• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH VARIASI TIMING INJECTION DAN CAMPURAN BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH VARIASI TIMING INJECTION DAN CAMPURAN BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH VARIASI TIMING INJECTION DAN CAMPURAN BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL

Taufiq Heri Susanto 1) Margianto 2) Ena Marlina 3) Program Strata Satu Teknik Mesin Universitas Islam Malang 1) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Islam Malang 2,3)

Jl. MT Haryono 193 Malang 65145 E-mail: taufiqherisusanto@yahoo.co.id

ABSTRAK

Diesel engine is a type of internal combustion engine, fuel burn due to high compression pressure inside the cylinder. Comparison with the fuel-air mixture, timing fuel injection, and the amount of oxygen contained in dry air around, the operational aspects that affect the diesel engine. The purpose of this research was to study the characteristics of the diesel engine (torque, power, specific fuel consumption, and smoke opacity) on timing injection angle 14 °, 18 °, and 22 ° BTDC. The study was conducted with an experimental test on diesel engine fuel with biodiesel and coconut oil mixture with a percentage of a mixture of 0%, 5%, and 10% on a stationary diesel engine 2000 rpm. The result showed that the maximum torque of 140.98 Nm, 29.51 kW power and specific fuel consumption 0.468 kg / kWh at an angle of 14 ° BTDC with a mixture of coconut oil by 0%. While low smoke opacity 7.5% in coconut oil mixture in the fuel as much as 10% at an angle of 14 ° BTDC. Rewind the injection timing angle create torque, effective power and specific fuel consumption is less than optimal, while the use of coconut oil in the fuel can reduce smoke opacity levels in diesel engine.

Keywords: Diesel Engine, Timing Injection, Biodiesel, Coconut Oil

Pendahuluan

Motor diesel merupakan salah satu tipe penggerak mula yang cukup banyak digunakan pada sektor transportasi dan industri[1]. Kendaraan dengan pengerak motor diesel menjadi salah satu pilihan yang banyak disukai di Indonesia mengingat kemampuan yang dimilikinya dan terutama harga bahan bakar solar yang lebih murah dibandingkan bensin[2]. Selain itu, motor diesel dipilih karena motor diesel mampu digunakan sebagai penggerak mula dengan daya yang besar, memiliki efisiensi thermal yang lebih tinggi, konsumsi bahan bakar yang lebih efisien, serta perawatan yang lebih ringan dibandingkan dengan motor bensin[1]. Mesin diesel dapat bekerja dengan siklus dua atau empat langkah, tepat sebelum langkah kompresi berakhir dan pada saat udara mencapai suhu yang tinggi bahn bakar disemprotkan, tetes bahan bakar akar berubah menjadi uap kabut oleh bantuan injektor yang akan dibakar diruang bakar, sehingga dapat menyebabkan tekanan naik menjadi 600 sampai 1000 psi[3]. Dalam kenyataannya kualitas pembakaran dalam motor diesel sering tidak berlangsung secara sempurna. Pada motor diesel, pada umumnya saat injeksi yang normal antara 20° sampai 16° sebelum titik mati atas.

Jika saat injeksi lebih awal (menjauhi TMA) maka temperatur dan tekanan udara yang masuk menjadi lebih rendah, sehingga waktu tunda lebih panjang. Sedangkan jika saat injeksi dimundurkan (mendekati TMA), temperatur dan tekanan udara yang masuk menjadi lebih tinggi sehingga ignition delay lebih pendek. Jika pengaturan injeksi bahan bakar yang tepat adalah mutlak untuk mendapatkan proses pembakaran bahan bakar yang sempurna.

Sehingga diperoleh daya motor yang maksimum dan penghematan bahan bakar yang baik [1].

