pengguna twitter siswa SMA Pasundan 1
Bandung.
5. Menyusun program hipotetik bimbingan dan konseling untuk mengembangkan
keterampilan sosial remaja pengguna twitter berdasarkan dari pengolahan data
instrument yang telah disebar.
6. Program diuji kelayakan oleh Dosen BK serta guru bimbingan konseling di
SMA Pasundan 1 Bandung sehingga program tersebut layak digunakan oleh
sekolah.
Tujuan akhir penelitian ini adalah tersusunnya program bimbingan dan
konseling yang secara hipotetik efektif untuk mengembangkan keterampilan
sosial remaja pengguna twitter SMA Pasundan 1 Bandung, sesuai dengan fokus,
permasalahan, dan tujuan penelitian, diharapkan dapat menghasilkan produk.
(Syaodih, 164:2005) Penelitian diarahkan sebagai a process used to develop and
validate educational product. Produk yang dimaksud adalah program bimbingan
dan konseling yang secara hipotetik efektif untuk mengembangkan keterampilan
sosial remaja pengguna twitter.
C.Definisi Operasional Variabel
Keterampilan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kemampuan siswa kelas XI SMA Pasundan 1 Bandung dalam membuat dan
mengimplementasikan berbagai pilihan serta sikap sosial yang sesuai dengan
lingkungan hidupnya dengan tujuan agar dapat diterima secara positif oleh
lingkungan dirinya dalam lingkup penggunaan twitter, sehingga siswa dapat
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dalam lingkup antar pribadi, pribadi dan tugas-tugas akademisnya. Sehingga
dalam penggunaannya tidak menimbulkan efek negatif yang tidak dapat
diterima oleh diri dan lingkungannya.
Secara operasional yang dimaksud keterampilan sosial dalam penelitian
ini merupakan skor total dari aspek-aspek dan indikator-indikator berikut :
1. Environmental Behaviors (Perilaku terhadap lingkungan) Aspek
ini terdiri dari beberapa indikator yaitu (1) menyesuaikan diri
dengan lingkungan (2) peduli terhadap lingkungan sekitar.
2. Interpersonal Behaviors (Perilaku Interpersonal) meliputi beberapa
indikator diantaranya (1) menerima kepemimpinan/otoritas, (2)
mengatasi konfik (3) memperoleh/menarik perhatian (4) bergaul
dengan teman (5) bersikap positif terhadap orang lain.
3. Self-related behaviors (Perilaku yang berhubungan dengan diri
sendiri) aspek ini mencakup: (1) perilaku etis (2) mengeksperikan
perasaan (3) sikap positif terhadap diri (4) perilaku tanggung
jawab.
4. Task-related Behaviors (Perilaku yang berhubungan dengan tugas)
Perilaku yang berhubungan dengan tugas terdiri dari beberapa
indikator yaitu (1) melengkapi tugas/menyelesaikan tugas-tugas,
(2) kegiatan kelompok (3) memiliki kualitas belajar yang baik (4)
tampil sebelum yang lain.
D.Instrumen Penelitian 1. Instrumen
Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan instrumen
berupa angket untuk memperoleh gambaran mengenai keterampilan sosial
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
angket yang berjenis tertutup. Angket tertutup adalah angket yang
disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta
untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristiknya dirinya
dengan cara memberikan cek (). Jenis angket yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan angket tertutup. Angket tertutup telah
memiliki pilihan jawaban sehingga responden hanya tinggal memilih
jawaban yang telah disediakan. Instrumen keterampilan sosial remaja
pengguna twitter ini disusun dengan model skala jawaban. Jumlah
alternatif respon terdiri dari empat alternatif yaitu Sangat Sesuai, Sesuai,
Tidak Sesuai, Sangat Tidak Sesuai. Empat alternatif respon ini didasarkan
dengan pendapat Arikunto (2006:241) bahwa: “…ada kelemahan dengan
lima alternatif karena responden cenderung memilih alternatif yang ada di
tengah (karena dirasa aman dan mudah karena hampir tidak berfikir),
maka disarankan alternatif pilihannya hanya empat saja”.
