• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA RUMAH SAKIT UMUM JAYAPURA JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI KONSERVASI SUMBER DAYA AIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA RUMAH SAKIT UMUM JAYAPURA JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI KONSERVASI SUMBER DAYA AIR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA RUMAH SAKIT UMUM JAYAPURA

JURNAL

TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI KONSERVASI SUMBER DAYA AIR

Ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

PRISKA RAMADHANTI PRASTIWI NIM. 115060401111023-64

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKIK

JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN MALANG

2015

(2)
(3)

STUDI EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA

Priska Ramadhanti Prastiwi

1

, Tri Budi Prayogo

2

, Riyanto Haribowo

2

1

Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

2

Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Teknik Pengairan Universitas Brawijaya – Malang, Jawa Timur, Indonesia

Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Indonesia email : [email protected]

ABSTRAK

Limbah cair yang dihasilkan rumah sakit dapat membawa dampak negatif bagi lingkungan di sekitar rumah sakit tersebut. Oleh karena itu, limbah cair rumah sakit perlu diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Pengolahan air limbah RSUD Jayapura menggunakan sistem Biofilter. Pada studi ini dilakukan pengambilan sampel air limbah pada inlet dan outlet IPAL RSUD Jayapura pada tahun 2015 serta prediksi kualitas air limbah outlet IPAL tahun 2020 yang bertujuan untuk mengetahui apakah kualitas air limbah dapat memenuhi baku mutu atau tidak. Parameter limbah cair yang dikaji adalah BOD

5

(Biological Oxigen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solid), NH

3

(ammonia), PO

4

(phospat), dan bakteri E.Coli. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas kinerja dan kapasitas IPAL karena adanya pengembangan RSUD Jayapura pada tahun 2020. Dari hasil perhitungan kualitas oulet IPAL RSUD Jayapura tahun 2015 dan tahun 2020 maka perlu dilakukan pengoptimalan pengoperasian IPAL. Kapasitas IPAL pada saat ini adalah sebesar 788,27 m

3

, debit air limbah pada tahun 2015 sebesar 302,80 m

3

/hari dan prediksi debit air limbah pada tahun 2020 sebesar 315,70 m

3

/hari, maka IPAL RSUD Jayapura masih mampu menampung debit air limbah pada tahun 2020 sehingga tidak perlu diadakan penambahan kapasitas IPAL.

Kata Kunci : IPAL, limbah cair, biofilter, rumah sakit

ABSTRACT

Wastewater produced by hospital can have negative impacts on the environment around the hospital. Therefore, the hospital wastewater need to be treated before it discharged into the environment. General Hospital of Jayapura is using biofilter system as their wastewater treatment. In this study, sampling has been conducted on the inlet and outlet WWTP (wastewater treatment plant) of General Hospital Jayapura in 2015 and the prediction quality of wastewater outlet WWTP which aims to determine whether the quality of wastewater at the inlet and outlet WWTP general hospital Jayapura to fulfill water quality standard or not. Wastewater parameters examined are BOD

5

(Biological Oxigen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solid), NH

3

(ammonia), PO

4

(phosphate), and E.Coli. This study aims to evaluates the effectiveness of performance and capacity of WWTP due to the development of General Hospital of Jayapura in 2020. The calculation result of quality WWTP outlet of General Hospital of Jayapura in 2015 and 2020 are necessary due to optimize the operation of WWTP. WWTP capacity at this time was 788,27 m

3

, the inflow wastewater in 2015 amounted 302,80 m

3

/day and the prediction of inflow wastewater in 2020 amounted 315,17 m

3

/day, General Hospital of Jayapura’s WWTP still able to accommodate the flow of wastewater in 2020 so it is not necessary needed increase the capacity of WWTP.

Keywords: WWTP, wastewater, biofilter, hospital

(4)

A. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, dimana upaya pembangunan disegala bidang sedang digalakkan secara besar-besaran saat ini. Pembangunan menghasilkan man- faat di segala bidang kehidupan ter- masuk kesehatan. Rumah sakit me- rupakan salah satu sarana kesehatan sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

Rumah sakit yang merupakan fa- silitas rujukan penderita dan merupakan fasilitas sosial mempunyai kaitan yang erat dengan keberadaan masyarakat.

