• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prayogi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Bekasi Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prayogi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Bekasi Indonesia"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay” (Studi

Empiris pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia pada Tahun 2009-2011)

Prayogi

Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Bekasi – Indonesia Email: Gie.yoghie@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah Ukuran Perusahaan, Opini Audit, Solvabilitas Perusahaan, Profitabilitas Perusahaan, dan Ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive Sampling. Adapun yang menjadi variabel terikat adalah Audit Delay dan variabel bebas adalah Ukuran Perusahaan, Opini Audit, Solvabilitas Perusahaan, Profitabilitas Perusahaan, dan Ukuran Kantor Akuntan Publik. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah pengujian asumsi klasik, lalu kemudian dilakukan pengujian hipotesis. Hasil analisis menunjukan bahwa secara simultan, Ukuran Perusahaan, Opini Audit, Solvabilitas Perusahaan, Profitabilitas Perusahaan, dan Ukuran Kantor Akuntan Publik tidak berpengaruh secara signifikan. Dan secara parsial, Opini Audit berpengaruh negatif terhadap Audit Delay, sedangkan Ukuran Perusahaan, Solvabilitas Perusahaan, Profitabilitas Perusahaan, dan Ukuran Kantor Akuntan Publik tidak berpengaruh terhadap Audit Delay.

Kata kunci : Audit Delay, Ukuran Perusahaan, Opini Audit, Solvabilitas Perusahaan, Profitabilitas Perusahaan, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Perusahaan Telekomunikasi

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the significant impact of firm size, audit opinion, firm solvency, firm profitability, and size of audit firm toward Audit Delay in telecommunications companies that listed on Indonesia Stock Exchange. Sampling method that used is purposive sampling. Dependent variable in this research is Audit Delay and independents variable are Firm Size, Audit Opinion, Firm Solvency, Firm Profitability and Size of Audit Firm. The data which have already collected are processed with classic assumption test before hypothesis test.

The result of this research shows that Firm Size, Audit Opinion, Firm Solvency, Firm Profitability, and Size of Audit Firm has not a significant influence

(2)

simultaneously toward Audit Delay. And partially, Audit Opinions have negative significant toward Audit Delay. Where as Firm Size, Firm Solvency, Firm Profitability and Size of Audit Firm are not influence toward Audit Delay.

Keyword: Audit Delay, Firm Size, Audit Opinions, Firm Solvency. Firm Profitability, Size of Audit Firm, Telecommunications Companies

1. PENDAHULUAN

Perkembangan pasar modal di Indonesia berdampak pada peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan telah diaudit oleh Akuntan Publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai konsekuensi dan tanggung jawab yang besar. Adanya tanggung jawab yang besar ini memicu auditor untuk bekerja secara lebih profesional. Salah satu kriteria profesionalisme dari auditor adalah ketepatan waktu penyampaian laporan auditnya. Penyajian laporan auditnya dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat waktu pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan.

Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan telah diatur dalam peraturan pasar modal. Undang-undang no. 8 tahun 1995 tentang peraturan pasar modal menyatakan bahwa semua perusahaan yang terdaftar dalam pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Bapepam dan mengumumkan kepada masyarakat. Peraturan mengenai penyampaian laporan keuangan ini telah diperbaharui oleh Bapepam pada tahun 1996 dan mulai berlaku kembali pada tanggal 17 Januari 1996. Dalam peraturan baru ini disebutkan bahwa perusahaan wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit selambat-lambatnya 120 hari terhitung sejak tanggal berakhirnya tahun buku.

Dalam standar pekerjaan lapangan memuat pernyataan bahwa audit harus dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan pengumpulan alat-alat pembuktian yang cukup memadai (Yugo Trianto, 2006:2). Hal ini yang kadang menyebabkan lamanya suatu proses pengauditan dilakukan, sehingga publikasi laporan keuangan yang diharapkan secepat mungkin menjadi terlambat. Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor, kondisi ini sering disebut sebagai Audit Delay. Beberapa penelitian tentang Audit Delay telah dilakukan dengan mengindentifikasi berbagai

(3)

faktor penyebabnya dan dengan hasil yang diperoleh berbeda-beda, sehinggai penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini kembali. Dengan demikian penelitian ini menguji Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay” (Studi Empiris pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2009-2011)

2. TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. AUDIT DELAY

Audit Delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku, hingga tanggal diselesaikannya laporan audit independen (Wiwik Utami, 2006:4). Menurut Dyer & McHugh (1975:206 dalam Wiwik Utami, 2006:4) “Auditors’ report lag is the open interval of number of days from the year end to the date recorded as the opinion signature date in the auditor’ report”. Ketepatwaktuan penerbitan laporan keuangan audit merupakan hal yang sangat penting, khususnya untuk perusahaan-perusahaan publik yang menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan. Menurut Lawrence dan Briyan (1988) dalam Yugo Trianto (2006:31) Audit Delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya, yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan audit.