Adapun kriteria penyekoran untuk mendapatkan skor angket keterampilan
sosial remaja pengguna twitter dapat dilihat di tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Alternatif Jawaban
Pernyataan
Skor Sangat
Sesuai Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
Positif 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4
Pada alat ukur, setiap item diasumsikan memiliki nilai 1-4 dengan bobot tertentu
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a) Untuk pilihan jawaban sangat sesuai memiliki skor 4 pada pernyataan positif
dan skor 1 pada pernyataan negatif.
b) Untuk pilihan jawaban sesuai memiliki skor 3 pada pernyataan positif dan
skor 2 pada pernyataan negatif.
c) Untuk pilihan jawaban tidak sesuai memiliki skor 2 pada pernyataan positif
dan skor 3 pada pernyataan negatif.
d) Untuk pilihan jawaban sangat tidak sesuai memiliki skor 1 pada pernyataan
positif dan skor 4 pada pernyataan negatif.
2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap Keterampilan sosial remaja pengguna
twitter dikembangkan dari definisi operasional variabel penelitian yang
dikembangkan dari teori Steinberg (1993). Kisi-kisi dari instrument disajikan pada
tabel berikut.
Tabel 3.2
Kisi – kisi Instrumen Keterampilan Sosial Remaja Pengguna Twitter
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Megatasi Konflik 20,21 22,2
3
dengan diri sendiri)
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu E.Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Kelayakan
Instrumen keterampilan sosial remaja pengguna twitter yang telah dibuat
terlebih dahulu di lakukan uji kelayakan. Uji kelayakan dilakukan dengan cara
menimbang (judgement) setiap butir-butir pernyataan dalam instrumen
keterampilan sosial remaja pengguna twitter dari segi bahasa, konstruk dan isi
oleh pakar atau oleh Dosen PPB FIP UPI. Uji kelayakan ini bertujuan untuk
menimbang kesesuaian setiap butir penyataan dengan definisi operasional variabel
dan ketepatan penyampaian bahasa agar dapat dimengengerti oleh responden.
Uji kelayakan dilakukan dengan meminta pendapat dosen ahli untuk
memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi Memadai (M) dan
Tidak Memadai (TM). Item yang diberikan nilai M berarti item tersebut bisa
digunakan dan item yang diberi nilai TM bisa memiliki dua kemungkinan yaitu
item tersebut tidak bisa digunakan atau masih bisa digunakan dengan revisi
terlebih dahulu.
Hasil penimbangan menunjukkan secara konstruk dan isi seluruh item pada
angket Keterampilan sosial remaja pengguna twitter termasuk memadai. Terdapat
item-item yang perlu diperbaiki dari segi bahasa. Hasil penimbangan dari tiga
dosen ahli yaitu Bapak Eka Sakti Yudha, M.Pd, Bapak Dr. Nurhudaya, M.Pd serta
Ibu Dr. Ipah Saripah, M.Pd dapat disimpulkan dari hasil penimbangan ketiga
dosen bahwa pada dasarnya item-item pernyataan dapat digunakan dengan
beberapa perbaikan bahasa agar mudah dipahami peserta didik. Adapun hasil
penimbangan instrumen dari dua dosen ahli adalah sebagai berikut: yang baik
d. Tampil sebelum
yang lain
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.3
Hasil Penimbangan Instrumen
Hasil No item Jumlah
Direvisi 12,18,20,21,22,23,25,30,35,39,57,58,59 13
Adapun kisi kisi instrumen setelah hasil penimbangan instrumen adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kisi – kisi Instrumen Keterampilan Sosial Remaja Pengguna Twitter
(setelah penimbangan)
No Aspek Indikator No. Sebaran Item
(+) (-) Jml
1 Environmental
Behaviors ( perilaku
terhadap lingkungan
)
c. Menyesuaikan
diri dengan
lingkungan
1,2,3.
