• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA ANATOMI HEWAN KELOMPOK 1 - KELAS B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA ANATOMI HEWAN KELOMPOK 1 - KELAS B"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

ANATOMI HEWAN

KELOMPOK 1 - KELAS B

(2)

Kelompok 1 – Kelas B

Dyah Retnaning Suryani (K4319031) Fianicha Shalihah (K4319037) Indah Nurlita Trisnawati (K4319042) Kiat Ramdan Sumadi (K4319049) Musfinda Al Fisani (K4319054) Naila Khoirunnisa (K4319060)

(3)

A.

SISTEM EKSKRESI

E.

AVES

B.

PISCES

F.

MAMALIA

D.

REPTILIA OUTLINE

SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

C.

AMPHIBIA

(4)

A.1. SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA

❑ Ekskresi ➔ proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat.

❑ Alat ekskresi yang dimiliki oleh makhluk hidup berbeda-beda. Semakin tinggi tingkatan makhluk hidup, semakin kompleks alat ekskresinya.

❑ Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis dengan 3 cara, yaitu melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur konsentrasi sebagian besar penyusun cairan tubuh.

❑ Fungsi sistem ekskresi yaitu sebagai berikut.

o

Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh.

o

Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi).

o

Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi).

o

Homeostasis.

(5)

A.2. SISTEM EKSKRESI ORGAN GINJAL VERTEBRATA

Alat ekskresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal. Struktur ginjal yang paling primitif adalah akrinefros atau holonefros. Pada prinsipnya, terdapat beberapa ginjal pada vertebrata, yaitu pronefros, opistonefros, mesonefros, dan metanefros.

Pronefros adalah ginjal yang berkembang pada fase embrio atau larva. Selanjutnya pronefros akan berubah menjadi mesonefros, kemudian setelah hewan dewasa berubah lagi menjadi metanefros.

Opistonefros terdapat pada kelompok hewan Anamniota (Pisces, Amphibi).

Sementara itu, mesonefros terdapat di fase embrio Amniota (Reptil, Aves, dan Mamalia). Namun, setelah dewasa mesonefros itu berubah menjadi metanefros (Ambeng, 2012).

(6)

B.

SISTEM EKSKRESI

PISCES

(7)

B.1. ORGAN EKSKRESI PISCES

Alat pengeluaran ikan adalah sepasang ginjal yang berbentuk memanjang dan berwarna cokelat.

Pada ikan bertulang sejati, saluran ginjal dan saluran kelamin bermuara di satu tempat yang disebut lubang urogenitalia yang terletak di belakang anus.

Sebagian ikan bertulang rawan memiliki kelenjar pada permukaan kulitnya. Kelenjar tersebut berfungsi untuk menghasilkan lendir untuk melicinkan tubuh ikan, sehingga memudahkan gerakan ikan di dalam air.

Secara umum, alat ekskresi ikan, yaitu:

Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O.

Kulit, kelenjar kulit mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk memudahkan gerak di air.

Sepasang ginjal (sebagian besar) yang

mengeluarkan urine.

Tapis insang (gill rakers) berfungsi untuk menyaring udara pernapasan (fungsi sebagai alat ekskresi).

(8)

B.2. MEKANISME EKSKRESI CO

2

PADA PISCES

Fungsi insang sebagai alat ekskresi berkaitan dengan mekanisme ekspirasi pada pernapasan ikan, pengeluaran karbondioksida.

CO2 yang dibawa darah dari jaringan akan bemuara ke insang. CO2 akan dikeluarkan bersama air yang dikeluarkan ikan saat ekspirasi berlangsung.

Mekanisme ekskresi CO2 : mulut ikan akan menutup, operkulum mengempis, rongga faring menyempit dan membran brankiostega melonggar. Adanya kontraksi faring dan ruang operkulum menyebabkan tekanan di dalamnya lebih tinggi daripada air di sekitarnya, sehingga air yang mengandung CO2 keluar melalui celah dari operkulum (Permatasari, 2013).

(9)

B.1.1. ORGAN GINJAL PADA PISCES

Pada ikan berkembang 2 tipe ginjal: 1) Pronefros, terdapat pada perkembangan embrional mayoritas ikan, tetapi saat ikan dewasa, ginjal ini tidak fungsional dan digantikan mesonefros.

2) Mesonefros, berfungsi seperti opistonefros yang terdapat pada embrio Amniota.