2.2. UKURAN PERUSAHAAN

Ukuran Perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana dapat diklasifikasikan besar atau kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain. Keputusan ketua Bapepam No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar. Pada dasarnya Ukuran Perusahaan hanya terbagi pada tiga kategori, yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium firm), dan perusahaan kecil (small firm). Ukuran Perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan karena semakin besar suatu perusahaan maka perusahaan akan melaporkan hasil laporan keuangan yang telah diaudit semakin cepat karena perusahaan memiliki banyak sumber informasi dan memiliki sistem pengendalian internal perusahaan yang baik sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemungkinan Ukuran Perusahaan dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit.

(4)

2.3. OPINI AUDIT

Laporan audit adalah alat formal yang digunakan auditor dalam mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan keuangan yang diaudit kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pendapat auditor sangatlah penting bagi perusahaan ataupun pihak-pihak lain yang membutuhkan hasil dari laporan keuangan auditan. Auditor dapat memilih tipe pendapat yang akan dinyatakan atas laporan keuangan auditan. Opini yang dikeluarkan berdasarkan bukti dan penemuan selama melaksanakan pekerjaan lapangan. Apabila selama pelaksanaan pekerjaan lapangan auditor tidak menemukan masalah ataupun bukti yang sangat menyimpang sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum maka auditor mungkin dapat dengan cepat menyelesaikan tugasnya dan kemudian mengeluarkan opini audit yang sesuai dengan hasil yang diperoleh, tetapi jika auditor menemukan penyimpangan karena laporan keuangan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum kemungkinan auditor akan lebih banyak lagi mencari penyimpangan serta bukti-bukti lain yang akhirnya dapat mempengaruhi penyelesaian waktu audit.

H2: Opini Audit berpengaruh Positif terhadap Audit Delay. 2.4. SOLVABILITAS.

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban-kewajibannya baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang utang totalnya lebih besar dibandingkan total asetnya (Hanafi dan Halim, 1996). Kemampuan operasi perusahaan dicerminkan dari aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan. Supranoto (1990:198) mengemukakan bahwa solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo. Analisis solvabilitas difokuskan terutama pada reaksi dalam neraca yang menunjukan kemampuan untuk melunasi utang lancar dan utang tidak lancar. Berdasarkan definisi di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi tolak ukur Solvabilitas diukur dengan rasio total debt to total asset ratio (TDTA) yang membandingkan jumlah aktiva (total asset) dengan jumlah utang (baik jangka pendek ataupun jangka panjang).

H3 : Solvabilitas berpengaruh positif terhadap Audit Delay 2.5. PROFITABILITAS

Menurut Hanafi dan Halim (1996) Profitabilitas adalah ukuran mengenaikemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periodetertentu. Menurut Supranoto (1990) Profitabilitas adalah kemampuan suatukesatuan usaha (entity) untuk memperoleh laba.Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukanmanajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan

(5)

yang ditunjukan oleh labayang dihasilkan. Secara garis besar laba yang dihasilkan perusahaan berasal daripenjualan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan.Perusahaan akan mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkankeuntungan (Profitabilitas) baik dari tingkat penjualan, asset, modal maupunsaham tertentu. Dalam rasio Profitabilitas ini dapat dikatakan sampai sejauhmana keefektifan dari keseluruhan manajemen dalam menciptakan keuntunganbagi perusahaan.

H4: Profitabilitas berpengaruh negative terhadap Audit Delay.

