BAB 4
PROSES DAN HASIL PENGEMBANGAN
4.1. Profil Sekolah
SMK Negeri 2 Salatiga berdiri sejak tahun 2000. Sekolah telah mengalami perkembangan yang pesat dan luar biasa sehingga pada tahun pelajaran 2014-2015 dengan jumlah siswa 1556 siswa. Baik dari sisi kelembagaan maupun prestasi siswa, sarana pendidikan juga telah relatif memadai karena SMKN 2 Salatiga termasuk salah satu pelaksana program Sekolah Model Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Sebagai tindak lanjut Program RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) yang telah digugurkan oleh Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), maka sekolah tetap mengarah pada pelayanan pendidikan yang bermutu.
4.1.1. Program Keahlian SMK Negeri 2 Salatiga.
Tabel 4.1. Akreditasi Kompetensi Keahlian
No Kompetensi Keahlian Akreditasi Tahun
diakreditasi
1 Teknik Gambar Bangunan A 2010
2 Teknik Konstruksi Batu Beton A 2010
3 Teknik Konstruksi Kayu A 2010
4 Teknik Audio Video A 2010
5 Teknik Elektronika Industri A 2008
6 Teknik Kendaraan Ringan A 2010
7 Teknik Pemesinan A 2007
4.2. Prosedur Pengembangan Model Pembelajaran Soft Skills Siswa SMK Negeri 2 Salatiga
Model pengembangan dalam penelitian ini menggunakan model pengembangan Borg and Gall (1979) yang terbatas pada tahap pengembangan saja. Alur pengembangan model pembelajaran soft skills siswa SMK Negeri 2 Salatiga:
4.2.1. Studi pendahuluan (Research and information collecting), pada tahap studi pendahuluan, peneliti mengobservasi penyebab rendahnya keterserapan tamatan SMK Negeri 2 Salatiga ke dunia usaha maupun dunia industri serta yang berwirausaha. Rendahnya keterserapan tamatan juga dipengaruhi oleh rendahnya kompetensi soft skills siswa. Lemahnya kompetensi soft skills siswa dikarenakan kurangnya perhatian sekolah dalam mengembangkan kompetensi soft skills siswa dalam kegiatan pembelajaran.
4.2.2. Perencanaan penelitian (Planning), tahap perencanaan ini peneliti merumuskan tujuan pengembangan untuk mencari kekuatan maupun peluang dan kelemahan serta ancaman yang dimiliki SMK Negeri 2 Salatiga dalam pengembangan kompetensi soft skills siswa.
4.2.3. Pengembangan produk awal, pengembangan model pembelajaran soft skills siswa SMK Negeri 2 Salatiga merupakan produk yang akan dikembangkan berdasarkan hasil Focus Group Discussion (FGD). Analisis yang digunakan adalah analisis SWOT.
gambaran tentang proses pembelajaran soft skills siswa SMK Negeri 2 Salatiga.
Gambar 4.1. Proses Pembelajaran Soft skills siswa di SMK Negeri 2 Salatiga
Visi – Misi SMK N 2 Salatiga
Kurikulum
Tujuan Pembelajaran Standar Nasional Pendidikan:
1. Standar Kompetensi Lulusan 2. Standar Isi
3. Standar Proses
4. Standar Penilaian Pendidikan
Kompetensi
Indikator
Soft Skills
KI.1, KI.2 Hard Skills KI.3, KI.4
KD.1.1, 1.2…
KD.2.1, 2.2… KD.3, KD.4
Perilaku Dasar Siswa
Materi Pembelajaran
Strategi Pembelajaran
Media & Sumber Pembelajaran
Penjelasan gambar:
1. Visi – Misi yang dikembangankan oleh SMK Negeri 2 Salatiga dalam kaitanya dengan pengembangan Soft skills yaitu mempersiapkan tamatan SMK Negeri 2 Salatiga yang berkarakter dalam menghadapi tuntutan dunia usaha dan dunia industri.
2. Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
3. Standar Isi merupakan kompetensi tamatan yang memuat kompetensi mata pelajaran dan silabus pembelajaran.
4. Standar Proses merupakan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan. 5. Standar Penilaian merupakan perencanaan,
pelaksanaan dalam evaluasi pembelajaran.
6. Kurikulum merupakan perangkat
pembelajaran dalam penyelenggaan pendidikan.
7. Kompetensi dapat dijabarkan menjadi dua yaitu Soft skills atau sikap dan Hard skills yaitu pengetahuan dan keterampilan. Kompetensi Soft skills dapat dikembangkan melalui kurikuler dan non kurikuler.
8. Kompetensi Inti, Kompetensi dasar dan indikator
10.Strategi pembelajaran yaitu cara-cara sgpesifik yang dapat dilakukan oleh indifidu untuk membuat siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
11.Perilaku dasar siswa terkait dengan kualitas individu siswa, seperti bakat, motivasi, gaya belajar, pengetahuan awal yang telah dimilikinya.
12.Media adalah sarana pembelajaran yang dapat digunakan untuk memfasilitasi aktifitas belajar. Media dapat diartikan sebagai perantara yang menghubungkan guru dengan siswa. Media dapat digunakan untuk mendukung terciptanya proses pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik.
13.Evaluasi adalah hasil belajar yang dicapai siswa dapat dinilai dengan menggunakan tes dan penilaian
industri dan (7) Perlu adanya model pembelajaran yang dapat meningkatkan soft skills siswa.
4.2.4. Uji lapangan terbatas (Preliminary field testing), yaitu melakukan ujicoba pengembangan model pembelajaran soft skills siswa SMK Negeri 2 Salatiga dalam skala terbatas bersama pemangku kebijakan dan praktisi budaya industri di sekolah. Pada langkah ini pengumpulan data dan analisis dapat dilakukan dengan cara wawancara dan observasi serta divalidasi oleh validator yang merupakan dosen pembimbing. 4.2.5. Revisi hasil uji lapangan terbatas, perbaikan produk
awal dilaksanakan melalui FGD dengan melibatkan elemen sekolah yang berkompeten dalam pengembangan pembelajaran.
4.3. Analisis
Yang akan dilakukan pada bagian analisis adalah data dari hasil penelitian tentang pengembangan model pembelajaran soft skills siswa SMK Negeri 2 Salatiga melalui Focus Group Discussion (FGD) terhadap proses pembelajaran soft skills yang diterapkan oleh SMK Negeri 2 Salatiga.
Hasil diskusi dan wawancara dalam penelitian ini kemudian peneliti menggunakan analisis SWOT pada komponen pembelajaran soft skills siswa: (A) Tujuan pembelajaran, (B) Perilaku dasar siswa, (C) Materi Pembelajaran, (D) Strategi Pembelajaran, (E) Media dan sumber pembelajaran dan (F) Evaluasi pembelajaran. Kemudian mendapatkan factor kekuatan dan kelemahan (IFAS) serta peluang dan ancaman (EFAS).
