• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK) Pada Sekolah Dasar (SD) Kecamatan Tuntangkabupaten Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK) Pada Sekolah Dasar (SD) Kecamatan Tuntangkabupaten Semarang"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Gambaran Umum Kecamatan Tuntang

Daerah penelitian sesuai dengan perencanaan penulisan, berada di Kabupaten Semarang, tepatnya pada Kecamatan Tuntang. Dengan peta wilayah seperti gambar di bawah ini.

Gambar 1.1

(2)

50

Gambar 1.1 diatas menunjukan peta wilayah Kecamatan Tuntang di Kabupaten Semarang terdiri atas enam belas desa dan kelurahan. Kecamatan ini terbagi atas enam belas desa antara lain : Kalibeji, Gedangan, Sraten, Rowosari, Jombor, Candirejo, Kesongo, Watuagung, Lopait, Tuntang, Delik, Tlogo, Karangtengah, Karanganyar, Tlompakan, dan Ngajaran.

Dengan mengacu pada gambar tersebut maka yang menjadi lokasi penelitian penulis dari ke enam belas desa di atas adalah SD Tlogo 01 yang berada di Desa Tlogo, SD Karang Tengah 01 yang berada di Desa Karang Tengah, SD Tlompakan 01 yang berada di Desa Tlompakan dan SD Ngajaran 03 yang berada di Desa Ngajaran.

2. Gambaran Lokasi Penelitian

(3)

51

Tabel 4.1 Lokasi Penelitian

No. Nama Sekolah Dasar

Jenis Tabel 4.1. : Lokasi Penelitian

Data pada tabel 4.1 menjelaskan tentang lokasi sekolah di empat desa atau kelurahan dimana penulis melakukan penelitian yakni Sekolah Dasar Negeri Tlogo, Karangtengah 01, Tlompakan 01 dan Ngajaran 03 dengan bertempat pada Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

a. Sumber Data Penelitian

(4)

52

Dalam hasil penelitian, sesuai dengan prosedur penelitian, penulis melakukan studi pendahuluan dengan para guru PAK di Lokasi Penelitian, dan dapat dikatakan Secara keseluruhan responden guru PAK dalam penelitian telah berlangsung berjumlah empat orang berdasarkan gugus atau Kelompok Kerja Guru (KKG) mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen. Data responden dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2

1. Sumaedi SD Negeri Tlogo Pendidikan Agama

(5)

53

Tuntang, kabupaten Semarang. Dengan masing-masing sekolah dasar terdapat satu guru Pendidikan Agama Kristen (PAK).

B.

Analisa Data dan Pembahasan

Pada tahap ini akan dibahas analisa data dan pembahasan sesuai prosedur penelitian dan pengembangan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

Data ini dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk melihat secara objektif kondisi real dalam pembelajaran di kelas, tentang proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen yang berlangsung di beberapa sekolah pada Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Terhadap persoalan ini, maka penulis melakukan sebuah studi awal di lapangan atau studi pendahuluan untuk menemukan hasil penelitian terkait dengan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen. Dalam studi pendahuluan, penulis menemukan hal-hal sebagai berikut.

1. Pendidikan Agama Kristen

(6)

54

kekristenan, berisi tentang Fiman Tuhan, menekankan tentang tingkah laku, perbuatan dan kepercayaan seseorang dan PAK bukan sekedar pelajaran untuk mendapatkan nilai raport tapi lebih dalam dari itu yaitu membawa siswa menuju ke kedewasaan sesuai dengan iman Kristen, nilai-nilai kristiani.

(7)

55

percayanya pada Tuhan Yesus, sehingga dapat mengasihi sesama dan alam ciptaan.

Dengan demikian maka bagi penulis pembelajaran Pendidikan Agama Kristen sangat penting bagi para siswa karena selain membangun pengenalan mereka akan Tuhan Yesus Sang Juruselamat juga membuat anak didik bisa membentuk diri mereka agar bisa menanamkan hal-hal yang baik kepada sesama dan alam ciptaan.

2. Faktor-faktor Dalam Proses Pembelajaran PAK

Dalam mengajar PAK para guru dituntut agar dapat mengatur proses pembelajaran dengan seefektif mungkin. Karena hasil belajar siswa ditentukan oleh proses pembelajaran dan keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor itu dapat diuraikan sesuai dengan penelitian pembelajaran PAK di empat Sekolah Dasar, Pada Kecamatan Tuntang sebagai Berikut.

a. Guru

(8)

56

i. Kemampuan Guru PAK

Kemampuan guru merupakan fakor pertama yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran. Terkait dengan hal ini dari hasil penelitian ditemukan para Guru semampu mereka merancang media pembelajaran sendiri. Walaupun kurangnya media baik buku dan sarana penunjang dalam mengajar tetapi mereka berusaha untuk menyiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan dengan materi. Seperti diungkapkan oleh salah satu guru PAK di SD Karang Tengah 01, ketika dalam mengajar misalnya tentang Peperangan antara Daud dan Goliath, kami mengajarkan anak dengan membuat kartapel. Hal ini senada dengan Guru PAK di SD Tlompakan 01, kemudian ada Perahu nuh juga, kami mengajarkan anak dalam membuat perahu, dan guru menyiapkan baskom isi air dan dipraktekan anak. Hal-hal tertentu guru bisa menyiapkan dan anak juga bisa mempraktekan sendiri agar materi tentang Firman Allah dalam Alkitab bisa dimengerti oleh anak.

