• Tidak ada hasil yang ditemukan

469 SISTEM INFORMASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENILAIAN PELAYANAN PADA TPU WILAYAH JAKARTA UTARA Indarti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "469 SISTEM INFORMASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENILAIAN PELAYANAN PADA TPU WILAYAH JAKARTA UTARA Indarti"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENILAIAN PELAYANAN PADA TPU WILAYAH JAKARTA UTARA

Indarti1*, Denny Pribadi2

1

Program Studi Sistem Informasi, STMIK Nusa Mandiri Sukabumi Jl. Veteran II No.20A, Sukabumi, Jawa Barat 12330

2

Program Studi Sistem Informasi, STMIK Sukabumi

Email: indarti.ini@nusamandiri.ac.id

Abstrak

Kualitas pelayanan TPU di Jakarta Utara sesuai tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance) harus memperhatikan kualitas tanggung jawab, fasilitas, pelayanan dan kesederhanaan prosedur. Metode Analitical Hierarchy Process (AHP) adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hierarki, member nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.

Kata kunci: Sistem Penunjang Keputusan, Kualitas Pelayanan TPU, Analitical Hierarchy Process)

1. PENDAHULUAN

Seiring dengan kinerja pemerintahan Indonesia yang semakin membaik, yang dapat dilihat dari berbagai program pemerintah telah dilaksanakan sesuai rencana sehingga dapat mendorong perkembangan ekonomi Indonesia semakin meningkat. Penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance) di Indonesia pada masa sekarang sudah mulai diterapkan dan berjalan dengan lebih baik.

Aparatur pemerintah yang bertugas di kantor Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Administrasi Jakarta Utara khsususnya pada Taman Pemakaman Umum, Jakarta Utara diharuskan dapat melayani masyarakat secara lebih profesional, transparan, tepat waktu, responsive, empati, efektif dan efisien sehingga dapat melayani masyarakat secara maksimal. Salah satu bentuk pelayanan yang dilakukan adalah dengan adanya Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) untuk pengurusan di TPU masing-masing kelurahan.

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di tingkat Kelurahan maupun Kecamatan masih banyak oknum aparatur pemerintah melakukan tindak pidana korupsi, pungutan liar, keterlambatan pengurusan layanan, dan lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan berita media massa yang menyebutkan bahwa terdapat aduan praktik pungutan liar (pungli) yang terjadi di PTSP Jakarta Utara dan langsung direspons Walikota Jakarta Utara (www.beritajakarta.com, 2015).

Petugas Kantor TPU di Jakarta Utara dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan menerapkan kualitas pelayanan yang maksimal. Kualitas pelayanan secara teori adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan (Tjiptono, 2011:59)

(2)

keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hierarki, member nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. AHP tidak saja digunakan untuk menentukan prioritas pilihan-pilihan dengan banyak kriteria, tetapi penerapannya telah meluas sebagai model alternatif untuk menyelesaikan bermacam-macam masalah.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.Road Map Penelitian

Road map penelitian dilakukan pada Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Administrasi Jakarta Utara.

Gambar III.1 Road Map Penelitian

3.2.Tahapan Penelitian

Agar pelaksanaan pembuatan penelitian ini terarah dan sistematis, maka disusunlah tahapan-tahapan penelitian. Menurut Moleong (2007:127), ada empat tahapan-tahapan dalam pelaksanaan penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Tahapan pra lapangan 2. Tahap pekerjaan lapangan 3. Tahap analisis data

4. Tahap evaluasi dan pelaporan

3.3.Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2006:131) “Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”. Jadi sampel adalah contoh yang diambil dari sebagian populasi penelitian yang dapat

mewakili populasi. Walaupun yang diteliti adalah sampel, tetapi hasil penelitian atau kesimpulan penelitian berlaku untuk populasi atau kesimpulan penelitian digeneralisasikan terhadap populasi.

3.4. Teknik Analisis Data

Pada dasarnya, metode analisis data dalam AHP memiliki beberapa penyelesaiaan sebagai berikut :

1. Mendefenisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi. Menyusun hirarki adalah dengan menetapkan tujuan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas.

Sumber : Hasil Penelitian (2015)

Tahap Evaluasi dan

Pelaporan Denga n variabel yang lain dan perluasan cakupan wilayah Tahap Analisis

Data

- Analisis Statistik

- Uji Validitas dan Reliabilitas

- Uji Hipotesis Tahapan

Pekerjaan Lapangan

- Penentuan Populasi dan Sample

- Sebar Kuesioner

- Perumusan Masalah

- Perumusan Hipotesa

Tahapan Pra

(3)

Gambar III.2 Hirarki AHP 2. Menentukan prioritas elemen

Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandungan berpasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan. Matriks perbandungan berpasangan diisi menggunakan bilanagan untuk mempresentasikan kepentingan relative dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya.

