• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Kerusakan Jalan di Desa Sambirata Kecamatan Pengandonan Kabupaten Ogan Komering Ulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisa Kerusakan Jalan di Desa Sambirata Kecamatan Pengandonan Kabupaten Ogan Komering Ulu"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Azwar, Hal; 1 – 11 1

Analisa Kerusakan Jalan di Desa Sambirata

Kecamatan Pengandonan Kabupaten Ogan Komering Ulu Oleh: Azwar

Abstract

The road has perananan important role in economic, political, social, cultural, defense and security, and is used for the people's welfare. The highway is a means of transportation for people Ogan Komering Ulu, especially the citizens of the village to the city Sambirata District Pengandonan Baturaja and vice versa. Travel time is affecting activities of communities to implement activities. In order to increase the service to the road user it is necessary to carry out road improvements, and efforts were strongly supported by the data of road conditions. Keywords: Street, road damage, repair, service

Pendahuluan

Jalan mempunyai perananan penting dalam bidang ekonomi, politik, social, budaya dan pertahanan keamanan serta dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. Jalan raya merupakan sarana transportasi bagi masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu, khususnya warga Desa Ke Sambirata Kecamatan Pengandonan ke Kota Baturaja dan sebaliknya. Waktu tempuh sangatlah mempengaruhi aktifitas masyarakat dalam melaksanakan aktifitasnya.

Untuk dapat mencapai waktu tempuh yang baik maka dibutuhkan prasarana yang baik pula. Jalan raya Desa Sambirata Kecamatan Pengandonan pada saat ini tidak dapat ditempuh dengan normal. Banyaknya kerusakan yang terjadi pada ruas jalan merupakan salah satu penyebabnya.

Akibat kerusakan pada ruas jalan raya Desa Sambirata Kecamatan Pengandonan Kabupaten Ogan Komering Ulu, memunculkan masalah yaitu terjadinya penambahan waktu tempuh perjalanan yang diakibatkan dari rusaknya ruas jalan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kerusakan yang terjadi pada ruas jalan raya di Desa Sambirata Kecamatan Pengandonan Kabupaten Ogan Komering Ulu.

(2)

Azwar, Hal; 1 – 11 2

Tinjauan Pustaka

Menurut Manual Kapasitas Jalan MKJI (1997), definisi jalan adalah lajur tanah yang disediakan khusus untuk sarana prasarana perhubungan darat yang dibuat sedemikian rupa untuk melayani kelancaran arus lalu lintas. Sarana prasarana perhubungan tersebut meliputi semua bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya diperuntuhkan bagi pelayanan arus lalu lintas, guna untuk memindahkan orang-orang dan barang dari suatu tempat ke tempat yang lain.

Sedangkan jalan raya adalah jalan utama yang menghubungkan satu kawasan dengan kawasan lain. Biasanya jalan besar ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a) digunakan untuk kendaraan bermotor; b) digunakan oleh masyarakat umum; c) dibiayai oleh perusahan negara, dan; c) penggunaannya diatur oleh undang-undang pengangkutan.

Selanjutnya, tipe perkerasan lentur berdasarkan Bina Marga (1995), Shahin (1994), Yolder and Witzcak (1975), yaitu: a) deformasi adalah perubahan permukaan jalan dari profil sesudah pembangunan, terdiri dari: bergelombang, alur, ambles, sungkur, mengembang, benjol dan turun; b) retak terjadi akibat renggangan tarik pada permukaan aspal melebihi dari renggangan tarik maksimum, terdiri dari: memanjang, melintang, diagonal, reflektif, balok, kulit buaya, bentuk bulan sabit; c) kerusakan tekstur permukaan, terdiri dari: butiran lepas, kegemukan, agregat licin, terkelupas; d) kerusakan lubang, tambahan dan persilangan jalan rel, dan; e) Kerusakan di pinggir perkerasan : pinggir retak/ pecah dan bahu turun.

