OLEH
DAVID JONATHAN 120502319
PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2017
ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN AGGRESSIVE STOCK DAN DEFENSIVE STOCK (STUDI KASUS PADA EMITEN
PEMBENTUK INDEKS KOMPAS 100)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor- faktor yang mempengaruhi return aggressive stock dan defensive stock pada perusahaan Indeks Kompas 100 periode 2010-2014. Teknik analisis data yang digunakan analisis linear berganda dengan metode pooled least square. Populasi dalam penelitian ini adalah saham-saham yang berada di Indek Kompas 100, sampel diambil berdasarkan kriteria tertentu. Berdasarkan kriteria tersebut jumlah sampel untuk saham aggressive 15 sampel dan untuk saham defensive 8 sampel.
Hasil dari penelitan ini menunjukan bahwa secara simultan Return on Equity (ROE), Beta, Book to Market (BTM), Firm Size berpengaruh signifikan terhadap Return Aggressive Stock maupun Defensive Stock. Namun, secara parsial Return on Equity (ROE) dan Beta berpengaruh positif dan tidak signifikan, Book to Market (BTM) berpengaruh negatif dan tidak signifikan, sedangkan Firm Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap return aggressive stock. Return defensive stock, Return on Equity (ROE) berpengaruh positif dan tidak signifikan, Firm Size berpangaruh positif dan signifikan, sedangkan Beta berpengaruh negatif dan signifikan, namun Book To Market berpengaruh negatif dan tidak signifikan.
Kata Kunci: Return on Equity, Beta, Book to Market, Firm Size, Aggressive Stock Defensive Stock
ABSTRACT
FACTORS AFFECTING RETURN AGGRESSIVE STOCK AND DEFENSIVE STOCK (CASE STUDY ON EMITENCE FORMING
INDEKS KOMPAS 100)
This study aims to determine and analyze the factors affected aggressive stock returns and defensive stocks in the company Indeks Kompas 100 period 2010-2014.
Data analysis technique used multiple analysis method. The population in this study were stocks that are in Compass 100 Index, the sample is taken based on certain criteria. Based on these criteria the number of samples for aggressive stock 15 samples and for defensive stock 8 samples.The results of this study show simultaneously Return on Equity (ROE), Beta, Book to Market (BTM), Firm Size have simultaneously significant effect to Return Aggressive Stock and Defensive Stock. Partially, Return on Equity and Beta have positive effect and insignificant, but Book to Market (BTM) have negative effect and insignificant, meanwhile Firm Size have positive and significant effect on aggressive stock return. On defensive stocks return, Return on Equity (ROE) is positive effect and insignificant, but Firm Size is positive and significant effect, meanwhile Beta have negative and significant effect, but Book to Market have negative and insignificant effect.
Keywords: Return on equity, Beta, Book to Market, Firm Size, Aggressive Stock, Defensive Stock
KATA PENGANTAR
Salam sejahtera bagi kita semua...
Puji dan syukur atas karunia Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya yang berlimpah kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan tugas penulisan skripsi yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Aggressive Stock dan Defensive Stock (Studi Kasus pada Emiten Pembentuk Indeks Kompas 100) ”, guna memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Selama penyusunan skripsi ini, peneliti telah banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, motivasi, saran, kritik, dan juga doa dari berbagai pihak. Skripsi ini dipersembahkan untuk kedua orang tua peneliti sebagai tanda terima kasih yang tidak terhingga yaitu Ayahanda Marangkup Sipahutar dan Ibunda Lasmauli Tambunan yang dengan gigih mendidik, membimbing, dan senantiasa selalu mendoakan dengan sepenuh hati sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik.
Dalam kesempatan kali ini, peneliti juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Ramli, S.E., M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Muslich Lutfi, S.E., M.B.A., dan Bapak Dr. Amlys Syahputra, M.Si., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Manajemen Fakultas
4. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., M.Eselaku Dosen Pembimbing telah meluangkan waktunya dalam membimbing, memberikan arahan, masukan, saran, dan juga motivasi selama penulisan skripsi ini.
5. Ibu Beby Kendida Hasibuan, SE., M.Si. selaku Dosen Penguji 1 turut meluangkan waktu dalam memberikan kritik, arahan, saran, dan juga masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si. selaku Dosen Penguji 2 telah meluangkan waktunya dalam menguji kematangan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya selama masa perkuliahan.
8. Sahabat seperjuangan yaitu Tamimi, Ruben, Juwanri, Muhammad Chaidir Ali, Frihard, Yuda Desriansyah , Novi, Yohana, Jeppri, Chrisitin, Ruth, Rafael, Yosua, Inal, Siwa , Bill Clinton, Parulian, Jordan dan lain-lain.
Peneliti mengucapkan banyak terima kasih dan semoga segala kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti dapat dibalas oleh Tuhan yang Maha Esa.