Tabel III.1. Matriks Perbandingan Berpasangan

Tujuan Elemen A Elemen B Elemen C

Elemen A Elemen B Elemen C

Sumber : Saaty (2008:86) 3. Sistesis

Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandungan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah :

a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks.

b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.

c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.

4. Mengukur konsistensi

5. Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah :

 Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas rekatif elemen kedua, dan seterusnya,

 Jumlahkan setiap baris.

 Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan.  Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut

ƛMaks.

 Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus :

 CI = (ƛmakx – n) / (n – 1)

Dimana : n = banyaknya elemen

(4)

3.5.Data Responden

Dalam penelitian ini responden yang digunakan sebagai sampel adalah pegawai di lingkungan kantor Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Administrasi Jakarta Utara. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk memperoleh data tentang kualitas tanggung jawab, fasilitas, pelayanan dan kesederhanaan procedure di TPU Jakarta Utara. Kuesioner disebarkan kepada responden sebanyak 10 orang yang meliputi Seksi Perencanaan 2 responden, Seksi Taman 2 responden, Seksi Jalur Hijau 2 responden, Seksi TPU 2 responden dan Subbagian Tata Usaha 2 responden.

Untuk lebih jelasnya berikut penulis sajikan karakteristik responden berdasarkan pada jenis kelamin, umur, dan pekerjaan, yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristi

k Kategori

Masyarakat

Frek. Persen

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

5 5

50% 50%

Jumlah 10 100%

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner seperti yang terlihat pada tabel 3.2 di atas diketahui bahwa jenis kelamin responden sama besar adalah laki-laki sebesar 50% diikuti oleh perempuan sebesar 50%.

Tabel 3.3.Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Karakteristi

k Kategori

Masyarakat

Frek. Persen

Umur Kurang dari 35 tahun

36 – 40 tahun 41 – 45 tahun Di atas 45 tahun

5

1 1 3

50%

10% 10% 30%

Jumlah 10 100%

Sumber : Kuesioner, 2015

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner seperti yang terlihat pada tabel 3.3. di atas diketahui bahwa dilihat dari karakteristik umur sebagian besar responden berumur kurang dari 35 tahun (50%) diikuti dengan umur responden 36-40 tahun (10%), berumur responden 41-45 tahun (10%) dan yang berumur diatas 45 tahun sebesar 30%.

3.6.Pengolahan Data Menggunakan Perhitungan Analytical Hierarchy Process (AHP)

A. Penilaian Perbandingan Multi Partisipan

Melalui studi literatur didapatkan 4 ( empat ) kriteria untuk menentukan pemilihan TPU terbaik, dan 4 (empat) alternatif TPU yang telah di tentukan. Berdasarkan kriteria dan alternatif yang telah di tentukan dapat disusun model hierarki pemilihan TPU terbaik di wilayah Jakarta Utara. Dimana untuk menentukan TPU terbaik setiap alternatif akan di hitung pembobotan berdasarkan semua kriteria yang ada sehingga di peroleh kesimpulan mana TPU yang terbaik di Jakarta Utara.

Hasil dari data – data perbandingan berpasangan yang di ambil dari kuisioner pada responden, kemudian dicari satu jawaban untuk matriks perbandingan menggunakan dengan perataan jawaban atau Geometric Mean Theory. Untuk mendapatkan satu nilai tertentu dari semua nilai tersebut, masing – masing nilai harus dikalikan satu sama lain, kemudian hasil perkalian dipangkatkan dengan 1/n dimana n adalah jumlah partisipan. Secara sistematis persamaan tersebut adalah sebagai berikut :

(5)

Tabel 3.4.Rekap Hasil Kuisioner Kriteria Utama

Tg.Jawab + Fasilitas

Tg.Jawab + Pelayanan

Tg.Jawab +

K.Prosedure

1 6 7 6

2 9 7 8

3 9 7 8

4 9 7 7

5 8 6 7

6 8 0.17 6

7 8 0.14 0.17

8 7 0.17 0.17

9 8 0.14 7

1

0 8 0.14 0.14

j

umlah 7.94589232 1.015534493 2.236853829

80.00 34.76 49.48

7.94589232 1.015534493 2.236853829

Tabel 3.5 Matriks Perbandingan Berpasangan Perhitungan Kriteria

Tg Jawab Fasilitas Pelayanan K.Prosedur

Tg Jawab 1 7.946 1.016 2.237

Fasilitas 0.126 1 0.116 0.429

Pelayanan 0.985 8.459 1 7.457

K.Prosedur 0.448 2.335 0.135 1

Jumlah 2.559 19.74 2.267 11.123

Dengan unsur – unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang bersangkutan, akan diperoleh bobot relative yang dinormalkan. Nilai bobot prioritas dihasilkan dari rata-rata bobot relative untuk setiap baris. Hasilnya dapat pada table berikut ini.