2.6. UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Menurut SK. Menkeu No.43/KMK.017/1997 tertanggal 27 Januari 1997 sebagaimana telah diubah dengan SK. Menkeu No. 470/KMK.017/1999 tertanggal 4 Oktober 1999 dalam Haryono Jusup (2001:19), Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam menjalankan pekerjaannya. Struktur Kantor Akuntan Publik, mengingat pekerjaan audit atas laporan keuangan menuntut tanggungjawab yang besar, maka pekerjaan professional kantor akuntan publik menuntut indenpendensi dan kompetensi yang tinggi pula. Indenpendensi memungkinkan auditor untuk menarik kesimpulan tanpa bias tentang laporan keuangan yang diauditnya. Kompentensi memungkinkan auditor untuk melakukan audit secara efisien dan efektif. Adanya kepercayaan atas indenpendensi dan kompentensi auditor, menyebabkan pemakai bisa mengandalkan diri pada laporan yang dibuat auditor. Oleh karena itu kantor akuntan publik demikian banyak jumlahnya, maka tidaklah mungkin bagi pemakai laporan untuk menilai independensi dan kompentensi masing-masing kantor akuntan publik. Oleh karena itu struktur kantor akuntan publik akan sangat berpengaruh terhadap hal ini, walaupun tidak menjamin sepenuhnya (Haryono Jusup, 2001:20). Kantor Akuntan Publik internasional atau yang di kenal dengan the Big Four dianggap dapat melaksanakan auditnya secara efisien dan memiliki jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Kantor Akuntan Publik yang besar memperoleh insentif yang tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibandingkan Kantor Akuntan Publik lainnya. Waktu audit yang lebih cepat adalah cara bagi Kantor Akuntan Publik besar untuk mempertahankan reputasinya, karena jika tidak menyelesaikan audit dengan cepat maka untuk tahun yang akan datang mereka akan kehilangan kliennya. Pemilihan kantor akuntan publik yang berkompeten kemungkinan dapat membantu waktu penyelesaian audit menjadi lebih segera atau tepat waktu. Penyelesaian waktu audit secara tepat waktu

(6)

kemungkinan dapat meningkatkan reputasi kantor akuntan publik dan menjaga kepercayaan klien untuk memakai jasanya kembali untuk waktu yang akan datang.

H5: Ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh negative terhadap Audt Delay

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang sebanyak 5 perusahaan yang diambil di Pusat Informasi Pasar Modal, BEI – Jakarta dan www.idx.co.id . Sektor telekomunikasi adalah bagian dari sektor industry. Sampel dipilih dengan cara purposive sampling, dengan menggunakan keriteria sebagai berikut:

a) Perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI

b) Perusahaan Telekomunikasi yang mempunyai tanggal tutup buku 31 Desember

c) Perusahaan telekomunikasi yang mencantumkan laporan keuangan yang telah diaudit dari tahun 2009 – 2011.

Penelitian menggunakan data sekunder, meliputi lapora keuangan tahunan, yang diperoleh melalui website www.idx.co.id dan www.bapepam.go.id.

3.1. DEFINISI OPERASIOANAL DAN PENGUKURAN VARIABEL.

Penelitian ini akan menguji faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay. Jadi, variabel-variabel dalam penelitian ini ada sebagai berikut :

1) Audit Delay adalah variabel dependen diukur dengan menghitung berapa jarak antara penutupan tahun buku sampai dengan ditandatanganinya laporan keuangan auditan.

Audit Delay = Tanggal Laporan Audit – Tanggal Laporan Keuangan 2) Ukuran Perusahaan adalah variabel independen yang diukur total asset yang

dimiliki perusahaan yang diproksikan dengan nilai logaritma. Ukuran Perusahaan = log (total aktiva)

3) Opini Audit adalam variabel independen yang diukur dengan melihat jenis opini yang diberikan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan perusahaan dengan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion diberi kode 1 dan perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion diberi kode 0.

(7)

4) Solvabilitas adalah variabel independen yang diukur dengan membandingkan jumlah utang (baik jangka pendek ataupun jangka panjang) dengan jumla aktiva (total asset). Angka perbandingan tersebut dinyatakan dalam Total Debt to Total Asset Rasio.

5) Profitabilitas adalah variabel independenyang diukur dengan rasio Return On Asset (ROA) yang hitung berdasarkan EBIT dibagi dengan total aktiva.