Terkait dengan jenis kerusakan jalan pada perkerasan lentur, dapat dibedakan atas 6 (enam) jenis kerusakan yang akan dijelaskan secara bertahap berikut jenis-jenisnya: Pertama, retak (cracking); retak adalah suatu gejala kerusakan/pecahnya perkerasan sehingga akan menyebabkan air pada permukaan perkerasan masuk ke lapisan dibawahnya dan hal ini merupakan salah satu faktor yang akan membuat luas/parah suatu kerusakan. Retak (cracking) dibedakan atas: a) Retak Halus (Hair Cracking); b) Retak Kulit Buaya (Aligator Crack); c) Retak Pinggir (Edge Crack); d) Retak Sambungan Bahu (Edge Joint Crack); e) Retak Sambungan Pelebaran Jalan (Widening Crack); f) Retak Refleksi (Reflection Crack); g) Retak Susut (Shrinkage Crack), dan; Retak Selip (Slippage Crack).

Kedua, distorsi (distortion). Jenis kerusakan lentur atau flexible berupa distorsi dapat

terjadi atas lemahnya tanah dasar, pemadatan yang kurang pada lapis pondasi sehingga terjadi tambahan pemadatan akibat beban lalu lintas. Untuk kerusakan jalan yang satu ini dibagi atas beberapa jenis kerusakan diantaranya: a) Alur (Ruts); b) Keriting (Corrugation); c) Sungkur (Shoving); d) Amblas (Grade Depression), dan; e) Jembul (Upheaval).

Ketiga, cacat permukaan (disintegration). Jenis kerusakan yang satu ini mengarah pada kerusakan secara kimiawi dan mekanis dari lapisan permukaan, yang termasuk cacat permukaan adalah sebagai berikut: a) Lubang (Potholes); b) Pelepasan Butiran (Reveling); c) Pengelupasan Lapisan Permukaan (Stripping), yang disebabkan oleh kurangnya ikatan antara lapis permukaan dan lapis dibawahnya, atau terlalu tipisnya lapis permukaan. Dapat diperbaiki dengan cara digaruk, diratakan dan dipadatkan. Setelah itu dilapis dengan buras; a) Pengausan (Polished Aggregate); b) Kegemukan (Bleeding/Flushing), dan; c) Penurunan pada Bekas Penanaman Utilitas (Utility Cut Deprestion).

Tipe dan kondisi permukaan jalan. Tipe dan kondisi permukaan jalan diberi kode sebagai; A = Aspal; K = Kerikil; B = Batu; T = Tanah/Kondisi kekasaran dan tampak permukaan jalan berdasarkan hasil penaksiran subjek dengan menggunakan kriteria yang sama seperti pada petunjuk persiapan program pemeliharaan jalan kabupaten sebagai berikut; B:

(3)

Azwar, Hal; 1 – 11 3

Baik/Pengendara halus dan tekstur permukaan jalan rapat. S : Sedang/Kekerasan sedang tekstur terbuka terkelupas dangkal > 50 %. R : Rusak/Kasar dan terkelupas, beberapa terkelupas dalam. RB : Rusak Berat/Perkerasan terkelupas, banyak terkelupas dalam. Untuk jalan tak beraspal berikan secara sederhana suatu penaksiran yang didasarkan atas kekasaran jalan dan kualitas kenyamanan berkendaraan.

Kerusakan Perkerasan

Tipe dan tingkat dari masing-masing kerusakan permukaan jalan diamati secara visual dari kendaraan tanpa berhenti, ditambah dengan survei berjalan kaki pada sampel segmen 100 m per km yang dilaksanakan secara sistematika sepanjang waktu mengizinkan antara 0,5-0,6 disetiap kilometer jalan. Kerusakan permukaan dikelompokan, diamati, diberi kode dan dinilai. Kerusakan permukaan diklasifikasikan sebagai berikut :

Tabel 1.

Kode Nilai Kerusakan Permukaan Jalan

Kode Jalan Beraspal

A Lubang-lubang

B Legok-legokan/ amblas

C Retak-retak (tipe buaya)

D Alur bekas roda (+ rusak tepi )

E Titik-titik lembek

F Erosi permukaan

G Berlombang

Sumber: Direktorat Jendral Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum. “Manual Pemeliharaan Jalan“.