4,5,8
6,7 8
d. Peduli terhadap
lingkungan
sekitar
10,11,
14
9,12,
13,1
5
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2 Interpersonal
f. Megatasi Konflik 20,21 22,2
3
dengan diri sendiri)
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
g. Memiliki
kualitas belajar
yang baik
57,58,
59
4
h. Tampil sebelum
yang lain
60 1
2. Uji Keterbacaan
Uji keterbacaan dilakukan untuk mengukur tingkat keterbacaan instrumen dari
segi kata-kata, istilah dan kalimat secara utuh sehingga dapat dimengerti oleh
responden. Hasil uji keterbacaan adalah penyederhanaan dan perevisian kalimat
tanpa mengubah makna dari pernyataan tersebut.
3. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006: 168). Untuk menguji tingkat
validitas instrumen, peneliti mencobakan istrumen tersebut pada sasaran dalam
penelitian yakni siswa kelas XI SMA Pasundan 8 Bandung.
Sebuah instrumen dikatakan valid, jika instrumen tersebut dapat dijadikan alat
untuk mengukur apa yang di ukur dan mampu mengukur apa yang seharusnya di
ukur menurut situasi dan tujuan tertentu (Danim, 2004:195)
Pengujian validitas butir item yang dilakukan dalam penelitian adalah seluruh
item yang terdapat dalam angket pengungkap keterampilan sosial remaja
pengguna twitter siswa. Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan
tingkat kesahihan instrumen yang akan digunakan dalam mengumpulkan data
penelitian. Uji validitas diuji cobakan pada kelas XI SMA Pasundan 8 Bandung
Tahun Ajaran 2013/2014 pada tanggal 25-26 November 2013.
Pengolahan data dalam penelitian dilakukan dengan bantuan program SPSS
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dengan jumlah subjek 172 siswa. Dari 60 item diperoleh 52 item yang valid dan 8
item tidak valid. Adapun hasil uji validitas tersaji pada tabel 3.5 sebagai berikut
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas
Kesimpulan Item Jumlah
Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,12,14,15,17,18,21,24,25,26,27,28,30,31,
32,34,36,38,40,41,42,43,44,45,46,47,48,49,50,51,52,53,5
4,55,56,57,58,59,60
47
Tidak valid 10,11,13,16,19,20,22,23,29,33,35,37,39 13
4. Uji Reliabilitas
Reliabititas instrumen adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai oleh
sebuah alat ukur, meskipun digunakan berulang-ulang pada subjek yang sama
atau berbeda (Danim, 2004: 199). Secara sederhana bahwa instrumen dapat
dikatakan reliabel yaitu instrumen tersebut cukup dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data dan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya
pula.
Metode yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah metode Alpha dengan
memanfaatkan program SPSS 17.0 for windows. Hasil pengolahan data
menggunakan program SPSS 17.0 for windows untuk mencari nilai reliabilitas
angket keterampilan sosial remaja pengguna twitter dapat dilihat pada tabel 3.6
berikut:
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Cronbach's
Alpha N of Items
,743 47
Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai reliabilitas instrumen sebesar 0,747.
dengan tingkat kepercayaan 95%, artinya tingkat korelasi atau derajat
keterandalan tinggi, yang menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan sudah
baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.
Keterangan :
0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah
0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah
0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup
0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi
0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi
Adapun kisi-kisi instrumen setelah uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada
tabel 3.8 berikut :
Tabel 3.7
Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Sosial Remaja Pengguna Twitter
(Setelah Uji Validitas dan Uji Reliabilitas)
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2 Interpersonal
j. Megatasi Konflik 20,21 22,2
3
dengan diri sendiri)
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
k. Memiliki
kualitas belajar
yang baik
57,58,
59
4
l. Tampil sebelum
yang lain
60 1
F. Teknik Pengumpulan Data dan Alasan Rasional
Angket Keterampilan sosial remaja pengguna twitter dibuat dalam bentuk
pernyataan-pernyataan beserta kemungkinan jawabannya. Item pernyataan tentang
keterampilan sosial remaja pengguna twitter siswa dibuat dalam bentuk alternatif
respon subjek yaitu sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai.