Ginjal ikan terdiri atas 2 bagian, yaitu ginjal dan saluran-salurannya:

1. Ginjal (ren): mesonefros. Berjumlah sepasang, memiliki bentuk yang tidak begitu jelas.

Terletak di luar ruang peritoneum, menempel di bawah tulang punggung dan memanjang dari dekat anus menuju ke arah depan hingga ujung rongga perut.

2. Saluran-saluran ginjal:

a) Ureter/ductus mesonephridicus saluran yang mengalirkan urin yang berasal dari ginjal. Terletak di bagian pinggir dorsal rongga tubuh dan menuju ke belakang.

b) Vesica urinaria/kantong urin ➔ lanjutan dari ureter kiri dan kanan di dekat anus dan berbentuk seperti kantong kecil, berfungsi sebagai tempat penampungan urin sebelum dikeluarkan.

c) Urethra ➔ saluran pendek yang berasal dari vesica urinaria dan menuju ke porus urogenitalia, berfungsi sebagai saluran keluarnya urin dari dalam tubuh.

(10)

B.1.1. ORGAN GINJAL PADA PISCES

(11)

B.2. MEKANISME EKSKRESI URIN PADA PISCES

Ginjal mesonefros pada ikan terdiri atas sekumpulan tubulus yang di akhir perkembangannya tidak bersegmen.

Setiap tubulus, baik proksimal maupun distal berupa susunan yang menggulung dan mengumpul arah longitudinal yang disebut duktus arkinefridikus.

Setelah keluar melewati kantung penampungan, sisa hasil sistem pencernaan atau sistem urogenital, bagian proksimal yang berupa beberapa tubulus mengumpul di kapsul hemisfer pada glomerulus, kemudian kapsula dan glomerulus akan membentuk kapsul renalis.

Proses pengeluaran air, garam, dan sisa hasil metabolisme mengikuti aliran darah masuk ke dalam kapsula dan mengalir ke dalam tubulus kemudian ke duktus arkinefridikus dan berakhir ke luar tubuh di bagian kloaka.

(12)

B.3. MEKANISME EKSKRESI IKAN AIR TAWAR DAN

IKAN AIR LAUT

(13)

B.3. MEKANISME EKSKRESI IKAN AIR TAWAR DAN IKAN AIR LAUT

Pada ikan air tawar, kondisi lingkungan sekitar yang hipotonis membuat jaringan ikan sangat mudah mengalami kelebihan cairan. Mekanisme filtrasi dan reabsorpsi juga terjadi pada ginjal ikan. Mineral dan zat-zat makanan lebih banyak diabsorbsi, sedangkan air hanya sedikit diserap.

Dengan sedikit minum dan mengeluarkan urine dalam volume besar, ikan air tawar menjaga jaringan tubuhnya agar tetap dalam keadaan hipertonik. Ekskresi amonia dilakukan dengan cara difusi melalui insangnya.

(14)

B.3. MEKANISME EKSKRESI IKAN AIR TAWAR DAN IKAN AIR LAUT

Ikan air laut sangat mudah mengalami dehidrasi karena air dalam tubuhnya akan cenderung mengalir keluar ke lingkungan sekitar melalui insang, mengikuti perbedaan tekanan osmotik.

Ikan air laut tidak memiliki glomerulus sehingga mekanisme filtrasi tidak terjadi dan reabsorpsi pada tubulus juga terjadi dalam skala yang kecil. Oleh karena itu, ikan air laut beradaptasi dengan banyak meminum air laut, melakukan desalinasi (menghilangkan kadar garam dengan melepaskannya lewat insang), dan menghasilkan sedikit urine. Urine yang dihasilkan akan dikeluarkan melalui lubang di dekat anus. Hal ini berbeda dengan pengeluaran urine dari ikan Chondrichthyes, misalnya hiu. Ikan hiu mengeluarkan urine melalui seluruh permukaan kulitnya.

(15)

C.

SISTEM

EKSKRESI

AMPHIBIA

(16)

Alat pengeluaran pada

amphibi terdiri dari Kulit, Paru- paru, hati, dan ginjal.

Kulit pada katak umumnya lembab yang membantu dalam proses difusi gas

Paru-paru digunakan untuk mengeluarkan zat sisa

oksidasi.

Ginjal digunakan untuk pembuangan urin.

Paru-paru amphibia

(17)

Alat ekskresi pada katak ialah ginjal mesonefros yang dihubungkan dengan ureter di vesika urinaria. Berwarna merah kecokelatan serta terletak di kanan dan kiri tulang belakang. Alat ekskresi lainnya ialah kulit, paru-paru.

