• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Makalah Askep Vertigo Askep Vertigo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Contoh Makalah Askep Vertigo Askep Vertigo"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pendahuluan

VERTIGO

A. PENGERTIAN VERTIGO

”Vertere” suatu istilah dalam bahasa latin yang merupakan bahasa lain

dari vertigo, yang artinya memutar. Vertigo dalam kamus bahasa

diterjemahkan dengan pusing (Wahyono, 2007). Definisi vertigo adalah

gerakan (sirkuler atau linier), atau gerakan sebenarnya dari tubuh atau

lingkungan sekitarnya diikuti atau tanpa diikuti dengan gejala dari organ yang

berada di bawah pengaruh saraf otonom dan mata (nistagmus) (Jenie, 2001).

Sedangkan menurut Gowers Kapita Selekta neurologi, 2005, mendefinisikan

vertigo adalah setiap gerakan atau rasa gerakan tubuh penderita atau

objek-objek disekitar penderita yang bersangkutan dengan gangguan sistem

keseimbangan (ekuilibrum).

Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan

keseimbangan atau gangguan orientasi di ruangan. Banyak system atau organ

tubuh yang ikut terlibat dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan

tubuh kita. Keseimbangan diatur oleh integrasi berbagai sistem diantaranya

sistem vestibular, system visual dan system somato sensorik (propioseptik).

Untuk memperetahankan keseimbangan diruangan, maka sedikitnya 2 dari 3

sistem system tersebut diatas harus difungsikan dengan baik. Pada vertigo,

penderita merasa atau melihat lingkunganya bergerak atau dirinya bergerak

terhadap lingkungannya. Gerakan yang dialami biasanya berputar namun

kadang berbentuk linier seperti mau jatuh atau rasa ditarik menjauhi bidang

vertikal. Pada penderita vertigo kadang-kadang dapat kita saksikan

adanyanistagmus. Nistagmus yaitu gerak ritmik yang involunter dari pada

bolamata (Lumban Tobing, 2003).

Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau

(2)

disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa berlangsung

hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari.

Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa

terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali (Israr, 2008). Vertigo adalah keadaan pusing yang dirasakan luar biasa. Seseorang yang

menderita vertigo merasakan sekelilingnya seolah-olah berputar, ini

disebabkan oleh gangguan keseimbangan yang berpusat di area labirin atau

rumah siput di daerah telinga. Perasaan tersebut kadang disertai dengan rasa

mual dan ingin muntah, bahkan penderita merasa tak mampu berdiri dan

kadang terjatuh karena masalah keseimbangan. Keseimbangan tubuh

dikendalikan oleh otak kecil yang mendapat informasi mengenai posisi tubuh

dari organ keseimbangan di telinga tengah dan mata. Vertigo biasanya timbul

akibat gangguan telinga tengah dan dalam atau gangguan penglihatan

(Putranta, 2005).

Vertigo adalah sensasi atau perasaan yang mempengaruhi orientasi ruang

dan mungkin dapat didefinisikan sebagai suatu ilusi gerakan. Keluhan ini

merupakan gejala yang sifatnya subyektif dan karenanya sulit dinilai.

Walupun pengobatan sebaiknya langsung pada penyebab yang mendasari

penyebab atau kelainannya, asal atau penyebab vertigo sering tidak diketahui

ataupun tidak mungkin diobati (CDK, 2009)

B. Jenis vertigo

Vertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran

vestibular yang mengalami kerusakan, yaitu 1. Vertigo Periferal

Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut

kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas

mengontrol keseimbangan. Gangguan kesehatan yang berhubungan

dengan vertigo periferal antara lain penyakitpenyakit seperti benign

parozysmal positional vertigo (gangguan akibat kesalahan pengiriman

pesan), penyakit meniere (gangguan keseimbangan yang sering kali

(3)

sel-sel saraf keseimbangan), dan labyrinthitis (radang di bagian dalam

pendengaran). 2. Vertigo Sentral

Saluran vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang

senantiasa mengirimkan informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk

menjaga keseimbangan. Vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak

normal di dalam otak, khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu

daerah percabangan otak dan serebelum (otak kecil).

