BIV-1 4.1. Pembahasan
Proses pembuatan magnet kimono ini, praktikan mencari Waktu Aktual, Performance Rating, Performance Estimasi, dan %Error. Pembahasan yang dijelaskan pada proses pembuatan produk magnet kimono, yang dikerjakan oleh operator yaitu mengenai pengukuran waktu yang dilakukan oleh seorang rater dan timer ketika operator sedang membuat magnet kimono ini. Waktu aktual didapat dengan cara menghitung kecepatan operator dalam merakit steaker menggunakan Stopwatch sebanyak 30 kali perakitan dan waktu estimasi didapatkan melalui hitungan rater dengan cara menghitung manual sebanyak 30 kali perakitan magnet kimono.
4.1.1 Deskripsi Produk
Produk yang dibuat adalah magnet kimono. Fungsi produk ini adalah dapat digunakan sebagai alat untuk menghias pintu kulkas dan dapat juga berfungsi sebagai benda pajangan. Hiasan tersebut terbuat dari kertas dan menggunakan magnet. Kelebihan produk ini adalah menarik bentuknya dan lucu.
Harga produk ini tidak terlalu mahal karena hanya terbuat dari kertas tetapi yang paling menjadi daya tarik produk ini adalah bentuknya yang unik menyerupai baju kimono yang berasal dari negara Jepang. Warna yang dibuat digunakan untuk produk ini juga sangat beragam jenisnya sehingga menarik minat untuk para konsumen agar dapat memiliki magnet kimono ini. Kelemahan produk ini yaitu mudah rusak karena bahan baku utamanya terbuat dari kertas, tidak dapat di letakkan di luar ruangan karena mudah sobek.
Gambar 4.1 Peta Proses Perakitan
4.1.2 Uji Keseragaman Data
Pengujian uji keseragaman data merupakan pengujian untuk memastikan bahwa data uang didapat berasal dari sistem yang sama. Berikut ini adalah pengamatan antara operator 1 dan operator 2.
1. Operator 1
Sesuai dengan pengukuran yang dilakukan operator 1 dengan menggunakan timmer dan rater, maka data pengamatan yang dilakukan secara langsung dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Lembar Pengamatan Operator 1
LEMBAR PENGAMATAN Lembar Ke: 1
Operasi : Magnet Kimono Operator : Henry Siahaan.
Timer : Rayvel Wakulu.
Rater : Zuni Prastian
Tanggal : 02 Maret 2011 Jenis Kelamin: Laki-laki
No Waktu Aktual Terdahulu
Waktu Aktual Teramati
Performance Aktual
Waktu Estimasi Terdahulu
Waktu Estimasi Teramati
Performance Estimasi
% Error
1 94 140 0,67 88 130 0,68 1,49
2 85 93 0,91 87 70 1,24 36,26
3 93 102 0,91 92 82 1,12 23,08
4 85 80 1,06 85 65 1,31 23,58
5 86 82 1,05 80 62 1,29 22,86
6 102 91 1,12 100 70 1,43 27,68
7 95 80 1,19 101 61 1,66 39,50
8 86 85 1,01 86 70 1,23 21,78
9 109 85 1,28 117 65 1,80 40,63
10 105 88 1,19 106 69 1,54 29,41
11 108 75 1,44 108 63 1,71 18,75
12 94 80 1,18 95 70 1,34 13,56
13 92 72 1,28 98 63 1,56 21,88
14 100 75 1,33 101 65 1,55 16,54
15 89 78 1,14 93 70 1,33 16,67
16 95 70 1,36 100 62 1,61 18,38
17 97 77 1,26 115 67 1,72 36,51
18 88 69 1,28 101 60 1,68 31,25
19 78 80 0,98 73 70 1,04 6,12
20 92 68 1,35 86 61 1,41 4,44
21 83 67 1,24 85 61 1,39 12,10
22 84 73 1,15 95 67 1,42 23,48
23 77 65 1,18 84 62 1,35 14,41
24 81 65 1,25 84 62 1,35 8
25 97 73 1,33 102 68 1,5 12,78
26 70 75 0,93 71 72 0,99 6,45
27 86 64 1,34 87 67 1,30 0
28 110 63 1,75 109 60 1,82 4
29 75 61 1,23 84 59 1,42 15,45
30 63 80 0,79 65 77 0,84 6,33
Jumlah 2356 35,18 2778 2050 41,63
553,37 Rata-Rata 78,53
a. Performance Aktual
Perhitungan performance aktual, dapat digunakan rumus dibawah ini, berikut adlah contoh perhitungannya
detik b. Performace Estimasi
Perhitungan performace Estimasi dari operator satu dapat digunakan rumus sebagai berikut:
= 130
88 = 0,68 detik
c. Perhitungan % Error
% 100
% x
eAktual Performanc
eAktual Performanc
eEstimasi Performanc
Eror
= 100%
67 , 0
67 , 0 68 ,
0 x
= 1,49 % d. Rata-rata Waktu Aktual
n x
Xi30
2356
X = 78,53 Detik e. Standar Deviasi
Perhitungan standar deviasi dari pengerjaan operator 1 dapat di cari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1
2
nX xi
= 30 1
05 , 6532
= 15 detik
Dari rumus diatas maka didpatkan nilai standar deviasi dari operator 1 sebesar 15.
