• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Organisasi Seni Era Revolusi Industri 4.0 di Masa Pandemi Covid-19; Pergelaran Wayang Virtual Ki Gondo Suharno, S.Sn.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Manajemen Organisasi Seni Era Revolusi Industri 4.0 di Masa Pandemi Covid-19; Pergelaran Wayang Virtual Ki Gondo Suharno, S.Sn."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ISBN: 978-602-53231-6-4 Prodi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

629 Manajemen Organisasi Seni Era Revolusi Industri 4.0 di Masa Pandemi Covid-19; Pergelaran Wayang Virtual Ki Gondo Suharno, S.Sn.

Sri Mulyono

BBPPMPV Seni dan Budaya Yogyakarta javasdalangcilik@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen organisasi seni era revolusi industri 4.0 di masa pandemi covid-19 sebagai jawaban inovasi manajemen Organisasi Seni. Penelitian ini dilakukan di Sanggar Kademangan Bangunharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Dalam pergelaran wayang virtual Ki Gondo Suharno membantu Sanggar Kademangan dan dalang sebagai leadership menjaga eksistensi serta pelestarian, pengembangan budaya. Penelitian ini akan mendeskripsikan manajemen organisasi seni di era revolusi industry 4.0 di masa pandemi dan menganalisis factor kelebihan dan kekurangan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dimana peneliti akan mencari data yang bersangkutan dan berhubungan dengan penelitian. Hasil wawancara dan observasi dikelompokkan dengan analisis unsu-unsur manajemen organisasi seni, kemudian di hubungkan dengan inovasi manajemen pada tatanan kenormalan baru. Dimana hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa pergelaran wayang virtual Ki Gondo Suharno menjadi jawaban keeksitensiaan Sanggar Kademangan, sehingga anggota dan pengurus sanggar bisa mempertahankaan ekonomi selama pandemi.

Kata kunci: manajemen, organisasi seni, revolusi industry 4.0, pergelaran wayang virtual

Abstract: This study aims to determine the management of art organizations in the era of the industrial revolution 4.0 during the covid-19 pandemic as an answer to innovation in the management of Art Organizations. This research was conducted in Sanggar Kademangan Bangunharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. In the virtual wayang performance, Ki Gondo Suharno helps the Kademangan Studio and the dalang as leadership in maintaining the existence and preservation and development of culture. This study will describe the manag ement of art organizations in the era of the industrial revolution 4.0 during the pandemic and analyze the advantages and disadvantages factors. This type of research is descriptive qualitative. Where researchers will look for relevant data and related to research. The results of interviews and observations are grouped with an analysis of the management elements of art organizations, then linked with management innovations in the new normal order. Where the results of this study concluded that Ki Gondo Suharno's virtual puppet performance was the answer to the existence of the Kademangan Studio, so that the members and management of the studio could maintain the economy during the pandemic.

Keywords: management, arts organizations, industrial revolution 4.0, virtual puppet shows

(2)

ISBN: 978-602-53231-6-4 Prodi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

630 Pendahuluan

Pagebluk/ ungkapan satu kata berbahasa Jawa bermakna sesuatu yang sangat mengerikan berkaitan dengan kehidupan manusia secara menyeluruh, dimana situasi alam tidak bersahabat sehingga menimbulkan kesengsaran mendalam. Diawal tahun 2020 sampai sekarang wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) merajalela ke seantero dunia, sehingga hal ini menyebabkan laju pemerintahan juga mengalami turbulensi, sehingga memaksa pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan guna mengatur tata kehidupan yang ada salah satunya dengan protokol kesehatan (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2020).

Wabah ini kalau disikapi secara arif bukan semata-mata pandemik yang memupus harapan hidup dan kelanjutan di masa yang akan datang, tetapi juga merupakan kerangka untuk berpikir dan bertindak secara santun dan bijaksanan dalam menyikapi hidup dan kehidupan yang akan datang. Tantangannya ini bukan saja menjawab pertanyaan untuk dapat bersahabat dengan Covid-19 saja, tetapi bagaimana menata kembali kehidupan yang harmoni demi masa depan dan perjalanan bangsa ini (Suharjo, 2020: 8).

Pada saat ini masuk era revolusi industri 4.0 bersamaan dengan terjadinya pandemi Covid-19, sehingga perubahan tata kehidupan yang berbeda dengan biasa tersebut mendorong manusia menciptakan tata kehidupan normal baru. Hal ini berlaku untuk semua lapisan baik tata kelola pemerintahan maupun tata kehidupan manusia sesuai dengan bidang masing-masing, salah satunya budaya. Menurut Salman Yoga (2018), budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi kegenerasi. Sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Bangsa Indonesia harus mempersiapkan diri untuk pengaruh teknologi komunikasi terhadap seluruh aspek kebudayaan kehidupan bangsa. Dimana cabang-cabang seni sebagai bagian dari budaya termasuk pelaku ataupun pegiat seni.