Masalah lain pada penggunaan motor bakar termasuk motor diesel sebagai sumber penggerak dalam berbagai aktivitas kerja manusia adalah naiknya harga minyak dunia seiring berkurangnya ketersediaan minyak bumi[4]. Saat ini dunia mengalami krisis bahan bakar minyak, stok minyak mentah yang berasal dari fosil yang tidak dapat terbarukan cadangannya semakin menipis, oleh karena itu untuk mengatasi masalah tersebut dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak perlu diadakan diversifikasi energi dengan pengembangan energi alternatif terbarukan, salah satunya dengan cara memanfaatkan minyak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan untuk diolah menjadi bahan

(2)

bakar nabati seperti biodiesel[5]. Biodiesel merupakan bahan yang sangat potensial digunakan sebagai pengganti bahan bakar diesel. Hal ini disebabkan karena bahan bakunya yang berasal dari minyak nabati, dapat diperbaharui, dapat dihasilkan secara periodik dan mudah diperoleh. Selain itu harganya relatif stabil dan produksinya mudah disesuaikan dengan kebutuhan. Biodiesel juga merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan, tidak mengandung belerang sehingga dapat mengurangi kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh hujan asam[3].

Kelapa merupakan salah satu bahan baku pembuat energi alternatif yang banyak tumbuh di daerah pantai maupun pegunungan.

Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat kaya sebagai penghasil kelapa terbesar di dunia yaitu 16.146 juta butir kelapa setara dengan 3.229.251. M.T equvalen kopra dengan luas area 3.882.558 Ha Apabila dihasilkan kelapa sebanyak 16,146 juta butir kelapa dengan berat per butir rata-rata 1,8 kg, maka setara dengan berat 29.062,8 ton kelapa[6]. Kopra bila diproses lebih lanjut dapat menghasilkan minyak goreng atau bila diproses lebih lanjut sebagai bahan baku produk seperti asam lemak (fatty acid), fatty alcohol dan gliserin. Minyak goreng dengan proses transesterfikasi dapat juga diproses menjadi minyak biodiesel. Nilai viscositas biodiesel lebih tinggi dibandingkan minyak solar, sehingga pada campuran biodiesel akan didapatkan nilai yang merupakan gabungan dua macam bahan bakar dan akan mendapatkan daya lumas yang baik[5]. Angka setana yang terdapat pada bahan bakar biodiesel tinggi akan menghasilkan waktu penyalaan pendek (ignition delay time), diharapkan mesin diesel dengan bahan bakar biodiesel akan bekerja halus dan effisiensi unjuk kerja tinggi. Dengan bahan bakar biodiesel operasi mesin sangat halus ini diakibatkan angka setana tinggi yang menghasilkan laju kenaikkan tekanan optimum dan ini dinyakini mesin akan bekerja dengan efektif[7].

Landasan Teori

Proses pembakaran adalah proses reaksi kimia antara bahan bakar hidrokarbon dan oksigen yang berakibat terjadi pelepasan energi yang terdapat pada bahan bakar. Pada proses pembakaran ini tidak dapat terjadi secara langsung dan bersamaan, tetapi pembakaran terjadi secara bertahap dan membutuhkan

waktu. Disamping itu penyemprotan bahan bakar pada motor diesel juga dilakukan secara bertahap dan memerlukan waktu, proses tersebut berlangsung antara 300-400. Pada saat kompresi dilakukan, maka tekanan dan temperatur udara naik sangat tinggi dan beberapa derajat sebelum TMA bahan bakar diinjeksikankan. Bahan bakar segera menguap dan bercampur dengan udara yang bertemperatur tinggi. Oleh karena itu, bahan bakar akan terbakar dengan sendirinya[8].

Gambar 1.1 Proses pembakaran motor pada diesel

Bahan bakar yang diinjeksikan terlalu cepat atau terlalu lambat selama langkah usaha menyebabkan terjadinya kerugian tenaga. Kerja motor diesel yang halus pada tiap-tiap silinder tergantung pada lama waktu yang diperlukan untuk menginjeksikan bahan bakar. Kecepatan putar motor yang lebih tinggi harus dicapai dengan pemasukan bahan bakar yang lebih cepat pula. Bahan bakar harus sepenuhnya tercampur dengan udara untuk pembakaran sempurna. Dalam hal ini bahan bakar harus dikabutkan menjadi partikel-pertikel yang halus.

Waktu penginjeksian ini diatur melalui hubungan antara sistem injeksi bahan bakar (fuel cam) dengan timing gear yang tersambung dengan crankshaft engine. Pengaturan injeksi bahan bakar merupakan hal yang mutlak untuk mendapatkan proses pembakaran yang sempurna, sehingga diperoleh daya motor yang maksimum dan penghematan bahan bakar yang baik[1].