4.3.1. Hasil Analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats)
Telah melakukan sinkronisasi kurikulum berbasis Industri dengan industri terkait
0,3 4 1,2
3 Pembelajaran siswa aktif dalam
pengembangan diri dan berakhlak mulia 0,2 2 0,4 4
Misi sekolah menyiapkan tamatan yang memiliki budaya industri sebagai bagian dari pembentukan karakter bangsa
0,4 4 1,6
Total Skor 1 3,4
Kelemahan
1
Pembelajaran masih terbatas pada pengetahuan dan keterampilan (hard skills) saja
0,3 2 0,6
2 Kompetensi soft skills belum termuat
dalam pembelajaran 0,4 3 1,2
3 Kegiatan pembelajaran mengabaikan
aspek budaya industri 0,3 2 0,6
Total Skor 1 2,4
EFAS
No Elemen SWOT Bobot Skor Total
Skor Peluang
1 Adanya pelatihan bagi guru dalam
pengembangan kurikulum 0,1 2 0,2
2 Adanya guru tamu dari DuDi dalam
meningkatkan kompetensi guru 0,3 4 1,2
3
Implementasi Prakerin di Dunia Usaha dan Industri yang menerapkan budaya industri
0,3 3 0,9
4 Dukungan Dudi dalam menerapkan
budaya industri 0,3 2 0,6
Total Skor 1 2,9
Ancaman
1 Hanya hard skills sebagai tujuan
pembelajaran 0,3 2 0,6
2 Banyak sekolah yang telah menerapkan
budaya industri 0,4 2 0,8
3 Tidak semua budaya industri bisa
diterapkan di sekolah 0,3 3 0,9
Total Skor 1 2,3
Total Skor Akhir (Peluang-Ancaman) 2,9 2,3 0,6
IFAS EFAS
Kategori Sub total Kategori Sub total
Kekuatan (S) 3,4 Peluang (O) 2,9
Kelemahan (W) 2,4 Ancaman (T) 2,3
B. Perilaku Dasar Siswa IFAS
No Elemen SWOT Bobot Skor Total
Skor Kekuatan
1
Penilaian sikap sebagai penentu kenaikan kelas maupun kelulusan siswa
0,4 4 1,6
2 Siswa memiliki potensi sikap yang baik 0,2 3 0,6
3 Pengembangan diri siswa melalui
Kepramukaan dan karakter building 0,2 3 0,6
4 Seleksi siswa baru melalui tes bakat 0,2 3 0,6 Peluang
Ancaman
Kelemahan Kekuatan
1 2 3 4 -4 -3 -2 -1
4
3
2
1
-1
-2
-3
-4
1. Kompetensi Soft skills
dilaksanakan pada semua mata pelajaran. 2. Budaya industri
diterapkan pada semua program keahlian.
minat
Total Skor 1 3,4
Kelemahan
1
Latar belakang siswa dalam memahami budaya industri dan belum semua siswa memahami konsep soft skills
0.2 2 0,4
2
Tidak semua guru disiplin sehingga belum bisa menjadi role model bagi siswa
0,4 3 1,2
3 Tidak semua guru menerapkan budaya
industri 0,4 3 1,2
Total Skor 1 2,8
Total Skor (Kekuatan-Kelemahan) 3,4 2,8 0,6
EFAS
No Elemen SWOT Bobot Skor Total
Skor Peluang
1
Kepercayaan masyarakat untuk menitipkan putera puterinya sekolah di SMK Negeri 2 Salatiga
0,5 4 2,0
2 Kepercayaan DuDi terhadap tamatan
SMK Negeri 2 Salatiga Salatiga 0,5 4 2,0
Total Skor 1 4,0
Ancaman
1 Belum ada pembiasaan Soft skills di
dalam keluarga 0,3 3 0,9
2 Kesadaran siswa tentang kedisiplinan
masih lemah 0,3 2 0,6
3 Kesadaran siswa tentang budaya
industri masih lemah 0,4 2 0,8
Total Skor 1 2,3
Total Skor Akhir (Peluang-Ancaman) 4,0 2,3 1,7
IFAS EFAS
Kategori Sub total Kategori Sub total
Kekuatan (S) 3,4 Peluang (O) 4,0
Kelemahan (W) 2,8 Ancaman (T) 2,3
Peluang
Ancaman
Kelemahan Kekuatan
1 2 3 4 -4 -3 -2 -1
4
3
2
1
-1
-2
-3
-4
1. Guru sebagai role model
bagi siswa.