6) Ukuran Kantor Akuntan Publik adalah variabel independen yang diukur dengan melihat KAP mana yang mengaudit laporan keuangan perusahaan dengan diklasifikasikan menjadi dua yaitu perusahaan yang menggunakan jasa KAP the big four diberi kode 1 dan perusahaan yang tidak menggunakan jasa KAP non the big four diberi kode 0.

3.2. MODEL ANALISIS EMPIRIS

analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, jika dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Model analisis ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Persamaan regresi linear berganda dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = a + Keterangan : Y = Audit Delay X1 = Ukuran Perusahaan X2 = Opini Auditor X3 = Solvabilitas X4 = Profitabilitas X5 = Ukuran KAP b = Koefisien Regresi a = Konstanta e = Faktor Pengganggu

(8)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. ANALISIS DESKRIPTIF

Deskriptif statistik dari setiap variabel diperoleh bahwa Audit Delay terendah adalah 26 hari dan tertinggi adalah 98 hari dengan rata-rata 70 hari. Ukuran perusahaan terkecil adalah 12.65 sedangkan terbesar adalah 14.01 dan dengan rata-rata sebesar 13.40. Opini Audit adalah variabel dummy dan diketahui bahwa nilai rata-rata 0.47. Solvabilitas terkecil adalah sebsesar 0.40 sedangkan terbesar adalah 1.02 dan dengan rata-rata solvabilitas adalah 0.64. Profitabilitas terkecil -0.30, sedangkan terbesar sebesar 0.23. rata-rata profitabilitas adalah 0.245. Ukuran Kantor Akuntan Publik adalah variabel dummy dan diketahui bahwa nilai rata-rata adalah 0.40.

4.2. UJI ASUMSI KLASIK

Uji normalitas menggunakan statistik test of normality dalam program SPSS 17 for windows diperoleh nilai semua variabel terdistribusi normal kecuali variabel dummy yang tidak bisa dipakai dalam test of normality. Uji Homogenitas menghasilkan bahwa variabel-variabel dummy adalah sama. Uji multikolinearitas menghasilkan nilai tolerance dan Variance Inflation Factor(VIP) yang mencerminkan tidak adanya multikol antar variabel yang diujikan. Demikin pula hasil uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi yang menunjukan data terbebas dari heterokedastisitas dan tidak mengandung autokorelasi sempurna.

4.3. ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

Model regresi berganda yang terbentuk dari ukuran perusahaan, opini audit, solvabilitas, profitabilitas dan ukuran KAP secara bersama-sama dapat menentukan besarnya perubahan Audit Delay pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Busa Efek Indonesia pada tahun 2009-2011 adalah

Y = 218.945 – 8.572 X1 - 25.078 X2 – 30.109 X3 + 4.919 X4 -14.154 X5.

Koefisian determinasi menunjukan seberapa besar variabel dependennya dapat dijelaskan oleh variabel independennya. Koefisien determinasi sebesar 0.477 atau 47,7% berarti bahwa Audit Delay pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011 hanya dapat dijelaskan sebesar 47,7% oleh Ukuran Perusahaan, Opini Audit, Solvabilitas Perusahaan, Profitabilitas Perusahaan dan Ukuran KAP sedangkan 52,3% ditentukan oleh faktor yang lain yang tidak dibahas dalam penelitiaan ini.

Dari pengujian hipotesis diperoleh F-hitung sebesar 1,641 dengan tingkat signifikan sebesar 0,224, sedangkan F-tabel sebesar 3,106 dengan signifikan 0,05.

(9)