Ni Made Ruastuti (2019) berpendapat bahwa merujuk beberapa literatur Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa revolusi Industri terdiri dari dua (2) kata yaitu revolusi dan industri. Revolusi berarti perubahan yang terjadi secara cepat. Sedangkan industri dapat diartikan sebagai usaha pelaksanaan proses produksi. Apabila ditarik benang merahnya maka revolusi industri dapat diartikan sebagai suatu perubahan yang berlangsung sangat cepat dalam pelaksanaan proses produksi dimana yang semula pekerjaan proses produksi itu dikerjakan oleh manusia berubah dan digantikan oleh mesin. Sedangkan barang yang diproduksi mempunyai nilai tambah (value added) yang komersial. Dalam konteks revolusi industri dapat dipahami bahwa proses yang terjadi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang terjadi secara cepat, menyangkut dasar kebutuhan pokok (needs) dengan keinginan (wants) masyarakat. Dasar perubahan ini sebenarnya adalah pemenuhan hasrat keinginan pemenuhan kebutuhan manusia secara cepat dan berkualitas. Oleh sebab itu, dalam era revolusi industri banyak mengubah cara kerja manusia dari penggunaan manual menjadi otomatisasi atau digitalisasi. Inovasi menjadi kunci eksistensi dari perubahan ini. Inovasi adalah faktor paling penting yang menentukan daya saing suatu negara. Hasil capaian inovasi ditentukan oleh sejauh mana

(3)

ISBN: 978-602-53231-6-4 Prodi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

631

dapat merumuskan body of knowledge terkait manajemen inovasi, technology transfer and business incubation, science and technopark.

Vanessa Ratten (2020) berpendapat besarnya global dan dampak yang berubah dari krisis Covid-19, ada kebutuhan mendesak untuk lebih banyak pertimbangan tentang dampaknya terhadap kewirausahaan. Lebih mengerucut Dadang Dwi Septian (2020) menambahkan diantara profesi pekerja kreatif yang terdampak adalah pekerja seni yang kehilangan pekerjaan. Pandemi Covid-19 memukul aktivitas ekonomi akibat kebijakan penerapan karantina wilayah dan social distancing atau physical distancing. Pekerja kreatif terpaksa menerima kerugian lantaran penundaan atau bahkan pembatalan jadwal pertunjukan. Sejalan dengan pemikiran Angelo S. DeNisi and Kevin R. Murphy (2017) pandemi COVID-19 telah menjadi krisis global yang signifikan yang mengharuskan individu, organisasi, dan negara untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasinya. Untuk mengembangkan pemahaman yang komprehensif dan sistematis tentang dampak pandemi COVID-19 pada pengembangan karir individu dan kemungkinan strategi penanggulangan.

Hal di atas membuktikan bahwa Ki Gondo Suharno, S.Sn. bagian dari seorang pekerja kreatif di bidang seni pedalangan sangat merasakan dampak dari situasi sekarang. Sebagai seorang seniman dalang yang mempunyai kedudukan teratas (leadership) dalam satuan organisasi seni Jawa yaitu Sanggar Kademangan mempunyai tanggung jawab besar atas kelangsungan hidup organisasi dan anggota di dalamnya.

Faktor yang menentukan keberhasilan dan keefektifan seorang art leadership adalah kemampuan mendesain manajemen yang dapat disajikan dalam bentuk proyek di masa depan.

Berdasarkan uraian tersebut maka timbul pertanyaan, bagaimana seorang seniman dalang sebagai art leadership menanggapai situasi dan kondisi pada masa sekarang terkait dengan eksistensi serta manajemen organisasi seni? Apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan perubahan manajemen organisasi seni yang terbentuk pada tatanan kenormalan baru? Penulis menyadari ada kesamaan model pembahasan, sedang letak perbedaannya pada cabang seni yang belum pernah ditulis sebelumnya, sehingga ini sangat menarik untuk diteliti lebih dalam. Sejalan dengan gagasan Didik Suharijadi (2021) dalam jurnal yang berjudul Pementasan Daring: Kaidah Baru Dalam Penyajian Seni Pertunjukan. Sedangkan I Nyoman Artayasa dan kawan-kawan (2019) menyoroti model seni pertunjukan Wayang Wong Inovatif bagi generasi milenial dalam rangka menyongsong revolusi industri 4.0 di Bali.

Sedangkan tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah: ingin mendiskripsikan inovasi manajemen organisasi seni menjawab tantangan era revolusi industri 4.0 di masa pandemi Covid-19 terhadap pagelaran wayang virtual Ki Gondo Suharno, S.Sn..

Serta ingin mendiskripsikan hambatan dan peluang perubahan manajemen pergelaran yang terbentuk pada tatanan kenormalan baru. Peneliti dalam membedah permasalahan ini lebih tajam menggunakan rujukan buku berjudul ” Bunga Rampai Kajian Seni Budaya Ragam Perspektif ” oleh Totok Sumaryanto dan kawan-kawan (2021), pada bagian penelitian seni budaya di masa new normal pandemi covid 19. Didukung dengan pernyataan Amelia Hani Saputri dan kawan-kawan (2021) pada prosiding yang mengupas implementasi merdeka belajar di masa pandemi Covid-19: peluang dan

(4)

ISBN: 978-602-53231-6-4 Prodi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

632

tantangannya. Roci Marciano (2020) menjelaskan dalam karya ilmiahnya mengenai kreativitas dan studi seni. Keterkaitan dengan manajemen Rofi’ul Fajar dan kawan-kawan (2021) menjelaskan manajemen organisasi seni pertunjukkan Sanggar Baladewa di Surabaya.

Keempat rujukan menjadi kajian pustaka yang erat dengan permasalahan di atas.