(9)

57

dengan melihat pada tingkat keterampilan guru dalam mengajar. Asumsinya semakin lama mereka mengajar, semakin menguasai materi dan dapat menggunakan metode pembelajaran secara baik. Karena itu dapat dikatakan penguasaan materi adalah hasil bentukan pengalaman mengajar. Ini dikarenakan setiap materi yang diajarkan pada suatu semester akan diulangi pada semester berikutnya. Pengulangan terus menerus bagi mereka dapat menumbuhkan pemahaman yang baru dan guru mampu merancang sebuah pembelajaran yang baik. Tetapi dirasakan bahwa ada guru juga yang tidak berusaha untuk mengembangkan kemampuan mengajar mereka dengan alasan karena sudah tua.

ii. Sikap Profesional

(10)

58

pembelajaran yang berkompetensi serta masih menggunakan lebih banyak teknik ceramah.

Penulis tidak setuju dengan alasan usia dan sikap pasif yang dikemukakan oleh guru PAK dalam menjelaskan kekurangan dirinya. Guru PAK yang telah memiliki kesempatan mengajar seharusnya bisa mengembangkan diri dalam merespon dunia pendidikan yang senantiasa mengalami perubahan dan kemajuan. Seorang pendidik seharusnya tidak berhenti belajar. Dia harus terus menerus memperdalam atau mencari informasi baru mengenai keberadaan peserta didik yang diajar, mengenai cara atau model pengajaran yang menarik dan relevan.

(11)

59

iii.Latar belakang pendidikan dan mengajar guru Mengingat pentingnya Pendidikan Agama

Kristen dalam lembaga Pendidikan Fomal (Sekolah) dalam penelitian ditemukan bahwa rata-rata guru PAK pada SD Kecamatan Tuntang Kabupaten berasal dari latar belakang pendidikan jenjang Strata 1 (S1). Hal ini dapat ditunjukan dalam tabel 4.3 dibawah ini.

Tabel 4.3

Data Kualifikasi Kependidikan

No. Nama Guru Kualifikasi

Pendidikan Asal Sekolah

1 Sulastri S1 PAK SD Negeri Karang

Tengah 01

2 Turyanti S1 PAK SD Negeri

Tlompakan 01

3 Paini S1 PAK SD Negeri Ngajaran

03

4 Sumaedi S1 PAK SD Negeri Tlogo

Tabel 4.3 : Responden Guru PAK SD Kecamatan Tuntang

(12)

60

mutu pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di SD Kecamatan Tuntang.

Potensi kualifikasi Pendidikan oleh setiap guru PAK ini ditemukan bahwa walaupun masing-masing guru PAK pada SD Kecamatan Tuntang rata-rata berasal dari latar belakang pendidikan yang baik, tetapi masih kedapatan memiliki kemampuan pengajaran yang lemah. Padahal dengan latar belakang pendidikan yang tinggi akan memungkinkan guru memiliki pandangan wawasan yang luas dalam mendesain proses pembelajaran. Ini yang akan mempengaruhi mutu pembelajaran pendidikan Agama Kristen.

Kemudian dalam melangsungkan proses pembelajaran juga ditemukan beberapa hal terkait dengan pengelolaan proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen sebagai berikut:

(13)

61

penggunaan media dalam pembelajaran. Ditemukan bahwa Perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen pada SD Negeri Kecamatan Tuntang yaitu guru membuat alokasi waktu analisis KKM, silabus, program tahunan, program evaluasi, soal-soal evaluasi, program perbaikan dan pengayaan serta soal-soalnya, Rencana Harian (RH), RH sebelum mengajar, mengajar tuntas. Semuanya ini bagi guru terkhususnya diungkapkan oleh Guru PAK di SD Ngajaran 03 adalah untuk mengajak siswa ke jalan yang benar.

Secara umum kerangka rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru PAK di SD Negeri Kecamatan Tuntang telah dirumuskan atas dasar pertimbangan yang matang. Hal ini bisa dicermati dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah memenuhi ketentuan dan standar minimal yang ditetapkan oleh BSNP.