f. Standar Deviasi dari Distribusi Harga Rata-rata
X n
30
15 = 2,74
g. Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB) BKA = 78,53 + 3 (2,74)
= 86,75
BKB = 66.93 – 3 (2,74)
= 70,31
h. Grafik Kinerja Operator
Waktu aktual yang sesuia dengan pengamatan akan dikatakan baik apabila data pengamatan mendekati BKA dan BKB. Untuk melihat data yang mendekati BKA dan BKB dapat digambarkan seperti pada grafik dibawah ini.
Gambar 4.2 Grafik Kinerja Operator 1
i. Grafik Hubungan Waktu Pengukuran Kinerja Operator (Performance Aktual dengan Performance Estimasi)
Grafik hubungan waktu pengukuran operator menggambarkan dimana antara kedua pengukuran mempunyai hubungan sesuai dengan data yang mendekati garis berupa linier.
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Waktu Pengukuran Kerja Operator 1
j. Grafik Kinerja operator dengan waktu estimasi
Gambar 4.4 Grafik Kinerja Operator 1 dengan waktu estimasi
2. Operator 2
Sesuai dengan pengukuran yang dilakukan operator 2 dengan menggunakan timmer dan rater, maka data pengamatan yang dilakukan secara langsung dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Lembar Pengamatan Operator 2
No
Waktu Aktual Teramati
Waktu Aktual Terdahulu
Waktu Estimasi Teramati
Waktu Estimasi Terdahulu
Performance Aktual
Performance
Estimasi % Error
1 148 94 150 88 0.64 0.59 -0.0763 2,749.219
2 141 85 120 87 0.60 0.73 0.2026 2,064.157
3 179 93 172 92 0.52 0.53 0.0295 6,961.065
4 163 85 139 85 0.52 0.61 0.1727 4,547.209
5 155 86 158 80 0.55 0.51 -0.0874 3,532.281
6 131 102 123 100 0.78 0.81 0.0442 1,255.497
7 135 95 137 101 0.70 0.74 0.0476 1,554.961
8 133 86 130 86 0.65 0.66 0.0231 1,401.229
9 122 109 137 117 0.89 0.85 -0.0441 698.703
10 115 105 130 106 0.91 0.82 -0.1070 377.641
11 98 108 137 108 1.10 0.79 -0.2847 5.919
12 83 94 90 95 1.13 1.06 -0.0680 157.929
13 75 92 83 98 1.23 1.18 -0.0375 423.001
14 71 100 78 101 1.41 1.29 -0.0806 603.537
15 73 89 88 93 1.22 1.06 -0.1332 509.269
16 74 95 80 100 1.28 1.25 -0.0263 465.135
17 71 97 85 115 1.37 1.35 -0.0097 603.537
18 85 88 97 101 1.04 1.04 0.0057 111.661
19 76 78 98 73 1.03 0.74 -0.2742 382.867
20 52 92 88 86 1.77 0.98 -0.4476 1,898.083
21 54 83 57 85 1.54 1.49 -0.0298 1,727.815
22 40 84 45 95 2.10 2.11 0.0053 3,087.691
23 83 77 87 84 0.93 0.97 0.0408 157.929
24 55 81 103 84 1.47 0.82 -0.4462 1,645.681
25 64 97 60 102 1.52 1.70 0.1216 996.475
26 87 70 93 71 0.80 0.76 -0.0512 73.393
27 64 86 73 87 1.34 1.19 -0.1131 996.475
28 65 110 70 109 1.69 1.56 -0.0799 934.341
29 91 75 80 84 0.82 1.05 0.2740 20.857
30 84 63 90 65 0.75 0.72 -0.0370 133.795
∑ 2867 2669 3078 2778 32,3 40077,367
a. Performance Aktual
b. Performance Estimasi
c. Perhitungan % Eror
d. Rata-rata Waktu Aktual
e. Standar Deviasi
f. Standar Deviasi dari Distribusi Harga Rata-rata