Hasil penelitian ini secara teoretis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan ilmu manajemen, khususnya mengenai manajemen organisasi seni era revolusi industri 4.0 di masa pandemi Covid-19. Dan secara praktis diharapkan dapat menjadi sumber penelitian bagi penelitian lanjutan tentang pemecahan masalah yang berkaitan dengan manajemen pergelaran virtual di masa pandemi Covid-19. Sedangkan untuk masyarakat, diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang seni pertunjukan wayang dan dapat lebih menghargai segala bentuk seni sebagai warisan leluhur yang layak dilestarikan.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan data dilakukan dengan studi literatur melalui event wayang virtual yang diselenggarakan secara daring. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara narasumber, dokumen data dari media sosial dan media online rujukan narasumber. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi pustaka yang berasal dari penelitian terdahulu. Untuk melakukan penelitian studi kasus, maka Creswell (2013) menyampaikan bahwa kepentingan analisis dan interpretasi data adalah bagian penting dari penelitian kualitatif.

Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu yang digunakan untuk penelitian di bulan Juli dan Agustus 2021.

Penggalian data berupa wawancara narasumber dan pengumpulan data dokumen atas persetujuan narasumber. Tempat penggalian di rumah Ki Gondo Suharno, S.Sn juga merupakan bernaungnya Sanggar Kademangan di Dusun Demangan, Bangunharjo, Sewon, Bantul Yogyakarta. Sedangkan penggalian data dokumen melalui media sosial narasumber melalui facebook, Instagram maupun chanel youtube.

Mengingat, penelitian ini dilakukan pada masa pandemi, maka terdapat keterbatasan akses dalam upaya perolehan data. Terdapat beberapa prosedur yang harus dipatuhi ketika hendak melakukan wawancara. Penggunaan masker, membawa handsanitaizer, dan menjaga jarak menjadi himbauan utama yang disuguhkan oleh Ki gondo Suharno, S.Sn. Prosedur pertemuan dengan narasumber sangat sederhana dengan menghubungi melalui seluler menentukan hari dan jamnya. Keterbukaan narasumber membuat penulis lebih mudah mendapatkan informasi yang valid sebagai data penelitian.

Target/Subyek Penelitian

Instrumen utamanya adalah kemampuan peneliti dengan konsep dan pemahaman awal dalam kesadarannya. Analisis metode kualitatif bersifat induktif. Berangkat dari

(5)

ISBN: 978-602-53231-6-4 Prodi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

633

permasalahan sosial di masyarakat kemudian dipadukan dengan konsep-konsep teoritik.

Penekanan hasil penelitian menggunakan metode kualitatif lebih mengedepankan pemaknaan khusus atas realitas sosial (Sadewo, 2016). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Miles dan Huberman dengan 3 tahap penting, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Salim, 2006).

Reduksi data memfokuskan pada pemilihan data yang relevan dan penting. Penyajian data artinya memadukan konsep teoritis dengan data lapangan yang telah direduksi, kemudian penarikan kesimpulan mendasarkan pada kaitan antar temuan yang telah disajikan dan menunjukkan hasil yang logis, koheren, dan holistik (Sugiyono, 2013).

Prosedur

Seterusnya, dalam metode penelitian kualitatif ini, penulis melakukan sejumlah prosedur penelitian, yaitu: teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, teknik analisis data, dan teknik penyajian data.

Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu: observasi partisipasi, wawancara, studi dokumentasi dan pustaka.

Teknik Analisis Data

Tahapan selanjutnya setelah pengumpulan data yaitu pengolahan data, metode/teknik/cara pengolahan data pada penelitian kualitatif adalah membuat transkrip dari seluruh hasil pengamatan dan wawancara mendalam. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai dari lapangan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data (Sugiyono, 2013: 230) Pada penelitian ini, penulis akan melakukan tahapan-tahapan dalam menganalisis data kualitatif yaitu:

a. Raw data management (cleaning) yaitu tahapan analisis memisahkan data yang tidak relevan dengan fokus penelitian.

b. Data reduction terdiri dari: membagi-bagi (chunking), dan pelabelan (coding).

c. Data interpretation terdiri dari: pelabelan (coding), dan mengkategorikan (clustering); yaitu tahapan analisis mengenai penafsiran data dan pembahasan tentang manajemen pergelaran wayang virtual Ki Gondo Suharno, S.Sn. era revolusi industri 4.0 di masa pandemi Covid-19.

d. Data representation terdiri dari: telling the story, making sense of the data for others. Yaitu tahapan analisis data dengan menarasikan hasil penafsiran dan pembahasan melalui tulisan.

Setelah data dianalisis, maka selanjutnya adalah menyajikan atau display data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Dalam penelitian ini penulis akan menyajikan data berupa narasi-narasi data yang kemudian dituangkan dalam bentuk laporan.

(6)

ISBN: 978-602-53231-6-4 Prodi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

634 Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Biografi Ki Gondo Suharno

Ki Gondo Suharno, S.Sn. salah satu dari sekian banyak seniman dalang yang ada di wilayah Yogyakarta sebagai pekerja seni kreatif. Beliau dari kalangan keluarga seni pedalangan, lahir pada tahun 1977 silam di daerah Lampung. Masa kecil sampai Pendidikan smp berada di sana, menginjak usia remaja berurbanisasi ke Yogyakarta untuk menuntut ilmu pedalangan secara formal di SMK I Kasihan dulu disebut SMKI.

