• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PENGETAHUAN GURU TERKAIT MEDIA PEMBELAJARAN DAN PENGELOLAAN KELAS DARING DENGAN PELATIHAN MEDIA BERBASIS ICT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN PENGETAHUAN GURU TERKAIT MEDIA PEMBELAJARAN DAN PENGELOLAAN KELAS DARING DENGAN PELATIHAN MEDIA BERBASIS ICT"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

13

PENINGKATAN PENGETAHUAN GURU TERKAIT MEDIA PEMBELAJARAN DAN

PENGELOLAAN KELAS DARING DENGAN PELATIHAN MEDIA BERBASIS ICT

Andam S. Ardan*

1

, Mbing Maria Imakulata

2

, Sri Sumiyati

3

, Mario J. Santrum

3

1,2,3,4)

Dosen Prodi Pendidikan Biologi FKIP Undana e-mail koresponden: andam.ardan@staf.undana.ac.id

Abstrak

Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang diadakan karena adanya sebagian besar konsep sains/

IPA sekolah dasar dan sekolah menengah membutuhkan media pembelajaran ketika diajarkan, namun pada kenyataannya media pembelajaran yang ada masih belum mencukupi kebutuhan siswa. Sehingga tujuan kegiatan PKM ini adalah untuk membantu para guru sekolah menengah membuat media pembelajaran berbasis ICT dan mengelola kelas online sehingga dapat membantu siswa memahami materi pembelajaran. Target khusus yang ingin dicapai melalui kegiatan PKM ini adalah meningkatkan kemampuan guru dalam menciptakan dan menggunakan media pembelajaran IPA serta mengelola kelas online untuk sekolah sekolah menengah dengan benar dan tepat untuk membantu siswa memahami konsep IPA. Namun selain itu, ada target lain yaitu ingin melihat sejauh mana pelatihan dapat menambah pengetahuan guru teekait media pembelajarn. Metode yang dipakai dalam pengambilan data adalah tes pengetahuan dan wawancara serta pengamatan. Data pada penelitian ini diambil dengan cara mengambil nilai awal (pretest) terhadap 15 responden yang akan mengikuti pelatihan. Ada 10 pertanyaan untuk mengukur Pengetahuan responden. Data akhir (posttest) diambil setalah responden mendapatkan pelatihan selama 3 (tiga) hari. Selanjutnya data diolah dengan T test untuk melihat apakah ada peningkatan pengetahuan, setelah diberikan pelatihan. Dari hasil dapat disimpulkan bahwa dengan diberikan pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan peserta pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran.

Kata kunci: Pengetahuan, media pembelajaran berbasis ICT, kelas daring, guru

PENDAHULUAN

Sistem pendidikan di Indonesia terdiri dari tingkat dasar (SD), tingkat menengah (SMP dan SMA/SMK) dan tingkat tinggi (PT). Sains/ IPA sebagai ilmu dimana konsep-konsepnya tersusun secara hierarkis diajarkan di setiap tingkat pendidikan tersebut. Konsep-konsep IPA terutama

Biologi saling berkorelasi dan konsep-

konsep ini berlandaskan pada konsep-konsep

yang telah ada pada ide sebelumnya. Dalam

penjelasan konsep ini kadang didapatkan

materi yang memerlukan penghubung untuk

siswa dapat memahaminya supaya materi

yang abstrak dapat dilihat dan diamati oleh

siswa. Untuk itu diperlukan media yang bisa

(2)

14

membantu siswa dalam memahami konsep

dan membuat materi lebih kontekstual.

Untuk media manual/konvensional sudah pernah diadakan pelatihannya (Ardan, 2019) yang berhasil meningkatkan keterampilan guru dalam membuat media pembelajaran dari limbah padat.

Untuk media berbasis ICT yaitu

Information and Commication Technologi

yang berupa sarana pembelajaran berbasis penggunaan media teknologi (Komputer, HP dll) ternyata juga diperlukan oleh guru masa kini senafas dengan revolusi pendidikan 4.0.

Hal ini juga lebih dibutuhkan lagi karena ternyata, dalam menghadapi pandemic Covid-19, sekolah banyak yang siswanya disuruh belajar dari rumah dengan guru memberikan materi dan pembelajaran dalam jaringan.

Untuk merealisasikan hal itu, tentu guru harus mempunyai pengalaman dan keterampilan dalam ICT ini seperti membuat media yang baik, materi yang bisa diakses oleh siswa dari rumah serta mengelola kuis, ujian dan tatap muka secara online.Ada banyak platform dan aplikasi untuk pembelajaran online, dan dibbutuhkan keterampilan ICT serta kemapuan guru dalam memnafaatkan dan menggunakan media yang tepat dalam pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru-guru alumi prodi P. Biologi sudah berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan mutu pembelajaran IPA di sekolah masing-masing. Usaha tersebut berupa menggunakan alat peraga sederhana atau dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran lainnya agar konsep dasar yang ingin diberikan kepada siswa dapat diterima, dipahami dan diserap dengan baik. Beberapa kendala yang ditemui adalah jumlah alat peraga kurang memadai, tidak menarik karena hanya berupa 2 dimensi, dinuat tanpa memperhitungkan kompetensi yang ingin dicapai, mudah rusak dan tidak mudah dibawa oleh guru dalam jumlah yang banyak.