Saat mengalami metamorfosis, amfibi mengubah ekskresi amonia menjadi urea.

Hal ini terjadi saat larva berubah jadi

berudu dan hewan darat dewasa.

(18)

Tipe ginjal pada Amphibia adalah tipe ginjal opistonefros. Katak jantan memiliki saluran ginjal dan saluran kelamin yang bersatu dan berakhir di kloaka. Namun, hal tersebut tidak terjadi pada katak betina. Ginjal pada katak seperti halnya pada ikan, juga menjadi salah satu organ yang sangat berperan dalam pengaturan kadar air dalam tubuhnya.

Kulit Amphibia yang tipis dapat menyebabkan Amphibia kekurangan cairan jika terlalu lama berada di darat. Begitu pula jika katak berada terlalu lama dalam air tawar. Air dengan sangat mudah masuk secara osmosis ke dalam jaringan tubuh melalui kulitnya.

(19)
(20)

Katak dapat mengatur laju filtrasi dengan

bantuan hormon, sesuai dengan kondisi air di

sekitarnya. Ketika berada dalam air dengan

jangka waktu yang lama, katak mengeluarkan

urine dalam volume yang besar. Namun,

kandung kemih katak dapat dengan mudah

terisi air. Air tersebut dapat diserap oleh

dinding kandung kemihnya sebagai cadangan

air ketika katak berada di darat untuk waktu

yang lama.

(21)

D.

SISTEM EKSKRESI

REPTIL

(22)

Tipe ginjal pada Reptilia adalah metanefros.

Pada saat embrio, Reptilia memiliki ginjal tipe pronefros, kemudian pada saat dewasa berubah menjadi mesonefros hingga metanefros.

(23)

Hasil ekskresi pada Reptilia adalah asam urat.

Sekresi asam urat tanpa disertai air = bentuk pasta berwarna putih.

Beberapa jenis Reptilia menghasilkan amonia.

Beberapa jenis Penyu yang hidup di lautan memiliki kelenjar ekskresi untuk mengeluarkan garam.

Hasil ekskresi yang dihasilkan berupa air yang mengandung garam.

Air mata saat penyu yang sedang bertelur = hasil ekskresi garam.

Ular, buaya, dan aligator tidak memiliki kandung kemih sehingga asam urat yang dihasilkan ginjalnya keluar bersama feses melalui kloaka.

(24)

E.

SISTEM EKSKRESI AVES

(25)

● Burung memiliki ginjal dengan tipe metanefros.

● Burung tidak memiliki kandung kemih sehingga urine dan fesesnya bersatu dan keluar melalui lubang kloaka.

● Urine pada burung diekskresikan dalam bentuk asam urat.

● Metabolisme burung sangat cepat. Dengan demikian, sistem ekskresi juga harus memiliki dinamika yang sangat tinggi.

Peningkatan efektivitas ini terlihat pada jumlah nefron yang dimiliki oleh ginjal burung. Setiap 1 mm3 ginjal burung, terdapat 100–500 nefron.

EKSKRESI AVES

Jumlah tersebut hampir 100 kali lipat jumlah nefron pada manusia. Jenis burung laut juga memiliki kelenjar ekskresi garam yang bermuara pada ujung matanya. Hal tersebut untuk mengimbangi pola makannya yang memangsa ikan laut dengan kadar garam tinggi.

(26)

Ginjal

Seperti manusia, aves juga memiliki ginjal yang bertindak sebagai alat ekskresi pada aves. Sepasang ginjal yang ditemukan pada burung memiliki warna cokelat dan jenis metanefor. Metanefro tipe ginjal ini memiliki karakteristik yang tidak memiliki segmen khusus, tidak ada inefrostoma dan memiliki banyak glomerulus.

Hubungan antara ginjal satu sama lain saling mempengaruhi fungsi dan kinerja masing-masing dalam tubuh burung. Fungsinya untuk mengambil zat dari sisa bentuk darah tetapi akan membentuk urin.

Dalam aves tidak ada kandung kemih atau vesica urinaria, sehingga saluran ureter akan langsung menuju kloaka. lubang posterior yang berfungsi sebagai satu-satunya lubang untuk saluran pencernaan, reproduksi, dan saluran kencing (jika ada) dari hewan tertentu, yang membuka di lubang, Dengan demikian, burung hanya memiliki satu lubang pembuangan di tubuhnya yang disebut kloaka. Ini bisa dibilang praktis, tetapi jika ada kerusakan pada traktat maka tentu bisa membuat kerugian dan bahkan kematian pada burung.

