• Tidak ada hasil yang ditemukan

matematika dikarenakan terlalu banyak deretan rumus-rumus yang abstrak dan membosankan. Sebagian besar peserta didik di sekolah menganggap bahwa mata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "matematika dikarenakan terlalu banyak deretan rumus-rumus yang abstrak dan membosankan. Sebagian besar peserta didik di sekolah menganggap bahwa mata"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peserta didik SMP pada umumnya berada pada tahap berpikir konkrit yang ditandai oleh penalaran logis tentang hal-hal yang dapat dijumpai dalam dunia nyata. Di samping itu, konsep matematika yang lebih tinggi daripada yang sudah dimiliki oleh peserta didik, tidak dapat dikomunikasikan dengan definisi, tetapi perlu memberikan kepadanya contoh-contoh yang sesuai dengan materi pelajaran.

Dengan contoh konkrit yang cocok dengan konsep yang diajarkan, dimaksudkan untuk menumbuhkan motivasi belajar matematika peserta didik. Ditinjau dari hakekat matematika dan obyek matematika yang abstrak, maka peserta didik SMP kelas VII selalu mengalami kesulitan mempelajari matematika, muncul kebosanan yang mengakibatkan tidak tertarik untuk belajar matematika. Untuk menjawab permasalahan ini perlu dikaji bagaimana mengajarkan matematika kepada peserta didik SMP kelas VII agar konsep matematika mudah dipahami dan menarik.

Bagi beberapa anak, belajar matematika bisa dibilang rumit dan membosankan. Pelajaran yang diterima anak disekolah pun hanya berkutat di papan tulis dan buku saja. Padahal orang tua pun menyadari bahwa belajar matematika sangat penting untuk membantu anak belajar berpikir secara sistematis dan terstruktur. Data yang dirilis oleh Program for International Student Assesment (PISA) di bawah Organization Economic Cooperation and Development (OECD) pada Desember 2013 lalu mengatakan kemampuan matematika pelajar Indonesia berada di peringkat 64 dari 65 negara yang di survei. Bagi peserta didik, penguasaan matematika akan menjadi sarana yang ampuh untuk mempelajari mata pelajaran lain. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kebanyakan peserta didik kurang berminat pada pelajaran

(2)

2 matematika dikarenakan terlalu banyak deretan rumus-rumus yang abstrak dan membosankan.

Sebagian besar peserta didik di sekolah menganggap bahwa mata pelajaran matematika adalah paling sulit diantara pelajaran yang lainnya sebagaimana menurut Soedjadi (2000) bahwa banyak orang yang mengatakan bhwa matematika itu sulit. Darmin (2003) mengemukakan bahwa belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan. Dalam proses belajar mengajar terjadilah interaksi antara berbagai komponen. Masing – masing komponen saling mempengaruhi sedemikian hingga dapat tercapai tujuan pendidikan dan pengajaran.

Pada suatu proses pembelajaran diperlukan adanya model pembelajaran.

Dalam pelaksanaannya model pembelajaran ini membantu peserta didik untuk lebih mudah memproses informasi yang diperoleh, karena akan didukung dengan interaksi yang terjadi didalam pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif. Pada model pembelajaran kooperatif dilandaskan pada teori kognitif karena menurut model pembelajaran kooperatif interaksi bisaa mendukung pembelajaran ( Yamin, 2008 ).

Pembelajaran kooperatif merupakan istilah umum untuk sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antar peserta didik ( Jacobsen, 2009 )

Salah satu pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik adalah pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning). Cooperative berarti bekerja sama dan Learning berarti belajar, jadi belajar melalui kegiatan bersama. Namun tidak semua belajar bersama adalah Cooperative Learning, dalam hal ini belajar bersama melalui teknik-teknik tertentu. Menurut Slavin (2010) mengemukakan pendekatan paling efektif terhadap manajemen kelas bagi pembelajaran kooperatif adalah menciptakan sebuah sistem penghargaan positif yang didasarkan pada kelompok. Menurut Johson dan Roger (dalam Eko, 2004 ) cara yang paling ampuh mengaktifkan peserta didik untuk belajar dan memberikan dampak positif di dalam kelas dan lingkungan adalah belajar kooperatif. Pembelajaran kooperatif

(3)

3 di kelas menekankan bahwa kelas berjalan bersama-sama ke tujuan, membina hubungan yang positif, artimya di dalam proses pembelajaran kooperatif ini peserta didik dituntuk belajar aktif sehingga mampu mengatasi masalah secara bersama-sama.

