• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

3.1. Landasan Teori

3.1.1. Harga Saham

Harga saham yang digunakan dalam melakukan transaksi dipasar modal merupakan harga yang terbentuk dari mekanisme pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar. Menurut Sartono (2008) Harga saham adalah sebesar nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang diharapkan akan diterima. Menurut Widoatmodjo (2005) Harga pasar saham adalah harga jual dari investor yang satu kepada investor yang lain setelah saham tersebut di cantumkan di bursa, baik bursa utama maupun OTC (Over the counter market).

Menurut Halim (2005), Secara umum keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasarnya. Dalam hal penilaian harga saham, terdapat tiga pedoman yang dipergunakan, yaitu :

1) Harga pasar saham melampaui nilai instrinsik saham, maka saham tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu tinggi).

2) Harga pasar saham sama dengan nilai instrinsiknya maka harga saham tersebut dinilai wajar dan berada dalam kondisi keseimbangan.

3) Harga pasar saham lebih kecil dari nilai instrinsiknya maka saham

tersebut dikatakan undervalued (harganya terlalu rendah).

(2)

Dari ketiga pedoman di atas dapat dikatakan bahwa jika harga saham tersebut overvalued maka sebaiknya dihindari atau dilakukan penjualan saham karena kondisi seperti ini pada masa yang akan datang kemungkinan besar terjadi koreksi pasar. Namun apabila harga wajar saham undervalued sebaiknya dibeli, karena besar kemungkinan dimasa yang akan datang akan terjadi lonjakan harga saham.

3.1.2. Harga Wajar Saham

Salah satu komponen penting dalam penilaian harga wajar saham adalah definisi harga wajar saham itu sendiri. Berikut ini definisi – definisi harga wajar saham sebagai berikut :

Astuti (2013) menjelaskan nilai wajar saham adalah jumlah yang digunakan untuk mengukur asset yang dapat diperuntuhkan melalui suatu transaksi yang wajar yang melibatkan pihak – pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai. Nilai pasar wajar yang digunakan khusus dalam penilaian bisnis memiliki pengertian yang sama dengan nilai pasar (property). Nilai pasar wajar tidak seharusnya dirancukan dengan nilai wajar dalam akuntansi.

3.1.3. Akuisisi

Menurut Payamta (2004), Akuisisi adalah pengambilalihan

kepemilikan atau pengendalian atas saham atau asset suatu perusahaan oleh

perusahaan lain dalam peristiwa ini, baik perusahaan pengambilalih atau

yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hokum yang terpisah. Menurut

Husnan (2002), Akuisisi dapat dibedakan menjadi akuisisi saham dan

(3)

akuisisi asset. Akuisisi saham merupakan pengambilalihan atau pembelian saham suatu perusahan dengan menggunakan kas, saham, atau sekuritas lain. Akuisisi asset dilakukan dengan dengan cara membekukan sebagian asset perusahaan target oleh perusahaan pengakuisisi.

Astuti (2013) menuliskan bahwa jenis – jenis akuisisi ada tiga, yaitu :

1) Akuisisi Horizontal

Adalah akuisisi yang dilakukan perusahaan penawar berada dalam industry yang sama dengan perusahaan target.

2) Akuisisi Vertikal

Adalah akuisisi yang melibatkan berbagai perusahaan dalam berbagai tahap produksi.

3) Akuisisi Konglomerasi

Adalah akuisisi dimana perusahaan target tidak terkait satu sama lain.

3.1.4. Penilaian Harga Wajar Saham

Dalam penutupan harga saham, prakteknya mengacu pada beberapa pendekatan teori penilaian. Terdapat 2 ( dua ) model dan teknik analisis dalam penilaian harga saham yaitu analisis fundamental dan analisis tekhnikal.

1) Analisis Fundamental

Husnan (2002), mengemukakan bahwa Analisis fundamental mencoba

memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan

mengestimate nilai faktor – faktor fundamental yang mempengaruhi harga

(4)

saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel – variabel tersebut sehingga diperoleh takdiran harga saham. Analisis fundamental bermula dari anggapan dasar bahwa setiap investor adalah makhluk rasional. Keputusan investasi saham sari seorang pemodal yang rasional didahului oleh suatu proses analisis terhadap variable yang secara fundamental diperkirakan akan memepngaruhi harga suatu efek.