Ada beberapa unsur unjuk kerja pada motor penggerak mula yang dapat ditentukan, diantaranya adalah torsi, daya efektif , konsumsi bahan bakar spesifik (sfc), efektif konsumsi bahan bakar spesifik (esfc) dan kepekatan gas asap yang dihasilkan, yang dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

(3)

a. Daya efektif (Ne)

Daya efektif disebut juga daya poros yang dihasilkan secara bersih pada poros output motor. Daya poros efektif didefinisikan sebagai momen torsi dikalikan dengan kecepatan putaran poros.

= . . ( ) Dimana :

T = momen Torsi (Nm) g = gaya gravitasi bumi (m/s2 m = massa (kg)

l = panjang lengan momen torsi (

Maka Ne, dapat dirumuskan sebagai berikut:

=2 . . 60000 Dimana :

Ne = daya poros efektif (kW) n = putaran mesin (rpm)

b. Konsumsi bahan bakar efektif / specific fuel consumption (ESFC)

SFC adalah pemakaian bahan bakar dalam satuan waktu dinyatakan dalam kg/h.

= (

Dapat disederhanakan menjadi :

= . . , ( /h) Dimana :

t = waktu pemakaian bahan bakar (s) Volbb = volume bahan bakar (cm3

ρbb = massa jenis bahan bakar (

ESFC atau pemakaian bahan bakar efektif spesifik yang didefinisikan sebagai, banyaknya bahan bakar yang terpakai per jam

menghasilkan per kW daya motor. Maka ESFC dapat dirumuskan :

= (kg/kW h) Metodologi Penelitian dan Pengujian

Metodologi penelitian dan pengujian dari Timing Injeksi dan Campuran Minyak Kelapa pada Mesin Diesel dengan menggunakan 3 Daya efektif disebut juga daya poros yang dihasilkan secara bersih pada poros output motor. Daya poros efektif didefinisikan sebagai dengan kecepatan

2)

= panjang lengan momen torsi (m) Maka Ne, dapat dirumuskan sebagai

Konsumsi bahan bakar efektif / effective (ESFC)

SFC adalah pemakaian bahan bakar dalam satuan waktu dinyatakan dalam kg/h.

/h) Dapat disederhanakan menjadi :

h)

= waktu pemakaian bahan bakar (s)

3) ssa jenis bahan bakar (kg/l) ESFC atau pemakaian bahan bakar efektif spesifik yang didefinisikan sebagai, banyaknya bahan bakar yang terpakai per jam nya untuk menghasilkan per kW daya motor. Maka ESFC

(kg/kW h) Metodologi Penelitian dan Pengujian

pengujian dari Timing Injeksi dan Campuran Minyak Kelapa pada Mesin Diesel dengan menggunakan 3

variasi sudut timing injeksi dan 3 kali pencampuran minyak kelapa pada

Pada dasarnya pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

sudut timing injeksi dan campuran bahan bakar terhadap performa dan kepekatan gas asap pada mesin diesel, dimana dalam pengujian ini meliputi sebagai berikut:

a. Pengujian dengan ukuran sudut timing injeksi 14°, 18° dan 22° dengan campuran b. Minyak kelapa pada prosentase 0%, 5% dan

10%.

c. Putaran mesin ditahan pada 2000 rpm.

d. Volume bahan bakar dalam sekali pengujian sebanyak 25 gram.

Berikut adalah rangkaian gambar dari peralatan yang digunakan untuk pengujian, sebagai berikut,

Gambar 2.1 Rangkaian Peralatan yang digunakan dalam percobaan Hasil dan Pembahasan

Untuk mengetahui parameter kinerja dari mesin diesel maka diperlukan rumus perhitungan dari data pengujian. Dalam pengambilan data dilakukan 3 kali pengambilan sempel data dalam satu pengujian, guna untuk mencari nilai rata-rata dari pengujian tersebut.

Berikut adalah rekapitulasi dari perhitungan untuk kerja mesin diesel.

Tabel 3.1 Rekapitulasi data performa diesel dan kepekatan gas asap

variasi sudut timing injeksi dan 3 kali yak kelapa pada biosolar.