Suatu sistem penilaian yang terdiri dari 4 angka/ tingkatan digunakan untuk menggambarkan tingkat kerusakan sebagai berikut: 1 = Baik; 2 = Sedang; 3 = Rusak, dan; 4 = Rusak Berat.

Untuk kerusakan permukaan B-J, tingkat kerusakan ditentukan berdasarkan pada persentase luas kerusakan yang terjadi terhadap luas seluruh perkerasakan persatuan jarak (misalnya per 100m), seperti berikut:

Tabel 2.

Persentase Tingkat Kerusakan Jalan

Jalan Beraspal 1% (Luas)

Baik Sedang Rusak Rusak Berat

A. Lubang-lubang 0-1 1-5 5-15 >15

B. Legokan/amblas 0-5 5-10 10-50 >50

C. Retak-retak 0-3 3-12 3-12 >25

D. Alur Beban Roda 0-3 3-5 3-5 >25

E. Titik-titik Lembek 0-3 3-10 3-10 >25

F. Erosi Permukaan 0-3 3-10 3-10 >25

G. Bergelombang 0-3 3-10 3-10 >25

Sumber: Direktorat Jendral Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum. “Manual Pemeliharaan Jalan“.

(4)

Azwar, Hal; 1 – 11 4

Identifikasi Permasalahan Jalan

Kegiatan ini dilakukan dengan cara melaksanakan survey pendahuluan serta diskusi dengan pihak-pihak berwenang setempat. Tujuan dari kegiatan ini adalah mendapatkan suatu daftar nama-nama ruas jalan dengan berbagai permasalahan yang perlu segera penanganan. Untuk lebih memantapkan jenis penanganan yang dilakukan pada masing-masing ruas jalan. Maka perlu dilakukan survei.

Perhitungan Lalu Lintas; keadaan lalu lintas pada suatu ruas jalan akan dapat

dipergunakan untuk mengevaluasi apakah jalan tersebut masih mampu melayani lalu lintas. Bila setelah dievaluasi ternyata volume lalu lintas pada jam sibuk lebih besar dari pada kapasitas jalannya maka dapat dikatakan pada jalan tersebut timbul kemacetan Tabel 5. kapasitas jalan menurut lebar dan jumlah arah, dapat digunakan untuk menentukan kapasitas jalan menurut lebar dan jumlah arah dalam satuan mobil penumpang (SMP) per jam.

Kecepatan Perjalanan; kongesti yang terjadi pada suatu ruas jalan dapat di ukur dengan

mengetahui kecepatan kendaraan atau waktu perjalanan. Makin buruk kongesti yang terjadi berarti makin lambat kecepatan lalu lintas. Jika ternyata kecepatan perjalanan kendaraan kurang dari ada 50% kecepatan rencana ruas jalan, maka dapat dikatakan pada jalan tersebut mulai timbul kongesti.

Penilaian Kondisi Perjalanan. Pertama, penilaian kondisi jalan. Survey kondisi jalan

permukaan jalan dengan berjalan kaki sepanjang jalan. Dengan menjumlah nilai-nilai keseluruhan keadaan maka didapat nilai kondisi jalan. Uraian prioritas dihitung dengan rumus sebagai berikut: Urutan prioritas = 17-(kelas LHR + Nilai Kondisi Jalan). Kelas LHR = Kelas lalu lintas untuk pekerjaan pemeliharaan (lihat tabel 5). kelas lalu lintas untuk pekerjaan pemeliharaan).

Nilai kondisi jalan = Nilai yang diberikan terhadap kondisi jalan. Urutan Prioritas 0-3; jalan-jalan yang terletak pada urutan prioritas ini dimasukan ke dalam program peningkatan. Urutan Prioritas 4-6; jalan-jalan yang berada pada urutan prioritas ini dimasukan kedalam program pemeliharaan berskala. Urutan Prioritas 7-9; jalan-jalan yang berada pada urutan prioritas ini dimasukan kedalam program pemeliharaan rutin.