Jika peserta didik menjawab pada kolom sangat sesuai diberi skor 4, kolom sesuai
diberi skor 3, kolom tidak sesuai diberi skor 2, dan kolom sangat tidak sesuai
diberi skor 1. Ketentuan pemberian skor keterampilan sosial remaja pengguna
twitter siswa dapat dilihat pada Tabel 3.3. Semakin tinggi skor yang diperoleh
responden berarti semakin tinggi Keterampilan sosial remaja pengguna twitternya,
demikian juga sebaliknya.
Tabel 3.8
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor Jawaban
Sangat Sesuai 4
Sesuai 3
Tidak Sesuai 2
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu G.Analisis Data
Pada penelitian dirumuskan lima pertanyaan penelitian. Secara berurutan,
masing-masing pertanyaan penelitian dijawab dengan cara sebagai berikut.
Pertanyaan penelitian pertama mengenai gambaran umum keterampilan sosial
remaja pengguna twitter siswa di SMA Pasundan 8 dijawab berdasarkan skala
jawaban dengan menggunakan jawaban siswa mengenai keterampilan sosial
remaja pengguna twitter yang dilakukan dengan rating. Gambaran umum
keterampilan sosial remaja pengguna twitter siswa akan dijadikan landasan dalam
pembuatan program bimbingan, terlebih dahulu dilakukan pengelompokan data
menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Penentuan kelompok siswa
dengan kategori keterampilan sosial remaja pengguna twitter yang tinggi, sedang
dan rendah dalam penelitian dilakukan konversi skor mentah menjadi skor matang
dengan menggunakan batas aktual dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menghitung skor total masing-masing responden.
2) Menghitung rata-rata dari skor total responden (µ) dengan menggunakan
program microsoft excel.
3) Menentukan standar deviasi dari skor total responden (ơ) dengan menggunakan
program SPSS 17.0 for windows.
4) Mengelompokan data menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah
dengan pedoman sebagai berikut:
Tabel 3.9
Konversi skor mentah menjadi skor matang dengan batas aktual
Skala skor mentah Kategori Skor
X > µ + 1,0 ơ Tinggi
µ - 1,0 ơ ≤ X ≥ µ + 1,0ơ Sedang
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Selanjutnya, hasil pengelompokan data berdasarkan kategori dan
interpretasinya dapat dilihat pada tabel 3.11 berikut :
Tabel 3.10
Interpretasi Skor Kategori Keterampilan sosial remaja pengguna twitter
Kategori Skor Interpretasi
Tinggi >162
(tinggi)
Siswa pada kategori tinggi telah memiliki
keterampilan sosial remaja pengguna twitter
yang optimal pada setiap aspeknya, yaitu
mampu untuk beradaptasi dalam berbagai
setting lingkungan, baik dalam lingkungan
nyata ataupun dalam setting penggunaan
twitter, mampu untuk mengembangkan
kemampuan interpersonalnya, mampu untuk
menyelesaikan tugasi pribadinya dan mampu
untuk menyelesaikan tugas-tugas yang
berhubungan dengan dirinya.
Sedang 138<
X>161
(Sedang)
Siswa pada kategori sedang, memiliki
keterampilan sosial remaja pengguna twitter
yang cukup optimal pada setiap aspeknya,
yaitu mampu untuk beradaptasi dalam
berbagai setting lingkungan, baik dalam
lingkungan nyata ataupun dalam setting
penggunaan twitter, mampu untuk
mengembangkan kemampuan
interpersonalnya, mampu untuk menyelesaikan
tugasi pribadinya dan mampu untuk
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kategori Skor Interpretasi
dengan dirinya.
Rendah <137
(rendah)
Siswa pada kategori rendah memiliki
keterampilan sosial remaja pengguna twitter
yang belum optimal pada setiap aspeknya,
yaitu belum mampu untuk beradaptasi dalam
berbagai setting lingkungan, baik dalam
lingkungan nyata ataupun dalam setting
penggunaan twitter, mampu untuk
mengembangkan kemampuan
interpersonalnya, mampu untuk menyelesaikan
tugasi pribadinya dan mampu untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan
dengan dirinya.