Medan, Juli 2017 Peneliti
David Jonathan
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR GRAFIK ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 10
1.3 Tujuan Penelitian ... 11
1.4 Manfaat Penelitian ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13
2.1 Landasan Teori ... 13
2.1.1 Investasi ... 13
2.1.2 Return Saham ... 14
2.1.3 Resiko ... 16
2.1.4 Profitabilitas ... 20
2.1.5 Beta ... 22
2.1.5.1 Single Index Model ... 23
2.1.5.2 CAPM ... 24
2.1.6 Book to Market ... 25
2.1.7 Size ... 26
2.2 Penelitian Terdahulu ... 27
2.3 Kerangka Konseptual ... 29
2.4 Hipotesis ... 33
BAB III METODE PENELITIAN ... 34
3.1 Jenis Penelitian ... 34
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 34
3.3 Batasan Operasional ... 34
3.4 Definisi Operasional... 35
3.4.1 Variabel Terikat ... 35
3.4.2 Variabel Bebas ... 35
3.5 Populasi dan Sampel ... 39
3.6 Jenis dan Sumber Data ... 41
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 41
3.8 Teknik Analisis Data ... 42
3.8.1 Analisis Deskriptif ... 42
3.8.4.Uji Asumsi Klasik ... 42
3.8.2 Pemilihan Model Data Panel ... 45
3.9 Uji Hipotesis ... 48
3.9.1 Uji Statistik t (Uji Signifikansi Individual) ... 48
3.9.2 Uji Statistik F (Uji Signifikansi Simultan) ... 49
3.9.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 51
4.2 Analisis Deskriptif ... 64
4.2.1 Deskriptif Return Aggresive Stock ... 64
4.2.2 Deskriptif Return Defensive Stock ... 67
4.3 Uji Asumsi Klasik ... 68
4.3.1 Uji Normalitas ... 68
4.3.1.1 Return Aggresive Stock ... 68
4.3.1.2 Return Defensive Stock ... 69
4.3.2 Uji Multikolinearitas ... 69
4.3.2.1 Return Aggressive Stock ... 69
4.3.2.2 Return Defensive Stock ... 70
4.3.3 Uji Autokorelasi ... 70
4.3.3.1 Uji Durbin-Watson Return Aggressive Stock ... 70
4.3.3.2 Uji Durbin-Watson Return Defensive Stock ... 71
4.3.4 Uji Heterokedastisitas ... 71
4.3.4.1 Uji Breusch-Pagan Return Aggressive Stock .... 71
4.3.4.2 Uji Breusch-Pagan Return Defensive Stock ... 71
4.4 Pemilihan Model Data Panel ... 72
4.4.1 Uji CHOW ... 72
4.4.2 Uji Hausman ... 73
4.5 Analisis Regresi Berganda Data Panel ... 73
4.5.1 Regresi Berganda Pada Return Aggressive Stock ... 74
4.5.2 Regresi Berganda Pada Return Defensive Stock ... 75
4.6 Uji Hipotesis ... 76
4.6.1 Pengujian Hipotesis Variabel Return Aggressive Stock 76
4.6.1.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 77
4.6.1.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 78
4.6.1.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 78
4.6.2 Pengujian Hipotesis Variabel Return Defensive Stock.. 79
4.6.2.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 80
4.6.2.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 81
4.6.2.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 81
4.7 Pembahasan ... 81
4.7.1 Pengaruh ROE Terhadap Return Aggressive Stock ... 81
4.7.2 Pengaruh Beta Terhadap Return Aggressive Stock ... 82
4.7.3 Pengaruh BTM Terhadap Return Aggressive Stock ... 83
4.7.4 Pengaruh Size Terhadap Return Aggressive Stock ... 84
4.7.5 Pengaruh ROE Terhadap Return Defensive Stock ... 85
4.7.6 Pengaruh Beta Terhadap Return Defensive Stock ... 86
4.7.7 Pengaruh BTM Terhadap Return Defensive Stock... 86
4.7.8 Pengaruh Size Terhadap Return Defensive Stock ... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 88
5.1 Kesimpulan ... 88
5.2 Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 90
LAMPIRAN ... 93
DAFTAR TABEL
No.Tabel Judul Halaman
1.1 Daftar Return Tahunan Defensive Stock ... 7
1.2 Daftar Return Tahunan Aggressive Stock ... 8
2.1 Penelitian Terdahulu ... 27
3.1 Operasionalisasi Variabel ... 38
3.2 Sampel Saham Defensive ... 40
3.3 Sampel Saham Aggressive ... 40
3.4 Daftar Sampel ... 40
3.5 Kriteria Uji Durbin Watson... 46
4.1 Statistik Deskriptif Return Aggressive Stock ... 64
4.2 Statistik Deskriptif Return Defensive Stock ... 66
4.3 Uji Multikolinearitas Return Aggressive Stock ... 69
4.4 Uji Multikolinearitas Return Defensive Stock ... 70
4.5 Uji Durbin-Watson Return Aggressive Stock... 70
4.6 Uji Durbin-Watson Return Defensive Stock ... 71
4.7 Uji Breusch-Pagan Return Aggressive Stock ... 71
4.8 Uji Breusch-Pagan Return Defensive Stock ... 71
4.9 Uji CHOW Return Aggressive Stock ... 72
4.10 Uji CHOW Return Defensive Stock ... 72
4.11 Uji Hausman Return Aggressive Stock ... 73
4.12 Uji Hausman Return Defensive Stock ... 73
4.13 Pengujian Regresi Data Panel Return Aggressive Stock ... 74
4.14 Pengujian Regresi Data Panel Return Defensive Stock ... 75
4.15 Nilai Statistik Uji-T, Uji-F, R2 Return Aggressive Stock ... 77
4.16 Nilai Statistik Uji-T, Uji-F, R2 Return Defensive Stock ... 79
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kemiringan Beta Saham ... 23
2.2 Kerangka Konseptual... 33
4.1 Uji Normalitas Return Aggressive Stock ... 68
4.2 Uji Normalitas Return Defensive Stock ... 69
DAFTAR GRAFIK
No. Grafik Judul Halaman
1.1 Perkembangan Return Saham Tahunan Defensive Stock
& Aggressive Stock Pada Perusahaam Indeks Kompas 100 3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari berkembangnya transaksi pasar modal suatu negara, naik turunnya IHSG dalam pasar modal dapat dibaca sebagai dinamika ekonomi negara tersebut (Widoatmodjo, 2009:9). Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi keuangan yaitu mempertemukan dua kepentingan pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang memerlukan dana.
Dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian dapat meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan suatu perusahaan. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang dapat di perjualbelikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi), ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya.
Dengan adanya pasar modal, maka pihak yang memiliki kelebihan dana (Investor) dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh keuntungan (retrun), sedangkan pihak yang memerlukan dana dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan perusahaaan tanpa menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan.
Investasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh lembaga dan juga perseorangan dengan mengorbankan asset yang dimiliki saat ini untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Melakukan investasi berguna untuk mendapatkan hasil yang maksimal untuk meningkatkan nilai kekayaan, tetapi
dengan risiko yang dapat diterima (Zubir, 2012:1). Investasi dapat didefinisikan sebagi penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu (Jogiyanto, 2010:5).
Ada berbagai jenis investasi yang ada di dalam pasar modal, salah satunya yaitu berinvestasi dalam bentuk pembelian saham perusahaan. Tujuan investor dalam berinvestasi adalah untuk memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus di hadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor dalam berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menangung risiko atas investasi yang dilakukan (Tandelilin, 2010:48 ). Return dalam saham terdiri dari capital gain dan yield (deviden).
Capital gain merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu, yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Pemilihan saham dalam melakukan kegiatan investasi sepenuhnya hak investor, ada beberapa investor yang dapat menerima konsekuensi risiko lebih tinggi dan ada investor yang tidak dapat menerima konsekuensi risiko yang tinggi semua itu tergantung tujuan investasi dari masing-masing investor. Investor yang mempunyai toleransi terhadap risiko yang lebih tinggi akan lebih memilih saham dengan kategori aggressive stock. Aggressive stock merupakan saham-saham yang memiliki nilai beta di atas satu, sedangan investor yang memiliki toleransi risiko yang lebih rendah akan memilih untuk membeli saham defensive stock karena defensive stock merupakan saham yang memiliki beta di bawah satu yang artinya memiliki sifat tingkat risiko yang rendah.
