• Tidak ada hasil yang ditemukan

waktu siklus pada MEMORI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "waktu siklus pada MEMORI (1)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MEMORI

Memori adalah kemampuan jiwa untuk memasukan (learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang telah lampau. Dengan adanya kemampuan untuk mengingat, manusia mampu menyimpan dan menimbulkan kembali apa yang telah pernah dialaminya.

Memori mempunyai tiga fungsi/proses, yaitu: memberi kode/sandi, menyimpan dan menimbulkan kembali. Pada proses penyimpanan, informasi yang telah diberi kode tersebut diletakkan dalam struktur memori. Pada proses penimbulan kembali informasi yang tersimpan berusaha diakses kembali pada saat dibutuhkan. Proses memunculkan kembali memori (record) yang tersimpan dalam memori permanent meliputi tiga cara, yaitu: recall, recognition dan rekonstruksi inferensial.

Sistem memori manusia tersusun dari tiga komponen storage (penyimpanan). Informasi (yaitu stimulus dari lingkungan) terlebih dahulu melalui sensory storage, lalu melawati short-term memory dan pada akhirnya berakhir dalam long short-term memory.

Stimuli beragam yang akan mengaktifkan seorang pembelajar dalam memproses suatu memori dapat berupa data atau elemen psikologi, persepsi, fisiologi, lingkungan, emosi dan sosial. Dengan bimbingan seorang guru maka seorang pembelajar atau pelajar akan mampu menyimpan memori yang di-encoded dengan baik. Memori yang disimpan dalam encoding yang baik akan lebih mudah diakses kembali dan lebih mudah digunakan untuk membuat suatu konsep atau memecahkan suatu masalah.

Peningkatan memori dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya: Mempelajari sesuatu berulang-ulang, menyediakan waktu lebih banyak untuk rehearsing atau mengulang encoding data tertentu, membuat bahan/materi yang memiliki arti atau kesan spesifik/tertentu, menggunakan mnemonic devices seperti cerita, akronim, mengaktifkan retrieval cues- rekreasi mental, me-recall peristiwa ketika masih segar (fresh) kemudian menuliskan sebelum terjadi gangguan (interference), meminimalisir interference dan melakukan ujian (test) terhadap diri sendiri tentang apa yang mungkin membuat kita lupa.

(2)

akan ditangkap oleh indra kita. Sebagian dari stimuli tersebut akan di-encoded dan sebagian tidak. Stimuli atau data yang di-encoded akan disimpan dalam bentuk short term memory atau immediate memory atau serupa pada RAM komputer. Selanjuitnya data akan di-encoded untuk kedua kalinya dan kemungkinan diperkaya dengan pengalaman atau memori yang telah ada sebelumnya atau nilai/kepercayaan yang telah ada untuk disimpan dalam bentuk long term memory atau setara disimpan dalam hard disc komputer. Proses pengayaan dengan nilai tertentu tersebut setara dengan penamaan atau notasi file pada komputer.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Memori

Faktor-faktor yang mempengaruhi memori antara lain kondisi fisik dan usia. Kondisi yang sangat berpengaruh dalam mengingat adalah kelelahan, kurang tidur dan sakit. Seseorang yang dalam kondisi lelah, kurang tidur dan sakit akan mengalami kesulitan untuk mengingat sesuatu. Hal ini disebabkan karena pada kondisi seperti itu individu mengalami kemunduran kemampuan metal yang disebabkan oleh gangguan fisik tadi. Ingatan yang paling kuat terjadi pada masa anak-anak, yaitu pada usia 10-14 tahun. Orang yang sudah lanjut usia akan mengalami kesulitan jika diminta untuk mengingat kembali apa yang sudah dipelajari ataupun dialaminya, karenanya gejala yang paling umum ditemui pada masa ini adalah pikun.

Lupa

Lupa adalah hilangnya kemampuan untuk menyebutkan atau memunculkan kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari. Tidak berarti apa-apa yang sudah kita pelajari akan hilang, hanya saja informasi tersebut terlalu lemah untuk ditimbulkan kembali.

Perkembangan Memori

(3)

semakin meningkat. Anak-anak yang sudah cukup besar dan orang dewasa lebih cepat mengingat informasi dibandingkan dengan anak-anak yang masih kecil.

Hubungan Memori dan Belajar

Terdapat hubungan yang berat antara memori dan belajar. Dalam proses belajar akan melibatkan pengolahan dan penyimpanan informasi. Hasil belajar bisa diketahui melalui proses pengungkapan kembali apa yang telah diketahui siswa. Jadi, dalam belajar dibutuhkan pemanfaatan kemampuan memori oleh siswa guna menyerap informasi yang diterima, menyimpannya dan memunculkannya kembali pada saat menjawab soal ulangan atau ujian.