Pertanyaan keempat mengenai rancangan program hipotetik bimbingan dan
konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna twitter siswa
SMA Pasundan 1 Bandung. Rancangan program hipotetik disusun berdasarkan
hasil penyebaran instrument keterampilan sosial remaja pengguna twitter siswa,
serta hasil uji kelayakan (judgement) dilakukan untuk rancangan program
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan penelitian pada kelas XI SMA Pasundan 1 Bandung
Tahun Ajaran 2013/2014 dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut.
1. Keterampilan sosial remaja pengguna twitter siswa kelas XI SMA Pasundan 1
Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 berada pada kategori sedang.
2. Gambaran umum pada aspek environmental behavior berada dalam kategori
sedang. Ini menunjukan bahwa siswa mampu untuk bersikap positif pada
lingkungannya.
3. Pada aspek interpersonal behavior siswa juga mampu untuk memiliki perilaku
interpersonal yang cukup baik dan berada di kategori sedang.
4. Pada aspek self related behavior siswa juga mampu untuk bersikap positif
pada diri sendiri
5. Pada aspek task related behavior siswa juga mampu untuk menyelesaikan
tugas yang berhubungan dengan diri sendiri.
6. Program bimbingan dan konseling yang disusun memuat
komponen-komponen seperti rasional program, visi dan misi, deskripsi kebutuhan,
tujuan, komponen program, rencana operasional, pengembangan tema,
pengembangan satuan layanan, evaluasi. Secara keseluruhan setiap aspek dan
indikator kemandirian perilaku siswa dijadikan landasan pengembangan
program yang diberikan melalui layanan dasar bimbingan, layanan responsif,
layanan perencanaan individual dan dukungan sistem, dengan materi relevan
yang telah disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan siswa kelas XI SMA
Pasundan 1 Bandung tahun ajaran 2013/2014.
B. Rekomendasi
101
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Guru BK diharapkan lebih mengembangkan keterampilan sosial remaja
pengguna twitter siswa dengan menggunakan program bimbingan dan
konseling
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Membandingkan gambaran umum keterampilan sosial remaja pengguna
twitter pada jenjang pendidikan lainnya, jenjang kelas, dan keaktifan dalam
berorganisasi sehingga gambaran yang dihasilkan dapat lebih luas dan
menyeluruh.
b. Menganalisis faktor penyebab perbedaan tingkat pencapaian keterampilan
sosial remaja pengguna twitter sehingga hasil kajian dapat dijadikan dasar
untuk pemberian layanan bimbingan yang lebih komprehensif.
c. Program yang dirumuskan oleh peneliti bersifat hipotesis, peneliti selanjutnya
diharapkan mampu melakukan uji coba program bimbingan pribadi sosial
untuk mengembangkan kemandirian perilaku siswa sehingga dapat diperoleh
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Agustiani H. (2006) Psikologi Perkembangan. Bandung: Refika Aditama
Beevolve. (2012). An Exhautive Study of Twitter Users Across The World [Online]
Tersedia: http//www.beevolve.com/twitter-statistics [9 September 2013]
Cartledge, G. Dan Milburn, J.F. (1992). Teaching Social Skill to Children: innovative
Approach. New York: Pergamon Press.
Gardner,H. 1993. Frames of Mind: The Theory of Multiple intelegences. New York:
Basic Brooks.
Goleman, D. 1995. Working With Emotional Intelegences. London: Bloomsbury
Pub-lishing Pic.
Hurlock B.E. 1995. Psikologi Perkembangan. Alih bahasa; Sijabt, M.R. Jakarta:
Erlangga
Internetworldstats. Usage and Population Statistics. [Online] Tersedia:
http//http://www.internetworldstats.com/population-internet-usage/Asia [20
September 2013
Kaplan, Andreas M.; Michael Haenlein (2010) "Users of the world, unite! The
challenges and opportunities of Social Media". Business Horizons 53(1): 59–
68
Kustyarini. (2007) Mengembangkan Keterampilan sosial Remaja [Online] Dirujuk
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23250/2/Chapter%20II.pdf
(Pada 24 November 2012)
Nurikhsan J dan Agustin M. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung: Refika Aditama
Prayitno. 1997.AUM Umum Format 2 : Siswa SLTA Padang: UNP
Riggio, Ronald.E. 1986. Assesment of Basic Social Skills. Journal of Personality and
Social Pschology. Vol 51, no. 3.