Pada dasarnya pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variasi sudut timing injeksi dan campuran bahan bakar dap performa dan kepekatan gas asap mesin diesel, dimana dalam pengujian ini Pengujian dengan ukuran sudut timing dengan campuran kelapa pada prosentase 0%, 5% dan Putaran mesin ditahan pada 2000 rpm.

Volume bahan bakar dalam sekali pengujian

rangkaian gambar dari peralatan yang digunakan untuk pengujian,

Rangkaian Peralatan yang digunakan dalam percobaan

Untuk mengetahui parameter kinerja dari mesin diesel maka diperlukan rumus perhitungan dari data pengujian. Dalam pengambilan data dilakukan 3 kali pengambilan pengujian, guna untuk rata dari pengujian tersebut.

Berikut adalah rekapitulasi dari perhitungan

Tabel 3.1 Rekapitulasi data performa motor diesel dan kepekatan gas asap motor diesel

(4)

Dari table rekapitulasi perhitungan data pada setiap sudut timing injeksi dan prosesntase campuran minyak kelapa diatas, untuk selanjutnya dapat digambarkan dalam diagram alir guna untuk mengetahui pengaruh dan perbedaan sudut timing injeksi dan campuran minyak kelapa terhadap performa dan emisi gas buang pada motor diesel.

1. Momen torsi yang dihasilkan oleh unjuk kerja motor diesel

Gambar 3.1 Grafik hubungan antara sudut timing injeksi dan campuran minyak kelapa terhadap momen torsi yang dihasilkan motor

diesel

Dari gambar grafik hubungan diatas, diperoleh momen torsi yang bervariasi dari ketiga sudut timing injeksi dan campuran bahan bakar. Momen torsi terbesar terdapat pada sudut 14° dengan penggunaan campuran minyak kelapa sebanyak 5% yang menghasilkan momen torsi sebesar 140,98 Nm, sedangkan momen torsi terendah terdapat pada sudut 22°

dengan penggunaan campuran minyak kelapa sebanyak 0% yang menghasilkan momen torsi sebasar 113,76 Nm.

Pengaruh dari penambahan minyak kelapa 5% dan 10% pada bahan bakar biosolar berdampak baik terhadap momen torsi yang dihasilkan oleh unjuk kerja motor diesel. Secara teoritis semakin banyak penambahan minyak kelapa membuat nilai flash point meningkat.

Penambahan minyak kelapa dapat meningkatkan angka setana pada bahan bakar biodiesel, sehingga dapat menghasilakan waktu penyalaan yang semakin pendek (ignition delay time)[3]. Oleh karena itu, menghasilkan efisiensi unjuk kerja yang tinggi dan laju tekanan motor diesel semakin optimal. Sedangkan memaju mundurkan timing injeksi sangat berpengaruh terhadap unjuk kerja motor diesel. Secara teoritis dapat dijelaskan bahwa untuk

memcegah diesel knock, maka harus dihindari terjadinya peningkatan tekanan secara mendadak dengan cara membuat campuran yang mudah terbakar pada tekanan rendah[1]. Pada sudut timing injeksi 18° dan 22°

mengalami penurunan momen torsi karena terjadi diesel knock yang mengakibatkan periode pembakaran yang semakin panjang, sehingga terjadi kerugian. Karena masih banyak bahan bakar yang sempat dibakar sudah harus terbuang bersama gas asap yang mengakibatkan penurunan torsi motor diesel.

2. Daya efektif yang dihasilkan oleh unjuk kerja motor diesel

Gambar 3.2 Grafik hubungan antara sudut timing injeksi dan campuran minyak kelapa terhadap daya efektif yang dihasilkan motor

diesel

Berdasarkan grafik daya efektif terhadap sudut timing injeksi dan campuran minyak kelapa pada unjuk kerja motor diesel, dapat disimpulkan daya tertinggi terjadi pada sudut 14°

dengan campuran minyak kelapa pada biosolar sebenyak 5% dengan daya sebesar 29,51 kW.