Dahulu, rumah sakit dibangun di suatu wilayah atau tempat yang jaraknya cukup jauh dari daerah permukiman, agar limbah rumah sakit tersebut tidak berdampak negatif terhadap penduduk.

Namun sejalan dengan perkembangan penduduk yang sangat pesat, me- ngakibatkan lokasi rumah sakit berada di tengah permukiman dan dapat mem- bawa dampak negatif bagi masyarakat.

Sampah rumah sakit mulai disadari sebagai bahan buangan yang dapat me- nimbulkan gangguan kesehatan ling- kungan karena bahan yang terkandung di dalamnya dapat menimbulkan dam- pak kesehatan dan menimbulkan cidera.

Berdasarkan sumbernya limbah cair ru- mah sakit dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu air limbah do- mestik, air limbah medis, air limbah laboratorium dan air limbah kedokteran nuklir. Mengingat bahaya limbah cair yang dihasilkan oleh rumah sakit cukup besar maka perlu dilakukan pengolahan air limbah terlebih dahulu sebelum limbah tersebut dibuang.

Keberadaan instalasi pengolahan air limbah rumah sakit merupakan bentuk kepedulian pihak rumah sakit terhadap kesehatan masyarakat, dengan adanya instalasi pengolahan air limbah ini diharapakan dapat memperkecil dampak negatif yang ditimbulkan oleh pen- cemaran air limbah hasil kegiatan rumah sakit. Instalasi pengolahan air

limbah berfungsi untuk mengembalikan mutu air limbah menjadi air dengan mutu yang sesuai dengan standar yang tercantum dalam SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1204 tahun 2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.58/MENLH/12/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit.

Pada tahun 2004 RSUD Jayapura berkapasitas 100 tempat tidur. Agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal, maka pada tahun 2009 RSUD Jayapura mengadakan perbaikan IPAL dan pada saat ini IPAL RSUD Jayapura menggunakan sistem Biofilter.

Tujuan dari studi ini adalah guna mengetahui efisiensi instalasi pengolahan air limbah RSUD Jayapura dalam mengurangi kadar BOD, COD, TSS, NH

3

, PO

4

dan bakteri E.Coli pada tahun 2015, mengetahui debit dan beban air limbah yang dihasilkan oleh RSUD Jayapura pada tahun 2020, dan mengetahui kualitas outlet IPAL RSUD Jayapura bila ditinjau dari baku mutu berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 58 tahun 1995, sehingga dapat diketahui pada tahun 2020 perlu diadakan penambahan kapasitas IPAL atau tidak.

B. METODE PENELITIAN

Studi ini dilaksanakan pada bulan

November 2014 dan berakhir pada bu-

lan April 2015. Tempat pengambilan

sampel yaitu di inlet dan outlet Instalasi

Pengolahan Air Limbah RSUD

Jayapura, RSUD Jayapura terletak di

Jalan Kesehatan I No. 1 Dok 2 Kota

Jayapura Provinsi Papua. RSUD

Jayapura merupakan rumah sakit umum

pemerintah Provinsi Papua yang

dibangun pada tahun 1956 oleh

pemerintah Hindia Belanda dan

diserahkan kepada Pemerintah

Indonesia tahun 1962. RSUD Jayapura

merupakan Rumah Sakit kelas B.

(5)

Sampel yang telah diambil dari lokasi studi diserahkan pada Balai Laboratorium Kesehatan Jayapura untuk mengetahui besarnya nilai pa- rameter kualitas air yang meliputi:

BOD, COD, TSS, NH

3

, PO

4

dan E.Coli.

Salah satu proses pengolahan limbah cair rumah sakit adalah dengan memanfaatkan mikroorganisme secara aerob atau dikenal dengan proses biologis adalah biofilter aerobik, seperti yang digunakan pada RSUD Jayapura, prinsip kerja dari IPAL Biofilter adalah sebagai berikut :

1. Air limbah yang dihasilkan oleh tempat pelayanan atau fasilitas penunjang rumah sakit dialirkan melalui pipa-pipa menuju bak pengumpul atau bak saringan (grease trap) dengan maksud agar padatan yang masih mengambang di permukaan air limbah tertahan pada bak ini sehingga tidak ikut masuk ke tahap pengolahan selanjutnya.