2. Guru menerapkan budaya industri dalam pembelajaran.
3. Komitmen bersama antara sekolah dengan orang tua dalam pengembangan soft skills siswa
C. Materi Pembelajaran IFAS
No Elemen SWOT Bobot Skor Total
Skor Kekuatan
1 Tersedianya silabus pembelajaran dari
pemerintah 0,4 2 0,8
2
Kunjungan industri bagi guru dalam upaya pengembangan budaya industri di sekolah
0,6 4 2,4
Total Skor 1 3,2
Kelemahan
1
Tidak semua mata pelajaran program keahlian tersedia buku dan silabus dari pemerintah
0,2 2 0,4
2 Rencana pembelajaran belum memuat
kompetensi soft skills 0,4 3 1,2
3 Guru kurang memperhatikan
pentingnya budaya industri 0,4 3 0,8
Total Skor 1 2,4
Total Skor (Kekuatan-Kelemahan) 3,2 2,4 0,8
EFAS
No Elemen SWOT Bobot Skor Total
Skor Peluang
1 Dukungan DuDi melalui sinkronisasi
kurikulum 0,5 4 2,0
2
Sosialisasi budaya industri disampaikan langsung oleh praktisi DuDi yang kompeten di bidangnya
0,5 4 2,0
Total Skor 1 4,0
Ancaman
1
Materi pembelajaran hanya menekankan pada aspek kompetensi
hard skills saja
0,4 3 1,2
2 Materi pembiasaan budaya industri
tidak sampai ke siswa 0,6 2 1,2
Total Skor 1 2,4
Total Skor Akhir (Peluang-Ancaman) 4,0 2,4 1,6
IFAS EFAS
Kategori Sub total Kategori Sub total
Kekuatan (S) 3,2 Peluang (O) 4,0
Kelemahan (W) 2,4 Ancaman (T) 2,4
D. Strategi Pembelajaran
Adanya petunjuk pelaksanaan pembelajaran KI.1 (spiritual) dan KI.2 (sosial)
0,4 4 1,6
2
Pendidikan dan pelatihan bagi guru
dalam pengembangan metode
pembelajaran yang aktif dan kreatif
0,3 4 1,2
Kelemahan Kekuatan
1 2 3 4
pengembangan soft skills dalam
1 Tidak semua guru menerapkan budaya
industri 0,3 2 0,6
2
Guru belum menerapkan model pembelajaran soft skills dalam proses belajar mengajar
0,4 3 1,2
3
Guru belum memberikan bimbingan secara intensif dalam menanamkan kompetensi soft skills bagi siswa
0,3 3 0,9
Total Skor 1 2,7
Total Skor (Kekuatan-Kelemahan) 3,7 2,7 1,0
EFAS
No Elemen SWOT Bobot Skor Total
Skor Peluang
1
Tersedianya nara sumber dalam
meningkatkan strategi pembelajaran
soft skills siswa
0,4 3 1,2
2 Kerjasama antara DuDi dengan sekolah
dalam menerapkan budaya industri 0,6 4 2,4
Total Skor 1 3,6
Ancaman
1
Hanya kompetensi hard skills saja yang terserap oleh siswa dalam pembelajaran
0,3 3 0,9
2 Budaya industri hanya menjadi slogan
saja 0,3 3 0,9
3 Banyak sekolah lain menjalankan
budaya industri 0,4 3 1,2
Total Skor 1 3,0
Total Skor Akhir (Peluang-Ancaman) 3,6 3,0 0,6
IFAS EFAS
Kategori Sub total Kategori Sub total
Kekuatan (S) 3,7 Peluang (O) 3,6
Kelemahan (W) 2,7 Ancaman (T) 3,0
E. Media & Sumber Pembelajaran IFAS
No Elemen SWOT Bobot Skor Total
Skor Kekuatan
1 Sarana dan prasarana pembelajaran
yang tersedia berbasis Industri 0,5 4 2,0
2 Adanya media pembelajaran budaya
industri di sekolah 0,5 3 1,5
Total Skor 1 3,5
Kelemahan
1 Belum ada kata-kata mutiara (message 0,4 4 1,6 Peluang
Ancaman
Kelemahan Kekuatan
1 2 3 4 -4 -3 -2 -1
4
3
2
1
-1
-2
-3
-4
(1.0 ; 0.6) 1. Model-model
pengembangan pembelajaran soft skills.