Grafik 1.1
Perkembangan Return Saham Tahunan Defensive Stock & Aggressive Stock Pada Perusahaan Indeks Kompas 100
Sumber: www.idx.co.id (data diolah 2016)
Baker et al. (2013) menyatakan bahwa investor hanya akan mendapatkan return yang lebih tinggi apabila berani untuk mengambil risiko yang lebih tinggi (aggressive), namun berdasarkan Grafik 1.1 dapat terlihat bahwa return saham- saham defensive justru lebih banyak menghasilkan return positif dan diatas return IHSG, sedangkan saham aggressive yang seharusnya memberikan return yang jauh lebih tinggi dari saham defensive cenderung memiliki return negatif dan dibawah return IHSG.
Return saham tahunan defensive stock perusahaan yang terdaftar pada BEI Indeks Kompas 100 untuk periode 2010-2014 memiliki rata-rata return diatas
-50%
0%
50%
100%
150%
200%
2010 2011 2012 2013 2014
IHSG GGRM JSMR KLBF BKSL BBKP ANTM
IHSG, pada tahun 2010 dan 2011 saham-saham defensive berhasil mengungguli return yang dihasilkan oleh saham-saham aggressive. Emiten GGRM, JSMR dan KLBF memiliki return saham tahunan masing-masing sebesar 86%, 89%, 150%
pada tahun 2010 sedangkan untuk tahun 2011 masing-masing sebesar 55%, 23%
dan 50%. Berbeda dengan saham aggressive yang cenderung memiliki rata-rata dibawah IHSG hanya mampu memberikan return terbaik sebanyak 143% yang diperoleh emiten BKSL pada tahun 2012, sedangkan untuk emiten lainnya lebih sering menghasilkan return tahunan dibawah return tahunan saham-saham defensive.
Dapat dilihat bagimana perbedaan return saham tahunan pada Indeks Kompas 100 yang dikategorikan defensive dan aggressive, bahwa saham-saham defensive stock yang tergabung dalam Indeks Kompas 100 menawarkan return yang tinggi dengan risiko yang rendah. Hal ini bukan saja terjadi pada saham-saham di Indonesia, namun juga pernah terjadi di Amerika Serikat. Penelitian yang dilakukan oleh Baker et al. (2013) pada pasar modal Amerika Serikat sejak tahun 1968 hingga 2012, bahwa low-risk stock memberikan return yang lebih tinggi, hal ini lebih dikenal dengan fenonemena low-risk anomaly. Baker et al. (2013) menambahkan bahwa low-risk anomaly berimplikasi terhadap teori dan praktiknya.
Investor tentu menginginkan return yang sesuai dengan risiko yang dapat diterima. Perkembangan investasi terhadap defensive stock mulai mengalami pertumbuhan dalam beberapa tahun terakir, namun riset mengenai return saham dengan menggunakan saham-saham yang bersifat defensive dan aggressive belum begitu terdengar di Indonesia, padahal riset mengenai return saham menggunakan
saham-saham yang bersifat defensive dan aggressive cukup bermanfaat untuk menentukan keputusan pengambilan dan diversifikasi saham untuk investor.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang bertujuan untuk mengukur efektivitas manajemen dalam memberikan imba hasil kepada pemegang saham dalam bentuk laba perusahaan (Sugiono dan Untung, 2008:71) rasio profitabilitas bertujuan untuk melihat profitabilitas untuk perusahaan dan profitabilitas untuk investor (James, 2008:148). Untuk melihat profitabilitas suatu perusahaan dapat menggunakan salah satu rasio profatibilitas yaitu return of equity (ROE). Penghitungan ROE dengan membandungan laba bersih dibagi dengan ekuitas (Brigham dan Houston, 2012:149). ROE menjelaskan daya untuk menghasilkan laba atas investasi yang digunakan dengan membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam industri yang sama.
Fama dan French (1992) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa book to market dan size mempunyai hubungan yang kuat dengan return saham. Fama dan French (1995) dalam penelitianya menjelaskan perusahaan dengan book to market yang tinggi mempunyai kemungkinan lebih besar mengalami tekanan terus menerus dengan keuangan perusahaanya sedangkan book to market yang rendah menggambarkan suatu perusahaan yang mempunyai laba yang stabil. Book to market ratio ialah cerminan dari nilai perbandingan antar nilai buku saham dibagi dengan nilai pasar saham. Nilai buku di ambil dari pembagian ekuitas dan jumlah saham beredar, perusahaan yang dipandang baik oleh investor perusahaan dengan laba dan arus kas yang aman serta terus mengalami pertumbuhan dijual dengan rasio nilai buku yang lebih tinggi di bandingkan perusahaan dengan pengembalian
yang rendah (Brigham dan Houston, 2012:151). Penelitian yang dilakukan Novak (2010) menjelaskan adanya pengaruh yang positif dari book to Market dengan return saham, sedangkan Baskoro (2015) menjelaskan bahwa book to market berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return aggressive stock saham.
Size merupakan ukuran perusahaan yang menjadi tolak ukur besar atau kecilnya perusahaan dengan hal ini dapat dilihat dengan menghitung total asset yang dimiliki oleh perusahaan, size dapat juga dilihat dari kapitalisasi pasar.
Kapitalisasi pasar adalah jumlah nilai total saham yang beredar cara menghitungya dengan cara mengalikan banyaknya saham yang beredar dengan harga pasar saat itu, semakin besar kapitalisasi perusahan maka perusahaaan akan semakin likuid.
Penelitian Fama and French (1992) pengaruh size,beta dan book to market ratio dengan return saham menjelaskan size mempunyai hubungan negatif dengan return. Menurut Azis dan mintarti (2015:276) Jika saham mempunyai nilai kapitalisasi besar maka menjadi incaran para investor untuk berinvestasi karena menggambarkan pertumbuhan perusahaan yang bagus dan memiliki risiko yang rendah yang dilakukan Yang (2016) menjelaskan size pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham pada China Stock Market
Beta adalah pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas terhadap risiko pasar (Jogiyanto, 2010:226). Beta saham mengindikasikan tingkat kepekaan suatu saham terhadap kondisi pasar secara umum. Jika beta suatu saham lebih besar dari satu berarti saham tersebut memiliki risiko lebih tinggi dari risiko rata-rata pasar, dan saham tersebut termasuk saham aggressive. Sebaliknya, jika beta suatu saham lebih kecil dari satu, berarti saham tersebut memiliki risiko lebih rendah dari risiko
rata-rata pasar, dan saham tersebut termasuk saham defensive (Halim, 2005:75).