Terargumentasi dasarnya jelas bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intrinsic pada suatu saat, tetapi juga dan bahkan lebih penting bagi harapan akan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilainya dekemudian hari.

Informasi – informasi fundamental diantaranya : (1) Kemampuan manajemen perusahaan (2) Prospek perusahaan

(3) Prospek pemasaran (4) Perkembangan teknologi

(5) Kemampuan terhadap perekonomian nasional (6) Kebijakansanaan pemerintah

(7) Hak – hak yang diterima investor 2) Analisis Tekhnikal

Menurut Husnan (2002), mengemukakan bahwa Analisis teknikal mencoba memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perusabahan harga saham tersebut (kondisi pasar) diwaktu yang lalu.

Pemikiran yang mendasari analisis tersebut adalah bahwa harga saham

(5)

mencerminkan informasi yang relevan, bahwa analisis tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga diwaktu yang lalu dan karenaya perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang.

Analisis teknikal menyatakan bahwa investor adalah makhluk yang rasional.

Bursa pada dasarnya adalah cerminan mass behavior. Seorang individu yang bergabung ke dalam suatu masa, bukan hanya sekedar kehilangan rasionalitasnya, tapi sering juga melebur identitas pribadi ke dalam identitas kolektif. Harga saham sebagai penawaran yang merupakan manivestasi dari kondisi psikologis pemodal. Model ini pada intinya menggambrkan bahwa harga saham selalu berfluktuasi naik turun, namun naik dan turunnya harga saham tersebut ada batasnya yaitu batas ats dan batas bawah.

Data yang digunakan dalam analisis teknikal biasanya berupa grafik atau program computer. Dari grafik atau program computer dapat diketahui bagaimana kecenderungan pasar, sekuritas atau future komoditas yang akan dipilih dalam berinvestasi, teknik ini mengabaikan hal – hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan.

3.1.5. Metode Penilaian Harga Wajar Saham

Dalam penelitian ini peneliti mencoba tiga metode untuk menentukan nilai wajar sajam dalam penelitian ini, yaitu :

1) Free Cash Flow to Equity (FCFE)

Free Cash Flow to Equity (FCFE) adalah besarnya kas yang

dibayarkan oleh suatu perusahaan kepada pemegang saham detelah

dikurangi semua pengeluaran, reinvestment dan pembayaran utang.

(6)

(Damodaran, 2002). menentukan cara menghiitung Free Cash Flow to Equity (FCFE) perusahaan dengan menggunakan formula:

(1) Menggunakan Arithmatic Average

Dimana :

g

t

: tingkat pertumbuhan pada tahun t n : jumlah tahun

(2) Menggunakan Geometric Average

1

(3) Memproyeksikan laporan keuangan yaitu laporan laba rugi dan laporan neraca

(4) Membuat proyeksi arus kas bebas ke ekuitas FCFE, dengan Formulanya adalah :

FCFE = Net Income – (Capex – Depreciation) – (Change in Non Cash Working Capital) + (New Debt Issued – Debt Repayment) (5) Menentukan tingkat diskonto. Tingkat diskonto yang digunakan

adalah tingkat diskonto Cost of Equity yang digunakan oleh perusahaan atas biaya ekuitas. Penentuan Cost of Equity ini menggunakan metode CAPM.

(7)

(6) Melakukan estimasi nilai, yaitu penjumlahan antara Present Value FCFE yang didiskontokan dengan biaya modal ditambah dengan present value terminal value yang didiskontokan dengan biaya modal.

mengestimasi nilai perusahaan dengan modal Free Cash Flow to Equity (FCFE) adalah :

dimana p

n

(terminal value) umumnya dihitung dengan tingkat pertumbuhan yang tetap selamanya yaitu :

2) Dividend Discaount Model (DDM)

Menentukan harga wajar saham yang diharapkan dengan

mengunakan metode Dividend Discount Model merupakan perhitungan

keuangan yang di gunakan oleh investor dalam melakukan valuasi nilai

perusahaan terbuka. Menurut Hutomo (2016) metode Dividen Discount

Model merupakan salah satu metode analisis fundamental yang

digunakan untuk menganalisis nilai instrintik saham dengan cara

mendiskontokan semua aliran dividen yang akan diterima dimasa akan

datang. Metode ini sangat populer dikalangan investor karena Dividen

Discount Model memiliki konsep sedehana yang mudah difahami, nilai

wajar saham seharusnya sama dengan nilai diskon dari arus tunai yang

(8)

diperkirakan akan diterima melalui saham tersebut. Perhitungan harga wajar saham menggunakan metode Dividend Discount Model (DDM) memerlukan 3 langkah yang harus dilakukan, yaitu:

a. menghitung Cost of Equity dengan pendekatan CAPM,

b. estimasi pertumbuhan g = retention ratio x ROE g = (1 - DPR) x ROE Keterangan

g = Growth

ROE = Return on Equity DPR = Divinded Payaut Ratio

c. Menentukan harga wajar saham yang diharapkan

Dimana :