Sedangkan daya terendah terjadi pada sudut 22° dengan campuran minyak kelapa sebanyak 0% dengan daya sebesar 23,81 kW. Daya yang dihasilkan mesin dipengaruhi oleh putaran poros engkol yang terjadi akibat dorongan piston yang dihasilkan karena adanya pembakaran bahan bakar dengan udara. Jika konsumsi bahan bakar dan udara diperbesar maka akan besar pula daya yang dihasilkan.Semakin cepat poros engkol berputar, maka akan semakin besar daya yang dihasilkan[1].

Pada sudut timing injeksi 18° dan 22°

terjadi periode pembakaran lanjut yang semakin panjang, hal ini mengakibatkan kerugian daya, karena ada bahan bakar yang ikut keluar bersama gas asap, akibatnya bahan bakar yang akan dibakar menjadi berkurang dan daya motor

122,58

140,98 136,97

117,03 121,28

122,91

113,76 116,37

127,16

0 20 40 60 80 100 120 140 160

0% 5% 10%

Sudut 14° Sudut 18° Sudut 22°

25,66 29,51

28,67

24,5 25,39

25,73

23,81 24,36

26,62

0 5 10 15 20 25 30 35

0% 5% 10% 15%

Sudut 14° Sudut 18° Sudut 22°

(5)

menurun. Penambahan minyak kelapa 5% dan 10% berdampak pada kenaikan daya yang dihasikan, disebakan karena peningkatan flash point dan angka setananya[4], sehingga proses pembakaran bahan bakar semakin baik.

Akibatnya efisiensi kerja motor diesel tinggi dan laju tekanan bertambah optimal yang berdampak pada daya motor diesel.

3. Konsumsi bahan bakar spesifik yang digunakan oleh unjuk kerja motor diesel

Gambar 3.3 Grafik hubungan antara sudut timing injeksi dan campuran minyak kelapa terhadap konsumsi bahan bakar pada motor

diesel

Secara teoritis meningkatnya putaran mesin menyebabkan naiknya kebutuhan bahan bakar, semakin besar putaran mesin maka akan semikin singkat pula waktu pemakaian bahan bakar[1]. Berdasarkan grafik diatas, dapat disimpulkan nilai konsumsi bahan bakar yang paling tinggi terdapat pada sudut timing 22°

dengan campuran minyak kelapa sebanyak 5%

dengan nilai konsumsi bahan bakar sebesar 16,37 kg/h. Sedangkan konsumsi bahan bakar terendah terdapat pada sudut 14° dengan campuran minyak kelapa dengan nilai konsumsi bahan bakar sebesar 12,02 kg/h.

Pada sudut timing injeksi 18° dan 22°

mengalami peningkatan nilai efektif konsumsi bahan bakar. Saat timing injeksi dimundurkan terjadi periode pembakaran lanjut yang terlalu panjang, yang mengakibatkan sebagian bahan bakar belum sempat terbakar dan keluar melaui katup buang, karena faktor katup buang yang sudah mulai terbuka[1]. Hal ini menyebabkan bahan bakar menjadi boros. Sementara itu, pencampuran minyak kelapa sebanyak 5% dan 10% pada biosolar mengalami peningkatan nilai konsumsi bahan bakar, disebabkan karena konsentrasi pencampuran minyak kelapa, sehingga dapat dikaitkan dengan angka setana

campuran yang lebih tinggi dibandingkan bahan bakar bisolar. Angka setana dan adanya kandungan oksigen dalam minyak kelapa membuat dampak baik terhadap daya ataupun torsi yang dihasilkan[3]. Selain itu, titik nyala bahan bakar juga semakin tinggi dan konsumsi bahan bakar menjadi semakin singkat.

4. Efektif konsumsi bahan bakar spesifik yang digunakan oleh unjuk kerja motor diesel

Gambar 3.4 Grafik hubungan antara sudut timing injeksi dan campuran minyak kelapa terhadap efektif konsumsi bahan bakar pada

motor diesel

Konsumsi bahan bakar dari suatu motor diesel merupakan keekonomian motor diesel.