(14)

62

Persiapan yang matang dari seorang guru sangatlah penting, untuk mengefektifkan proses pembelajaran. Guru harus tahu dan paham persiapan dan metode, serta baik atau buruknya metode tersebut. Persiapan ini dapat dilakukan dengan dua cara, yakni persiapan tertulis dan persiapan tidak tertulis. Persiapan tertulis meliputi mempersiapkan rencana pembelajaran yang di dalamnya terdapat Scenario pembelajaran yang sesuai dengan metode-metode yang digunakan untuk menyampaikan materi, mempersiapkan bahan atau materi ajar dalam bentuk segmentasi

teks atau tugas yang disesuaikan dengan silabus, persiapan sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran PAK yang sesuai dengan materi. Sedangkan persiapan tidak tertulis meliputi persiapan mental, penguasaan bahan dan lain sebagainya. Guru PAK dituntut untuk merencanakan pembelajaran agar proses pelaksanaan pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

(15)

63

Pelaksanaan pembelajaran PAK di SD Negeri Kecamatan Tuntang diampuh oleh Guru PAK. Sedangkan untuk alokasi waktu pembelajaran PAK adalah 4 (empat) jam yaitu 3 (tiga) jam untuk PAK dan 1 (satu) jam untuk Budi Pekerti. Setiap jam terdiri dari 35 menit. Atau ditambakan oleh guru PAK SD Karang Tengah 01 yaitu tiap kelas 1 (satu) kali pertemuan itu 3 (tiga) jam pelajaran PAK ditambah 1 (satu) jam budi pekerti jadi setiap kelas ada 4 (empat) jam pelajaran, 1 (satu) minggu sama dengan 6 (enam) kali 4 (empat) jam pelajaran menjadi 24 (dua puluh empat) jam pelajaran. Tetapi dirasakan waktu yang tersedia tidak cukup memadai. Selain persiapan guru yang berkaitan dengan materi, pelaksanaan pembelajaran PAK di SD Negeri Kecamatan Tuntang juga memperhatikan pendekatan, media dan metode yang dipakai.

Kemudian ditemukan juga dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen, para guru PAK menegaskan dalam pelaksanaan pembelajaran dikembangkan dengan memiliki tujuan, isi, kurikulum dan metode sebagai berikut:

a) Tujuan

(16)

64

(ii) Membina dan membentuk moral para siswa secara rohani dalam mengenal Yesus Kristus.

(iii) Supaya nilai-nilai kristiani tertanam pada anak dengan kuat.

(iv) Memperdalam iman percaya para siswa pada Tuhan Yesus sehingga dapat mengasihi sesama dan alam ciptaan Tuhan

b) Kurikulum (i) Gereja (ii) Firman (iii) Konteks c) Metode

Metode yang biasanya dipakai dalam pembelajaran PAK adalah Cerita, Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, Pemberian Tugas dan Demostrasi

(17)

65

memimpin doa bersama, menjaga nilai kebenaran kristiani, kemampuan meceritakan kisah Alkitab bahkan mengubah sikap peserta didik

Kemudian dalam pembelajaran ditemukan juga keberhasilan suatu proses pembelajaran diukur dari evaluasi yang telah dilakukan terhadap semua komponen pembelajaran. Evaluasi pembelajaran PAK yang dilakukan berupa penilaian formatif, dimana, ukuran keberhasilan siswa dinilai baik secara angka, partisipasi maupun sikap. Baik mengenai materi yang sudah disampaikan, tutur kata dan rajin beribadah

Mengenai dengan penilaian guru PAK terhadap peserta didik, angka yang diperoleh siswa pada umumnya antara 60 sampai 65 Angka pencapaian siswa ini menunjukan bahwa mata pelajaran PAK dapat dipahami siswa dengan cukup baik. Penilaian yang dilakukan tidak hanya semata-mata pada tugas-tugas yang diberikan oleh guru PAK, tetapi penilaian sikap anak didik.

(18)

66

materi pembelajaran dapat ditampilkan dalam perbuatan nyata.

Secara keseluruhan evaluasi pengajaran dilakukan pada sebelum semester usai. Dimana guru mengumpulkan dan mengolah data siswa yang bersumber dari tugas, hasil tes, penilaian sikap dan yang lainnya untuk dibuat menjadi sebuah penilaian. Penilaian juga tidak terlepas dari pengamatan guru terhadap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

Evaluasi pengajaran yang dilakukan adalah teknik penugasan, teknik tes tertulis dan penilaian sikap, bentuk instrumen teknik tes penugasan adalah tugas mandiri. Dan tugas kelompok sedangkan bentuk instrumen teknik tes tertulis adalah tes uraian. Penugasan biasanya dilakukan langsung setelah mata pelajaran berakhir, tetapi tes tertulis berupa ulangan dilakukan setelah materi pelajaran disampaikan.

Penilaian terhadap siswa dilakukan 3 (tiga) aspek yakni kognitif, afektif dan psikomotorik. Namun sebagian besar responden hanya menyebutkan contoh-contoh penilaian aspek kognitif dan psikomotorik, sedangkan penilaian aspek afektif dan psikomotorik saling tumpang tindih.