Rustian Saumi Rafi. (2012). Apa itu Sosial Media [Online] Dirujuk dari
http://unpas.ac.id/pages/apa-itu-sosial-media/ Pada 1 Oktober 2012
Semiocast. (2012) Twitter reaches half a billion accounts more than 140 millions in
the U.S [Online] Tersedia:
http//semiocast.com/publication/2012_07_30_Twitter_reaches_half-_a_billion_aacounts_140m_in_the_US [10 September 2013]
Schneidrs. A. (1997). Personal Adjusment and Mental Health. New York : Holt
Rinehart and Winston.
Socialbakers. (2013). Indonesia Facebook Statistics [Online]. Tersedia:
http://wwwsocialbakers.com/facebook-statistics/indonesia [27 september 2013]
Sumanto.M.A. , 1995 , Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan , Yogyakarta :
Andi Offset.
Wong, G. (2012). High school kid expelled over Tweet [Online]. Tersedia:
http//www.ubergizmo.com/2012/03/high-school-kid-expelled-tweet/ [10
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Yusuf, S. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Yusuf, S. (2009). Mental Hygine. Bandung: Maestro
Agustiani H. (2006) Psikologi Perkembangan. Bandung: Refika Aditama
Afandi. (2011) Enam Jenis Media [Online] Dirujuk dari
http://afandi41808047.wordpress.com/2011/12/08/enam-jenis-media-sosial/
Pada 1 Oktober 2012
Aggashi. (2011). Pengertian Social Networking [Online] Dirujuk dari
http://aggashi.blogspot.com/2011/11/pengertian-social-networking-media.html Pada ( 2 oktober 2012)
Cartledge & Milburn. (1986). Tecahing Social Skills to Children (Second ed.). New
York: Pegamon.
Depdiknas.(2008).Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam
Jalur Pendidikan Formal: Jakarta.
Gardner,H. 1993. Frames of Mind: The Theory of Multiple intelegences. New York:
Basic Brooks.
Goleman, D. 1995. Working With Emotional Intelegences. London: Bloomsbury
Pub-lishing Pic.
Hertinjung, W.S. dkk. (2008). “Keterampilan Sosial Anak Pra Sekolah Ditinjau dari
Interaksi Guru-Siswa Model Mediated Learning Experience”. Jurnal
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hurlock B.E. 1995. Psikologi Perkembangan. Alih bahasa; Sijabt, M.R. Jakarta:
Erlangga
Jaya Putra. (2011). Definisi atau Pengertian Istilah Sosial Media [Online] Dirujuk
dari:
http://jayaputrasbloq.blogspot.com/2011/02/definisi-atau-pengertian-istilah-social.html Pada 1 Oktober 2012
Kaplan, Andreas M.; Michael Haenlein (2010) "Users of the world, unite! The
challenges and opportunities of Social Media". Business Horizons 53(1): 59–
68
Komunikasi. (2012). Pengertian Media Sosial Peran Serta Fungsinya [Online]
Dirujuk dari
http://ptkomunikasi.wordpress.com/2012/06/11/pengertian-media-sosial-peran-serta-fungsinya/ Pada ( 18 Oktober 2013)
Kustyarini. (2007) Mengembangkan Keterampilan sosial Remaja [Online] Dirujuk
dari:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23250/2/Chapter%20II.pdf
(Pada 2 Oktober 2013)
Nurihsan. (2003). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.
Nurikhsan J dan Agustin M. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung: Refika Aditama
Prayitno. 1997.AUM Umum Format 2 : Siswa SLTA Padang: UNP
Riggio, Ronald.E. 1986. Assesment of Basic Social Skills. Journal of Personality and
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Schneidrs. A. (1997). Personal Adjusment and Mental Health. New York : Holt
Rinehart and Winston..
