37 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini bertempat di TKN Pembina VI Ciputat, Tangerang Selatan. Peneliti tertarik melakukan penelitian di TKN Pembina VI dikarenakan berdasarkan hasil wawancara dengan guru, terdapat beberapa anak yang masih kurang dalam keterampilan matematika.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dari bulan Maret 2021 hingga bulan Agustus 2021. Rincian kegiatan penelitian tersebut meliputi persiapan penelitian, koordinasi persiapan tindakan, pelaksanaan, penyusunan laporan penelitian, seminar hasil penelitian/ ujian, penyempurnaan laporan berdasarkan masukan seminar, pengadaan dan pengumpulan laporan. Waktu pelaksanaan dapat dilihat pada lampiran 1. Rincian waktu penelitian
B. Desain Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasi. Penelitian korelasi merupakan penelitian yang mencari hubungan variabel tanpa memberikan perlakuan atau treatment (Sugiyono, 2015). Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara pemahaman bahasa matematika sebagai variabel bebas dan keterampilan bilangan spesifik sebagai variabel terikat.
C. Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak-anak usia 5-6 tahun atau kelompok B di TKN Pembina VI Ciputat, Tangerang Selatan. Sampel yang dipakai adalah sebanyak 46 anak dari jumlah keseluruhan populasi sebanyak 51 anak.
38
D. Teknik Pengambilan Sampel
Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah population sampling yang terknik pelaksanaanya dilakukan dengan mengambil semua sampel yang ada di dalam populasi, karena jumlah sampel/subyek penelitian ini tidak mencapai 100 orang, penelitian ini memiliki populasi yaitu seluruh anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina VI Ciputat, Tangerang Selatan dengan jumlah populasi sebanyak 51 anak.
Menurut Arikunto (2012) jika jumlah populasinya kurang dari 100 orang, maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih besar dari 100 orang, maka bisa diambil secara 10-15% atau 20-25% dari jumlah populasi.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan karena jumlah populasi pada penelitian ini kurang dari 100 orang maka penulis mengambil 100% jumlah populasi anak usia 5-6 tahun yang ada di TK Negeri Pembina VI Ciputat, Tangerang Selatan yaitu berjumlah 51 anak. Dari 51 anak terdapat 3 anak yang tidak aktif mengikuti pembelajaran di sekolah dan 2 anak tidak dapat ikut serta dalam pelaksanaan penelitian sehingga sampel akhir pada penelitian ini sebanyak 46 anak.
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes Keterampilan Matematika Spesifik
Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes kemampuan matematika awal anak. Penggunaan tes keterampilan matematika anak pada penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat pencapaian anak terkait keterampilan matematika spesifik anak. Tes keterampilan matematika spesifik anak yang digunakan diadaptasi dari Hornburg, dkk (2018).
Aspek yang ada didalam tes keterampilan matematika spesifik diadapatasi dari Purpura & Lonigan dengan mengurangi jumlah item yang diadaptasi dari Hornburg, dkk (2018), yaitu sebagai berikut:
1) Membilang, diukur dengan anak dapat membilang dengan benar. Anak diminta untuk membilangan sebanyak-banyaknya dan bilangan tertinggi dibagi menjadi 7 bagian poin hitungan, anak mendapatkan
39
poin ketika dapat membilang dengan benar hingga bilangan 5, 10, 15, 20, 25, 40, dan 100
2) Korespondensi satu-satu, diukur dengan anak mampu mengetahui jumlah benda dengan menghitung benda satu per satu. Anak diperlihatkan sekelompok benda dan diminta untuk menghitung satu per satu
3) Kardinalitas, diukur dengan anak mampu mengetahui jumlah/besaran suatu bilangan. Kardinalitas dibagi menjadi dua penilaian pertama, anak mengetahui jumlah benda dengan menghitung satu per satu.
Kedua, anak mengetahui jumlah bilangan ketika diminta memberikan benda dengan jumlah tertentu dari sekelompok benda
4) Mengidentifikasi bilangan, diukur dengan anak mampu mengetahui lambang bilangan. Anak ditunjukan lambang bilangan menggunakan flashcard dengan urutan yang acak
5) Menghubungkan benda sesuai jumlah, diukur dengan anak mampu menguhubungkan lambang bilangan sesuai jumlah benda. Anak diperlihankan selembar kertas yang diatasnya terdapat lambang bilangan dan dibawah terdapat lima kelompok benda dan anak diminta untuk menunjukkan kelompok benda yang jumlahnya sesuai dengan lambang bilangan yang ada diatas.