(27)

Paru-paru

Burung bernapas menggunakan paru-parunya.

Paru-paru yang ada pada aves adalah sepasang dan dapat ditemukan pada bagian rongga dadanya yang dilindungi sebagai tulang rusuk manusia.

Fungsi utama paru-paru tidak lain adalah untuk mengeluarkan gas dalam bentuk karbon dioksida yang dihasilkan dari metabolisme sel tubuh.

Jalur pernapasan yang terjadi pada burung yaitu:

Pada awalnya udara akan masuk melalui lubang hidung di paruh

Udara akan masuk ke tubuh melalui trakea

Trakea yang menyerupai pipa akan membawa udara ke paru-paru untuk melakukan metabolisme tubuh

Udara yang telah di olah, akan dikeluarkan lagi dalam bentuk senyawa CO2.

(28)

Kulit

Kulit adalah salah satu sistem ekstraksi pada aves yang umumnya akan melapisi tubuhnya. Namun, kulit burung yang memiliki fungsi khusus ini dapat ditemukan di bagian belakang tubuh, lebih tepatnya di ekor burung atau uropygium. Pada bagian ini ada sedikit kulit di mana ada kelenjar minyak. Kelenjar minyak memiliki fungsi tugas untuk menghasilkan minyak yang akan didistribusikan ke seluruh tubuh burung sehingga bulu-bulunya tidak cepat basah saat terkena air. Selain itu, kelenjar minyak juga berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan dalam bentuk lemak agar kebutuhan burung tetap terpenuhi.

Ada beberapa burung yang hidup di lingkungan yang kering, misalnya di sini adalah burung gurun. Pada burung jenis ini tentu memiliki cara adaptasinya sendiri, berbeda dengan burung yang hidup di sekitar kita. Mereka akan beradaptasi dengan mengubah senyawa limbah yang mengandung nitrogen menjadi asam urat yang tidak larut dan tentu saja dapat dikeluarkan tanpa banyak air.

(29)

F.

SISTEM EKSKRESI

MAMALIA

(30)

F.1. ORGAN EKSKRESI MAMALIA

Ginjal

Berjumlah sepasang terletak di kanan dan kiri ruas tulang punggung. Mengeluarkan zat sisa berupa urine. Pada sumsum ginjal terdapat suatu jaringan berbentuk kerucut yang disebut Piramid yang mengandung banyak pembuluh untuk

mengumpulkan hasil ekskresi. Zat yang terkumpul disalurkan melewati pelvis renalis.

Hati

Terletak pada rongga perut bagian kanan dan terdapat selaput tipis pada bagian kanan hati.

Terdapat jaringan pembuluh darah dan jaringan empedu. Hati menghasilkan cairan empedu sebagai alat ekskresi.

(31)

F.1. ORGAN EKSKRESI MAMALIA

Hati

Terletak pada rongga perut bagian kanan dan terdapat selaput tipis pada bagian kanan hati.

Terdapat jaringan pembuluh darah dan jaringan empedu. Hati menghasilkan cairan empedu sebagai alat ekskresi.

Fungsi Hati

a. Sintesis protein (albumin, protombin, dan fibrinogen plasma darah ➔ fungsi endokrin).

b. Penyimpan gula (gliogen) dan lemak.

c. Sebagai penawar racun.

d. Tempat perombakan eritrosit yang telah tua.

Eritrosit yang sudah tua dirombak di dalam hati oleh sel-sel khusus yang disebut histiosit.

Hemoglobin (Hb) dari eritrosit kemudian diurai menjadi zat besi, heroin, dan globin.

a) Zat besi disimpan di hati, lalu dikembalikan ke sumsum tulang.

b) Heroin diubah menjadi biliburin dan biliverdin yakni zat warna empedu, kemudian dikeluarkan dari tubuh bersama feses.

c) Globin dignakan lagi untuk metabolisme protein dan pembentukan hemoglobin.

(32)

Kulit

Sebagai organ ekskresi kulit mengeluarkan keringat yang berasal dari kelenjar keringat di lapisan dermis kulit (integument) mamalia.

Paru-paru

Paru-paru mengeluarkan zat sisa berupa karbon dioksida (CO2) dan uap air. CO2 merupakan sisa proses metabolisme dalam jaringan yang

diangkut oleh darah ke paru-paru dan berdifusi dalam alveolus.