2. Dari bak pengumpul air limbah masuk ke bak selanjutnya yang disebut bak penampung yang terdapat di dalam ruang pompa (pump pit). Pada pump pit terdapat mesin pompa yang melakukan pemompaan ke bak equalisasi.

3. Setelah di pompa air limbah kemudian masuk ke reaktor biofilter untuk reduksi BOD/COD dan polutan lain. Setelah reaktor biofilter, limbah masuk ke separator biofilter untuk memisahkan solid yang terikut setelah keluar dari reaktor biofilter.

4. Dari separator biofilter, air hasil olahan dialirkan ke bak klorinasi.

Didalam bak klorinasi air limbah dikontakkan dengan klor bubuk agar seluruh mikroorganisme pathogen dapat dimatikan. Dari bak klorinasi air limbah sudah

dapat dibuang langsung ke saluran umum.

Data yang dibutuhkan dalam penyelesaian studi ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil pengukuran kualitas air limbah inlet dan outlet IPAL dan survei lapangan, serta data sekunder yang diperoleh dari RSUD Jayapura dan Balai Labo- ratorium Kesehatan Jayapura antara lain data administrasi, data pengembangan RSUD Jayapura, data debit air limbah dan data kualitas air limbah IPAL RSUD Jayapura pada tahun 2011, tahun 2013 dan tahun 2014.

Adapun langkah-langkah metode analisa yang dilakukan dalam penyelesaian studi ini yaitu :

- Pengumpulan data yang meliputi data administrasi, data

pengembangan RSUD

Jayapura, data dimensi IPAL, data kualitas air limbah IPAL RSUD Jayapura, dan data debit air limbah.

- Pengolahan data, untuk me- ngetahui debit air limbah tahun 2015, prediksi debit air limbah tahun 2020, prediksi beban air limbah pada tahun 2020, menganalisis parameter kualitas air limbah yang dikaji yaitu, BOD, COD, TSS, NH

3

, PO

4

dan E.Coli yang kemudian dibandingkan pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.58/MENLH/12/1995, meng- hitung efisiensi pengurangan parameter air limbah, analisa kondisi eksisting dan analisa biaya operasional tahun 2015 dan tahun 2020.

Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut dapat dibuat suatu rekomendasi atau saran.

Adapun cara pengujian parameter kualitas air limbah yang dikaji dalam studi ini yaitu :

- Pengujian BOD (Biological

Oxygen Demand) yang

(6)

digunakan pada studi ini

mengacu pada SNI

6989.72:2009. Cara uji ini digunakan untuk menentukan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh mikroba aerobik untuk mengoksidasi bahan organik karbon dalam contoh uji air limbah, efluen atau air yang tercemar yang tidak mengandung atau yang telah dihilangkan zat-zat toksik dan zat-zat pengganggu lainnya.

- Cara uji COD (Chemical Oxygen Demand) dengan refluks tertutup secara titrimetri ini mengacu pada SNI 6989.73:2009. Metode ini digunakan untuk pengujian kebutuhan oksigen kimiawi (COD) dalam air dan air limbah reduksi Cr

2

O

72-

secara titrimetri pada kisaran nilai COD 40 mg/L sampai dengan 400 mg/L.

Metode ini digunakan untuk uji dengan kadar klorida kurang dari 2000 mg/L.

- Cara kerja uji TSS (Total Suspended Solid) secara gravimetri ini mengacu pada SNI 06-6989.27-2005.

- Cara uji NH

3

secara Nessler mengacu pada SNI 06-2479- 1991. Cara uji ini menentukan kadar NH

3

dalam air antara 0,025-5,00 mg/L dan penggunaan metode Nessler dengan alat spektrofotometer pada kisaran panjang gelombang 400-500 nm.

- Cara uji PO

4

dalam studi ini mengacu pada Standart Method 2005, Section 4500-P.C.