C. ETIOLOGI VERTIGO

Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ

keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki

saraf yang berhubungan dengan area tertentu di otak. Vetigo bisa disebabkan

oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga

dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. Vertigo juga bisa berhubungan

dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi

secara tibatiba. Penyebab umum dari vertigo: (Israr, 2008)

1. Keadaan lingkungan

• Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)

2. Obat-obatan

• Alkohol • Gentamisin

3. Kelainan sirkulasi

• Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena

berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri

vertebral dan arteri basiler 4. Kelainan di telinga

• Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam

telinga bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional

vertigo)

• Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri • Herpes zoster

• Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga) • Peradangan saraf vestibuler

(4)

5. Kelainan neurologis

• Sklerosis multiple

• Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin,

persarafannya atau keduanya

• Tumor otak

• Tumor yang menekan saraf vestibularis.

D. PATOFISISIOLOGI VERTIGO 1. Anatomi Vertigo

Jaringan saraf yang terkait dalam proses timbulnya sindrom vertigo: a. Reseptor alat keseimbangan tubuh yang berperan dalam proses

transduksi yaitu mengubah rangsangan menjadi bioelektrokimia:

Reseptor mekanis divestibulumResptor cahaya diretina

Resptor mekanis dikulit, otot dan persendian (propioseptik)

b. Saraf aferen, berperan dalam transmisi menghantarkan impuls ke

pusat keseimbangan di otak:

Saraf vestibularisSaraf optikus

Saraf spinovestibulosrebelaris.

c. Pusat-pusat keseimbangan, berperan dalam proses modulasi,

komparasi, integrasi/koordinasi dan persepsi: inti vestibularis,

serebelum, kortex serebri, hypotalamusi, inti akulomotorius,

formarsio retikularis 2. Patofisiologi Vertigo

Dalam kondisi fisiologi/ normal, informasi yang tiba dipusat

(5)

visual dan propioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika

semuanya sinkron dan wajar akan diproses lebih lanjut secara wajar untuk

direspon. Respon yang muncul beberapa penyesuaian dari otot-otot mata

dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang

menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitarnya.

Tidak ada tanda dan gejala kegawatan (alarm reaction) dalam

bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik.

Namun jika kondisi tidak normal/ tidak fisiologis dari fungsi alat

keseimbangan tubuh dibagian tepi atau sentral maupun rangsangan

gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi

yang wajar tidak berlangsung dan muncul tanda-tanda kegawatan dalam

bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik. Di samping itu respon

penyesuaian otot-otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan

abnormal dari mata disebut nistagnus.

E. TANDA DAN GEJALA VERTIGO 1. Vertigo Sentral

Gejala yang khas bagi gangguan di batang otak

misalnya diplopia, paratesia, perubahan serisibilitas dan fungsi motorik.

Biasanya pasien mengeluh lemah, gangguan koordinasi, kesulitan dalam

gerak supinasi dan pronasi tanyanye secara

(6)

kaseimbangan. Percobaan tunjuk hidung yaitu pasien disuruh menunjuk

jari pemeriksa dan kemudian menunjuk hidungnya maka akan dilakukan

dengan buruk dan terlihat adanya ataksia. Namun pada pasien

dengan vertigo perifer dapat melakukan percobaan tunjuk hidung sacara

normal. Penyebab vaskuler labih sering ditemukan dan mencakup

insufisiensi vaskuler berulang, TIA dan strok. Contoh gangguan disentral

(batang otak, serebelum) yang dapat menyebabkan vertigo

adalah iskemia batang otak, tumor difossa posterior,migren basiler. 2. Vertigo perifer

Lamanya vertigo berlangsung:

a. Episode (Serangan ) vertigo yang berlangsung beberapa detik.

Vertigo perifer paling sering disebabkan oleh vertigo posisional

berigna (VPB). Pencetusnya adalah perubahan posisi kepala misalnya

berguling sewaktu tidur atau menengadah mengambil barang dirak

yang lebih tinggi. Vertigo berlangsung beberapa detik kemudian

mereda. Penyebab vertigo posisional berigna adalah trauma kepala,

pembedahan ditelinga atau oleh neuronitis vestibular prognosisnya

baik gejala akan menghilang spontan.

b. Episode Vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam.

Dapat dijumpai pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang.

Penyakit meniere mempunyai trias gejala yaitu ketajaman

pendengaran menurun (tuli),vertigo dan tinitus. Usia penderita

biasanya 30-60 tahun pada permulaan munculnya penyakit.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan penurunaan pendengaran dan

kesulitan dalam berjalan “Tandem” dengan mata tertutup. Berjalan

tandem yaitu berjalan dengan telapak kaki lurus kedepan, jika

menapak tumit kaki yang satu menyentuh jari kaki lainnya dan

membentuk garis lurus kedepan.