Fama and French (1992) menjelaskan dalam penelitian lemahnya hubungan beta terhadap retrun saham. Untuk memperjelas dan menganalisi hubungan return dengan faktor-faktor yang telah diuraikan diatas, berikut data yang dapat menunjang memahami latar belakang masalah
Tabel 1.1
Data Return Defensive Stock, Laba dan Total Ekuitas pada Perusahaan Indeks Kompas-100 Periode 2010-2014
No. Kode Emiten Tahun Return Tahunan Laba Total Ekuitas
1. KLBF
2010 150% 1,286,330 5,373,784
2011 5% 1,482,556 6,214,818
2012 56% 1,734,899 7,371,643
2013 18% 1,920,487 8,499,957
2014 46% 2,065,889 9,817,475
2. GGRM
2010 86% 4,146,280 21,197,162
2011 55% 4,958,102 24,550,928
2012 -9% 4,068,711 26,605,713
2013 -25% 4,383,932 29,416,271
2014 45% 5,395,293 33,228,720
3. JSMR
2010 89% 1,193,486 7,740,020
2011 23% 1,180,499 8,360,509
2012 30% 1,536,346 9,787,785
2013 -13% 928,000 10,558,000
2014 49% 1,216,000 11,425,000
Sumber: www.idx.co.id (data diolah 2016)
Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa return tahunan, laba, dan total ekuitas saham-saham defensive pada indeks kompas 100 berfluktuasi setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat pada laba bersih emiten GGRM terjadi penurunan laba pada tahun 2012 diikuti dengan penurunan return saham kemudian pada tahun berikutnya terjadi perbaikan laba dengan adanya peningkatan laba pada tahun 2013 tetapi tidak diikuit peningkatan return saham yang terjadi pada tahun 2013. Pada sisi total ekuitas pada emiten JSMR mengalami peningkatan tetapi, pada tahun 2013
peningkatan equitas tidak diikuti dengan meingkatnya laba perusahaan. Pada emiten GGRM total ekuitas mengalami kenaikan setiap tahunnya tetapi tidak diikuit dengan peningkatan return saham setiap tahunnya, pada tahun 2012 GGRM mengalami peningkatan ekuitas tetapi laba perusahan mengalami penurunan diikuit dengan return saham yang mengalami penurunan.
Tabel 1.2
Data Return Aggressive Stock, Laba dan Total Ekuitas pada Perusahaan Indeks Kompas-100 Periode 2010-2014
No. Kode Emiten Tahun Return Tahunan Laba Total Ekuitas
1. BKSL
2010 12% 65,489 4,124,161
2011 143% 135,568 4,594,536
2012 -29% 221,123 4,816,408
2013 -17% 605,150 6,879,842
2014 -34% 40,788 6,210,827
2. BBKP
2010 73% 1,040,337 11,154,144
2011 -11% 1,062,602 12,209,162
2012 7% 2,071,541 18,42,6483
2013 0% 731,235 16,682,100
2014 21% 1,119,423 22,252,400
3. ANTM
2010 11% 1,683,896 9,580,098
2011 -34% 1,924,878 10,772,000
2012 -21% 2,989,234 12,832,000
2013 -15% 409,940 12.793.487
2014 -2% -775290 11.929.561
Sumber: www.idx.co.id (data diolah 2016)
Dari Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa return tahunan, dapat dilihat bahwa return tahunan, laba, dan total ekuitas saham-saham aggressive pada indeks kompas 100 berfluktuasi setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat pada emiten BKSL yang mengalami kenaikan laba pada tahun 2012 tetapi tidak diikuit dengan kenaikan return saham tahunannya, tahun 2013 mengalami hal yang sama yaitu kenaikan laba tidak diikuti dengan meningkatnya return, emiten BBKP pada tahun 2010 mengalami peningkatan laba tetapi tidak diikuit dengan peningkatan return saham pada tahun 2014 BBKP berhasil memperbaiki labanya tetapi tidak diikuti dengan
perbaikan return saham, emiten ANTM mengalami kenaikan laba pada tahun 2011 dan 2012 tetapit tidak diikuti dengan peningkatan return. Pada Total ekuitas emiten BKSL mengalami penurunan ekuitas pada tahun 2014 diikuti dengan penurunan retrun saham, pada tahun 2013 BBKP mengalami penurunan ekuitas diikuti dengan menunurunya return sama, pada tahun 2014 ANTM mengalami penurunan ekuitas bahkan mengalami kerugian diikuti dengan return yang negative.
Berdasarkan penelitian Novy (dalam Prihanantyo, 2015) yang menghasilkan pengaruh negatif profitability terhadap return defensive stock, namun variabel size berpengaruh positif, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Prihanantyo (2015) menunjukan bahwa variabel size dan profitability berpengaruh positif dan signifikan namun variabel book to market berpengaruh positif tidak signifikan terhadap defensive stock pada indeks LQ45. Penelitian yang dilakukan Baskoro (2015) menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara beta dan return saham aggressive stock, size berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham aggressive stock, namun book to market tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham aggressive. Beberapa penelitian terdahulu yang telah diuraikan menunjukan hasil yang tidak konsisten mengenai hubungan beta, size, book to market, profitability terhadap tingkat pengembalian saham.
Selain itu dalam penelitian-penelitian tersebut hanya sebatas meneliti pengaruh beta, size, book to market dan profitiabilitas terhadap return saham masih jarang mengelompokan kedalam jenis saham defensive terlebih lagi saham aggressive.
Agar investor dapat memaksimalkan tingkat return sebelum memutuskan untuk berinvestasi perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai size, book to
market, beta, profitabilitas sebagai bahan pertimbangan sebelum memilih berinvestasi pada jenis saham defensive maupun aggressive maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Aggressive Stock Dan Defensive Stock (Studi Kasus Pada Emiten Pembentuk Indeks Kompas 100)”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah Beta, Firm Size, Profitabilitas dan Book To Market secara parsial berpengaruh terhadap Return Aggressive Stock pada Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah Beta, Frim Size, Profitabilitas dan Book To Market secara parsial berpengaruh terhadap Return Defensive Stock pada Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah Beta, Frim Size, Profitabilitas dan Book To Market secara simultan berpengaruh terhadap Return Aggressive Stock dan pada Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia?