- Cara kerja uji E.Coli dalam studi ini menggunakan tabung ganda dengan ragam 5-5-5 (5×10mL, 5×1mL, 5×0,1mL) yang tertera pada IKM/5.4.19/BLK-JPR.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Sekunder Kualitas Inlet dan Outlet Air Limbah IPAL RSUD Jayapura

Pada data sekunder, kualitas air limbah pada inlet dan outlet yang didapat dari Balai Laboratorium Kesehatan Jayapura adalah parameter BOD, COD, TSS, PO

4

dan NH

3

. Di dalam data sekunder yang didapat dari Balai Laboratorium Kesehatan Jayapura tidak dilakukan pemeriksaan terhadap bakteri E.Coli.

Tabel Data Sekunder Kualitas Inlet dan Outlet IPAL RSUD Jayapura

WAKTU

PEMERIKSAAN PARAMETER SATUAN BAKU MUTU

HASIL UJI Inlet Outlet

2011

NH

3

mg/L 0,1 20,50 0,99

COD mg/L 80 30,20 10,10

BOD mg/L 30 14,90 1,47

PO

4

mg/L 2 1,74 0,97

TSS mg/L 30 231,00 132,00

2013

NH

3

mg/L 0,1 9,60 0,35

COD mg/L 80 38,00 23,00

BOD mg/L 30 12,00 8,00

PO

4

mg/L 2 11,00 4,10

TSS mg/L 30 95,00 63,00

2014

NH

3

mg/L 0,1 3,25 0,14

COD mg/L 80 15,00 10,00

BOD mg/L 30 5,56 3,70

PO

4

mg/L 2 4,49 3,14

TSS mg/L 30 37,00 19,00

Data Primer Kualitas Inlet dan Outlet Air Limbah IPAL RSUD Jayapura

Pada studi ini dilakukan sampling

dan pemeriksaan kualitas air limbah

inlet dan outlet IPAL untuk

mendapatkan data primer. Sampel ini

kemudian diperiksa di Balai

Laboratorium Kesehatan Jayapura, pada

data primer ini dilakukan pemeriksaan

terhadap parameter E.Coli yang pada

data sekunder tidak dilakukan

pemeriksaan.

(7)

Tabel Data Primer Kualitas Inlet dan Outlet IPAL RSUD Jayapura

WAKTU

PEMERIKSAAN PARAMETER SATUAN BAKU MUTU

HASIL UJI Inlet Outlet

2015

COD mg/L 80 20 5 BOD mg/L 30 7,69 2,18 TSS mg/L 30 20 15 NH

3

mg/L 0,1 5,7 0,11 PO

4

Mg/L 2 15,7 2,7 E.Coli MPN/100 ml 10000 29 8 Dari hasil analisa kualitas air hasil pengolahan IPAL RSUD Jayapura yang telah dibandingkan dengan ketentuan baku mutu limbah rumah sakit yang berlaku didapat data-data sebagai berikut :

a. Hasil analisa kualitas air hasil pengolahan IPAL RSUD Jayapura pada Tahun 2015 - Nilai BOD di outlet sebesar 2,18

mg/l. Nilai tersebut memenuhi standar baku mutu yang diijinkan oleh pemerintah yaitu

< 30 mg/l

- Nilai COD di outlet sebesar 5 mg/l. Nilai tersebut memenuhi standar baku mutu yang diijinkan oleh pemerintah yaitu

< 80 mg/l

- Nilai NH

3

di outlet sebesar 0,11 mg/l. Nilai tersebut belum memenuhi standar baku mutu yang diijinkan oleh pemerintah yaitu < 0,1 mg/l

- Nilai PO

4

di outlet sebesar 2,7 mg/l. Nilai tersebut belum memenuhi standar baku mutu yang diijinkan oleh pemerintah yaitu < 2 mg/l

- Nilai TSS di outlet sebesar 15 mg/l. Nilai tersebut memenuhi standar baku mutu yang diijinkan oleh pemerintah yaitu

< 30 mg/l

- Nilai E.Coli di outlet sebesar 8 MPN/100 ml. Nilai tersebut memenuhi standar baku mutu

yang diijinkan oleh pemerintah yaitu < 10000 MPN/100 ml Dari data di atas terdapat dua parameter yang masih berada di atas baku mutu, yaitu : NH

3

(ammonia) dan PO

4

(phospat).