g. Batas Kontrol Atas(BKA) dan Batas Kontrol Bawah(BKB)
h. Grafik Kinerja Operator
Waktu aktual yang sesuia dengan pengamatan akan dikatakan baik apabila data pengamatan mendekati BKA dan BKB. Untuk melihat data yang mendekati BKA dan BKB dapat digambarkan seperti pada grafik dibawah ini.
Gambar 4.5 Grafik Kinerja Operator 2
i. Grafik Hubungan Waktu Pengukuran Kinerja Operator(Performance Aktual dengan Performance Estimasi)
Grafik hubungan operator yaitu data yang mendekati garis berupa linier menggambarkan dimana antara kedua pengukuran mempunyai hubungan
Gambar 4.6 Grafik Hubungan Waktu Kinerja Operator
j. Grafik Kinerja operator dengan waktu estimasi
Gambar 4.7 Grafik Kinerja operator dengan waktu estimasi
4.1.3 Uji Kecukupan Data (Tingkat Ketelitian 5% dan Tingkat Keyakinan 95%)
Pengujian kecukupan data ditentukan dengan berapa besar tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan. Pada tingkat ketelitian menunjukan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu sebenarnya yang harus dicari, sedangkan tingkat keyakinan menunjukan besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian sebelumnya.
Berikut ini merupakan pengujian dari kedua operator dengan tingkat ketelitian 5% dan tingkat keyakinan 95% adalah sebagai berikut:
1. Operator 1
= 1103 data.
2. Operator 2
,25 = 805 data.
4.1.4 Perhitungan Waktu Baku
Jika semua data yang didapat memiliki keseragaman yang diinginkan, maka selesailah kegiatan pengukuran waktu. Langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut sehingga memberikan waktu baku.
Berikut ini adalah merupakan pembahasan dari operator 1 dan operator 2 dengan menggunakan perhitungan waktu baku yaitu sebagai berikut:
1. Operator 1
a. Penyesuaian dengan menggunakan metode Shumard
Operator dinilai bekerja secara biasa dan dianggap bekerja secara Good -, dengan demikian nilai penyesuaiannya adalah 65.
Kelonggaran ditentukan berdasarkan kinerja operator dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, berikut adalah factor yang dinilai berpengaruh terhadap operator 1.
Tabel 4.3 Besarnya Kelonggaran Berdasarkan Faktor-Faktor yang Berpengaruh Pada Operator 1
detik
detik
detik
b. Penyesuaian dengan menggunakan metode Westinghouse Waktu siklus
Ws = N
WA = detikWaktu normal Faktor Penyesuaian:
Keterampilan : Good (C1) = +0,06 Usaha : Execellent(B2) = +0,08 Kondisi Kerja : Good (C) = +0,02 Konsistensi : Average (D) = 0,00
Jumlah : +0,16
Jadi, p = (1+0,16) atau p = 1,16 sehingga waktu normalnya:
Wn = Ws . p = 78,53 . 1,16
= 91,09 detik Waktu baku
Wb = Wn + (Wn x )= 91,09 + (91,09 x10)= 1002,09 detik
2. Operator 2
a. Penyesuaian dengan menggunakan metode Shumard
Operator dinilai bekerja secara biasa dan dianggap bekerja secara Fair + dengan demikian nilai penyesuanya adalah 55.