of the week) sebagai motivasi peningkatan soft skills siswa di lingkungan sekolah
2 Kurangnya komitmen guru dalam
menerapkan budaya industri 0,3 2 0,6
3 Tidak semua tempat terdapat
simbol-simbol penerapan budaya industri 0,3 2 0,6
Total Skor 1 2,8
Total Skor (Kekuatan-Kelemahan) 3,5 2,8 0,7
EFAS
No Elemen SWOT Bobot Skor Total
Skor Peluang
1
Tersedianya bantuan dana atau
fasilitasi dari pemerintah dalam menerapkan budaya industri di sekolah
0,4 4 1,6
2
Terjalinnya kerjasama dengan DuDi dalam praktik kerja industri maupun kelas industri
0,4 4 1,6
3
Tersedianya media dan buku-buku penunjang peningkatan soft skills bagi guru
0,2 2 0,4
Total Skor 1 3,6
Ancaman
1 Terbatasnya bantuan pendanaan
dalam penerapan budaya industri 0,5 3 1,5
2 Siswa mengabaikan budaya industri
yang di sediakan sekolah 0,5 3 1,5
Total Skor 1 3,0
Total Skor Akhir (Peluang-Ancaman) 3,6 3,0 0,6
IFAS EFAS
Kategori Sub total Kategori Sub total
Kekuatan (S) 3,5 Peluang (O) 3,6
Kelemahan (W) 2,8 Ancaman (T) 3,0
F. Evaluasi Pembelajaran IFAS
No Elemen SWOT Bobot Skor Total
Skor Kekuatan
1 Tersedianya petunjuk penilaian untuk
KI.1 dan KI.2 0,3 4 1,2
2 Evaluasi pembelajaran sepenuhnya
dikelola guru 0,3 3 0,9
3 Aspek penilaian sikap terdapat pada
semua mata pelajaran 0,4 4 1,6
Total Skor 1 3,7
Peluang
Ancaman
Kelemahan Kekuatan
1 2 3 4
1. Menciptakan kata-kata mutiara sebagai motivasi pengembangan soft skills. 2. Komitmen guru dalam
menerapkan budaya industri di sekolah. 3. Terjalinnya kerjasama
antara sekolah dengan DuDi dalam
Kelemahan
1 Belum tersedia lembar observasi
penilaian soft skills siswa 0,4 3 1,2
2 Belum ada standar penilaian
perkembangan soft skills siswa 0,4 2 0,8
3
Belum ada team penilai agar lebih obyektif dalam mengukur perkembangan soft skills siswa
0,2 2 0,4
Total Skor 1 2,4
Total Skor (Kekuatan-Kelemahan) 3,7 2,4 1,3
EFAS
No Elemen SWOT Bobot Skor Total
Skor Peluang
1 Adanya pelatihan bagi guru dalam
sistem penilaian siswa 0,6 4 2,4
2 Adanya kerjasama dengan Lembaga
Sertifikasi Profesi (LSP) 0,4 2 0,8
Total Skor 1 3,2
Ancaman
1 Tidak teramati perkembangan soft
skills siswa 0,2 3 0,6 2 Tidak ada evaluasi berkelanjutan dari
perkembangan soft skills siswa 0,4 2 0,8
3 Tidak ada evaluasi perkembangan
budaya industri siswa 0,4 2 0,8
Total Skor 1 2,2
Total Skor Akhir
(Peluang-Ancaman) 3,2 2,2 1,0
IFAS EFAS
Kategori Sub total Kategori Sub total
Kekuatan (S) 3,7 Peluang (O) 3,2
Kelemahan (W) 2,4 Ancaman (T) 2,2
4.3.2. Strategi Pengembangan Model Pembelajaran Soft Skills
A. Tujuan Pembelajaran
Hasil analisis SWOT terhadap tujuan pembelajaran berada pada strategi pengembangan SO (1.0 ; 0.6), strategi pengembangan yang digunakan adalah: (1) Kompetensi soft skills dilaksanakan pada semua mata pelajaran, strategi ini bertujuan agar terjadi kebersamaan dalam mewujudkan pembelajaran soft skills pada semua mata pelajaran. (2)
Peluang
Ancaman
Kelemahan Kekuatan
1 2 3 4 -4 -3 -2 -1
4
3
2
1
-1
-2
-3
-4
(1.3 ; 1.0)
1. Lembar observasi penilaian soft skills
siswa.
