RENCANA PENGELOLAAN PERIODE TAHUN 2010 – 2019
PT. TELAGABAKTI PERSADA
I. MAKSUD & TUJUAN
Maksud penyusunan rencana pengelolaan PT. Telagabakti Persada adalah untuk memanfaatkan hutan alam produksi secara lestari (jangka panjang) dengan memperhatikan kelestarian usaha dan keseimbangan lingkungan, social ekonomi dan budaya masyarakat setempat sehingga operasional pemanfaatan hutan tahunan dilapangan dapat dilakukan secara rasional terukur sesuai dengan kemampuan regeneratif alami maupun buatan.
Tujuan penyusunan rencana pengelolaan PT. Telagabakti Persada adalah diperolehnya landasan dan arahan umum yang rasional dan terukur dalam jangka waktu panjang (10 tahun) bagi pemanfaatan hutan alam produksi berbasis ekosistem hutan, dengan memperhatikan aspek usaha, sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat.
II. KONDISI UMUM PERUSAHAAN 1. Legalitas, Letak dan Luas
Nama IUPHHK : PT. Telagabakti Persada
No. SK : SK. 372/MENHUT-II/3009
Tanggal : 23 Juni 2009
Luas : 63.405 ha
Jangka ijin : 28 Maret 2009 – 28 Maret 2044
Lokasi : Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara
Letak Geografis : 126°52’BT – 128°09’BT dan 1°20’LS – 1°45’LS Kelompok Hutan :
- Blok Barat (Rijang & Jikodolong) seluas 45.150 ha (kelompok hutan tanjung Akelamo)
- Blok Tengah/utara (Anggai) seluas 12.255 ha (kelompok hutan tanjung Toona)
- Blok Timur (Sum) seluas 6.000 ha (kelompok hutan tanjung Jobubu)
Administrasi Pemerintahan : - Provinsi Maluku Utara
- Kabupaten Halmahera Selatan
- Kecamatan Obi Timur, Obi Selatan, Obi Barat, Obi Utara dan Obi 2. Fungsi Hutan
Fungsi Hutan di Areal IUPHHK-HA PT. Telagabakti Perasada ditunjukkan pada Tabel. 1 sebagai berikut :
Tabel 1. Fungsi Hutan di PT. Telagabakti Persada
Fungsi Hutan Tj. Akelamo Tj. Toona Tj. Jobubu Hutan Produksi Terbatas
(HPT)
9.450 7.025 -
Hutan Produksi (HP) 35.700 5.230 6.000
Jumlah 45.150 12.255 6.000
3. Kondisi Vegetasi Hutan
Areal IUPHHK PT. Telagabakti Persada termasuk tipe hutan hujan tropika basah yang didominasi oleh family Dipterocarpaceae. Berdasarkan penafsiran citra satelit tahun 2010, penutupan lahan areal PT. Telagabakti Persada ditunjukkan Tabel 2. sebagai berikut :
Tabel 2. Penutupan Lahan di PT. Telagabakti Persada Penutupan
Lahan
HPT HP Penyangga
HL
Tambang (HP)
Jumlah
Hutan Primer 714 1.416 - - 2.130
Hutan Sekunder 11.297 28.416 1.779 9 41.501
Mangrove primer
- 29 - - 29
Non Hutan 136 11.456 16 240 11.848
Tubuh Air 1.082 1.082
Tertutup air 2.373 4.266 161 15 6.815
Jumlah 14.520 56.666 1.956 264 63.405
III. RENCANA PENGELOLAAN HUTAN
Rencana setiap kegiatan periode tahun 2010 sampai dengan 2019 berdasarkan sistem Silvikultur yang diterapkan ditunjukkan paada Tabel 3. sebagai berikut : Tabel 3. Rencana Pengelolaan
KEGIATAN SILVIKULTUR TPTI SILVIKULTUR TPTJ Penanaman ANP
PAK (ha) 23.756 20,012 7.729
ITSP (ha) 7.370 8,170 -
PWH (Km) 70,15 50,63 32,90
Pemanenan (M3) 300.511,22 271,819.59 -
Pengadaan Bibit (batang) 955.440 182,970 1.558.704
Penanaman & Pemeliharaan
tanaman (ha) 5.925 1,214.25
4.639
IV. Rencana Kelola dan Pemantauan Lingkungan Berbasis Hutan Bernilai Konservasi Tinggi (HCVF)
Telah dilakukan kegiatan identifikasi HCVF di areal PT. Telagabakti Persada pada Januari – Pebruari 2015.