Sedangkan pemeriksaan elektronistagmografi sering memberi bukti

bahwa terdapat penurunan fungsi vertibular perifer. Perjalanan yang

khas dari penyakit meniere ialah terdapat kelompok

serangan vertigo yang diselingi oleh masa remisi. Terdapat

(7)

pada sebagian terbesar penderitanya dan meninggalkan cacat

pendengaran berupa tuli dan timitus dan sewaktu penderita

mengalami disekuilibrium(gangguan keseimbangan) namun bukan

vertigo. Penderita sifilis stadium 2 atau 3 awal mungkin mengalami

gejala yang serupa dengan penyakit meniere jadi kita harus memeriksa

kemungkinana sifilis pada setiap penderi penyakit meniere.

c. Serangan Vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa

minggu.

Neuronitis vestibular merupakan kelainan yang sering dijumpai pada

penyakit ini mulanya vertigo, nausea, dan muntah yang menyertainya

ialah mendadak. Gejala ini berlangsung beberapa hari sampai

beberapa minggu. Sering penderita merasa lebih lega namun tidak

bebas sama sekali dari gejala bila ia berbaring diam.

Pada Neuronitis vestibular fungsi pendengaran tidak terganggu

kemungkinannya disebabkan oleh virus. Pada pemeriksaan fisik

dijumpai nistagmus yang menjadi lebih basar amplitudonya. Jika

pandangan digerakkan menjauhi telinga yang terkena penyakit ini

akan mereda secara gradual dalam waktu beberapa hari atau minggu. Pemeriksaan elektronistagmografi (ENG) menunjukkan penyembuhan

total pada beberapa penyakit namun pada sebagian besar penderita

didapatkan gangguan vertibular berbagai tingkatan. Kadang terdapat

pula vertigo posisional benigna. Pada penderita dengan

serangan vertigo mendadak harus ditelusuri kemungkinan stroke

serebelar. Nistagmus yang bersifat sentral tidak berkurang jika

dilakukan viksasi visual yaitu mata memandang satu benda yang tidak

bergerak dan nigtamus dapat berubah arah bila arah pandangan

berubah. Padanistagmus perifer, nigtagmus akan berkurang bila kita

menfiksasi pandangan kita suatu benda contoh penyebab vetigo oleh

gangguan system vestibular periferyaitu mabok kendaraan,

penyakit meniere, vertigo pasca trauma.

(8)

O (VESTIBULOGENIK) (NON-VESTIBULER)

Sikap kaki seperti tandem, lengan dilipat pada dada dan mata kemudian

ditutup. Orang yang normal mampu berdiri dengan sikap yang romberg

yang dipertajam selama 30 detik atau lebih 2. Tes Melangkah ditempat (Stepping Test)

Penderita disuruh berjalan ditempat dengan mata tertutup sebanyak 50

langkah. Kedudukan akhir dianggap abnormal jika penderita beranjak

lebih dari satu meter atau badan berputar lebih dari 30 derajat 3. Salah Tunjuk(post-pointing)

Penderita merentangkan lengannya, angkat lengan tinggi-tinggi (sampai

fertikal) kemudian kembali kesemula

4. Manuver Nylen Barang atau manuver Hallpike

Penderita duduk ditempat tidur periksa lalu direbahkan sampai kepala

bergantung dipinggir tempat tidur dengan sudut 300 kepala ditoleh kekiri

lalu posisi kepala lurus kemudian menoleh lagi kekanan pada keadaan

abnormal akan terjadi nistagmus

5. Tes Kalori = dengan menyemprotkan air bersuhu 300 ketelinga penderita 6. Elektronistagmografi

(9)

Yaitu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi system

visual, vestibular dansomatosensori G. PENATALAKSANAAN VERTIGO

1. Vertigo posisional Benigna (VPB)

• Latihan : latihan posisional dapat membantu mempercepat remisi pada

sebagian besar penderita VPB. Latihan ini dilakukan pada pagi hari

dan merupakan kagiatan yang pertama pada hari itu. Penderita duduk

dipinggir tempat tidur, kemudian ia merebahkan dirinya pada

posisinya untuk membangkitkan vertigo posisionalnya. Setelah

vertigo mereda ia kembali keposisi duduk semula. Gerakan ini diulang

kembali sampai vertigo melemah atau mereda. Biasanya sampai 2 atau

3 kali sehari, tiap hari sampai tidak didapatkan lagi respon vertigo.