Selepas Pendidikan menengah atas melanjutkan di perguruan tinggi seni ISI Yogyakarta Jurusan Pedalangan sampai tamat. Bakat yang dimiliki sejak kecil semakin berkembang ketika berada di Yogyakarta menjadikan beliau seorang dalang sarjana yang mempunyai visi misi pementasan serta mengikuti perkembangan zamannya.

Keputusan menjadi seniman dalang murni sejak kelulusan dari perguruan tinggi sampai berkeluarga merupakan pilihan berdasarkan kemantaban hati dan peluang di dunia pedalangan. Sehingga menggantungkan penghasilannya menjadi seniman dalang untuk menopang biaya hidup beserta keluarganya. Perjalanan karir kesenimannya semakin tahun semakin meningkat dan masuk jajaran dalang muda berkembang di DIY yang diakui keberadaannya.

Kelompok Karawitan Melebur Menjadi Organisasi Seni

Seorang seniman dalang tidak bisa lepas dari iringan karawitan (music Tradisional) berbentuk gending sebagai pendukung utama pementasan serta kru dan peralatan lain yang digunakan. Menurut Sri Hastanto (2009: 38) gending wayangan yaitu gending yang digunakan pada pertunjukan wayang kulit, sedangkan gending beksan digunakan untuk sajian tari-tarian tradisional. Iringan karawitan dihasilkan dari bunyi gamelan ditabuh (dibunyikan) oleh sekelompok orang yang dinamakan niyaga/wiyaga dibantu suara vocal laki-laki (wiraswara) dan suara vocal putri (sindhen). Dengan demikian pementasan/pergelaran wayang membutuhkan niyaga yang tergabung dalam kelompok karawitan.

Pada perjalanan karirnya Ki Gondo Suharno, S.Sn. sebagai seorang dalang, disetiap pergelaran wayang selalu diikuti kelompok karawitan pendukung. Dimana kelompok karawitan tersebut seiring berjalannya waktu terjadi bongkar pasang anggota kelompok dan pernah tercatat menggunakan jasa beberapa kelompok karawitan.

Terakhir di tahun 2017 memutuskan membuat kelompok karawitan sendiri yang dinamakan Sanggar Kademangan.

Di Yogyakarta kelompok-kelompok seni diresmikan dengan mendaftarkan diri menjadi organisasi/paguyuban legal baik secara hukum dengan akte notaris maupun terdaftar di dinas Kebudayaan Yogyakarta ditandai dengan terbitnya Nomer Induk Kesenian (NIK) atau level di bawahnya tingkat kabupaten/kota se-Diy. Secara otomatis Sanggar Kademangan melebur menjadi organisasi seni dengan didaftarkannya di dinas kebudayaan sebagai salah satu syarat meraih kucuran dana bantuan sosial maupun bantuan pergelaran dari dana keistimewaan Yogyakarta (danais).

Selama 2 (dua) tahun pertama yaitu tahun 2017 – 2019 menggunakan jasa Sanggar Kademangan, jalannya organisasi dan pergelaran tidak menemui kendala yang

(7)

ISBN: 978-602-53231-6-4 Prodi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

635

rumit. Azas kebersamaan dalam berorganisasi berimbas pada keharmonisan dengan Ki Gondo Suharno sebagai seniman dalang merangkap ketua organisasi sebagai leader art.

Unsur-unsur Manajemen

Unsur-unsur dalam manajemen meliputi men, money, methods, materials, machines. Men yang dimaksud adalah tenaga sumber daya manusia, di dalam hal ini adalah para pengurus Sanggar kademangan. Kepengurusan di Sanggar kademangan yaitu terdiri dari pelindung, penasehat, ketua, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi.

Money atau modal, berkaitan dengan uang kas organisasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuanyang diinginkan. Pemasukan dana di Sanggar kademangan berasal dari:

(1) Keuangan reguler bersumber dari uang iuran dari pengurus dan angota dan (2) Keuangan non reguler yang sumbernya dari pemasukan luar seperti honorarium job, proposal dan bantuan dari pihak luar. Pengeluaran di Sanggar kademangan diantaranya untuk membeli air minum, makanan, uang sosial, serta kebersihan tempat.

Methods, adalah langkah-langkah yang dipergunakan dalam usaha mencapai tujuan. Cara yang digunakan Sanggar kademangan telah disepakati oleh pengurus yang merupakan hasil dari rapat rutin. Menurut Gondo Suharno, selaku ketua dan pendiri sanggar Kademangan, cara yang dilakukan yaitu dengan memberikan arahan dan konsep pagelaran, evaluasi dari pengawasan setelah latihan dan pementasan.

Materials, adalah bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Material yang dimaksud dalam Sanggar kademangan yaitu yang digunakan berupa sebuah pertunjukan wayang kulit dan karawitan, sebagai bahan untuk mencapai tujuan para pemain dapat membawa nama Sanggar kademangan untuk menghibur masyarakat.

Machines atau mesin-mesin/alat-alat yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Alat yang digunakan sebagai penunjang untuk membantu mencapai tujuan di Sanggar kademangan menggunakan alat musik karawitan, wayang kulit, soundsystem, kendaraan.

Perencanaan

Perencanaan program terbagi atas program jangka pendek di dalamnya adalah latihan rutin setiap seminggu sekali di hari yang ditentukan bersama dan program jangka panjang yaitu pementasan serta mengikuti lomba karawitan. Sedangkan perencanaan keuangan terdiri atas perencanaan keuangan reguler yang bersumber dari uang iuran anggota dan pengurus, hasil kas pementasan serta perencanaan keuangan non reguler yang bersumber dari hadiah lomba, sumbangan/donatur serta pengajuan proposal bantuan.