EMOSI

Emosi adalah suatu kondisi biologi, psikologi dan fisiologi dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi seringkali disamakan dengan perasaan, namun keduanya dapat dibedakan. Emosi bersifat lebih intens dibanding dengan perasaan, sehingga perubahan jasmaniah yang ditimbulkan oleh emosi lebih jelas dibandingkan perasaan. Perasaan menunjukan suasana batin yang lebih tenang dan tertutup ibarat riak air atau hembusan angin sepoy-sepoy. Emosi sebagai suatu peristiwa psikologis mengandung ciri- ciri sebagai berikut: Pengalaman emosional bersifat pribadi, adanya perubahan aspek jasmaniah, emosi diekspresikan prilaku dan emosi sebagai motif.

Fungsi Emosi.

Emosi tidak hanya berfungsi untuk survival, atau sekedar untuk mempertahankan hidup, Akan tetapi emosi juga berfungsi sebagai energizer atau pembangkit energy yang memberikan kegairahan dalam kehidupan manusia. Selain itu, emosi juga merupakan messenger atau pembawa pesan.

Jenis dan Pengelompokan Emosi

(4)

mengalaminya, diantaranya adalah sedih, marah,benci, takut dan sebagainya. Manusia mempunyai empat jenis emosi dasar yang telah dibawa sejak lahir dan akan berkembang sesuai dengan pengaruh lingkungan yaitu emosi takut, marah, sedih dan senang. Semakin bertambah usia seseorang maka akan semakin bertambah jumlah/jenis emosi. Ekspresi emosi akan ditampakan dalamperilaku. Misalnya: Emosi sedih akan diekspresikan dalam bentuk menangis. Perkembangan emosi ditandai dengan perkembangan ekspresi. Jika ekspresi emosi berkembang maka akan semakin baik.

Teori-teori Emosi

Walgito mengemukakan tga teori emosi yaitu: Teori sentral, teori periferal dan teori kepribadian.

1. Teori sentral ,

Menurut teori ini, gajala kejasmanian merupakan akibat dari emosi yang dialami oleh individu; jadi individu mengalami emosi terlebih dahulu baru kemudian mengalami perubahan-perubahan dalam kejasmanian. Teori ini dikemukakan oleh Cannon.

2. Teori Periferal

Menurut teori ini, gejala-gejala kejasmanian bukanlah merupakan akibat dari emosi yang dialami oleh individu, tetapi emosi yang dialami oleh individu merupakan akibat dari gejala-gejala kejasmanian. Teori ini dikemukakan oleh William James(1842-1910) dari amerika Serikat, yang bersamaan waktunya juga dikemukan oleh Carl Lange yang barasal dari Denmark.

3. Teori Kepribadian

Menurut teori ini, emosi merupakan suatu aktifitas pribadi, dimana pribadi tidak dapat dipisahkan dalam jasmani dan psikis sebagai dua substansi yang terpisah. Karena itu maka emosi meliputi pula perubahan-perubahan kejasmanian masalnya apa yang dikemukakan oleh J.Linchoten.

Memelihara Emosi yang Konstruktif

Beberapa usaha untuk memelihara emosi-emosi yang konstruktif adalah: 1. Bangkitkan rasa humor

2. Periharalah selalu emosi-emosi yang positif, jauhkanlah emosi negative. 3. Berorientasi kepada kenyataan.

(5)

Beberapa cara menekan emosi negatif dalam kegiatan belajar mengajar adalah guru memberikan perhatian kepada siswa. Jangan menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan, mengalihkan emosi negatif siswa menjadi emosi positif.

Emosi marah (emosi negative) sebaiknya dikeluarkan jangan ditahan dengan jalan marah yang sehat. Beberapa cara marah yang sehat yaitu: marah pada orang yang tepat, marah pada waktu yang tepat, marah dengan kadar yang tepat (disesuaikan) dan dengan kesalahan yang tepat.

Pengaruh Emosi pada Belajar

Emosi berpengaruh besar pada kualitas dan kuantitas belajar. Emosi yang positif dapat mempercepat proses belajar dan mencapai hasil belajar yang lebih baik, sebaliknya emosi yang negatif dapat memperlambat belajar atau bahkan menghentikannya sama sekali. Pembelajaran yang berhasil haruslah dimulai dengan menciptakan emosi positif pada diri pembelajar. Jika siswa mengalami emosi positif, mereka dapat menggunakan neokorteks untuk tugas-tugas belajar. Untuk menciptakan emosi positif pada diri siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik dan lingkungan psikologis. Lingkungan fisik mencakup penataan ruang kelas dan penggunaan alat bantu belajar, sedangkan lingkungan psikologis mencakup penggunaan music untuk meningkatkan hasil belajar.