6) Perbandingan kelompok, diukur dengan anak mampu mengetahui perbedaan jumlah benda di setiap kelompok. Anak diperlihatkan 4 kelompok benda dengan jumlah yang berbeda dan ditanya kelompok mana yang memiliki lebih banyak atau lebih sedikit benda.
7) Perbandingan bilangan, diukur dengan anak mampu mengetahui bilangan yang lebih besar atau lebih kecil. Anak diberikan 4 bilangan yang berbeda secara visual (menggunakan flashcard) dan verbal.
8) Urutan daftar bilangan, diukur dengan anak mampu mengetahui urutan bilangan. Anak diperlihatkan urutan bilangan dengan sebuah bilangan dihilangkan (1 2 3 _ 5 6)
40
9) Masalah/soal cerita, diukur dengan anak mampu menyelesaikan masalah cerita secara verbal (Adi memiliki dua permen dan ibunya memberikan 2 permen, berapa permen yang Adi miliki?)
10) Subitizing, diukur dengan anak mampu menyebutkan jumlah benda dengan benar. Anak diperlihatkan selama 2 detik gambar sebuah benda (dengan jumlah 1 – 7) dan diminta untuk menyebutkan berapa banyak benda yang ada digambar
11) Penjumlahan sederhana diukur dengan anak mampu menyelesaikan penjumlahan sederhana. Anak diperlihatkan penjumlahan sederhana di selembar kertas (1 + 1 = …) dan ditanya “berapa jumlahnya?”
Hasil tes keterampilan matematika spesifik diukur menggunakan skala guttman. Skor (0) jika belum mampu mengerjakan tes yang diberikan dan skor (1) jika anak mampu mengerjakan tes yang diberikan oleh peneliti.
Berikut adalah tabel indikator keterampilan matematika spesifik anak usia 5-6 tahun.
Tabel 3.1 Indikator Keterampilan Matematika Spesifik Anak Usia 5-6 Tahun (Purpura & Lonigan 2015)
Pengertian Aspek Indikator Item
Keterampilan matematika spesifik adalah
keterampilan matematika yang berhubungan dengan bilangan, seperti membilang, hubungan, dan operasi matematika.
Membilang Membilang sebanyak- banyaknya
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 Korespondensi
satu-satu
Membilang dengan menujuk benda satu per satu
8, 9, 10, 11
Kardinalitas Mengetahui jumlah bilangan
12, 13, 14, 15, 16 17, 18, 19 Mengidentifikasi
bilangan
Mengetahui lambang bilangani
20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28,
29 Menghubungkan
benda sesuai jumlah
Menguhubungkan lambang bilangan sesuai jumlah benda
30, 31, 32, 33, 34 Perbandingan
kelompok
Mengetahui perbedaan jumlah benda di setiap kelompok
35, 36, 37 38, 39, 40
41 Perbandingan bilangan
Mengetahui bilangan yang lebih besar/lebih kecil
41, 42, 43 44, 45, 46 Urutan bilangan Mengetahui urutan
bilangan
47, 48, 49, 50, 51, 52 Masalah cerita Menyelesaikan
masalah cerita secara verbal
53, 54, 55, 56, 57, 58 Subitizing Mengetahui jumlah
benda yang ditampilkan
59, 60, 61, 62, 63, 64,
65 Penjumlahan
sederhana
Menyelesaikan penjumlahan sederhana
66, 67, 68, 69, 70
Total 70 butir
2. Tes Pemahaman Bahasa Matematika Anak
Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pengukuran bahasa yang diadaptasi dari Hornburg, dkk (2018). Maksud dan tujuan instrumen khusus ini adalah untuk mengidentifikasi pemahaman bahasa matematika anak.
Pengukuran ini terdiri dari 16 butir penilaian terdiri dari bahasa kuantitatif (“lebih dari”, “kurang dari”) dan bahasa spasial (“dekat” “jauh”).
Tes ini dilakukan dengan cara memberikan soal dengan dua cara, yaitu untuk kata ekspresif seperti “ambil/kurangi” dilakukan dengan anak diminta untuk memindahkan balok dan untuk kata reseptif anak diperlihatkan beberapa gambar dan diminta menjawab atau menunjukan kata yan sesuai. Skor (1) jika anak dapat menjawab dengan tepat setiap item dan skor (0) jika anak belum dapat menjawab dengan tepat.