Pengorganisasian

Sanggar Kademangan membagi pengorganisasian atas struktur organisasi yang di dalamnya ada pelindung, penasehat, ketua, sekertaris, bendahara dan seksi-seksi.

Sedangkan proses pengorganisasiannya bersifat terbuka dengan mengedepankan azas kebersamaan, kekeluargaan dan musyawarah dipilih sebagai sarana komunikasi untuk pemecahan masalah maupun pengambilan keputusan. Pengorganisasian merupakan suatu proses yang melibatkan strategi dan cara yang telah disusun dalam perencanaan

(8)

ISBN: 978-602-53231-6-4 Prodi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

636

dalam sebuah organisasi seni supaya seluruh pihak yang terlibat dalam organisasi dapat menjalankan fungsi tugasnya dengan efektif dan efesian untuk mencapai tujuan organisasi (Rahayu & Darmawati, 2019).

Sedangkan dalam penerapannya ketua sanggar sekaligus dalangnya ikut terjun dengan merangkap sebagai mentor dan berdampingan dengan seksi pelatihan lainnya.

Adapun penerapan atau pengaplikasiannya adalah ketua sanggar mepersiapkan konsep pergelaran wayang kemudian merinci tugas untuk para pelatih sesuai dengan program yang dijalankan. Program latihan rutin mingguan para pelatih telah diberi tugas masing- masing baik dalam segi musik/iringan. Keunikan yang menjadi nilai lebih di dalam Sanggar kademangan adalah keterbukaan ide dan gagasan terbuka untuk anggota pengrawit menyodorkan garapan musiknya kepada tim pelatih, kemudian dianalisis kesesuaiannya dengan kebutuhan musik, harapannya memacu daya kreatif semua anggota karawitan untuk lebih mengoptimalkan kemampuan. Mengingat banyak anggota pengrawit lulusan Pendidikan akademis. Dengan adanya sifat keterbukaan semacam ini maka rasa kekeluargaan dan saling memiliki akan tumbuh dan melekat baik antar anggota pengrawit, dalang dan tim pelatih.

Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan perwujudan dari tahap perencanaan yang telah dilakukan

Sebelumnya (Tobing, 2018). Pelaksanaan terbagi atas tiga bagian yaitu, (1) Pelaksanaan program jangka panjang, teknis latihan dalam pelaksanaan program ini adalah mengambil hari diluar latihan rutin mingguan dan biasanya dilakukan dari H-3 bulan sebelum dilaksanakannya pergelaran dengan durasi latihan 2 kali dalam seminggu namun apabila mendekati hari pelaksanaan durasi latihan menjadi bertambah dikarenakan pematangan dan pemantapan materi garapan menjadi tujuan utamanya; (2) Pelaksanaan program jangka pendek yang dimiliki Sanggar kademangan yaitu latihan rutin sekali dalam seminggu yang dilaksanakan pada hari yang disepakati serta jam ditentukan bersama; dan (3) Pelaksanaan program insidentil merupakan program yang bersifat temporer atau dengan kata lain tidak selalu ada di tiap minggu, bulan atau tahunnya. Beberapa program insidentil yang pernah dilaksanakan oleh Sanggar kademangan diantaranya yaitu mengikuti kegiatan-kegiatan acara yang diselenggarakan oleh kedinasan, baik dinas kebudayaan kabupaten/kota se-DIY, Dinas kebudayaan DIY serta jadwal pentas sesui dengan permintaan kelompok orang maupun pribadi. Beberapa acara yang pernah diikuti yaitu, lomba karawitan antar grup yang diselenggarakan instansi terkait, pentas kolaborasi, undangan-undangan sebagai pengisi acara dari instansi- instansi lain.

Pengawasan

Pengawasan merupakan sebuah kegiatan yang tidak terpisahkan dalam proses manajemen organisasi. Hal tersebut meliputi sebuah tindakan memeriksa, mengatur, membimbing bahkan terkadang juga memerintah kepada anggota organisasi. Demikian juga yang dilakukan oleh Sanggar kademangan dimana ketua sebagai pimpinan tertinggi melakukan pengawasan kepada anggotanya baik secara program maupun keuangan,

(9)

ISBN: 978-602-53231-6-4 Prodi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

637

sehingga apabila muncul permasalahan bisa segera teratasi atau cepat ada solusinya.

Adapun pengawasan yang dilakukan oleh Sanggar kademangan yaitu, (1) Pengawasan Program, yang dilaksanakan oleh Sanggar kademangan ini bepusat pada ketua baik program jangka pendek maupun jangka panjang. Karena sifatnya yang terpusat maka semua program yang dilaksanakan secara tidak langsung wajib diketahui oleh ketua selaku pimpinan dalam sanggar tersebut. Pola pengawasan yang dilakukan oleh ketua sanggar adalah dengan ikut terjun langsung pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh Sanggar kademangan. Dengan kata lain keterlibatan ketua dalam setiap kegiatan dapat mengefisiensikan waktu apabila muncul sebuah permasalahan. Kegiatan yang diikuti oleh ketua sebagai pengawas ini mempunyai cakupan yang luas hingga sampai pada level bawah; dan (2) Pengawasan Keuangan, Pola pengawasan yang diterapkan oleh Sanggar kademangan adalah dengan membuat laporan secara tertulis dan disampaiaka forum rapat di setiap bulannya. Bentuk pelaporan keuangan ini dibagi menjadi 2 (dua) yaitu pelaporan keuangan yang bersumber dari pemasukan reguler dan pelaporan keuangan yang bersumber dari pemasukan non reguler.