(19)

67

penguasaan konsep teori (aspek kognitif) dilakukan dalam bentuk tes tertulis maupun lisan (Tanya jawab, diskusi); 2) Penilaian sikap murid (aspek afektif) terhadap teman dan guru di sekolah; 3) Penilaian tugas-tugas atau pekerjaan rumah penilaian (aspek psikomotorik); 4) Absensi kegiatan ibadah ibadah dan absensi kelas agama. Kemudian Bentuk penilaian mandiri lainnya dari hasil prakarya peserta didik yaitu berupa pembuatan pembatas alkitab, menulis puisi dan hafalan Doa Bapa Kami dan Ayat Alkitab.

d) Sarana Belajar

Mengenai sarana belajar dalam pembelajaran PAK. Ada beberapa hal yang ditemukan dalam penelitian.

i. Ruang Kelas

(20)

68

selaku pengajar PAK di SD Ngajaran 03 bahwa tempat pembelajaran yang tidak disediakan sehingga waktu pembelajaran sering berpindah-pindah mencari tempat yang nyaman, kadang pembelajaran berlangsung di Ruang Guru, Koperasi dan di halaman sekolah. Ketika akan melaksanakan pembelajaran. Ketika mengajar harus mencari-cari ruangan yang kira-kira dapat dipakai sehingga kondisi ini menyita waktu jam pelajaran yang sebenarnya. Kadang kala jika tidak ada satupun ruangan yang dapat dipakai pembelajaran dilaksanakan diluar ruangan (out door) dimana guru dan murid belum tentu mempersiapkan diri dengan situasi belajar yang demikian.

(21)

69

dapat belajar atau memperoses pengetahuan dengan baik.

ii. Media dan Sumber Belajar

Media pembelajaran diartikan sebagai sesuatu yang dapat di gunakan untuk menyampaikan materi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang baik. Adapun media yang digunakan oleh guru PAK di SD Negeri Kecamatan Tuntang adalah sebagai berikut ada yang masih menggunakan Kapur dan ada yang sudah menggunakan spidol (White Board).

Media ini digunakan dalam menyampaikan materi-materi PAK di kelas. Dengan menggunakan media yang ada berarti memberikan pengalaman belajar kepada siswa mulai dari sesuatu yang abstrak menuju kepada yang konkrit. Akan tetapi tidak selamanya media pembelajaran tersebut dapat digunakan secara tepat untuk berbagai situasi. Seorang guru benar-benar dituntut untuk mampu dan jeli memilih media pembelajaran agar supaya pembelajaran bisa dilakukan seefektif mungkin.

(22)

70

01 terkhususnya dalam pengajaran PAK tidak ada buku pegangan murid. Hal ini juga dirasakan di SD Ngajaran 03 yang mana buku tidak lengkap dan harus usaha sendiri. Sementara untuk Guru PAK pada SD Karang Tengah dan Tlompakan 01 tidak ada masalah dalam ketersediaan media dan sumber belajar. Guru tidak memaksakan murid untuk membeli buku paket terbaru tapi buku pelajaran dengan standar kurikulum terbaru, sumbernya dari buku wajib Kementerian Agama terbitan BPK Gunung Mulia, Buku PAK terbitan Andi, LKS Terbitan BPK Gunung Mulia dan LKS Jamrut dari Solo menjadi pegangan guru dan kami mengopynya ke anak sesuai pembelajaran agar anak mempelajarinya nanti setelah pulang kerumah. Selain buku pegangan PAK juga ada sumber belajar lainnya selain Alkitab sebagai sumber pegangan hidup, Konkordansi Alkitab dan Alkitab Penuntun Sumber berkelimpahan.

(23)

71

dengan standar kompetensi sesuai kurikulum yang sudah ditetapkan.

iii.Lingkungan Belajar

(24)

72

sekolah, peserta didik serta karyawan sekolah apabila baru bertemu pada pagi hari atau mau berpisah pada siang hari, Berdoa sebelum dan sesudah pengajaran, Kewajiban untuk menciptakan suasana aman, bersih, indah, tertib, kekeluargaan dan rindang dilingkungan sekolah dan sekitarnya, Kewajiban siswa menghindari rasa dan sikap permusuhan, perselisihan, dan pertengkaran antara sesame serta meningkatkan sikap disiplin, Peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan lainya berpakaian sesuai ketentuan yang ada.

Sesuai dengan lingkungan belajar di atas, penulis menganalisa bahwa walaupun dipimpin oleh Kepala Sekolah yang non Kristen yang tidak ada hubungan kerja sama yang begitu baik, tetapi cara guru PAK dalam menciptakan kondisi pembelajaran dalam sekolah menutupi kesenjangan yang ada, dan dikatakan baik.

e) Siswa

(25)

73

sehari-hari juga minatnya untuk mengikuti proses pembelajaran.