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan, opini audit, solvabilitas, profitabilitas dan ukuran KAP secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay Karena F-hitung < F-tabel. Dalam bidang manajemen hasil didukung dengan adanya pengendalian intern yang kuat dan baik pada perusahaan-perusahaan telekomunikasi , sehingga penyampaian laporan keuangan yang telah diaudit telah ditentukan waktunya tanpa perlu memperhatikan seberapa besar ukuran perusahaan, bagaimana opini dari auditor, tingkat solvabilitas perusahaan, tingkat profitabilitas perusahaan dan ukuran dari sebuah KAP yang melaksanakan audit. dan dalam bidang akuntansi didukung dengan adanya fakta dalam laporan keuangan perusahaan-perusahaan telekomunikasi. Dalam laporan tersebut dapat dilihat bahwa PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA,Tbk termasuk kedalam ukuran perusahaan yang sangat besar, walaupun tidak sekalipun mendapatkan opini audit Unqualified Opinion dan hanya 1 kali laporan keuangan mereka diaudit oleh KAP the big four . Dan tingkat solvabilitas perusahaan dan profitabilitas perusahaan juga termasuk dalam sangat besar dan sangat tinggi tetapi itu semua justru membuat PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk mengalami Audit delay yang sangat lambat. Sebaliknya Sebaliknya dalam fakta laporan keuangan PT. INDOSAT, Tbk yang termasuk kedalam perusahaan yang sangat besar kedua setelah PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk, menerima hanya 1 kali mendapat opini audit Non-Unqualified Opinion pada tahun 2011, sisanya selalu mendapatkan opini audit Unqualified Opinion. Untuk tingkat solvabilitas perusahaan, profitabilitas perusahaan, dan ukuran KAP. PT. INDOSAT memiliki tingkat solvabilitas perusahaan yang termasuk besar, Tingkat profitabilitas perusahaan yang termasuk tinggi dan selalu diaudit oleh KAP the Big Four. Dan mengalami Audit Delay yang termasuk cepat.

Ukuran Perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Audit Delay pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2011. Hal ini dibuktikan dengan hasil t-hitung <t-tabel yaitu sebesar -0,312< 1,782. Dalam bidang manajemen hasil didukung dengan adanya sistem pengendalian intern perusahaan yang baik dan kuat, sehingga penyampaian laporan keuangan yang telah diaudit telah ditentukan waktunya. Dan bidang akuntansi hasil didukung dengan fakta dalam laporan keuangan perusahaan-perusahaan telekomunikasi. Pada laporan keuangan tersebut dapat dilihat bahwa PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk memiliki ukuran perusahaan terbesar bila dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan telekomunikasi yang lain tetapi memiliki Audit Delay terlama bila dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan telekomunikasi yang lain. Dan sebaliknya untuk PT. INDOSAT, Tbk yang memiliki ukuran perusahaan terbesar

(10)

kedua setelah PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, justru mengalami Audit Delay yang cepat.

Opini Audit memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap Audit Delay pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2011. Hal ini dibuktikan dengan hasil t-hitung>t-tabel yaitu sebesar -1,967 > 1,782. Dalam bidang manajemen hasil didukung dengan . dan dalam bidang akuntansi hasil didukung dengan fakta laporan keuangan PT. BAKRIE TELECOM, Tbk yang memperoleh opini “Unqualified Opinion” pada tahun 2009 dan 2010 tetapi mengalami Audit Delay yang sangat lambat. Dan disisi lain pada perusahaan PT. XL AXIATA, Tbk pada tahun 2009 mendapatkan Opini Audit “Non-Unqualified Opinion” mengalami Audit Delay yang termasuk sangat cepat.

Solvabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Audit Delay pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2011. Hal ini dibuktikan dengan hasil t-hitung<t-tabel sebesar -0,321<1,782. Dalam bidang manajemen hasil didukung dengan sesuai dengan kualitas standar pekerjaan auditor seperti yang telah diatur dalam SPAP melaksanakan prosedur audit perusahaan baik yang memiliki total utang besar dengan jumlah dethholder yang banyak atau perusahaan dengan utang yang kecil dan jumlah dethholder yang sedikit tidak akan mempengaruhi proses penyelesaian audit laporan keuangan. Karena auditor yang ditunjuk pasti telah mengatur dan menyediakan waktu sesuai dengan kebutuhan jangka waktu untuk menyelesaikan proses pengauditan utang. Dan dalam bidang akuntansi hasil didukung dengan fakta laporan keuangan PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk yang memiliki nilai Solvabilitas perusahaan yang termasuk besar tetapi mengalami Audit Delay yang terlama. Sedangkan PT. MOBILE TELECOM, Tbk (SMARTFREN) yang mengalami Audit Delay yang sangat lama, Justru memiliki nilai Solvabilitas Perusahaan yang kecil.

Profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Audit Delay pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2011. Hal ini dibuktikan dengan hasil t-hitung<t-tabel sebesar 0,051<1,782. Dalam bidang manajemen hasil didukung dengan adanya tuntutan pihak-pihak yang berkepentingan tidak begitu besar sehingga tidak memacu perusahaan untuk mengkomunikasikan laporan keuangan yang diaudit lebih cepat. Dan dalam bidang akuntansi hasil didukung dengan fakta Pada laporan keuangan PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk yang memiliki nilai Profitabilitas Perusahaan yang sangat tinggi, justru mengalami Audit Delay yang sangat lambat. Dan sebaliknya pada PT. MOBILE TELECOM (SMARTFREN) yang memiliki nilai Profitabilitas Perusahaan yang terrendah bahkan mencetak rugi, justru mengalami

(11)

Audit Delay yang sangat lambat sama seperti PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk

Ukuran KAP tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Audit Delay pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2011. Hal ini dibuktikan dengan hasil t-hitung<t-tabel yaitu sebesar -0,868< 1,782. Dalam bidang manajemen hasil didukung dengan alasana bahwa baik KAP the Big Four maupun KAP non the Big Four memiliki standar sama sesuai dalam Standar Professional Akuntan Publik (SPAP) dalam melaksanakan pekerjaan mareka, sehingga tidak terdapat perbedaan yang mencolok. Dan dalam bidang akuntansi hasil didukung dengan fakta Pada laporan keuangan PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk pada tahun 2009 yang laporang keuangannya diaudit oleh KAP yang termasuk the Big Four justru mengalami Audit Delay yang sangat lambat

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bagian sebelumnya diketahui bahwa variabel Ukutan perusahaan, Opini Audit, Solvabilitas, Profitabilitas, Ukuran Kantor Akunta Publik secara simultan tidak berpengaruh terhadap signifikan Audit Delay. Dan bila secara parsial hanya variabel Opini Audit yang berpengaruh signifikan negative terhadap Audit Delay. Variabel lainnya seperti Ukuran Perusahaan, Solvabilitas, Profitabilitas dan Ukuran Knator Akuntan Publik Tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay.

5.2. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran:

a. Bagi para auditor walaupun dalam penelitian ini mayoritas tidak ditemukan pengaruh antara variabel dependen dan variabel independen, hendaknya auditor dapat menyusun rencana pekerjaan lapangan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dalam SPAP dengan baik agar tetap menjaga serta meningkatkan kredibilitas dan kehandalan penilaian auditor dimata masyarakat.

b. Bagi praktisi manajemen hendaknya memperhatikan ukuran perusahaan untuk menarik perhatian investor. Karena investor lebih memperhatikan kemampuan perusahaan daripada laba yang diperoleh yang hanya bersifat sementara. Dan juga manajemen perusahaan juga harus memperhatikan Audit Delay perusahan karena

(12)

apabila perusahaan terlambat dalam penyampaian laporan keuangannya maka akan menurunkan reputasi perusahaan itu juga.

c. Bagi investor hendaknya ketika menanamkan investasinya tidak hanya semata-mata karena laba yang diperoleh oleh perusahaan sangat besar. Serta investor juga harus cermat dalam melihat tanda baik dan tanda buruk dari perusahaan contohnya pelaporan keuangan yang tidak wajar dan sebagainya

d. Bagi peneliti selanjutnya disarankan:

1) Menggunakan variabel Independen lainnya yang memiliki pengaruh terhadap Audit Delay yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

2) Menambahkan tahun pengamatan dan menambahkan objek penelitian sehingga hasil yang diperoleh dapat dijadikan dasar dalam prediksi lamanya Audit Delay perusahaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

DAFTAR PUSTAKA

Anggit Wasis Sejati. (2007). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003- 2005. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Arens, Alvin. A, Elder, Randal. J & Weasley, Mark. S. (2003). Auditing dan Pelayanan verifikasi. Edisi 9. Jakarta. Indeks Kelompok Gramedia.

Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Darsono & Ashari. (2005). Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Edisi I. Yogyakarta. Andi

Halim,Verinada. (2000) .Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Modus Vol. 2.

Hanafi, M.M dan Halim. (1996). Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Yogyakarta: UPP MMP YKPN.

Haryono Jusup. (2001). Auditing (Pengauditan), Buku I Cetakan Pertama, Yogyakarta: STIE YKPN.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.

(13)

Imam Ghozali. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP UNDIP.

Iqnatus, Jimmy Januar. (2011). Analisis Pengaruh Faktor Internal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Volume Penjualan Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010). Skripsi Sarjana S1 Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. Bekasi Machfoedz, Mas’ud. (1994). Financial Ratio Characteristic Analysis and The

Prediction of Earnings Changes in Indonesia, Kelola No. 7:114-133.