Tabel 3. Nilai Kondisi Jalan Penilaian Kondisi Jalan Angka 26-29 22-25 19-21 16-18 13-15 10-12 7-9 4-6 0-3 Nilai 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Alur Kedalaman E.>20 mm D.11-20 mm C.6-10 mm B.0-5 mm A.Tidak Ada Angka 7 5 3 1 0

(5)

Azwar, Hal; 1 – 11 5 Retak-retak Tipe E. Buaya D. Acak C. Melintang B. Memanjang A. Tidak Ada Angka 5 4 3 2 1 Tambalan dan Lubang Luas D.>30 % C.20-30 % B.10-20 % A. <10 % Angka 3 2 1 0 Lebar D.>2 mm C.1-2 mm B.<1 mm A. Tidak Ada Angka 3 2 1 0 Kekerasan Permukaan E.Desintegration D.Pelepasan Butir C.Rough (Hungry) B.Fatty A.Close Texture Angka 4 3 2 1 0 Jumlah Kerusakan Luas D.>30 % C.10-30 % B.<10 % A.0 Angka 3 2 1 0 Amblas D.>5/100 m C.2-5/500 m B.0-2/100 m A.Tidak Ada Angka 3 2 1 0 Sumber: Direktorat Jendral Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum. “Manual Pemeliharaan Jalan“.

Kedua, penilaian kondisi drainase. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada survei kondisi

drainase sebagai berikut: a) Saluran samping: Ada/Tidak Ada, tersumbat, Teratur/Tidak Teratur, Memadai/Tidak Memadai; b) Sambungan: Ada/Tidak Ada, Tersumbat/Tidak Tersumbat; c) Jalur Pejalan Kaki: Ada/Tidak Ada, Rata/Tidak Rata, Rusak/Baik; d) Bahu: Terlalu tinggi/Sama tinggi/Terlalu rendah, Miring/Tidak rata, Diperkeras/Tidak diperkeras, dan; e) Tepian/Kers : Ada/Tidak ada, Rusak/Baik.

Masing-masing kondisi mempunyai nilai, lihat tabel 4. Kondisi sistem drainase. Penilaian > 15; perlu dilakukan peningkatan sistem drainase. Penilaian 10-15; perlu dilakukan perbaikan-perbaikan yang berarti pada komponen sistem drainase dengan memasukan kedalam program pemeliharaan berkala. Penilaian < 10; di sini hanya diperlukan pemeliharaan rutin terhadap komponen-komponen drainase guna menjaga kelancaran sistem drainase. Penilaian > 15; perlu dilakukan peningkatan terhadap sistem drainase.

(6)

Azwar, Hal; 1 – 11 6 Tabel 4.

Nilai Kondisi Sistem Drainase Saluran Samping Ada Tidak Ada Tersumbat Tidak Tersumbat Teratur Tidak Teratur Memadai Tidak Memadai Angka 0 7 2 0 0 2 0 3 Jalur Pejalan Kaki Ada Tidak Ada Rata Tidak Rata Rusak Baik Angka 0 3 0 1 2 0 Penghubung Ada Tidak Ada Tersumbat Tidak Tersumbat Angka 0 3 2 0 Tepian/Kereb Ada Tidak Ada Rusak Baik Angka 0 1 2 0 Bahu Terlalu Tinggi Sama Tinggi Terlalu Rendah Miring Tidak Rata Diperkeras Tidak diperkeras Angka 2 0 2 0 2 0 1

Sumber: Direktorat Jendral Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum. “Manual Pemeliharaan Jalan“.

Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian menggunakan metode deskriptif, dari hasil analisa ini dapat diketahui kerusakan jalan yang terjadi.

Data Primer

Observasi dan wawancara, menjadi sumber data primer dalam penelitian ini. Observasi; yaitu melakukan pengamatan terhadap suatu objek dengan memakai alat indra untuk memperoleh data yang aktual, data yang diperlukan dalam penelitian adalah data-data yang berhubungan dengan analisa kerusakan jalan.

Wawancara; yaitu dialog yang digunakan oleh penelitian untuk memperoleh informasi,

metode ini dipakai untuk melengkapi data-data yang kurang dengan melakukan wawancara secara langsung kepada instansi atau orang yang mengerti tentang permasalahan yang diambil.