Yusuf, S. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Yusuf, S. (2009). Mental Hygine. Bandung: Maestro
Yusuf,S dan Nurihsan. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung :
Rosda Karya.
Ali, Mohamad. (2005). Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta: Rineka Cipta
Ali, Mohamad dan Asrori. (2009). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.
Andriani, Tita. (2013). Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial Untuk
Meningkatkan Kemandirian Perilaku Siswa. Skripsi pada Sarjana PPB FIP UPI
Bandung: Tidak diterbitkan.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Budiman, Nandang. (2007) Perkembangan Kemandirian. [online]. Dirujuk dari: file.upi.edu (1 September 2013)
Cahyani, Lani. (2010). Program Bimbingan dan Konseling Untuk Meningkatkan
Kemandrian Perilaku Wirausaha Siswa Sekolah Menengah Kejuruan.Skripsi
pada Sarjana PPB FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Danim, Sudarwan. (2004). Metode Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Perilaku. Jakarta: Bumi Aksara
DeGroat, Bernie. (2006). Teen Ridicule Shapes Consumer Behavior And Brand
Awareness. [Online]. Dirujuk dari:
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Depdiknas. (2008). Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling
dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Depdiknas.
Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosda Karya.
Fajaria, Deprina dkk. (2013). “Kemandirian Perilaku Peserta Didik dalam Pemilihan Jurusan dan Implikasinya Terhadap Pelayanan Bimbingan dan Konseling”. Jurnal Ilmiah Konseling. 2, 1-5.
Fatimah, E. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: CV Pustaka Setia
Hilman. (2002). Kemandirian Remaja yang Tinggal di Panti Asuhan ditinjau dari
Persepsi Pelayanan Sosial dan Dukungan Sosial. Tesis Fakultas Psikologi
UGM Yogyakarta: Tidak Diterbitkan.
Hurlock, Elizabeth B. (1996). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Jihadah, Ummi. (2009). Kemandirian Remaja Akhir Ditinjau Dari Urutan Kelahiran
Dan Status Sosial Ekonomi Orangtuanya. Skripsi Fakultas Psikologi UGM
Yogyakarta. Tidak Diterbitkan.
Mardani. (2013). 5 Alasan siswi SMP jadi mucikari. [Online]. Dirujuk dari:
http://www.merdeka.com/peristiwa/5-alasan-siswi-smp-jadi-mucikari.html. (20
Juni 2013)
Martono, Nanang. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Maulani, N. (2010). Program Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Kemandirian Perilaku Siswa Dalam Membuat Keputusan Karir. Skripsi pada Sarjana PPB FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Monks, dkk.(2001). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Novia Syarah Nuriani,2014
Program Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja pengguna teitter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Nurihsan, J. (2003). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.
Nurihsan, Juntika. (2003). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.
Nurihsan. (2003). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.
Papalia, Diane E. & Olds, Sally Wendkos. (1995). Human Development. New York: Mc Graw-Hill Inc.
Permana, M. (2011). Program Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan
Kemandirian Siswa. Skripsi pada Sarjana PPB FIP UPI Bandung: Tidak
diterbitkan.
Prayitno dan Erman Amti.(2004). Dasar-Dasar Bimbingan Konseling.Jakarta: Rineka Cipta.
Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Alih Bahasa: Shinto B. Adelar, Sherli Saragih.
Saripah, Ipah. (2006). Program Bimbingan untuk Mengembangkan Perilaku
Prososial Anak. Tesis pada Program Pasca Sarjana UPI Bandung : tidak
diterbitkan
Steinberg, Laurence. (1993). Adolescence-3rd Edition. New York: McGraw-Hill Inc.
Suryantina, E. H. (2002). Kemandirian Ditinjau dari Kebutuhan Berafiliasi dan
Urutan Kelahiran pada Mahasiswa. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta:
Fakultas Psikologi UGM.
Winkel W.S. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Yusuf, Syamsu dan Nurihsan. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : Rosda Karya.