4. Apakah Beta, Frim Size, Profitabilitas dan Book To Market secara simultan berpengaruh terhadap Return Defensive Stock pada Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Beta, Firm Size, Profitabilitas dan Book To Market secara parsial terhadap Return Aggressive Stock pada Indeks Kompas 100 Di Bursa Efek Indonesia?
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Beta, Firm Size, Profitabilitas dan Book To Market secara parsial terhadap Return Defensive Stock pada Indeks Kompas 100 Di Bursa Efek Indonesia?
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Beta, Firm Size, Profitabilitas dan Book To Market secara simultan terhadap Return Aggressive Stock pada Indeks Kompas 100 Di Bursa Efek Indonesia?
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Beta, Firm Size, Profitabilitas dan Book To Market secara simultan terhadap Return Defensive Stock dan pada Indeks Kompas 100 Di Bursa Efek Indonesia?
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan, penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi khususnya manajer untuk mengambil keputusan dalam membentuk struktur modal agar dapat meningkatkan efisiensi modal dan menghasilkan laba yang bertumbuh sehingga dapat meningkatkan return
2. Bagi Investor, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dengan melihat Return on Equity, Beta, Book to Market dan Size mempengaruhi return saham aggressive dan defensive.
3. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat memperluas wawasan, pengetahuan peneliti dan pengaplikasian teori yang dapat memecahkan masalah-masalah khususnya mengenai return saham.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi
Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Menurut Gitman et al (2012:3) “investment in any vehicle into which funds can be defined as the commitment of funds to one or more assets that will be held over some future time period”. Menurut Tandelilin (2010:2) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang. Menurut Jones (2007:3) “Investment is the commitment of funds to one or more assets, thet will be held over some future time period”. Reilly dan Keith (2012:5) menyatakan
“Investment is the current commitment of dollars for a period of time in order to derive future payment that will compensate”. Menurut Bodie et al (2008:2)”An investment is the current commitment of money or other resources in the excpection of reaping future benefit”
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan suatu aktivitas, berupa penundaan konsumsi sekarang dalam jumlah dan selama periode tertentu pada suatu asset yang efisien oleh investor dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang dengan harapan pengembalian dimasa mendatang lebih baik jika di konsumsi sekarang. Pengembalian yang diharapkan
sesuai dengan risiko yang akan ditanggung, risiko yang tinggi dengan pengembalian yang tinggi maupun sebaliknya.
2.1.2 Return Saham
Tingkat pengembalian (return) merupakan imbalan atas keberanian investor dalam menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya (Tandelilin, 2010:47).
Definisi lain menjelaskan “Return adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu, dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya”. Fahmi (2012:184) dan Jogiyanto (2010:235) berpendapat "return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi, return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang”. Menurut Jogiyanto (2010:199) ada dua macam jenis return, yaitu:
1. Return Expetasi (expected return)
Merupakan return yang digunakan untuk pengembalian keputusan investasi. Return ini penting dibandingkan dengan return historis karena return ekspetasi merupakan return yang diharapkan dari investasi yang dilakukan 2. Return Realisasi (realized return)
Merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi juga penting karena digunakan sebaagi salah satu pengukuran kinerja dari perusahaan (emiten).
Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspetasi dan risiko dimasa yang akan datang.
Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu. Return total tersebut terdiri dari capital gain (loss) dan yield (Jogiyanto, 2010: 110).
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 = 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐺𝑎𝑖𝑛 (𝐿𝑜𝑠𝑠) + 𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑
Capital gain atau capital loss merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Capiatal gain atau capital loss dapat dihitung dengan:
𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐺𝑎𝑖𝑛 (𝐿𝑜𝑠𝑠) = 𝑃𝑡 − 𝑃𝑡−1 𝑃𝑡−1
Jika harga investasi sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga investasi periode lalu (Pt- 1) ini berarti terjadi keuntungan modal (capital gain), sebaliknya terjadi kerugian modal (capital loss).
Menurut Halim (2005:7) Return saham defensive (Defensive stock) merupakan return dari saham-saham yang mempunyai kriteria beta (risiko) suatu saham lebih kecil dari satu, berarti saham tersebut memiliki risiko lebih rendah dari risiko rata-rata pasar, sedangkan Indah dan Amalia (2013) berpendapat disebut sebagai saham defensive karena memiliki beta lebih kecil daripada yang terjadi dipasar, artinya saham saham memiliki return yang kurang berfluktuatif dengan perubahan return pasar.
Menurut Halim (2005:7) Return saham aggressive (aggressive stock) merupakan return dari saham-saham yang mempunyai kriteria beta (risiko) suatu saham lebih besar dari satu, berarti saham tersebut memiliki risiko lebih tinggi dari risiko rata-rata pasar sedangkan Indah dan Amalia (2013) berpendapat disebut
sebagai saham aggressive karena tingkat pengembalian saham (return of stock) lebih besar dari pada yang terjadi di pasar, artinya saham memilki return yang berfluktuatif dengan perubahan return pasar.
Sebelum memulai investasi dipasar modal, investor harus mengetahui dan mampu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan return, baik dari sisi fundamental maupun teknikal. Faktor teknikal adalah faktor-faktor yang tergambar dari pergerakan transaksi yang terjadi pasar. Faktor fundamental merupakan faktor-faktor dasar yang dapat dilihat dari kinerja keuangan perusahaan.
Selain dari faktor fundamental dan teknikal investor juga harus mampu memperhitungan risiko agar risiko yang ditanggung oleh para investor sebanding dengan tingkat return yang akan didapatkan.
2.1.3 Risiko
Hanya menghitung return untuk sutau investasi tidaklah cukup. Risiko dari investasi juga perlu diperhitungkan. Return dan risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade off dari kedua faktor ini. Melakukan investasi megandung unsur ketidakpastian, ketidak pastian inilah yang menjadi dasar adanya risiko dalam investasi. Hal tersebut berlaku juga pada investasi saham dipasar modal. Semua keputusan investasi merupakan pengalokasian sumber daya dengan cara rasional untuk memperoleh hasil dimasa mendatang. Dalam investasi risiko tidak dapat dipisahkan dengan hasil return, Baker et al (2013) menyatakan bahwa investor hanya akan mendapatkan return yang lebih tinggi apabila berani untuk mengambil risiko yang lebih tinggi. Menurut Jones (2007:142) “Risk was defined as the change that the actual outcome from an
investment will differ from the expected return”. Menurut Scott dan Brigham (2007:182) “Risk the chance that an out come other than expected will occur”.