(7)

Azwar, Hal; 1 – 11 7

Data Sekunder

Sedangkan data sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah: Dokumentasi; yaitu pengumpulan dokumen, transkrip. Metode yang dipakai untuk mendapatkan data-data utama yaitu data-data sekunder (data yang didapat secara langsung). Data-data yang diperlukan dan menjadi bahan analisa adalah data teknis dan kondisi jalan yang ada di Sambirata Pengandonan.

Study kepustakaan; dilakukan pengambilan data-data dari buku atau literatur-literatur

lainya seperti mengambil bahan dari internet yang diperlukan dalam penelitian ini.

Hasil Penelitian dan Pembahasan Analisa Data; Volume Lalu Lintas

Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melalui ruas jalan suatu jalan dalam sastu satuan waktu tertentu. Untuk penelitian yang dilakukan diruas jalan di Desa Sambirata Kecamatan Pengandonan Kabupataen Ogan Komering Ulu. Volume lalu lintas dihitung perhari setiap interval, perjam selama tigaminggu, Sehingga dapat diketahui secara terperinci spesifikasi kendaraan apa saja yang melalui ruas jalan di Desa Sambirata Kecamatan Pengandonan Kabupataen Ogan Komering Ulu tersebut dengan waktu kepadatan serta beban yang tanggung oleh konstruksi jalan tersebut.

Dengan menganalisa dan mencatat volume lalu lintas yang melintas rusa jalan Desa Sambirata Kecamatan Pengandonan Kabupataen Ogan Komering Ulu ini dapat diketahui apakah volume lalu lintas yang melalui ruas jalan ini merupakan salah satu penyebab atau penyebab utama sehingga rusaknya ruas jalan Desa Sambirata Kecamatan Pengandonan Kabupataen Ogan Komering Ulu, yang secara langsung mengurangi kenyamanan dalam melakukan perjalanan. Berdasarkan rekapitulasi volume lalu lintas didapat LHR maksimum adalah 989.

Rekapitulasi Hasil Penelitian kerusakan jalan

Tabel 5.

Persentase Tingkat Kerusakan Jalan Pada Ruas Jalan di Desa Sambirata Pengandonan OKU

Kode KM 00- 01 KM 01 -02 KM 02 - 03 KM 03 -04 KM 04- 05 KM 05-06 KM 06- 07 Total % % % % % % % % A - 2.4 1.2 0.8 1.4 - 5.8 B 4,4 21 3.3 2.3 1.02 1.1 16 44.72 C 12.3 13.3 3 1.2 2.4 1 13.3 46.5 D - - - 0 E 5 3 3 9.8 0.01 6 10.2 37.01 F 5.7 8 3.1 0..2 0.03 3.31 9,8 20.14 G - 11.43 - 1.5 - 4.2 0.2 17.33 Total 23 59.13 13.6 14.8 4.26 17.01 39.7 171.5

(8)

Azwar, Hal; 1 – 11 8

Total Perhitungan Kerusakan Jalan

Jumlah total keseluruhan jalan pada ruas jalan di Desa Sambirata Kecamatan Pengandonan Kab. OKU (7 KM) adalah:

22,% + 59,13% + 13,6% + 14,8% + 4,26% + 17.01% + 39,7% = 171,5%

= 171,5 X 100 7000

= 24,52 %

Jadi kerusakan jalan pada ruas jalan Desa Sambirata Kecamatan Pengandonan Kab. OKU adalah 24,52%.