b. Hasil prediksi kualitas air hasil pengolahan IPAL RSUD Jayapura pada Tahun 2020 - Nilai BOD di outlet sebesar

22,73 mg/l. Nilai tersebut belum memenuhi standar baku mutu yang diijinkan oleh pemerintah yaitu < 30 mg/l

- Nilai COD di outlet sebesar 52,13 mg/l. Nilai tersebut memenuhi standar baku mutu yang diijinkan oleh pemerintah yaitu < 80 mg/l

- Nilai NH

3

di outlet sebesar 1,15 mg/l. Nilai tersebut belum memenuhi standar baku mutu yang diijinkan oleh pemerintah yaitu < 0,1 mg/l

- Nilai PO

4

di outlet sebesar 28,15 mg/l. Nilai tersebut belum memenuhi standar baku mutu yang diijinkan oleh pemerintah yaitu < 2 mg/l

- Nilai TSS di outlet sebesar 156,39 mg/l. Nilai tersebut belum memenuhi standar baku mutu yang diijinkan oleh pemerintah yaitu < 30 mg/l - Nilai E.Coli di outlet sebesar

83,41 MPN/100 ml. Nilai tersebut memenuhi standar baku mutu yang diijinkan oleh pemerintah yaitu < 10000 MPN/100 ml

Dari data di atas terdapat empat parameter yang masih berada di atas baku mutu, yaitu : BOD, TSS, NH

3

(ammonia) dan PO

4

(phospat).

Pada perhitungan prediksi kualitas

outlet IPAL RSUD Jayapura Tahun

2020, keterkaitan antara debit air limbah

dengan konsentrasi parameter tidak

selalu berbanding lurus. Namun dalam

studi ini perhitungan prediksi kualitas

(8)

outlet IPAL RSUD Jayapura Tahun 2020 diperuntukan dalam hal perencanaan, sehingga diperhitungkan kemungkinan yang terjadi apabila terjadi kenaikan nilai konsentrasi parameter.

Data Administrasi RSUD Jayapura Berikut data administrasi yang meliputi jumlah karyawan, jumlah tempat tidur dan jumlah pasien RSUD Jayapura ditabelkan sebagai berikut :

Tabel Data Administrasi RSUD Jayapura

No Data Administrasi Tahun 2015 2020 1 Jumlah Tempat

Tidur 325 341

2 Jumlah Karyawan 918 943 3 Jumlah Pasien

Rawat Jalan 230 230

4 Jumlah Keluarga Pasien Rawat Inap

2/org/

hari

2/org/

hari

Prediksi Debit Air Limbah Tahun 2020

Perhitungan debit air bersih untuk pasien tahun 2015 dan tahun 2020 dengan perincian kebutuhan air bersih pasien sebanyak 350-500 l/tempat tidur/hari, jumlah tempat tidur pada tahun 2015 sebesar 325 TT dan pada tahun 2020 sebesar 341 TT, karena terdapat penambahan ruangan pada tahun tersebut.

Perhitungan debit air bersih untuk karyawan tahun 2015 dan tahun 2020 dengan perincian kebutuhan air bersih karyawan sebanyak 120 l/orang/hari, jumlah karyawan pada tahun 2015 sebanyak 918 orang dan pada tahun 2020 sebanyak 943 orang.

Perhitungan debit air bersih untuk pasien rawat jalan tahun 2015 dan tahun 2020 dengan perincian kebutuhan air bersih pasien rawat jalan sebanyak 8 l/orang/hari, jumlah pasien rawat jalan pada tahun 2015 sebanyak 230 orang dan pada tahun 2020 sebanyak 230 orang.

Perhitungan debit air bersih untuk keluarga pasien tahun 2015 dan tahun 2020 dengan perincian kebutuhan air bersih keluarga pasien sebanyak 160 l/orang/hari. Dalam perhitungan ini jumlah keluarga pasien adalah 2/org/hari.