Berdasarkan hasil identifikasi HCVF di PT. Telagabakti Persada terdapat Nilai konservasi tinggi (NKT) sebagai berikut :
Tabel 4. Keberadaan Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi di Areal Konsesi PT. Telagabakti Persada
Kriteria NKT Komponen NKT Status
Ya Tidak Mungkin
NKT 1. Kawasan yang mempunyai tingkat keanekaragaman hayati yang penting
NKT 1.1 Kawasan yang mempunyai atau memberikan fungsi pendukung keanekaragaman hayati bagi kawasan lindung dan/atau konservasi
NKT 1.2 Spesies hampir punah NKT 1.3 Kawasan yang merupakan habitat bagi populasi spesies yang terancam, penyebaran terbatas atau dilindungi yang mampu bertahan hidup NKT 1.4 Kawasan yang merupakan habitat bagi spesies atau sekumpulan spesies yang digunakan secara temporer
NKT 2. Kawasan Bentang alam yang penting bagi dinamika ekologi secara alami
NKT 2.1 Kawasan bentang alam luas yang memiliki kapasitas untuk menjaga proses dan dinamika ekologi secara alami
NKT 2.2 Kawasan yang berisi dua atau lebih ekosistem dengan garis batas
yang tidak terputus
(berkesinambungan)
NKT 2.3 Kawasan yang berisi populasi dari perwakilan spesies alami
NKT 3. Kawasan yang mempunyai ekosistem langka atau terancam punah
NKT 4. Kawasan yang menyediakan jasa-jasa lingkungan alami
NKT 4.1 Kawasan atau ekosistem penting sebagai penyedia air dan pengendalian banjir bagi masyarakat hilir
NKT 4.2 Kawasan yang penting bagi pengendalian erosi dan sedimentasi NKT 4.3 Kawasan yang berfungsi sebagai sekat alam untuk mencegah meluas kebakaran hutan dan lahan NKT 5. Kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk pemenuhan dasar masyarakat lokal
NKT 6. Kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk identitas budaya tradisional komunitas lokal
Berdasarkan hasil identifikasi HCVF yang telah dilakukan disusunlah rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan sebagai berikut :
Tabel 5. Rencana Pengelolaan Lingkungan
NKT Strategi dan Tindakan Pengelolaan Indikator Keberhasilan Pelaksana 1.1 - Pelaksanaan sistem pemanenan yang ramah
lingkungan (RIL);
- Kampanye tentang pentingnya kawasan lindung bagi staf khususnya bagian produksi;
- Pembuatan koridor antar kawasan lindung yang telah ditetapkan sedemikian rupa sehingga terbentuk koridor yang berfungsi sebagai koridor satwa.
Kawasan lindung utuh dan terjaga baik kondisi dan fungsinya.
Perencanaan dan Pembinaan Hutan.
1.2 - Penanaman kembali atau memelihara anakan alam untuk jenis-jenis tumbuhan RTE (rare, threatened dan endangered) yang banyak terdapat di kawasan unit pengelolaan ; - Melakukan rehabilitasi kawasan-kawasan yang
kritis dengan menanami jenis-jenis unggulan termasuk jenis S. selanica
Habitat dan jenis S. selanica banyak dijumpai di dalam konsesi TBP
Pembinaan Hutan
1.3 - Mengontrol dan melarang perburuan di dalam areal TBP;
- Penanaman kembali atau memelihara anakan alam Untuk jenis-jenis tumbuhan RTE yang berpotensial sebagai pakan satwa liar yang terdapat di kawasan unit pengelolaan;
- Implementasi sistem RIL - Penjagaan riparian
- Bekerjasama dengan pihak lain dalam melakukan penelitian tentang flora-fauna yang terancam punah.
- Tingkat perburuan menurun;
- Sistem RIL dilaksanakan;
- Ada kerjasama dengan pihak universitas atau LSM.
Pembinaan Hutan, produksi,
perencanaan
1.4 - Perlindungan sempadan sungai, danau dan pantai;
- Penerbitan peraturan tidak mengambil batu
- Sempadan sungai terlindungi;
- Tingkat perburuan
Pembinaan hutan, perencanaan dan produksi
NKT Strategi dan Tindakan Pengelolaan Indikator Keberhasilan Pelaksana dari sungai;
- Pelarangan penebangan pada radius tertentu dari gua-gua karang/karst;
- Pelarangan berburu untuk jenis-jenis burung yang ada di dalam areal unit pengelolaan.
menurun
2.1 - Pelaksanaan sistem pemanenan ramah lingkungan;
- Pelarangan perburuan liar;
- Pengelolaan habitat keanekaragaman hayati
- Pelaksanaan pemanenan ramah lingkungan (RIL);
- Penurunan tingkat perburuan.