Rata-rata sekolah dasar di Kecamatan Tuntang, guru mengajar dengan jumlah murid yang tidak sama. Ditemukan bahwa jumlah siswa sangat sedikit setiap kelas I (satu) hanya terdiri dari 1 (satu) siswa, contohnya pada kelas I (satu). Sementara kelas II dan seterusnya bisa satu bahkan kurang lebih 5 (lima) siswa.

(26)

74

karena cakupannya tidak sesuai dengan perkembangan yang seharusnya maka pembelajaran tidak berjalan dengan baik. Kelas menjadi gaduh, murid di ajak bernyanyi sebahagian besar ada yang saling melempar dan main dengan teman sebelahnya. Hal ini membuat Pa Meidy Guru PAK di SD Tlogo 01 merasa tidak bisa memenuhi tujuan pembelajaran dengan efektif.

Ada juga guru PAK yang karena jumlah murid yang sedikit dan tersedianya ruangan belajar khusus Mata Pelajaran PAK maka diajarkan dengan tenang malah disebut dengan private.

Para siswa ini dibina dan dibimbing untuk memberitakan karya kasih Allah di tengah dunia. Mereka adalah anak dalam usia jenjang sekolah 6 (enam) sampai 12 (dua belas tahun). Terkait dengan penelitian ini, maka penulis menganalisa bahwa para siswa masih berada dalam masa pertumbuhan, sebab itu adanya rasa saling membutuhkan untuk dibina dan dibimbing.

(27)

75

(28)

76

Kemudian ditambahkan oleh Bapak Guru PAK di SD Tlogo 01 juga diterapkan seperti mengurangi kebiasaan buruk yang sering sekali terjadi dalam lingkungan masyarakat bahkan sekolah, yaitu kecenderungan menghakimi orang lain. Karena dalam pembelajaran PAK memberikan pemahaman bahwa sebagai umat Kristen, para siswa harus bersikap bahkan mempertahankan nilai-nilai kebenaran kristiani yang mereka pelajari. Sering kali masyarakat kita cenderung menghakimi orang lain yang berbuat kesalahan. Mulai dari melakukan kekerasan psikologis maupun secara fisik. Dalam pembelajaran PAK, para siswa ditanamkan sikap kristiani yang penuh kasih. Hal ini bertujuan agar mereka dapat menentukan bahkan melakukan sikap yang benar sebagai seorang Kristen ketika berada dalam kondisi tersebut.

(29)

77

utamanya adalah untuk melatih para siswa memahami makna dari pelajaran mengenai bentuk persekutuan kekristenan.

Pengadaan media dan alat peraga pembelajaran PAK yang terbatas di sekolah dilakukan dengan mengembangkan metode belajar yang aktif dan kreatif. Yakni memberi tugas untuk membaca Alkitab di rumah. Kemudian setiap kali pertemuan di kelas PAK, para siswa diberikan kesempatan untuk menceritakan kembali kisah atau tokoh yang mereka baca dari Alkitab tersebut. Ini diterapkan dengan tujuan agar dapat membantu meningkatkan pemahaman para siswa dalam mengenal Tuhan melalui Alkitab. Hal tersebut terbukti dari laporan orang tua tentang para siswa yang selalu terpacu untuk membaca Alkitab di rumah meski tanpa ditugaskan.

Kemudian dirasakan oleh guru dalam belajar bahwa ketidaktersedianya sarana dan media pembelajaran bagi para siswa mengakibatkan menjadi kendala dalam mengajar. Sehingga metode yang selalu dipakai guru adalah adalah metode cerita, diskusi, Tanya cawab, ceramah dan demonstrasi.

(30)

78

hanyalah satu arah atau lebih berpusat pada guru. Sehingga model pembelajaran seperti ini membuat siswa hanya menjadi penerima pasif. Model pembelajaran ini lebih mengutamakan hasil daripada proses. Padahal dalam pembelajaran PAK lebih berpusat pada Alkitab, bagaimana mungkin anak dapat memahami cerita tentang kisah-kisah di Alkitab karena dengan memakai pembelajaran satu arah. Hal ini mengakibatkan dalam pembelajaran PAK anak menjadi jenuh. Karena guru PAK hanya menginginkan hasil yang dicapai daripada proses maka sebagian besar siswa memperoleh nilai dengan remidi atau perbaikan. Karena rata-rata tidak mencukupi nilai sesuai KKM 70.