Rekapitulasi Nilai Kondisi Jalan a. Kelas Lalu Lintas

Berdasarkan Direktorat Jendral Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum untuk menetukan kelas lalu lintas adalah sebagai berikut:

Kelas lalu lintas LHR adalah 989 (maksimum), nilai ini termasuk kelas = 4

b. Penilaian Kondisi Jalan

Berdasarkan pada Bab II pada tinjauan pustaka untuk menentukan penilaian kondisi jalan adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Nilai Kondisi Jalan

STA Jenis Kerusakan Jumlah Nilai

KM 0 0 - KM 0 1 Lubang-lubang (A) - - Legokan-legokan/ Amblas (B) 2610cm = 26,1m 3 Retak-retak © 18080cm = 180800mm 5

Alur Bekas Roda (D) - -

Titik-titik Lembek (E) Pelepasan Butiran 3

Erosi permukaan (F) Disintegration 4

Bergelombang (G) - - Jumlah 15 KM 0 1 – K M 0 2 Lubang-lubang (A) 0,3% 0 Legokan-legokan/ Amblas (B) 3780cm = 37,8m 3 Retak-retak © 14010cm = 140100mm 5

Alur Bekas Roda (D) - -

Titik-titik Lembek (E) Pelepasan Butiran 3

Erosi permukaan (F) Disintegration 4

Bergelombang (G) 1143cm= 11430mm 7 Jumlah 22 KM0 2 - K M 0 3 Lubang-lubang (A) - - Legokan-legokan/ Amblas (B) 3560cm = 35,6m 3 Retak-retak © 13220cm = 132200mm 3

Alur Bekas Roda (D) - -

Titik-titik Lembek (E) Pelepasan Butiran 3

Erosi permukaan (F) Disintegration 4

Bergelombang (G) - -

(9)

Azwar, Hal; 1 – 11 9 KM 0 3 - KM 0 4 Lubang-lubang (A) 5,61% 0 Legokan-legokan/ Amblas (B) 9100cm = 91m 3 Retak-retak © 10110cm = 101100mm 5

Alur Bekas Roda (D) - -

Titik-titik Lembek (E) Pelepasan Butiran 3

Erosi permukaan (F) Disintegration 4

Bergelombang (G) 1440cm = 14400mm 7 Jumlah 22 KM 0 4 - KM 0 5 Lubang-lubang (A) - - Legokan-legokan/ Amblas (B) 7610cm = 76,1m 3 Retak-retak © 18720cm = 187200mm 3

Alur Bekas Roda (D) - -

Titik-titik Lembek (E) Pelepasan Butiran 3

Erosi permukaan (F) Disintegration 4

Bergelombang (G) - - Jumlah 13 KM 0 5 - KM 0 6 Lubang-lubang (A) - - Legokan-legokan/ Amblas (B) 7172cm = 71,72m 3 Retak-retak © 13200cm = 132000mm 5

Alur Bekas Roda (D) - -

Titik-titik Lembek (E) Pelepasan Butiran 3

Erosi permukaan (F) Disintegration 4

Bergelombang (G) 2000cm = 20000mm 7 Jumlah 22 KM 0 6 – K M 0 7 Lubang-lubang (A) - 0 Legokan-legokan/ Amblas (B) 11010cm = 110,1m 3 Retak-retak © 21790cm = 21790mm 5

Alur Bekas Roda (D) - -

Titik-titik Lembek (E) Pelepasan Butiran 3

Erosi permukaan (F) Disintegration 4

Bergelombang (G) 2000cm = 20000mm 7

Jumlah 22

Total Perhitungan Penilaian Kondisi Jalan

Berdasarkan pada bab II untuk perhitungan menentukan penilaian kondisi jalan adalah sebagai berikut: Jumlah total keseluruhan nilai kondisi jalan pada ruas jalan Desa Sambirata Kecamatan Pengandonan Kab. OKU:

= 15 + 22 + 13 + 22 + 13 + + 22 + 22 = 129

7 = 18,4

Jadi angka keseluruhan nilai kondisi jalan pada ruas jalan Desa Sambirata Kecamatan Pengandonan Kab. OKU adalah 18,4. Penilaian kondisi jalan 18,4 adalah 7.

(10)

Azwar, Hal; 1 – 11 10

Kerusakan Jalan; Persentase Tingkat Kerusakan Jalan

Berdasarkan pada hasil perhitungan dan tingkat kerusakannnya maka untuk menetukan persentase tingkat kerusakan jalan adalah sebagai berikut:

Tabel 7.