Berdasarkan penelitian Hornburg, dkk (2018) semua item pada tes ini dibuat dengan konteks non-bilangan yang tidak membutuhkan keterampilan kuantitatif (seperti berhitung, menjumlah). Pada penelitian ini yang digunakan hanya 6 istilah kuantitatif (mengambil, lebih kecil, lebih banyak, lebih sedikit, paling banyak, dan paling sedikit) dan 9 istilah spasial (paling dekat, dibawah, pertama/awal, jauh, didepan, ditengah, akhir, paling akhir dan sebelum) disesuaikan dengan bahasa Indonesia.
42
Tabel 3.2 Indikator Pemahaman Bahasa Matematika (Purpura & Logan, 2015)
Pengertian Aspek Indikator Item
Bahasa matematika adalah pemahaman anak terhadap istilah spesifik dalam
matematika
Istilah kuantitatif Memahami istilah kuantitatif
1, 2, 3, 4, 5, 6 Istilah spasial Memahami istilah
spasial
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15
Total 15 butir
F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas dalam penelitian ini antara lain, konsultasi terkait instumen keterampilan matematika serta pemahaman bahasa matematika menggunakan pendapat dari ahli (expert judgment). Instrument yang telah mendapatkan pertimbangan ahli kemudian dilakukan uji coba instrument. Uji coba instrument bertujuan untuk memperoleh item-item yang valid digunakan sebagai alat ukur.
Data hasil uji coba selanjutnya diuji validitasnya dengan bantuan SPSS 21 for Windows menggunakan rumus “Corrected Item-Total Correlation” (Enterprise, 2014). Dengan Kriteria item yang baik dengan batas minimal ≥0,3 (Azwar, 2016).
Item- item keterampilan matematika spesifik yang dinyatakan tidak valid antara lain nomor 1, 2, 8, 9, 12, 15, 53, 56, 59, 60, 63, 64, 65. Sedangkan, untuk hasil uji validitas instrumenn pemahaman bahasa matematika terdapat 2 item yang dinyatakan tidak valid yaitu item nomor 2 dan 7.
2. Uji Reabilitas Instrumen
Uji reabilitas pada penelitain ini dilakukan dengan menggunakan internal consistency rumus Alpha Cornbach. Dengan menggunakan bantuan SPPS 21 for windows untuk mengetahui konsistenan alat ukur yang akan digunakan untuk mengambil data tentang pemahaman bahasa matematika dan keterampilan matematika spesifik. Instrument dapat dikatakan reliabel jika nilai Croncbach’s Alpha lebih besar atau sama dengan 0,60 (V. Wiratna Sujarweni, 2014: 192)
43
G. Teknik Analisis Data
Penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan menggunakan teknik analisis data yaitu statistik parametrik. Pada penelitian korelasi parametrik sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti melakukan uji prasyarat terlebih dahulu menggunakan uji normalitas dan uji liniaritas. Sedangkan pengujian analisis data dilakukan dengan uji korelasi pearson product moment dengan bantuan SPSS 21 for windows dengan ketentuan yang digunakan adalah jika hasil nilai signifikansi di dapat ≤ 0,05 maka terdapat korelasi antar variabel (hipotesis diterima).
H. Prosedur Penelitian
Tahapan-tahapan yang akan peneliti laksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahapan Persiapan Penelitian
Langkah-langkah yang akan dilakukan pada tahap persiapan penelitian adalah sebagai berikut:
a. Pengajuan judul b. Penyusunan proposal c. Penentuan lokasi penelitian d. Penyusunan instrument penelitian e. Verifikasi Proposal
f. Menguji coba instrument penelitian
Pelaksanaan uji coba instrumen pada tahap ini bertujuan untuk menguji item dan hanya item yang layak yang aka digunakan sedangkan item yang tidak layak akan dibuang.
g. Mengurus izin penelitian di TKN Pembina VI Ciputat, Tangerang Selatan 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Langkah-langkah yang akan dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa Langkah yaitu:
a. Menentukan populasi dan sampel dengan teknik random sampling di TKN Pembina VI Ciputat, Tangerang Selatan
44
b. Melakukan tes pemahaman bahasa matematika dan tes keterampilan matematika spesifik kepada anak
Peneliti melakukan tes kepada anak di TKN Pembina VI Ciputat, Tangerang Selatan dan dibantu oleh beberapa guru kelas.
3. Tahap Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul, peneliti melakukan pengolahan data dengan menggunakan analisis statistik. Penghitungan statistik dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 21 for windows.
4. Tahap Penyajian Data
Pada tahap ini, data yang sudah peneliti olah dan analisis kemudian disajikan dalam bentuk narasi dan dari hasil penelitian kemudian diambil kesimpulan. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan dalam memahami hasil dari penelitian yang telah dilakukan dan disajikan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami dengan mudah.