Pengukuran konsumsi bahan bakar dilakukan dengan mengukur lamanya waktu yang diperlukan untuk menghabiskan sejumlah tertentu bahan bakar pada kecepatan putar, torsi dan beban tertentu[9]. Berdasarkan grafik diatas, nilai efektif konsumsi bahan bakar pada sudut 22° dengan campuran minyak kelapa sebanyak 5% dengan nilai efektif konsumsi bahan bakar sebesar 0,672 kg/kWh, sedangkan nilai efektif konsumsi bahan bakar terendah ada pada sudut 14° dengan campuran minyak kelapa dan 0% campuran minyak kelapa pada biosolar dengan nilai efektif konsumsi bahan bakar sebesar 0,468 kg/kWh.

Pada sudut timing injeksi 18° dan 22°

mengalami peningkatan nilai efektif konsumsi bahan bakar. Saat timing injeksi dimundurkan terjadi periode pembakaran lanjut yang terlalu panjang, yang mengakibatkan sebagian bahan bakar behan bakar belum sempat terbakar dan keluar melalui katup buang, karena faktor katup buang yang sudah mulai terbuka[1]. Hal ini menyebabkan bahan bakar menjadi boros.

Campuran minyak kelapa sebanyak 5% dan 10% cenderung lebih besar nilai efektif konsumsi bahan bakarnya. Besarnya bahan 12,02

13,78

13,8 12,5

14,8

13,8 12,55

16,37

14,3

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

0% 5% 10% 15%

Sudut 14° Sudut 18° Sudut 22°

0,468 0,471 0,481

0,51 0,583 0,536

0,527

0,672

0,537

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8

0% 5% 10% 15%

Sudut 14° Sudut 18° Sudut 22°

(6)

bakar yang digunakan untuk menghasilkan daya persatuan waktu, dengan kata lain bahwa semakin besar daya yang dihasilkan persatuan waktu dengan jumlah bahan bakar yang semakin sedikit menunjukkan besarnya efektifitas pembakaran yang terjadi dalam motor diesel[10]. Hal ini dipengaruhi oleh proses pembakaran yang berlangsung dalam motor diesel dan besarnya perbandingan udara dan bahan bakar yang dibutuhkan oleh motor[2]. 5. Kepekatan gas asap yang dihasilkan unjuk

kerja motor diesel

Gambar 3.5 Grafik hubungan antara sudut timing injeksi dan campuran minyak kelapa terhadap kepekatan gas asap pada motor diesel

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui nilai dari kepekatan gas asap. Nilai kepekatan gas asap tertinggi pada sudut 22° dengan campuran minyak kelapa (0%) dengan kepekatan gas asap sebanyak 46,7%.

Sedangkan nilai kepekatan gas asap terendah ada pada sudut 14° dengan campuran minyak kelapa sebanyak 10% dengan nilai kepekatan asap sebanyak 7,5%. Pengaruh penggunaan minyak kelapa pada campuran biosolar terhadap kualitas emisi gas buang terutama opasitas menunjukkan adanya hasil perbaikan.

Penurunan tingkat opasitas dapat diamati dari besarnya campuran minyak kelapa. Besarnya penurunan disebabkan karena tercukupinya jumlah udara dalam ruang bakar dan menurunnya kandungan sulful pada bahan bakar, sehingga sebagian besar bahan bakar tercampur secara ideal pada saat bahan bakar berbentuk uap[10]. Campuran minyak kelapa dalam biosolar sebesar 5% dan 10% mengalami penurunan kadar kepekatan gas asap yang diakibatkan karena biodiesel bersifat oksigenat yang membuat proses pembakaran semakin sempurna. Sedangkan perubahan sudut timing injeksi 18° dan 22° nilai kepekatan gas asap lebih tinggi dibandingkan pada sudut timing

injeksi 14°, karena saat ada pada sudut 18° dan 22° ada sebagian bahan bakar yang ikut keluar bersama gas asap. Akibatnya muncul partikulat gas asap yang semakin besar.

Kesimpulan

Dari hasil pengujian pengaruh variasi timing injeksi dan campuran bahan bakar terhadap performa motor diesel dengan memvariasikan sudut timing injeksi yaitu 14°, 18° dan 22°

sebelum titik mati atas, serta campuran minyak kelapa dengan prosentase 0%, 5% dan 10%

pada biosolar, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Memajukan sudut timing injeksi sangat berdampak tidak baik terhadap mesin, karena dapat menyebabkan periode pembakaran lebih panjang dan terjadi diesel knock.