Hal pelaporan yang bersumber dari pemasukan reguler sepenuhnya dikerjakan oleh bendahara dengan pengawasan ketua dan sekertaris sehingga transparansi dalam penggunaan uang lebih terjaga, seterusnya laporan keuangan ini dilakukan setiap satu bulan sekali. Berbeda dengan pelaporan keuangan yang bersumber dari pemasukan non regular, proses yang dilaksanakan dalam pelaporan ini menggunakan cara musyawarah semua anggota dan bendahara non internal Sanggar kademangan untuk membagi sesuai beban tugasnya, selanjutnya disisihkan kas organisasi.

Evaluasi

Pada proses evaluasi ini dilakukan dengan tujuan sebagai penilaian dan pemilahan tentang kinerja serta hasil/capaian yang telah dijalankan dan diperoleh anggota.

Evaluasi dapat diartikan sebagai kegiatan untuk menemukan indikator yang menyebabkan sukses atau gagalnya pencapaian tujuan, sehingga dapat dijadikan bahan kajian berikutnya (Athoillah, 2010). Sanggar kademangan membagi menjadi dua bagian dalam tahap evaluasi yaitu (1) Evaluasi kinerja, Evaluasi kinerja menurut pimpinan Sanggar kademangan merupakan kegiatan merefleksikan kembali atas kerja masing- masing anggota yang bertujuan untuk memilih dan memilah bagian-bagian atau metode- metode yang dapat diteruskan atau harus diganti. Pola pengevaluasian kinerja yang dipakai oleh pimpinan serta anggota Sanggar kademangan yaitu dengan cara musyawarah baik bertatap muka secara langsung maupun diskusi lewat sosial media (Whatsapp) grup anggota dan tim pelatih Sanggar kademangan. Cara seperti ini bisa dibilang sudah sering dilakukan oleh lembaga atau organisasi mana pun karena mengingat beberapa aspek hambatan sepert jarak, waktu serta kesibukan masing-masing anggota yang sulit untuk diambil titik tengahnya maka musyawarah dengan menggunakan aplikasi sosial media merupakan sebuah alternatif untuk tetap komunikasi.; dan (2) Evaluasi hasil/capaian menggunakan metode atau cara yang sama dengan evaluasi kinerja, letak perbedaan hanya pada perbedaan pembahasannya saja.

Sanggar kademangan mempunyai target untuk hasil/capaian dari proses berkeseniannya sebagai organisasi provid, namun diwaktu tertentu ada pergelaran gotong-royong

(10)

ISBN: 978-602-53231-6-4 Prodi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

638

dimana yang memberikan job/kerja pengurus maupun anggota. Gaya kepemimpinan, sistem pengelolaan organisasi, anggota dan pengurus mengacu pada konsep 3A yaitu gaya kepemimpinan Asah, Asih, Asuh. Sistem pengelolaan yang digunakan terefleksi dengan pola kultur masyarakat Jawa itu sendiri berdasarkan sistem kekerabatan. Sistem yang mengutamakan rasa kekeluargaan dan gotong royong. Walaupun secara prosesnya beberapa aspek ekonomi sosial juga mempengaruhi akan kesinambungan kelompok dan loyalitas para pemainnya.

Memasuki awal tahun 2020 bencana pandemi Covid-19 mulai masuk dan merebak di Indonesia, hal ini menjadi pukulan besar semua pihak termasuk karir Ki gondo Suharno serta Sanggar Kademangan. Ki Gondo Suharno beserta Sanggar Kademangan mencari solusi bersama sehingga mencapai kesepakatan mengadakan pergelaran virtual. Pergelaran virtual ini kemudian oleh Ki Gondo Suharno selaku pihak I menawarkan kepada pemberi pekerjaan sebagai pihak kedua. Suatu kesepakatan dicapai bahwa pergelaran virtual mengambil tempat pentas di sekitaran tempat tinggalnya dengan mematuhi protokoler kesehatan sesuai himbauan serta seizin Satgas Covid-19 Desa Bangunharjo, tanpa kehadiran penonton dan disiarkan secara livestreaming melalui kanal youtube. Solusi alternatif pergelaran tersebut sebagai jawaban suatu pergelaran era Revolusi Industri 4.0 di masa pandemi Covid-19.

Pementasan daring sebaiknya memperhatikan unsur-unsur sinematik yang meliputi mis-en-scene, sinematografi, dan suara. Untuk dapat memenuhi unsur-unsur sinematik penyaji harus menguasai peralatan kamera yang dimiliki. Penguasaan terhadap alat akan memberi gambaran batas-batas kemampuan kamera. Pementasan daring tidak harus dilakukan dengan dukungan kamera yang berkemampuan tinggi.

Yang terpenting adalah mengetahui caracara mengatasi kelemahan kamera, yaitu dengan menghindarkan kamera dari situasi yang tidak mampu diatasi oleh kamera tersebut. Selain itu penyaji pementasan daring harus mengetahui prinsip-prinsip sinematik sehingga penampilannya menjadi media audio visual yang estetis (Suharijadi, 2021). Ki Gondo Suharno menyebut pagelaran virtual sabagai pengganti pagelaran daring.