Pendekatan pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan bagi peserta didik untuk bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas akademik dengan teman sebaya yang membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat dalam materi tertentu. Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) mampu mengubah peranan guru yang semula sebagai pusat pembicara utama di kelas menjadi fasilitator, motivator, dan moderator dalam pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mengharuskan peserta didik untuk bekerja dalam suatu kelompok untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk tujuan bersama.

Wina Sanjaya (2008) mengemukakan bahwa:

1. Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik sekaligus dapat meningkatkan kemampuan dalam hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain serta dapat meningkatkan harga diri.

2. Pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan peserta didik dalam belajar berpikir, memecahkan masalah dan mengintegrasi pengetahuan dengan keterampilan.

Salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif adalah Student Team Achivment Division atau lebih dikenal dengan singkatan STAD. Sifat pembelajaran kooperatif tidak sama dengan belajar kelompok atau belajar kelompok biasa, pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Ratu Manan (dalam Eko, 2004) menyatakan bahwa salah satu tipe pembelajaran yang sederhana dan memberikan teknik-teknik yang baik kepada peserta didik dalam gotong royong untuk mencapai hasil belajar. Tipe STAD merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan mudah diterapkan di kelas. Pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berlatar belakang dari materi matematika yang memerlukan keterlibatan peserta didik secara langsung dalam

(4)

4 pembelajarannya agar peserta didik dapat lebih memahami konsepnya serta melatih peserta didik untuk lebih aktif dalam kelompoknya.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dirasa cocok dengan mata pelajaran matematika tersebut. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara peserta didik untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal ( Isjoni, 2010 ). Interaksi tatap muka terjadi pada saat peserta didik menghidupkan dan memfasilitasi suasana diskusi dengan kelompok lain agar tujuan pembelajaran tercapai. Dalam hal ini setiap peserta didik atau kelompok dapat memberi masukan terhadap hal-hal yang menjadi kekurangan pada kelompok lain demikian sebaliknya. Interaksi dalam sebuah pembelajaran adalah hal yang sangat penting dan diperlukan, Interaksi juga membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan belajarnya. jadi memaksimalkan interaksi di kelas adalah tugas seorang guru. Interaksi juga tidak akan muncul dengan tiba-tiba pada saat mengajar, proses interaksi harus dipertimbangkan sebelum memulai pembelajaran.

Dengan mempertimbangkan hal di atas, maka peneliti termotivasi untuk melaksanakan penelitian tentang “ Analisis keaktifan dan Interaksi Peserta didik pada pembelajaran Kooperatif Matematika Tipe STAD (Student Team Achievemen Division) di SMP Kelas VII “

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan suatu masalah yaitu

“Bagaimana keaktifan dan interaksipeserta didik pada pembelajaran kooperatif matematika tipe STAD di SMP kelas VII ?”

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini terarah dan tidak terjadi penyimpangan terhadap masalah yang akan dibahas maka perlu adanya ruang lingkup. Hal ini juga untuk

(5)

5 menghindari terlalu luasnya masalah yang akan di bahas. Beberapa batasan masalah tersebut adalah

a. Penelitian ini hanya dilakukan pada peserta didik SMP kelas VII

b. Penelitian ini meneliti tentang keaktifan dan interaksipeserta didik pada pembelajaran kooperatif matemtaika tipe STAD

c. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Malang kelas VII-4

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keaktifan dan interaksi peserta didik pada pembelajaran kooperatif matematika tipe STAD di SMP kelas VII

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dapat berupa manfaat teoritik dan praktis. Manfaat teoritiknya yaitu dapat meningkatkan keaktifan dan interaksipeserta didik dalam mata pelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD (Student Team Achievemen Division)

Sedangkan manfaat secara praktis yaitu untuk mengetahui yaitu untuk mengetahui model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievemen Division) dapat meningkatkan interaksi dan keaktifan peserta didik di kelas dapat dijadikan salah satu inovasi pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dan dapat meningkatkan semangat untuk belajar dengan adanya model pembelajaran yang beraneka ragam.