Menurut Brigham et al (2008:192) “Risk can be defined as the chance that some unfavorable event will occur”. Menurut Keown et al (2002:469) mendefinisikan
“Risk the likely variability associated with expected revenue or income streams”.
Menurut Gumanti (2011:50) definisi risiko adalah kemungkinan terjadinya kerugian yang akan dialami investor atau ketidakpastian atas return yang akan diterima dimasa yang akan datang.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperoleh dari investasi yang dilakukanya, keadaan seperti ini dapat dikatakan investor menghadapi risiko, yang dapat dilakukan investor adalah memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang. Menurut Halim (2005:43) jenis risiko dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi perusahaan secara keseluruhan dengan derajat yang berbeda-beda. Misalnya perubahan tingkat bunga, kurs valuta asing, kebijakan pemerintah, dan sebagainya. Risiko ini bersifat umum dan berlaku bagi semua saham dalam brusa saham yang bersangkutan. Risiko ini juga disebut risiko yang tidak dapat didiversifikasi (undiversifable risk).
2. Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada pada satu perusahaan atau beberapa tertentu. Risiko ini besarnya berbeda-beda antara satu surat berharga dengan surat berharga yang lain, karena setiap perusahaan memiliki karakteristik risiko yang berbeda-beda.
Karakteristik risiko yang berbeda-beda dipengaruhi faktor struktur modal, faktor struktur aset, tingkat likuiditas, dan tingkat return.
Menurut Tandelilin (2010:103) ada beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi:
1. Risiko Suku Bunga
Perubahan suku bunga ini bisa mempengaruhi variabilitas return saham investasi. Jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun, dan sebaliknya jika suku bunga turun, maka harga saham akan naik.
Hal ini disebabkan, jika suku bunga naik maka return investasi yang terkait dengan suku bunga (deposito) juga akan naik yang menyebabkan minat investor akan berpindah dari saham ke deposito.
2. Risiko Nilai Tukar Mata Uang
Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing. Istilahnya currency risk atau exchange rate risk 3. Risiko Pasar
Fluktuasi pasar secara keseluruhan dapat mempengaruhi variablitas return suatu investasi. Fluktuasi pasar biasanya ditunjukkan oleh
berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan dipengaruhi oleh faktor seperti resesi ekonomi, kerusuhan atau perubahan politik.
4. Risiko Inflasi
Inflasi yang meningkat akan mengurangi daya beli rupiah yang diinvesatasikan. Jika nilai inflasi meningkat, investor biasanya menuntut tambahan premium inflasi untuk mengkompensasikan penurunan daya beli yang dialaminya.
5. Risiko Bisnis
Risiko bisnis adalah risiko dalam menjalankan bisnis atau jenis industri. Jadi perusahaan pakaian jadi akan dipengaruhi oleh karakteristik industri tekstil.
6. Risiko Finansial
Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan utang dalam pembiayaan modalnya. Semakin besar proporsi utang yang digunakan perusahaan, semakin besar risiko finansial yang dihadapi perusahaan.
7. Risiko Likuiditas
Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan bila diperdagangkan di pasar sekunder. Semakin likuid suatu sekuritas semakin besar pula risiko likuiditas yang dihadapi perusahaan.
8. Risiko Negara
Risiko ini disebut juga dengan risiko politik karena sangat berkaitan dengan kondisi perpolitikan suatu negara. Bagi perusahaan yang beroperasi di luar negeri, stabilitas politik dan ekonomi negara
bersangkutan sangat penting diperhatikan unutk mengindari risiko negara yang terlalu tinggi.
2.1.4 Profitabilitas
Menurut Harahap (2013:304) rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Dalam hal ini profitabilitas mampu mengukur efektivitas badan usaha dalam menghasilkan laba. Rasio ini menggambarkan kinerja operasional, risiko, dan pengaruh leverage, menurut Brealey et al (2008:81) manajer sering mengukur kinerja perusahaan dengan rasio laba besih terhadap total aset. Meskipun demikian, karena laba bersih mengukur keuntungan setelah dipotong beban bunga, praktik ini membuat profitabilitas yang jelas dari perusahaan sebagai fungsi strukur modal. Menurut Gitman et al (2012:61) Profitabilitas diartikan sebagai pendapatan yang diperoleh perusahaan yang berhubungan dengan penjualan,total asset, dan investasi pemegang saham perusahaan, Ross et al (2004:58) mengartikan profitabilitas sebagai untuk pengukuran seberapa efisien perusahaan dalam mengelola operasinya.
Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba dan mempertahankan kelangsungan usahanya dalam jangka panjang. Profitabilitas juga digunakan dalam mengevaluasi atas efisensi dan efektivitas pengelolaan perusahaan, menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari ekuitas yang digunakan.
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan akan mempengaruhi kebijakan para investor dalam memutuskan investasi usaha., semakin tinggi kemampuan perusahaan menghasilakan laba maka semakin menarik investor untuk membeli saham perusahaan serta berdampak pada harga saham yang semakin meningkat dan diikuti dengan tingkat pengembalian return saham yang tinggi (Gunandi dan Kusuma, 2015).
Dalam hal ini, rasio profitabilitas sering digunakan, yaitu: Profit Margin, Return on Asset, dan Return on Equity. Profit margin menggambarkan laba bersih yang didapatkan pada setiap penjualan. Return on asset menununjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang di dapatkan. Return on equity mengambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dibandingkan dengan modal sendiri.
Penelitian ini proksi penghitungan profitabilitas mengunakan Return on equity (ROE). Menurut Kasmir (2013:204) mendefinisikan Return on equity (ROE) sebagai rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
Menurut Riyanto (2011:335) tingkat pengembalian ekuitas (Return on Equity) merupakan perbandingan antara laba bersih dengan equitas. Menurut Brigham dan Houston (2010:149) Return on Equity (ROE) adalah rasio laba bersih terhadap ekuitas biasa, mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham biasa.
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 = Laba Bersih Total Ekuitas
2.1.5 Beta
Beta merupakan risiko sistematis atau risiko yang tidak dapat didiversifikasi (dihindarkan) Risiko ini berkaitan dengan kondisi yang terjadi di pasar secara umum, misalnya perubahan dalam perekonomian secara makro, risiko tingkat bunga, risiko politik, risiko inflasi, risiko nilai tukar dan risiko pasar. Risiko ini mempengaruhi semua perusahaan dan karenanya tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi. Beta (β) merupakan pengukur risiko sistematis dari suatu saham atau portofolio relatif terhadap risiko pasar. Beta juga berfungsi sebagai pengukur volatilitas return saham, atau portofolio terhadap return pasar.