Kelonggaran ditentukan berdasarkan kinerja operator dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, berikut adalah factor yang dinilai berpengaruh terhadap operator 2.
Tabel 4.4 Besarnya Kelonggaran Berdasarkan Faktor-Faktor yang Berpengaruh Pada Operator 2
detik
detik
detik
b. Penyesuaian dengan menggunakan metode Westinghouse Waktu siklus
Ws = N
WA = detikWaktu normal
Faktor Penyesuaian:
Keterampilan : Execelent (B1) = +0,11 Usaha : Good (C2) = +0,02 Kondisi Kerja : Good (C) = +0,02 Konsistensi : Average (D) = 0,00
Jumlah : +0,14
Jadi, p = (1+0,14) atau p = 1,14 sehingga waktu normalnya:
Wn = Ws . p = 95,57 . 1,14
= 108,95 detik Waktu baku
Wb = Wn + (Wn x )= 108,95 + (108,95 x10)= 1198,45 detik
4.2 Analisis
Analisis merupakan penjelasan hasil yang telah diperoleh dari perhitungan.
Analisis biasanya membandingkan hasil perhitungan yang ada pada operator 1 dengan hasil perhitungan yang ada pada operator 2. Berikut ini analisis dari hasil perhitungan yang telah diperoleh.
4.2.1 Analisis Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman data pada operator 1 yang didapat dari 30 data pembuatan magnet kimono terdapat beberapa hasil perhitungan. Perhitungan % error digunakan untuk melihat berapa persen kesalahan dalam melakukan pengambilan data. Data yang pertama diperoleh hasil sebesar 1,49%. Hal ini menunjukan kesalahan dalam pengambilan data yang pertama sebesar 1,49%.
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh batas kontrol atas (BKA) sebesar 86,75 dan batas kontrol bawah (BKB) sebesar 70,31. Keseragaman data pada operator 1 melalui grafik kinerja operator dan grafik hubungan waktu pengkuran kinerja operator yaitu data tersebut belum seragam karenah data tersebut masih ada yang keluar dari BKA dan BKB. Hasil grafik kinerja operator dapat dilihat bahwa data yang berada di atas BKA menunjukkan bahwa kinerja operator lambat dan data yang berada di bawah BKB menunjukkan bahwa kinerja operator cepat.
Uji keseragaman data pada operator 2 yang didapat dari 30 data pembuatan magnet kimono terdapat beberapa hasil perhitungan. Perhitungan % error digunakan untuk melihat berapa persen kesalahan dalam melakukan pengambilan data. Data yang pertama diperoleh hasil sebesar 7,63%. Hal ini menunjukan kesalahan dalam pengambilan data yang pertama sebesar 0,76%.
Berdasarkan perhitungan diatas bisa didapat batas kontrol atas (BKA) sebesar 115,93 dan batas kontrol bawah (BKB) sebesar 75,21 Keseragaman data pada operator 1 melalui grafik kinerja operator dan grafik hubungan waktu pengkuran kinerja operator yaitu data tersebut belum seragam karenah data tersebut masih ada yang keluar dari BKA dan BKB. Hasil grafik kinerja operator dapat dilihat bahwa data yang berada di atas BKA menunjukkan bahwa kinerja operator lambat dan data yang berada di bawah BKB menunjukkan bahwa kinerja operator cepat.
4.2.2 Analisa Uji Kecukupan Data (Tingkat ketelitian 5% dan Tingkat Keyakinan 95%)
Tingkat ketelitian menunjukan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu sebenarnya yang diperbolehkan, sedangkan tingkat keyakinan menunjukan besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh
memenuhi syarat ketelitian sebelumnya. Terdapat beberapa perhitungan pada uji kecukupan data dan analisis perhitungan data tersebut diperoleh dari dua operator.