Kecerdasan Emosi

(6)

Kecerdasan umum semata-mata hanya dapat memprediksi kesuksesan hidup sesorang sebanyak 20 % saja, sedangkan 80 % lainnya adalah apa yang disebut Emotional Intelligence. Bila tidak ditunjang dengan pengolahan emosi yang sehat, kecerdasan saja tidak akan menghasilkan seorang yang sukses hidupnya dimasa yang akan datang . Kecerdasan emosi jelas mempengaruhi kesuksesan hidup tetapi dalam konteks belajar disekolah kecerdasan intelektual (intelegensi) adalah modal utama dalam keberhasilan belajar. Kecerdasan emosi perlu ditumbuhkan semenjak anak masih kecil melalui naskah emosi yang sehat.

BERFIKIR

Menurut Khodijah ( 2006:117 ) mengatakan bahwa berpikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item. Sedangkan menurut Drever dalam Khodijah (2006:117) berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah. Jadi berpikir adalah satu keatipan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Kita berpikir untuk menemukan pemahaman / pengertian yang kita kehendaki.

Beberapa pendapat aliran psikologi tentang berfikir, yaitu :

a. Psikologi asosiasi, mengemukakan bahwa berfikir merupakan jalannya atau bekerjanya tenggapan – tanggapan.

b. Aliran Behaviorisme, berpendapat berfikir bahwa berfikir adalah gerakan – gerakan reaksi yang dilakukakan oleh urat syaraf dan otot – otot bicara seperti halnya bila kita mengucapkan ”buah pikiran”.

c. Psikologi Gestalt, berfikir merupakan keaktifan psikis yang absrak, yang prosesnya tidak dapat kita amati dengan alat indera kita.

Jenis Berpikir

Menurut Floyd L. Ruch, berpikir ada tiga macam yaitu:

1. Berpikir deduktif adalah berpikir dari yang umum menuju yang umum.

2. Berpikir induktif adalah berpikir menarik kesimpulan dari berbagai kejadian dengan observasi.

(7)

Menurut Khodijah (2006), pikiran sendiri ada dua macam yaitu pikiran sadar dan bawah sadar. Sedang manusia hanya memanfaatkan 12% kekuatan pikiranya, sementara 88% ada pada kekuatan bawah sadar, yg semacam "perasaan". Diantara pikiran sadar dan bawah sadar ada Reticular Activating System (RAS) atau filter, yang untuk membuka, pintu otak kita mesti berada pada gelombang Alfa. Pikiran bawah sadar (yang 88% tadi) menyimpan: Memori, Self-image, Personality & Habits (kebiasaan).

Proses Berpikir

Menurut Suryabrata (2004), proses atau jalannya berpikir itu pada pokonya ada tiga langkah yaitu :

a. Pembentukan pengertian

pengertian dibentuk melalui tiga tingkatan, sebagai berikut : 1. Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah objek yang sejenis.

2. Membandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri-ciri mana yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu ada.

3. Mengabstrasikan. b. Pembentukan pendapat

Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu

1. Pendapat afirmatif atau positif adalah pendapat yang menyatakan keadaan sesuatu. 2. Pendapat negatif adalah pendapat yang menidakkan, yang secara tegas menerangkan

tentang adanya sesuatu sifat pada sesuatu hal.

3. Pendapat modalitas atau kebarangkalian adalah pendapat yang menerangkan keberangkalian, kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu hal.

c. Penarikan kesimpulan atau pembentukan keputusan

Keputusan ialah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada tiga macam keputusan adalah sebagai berikut : 1. Keputusan induktif

Adalah keputusan yang diambil dari pendapat-pendapat khusus menuju kesatu pendapat yang umum.

(8)

Keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus, jadi berlawanan dengan keputusan induktif.

3. Keputusan analogis

Referensi

Dokumen terkait

Gila adalah sebuah jenis penyakit kejiwaan yang sifatnya menghilangkan idrak (kemampuan berfikir). Gila dapat terjadi karena akibat suatu keadaan tertentu atau

bahwa berat labur adalah banyaknya perekat yang diberikan pada permukaan kayu, berat labur yang terlalu tinggi selain dapat menaikkan biaya produksi juga akan mengurangi

Jurnlah dermaga dan kapal yang ada pada saat ini masih menyebabkan kapal yang akan merapat ke dermaga harus menunggu sekian lamanya untuk mendapatkan pelayanan.. Melihat padatnya

Meningkatkan pengetahuan masy khususnya USILA tentang Katarak Posbindu Wil Kerja Puskesmas panunggangan Masyarakat mengetahui ciri-ciri awal & tindakan yang

[r]

Kalimat ini telah dikatakan sebelumnya dan memiliki makna bahwa masyarakat luas menganggap bahwa para artis yang populer adalah orang yang beruntung dan memiliki makna

Di hari bersyukur ini, kami menghimbau seluruh unsur jemaat untuk berkomitmen mewujudkan panggilan dan pengutusan dalam membina para teruna GPIB agar menjadi pribadi

Dehidrasi yang dilakukan yaitu dengan cara adsorbsi menggunakan molecular sieve 3A, silica gel, dan kombinasi dari molecular sieve 3A + silica gel. Dari percobaan adsorbsi dari