Pengertian beta menurut Jones (2007:178.) adalah “Beta a measure of valatility, or relative systematic risk”. Volatilitas adalah sebagai fluktuasi dari return suatu sekuritas dalam suatu periode tertentu. Jika fluktuasi return sekuritas secara statistik mengikuti fluktuasi return pasar, maka beta dari sekuritas tersebut bernilai 1, apabila return pasar naik sebesar 5%, maka investor akan mengharapkan kenaikan return sekuritasnya sebesar 5% . Scott dan Brigham (2007:201) menyatakan bahwa “Beta a measure stock’s volatility relative to an average stock”.
Lain halnya dengan pendapat Brealey et al (2001:290) yang mendefinisikan “beta is a sensitivity of a stock’s return to the return on the market portofolio”. Sedangkan menurut Ross et al (2004:431) menyatakan beta adalah “The amount of systematic risk present a particular risky asset relative to that in an average risky asset”.
Dapat disimpulkan bahwa beta adalah pengukur volatilitas suatu risiko sistematis pada sekuritas. Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan titik estimasi yang menggunakan data historis maupun estimasi secara subjektif. Beta historis
dapat dihitung dengan menggunakan data historis berupa data pasar (return sekuritas dan return pasar).
Sumber: Husnan, 2009:165
Gambar 2.1 Kemiringan Beta Saham
Beta saham mengindikasikan tingkat kepekaan suatu saham terhadap kondisi pasar secara umum. Jika beta suatu saham lebih besar dari satu,berarti saham tersebut termasuk saham aggressive. Sebaliknya, jika beta suatu saham lebih kecil dari satu, berarti saham tersebut memiliki risiko lebih rendah dari risiko rata-rata pasar, dan saham tersebut termasuk saham defensive.
2.1.5.1 Single Index Model
Model indeks tunggal digunakan untuk menghitung return ekspetasi dan risiko portofolio. Dengan menggunakan data time series regresi linier antara rate of return saham sebagai variabel dependen dan rate of return saham sebagai variabel independen dapat menunjukan beta yang dicari, maka forumulasi hubungan tersebut sebagai berikut:
𝑅𝑖 = 𝑎𝑖 + 𝛽𝑖 (𝑅𝑚) + 𝑒𝑖
Keterangan:
Ri = Return sekuritas ke-i
ai = Nilai ekspetasi dari return sekuritas yang bebas terhadap return pasar βi = Koefisien beta yang mengukur Ri terhadap perubahan Rm
Rm = Tingkat return dari indeks pasar juga merupakan suatu variabel acak ei = Kesalahan residu merupakan variabel acak dengan nilai ekspetasi sama
Teknik dengan menggunakan single indeks model ini dilakukan dengan meregresi secara sederhana return pasar terhadap return saham. Beta menunjukan kemiringan garis regresi dari α menujukkan intersep dengan sumbu Ri.Semakin besar beta maka semakin curam kemiringan yang mana meunjukan semakin besar risiko yang ditanggung investor. Dalam penelitian ini digunakan perhitungan beta dengan single indeks model.
2.1.5.2 Capital Asset Pricing Model
Capital asset pricing model merupakan suatu model yang digunakan apabila pasar modal dalam keadaan seimbang, dalam model ini beta sebagai pengukur dalam faktor risiko. Return dan risiko disini dijelaskan hubungannya dengan security market line. Menurut Husnan (2009:163) rumus untuk menghitung security market line sebagai berikut:
𝑅𝑖 − 𝑅𝑓 = (𝑅𝑚 − 𝑅𝑓) + 𝛽𝑖
Rumus ini dapat menjelaskan bahwa tingkat return dari suatu saham sama dengan tingkat bunga bebas risiko ditambahkan dengan premi risiko. Security Market Line ini menunjukkan hubungan linear positif bahwa semakin besar beta saham maka semakin besar risiko sistematisnya dan semakin besar return yang diperoleh investor.
2.1.6 Book to Market
Book to market ratio merupakan faktor risiko yang harus diperhatikan oleh para investor Rasio book to market menyatakan perbandingan book equity terhadap market equity (harga pasar) perusahaan. Fama dan French (1995) mendefinisikan book to market equity sebagai “book common equity for the fiscal year ending in calendar year (t-1), divied by market equity at the end of December of the year (t- 1)” Nilai (harga) pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat- saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di bursa. Sedangkan nilai buku (book value per lembar saham) menunjukkan aktiva bersih (net asset) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memilih satu lembar saham. Karena aktiva bersih adalah sama dengan total ekuitas pemegang saham, maka nilai buku perlembar saham adalah total ekuitas dibagi dengan jumlah saham beredar.
Menurut Fama dan French (1995) Perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya memiliki rasio book to market di bawah satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Rasio book to market memiliki pengaruh negative terhadap return saham dengan kata lain semakin rendah rasio book to market suatu perusahaan maka semakin tinggi return saham yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya dimana perusahaan dengan rasio book to market rendah memiliki tingkat return saham yang rendah. Beberapa alasan investor menggunakan book to market ratio di dalam menganalisis investasi antara lain :
1. Book value memberikan pengukuran yang relatif stabil, untuk dibandingkan dengan market price. Untuk investor yang tidak
mempercayai estimasi discounted cash flow, book value dapat menjadi benchmark dalam memperbandingkan dengan market price.
2. Karena standar akuntansi yang hampir sama pada setiap perusahaan, book to market ratio bisa dikomparasikan dengan perusahaan lain yang berada pada satu sektor, untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut masih undervalue atau sudah overvalue.
3. Perusahaan dengan earnings negatif, sehingga tidak bisa dinilai dengan menggunakan earning-price ratio, dapat dievaluasi dengan menggunakan book to market ratio. Perusahaan yang mempunyai book value negatif, lebih sedikit daripada perusahaan yang mempunyai earnings negatif.
𝑏𝑜𝑜𝑘 𝑡𝑜 𝑚𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =nilai buku ekuitas nilai pasar saham
2.1.7 Firm Size
Firm size adalah ukuran besar kecilnya kapitalisasi suatu perusahaan. Secara teoritis perusahaan yang lebih besar mempunyai kepastian (certainty) yang lebih besar daripada perusahaan kecil sehingga akan mengurangi tingkat ketidakpastian mengenai prospek perusahaan ke depan. Hal tersebut dapat membantu investor memprediksi risiko yang mungkin terjadi jika ia berinvestasi pada perusahaan itu.