Hal ini dapat digambarkan dalam tabel hasil belajar sebagai berikut :

Tabel 4.4

Tabel Hasil Belajar Pendidikan Agama Kristen

SD Negeri Tlogo 01, Kecamatan Tuntang

Tahun akademik

Nilai

tertinggi Kategori

2010/2011 60 Tidak Tuntas

2011/2012 61 Tidak Tuntas

2012/2013 65 Tidak Tuntas

2013/2014 64 Tidak Tuntas

Sumber : Data sekunder Kurikulum Pembelajaran PAK

SD Negeri Ngajaran 03, Kecamatan Tuntang

Tahun akademik

Nilai

tertinggi Kategori

2010/2011 62 Tidak Tuntas

(31)

79

2012/2013 60 Tidak Tuntas

2013/2014 63 Tidak Tuntas

Sumber : Data sekunder Kurikulum Pembelajaran PAK

SD Negeri Tlompakan 01, Kecamatan Tuntang

Tahun akademik

Nilai

tertinggi Kategori

2010/2011 60 Tidak Tuntas

2011/2012 60 Tidak Tuntas

2012/2013 62 Tidak Tuntas

2013/2014 64 Tidak Tuntas

Sumber : Data sekunder Kurikulum Pembelajaran PAK

SD Negeri Karang Tengah 01, Kecamatan Tuntang

Tahun akademik

Nilai

tertinggi Kategori

2010/2011 63 Tidak Tuntas

2011/2012 62 Tidak Tuntas

2012/2013 62 Tidak Tuntas

2013/2014 65 Tidak Tuntas

Sumber : Data sekunder Kurikulum Pembelajaran PAK

Tabel 4.4. menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang kurang memuaskan karena nilai yang diperoleh masih disekitar nilai standar ketuntasan belajar minimal yang telah ditentukan yakni 70 secara rata-rata belum memenuhi indikator standar ketuntasan belajar. Untuk mendapatkan hasil belajar yang tinggi maka siswa dituntut untuk lebih memahami dan menguasai materi pelajaran Pendidikan Agama Kristen.

(32)

80

kreatif dan inovatif dari guru terhadap pembelajaran di setiap sekolah secara terencana dan terarah, maka tidak mungkin dicapai pembelajaran yang efektif. Karena itu peningkatan kualitas pengajaran merupakan konsekuensi yang harus diperhatikan dan ditingkatkan oleh para pengajar. Terkait dengan hal ini sesuai dengan tujuan Pendidikan Agama Kristen, maka siswa perlu dibina dan dibimbing untuk memberitakan karya kasih Allah di tengah dunia. Mereka adalah anak usia sekolah. Untuk itu adanya rasa saling membutuhkan untuk dibina dan dibimbing.

Untuk itu dalam memaksimalkan proses pembelajaran PAK maka diperlukan usaha oleh para guru PAK sebagai desainer pembelajaran untuk keberhasilan proses belajar-mengajar.

C. Pembahasan

(33)

81

mestinya untuk melakukan usaha perbaikan kekurangan media dan sumber belajar tersebut.

Dalam menjembatani hal ini, pembelajaran dikatakan baik dan bermutu ketika keberhasilan pembelajaran itu didukung oleh salah satu faktor yaitu ketersediaan dan pemanfaatan media dan sumber belajar. Guru berperan sebagai desainer pembelajaran. Terkait dengan masalah penelitian dalam pembelajaran, salah satunya pada ketersediaan media dan sumber belajar, maka sesuai dengan pertimbangan penulis terhadap masalah faktor pembelajaran tentang media pengajaran ini, maka masalah ini dapat dijadikan potensi penulis untuk membuat media pembelajaran yang dapat dipakai dalam pembelajaran. Sesuai dengan analisis kebutuhan yang telah dibahas sebelumnya maka dapat diusulkan rancangan model konseptual berupa strategi hipotetik dan Produk desain media pembelajaran PAK yang dipilih oleh penulis adalah Flash Card.

1. Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran

Pendidikan Agama Kristen.

(34)

82

a. Guru Pendidikan Agama Kristen harus menciptakan suasana kelas dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dengan mendorong para peserta didik agar mereka merasa dirinya penting, berharga memliki bakat dan kemampuan sebagai anak Tuhan. Ini dapat dilakukan dengan cara: Memasang gambar Alkitab di dinding ruang kelas (kartun), ruang kelas dapat juga ditata seperti taman dengan menempel gambar pohon atau bunga. guru memahami keadaan dan kebutuhan anak dan mengingat semua nama mereka, agar mereka merasa diri mereka penting bagi guru, menyambut peserta didik dengan ramah-tamah, mengajak murid bernyanyi lagu Pujian Kristen dan Memberi kesempatan kepada anak dengan pujian agar bisa memimpin doa sebelum memulai pelajaran Pendidikan Agama Kristen.

b. Guru Pendidikan Agama Kristen harus menguasai peserta didik dengan pendekataan kecintaan, perhatian dan kasih sayang, tidak dengan ancaman dan kekerasan. Hal ini dapat diterapkan dengan cara menyambut anak dalam kelas sebelum memulai pembelajaran dengan penuh kasih sayang, senyum dan menanyakan bagaimana kabar mereka. c. Guru harus mendekati peserta didik dengan teladan,