1.6 Definisi Operasional

a. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara bekerja sama dalam mencapai tujuan yang sama. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran koperatif tipe STAD.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran berkelompok yang teridiri dari 4-5 peserta didik yang terdiri dari laki-laki

(6)

6 dan perempuan serta peserta didik yang berkemampuan tinggi, sedang, rendah.

b. Keaktifan belajar peserta didik merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Dalam pembelajaran peserta didik harus terlibat aktif dan menjadi pusat pada pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Keaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Peserta didik aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran. Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, peserta didik juga dapat berlatih untuk berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan di dalam pembelajaran.

c. Interaksi yaitu proses dua arah yang mengandung tindakan atau perbuatan antar peserta didik. Interaksi juga merupakan hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antar individu, individu dengan kelompok maupun antar kelompok. Interaksi juga proses dimana peserta didik berkomunikasi saling mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan.

Suhubungan dengan itu interaksi adalah proses saling mengambil peran. Proses pembelajaran akan efektif, jika interaksi anta peserta didik terjadi secara intensif. Guru dapat merancang model-model pembelajaran sehingga peserta didik dapat belajar secara optimal. Guru mempunyai peran ganda dan sangat strategis dalam kaitannya dengan kebutuhan peserta didik.

1.7 Kerangka Konseptual

Pengembangan Kurikulum 2013 diawali dengan analisis kebutuhan masyarakat Indonesia. Analisis kebutuhan tersebut merupakan analisis kesenjangan mengenai kemampuan yang perlu dimiliki warganegara bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Hasil dari analisis ini menunjukkan bahwa

(7)

7 penguasaan soft skills perlu mendapatkan prioritas dalam pengembangkan kemampuan warganegara untuk kehidupan masa depan. Analisis Tujuan Pendidikan Nasional sebagai arah pengembangan kurikulum. Setiap upaya pengembangan kurikulum haruslah didesain untuk pencapaian tujuan pendidikan nasional. Kurikulum sebagai jiwa pendidikan (the heart of education) harus selalu dirancang untuk mencapai kualitas peserta didik dan bangsa yang dirumuskan dalam tujuan pendidikan. Kajian dari tujuan pembelajaran matematika di SMP yaitu memberi arah yang juga mengacu kepada pengembangan soft skills yang berimbang dengan penguasaan hard skills.

Pada penelitian ini lebih difokuskan dengan model pembelajarannya yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) untuk melihat keaktifan dan keaktifan peserta didik. Interaksi adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi untuk mempengaruhi. Seperti yang dijelaskan pada gambar berikut :

Gambar 1.6 Kerangka Konseptual

TUJUAN PEMBELAJARAN SMP

RENCANA PEMBELAJARAN 1. Materi

2. Model 3. Sumber KOOPERATIF

STAD

IMPLEMENTASI 1. Keaktifan

2. Interaksi

EVALUASI

Gambar

Gambar 1.6 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 3.28 Hasil Uji Homogenitas Varians Skor Postes Keterampilan Sosial 124 Tabel 3.29 Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Skor Postes Keterampilan Sosial 125 Tabel 3.30

difasilitasi oleh dua orang instruktur yang memiliki Nomor Induk Asesor yang relevan, termasuk pada saat ujian. Rayon LPTK merancang strategi pelaksanaan PLPG, materi

Tingkat kesamaan komposisi serangga kanopi pohon apel di Poncokusumo dan Bumiaji yang dikoleksi dengan perangkap bejana warna kuning dan biru pada musim berbunga dan

Sholawat serta salam semoga tercurakan kepada Nabi Muhammad, yang kepada beliau diturunkan wahyu ilahi Al-Qur’an, semoga tercurah pula kepada keluarga

Dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh sistem akan diperoleh nilai bobot dari hasil training yang akan digunakan untuk testing dan prediksi data.. Sistem prediksi

Pendapat tersebut dapat dilihat melalui penelitian ini dimana terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi masyarakat tentang menguras, mengubur, dan menutup (3M)

Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta diharapkan mencerminkan citra Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan sekaligus menjadi identitas dari perpustakaan yang diwujudkan

ANDRA CIPTA CONSULT Gugur tidak memasukkan dokumen kualifikasi 42 PT.ANDIKA PERSADA RAYA Gugur tidak memasukkan dokumen kualifikasi 43 Maza Pradita Sarana Gugur tidak memasukkan