Menurut Sartono (2001:249) perusahaan besar yang sudah well-established akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibandingkan dengan perusahaan kecil. Karena kemudahan kemudahan akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki fleksibilitas yang lebih besar pula. Kapitalisasi pasar dari saham-saham yang diperdagangkan di pasar modal dibagi dalam tiga kelompok berdasarkan
kapitalisasinya, yaitu: kapitalisasi besar, kapitalisasi sedang, kapitalisasi kecil.
Saham yang berkapitalisasi besar adalah saham-saham yang nilai kapitalisasinya lebih besar atau sama dengan 5 triliyun rupiah. Menurut Azis dan Mintarti (2015:276) Jika saham mempunyai nilai kapitalisasi besar maka menjadi incaran para investor untuk berinvestasi karena menggambarkan pertumbuhan perusahaan yang bagus dan memiliki risiko yang rendah.
Menurut Sawir (2004:101) ukuran perusahaan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi untuk alasan yang berbeda: pertama, ukuran perusahaan menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar (bargaining power) dalam kontrak keuangan. Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba, Fama dan French (1992) Firm size dirumuskan dengan jumlah saham yang beredar dikalikan dengan harga pasar saat ini.
𝑆𝑖𝑧𝑒 = Jumlah saham Beredar ∗ Harga saham
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul
Penelitian
Variabel Penelitian
Metode
Penelitian Hasil Penelitian
1. Yang et al (2016)
The Cross- Section and Cyclical Analys of
Stock Returns:
Evidance from China,s A-Share
Market
Dependen:
Stock Returns Independen:
Beta, Book to Market, Size, Price earning Ratio, Deviden to
price Ratio, Flow to price ratio
Analisis Regresi berganda
Size berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham Beta,BTM,PER,DP R tidak berpengarut
terhadap return
Lanjutan Tabel 2.1
2. Wijaya (2013)
Pengaruh Kinerja Keuangan,Tingka
t Inflasi dan PDB terhadap Harga
Saham Perusahaan food
and baverage
Dependen:
Return saham Independen:
Price earning ratio, Return on
equity Product domestic
bruto margin, Earning per share, Inflasi
Analisis regresi berganda
PER dan EPS berpengaruh postif
terhadap return saham, ROE,Inflasi
dan PDB berpengaruh positif tetapi tidak
signifikan
3. Baskoro (2015)
Analisis Pengaruh Beta,Size,Book to
Market, dan Profitability terhadap Return Aggressive Stock
Dependen:
Return Aggressive stock
Independen:
Size, Book to market, Profitabilitas,
Beta
Analisis regresi berganda
Beta berpengaruh positif dan signifikan
Size berpengaruh negatif dan
signifikan Book to market dan
roe berpengaruh positif tidak
signifikan
4. Prihanantyo (2015)
Analisis pengaruh Book to market,size, dan
profitability terhadap return defensive stocks
Dependen:
Return defensive stock Independen:
Size, Book to market, Profitabilitas
Analisis regresi berganda
Book to market ratio mempunyai pengaruh positif
tetapi tidak signifikan terhadap
return defensive stock.
Size dan profitabilitas berpengaruh positif
dan signifikan terhadap return defensive stock
5. Novy
(2014)
Understanding Defensive Equity
Dependen:
Return Defensive Independent Size,Profitabilitas , Relatif valuation
Analisis regresi berganda
Profitabilitas, dan Relatif Valuation
berpengaruh terhadap return
defensive Size berpngaruh positif dengan return
defensive
6.
Fabozzi Bali (2013)
Book to Market and The Cross
Section of excepted Return
in Internasional Stock Market
Dependen:
Expected Return Independen:
Book To market
Regresi
Book to Market Memiliki pengaruh
yang Positif signifikan terhadap Expected
Return
Lanjutan Tabel 2.1
7. Sugiarto (2011)
Analisa Pengaruh Beta,Size perusahaan,DER
dan PBV terdahap return Saham
Dependen:
Return saham Independen:
Beta, Size, DER, PBV
Analisis Regresi berganda
Beta mempunyai pengaruh positif
tidak signifikan terhadap stock
return Size dan PBV
mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap stock
return DER mempunyai dampak negative dan signifikan terhadap stock
return
8. Novak (2010)
CAPM Beta,Size,Book to
Market,and Momentum in Realized Stock
Return
Dependen:
Realized Stock Returns Independen:
Beta, Book to Market, Size, Momentum
Analisis Regresi Berganda
BTM berpengaruh potisif dan signifikan
terhadap Relize stock Return.
Size,Beta, dan Momentum tidak
berpengaruh terhadap Return
9.
Feiberg dan Damir (2002)
Beta and Return:
One-day effect
Dependen : Return Independen:
Beta
Analisis Regresi
Beta berpengaruh positif dan signifikan terhadap
return
10.
Fama dan French
(1992)
The Cross- Section of Excpected Stock
Returns
Dependen:
Stock return Independen:
Beta (β), Earning per Share (EPS), Book to Market
Analisis Regressi berganda
Book to market berpengaruh positiff dan size berpenruh
negatif dan signifikan terhadap
Stock Retrun Beta tidak berpengaruh terhadap Return
Saham
2.3 Kerangka Konseptual
Return saham merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinteraksi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor dalam menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Return saham dalam hal ini capital gain selisih antara haraga saham di massa lalu dan harga saham saat ini.
Saham-saham defensive dan saham-saham aggressive adalah pengklasifikasian saham-saham berdasarkan beta sahamnya dimana investor dapat memilih saham- saham tersebut berdasarkan risiko yang dapat di terima investor. Berdasarkan uraian,penjelasan teroritas dan tinjauan penelitian terdahulu, maka variable independen yang dapat mempengaruhi return saham defensive dan saham aggressive dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang dapat diproksikan dengan ROE (return on equity), Frim Size, Book to Market, dan Beta.
2.3.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Return Aggressive stock dan Defensive stock
Menurut Harahap (2013:304) rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Penelitian ini proksi penghitungan profitabilitas menggunakan Return on equity (ROE). Menurut Kasmir (2013:204) mendefinisikan Return on equity (ROE) sebagai rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Semakin tinggi laba menunjukan efisennya modal perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan laba. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan akan mempengaruhi kebijakan para investor dalam memutuskan investasi usaha, semakin tinggi kemampuan perusahaan menghasilkan laba maka semakin menarik investor untuk menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut hal tersebut menyebabkan harga saham perusahaan tersebut akan meningkat sehingga investor mendapatkan capital gain karena perusahaan menghasilkan laba yang bertumbuh setiap