Hasil perhitungan penggunaan debit air bersih RSUD Jayapura pada tahun 2015 dan 2020, sebagai berikut :

Tabel Penggunaan Debit Air Bersih RSUD Jayapura

No Penggunaan Air Bersih

Tahun 2015 2020

1

Debit air bersih untuk pasien (m

3

/hari)

162,50 170,50

2

Debit air bersih untuk karyawan (m

3

/hari)

110,16 113,16

3

Debit air bersih untuk pasien rawat jalan

(m

3

/hari)

1,84 1,84

4

Debit air bersih untuk keluarga pasien (m

3

/hari)

104,00 109,12

Total (m

3

/hari) 378,50 394,62

Sumber : Hasil Perhitungan

Hasil perhitungan debit air limbah RSUD Jayapura pada tahun 2015 dan 2020, sebagai berikut :

Tabel Debit Air Limbah RSUD Jayapura

Air Limbah Tahun 2015 2020 Debit Air

Limbah (m

3

/hari)

302,80 315,70

Sumber : Hasil Perhitungan

(9)

Prediksi Beban Air Limbah pada Tahun 2020

Beban air limbah pada tahun 2020 sebagai berikut :

a. Beban BOD = 0,07 kg/TT/hari b. Beban COD = 0,19 kg/TT/hari c. Beban TSS = 0,19 kg/TT/hari d. Beban NH

3

= 0,06 kg/TT/hari e. Beban PO

4

= 0,15 kg/TT/hari

f.

Beban E.Coli = 0,28 kg/TT/hari

Efisiensi Pengurangan Parameter Air Limbah

Hasil perhitungan efisiensi penurunan parameter kualitas air (BOD, COD, TSS, NH

3

, PO

4

, dan E.Coli) didapat data-data sebagai berikut :

- Efisiensi penurunan nilai parameter BOD sebesar 71,7%

- Efisiensi penurunan nilai parameter COD sebesar 75,0%

- Efisiensi penurunan nilai parameter NH

3

sebesar 98,1%

- Efisiensi penurunan nilai parameter PO

4

sebesar 82,8%

- Efisiensi penurunan nilai parameter TSS sebesar 25,0%

- Efisiensi penurunan nilai parameter E.Coli sebesar 72,4%

Analisa Kondisi Eksisting

Volume air limbah maksimal yang dapat ditampung oleh IPAL RSUD Jayapura sebesar 788,27 m

3

/hari. Debit air limbah yang masuk pada tahun 2015 sebesar 302,80 m

3

/hari dan prediksi volume limbah pada tahun 2020 yaitu sebesar 315,70 m

3

/hari. Dengan kapasitas maksimal IPAL yang ada pada saat ini, IPAL RSUD Jayapura masih mampu mengolah air limbah pada tahun 2020, sehingga tidak perlu diadakan penambahan kapasitas IPAL.

Prediksi Biaya Operasional RSUD Jayapura

Total biaya operasional IPAL RSUD Jayapura pada Tahun 2015 dengan pola pengoperasian selama 18 jam dalam satu tahun adalah sebesar Rp 50.945.422,00, sedangkan dengan pola

pengoperasian selama 24 jam dalam satu tahun adalah sebesar Rp 67.927.230,00. Prediksi total biaya operasional IPAL RSUD Jayapura pada Tahun 2020 dengan pola pengoperasian selama 24 jam dalam satu tahun guna meningkatkan efisiensi kinerja IPAL adalah sebesar Rp 97.543.502,00.

D. KESIMPULAN

Dari hasil analisa dan prediksi kualitas air hasil pengolahan IPAL RSUD Jayapura didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

- Pada tahun 2015, diperlukan penambahan suplai oksigen guna mengurangi kadar NH

3

sebesar 7.564,10 kg/hari dan pola pengoperasian IPAL dilaksanakan secara terus-menerus selama 24 jam dan perlunya dilakukan pengecekan serta perawatan IPAL secara berkala, guna mengurangi kadar PO

4

, sehingga parameter NH

3

dan PO

4

pada hasil pengolahan kualitas air dapat memenuhi baku mutu.

- Pada tahun 2020, blower harus dijalankan secara terus-menerus selama 24 jam agar suplai oksigen dari blower dapat bekerja dengan optimal guna mengurangi kadar BOD dan diperlukan penambahan suplai oksigen guna mengurangi kadar NH

3

sebesar 107.014,24 kg/hari, dan peningkatan efisiensi kinerja IPAL dengan pola pengoperasian selama 24 jam dan perlu dilakukan perawatan serta pengecekan secara berkala pada peralatan IPAL guna mengurangi kadar PO

4

, sehingga pada hasil pengolahan kualitas air dapat memenuhi baku mutu.