Tabel 3.6 Perhitungan Bobot Prioritas Relatif

Tg Jawab

Fas ilitas

Pela yanan

K.Pr osedur

jumla h baris

Bobot Prioritas

Tg Jawab

0.4 0

0.4

(6)

Selanjutnya mencari nilai bobot konsistensi, dimana didapat dari jumlah baris dikalikan dengan nilai bobot prioritas. Jumlah dari nilai bobot konsistensi dibagi dengan n akan

menghasilkan nilai λmaks.

Tabel 3.7 Matriks Perhitungan Bobot Konsistensi

= 0,079 karena CR <0.1 maka perbandingan konsisten 100%.

B. Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Tanggung Jawab

Perbandingan berpasangan untuk Kriteria Tanggung Jawab pada 4 jenis TPU yaitu perbandingan berpasangan antara TPU Semper terhadap TPU Jembatan Sampi, TPU Kampung Mangga dan TPU Sungai Bambu. Perbandingan berpasangan antara TPU Jembatan Sampi terhadap TPU Kampung Mangga, TPU Sungai Bambu. Perbandingan berpasangan antara TPU Kampung Mangga terhadap TPU Sungai Bambu, sehingga diperoleh hasil preferensi rata-rata dari 10 responden dalam matriks resiprokal sebagai berikut:

Tabel 3.8 Hasil Kuisioner Kriteria Tanggung Jawab

(7)

Tabel 3.9 Matriks Perbandingan Alternatif Berdasarkan Kriteria Tanggung Jawab

Kriteria Tg Jawab

Alternatif

C. Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Fasilitas

Perbandingan berpasangan untuk Kriteria Tanggung Jawab pada 4 jenis TPU yaitu perbandingan berpasangan antara TPU Semper terhadap TPU Jembatan Sampi, TPU Kampung Mangga dan TPU Sungai Bambu. Perbandingan berpasangan antara TPU Jembatan Sampi terhadap TPU Kampung Mangga, TPU Sungai Bambu. Perbandingan berpasangan antara TPU Kampung Mangga terhadap TPU Sungai Bambu, sehingga diperoleh hasil preferensi rata-rata dari 10 responden dalam matriks resiprokal sebagai berikut:

Tabel 3.10 Hasil Kuisioner Kriteria Fasilitas

Responden 1 TPU Semper TPU J.Sampi TPU.Kp Mangga TPU.S.Bambu

TPU

Tabel 3.11 Matriks Perbandingan Alternatif Berdasarkan Kriteria Fasilitas

Kriteria Fasilitas

(8)

TPU Kampung Mangga, TPU Sungai Bambu. Perbandingan berpasangan antara TPU Kampung Mangga terhadap TPU Sungai Bambu, sehingga diperoleh hasil preferensi rata-rata dari 10 responden dalam matriks resiprokal sebagai berikut:

Tabel 3.12 Hasil Kuisioner Kriteria Pelayanan

Responden 1 TPU Semper TPU J.Sampi TPU.Kp Mangga TPU.S.Bambu

TPU

Tabel 3.13 Matriks Perbandingan Alternatif Berdasarkan Kriteria Pelayanan

Kriteria Pelayanan

E. Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Kesederhanaan Prosedure

Perbandingan berpasangan untuk Kriteria Tanggung Jawab pada 4 jenis TPU yaitu perbandingan berpasangan antara TPU Semper terhadap TPU Jembatan Sampi, TPU Kampung Mangga dan TPU Sungai Bambu. Perbandingan berpasangan antara TPU Jembatan Sampi terhadap TPU Kampung Mangga, TPU Sungai Bambu. Perbandingan berpasangan antara TPU Kampung Mangga terhadap TPU Sungai Bambu, sehingga diperoleh hasil preferensi rata-rata dari 10 responden dalam matriks resiprokal sebagai berikut:

Tabel 3.14 Hasil Kuisioner Kriteria Kesederhanaan Prosedure

Responden 1

Mangga TPU.S.Bambu

(9)

Tabel 3.15 Matriks Perbandingan Alternatif Berdasarkan Kesederhanaan Prosedure

kriteria Kesederhanaan Prosedure

Alternatif

Dengan cara perhitungan yang sama seperti perhitungan bobot kriteria di atas, diperoleh bobot masing-masing alternatif berdasarkan kriteria. Masing-masing nilai entri bobot alternatif disintesa dengan bobot kriteria yang diperoleh dari analisa pada tabel 3.15 di atas. Hal ini untuk mendapatkan bobot alternatif terbesar dengan pertimbangan kriteria tertentu. Setelah hasil sintesa diperoleh, kemudian dijumlahkan untuk memperoleh nilai bobot akhir seperti tercantum pada tabel 4.15