(35)

83

dengan cara menciptakan iklim belajar yang menyenangkan. Ini dapat dilakukan dengan cara selalu menyapa anak dengan senyum ketika berpapasan dan mengatur iklim pembelajaran dengan menyanyikan lagu pujian anak sambil bertepuk tangan atau dengan gaya anak setelah itu mengajak anak dan berdoa, membaca Alkitab sebagai sumber belajar sebelum mengajar.

d. Selalu belajar dari kesalahan dan kegagalan dalam proses pembelajaran, serta tidak melakukan sesuatu yang dilakukan oleh orang-orang yang telah gagal dalam mendidik. Ini berarti guru harus selalu mengevaluasi proses pembelajaran setiap selesai mengajar.

e. Guru Pendidikan Agama Kristen harus menghargai sekecil apapun pandangan, pendapat dan kreatifitas peserta didik. Dapat dilakukan dengan cara selalu memberikan pujian kepada anak ketika menanyakan anak tentang materi pembelajaran atau kreatifitas anak dalam memimpin doa, lagu atau metode demonstrasi yang dilakukan anak dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dan dapat juga member pujian kepada anak ketika anak menyampaikan tugas rumah dari guru seperti buku ibadah dan ayat hafalan.

(36)

84

berarti yang harus dilakukan guru PAK adalah penyiapan diri sebelum mengajar baik materi dan cara menyampaikan pelajaran.

g. Guru harus menciptakan iklim kelas yang terbuka. Ini berarti karena pentingnya Pelajaran PAK maka, guru dalam menyampaikan materi harus menyampaikan komunikatif dengan peserta didik, menghargai dirinya sebagai ciptaan Tuhan kemudian anakpun dapat diajak untuk menghargai sesame lingkungan dan keluarga sebagai pemberian Tuhan yang maha mulia.

h. Guru harus bertindak sebagai pelayan belajar yang bertugas membantu kesulitan belajar peserta didik, serta tidak bertindak sebagai penguasa kelas. Ini berarti dalam mengajar guru harus selalu ramah dengan bahasa yang komunikatif agar peserta didik mampu memahami materi pembelajaran.

Mengenai hal-hal di atas dalam peningkatan strategi pembelajaran juga, seorang Guru PAK diharapkan sebagai manajer yang kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran PAK secara terencana dan terarah agar pembelajaran menjadi efektif dan kualitas pengajaran dapat ditingkatkan.

(37)

85

mengajar, selama mengajar dan sesudah mengajar agar terjadi peningkatan mutu pembelajaran. Oleh karena itu dalam melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen, maka peran guru dalam memanajemen pembelajaran Pendidikan Agama Kristen sebagai berikut.

a. Manajemen sebelum proses belajar mengajar yang termasuk dalam kegiatan inti antara lain :

i. Mengatur pembagian tugas mengajar Pendidikan Agama Kristen

ii. Menyusun jadwal pelajaran Pendidikan Agama Kristen

iii. Menyusun program pembelajaran baik program per semester maupun program tahunan

iv. Menyusun atau membuat persiapan mengajar sesuai dengan ketentuan yang berlaku di sekolah. (untuk pembelajaran PAK bisa dimulai dengan Nyanyian, Doa, Pembacaan Alkitab baru Mengajar Materi sesuai Standar Kompetensi) b. Manajemen Selama Proses Pembelajaran. Kegiatan

ini akan meliputi antara lain : i. Mengisi daftar kemajuan kelas

(38)

86

ii. Mengelola Organisasi Kelas

Mengatur siswa dalam pembelajaran baik pengaturan tempat duduk, Alkitab da Buku-buku pelajaran serta menggunakan metode atau taktik bahkan strategi pengajaran agar tujuan instruksionalnya tercapai secara efektif serta efisien.

iii. Menyelenggarakan evaluasi hasil belajar

Dalam mengevaluasi hasil belajar Pendidikan Agama Kristen, yang harus dilakukan Guru PAK adalah menyusun soal, mengawasi evaluasi, memeriksa hasil tes, membuat dokumentasi nilai dalam buku nilai (daftar nilai).

Sedangkan tugas dari pihak administrasi adalah : Menggandakan soal dan Membuat dokumentasi nilai dari buku nilai sekolah. c. Manajemen sesudah selesai Proses Belajar

Mengajar.

i. Menyusun laporan hasil pendidikan

(39)

87

2. Desain Produk Pembelajaran.

Desain produk pembelajaran disusun berdasarkan studi pendahuluan terhadap data-data penelitian dalam proses pembelajaran pendidikan Agama Kristen. Desain produk ini juga dibuat berdasarkan hasil analisis temuan terhadap masalah-masalah dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen yang dapat dijadikan potensi dalam pengembangan desain produk pembelajaran pendidikan Agama Kristen. Ketika masalah dalam pembelajaran ditemukan sebahagian besar terletak pada ketidak tersedianya sarana dalam hal ini media pembelajaran Pendidikan Agama Kristen, maka sesuai karakteristik siswa dalam penelitian, penulis mengusulkan desain produk berupa media pembelajaran Flash Card.