Budaya industri di terapkan pada semua program studi keahlian yang artinya bahwa budaya industri ini merupakan program sekolah dan diharapkan agar semua siswa memahami pentingnya budaya industri dalam mempersiapkan tamatan ke dunia usaha maupun dunia industri.
B. Perilaku Dasar Siswa
Hasil analisis SWOT terhadap perilaku dasar siswa berada pada strategi pengembangan SO (0.6 ; 1.7), strategi pengembangan yang digunakan adalah: (1) Menjadikan guru sebagai role model bagi siswa yaitu guru harus bisa menjadi contoh atau teladan bagi siswa baik dari kedisiplinan maupun dalam bersikap di depan siswa. (2) Guru menerapkan budaya industri dalam pembelajaran, guru tidak hanya menyampaiakan materi pelajaran saja tetapi juga dapat menerapkan budaya industri agar pemahaman siswa tentang budaya industri tidak hanya mereka dapatkan di industri saja tapi juga ada pembiasaan budaya industri di sekolah. (3) Komitmen bersama antara sekolah dengan orang tua siswa dalam pengembangan soft skills. Soft skills tidak hanya diajarkan dalam pelajaran tetapi perlu pembiasaan, pengembangan soft skills tidak hanya menjadi tanggung jawab guru saja tetapi juga tanggung jawab orang tua siswa karena peran penting pengembangan soft skills adalah di dalam keluarga.
C. Materi Pembelajaran
dimaksudkan agar adanya kesesuaian antara kompetensi tamatan SMK Negeri 2 Salatiga terhadap kebutuhan dunia industri maupun dunia usaha. (2) Dicantumkannya pengembangan soft skills dalam pembelajaran. Pembelajaran soft skills dapat dimasukkan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) demi tercapainya pengembangan soft skills siswa.
D. Strategi Pembelajaran
Hasil analisis SWOT terhadap strategi pembelajaran berada pada strategi pengembangan SO (1.0 ; 0.6), strategi pengembangan yang digunakan adalah: (1) Model-model pengembangan pembelajaran soft skills, model-model pembelajaran yang dimaksudkan adalah strategi mengajar yang dapat menumbuhkan atau meningkatkan kompetensi soft skills siswa. (2) Pembiasaan budaya industri di sekolah bertujuan untuk mengkuatkan pola berfikir siswa dalam menerapkan pembiasaan budaya industri dapat dimulai dari sekolah. (3) Message of the week artinya terciptanya kata-kata mutiara sebagai motivasi dalam pengembangan soft skills siswa.
E. Media dan Sumber Pembelajaran
penerapan budaya industri di sekolah sesuai dengan perkembangan budaya industri yang ada pada dunia usaha maupun dunia industri.
F. Evaliasi Pembelajaran
Hasil analisis SWOT terhadap evaluasi pembelajaran berada pada strategi pengembangan SO (1.3 ; 1.0), strategi pengembangan yang digunakan adalah: (1) Lembar observasi penilaian soft skills siswa, terciptanya lembar observasi dari perkembangan penilaian siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran, (2) Lembar pengamatan penilaian siswa berbasis budaya industri, yaitu pengamatan perkembangan penerapan budaya industri siswa dalam pembelajaran.
4.4.