Tabel 3.16 Hasil Sintesa Bobot Perhitungan Alternatif Berdasarkan Analisa Data Kriteria

Hasil sintesa akhir yang terlihat pada tabel 3.16 diatas menunjukan bahwa bobot terbesar didapatkan pada alternatif TPU Semper sebesar 56,11 di ikuti TPU Kampung Mangga sebesar 24.78 di ikuti TPU Jembatan Sampi sebesar 16.18 dan terakhir TPU Sungai Bambu sebesar 1,25. Berdasarkan total bobot prioritas yang diperoleh tersebut, maka dapat di ambil keputusan bahwa TPU Semper merupakan TPU TERBAIK di wilayah Jakarta Utara di bandingkan dengan TPU Kampung Mangga, TPU Jembatan Sampi dan TPU Sungai Bambu.

4. KESIMPULAN

Kriteria Bobot Prioritas* Bobot Alternatif

(10)

Tak lupa ucapan terima kasih saya haturkan kepada Tim Pengelola Prosiding, keluarga dan teman-teman yang sudah banyak membantu dalam penyelesaian penulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Hermawan. 2005. Perancangan Sistem Pendukung Keputusan. Jakarta : Penerbit PT. Elex Media Komputindo.

Hick, Herbert G. 1972. The Management of Organization and Human Resaource Approach, (New York : McGraw-Hill Book Company, 1972)

Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta : Penerbit Andi Offset.

Martiyanti, Erna, 2014, Penerima dana KJP harus penuhi 21 syarat, diambil dari : http://beritajakarta.com/read/6956/Penerima_Dana_KJP_Harus_Penuhi_21_Syarat#.VUDm Z_Do4rc . (16 Desember 2014)

Raymond McLeod, Jr. 2001. Sistem Informasi Manajemen Jilid II. PT. Prehallindo. Jakarta Sak, 2013, Syarat siswa penerima KJP, diambil dari :

www.ahok.org/berita/news/syarat-siswa-penerima-kjp/. (7 Maret 2013)

Pranoto, Yosep Agus, M.Aziz Muslim dan Rini Nur Hasanah. 2013. Rancang Bangun dan Analisis Decision Support System Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process untuk

Penilaian Kinerja Karyawan. Malang: Jurnal EECCISVol. 7, No. 1, Juni 2013: 91-96.

Saaty, Thomas L. 2008. Decision Making With The Analytic Hierarchy Process. Int. J. Services Sciences, Vol. 1, No. 1, 2008: 83-98.

Turban, E dkk .2005. Decicion support systems and intelligents ystem. Yogyakarta: andi Offset,

2006, Perda no.8 tahun 2006, diambil dari

www.jakarta.go.id/PERDA_NO_8_TAHUN_2006

Gambar

Gambar III.1 Road Map Penelitian
Tabel III.1. Matriks Perbandingan Berpasangan
Tabel 3.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 3.5 Matriks Perbandingan Berpasangan Perhitungan Kriteria
+5

Referensi

Dokumen terkait

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Peneliti menguraikan temuan hasil penelitian yang dideskripsikan berdasarkan bentuk dan makna yang terdapat dalam kolaborasi seni pada upacara pengobatan balia

Selagi kita melalui bacaan dan renungan Firman Allah mempersiapkan diri untuk Jumat Agung dan Minggu Paskah – kita memeriksa kehidupan kita, berduka atas dosa-dosa kita

Hasil penelitian diharapkan memberikan sumbangan saran, pemikiran dan informasi yang bermanfaat yang berkaitan perencanaan strategi dalam meningkatkan semangat kerja

Pengaruh kadar air dalam bahan bakar pada emisi total pada pembakaran bisa berasal dari pembakaran sempurna (bersih) bahan kering dengan tingkat emisi yang rendah sampai

HIT : Suatu permainan dimana pemukul selamat sampai di base setelah memukul bola tanpa ada suatu kesalahan yang dilakukan oleh pemain bertahan atau fielder choice. SACRIFICE BUNT

Salah satu yang mendukung strategi komunikasi antarpribadi pada pelaksanaan kursus calon pengantin adalah keterbukaan calon pengantin ketika berhadapan dengan

Pada pengambilan kedua, muncul bola hijau bernomor prima dan tidak dikembalikan.. Peluang terambilnya bola bernomor ganjil pada pengambilan ketiga