Pembinaan hutan, perencanaan dan produksi 2.2 - Menjaga nilai-nilai konektivitas antara
ekosistem hutan dengan lansekap yang lebih luas;
- Pelaksanaan sistem RIL konsisten;
- Menyisihkan beberapa kawasan yang mewakili semua ekosistem yang ada di dalam konsesi TBP .
- Pelaksanaan pemanenan ramah lingkungan (RIL);
- Ada koridor yang menghubungkan
kawasan lindung di dalam konsesi dengan lansekap luas.
Perencanaan produksi dan pembinaan hutan
2.3 - Menjaga nilai-nilai konektivitas antara ekosistem hutan dengan lansekap yang lebih luas;
- Pelaksanaan sistem RIL konsisten;
- Menekan perburuan liar.
- Pelaksanaan sistem pemanenan ramah lingkungan secara konsisten;
- Menurun tingkat perburuan;
- Ada konektivitas antara hutan di TBP dengan lansekap.
Produksi, pembinaan hutan
3 Merehabilitisi lahan hutan mangrove dan pantai yang ada disekitar logpond dengan cara menanami, memelihara dan menjaga yang ada.
Kawasan hutan mangrove masih ada dan terpelihara
Pembinaan hutan dan TUK 4.1 - Mempertahankan kawasan lindung;
- Menerapkan teknik-teknik RIL dengan benar;
- Rerestorasi lahan yang sudah rusak dengan melakukan berbagai aktivitas penanaman pohon di areal yang kosong dan terdegradasi;
- Mempertahankan wilayah yang menjadi ekosistem bakau dan danau;
- Meminimalisir dan mencegah terjadinya illegal logging dan penyerobotan lahan di dalam areal konsesi TBP khususnya di Sum.
- Kawasan lindung terpihara dan terjaga - Pelaksanaan sistem
pemanenan kayu berazas RIL;
- Ekosistem bakau danau terjaga dan terpelihara;
- Menekan terjadinya illegal logging dan penyerobotan lahan.
Pembinaan hutan, perencanaan, produksi.
4.2 - Menerapkan teknik-teknik Reduce Impact Logging (RIL) dalam hal ini sistem TPTI guna menekan dampak kerusakan tanah sebagai akibat proses penebangan dan penyaradan kayu;
- Membuat sudetan-sudetan atau guludan di sepanjang jalan sarad guna menahan air, erosi dan sedimentasi.
- Menerapan sistem RIL dalam pemanenan kayu - Erosi terkendali
Pembinaan hutan dan produksi
4.3 - Pemasangan berbagai larangan atau himbauan kepada masyarakat dan karyawan perusahaan untuk tidak melakukan
pembakaran hutan atau menyalakan api secara sengaja dan sembarangan;
- Unit pengelolaan TBP sebaiknya memelihara sumber mata air atau tempat-tempat
NKT Strategi dan Tindakan Pengelolaan Indikator Keberhasilan Pelaksana genangan air besar seperti danau atau
embung air;
- Sebaiknya pihak unit pengelola memberikan tentang tata cara penanggulangan dan pemadam kebakaran kepada seluruh staf.
5 - Penerapan sistem pembalakan ramah lingkungan (RIL);
- Pemeliharaan sempadan sungai;
- Kampanye kepada staf untuk tidak membuang sampah B3 ke sungai.
Tabel 6. Rencana Pemantauan Lingkungan
NKT Strategi dan tindakan Pemantauan Periode Penanggung Jawab 1.1 - Pemantauan kegiatan RIL
- Laporan periodik tetang proses penyadartahuan dan sosialisasi ;
- Pemantauan tutupan hutan dan koridor antara kawasan lindung dengan kawasan konservasi diluar konsesi.
- Pertiga bulan/enam bulan
Perencanaan Pembinaan Hutan.
1.2 - Melakukan pemantauan tumbuhan kategori RTE melalui survei berkala bersamaan dengan ITSP;
- Pelaporan hasil evaluasi penanaman lahan kosong dan rusak secara periodik;
- Pertahun Pembinaan Hutan, Perencanaan, produksi 1.3 - Pemantauan dengan pengamatan reguler di
petak/sample permanen plot ;
- Membuat check list satwa liar yang dilindungi yang ditemui di lapangan untuk staf, driver logging, dll - Survei satwa liar di jalur-jalur atau sample plot
permanen secara periodik ;
- Memplotkan hasil temua satwa liar dalam peta yang terintegrasi dengan sistem GIS;
- Melibatkan masyarakat dalam melakukan
pemantauan melalui pengawasan perburuan satwa liar di kampung;
- Pelaporan tentang pelaksanaan RIL;
- Laporan pertumbuhan tanaman yang di tanam di tempat-tempat terbuka dan rusak.