P

o

: harga saham yang diharapkan D

t

: dividen yang diterima investor pada tahun ke – t

P

n

: tingkat keuntungan yang disyaratkan

(Terminal Value)

(9)

3) Relative Valuation,

Astuti (2013) mengatakan Relative Valuation dihitung dengan melihat harga pasar atas asset yang sama atau serupa. Pendekatan Metode Relative Valuation ini mudah diterapkan pada perusahaan yang mempunyai banyak pembanding dipasar modal, akan tetapi apabila pembandingnya kurang dari dua perusahaan maka metode ini sulit diaplikasikan. Untuk mandapatkan harga wajar saham dengan menggunakan metode relative valuation ini, ada empat langkah yang digunakan, yaitu :

(1) Memilih perusahaan pembanding berdasarkan pada perusahaan yang memiliki criteria relative sama sebagaimana yang diatur dalam keputusan Ketua Bapepam – LK, yaitu pembanding berada dalam bidang usaha yang sama, karakteristik pertumbuhan sebanding atau kinerja keuangan sebanding.

(2) Langkah selanjutnya adalah memilih multiple/factor perusahaan pembanding, seperti :

(3) Melakukan perhitungan untuk menentukan besaran

multiple/factor pengali perusahaan pembanding dengan

(10)

memasukan data perusahaan pembanding ke dalam formula multiple/factor.

(4) Setelah itu melakukan estimasi nilai ekuitas perusahaan dengan cara mengalikan rata – rata besaran multiple/factor perusahaan pembanding dengan laba bersih, nilai buku ekuitas dan pendapatan perusahaan tersebut. Perhitungan estimasi nilai wajar saham dengan relative valuation adalah sebagai berikut:

a. Multiple PER dari perusahaan pembanding sebesar ? dikalikan dengan laba bersih per lembar saham dari PT.

Tiphone Mobile Indonesia, Tbk.

b. Multiple PBV dari perusahaan pembanding sebesar ? dikalikan dengan nilai buku per lembar saham dari PT.

Tiphone Mobile Indonesia, Tbk.

c. Multiple P/S dari perusahaan pembanding sebesar ? dikalikan dengan pendapatan per lembar saham dari PT.

Tiphone Mobile Indonesia, Tbk

3.2. Penelitian Terdahulu

Sulistyowati (2011) menyatakan bahwa dalam analisa dua perusahaan

telekomunikasi Indosat dan Telkom menggunakan pendekatan Capital Asset

Pricing Model (CAPM) dan Analisis Fundamental. Dalam analisis fundamental

menggunakan perhitungan dengan langkah Dividend Payout Ratio (DPR), Plow

Back Ratio (PBR), Return on Equity ( ) sedangkan untuk CAPM menggunakan

(11)

Cost of Capital untuk mencari tingkat keuntungan yang diharapkan. Hasil penelitianya menggunakan analisa fundamental rata-rata harga saham PT. Indosat dan PT. Telkom adalah Overvalued. Sedangkan dengan menggunakan CAPM menunjukan bahwa investasi di PT. Indosat lebih menguntungkan dibandingkan dengan PT. Telkom hal ini karena PT. Indosat memiliki Beta sebesar 0,7769 dengan keuntungan 8,45% dibanding dengan PT. Telkom memiliki beta 0,8471 dan tingkat keuntungan 7,75%.

Khasanah (2013) dalam penelitiannya menggunakan Dividend Discount Model (DDM) dan Free Cash Flow to Equity Model (FCFE). Pemilihan saham pada jurnal ini mengacu dari LQ45 di BEI karena saham-nya lebih liquid.

Pemilihan metode berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya dengan mencari nilai intrinsik, dividen dan arus kas. Dengan metode the absolute percentage over/under (APE) saham yang under adalah saham yang memiliki presentase negative. Hasil analisa yang didapat adalah nilai DDM < FCFE, dimana nilai DDM lebih mendekati harga actual.