• Obat-obatan : obat anti vertigo seperti miklisin,

betahistin atau fenergen dapat digunakan sebagai terapi simtomatis

sewaktu melakukan latihan atau jika munculeksaserbasi atau serangan

akut. Obat ini menekan rasa enek (nausea) dan rasa pusing. Namun

ada penderita yang merasa efek samping obat lebih buruk dari

vertigonya sendiri. Jika dokter menyakinkan pasien bahwa kelainan

ini tidak berbahaya dan dapat mereda sendiri maka dengan membatasi

perubahan posisi kepala dapat mengurangi gangguan. 2. Neurotis Vestibular

Terapi farmokologi dapat berupa terapi spesifik misalnya pemberian anti

biotika dan terapi simtomatik. Nistagmus

perifer pada neurinitis vestibuler lebih meningkat bila pandangan

diarahkan menjauhi telinga yang terkena dan nigtagmus akan berkurang

jika dilakukan fiksasi visual pada suatu tempat atau benda. 3. Penyakit Meniere

Sampai saat ini belum ditemukan obat khusus untuk

penyakit meniere. Tujuan dari terapi medik yang diberi adalah:

• Meringankan serangan vertigo: untuk meringankan vertigo dapat

dilakukan upaya : tirah baring, obat untuk sedasi, anti muntah dan anti

(10)

jiwa dan akan mereda dapat lebih membuat penderita tenang atau

toleransi terhadap serangan berikutnya.

• Mengusahakan agar serangan tidak kambuh atau masa kambuh

menjadi lebih jarang. Untuk mencegah kambuh kembali, beberapa ahli

ada yang menganjurkan diet rendah garam dan diberi diuretic. Obat

anti histamin dan vasodilator mungkin pula menberikan efek

tambahan yang baik.

• Terapi bedah: diindikasikan bila serangan sering terjadi, tidak dapat

diredakan oleh obat atau tindaka konservatif dan penderita menjadi

infalid tidak dapat bekerja atau kemungkinan kehilangan

pekerjaannya.

4. Presbiastaksis (Disekuilibrium pada usia lanjut)

Rasa tidak setabil serta gangguan keseimbangan dapat dibantu

obat supresan vestibular dengan dosis rendah dengan tujuan

meningkatkan mobilisasi. MisalnyaDramamine, prometazin, diazepam,

pada enderita ini latihan vertibuler dan latihan gerak dapat membantu.

Bila perlu beri tongkat agar rasa percaya diri meningkat dan kemungkinan

jatuh dikurangi.

5. Sindrom Vertigo Fisiologis

Misalnya mabok kendaraan dan vertigo pada ketinggian terjadi karena

terdapat ketidaksesuaian antara rangsang vestibuler dan visual yang

diterima otak. Pada penderita ini dapat diberikan obat anti vertigo. 6. Strok (pada daerah yang didarahi oleh arteria vertebrobasiler)

• TIA: Transient Ischemic Atack yaitu stroke ringan yang gejala

klinisnya pulih sempurna dalam kurun waktu 24 jam

• RIND: Reversible Ischemic Neurologi Defisit yaitu penyembuhan

sempurna terjadi lebih dari 24 jam.

Meskipun ringan kita harus waspada dan memberikan terapi atau penanganan

yang efektif sebab kemungkinan kambuh cukup besar, dan jika kambuh bisa

meninggalkan cacat.

(11)

Tujuannya:

1. Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau disekuilibrium

untuk meningkatkan kemampuan mengatasinya secara lamban laun 2. Melatih gerakan bola mata, latihan viksasi pandangan mata

3. Melatih meningkatkan kemampuan keseimbangan contoh latihan:

• Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata ditutup

• Olah raga yang menggerakkan kepala (gerak rotasi, fleksi, eksfensi, gerak

miring)

• Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka, kemudian dengan

mata tertutup

• Jalan dikamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian dengan mata

tertutup

• Berjalan “tandem”

• Jalan menaiki dan menuruni lereng

• Melirikkan mata kearah horizontal dan vertical

• Melatih gerakan mata dengan mengikuti obyek yang bergerak dan juga

menfiksasi pada objek yang diam

Semua gerakan tersebut diatas harus dilakukan hati-hati

ASUHAN KEPERAWATAN

(12)

A. PENGKAJIAN VERTIGO a. Keluhan utama

Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian. b. Riwayat kesehatan sekarang

Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit. Pada

pasien vertigotanyakan adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap

terhadap munculnya vertigo, posisi mana yang dapat memicu vertigo. c. Riwayat kesehatan yang lalu

Adakah riwayat trauma kepala, penyakit infeksi dan inflamasi dan

penyakit tumor otak. Riwayat penggunaan

obat vestibulotoksik missal antibiotik, aminoglikosid, antikonvulsan dan

salisilat.

d. Riwayat kesehatan keluarga

Adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga lain

atau riwayat penyakit lain baik e. Aktivitas / Istirahat

• Letih, lemah, malaise • Keterbatasan gerak

• Ketegangan mata, kesulitan membaca

• Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.

• Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas

(kerja) atau karena perubahan cuaca. f. Sirkulasi

• Riwayat hypertensi

• Denyutan vaskuler, misal daerah temporal. • Pucat, wajah tampak kemerahan.

g. Integritas Ego

• Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu

• Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi • Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala

• Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik).

h. Makanan dan cairan

• Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat,

bawang,keju, alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk,

saus,hotdog, MSG (pada migrain)

• Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri) • Penurunan berat badan

i. Neurosensoris

(13)

• Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke. • Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.

• Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis. • Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore

• Perubahan pada pola bicara/pola pikir • Mudah terangsang, peka terhadap stimulus. • Penurunan refleks tendon dalam

• Papiledema.

j. Nyeri/ kenyamanan

• Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal

migrain,ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis.

• Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah. • Fokus menyempit

• Fokus pada diri sendiri

• Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah. • Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.

k. Keamanan

• Riwayat alergi atau reaksi alergi • Demam (sakit kepala)

• Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis

• Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).8.

l. Interaksi social

• Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial

yang berhubungan dengan penyakit. m. Penyuluhan / pembelajaran

• Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga

• Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein.

Kontrasepsioral/hormone, menopause. n. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum Pemeriksaan Persistem 1. Sistem persepsi sensori

Adakah rasa tidak stabil, disrientasi, osilopsia yaitu suatu ilusi bahwa

benda yang diam tampak bergerak maju mundur. 2. Sistem Persarafan

Adakah nistagmus berdasarkan beberapa pemeriksaan baik manual

maupun dengan alat. 3. Sistem Pernafasan

(14)

Adakah terjadi gangguan jantung. 5. Sistem Gastrointestinal

Adakah Nausea dan muntah 6. Sistem integument

7. Sistem Reproduksi 8. Sistem Perkemihan o. Pola Fungsi Kesehatan

1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Adakah kecemasan yang dia lihatkan oleh kurangnya pemahaman

pasien dan keluarga mengenai penyakit, pengobatan dan prognosa. 2. Pola aktivitas dan latihan

Adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap

munculnya vertigo, posisi yang dapat memicu vertigo. 3. Pola nutrisi metabolism

Adakah nausea dan muntah 4. Pola eliminasi

5. Pola tidur dan istirahat 6. Pola Kognitif dan perseptua

Adakah disorientasi dan asilopsia 7. Persepsi diri atau konsep diri 8. Pola toleransi dan koping stress 9. Pola sexual reproduksi

10. Pola hubungan dan peran 11. Pola nilai dan kenyakinan

B. DIANOGSA KEPERAWATAN VERTIGO

1. Resiko jatuh berhubungan dengan pusing ketika menggerakan kepala. 2. Nausea berhubungan dengan penyakit meniere, labirintitis

3. Defisit self care: toileting, bathing, feeding.

4. Defisit pengetahuan tentang penyakit pengobatan dan perawatan

berhubungan dengan kurangnya paparan informasi.

5. Perfusi jaringan tidak efektif; cerebral berhubungan dengan aliran arteri

Referensi

Dokumen terkait

Pada penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita infeksi HIV), luka herpes bisa sangat berat, menyebar ke bagian tubuh lainnya, menetap selama beberapa

• Diindikasikan untuk mengurang vertigo yang berhubungan dengan gangguan keseimbangan yang terjadi pada gangguan sirkulasi darah atau sindroma meniere dan vertigo perifer...

Vertigo atau yang disebut juga dizziness, giddiness, dan lightheadedness adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya dengan gejala lain

Vertigo epileptica yaitu pusing yang mengiringi atau terjadi sesudah serangan ayan, vertigo laryngea yaitu pusing karena serangan batuk, vertigo nocturna yaitu rasa seolah-olah

Adapun pengertian penduduk menurut Kansil adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan

Setelah pertemuan klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat, wajah cerah tersenyum, mau berkenalan, ada kontak mata, bersedia menceritakan

Pada orang dewasa, didapatkan juga gangguan  pendengaran berupa rasa penuh atau kurang dengar.Pada bayi dan anak kecil gejala khas otitis media anak adalah suhu tubuh

Vertigo dapat berasal dari kelainan di sentral (batang otak, serebelum atau otak) atau di perifer (telinga – dalam, atau saraf vestibular)4. Fisiologik : ketinggian,