Persentase Tingkat Kerusakan Jalan

Stasiun Kode Persentase (%) Tingkat kerusakan

K M 0 0 KM 01 A - - B 26,1% Rusak C 180,8% Rusak Berat D - - E - - F - - G - - K M 0 1 -K M 0 2 A 3% Rusak B 37,8% Rusak Berat C 140,1% Rusak Berat D - - E - - F - - G - - K M 0 2 - K M 0 3 A B 35,6% - Rusak - C 132,2% Rusak Berat D - - E - - F - - G 52% Rusak K M 0 4 -K M 0 5 A 56,1% Rusak B 91% Rusak C 101,1% Rusak Berat D - - E - - F - - G 14,4% Rusak K M 0 4 K M 0 5 A - - B 76,1% Rusak C 187,2% Rusak Berat D - - E - - F - - G - - K M 0 5 - K M 0 6 A B 71,72% - Rusak - C 132% Rusak Berat D - - E - - F - - G 20% Rusak K M 0 6 K M 0 7 A - - B 110,1% Rusak Berat C 217,9% Rusak Berat D - - E - - F - - G 20% Rusak

(11)

Azwar, Hal; 1 – 11 11

Perhitungan Urutan Prioritas

Berdasarkan pada bab II hal. Untuk penanganan urutan prioritas adalah sebagai berikut:

Urutan Prioritas = 17- (Kelas LHR + Nilai Kondisi Jalan

Urutan prioritas = 17 – (4 + 7) = 17 – 11 = 6

Jadi urutan prioritas 6 adalah jalan yang berada urutan prioritas ini dimasukan kedalam program pemeliharaan berkala.

Kesimpulan

Dari hasil survey dan pengamatan dilapangan dalam menganalisa penyebab kerusakan ruas jalan Desa Sambirata Kecamatan Pengandonan Kab. OKU maka didapat beberapa kesimpulan antara lain :

1. Kondisi jalan pada ruas jalan Kesambirata-Pengandonan Kab. OKU adalah 18,4 adalah 7; 2. Urutan prioritas 6 (enam) adalah jalan yang berada urutan prioritas ini dimasukan kedalam

program pemeliharaan berkala.

DAFTAR PUSTAKA

Directorat General Bina Marga. 1997. Directorate OF Development (Bincot), Consulting

Service For HCM Phose: Implemention. Pelatihan Diseminasi Manual Kapasitas Jalan

Indonesia. Jakarta: Swroad In Association With PT Bina Karya (Persero)

Direksi Jenderal Bina Marga. 1997. Tata Cara Perencanaan Jalan Antar Kota. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum RI

Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen PU RI. 1990. Tata Cara Penyusunan Program

Referensi

Dokumen terkait

Kemungkinan tipe mineralisasi emas yang berkembang di daerah penelitian dengan didasarkan pada asosiasi geokimia unsur (Au, As, Cu, Pb, Zn, Ag, Sb, dan Hg) dan ditunjang

Sehubungan dengan dilakukannya penelitian untuk menempuh sidang akhir yang berjudul Uji Efektivitas Ekstrak Metanol Rimpang Jeringau ( Acorus calamus L.) Sebagai Nefroprotektor

Tabel 2.5 Faktor Penyesuaian untuk Pengaruh Hambatan Samping dan Lebar Bahu pada Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan untuk Jalan Perkotaan dengan Bahu

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris bahwa kebijakan dividen dan good corporate governance (GCG) yang diproksi dengan kepemilikan institusi dan

Menurut Dendawijaya (2009) secara umum mengemukakan bahwa modal bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia terdiri atas modal inti atau primary capital dan modal

Dalam rangka pernyusunan tugas akhir di Program Pascasarjana Unika Widya Mandala Surabaya, saya ingin mencari informasi yang berkaitan dengan Green Purchase Intention makanan

Penelitian yang berjudul keefektifan strategi Mastery Learning dalam pembelajaran keterampilan membaca pemahaman teks argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Oleh karena itu perusahaan harus pandai menyeleksi media periklanan yang dipakainya untuk mengkomunikasikan produk-produknya, agar biaya yang dikeluarkan sesuai dengan