Adanya perubahan pergelaran virtual secara otomatis unsur-unsur dalam manajemen meliputi men, money, methods, materials, dan machines mengalami suatu perubahan. Men, pada bagian tersebut ada penambahan personil untuk mengoperasikan alat tambahan yang digunakan untuk pagelaran virtual. Money, berbanding terbalik untuk keuangan mengalami penurunan harga terkait dengan durasi dan tempat pementasan yang bisa ditentukan oleh pengurus sanggar, dengan nilai pengurangan 20 – 40 %. Methods, langkah-langkah yang dipergunakan tentu sangat berbeda dengan merubah konsep pergelaran yang akan mempengaruhi unsur manajemen yang lain.

Materials, keterkaitan dengan pergelaran wayang dan karawitan mengalami perubahan seting panggung, aspek penataan panggung menyiratkan fenomena transcontextualitation atas ‘tradisi’ atau pakem pergelaran wayang menjadi model pemanggungan baru (Suprihono, 2019), gerak wayang, musik gamelannya dan tingkat kepengaruhan unsur manajemen yang lain. Mechines, mesin yang digunakan bertambah kamera sebagai alat untuk mengambil audio dan visual. Selanjutnya dipergunakan untuk siaran tunda maupun live streaming melalui kanal youtube Sanggar Kademangan.

(11)

ISBN: 978-602-53231-6-4 Prodi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

639

kelebihan pergelaran wayang virtual: a) Bisa dinikmati pemirsa di tempat masing- masing; b) Menjaga protokol kesehatan dengan meniadakan penonton langsung di tempat pentas; c) Eksistensi dalang dan Sanggar Kademangan tetap terjaga; d) Pemasukan keuangan sebagai penyangga ekonomi anggota serta pengurus; e) seni dan budaya terjaga kelestarian dan pengembangannya; f) menghemat waktu pergelaran yang biasanya 6 – 7 jam kemudian menjadi 2 – 3 jam.

Adapun kekurangannya: a) kendala sinyal menggangu kelancaran siaran; b) ketiadaan penonton sedikit mengganggu euphoria dan semangat; c) penonton berjumlah sedikit; d) keuangan mengalami pengurangan dengan pergelaran wayang seperti biasanya; e) turunnya minat orang atau kelompok memberikan pekerjaan; f) persaingan dengan acara tv dan chanel youtube yan lain.

Menurut penelitian Mulyawan (2015) menyatakan bahwa fungsi-fungsi manajemen meliputi; (1)Perencanaan; (2) Pengorganisasian; (3) Penggerakan; dan (4) Pengawasan yang pada dasarnya sama dengan unsur manajemen yang ada di Sanggar Kademangan pada penelitian ini yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Elvira (2019) menyatakan bahwa fungsi manajemen dalam pertunjukan seni yaitu untuk memastikan keoptimalan dari sumber daya organisasi yang bertujuan untuk mengoptimlakan hasil produk seni yang dirancang secara baik sehingga sesuai dengan harapan konsumen yang dalam hal ini dapat mengarah pada keuntungan pelaku seni di sanggar maupun penonton seni.

Kesimpulan

Pandemi Covid-19 membawa perubahan social, ekonomi dan semua aspek. Hal ini sangat berpengaruh salah satunya pada kehidupan pekerja seni secara perorangan maupun kelompok (Organisasi). Menuntut mereka mencari solusi manajemen organisasi seni yang ditujukan pada pergelaran wayang.

Inovasi manajemen organisasi seni dalam tatanan kenormalan baru, Ki Gondo Suharno bersama Sanggar Kademangan menemukan format pergelaran yang dinamakan pergelaran wayang virtual. Perubahan unsur-unsur manajemen yang meliputi: men, money, mythod, materials dan mechines membuat leadershi art bersama organisasinya membuat manajemen penyusaian agar tercapai tujuan organisasi.

Setiap adanya perubahan akan membawa dampak yang memiliki sifat lebih dan kurang, sehingga menjadi pemikiran tersendiri untuk selalu mengevaluasi penemuan inovasi baru tentang pergelaran wayang virtual menjadi lebih baik dan standar antara unsur-unsur manajemen dan tujuan organisasi.

Penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini, sumbang saran perbaikan sangat dibutuhkan. Harapannnya penulisan ini bisa menjadi dasar pada penulisan-penulisan serupa kearah yang lebih sempurna.

Daftar Pustaka

Artayasa, I. N., Kusumastuti, S. N., Nugroho, S., & Afryanto, S. (2019). Seni Pertunjukan Nusantara Peluang dan Tantangan Memasuki Era Revolusi Industri 4.0 di Bali. Prosiding Seminar Nasional FSP Insitut Seni Indonesia Denpasar, 60–67.

(12)

ISBN: 978-602-53231-6-4 Prodi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

640

Athoillah, A. (2010). Dasar-dasar Manajemen. CV Pustaka Setia.

Creswell, W. J. (2013). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Pustaka pelajar.

Denisi, A. S., & Murphy, K. R. (2017). Performance appraisal and performance management:

100 years of progress? Journal of Applied Psychology, 102(3), 421–433.

Elvira. (2019). Manajemen Grup Sendratari pada Pogram Studi Pendidikan Sendratasik Universitas Palangka Raya (UPR). Jurnal Tata Kelola Seni, 5(2), 76–87.