Astuti (2013) dalam tesisnya yang berjudul Penilain Harga Wajar Saham

PT. Kimia Farma (Persero) Tbk dan PT. Indofarma (Persero) Tbk Menjelang

Akuisisi mengunakan 3 pendekatan, yaitu : Free Cash Flow to Equity Discount

Model (FCFE), Relative Valuation, Gordon Growth Model Atau Dividen

Discount Model (DDM). Dalam tesis ini mencoba mencari harga wajar saham

dalam rangka akuisisi kimia farma dan indofarma. Metode yang digunakan

adalah FCFE, Relative Valuation, dan Gordon Growth Model. Kelemahan dari

metode ini adalah data yang digunakan adalah data tahunan padahal nilai saham-

(12)

nya data kuartal masuk pada Kuartal 2 dengan data pembanding minimal 2 akan lebih memberikan obyektifitas dan akurasi dalam melakukan analisa.

Abidin (2014) dalam tesisnya yang berjudul Analisis Saham PT. Indosat Tbk Terkait Rencana Buyback Pemerintah menggunakan 4 metode, yaitu CAPM, FCFE, Relative Valuation, Gordon Growth Model. Hasil perhitungan harga wajar saham PT. Indosat pada 30-Juni-2014, metode CAPM adalah Rp 3.827, dengan metode FCFE adalah Rp 2.391, dengan metode Relative Valuation adalah Rp 5.656, dan dengan metode Gordon Growth Model adalah Rp 1.999. Dari hasil rekonsiliasi didapatkan nilainya adalah Rp. 3.396. Harga aktual saham Indosat pada 30-Juni-2014 adalah Rp 3.685 sehingga nilai saham tersebut Overvalued.

Untuk mengakuisisi saham PT. Indosat diperkirakan pemerintah perlu

menyiapkan dana Rp 5.926 Triliun untuk 36,71% kepemilikan saham atau

dengan membeli 65% saham sehingga perlu menyiapkan dana Rp 10.493 Triliun.

(13)

  Gambar 3.1

Kerangka Pemikiran Penelitian

32

TELEKOMUNIKASI INDONESIA. TBK

Relative Valuation

- PER

- PBV - PSR

- Harga Wajar Saham

Harga Saham 18 September 2014 Free cash flow equity (FCFE)

- Aritmetic Average - Geometric Average - FCFE

- CAPM

- Harga Wajar Saham

Harga Saham PT. Tiphone Mobile Dividen Discount Model (DDM)

- Cost of Equity (CAPM)

- Menghitng tingkat pertumbuhan (g) - Value of Equity

- Harga Wajar Saham

Lap Keu Q3 2012-2014

Neraca Lap Laba Rugi

Analisis Lap Keu

Rentang Harga

Wajar Saham

Referensi

Dokumen terkait

Apabila guru diberi tanggungjawab untuk mengajar sesuatu matapelajaran, tanggungjawab tersebut bukanlah hanya setakat mengajar semata-mata, malah seseorang guru perlu

Analisis data menjadi pegangan penelitian. Metode ini penulis gunakan untuk mendeskripsikan data-data tentang strategi pemasaran produk deposito mud}a@rabah yang

Hasil Hubungan Mixused Berdasar Luas Daerah Terbangun – BBM : Jumlah konsumsi premium akan menurun jika mixused meningkat, jumlah konsumsi solar seluruh kota di Jawa akan menurun

Marcel Waline mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah keseluruhan aturan-aturan yang menguasai kegiataqn-kegiatan alat-alat perlengkapan Negara yang bukan alat

Bab III berisi tentang cara Frau dalam memanfaatkan teknologi dan internet, bentuk kerjasama Frau dengan netlabel Yes No Wave, penggunaan lisensi Creative

Hasil pengujian yang dilakukan terhadap 20 saham perusahaan yang menjadi sampel penelitian menunjukkan bahwa analisis pembentukan portofolio optimal menggunakan

Antikoagulan juga biasanya tidak diberikan kepada penderita tekanan darah tinggi dan tidak pernah diberikan kepada penderita dengan perdarahan otak karena akan menambah

kebudayaan Barat, kata &#34;History&#34; yang diekwivalenkan dengan sejarah dalam bahasa Indonesia terhimpun dalam empat pengertian secara harfiyah, yakni : (1)