Model pembelajaran
soft skills
Penjelasan gambar:
a. Visi SMK Negeri 2 Salatiga yang terkait dalam kompetensi soft skills siswa adalah upaya sekolah mempersiapkan tamatan SMK Negeri 2 Salatiga yang berkarakter dalam menghadapi tuntutan dunia usaha dan dunia industri. b. Undang-Undang Republik Indonesia N0. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pemerintah ikut serta menentukan tujuan pengembangan kompetensi peserta didik untuk menjadi manusia yang berketuhanan dan bertanggung jawab.
c. Identifikasi tujuan pembelajaran bertujuan untuk menentukan kompetensi yang dimiliki siswa setelah menempuh kegiatan pembelajaran baik yang sudah ada pada silabus dan analisis kebutuhan (need assessment) soft skills dan hard skills siswa yang dibutuhkan oleh dunia usaha maupun dunia industri.
d. Analisis pembelajaran adalah menentukan aspek pengetahuan, aspek keterampilan maupun aspek sikap yang diperlukan siswa untuk mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran.
e. Perilaku dasar siswa, merupakan analisis terhadap karakteristik siswa dalam belajar yang dapat membantu perancangan program pembelajaran dalam menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan. Sedangkan yang berperan dalam meningkatkan soft skills siswa adalah guru juga dapat menerapkan budaya industri dalam pembelajaran dan Komitmen bersama antara sekolah dengan orang tua dalam pengembangan soft skills siswa f. Merumuskan tujuan pembelajaran, dalam merumuskan
di dalam pembelajaran dan (3) menentukan indikator atau kriteria keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Sedangkan merumuskan tujuan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi Soft skills dilaksanakan pada semua mata pelajaran dan budaya industri diterapkan pada semua program keahlian.
g. Pengembangan strategi pembelajaran, perencanaan program pembelajaran dalam menentukan strategi mencapai tujuan pengembangan soft skills siswa yang telah ditentukan.
h. Pengembangan dan memilih perangkat pembelajaran, pada tahap ini strategi pembelajaran yang telah ditentukan dirancang ke dalam bahan pembelajaran yang digunakan, yaitu bahan ajar yang digunakan dalam aktivitas pembelajaran soft skills yang diantaranya sinkronisasi kurikulum berbasis soft skills & hard skills dari dunia usaha dan dunia industri, dicantumkannya pengembangan soft skills dalam pembelajaran, penerapkan budaya-budaya industri di sekolah.
i. Merencanakan dan melaksanakan evaluasi, dalam persiapan penilaian yang dapat mengukur hasil belajar siswa, perlu juga mendapatkan perhatian dalam menentukan instrumen evaluasi yang akan digunakan agar dapat mengukur tujuan pembelajaran. Instrumen yang dibutuhkan dalam menilai perkembangan soft skills siswa yaitu lembar observasi penilaian soft skills siswa dan lembar pengamatan penilaian siswa berbasis budaya industri
4.5. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa SMK Negeri 2 Salatiga memiliki kelemahan dalam pembelajaran soft skills yang diantaranya adalah: (1) Pembelajaran masih terbatas pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan (hard skills) saja, (2) Guru belum seluruhnya menjadi contoh yang baik (role model) bagi siswa, (3) Strategi pembelajaran belum menerapkan model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan kompetensi soft skills siswa dan (4) Belum meratanya dalam penerapan budaya industri.
Lemahnya pengelolaan pembelajaran soft skills dapat mengakibatkan kurangnya rasa tanggung jawab, kerjasama, kemandirian, kejujuran, kemampuan berkomunikasi maupun beradaptasi.
Pengembangan model pembelajaran soft skills menjadi kebutuhan dalam menciptakan tamatan yang handal, pengembangan kompetensi soft skills siswa yang terintegrasi dalam pembelajaran perlu didukung penggunaan model-model pembelajaran soft skills siswa, pengembangan strategi penilaian serta penerapan budaya industri di sekolah. Selain peningkatan kompetensi soft skills melalui strategi pembelajaran juga didukung dengan pembinaan non akademis yaitu melalui kegiatan ekstrakurikuler yang dapat meningkatkan kompetensi soft skills siswa.