Martono dan Agus Harjito. (2005). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: penerbit EKONOSIA UII.

Mulyadi. (2002). Auditing (Pengauditan), Buku I Edisi Ke Enam, PT. Salemba Empat.

Munawir. S. (2004). Analisis Laporan Keuangan Edisi 14. Yogyakarta. Liberty Na’im, Ainun. (1988). Akuntansi Keuangan I. Yogyakarta: BPFE

Prabandari, J.D.M & Rustiana, (2007). Beberapa Faktor yang Berdampak pada Perbedaan Audit Delay (Studi empiris pada perusahaan-perusahaan keuangan yang terdaftar di BEJ). Jurnal Kinerja, Volume 11, No.1, Hal. 27-39.

Priyatno, Duwi. (2008). 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta. Andi Offset.

Priyatno, Duwi. (2010). Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta. Buku Seru

Rachmawati, Sistya. (2008). Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10, No. 1, 1-10.

Rolinda, Supriyati Yuliasri. (2007). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur dan Finansial di Indonesia). Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi. Vol . 10 No. 3, hal 109-126. Rustiana dan Prabandi, Jeane Deart Melly. (2007). Beberapa Faktor yang Berdampak

pada Perbedaan Audit Delay pada Perusahaan-Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di BEJ. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 11. No.1 : 27-39

Sawir, Agnes. (2001). Analisis Laporan Keuangan Dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama

(14)

Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sulistyo, Wahyu Adhy Noor.(2010). Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan pada Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Sarjana S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang

Supranoto. (1990). Prinsip-Prinsip Akuntansi. Edisi 14, cetakan ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga. BPFE.Yogyakarta.

Trianto, Yugo. 2006. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia), Skripsi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Utami, Wiwik. (2006). “Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris di Bursa Efek Jakarta”. Bulletin Penelitian No. 09. Ka. Pusat Penelitian dan Dosen FE, Universitas Mercu Buana.

Wirakusuma, Made Gede. (2004). “Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Reputasi Auditor, Ukuran Perusahaan, Kandungan Laba, dan Jenis Industri pada Ketidaktepatan Waktu Publikasi Laporan Keuangan di Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2009”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 1. No.1 : 52-69.

Yuana, Ardhi Dharma. (2008). Pengaruh Opini Auditor, Ukuran Kantor Akuntan Public, Komite Audit dan Pergantian Kantor Akuntan Publik terhadap Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta

Yuliana dan A.Y. Ardiati. (2004). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Modus vol.6 no. 12

Yuliyanti, Ani. (2011). Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2007-2008). Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta

www.bapepam.go.id www.idx.co.id www.google.co.id

(15)

Referensi

Dokumen terkait

BERBASIS MASAYARAKAT MELALUI FESTIVAL PERTUNJUKKAN

Pengukuran selanjutnya dilakukan dengan menggunakan detektor atomtex, sehingga didapatkan hasil data untuk jarak 6cm didapatkan hasil papaan sebesar 0,21 mrad/jam, kemudian

Pendidikan inklusi sebagai layanan pendidikan yang menerima anak disabilitas bersama dengan anak normal di sekolah biasa dalam perjalannya masih banyak mengalami hambatan,

Keadaan di lapangan menunjukkan pola internalisasi nilai tasawuf tersebut masih dalam banyak tantangan dan hambatan salah satunya karakter sifat santri yang keras dan kasar

Proses pembelajaran juga dapat digambarkan dengan adanya interaksi peserta didik dengan guru atau peserta didik dengan lingkungannya yang mengakibatkan adanya perubahan

Puri merupakan tempat tinggal untuk kasta Ksatria yang memegang pemerintahan Umumnya menempati bagian kaja kangin di sudut pempatan agung di pusat desa.. Puri umumnya

Setelah dianalisis dan direpresentasikan kedalam bentuk graf dan pohon, dapat dikatakan bahwa marketing dengan skema piramid merupakan suatu bentuk penipuan, bersifat

62 3004909300 [Obat] (tidak termasuk barang dari pos 30.02,30.05 atau 30.06) terdiri dari produk campuran atau tidak untuk keperluan terapeutik atau profilaktik, disiapkan dalam