- Pertahun Pembinaan Hutan, Perencanaan, produksi
1.4 - Pemantauan dan evaluasi RIL
- Pemantuan dan evaluasi tindakan perburuan yang ada di staf dan masyarakat.
- Pertiga bulanan Pembinaan Hutan, Perencanaan, produksi 2.1 - Laporan reguler tentang RIL;
- Laporan periodik tentang perburuan;
- Pertahun Pembinaan Hutan dan Perencanaan 2.2 - Pemantauan RIL bisa dilakukan setelah
penebangan selesai di setiap Rencana Karya Tahunan (RKT);
- Pemantauan tutupan hutan;
- Melakukan survei satwa liar di jalur-jalur atau sample plot permanen secara periodik ;
- Pertahun Pembinaan Hutan dan Produksi
NKT Strategi dan tindakan Pemantauan Periode Penanggung Jawab
2.3 - Pemantauan bisa dilakukan setelah penebangan selesai di setiap Rencana Karya Tahunan (RKT) untuk RIL;
- Pemantauan tutupan hutan;
- Pemantauan perburuan
- Pertahun Pembinaan Hutan, Produksi.
3 - Pemantauan kawasan hutan mangrove dan hutan pantai.
- Pertahun Pembinaan hutan 4.1 - Pelaporan berkala tentang kegiatan restorasi
(pertumbuhan tanaman dan luas);
- Pemantauan RIL dilakukan setelah penebangan selesai di setiap Rencana Karya Tahunan (RKT);
- Pemantauan kawasan hutan mangrove dan hutan pantai.
- Laporan periodik tentang illegal logging
- Per enam bulan/pertahun
- Pembinaan hutan Produksi, Perencanaan
4.2 - Pemantauan RIL bisa dilakukan setelah penebangan selesai di setiap Rencana Karya Tahunan (RKT);
- Menggunakan perangkat lunak GIS dan remote Sensing untuk pematauan tutupan hutan;
- Laporan pemantauan sedimentasi dan erosi
- Per tahun Pembinaan Hutan, Perencanaan, produksi
4.3 - Pemantauan kebakaran hutan;
- Pemantauan muka air sungai, debit dan kualitas air;
- Laporan pelatihan pemadam kebakaran hutan dan lahan.
- Per enam bulan Pembinaan Hutan
5 - Pemantauan berkala pelaksanaan RIL;
- Pemantauan air sungai, debit dan kondisi sempadan;
- Laporan pemahaman dan partisipasi staf dalam kebersihan lingkungan termasuk sampah.
- Perenam bulan Pembinaan Hutan
V. Rencana Kelola Sosial
Saat ini PT. Telagabakti Persada melaksanakan kegiatan kelola sosial di beberapa desa yang telah menjadi desa binaan.
Sesuai rekomendasi hasil studi dampak sosial (Social impact Assessment) desa- desa yang menjadi prioritas adalah :
1) Prioritas pertama : Desa Sum, Desa Soligi, Desa Baru.
2) Prioritas kedua : Desa Wayaloar.
3) Prioritas ketiga : Desa Air Mangga, Desa Kawasi.
Kegiatan kelola sosial yang akan dilakukan meliputi :
1) Jenis-jenis kegiatan yang telah menjadi kesepakatan antara perusahaan dengan masyarakat masing-masing desa sekitar areal IUPHHK yang belum terlaksana atau belum selesai;
2) penerimaan tenaga kerja lokal dari desa sekitar areal IUPHHK
3) Kerjasama/pemberian peluang usaha kepada pelaku usaha lokal dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan yang memerlukan mitra
4) Pemberian akses pemanfaatan jalan perusahaan 5) Pemberian kesempatan pemanfaatan limbah kulit kayu.
6) Pengembangan kegiatan produktif berkelanjutan dan berbasis potensi setempat, seperti pengembangan pohon unggulan lokal cepat tumbuh (samama), tanaman multi purpose tree species (MPTS) seperti kelapa dan pala .
7) Melanjutkan pemetaan partisipatif, khususnya pembuatan kesepakatan batas antara kebun masyarakat dengan areal efektif untuk produksi.
8) Pencegahan dan penanggulangan konflik sosial.