Fajar, R., Yuwana, S., & Trisakti. (2021). Manajemen Organisasi Seni Pertunjukkan Sanggar Baladewa Surabaya. Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti, 8(1), 114–127.

Hastanto, S. (2009). Konsep Pathet Dalam Karawitan Jawa. Surakarta: ISI Press. ISI Press.

Marciano, R. (2020). Senakreasi : Seminar Nasional Kreativitas dan Studi Seni. Problematika Seni Pertunjukan Di Masa Pandemi Melalui Pengalaman Empirik, 2, 109–121.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/382/2020 Tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Mulyawan, S. (2015). Manajemen Keuangan. CV. Pustaka Setia.

Rahayu, S. D., & Darmawati. (2019). Sistem manajemen sanggar seni sarai sarumpun di Kota Padang. E-Jurnal Sendratasik, 8(1), 72–78.

Ratten, V. (2020). Coronavirus (Covid-19) and entrepreneurship: cultural, lifestyle and societal changes. Journal of Entrepreneurship in Emerging Economies, 3(1), 1–16.

Ruastuti, N. M., Sudirga, I. komang, & Yudarta, I. G. (2019). Seni Pertunjukan Nusantara Peluang dan Tantangan Memasuki ERa Revolusi Industri 4.0. In E. M. Dukut (Ed.), Perancang Model Wayang Inovatif Bagi generasi Milenial dalam Rangka Menyongsong Era Revolusi Industri 4.0 di Bali (pp. 60–67). Institut Seni Indonesia Denpasar.

https://bit.ly/3rhLjtX

Sadewo, F. S. (2016). Meneliti Itu Mudah (M. Legowo (ed.); Issue 9). Unesa University Press.

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Salim, A. (2006). Teori dan Paradigma Penelitian Sosial (2nd ed). Tiara Wacana.

Saputri, A. H., Wikan Jaya Ali, F., & Asmarawati, D. (2021). Implementasi Merdeka Belajar di Masa Pandemi Covid-19: Peluang dan Tantangan. Eksistensi Tari Virtual Pada Masa Pandemi Covid-19, 90–100.

Septiyan, D. D. (2020). Perubahan Budaya Musik Di Tengah Pandemi Covid-19. Musikolastika:

Jurnal Pertunjukan Dan Pendidikan Musik, 2(1), 31–38.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Suharijadi, D. (2021). Pementasan Daring: Kaidah Baru Dalam Penyajian Seni Pertunjukan.

Jurnal Ilmu Susastra Dan Budaya, 10(1), 12–22.

Suharjo, R. P. (2020). Covid19 & Disrupsi Tatanan Sosial Budaya, Ekonomi, Politik dan Multi (Catatan Akademisi, Jurnalis, Aktifis dan Diaspora). In Sayafarudin, E. Rochana, E.

Barnawi, & B. Wardianto (Eds.), Menyikapi Tatanan Sosial Bermasyarakat di Tengah Epidemi Covid-19. Pusaka Medika.

Sumaryanto, T., Ahimsa-Putra, H. S., Kasidi, Sahid, N., Hidajat, R., Pujiyanto, & Hartono.

(2021). Bunga Rampai Kajian Seni Budaya Ragam Perspektif (I. N. Mariasa & A. Sudrajat (eds.)). Unesa PressUniversity.

Suprihono, A. E. (2019). Sinematografi Wayang: Persoalan Transmedia Seni Pertunjukan Tradisional dalam Program Tayangan Televisi. Jurnal Rekam, 15(2), 137–152.

Tobing, O. (2018). Manajemen paduan Suara Consolatio Universitas Sumatera Utara. Jurnal Seni Dan Budaya, 2(2), 57–65.

(13)

ISBN: 978-602-53231-6-4 Prodi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

641

Yoga, S. (2018). Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Indonesia Dan Perkembangan Teknologi Komunikasi. Jurnal Al-Bayan, 24(1), 29–46.

Referensi

Dokumen terkait

(4) Adapun mekanisme pelaksanaan dan penatausahaan belanja tidak terduga dalam rangka Pemulihan Ekonomi Akibat Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Program

Pada pelaksanaan program kami mengedukasi anak-anak yang berusia 4-10 tahun dengan tema membangun kreativitas anak di masa pandemi Covid-19.. Metode yang kami pilih

Menyusun strategi baru untuk pelaksanaan kegiatan dalam masa Pandemi

Kesimpulan penelitian ini adalah manajemen Biro Pengasuhan Santri sebelum Pandemi adalah: Menentukan beberapa materi untuk ujian dasar bagi santri Darunnajah yang ingin

Dan juga FUS (Format Usulan Sekolah) untuk mendapatkan usulan program tersebut mekanisme Program Indonesia Pintar ini sejatinya tidak hanya bagi pemilik Kartu

Hasil penemuan yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa pelaksanaan program BAZNAS Kabupaten Enrekang di era pandemi COVID-19 tetap berjalan meskipun tidak

Mahasiswa yang laporan kerja prakteknya telah disetujui oleh dosen pembimbing, wajib meminta pengesahan dari koordinator Kerja Praktek sebelum pendaftaran Ekspose Kerja

HASIL DAN PEMBAHASAN Pada pelaksanaan program kami mengedukasi anak-anak yang berusia 4-10 tahun dengan tema membangun kreativitas anak di masa pandemi Covid-19.. Metode