(40)

88

Pada beberapa Sekolah Dasar di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Flash Card adalah salah satu media yang berwujud kartu berukuran 25 x 30 cm. Ada gambar di sisi depan dan keterangan mengenai gambar tersebut di sisi belakangnya. Penulis memilih Flash Card karena sangat menarik karena penampilan gambar berwarna dapat menarik perhatian siswa SD, praktis pembuatan dan penggunaannya dan gampang diingat. Terkait dengan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen selalu berhubungan dengan Kisah Alkitabiah yang diimplementasikan dalam kehidupan para siswa, maka diusulkannya desain produk media pembelajaran Flash Card ini. Kelebihan lainnya adalah penggunaan Flash Card memungkinkan diadakannya metode permainan yang edukatif sekaligus menyenangkan. Penggunaan gambar pada sebuah muka kartu memiliki dampak besar pada proses belajar dan penanaman konsep dalam ingatan (Indriana, 2011)

(41)

89 Bagan 1.2

Proses Persiapan Flash Card

Bagan 1.3

Desain Produk Media pembelajaran

(42)

90

Dengan demikian, maka berikut ini adalah contoh tampilan bahan ajar dengan menggunakan media grafis menggunakan flashcard yang akan dikembangkan dengan mengikuti alur tahapan dalam desain produk.

Alur Produk

Sesuai Tahapan Desain Produk Pembelajaran

Flash Card

a. Mengkaji Kurikulum mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk melihat Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, Indikator dan Tujuan Pembelajaran pada Mata Pelajaran dapat ditunjukan pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.6

Kurikulum Mata Pelajaran PAK

KOMPETENSI INTI :

Mensyukuri Alam Ciptaan Allah dan Isinya

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR DAN TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mensyukuri Alam

Ciptaan Allah dan Isinya

1. Mengenal dan merasakan Kasih

Tuhan melalui ciptaanNya.

- Siswa dapat mensyukuri

alam ciptaan Allah dengan cara memelihara alam ciptaan Allah.

2. Menyayangi tumbuhan ciptaan

Tuhan dan ikut merawatnya.

- Siswa dapat merasakan kasih

Tuhan melalui tumbuhan ciptaan Tuhan.

(43)

91 Tuhan.

- Siswa dapat mensyukuri

alam ciptaan Tuhan dengan cara merawat alam ciptaan Tuhan.

4. Ikut Serta merawat lingkungan sekitar.

- Siswa dapat mensyukuri

alam ciptaan Tuhan dengan cara merawat alam ciptaan Tuhan.

b. Membuat Materi dan Model Desain Produk Perancangan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen sesuai dengan Kurikulum dan karakteristik siswa bersamaan denga persiapan da pengoperasian media pembelajaran Flash Card

c. Mempersiapkan media pembelajaran Flash Card

(44)

Gambar

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kecamatan Tuntang
Gambar 1.1 diatas menunjukan peta wilayah
Tabel 4.1. : Lokasi Penelitian
Tabel 4.2 diatas menunjukan data guru PAK
+6

Referensi

Dokumen terkait

JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DARI KEMENTERIAN/LEMBAGA PEMERINTAH NON KEMENTERIAN DAFTAR NAMA UNTUK DINILAI OLEH PENILAI I DAN II.. SIDANG TANGGAL: 26

Karbonatit merupakan batuan beku yang memiliki tingkat kompleksitas mulai dari yang tinggi sampai sederhana, dengan mineral esensial adalah varietas kalsit atau dolomit dengan

Selanjutnya data hasil tracking dengan Logger pro disalin ke excell , kemudian hasilnya dibuat grafik antara t (waktu) dengan x (posisi benda pada sumbu horizontal)

Dari serangkaian tahapan penelitian yang telah dilaksanakan, validasi instrumen penilaian portofolio pada aspek format, konstruksi, dan bahasa dinyatakan memenuhi

Cara lain dalam mengekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak adalah gabungan dari proses wet rendering dengan

Hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa pembelajaran di kelas X MIPA 2 kurang mengembangkan kemampuan berpikir kritis sehingga perlu dilakukan tindakan

vertigo adalah setiap gerakan atau rasa gerakan tubuh penderita atau objek-.. objek disekitar penderita yang bersangkutan dengan gangguan

4. Saudara sekalian tahu bahwa, karena sebab² jang sekarang tidak perlu saja terangkan, produksi kapitalis bergerak melalui cyclus periodik tertentu. Ia bergerak melalui keadaan