2. Penggunaan minyak kelapa membuat semakin singkat waktu pembakarannya karena flash point yang lebih tinggi dibandikan biosolar, sehingga mempengaruhi pembakaran pada ruang bakar dan membuat kerja mesin meningkat.

3. Rendahnya kandungan sulfur pada minyak kelapa dibandingkan biosolar menyebabkan turunnya kadar kepekatan gas buang pada setiap pencampuran bahan bakar.

Daftar Pustaka

[1] Prabowo N. R., 2014, “Studi Eksperimental Pengaruh Timing Injection terhadap Unjuk Kerja Motor Diesel 1 Silinder Putaran Konstan dengan Bahan Bakar Bio Solar”.

[2] Tirtoatmodjo R., Wilyanto, 2000,

“Peningkatan Unjuk Kerja Diesel dengan Penambahan Pemanas Solar”.

[3] Aziz I., 2008, “Uji Performance Mesin Diesel Menggunakan Biodiesel Dari Minyak Goreng Bekas”.

[4] Suryanto W,. et al., 2010, “Karakter Bahan Bakar Pada Motor Diesel”.

[5] Pramono E., 2012, “Unjuk Kerja Motor Diesel Tipe S-1110 Dengan Bahan Bakar dengan Bahan Bakar Biodiesel M20 dari Minyak Jelantah dengan Katalis 0,35%

NaOH”.

[6] Yuliasri K., 2007. “Coco Methyl Ester (Cocodiesel) Sebagai Bahan Bakar Pengganti Solar”.

[7] Warsita A., 2012, “ pengaruh Injection Timing dan Prosentase Campuran Minyak Diesel dengan Bahan Bakar Biodiesel

8,5 7,6 7,5

20,9 19,1

17,7 46,7

35,5

27,8

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

0% 5% 10% 15%

Sudut 14° Sudut 18° Sudut 22°

(7)

terhadap Karakteristik Mesin dan Emisi Gas Buang”.

[8] Arismunandar W. & Tsuda K., 1987, “Motor Diesel Putaran Tinggi”. Pradya Paramita, Jakarta

[9] Mamun, et al., 2011,”Minyak Atsiri Sebagai Bio Additif Untuk Penghemat Bahan Bakar Minyak”.

[10] Suhartanta & Arifin Z., 2008,” Pemanfaatan Minyak Jarak Pagar Sebagai Bahan Bakar Alternatif Mesin Diesel”.

Gambar

Gambar 1.1 Proses pembakaran motor  pada diesel
Gambar 2.1 Rangkaian Peralatan yang  digunakan dalam percobaan Hasil dan Pembahasan
Gambar 3.2 Grafik hubungan antara sudut  timing injeksi dan campuran minyak kelapa  terhadap daya efektif yang dihasilkan motor
Gambar 3.3 Grafik hubungan antara sudut  timing injeksi dan campuran minyak kelapa  terhadap konsumsi bahan bakar pada motor
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara (hubungan internasional) yang

doc Fraksi_Migran_S_Lain2_Normal = Komposisi jumlah penduduk migran yang dibangkitkan oleh investasi diluar dari sektor industri, jasa dan perdagangan terhadap jumlah

Objek wisata dalam database tersebut sudah terklasifikasikan berdasarkan atribut: lokasi (nama pulau, propinsi, kabupaten), jenis/produk wisata, bagaimana mencapai objek

Bahwa dalam rangka penyelenggaraan Otonomi Daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah,

Tanah merupakan dasar dari suatu struktur perkerasan jalan. Tanah yang terbaik untuk mendirikan suatu konstruksi jalan adalah tanah yang memiliki nilai kepadatan

1) Bapak Ir. Munawar, MMSI., M.Com selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer. Joko Dewanto, MM selaku Ketua Jurusan Fakultas Ilmu Komputer. 3) Bapak Ahmad Nurul Fajar ST., MT selaku

Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang berhak untuk disembah) selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.” Kedua Malaikat tersebut

Ez alapján megkülönböztethetünk közvetett (indirekt) és közvetlen vagy egyenes (direkt) adókat. A közvetlen vagy egyenes adó k esetében az adó alanya és az