Berikut adalah beberapa re- komendasi untuk pihak RSUD Jayapura guna meningkatkan efisiensi kinerja IPAL RSUD Jayapura :

1. Pada tahun 2015, diperlukan

penambahan suplai oksigen guna

mengurangi kadar NH

3

dan pola

(10)

pengoperasian IPAL dilaksanakan secara terus-menerus selama 24 jam dan perlunya dilakukan pengecekan serta perawatan IPAL secara berkala, guna mengurangi kadar PO

4

, sehingga parameter NH

3

dan PO

4

pada hasil pengolahan kualitas air dapat memenuhi baku mutu.

2. Diharapkan pemeriksaan kualitas air limbah rutin dilakukan sesuai jadwal yaitu tiga bulan sekali untuk mengetahui penurunan kualitas air hasil olahan IPAL.

3. Perlu dilakukan pengoptimalkan pengoperasian IPAL sesuai ketentuan yang ada yaitu pengoperasian IPAL selama 24 jam dengan tetap menjaga kondisi aerob.

4. Untuk menjaga kemampuan IPAL agar dapat beroperasi maksimal, sebaiknya dilakukan upaya pengecekan dan pembersihan alat/bangunan secara berkala.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. “Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 58 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit.”(1995)

Anonim. “Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.”(2004) Asmadi. 2013. Pengelolaan Limbah

Medis Rumah Sakit. Yogyakarta : Penerbit Gosyen

http://rsud.papua.go.id/profile.html (di- akses 4 Oktober 2014)

http://www.papua.go.id/view-detail- instansi-69/ (diakses 4 Oktober 2014)

http://www.airlimbahku.com/2007/07/

(diakses 17 Oktober 2014)

http://www.lintasjari.com/2013/06/ (di- akses 8 Oktober 2014)

Metcalf, Eddy. 2003. Wastewater Engineering Treatment Disposal Reuse. McGraw-Hill, New York Soufyan, M Noerbambang, dan Takeo

Morimura. 1984. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Palambing.

Cetakan keempat. Jakarta: Pradnya

Paramita.

Gambar

Tabel Data Sekunder Kualitas Inlet  dan Outlet IPAL RSUD Jayapura
Tabel Data Primer Kualitas Inlet dan  Outlet IPAL RSUD Jayapura
Tabel Data Administrasi RSUD  Jayapura

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian penggunaan kitosan sebagai koagulan limbah laundry pada dosis 200 mg/L menghasilkan efisiensi penyisihan MBAS lebih tinggi dibandingkan dengan penyisihan COD dan

Dari segi desain rancangan pengolahan air limbah, biaya pemakaian bahan kimia lebih kecil dibandingan dengan pengolahan air limbah yang telah ada, walaupun

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) rumah sakit adalah bangunan air yang berfungsi untuk mengolah air buangan yang berasal dari kegiatan yang ada di fasilitas pelayanan

Berdasarkan hasil pelaporan pengujian kualitas effluent Instalasi Pengoahan Air Limbah (IPAL) Singgasana Hotel Surabaya pada 11 Juni 2015 diketahui bahwa salah satu

Berfungsi sebagai tempat untuk proses pengolahan limbah cair secara biologis menggunakan jasa mikroba (bakteri) anerobik pendegradasi polutan, sehingga hasil olahan

Berdasarkan hasil pengukuran parameter BOD, COD, TSS dan pH yang disesuaikan dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-58/MENLH/12/1995 tentang Baku

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengevaluasi IPAL RSUD Haji Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan mulai dari kinerja unit IPAL dan hasil air limbah yang diolah.. Penelitian

Dokumen ini berisi tentang rancangan penerapan sistem bebas perawatan pada instalasi pengolahan air limbah domestik menggunakan mikrokontroler dan I-SCADA untuk mengurangi limbah biologis dan kimiawi sehingga dapat dibuang ke saluran air buangan tanpa mencemari