F.1. ORGAN EKSKRESI MAMALIA

(33)

F.2. MEKANISME EKSKRESI URIN PADA MAMALIA

❑ Penyaringan darah hingga terbentuk urin meliputi tahap penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorpsi), dan pengumpulan (augmentasi), yaitu sebagai berikut:

❑ 1. Penyaringan (filtrasi). Darah yang banyak mengandung zat sisa metabolisme masuk ke dalam ginjal melalui pembuluh arteri ginjal (arteri renalis). Cairan tubuh keluar dari pembuluh arteri dan masuk ke dalam badan malpighi. Hasil saringan (filtrat) dari glomerulus dan kapsul Bowman disebut filtrat glomerulus atau urin primer. Dalam urin primer masih terdapat air, glukosa, asam amino, dan garam mineral.

❑ 2. Penyerapan Kembali (Reabsorbsi). Reabsorbsi terjadi di tubulus kontortus proksimal.

Hasil reabsorpsi berupa filtrat tubulus atau urin sekunder.

❑ 3. Augmentasi. Di tubulus kontortus distal, beberapa zat sisa seperti asam urat, ion hidrogen, amonia, kreatin, dan beberapa obat ditambahkan ke dalam urin sekunder sehingga tubuh terbebas dari zat-zat berbahaya.

❑ 4. Proses Pengeluaran Urin. Jika kandung kemih penuh dengan urin, dinding kantong kemih akan tertekan. Kemudian dinging otot kantong kemih meregang sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Selanjutnya, urin keluar melalui saluran kencing (uretra).

(34)

F.2. MEKANISME EKSKRESI URIN PADA MAMALIA

(35)

F.2. MEKANISME EKSKRESI EMPEDU, KERINGAT, CO

2

, DAN H

2

O PADA MAMALIA

❑ Hati mengeluarkan empedu yang berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pHnya netral, dan mengandung kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu,dan zat warna empedu yang disebut bilirubin dan biliverdin. Sisa-sisa pencernaan protein yang berupa urea dibentuk juga di dalam hati. Urea dibawa oleh darah dan masuk ke dalam ginjal. Akhirnya, dari ginjal dikeluarkan bersama-sama dengan urin (Campbell, 2004).

❑ Kelenjar keringat yang terletak di lapisan dermis kulit berbentuk pipa terpilin, memanjang dari epidermis hingga masuk ke bagian dermis. Dari kepiler darah inilah kelenjar keringat menyerap cairan jaringan yang terdiri atas air, larutan garam, dan urea. Cairan jaringan tersebut dikeluarkan sebagai keringat melalui saluran kelenjar keringat dan akhirnya dikeluarkan melalui pori-pori kulit. Misalnya, pada kucing dan anjing, kulit seluruhnya tertutup oleh rambutnya. Oleh karena itu, kelenjar keringat kucing dan anjing paling banyak terletak di telapak kakinya.

❑ Tugas paru-paru adalah mengeluarkan karbondioksida dan uap air yang tidak digunakan lagi oleh tubuh.

(36)

Terima Kasih.

Apakah Ada Pertanyaan?

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan dari penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga jenis, pertama aktivitas

Pilihan judicial review dengan sistem satu atap yang diintegrasikan di bawah Mahkamah Konstitusi didasari pada pertimbangan bahwa kewenangan judicial review berada dalam

o Otot ini berbentuk kipas yang luas yang mencakup wilayah temporal. o Merupakan otot pengunyahan yang kuat yang dengan mudah dapat dilihat dan dirasakan selama penutupan rahang

berarti, hanya untuk daerah tengah cuplikan harganya turun drastis rnendekati nol di dacrah ujung cuplikan, Pada daerah sebelah kanan pusat lasan tcgangan sisa

Adapun instansi terkait tersebut adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Batam, yang memberikan perizinan kepada para penjual dan pengedaran sesuai dengan

Selain itu, menggambarkan ilmu itu berkembang dengan pesat, seluruh lapisan masyarakat belajar dan menggambarkan dinamika bahwa boleh berinisiasi mengembangkan

Iklan Baris Iklan Baris JAKARTA UTARA Serba Serbi JAKARTA BARAT RUPA-RUPA Rumah Dijual Rumah Dikontrakan JAKARTA PUSAT JAKARTA SELATAN JAKARTA TIMUR JAKARTA TIMUR BODETABEK.. ADA

Pada penelitian ini, analisis data menggunakan media SPSS 16,0 for windows yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel, dan diperoleh data yang