Berdasarkan perhitungan uji kecukupan pada operator 1 diperoleh hasil sebesar . Data tersebut dapat terpenuhi dengan syarat jika dilakukan kembali pengamatan sebanyak 1073 kali pengamatan dengan ketelitian 5 % dan tingkat keyakinan sebesar 95% . Operator 2 diperoleh hasil sebesar . Data tersebut dapat terpenuhi dengan syarat jika dilakukan kembali pengamatan sebanyak 775 kali pengamatan dengan ketelitian 5 % dan tingkat keyakinan sebesar 95% .
4.2.3 Analisa Perhitungan Waktu Baku
Adapun beberapa perhitungan pada dari waktu baku dan analisis perhitungan data tersebut diperoleh dari dua operator. Berikut ini merupaka hasil yang didapat dari perhitungan waktu baku adalah sebagai berikut.
Waktu baku yang dibutuhkan secara wajar oleh operator 1 untuk menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam sistem kerja terbaiknya adalah sebesar 3307,59 detik dengan menggunakan metode Shumard faktor penyesuaian yang didapatkan operator 1 sebesar 1,08 yang menunjukkan bahwa operator 1 bekerja secara cepat. Kelonggaran yang diberikan kepada operator 1 untuk menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal adalah sebesar 38.
Waktu baku yang dibutuhkan secara wajar oleh operator 1 untuk menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam sistem kerja terbaiknya adalah sebesar 3552,51 detik dengan menggunakan metode Westinghouse faktor penyesuaian yang didapatkan operator 1 sebesar 1,16 yang menunjukkan bahwa operator 1 bekerja secara cepat. Kelonggaran yang diberikan kepada operator 1 untuk menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal adalah sebesar 38.
Waktu baku yang dibutuhkan secara wajar oleh operator 2 untuk menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam sistem kerja terbaiknya adalah sebesar 3059,62 detik dengan menggunakan metode Shumard Faktor penyesuaian yang didapatkan operator 2 sebesar 0,92 yang menunjukkan bahwa operator 2 bekerja secara lambat. Kelonggaran yang diberikan kepada operator 2 untuk menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal adalah sebesar 33,8.
Waktu baku yang dibutuhkan secara wajar oleh operator 2 untuk menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam sistem kerja terbaiknya adalah sebesar 3791,46 detik. dengan menggunakan metode Westinghouse faktor penyesuaian yang didapatkan operator 2 sebesar 1,14 yang menunjukkan bahwa operator 2 bekerja secara cepat. Kelonggaran yang diberikan kepada operator 1 untuk menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal adalah sebesar 33,8.
4.2.4 Analisis Kinerja Operator 1 dan 2
Berdasarkan grafik perhitungan, operator 1 yang rata-rata datanya berada diatas BKA maka dapat dilihat bahwa operator 1 bekerja secara lambat sedangkan operator 2 yang rata-rata datanya berada diantara BKA dan BKB maka dapat dilihat bahwa operator 1 bekerja secara normal atau wajar.
Hal ini terjadi karena ada beberapa kendala seperti persediaan alat dan bahan, dan juga letak layout sehingga sukar bagi operator. Berdasarkan waktu aktual yang teramati, operator satu lebih cepat daripada operator dua, hal ini disebabkan karena operator 1 memiliki skill yang lebih baik dalam merakit dibandingkan dengan operator 2, serta penempatan layout yang lebih nyaman pada operator 1.
4.2.5 Analisis Pekerja Rater 1 dan 2
Perhitungan waktu rater 1 dan 2 sudah sesuai dengan waktu aktual yang dapat dilihat dari gambar grafik karena antara waktu estimasi dengan waktu aktual titik penyebaran datanya mendekati titik rata-rata (diagonal).
4.2.6 Analisis Layout
Susunan tata letak posisi antara operator dengan beberapa alat dan bahan sudah cukup bagus, ini terlihat dari kinerja operator yang cepat karena penempatan alat dan bahan diletakkan sedekat mungkin dengan operator sehingga memberi kenyamanan kepada operator. Penempatan alat dan bahan yang sedekat mungkin dengan operator juga dapat mengurangi kelelahan operator dan dapat mempercepat waktu penyelesaiaan perakitan kimono.
Gambar 4.8 Layout Pembuatan Magnet Kimono