Oleh karena itu perlu dikembangkan sebuah media pembelajaran yang mana murah biaya, lebih praktis, menarik, bisa dipakai oleh guru dan siswa dalam jumlah yang banyak dan bisa diakses oleh siswa untuk dipelajari di rumah.

Pembuatan media pembelajaran dengan maksud untuk membantu guru sebagai sarana dan penghubung untuk lebih memahami konsep IPA harus terus dilakukan baik oleh guru atau media yang mendukung keterlibatatan siswa dalam proses pembuatannya. Dengan media yang baik, guru tidak hanya terbantu dalam menyampaikan konsep, tetapi juga siswa lebih mudah memahami karena ada media yang berfungsi menjelaskan konsep yang mungkin abstrak untuk siswa. Lebih lagi kalau media itu merangsang mereka untuk berpikir lebih lanjut dan membuat jiwa kreatif mereka tersentuh.

Sebagai salah satu mata kuliah yang diajarkan di prodi Pendidikan Biologi, Pengembangan Media pembelajaran sudah mampu membuat banyak media baik media sederhana (2 dimensi dan 3 dimensi) ataupun multi media berbasis komputer (Power point, video pembelajaran, software pembelajaran).

Sehingga mahasiswa sudah terampil dalam pembuatan media pembelajaran. Berangkat dari pemikiran bahwa guru juga sebaiknya memnuat media pembelajaran sebagai bagian dari perangkat pembelajaran seperti yang dituntut oleh kurikulum 2013, maka program studi pendidikan Biologi dalam hal ini tim dosen membuat pelatihan pembuatan media ICT dan pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan untuk mengantisipasi pembelajaran dalam jaringan yang akan lebih banyak dilakukan saat ini karena KBM dilaksanakan secara inline akibat pembatasan social kerena wabah Covid-19.

Oleh karena itu pelatihan pembuatan

media pembelajaran berbasis ICT yang bisa

digunakan dalam pembelajaran dalam

jaringan diharapkan dapat menjawab

(3)

15

persoalan yang ada sehingga dapat

meningkatkan mutu pembelajaran IPA dan meningkatkan profesionalisme guru sebagaimana disyaratkan oleh UU Guru.

Manfaat penggunaan media pembelajaran berbasis ICT adalah sebagai berikut: 1.Dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang efektif dan efisien karena praktis bisa dibawa kemana-mana. 2.Mempermudah peserta didik dalam mencari referensi. 3.Menarik peserta didik karena isi aplikasi android bisa bermacam-macam seperti materi, gambar, video dan kuis interaktif. Melatih kemampuan atau pengetahuan peserta didik terhadap materi melalui kuis interaktif yang terdapat dalam media.

Men urut Danim (2008) Pelatihan adalah teknik belajar yang melibatkan pengamatan individual pada pekerjaan dan penentuan umpan balik untuk memperbaiki kinerja atau mengoreksi kesalahan. Dalam Pelatihan dilibatkan perbaikan dan praktek memperbaiki. Menurut Sunyoto (2012) Pelatihan merupakan setiap usaha untuk memperbaiki peningkatan pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaan.

Menurut Dessler (2013), “Training is

the process of teaching new or current employees the basic skills they need to perform their jobs”. Diartikan pelatihan

adalah proses mengajar sesuatu yang baru baru atau yang saat ini sedang bekerja tentang keterampilan

dasar

yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka.

Dari beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa pelatihan adalah suatu teknik atau proses mengajar dan memperbaiki kinerja baik untuk yang baru dan lama untuk

meningkatkan

kemampuan dan melakukan pekerjaan lebih baik.

Berdasarkan definisi ini pelatihan pembuatan Media ICT yang bisa digunakan dalam kelas

Daring cocok untuk meningkatkan pengetahuan guru terhadap media.

Masalah pada penelitian ini adalah: Apakah pemberian pelatihan dapat meningkatkan Pengetahuan guru terhadap media

pembelajaran

berbasis ICT

METODE

Penelitian ini adalah pennelitian deskriptif, yang mengukur pengetahuan responden terkait media. Dalam penelitian ini penulis sekaligus mengintegrasikannya dengan pengabdian masyarakat yang dilakukan Prodi Pendidikan Biologi FKIP Undana.

Kuisoner yang disedarkan pada 15 orang responden terkait pengetahuan umum terkait media pembelajaran. Selanjutnya data awal akan diolah dan dibandingkan dengan data setelah dilaksanakan pelatihan.

Tahapan berikut adalah pemberian pelatihan terkait Pengetahuan terkair media dan pengelolaan kelsa daring . Pelatihan diberikan selama 1 hari dan dilanjitkan dengan kelas daring via whatsapp dan google calssroom pada

jam

tertentu sesuai dengan yang disepakati.

Setelah Pelatihan diberikan lagi postest untuk mengukur peningkatan pengetahuan guru. Data yang didapat dibandingkan dengan data pengetahuan awal dan dianalisis dengan Data dianalisis menggunakan analisis statistik parametrik yaitu dengan uji T paired (Sugiyono, 2015). Uji ini untuk mengetahui perbedaan antara sebelum dan sesudah diberikan pelatihan. Analisis statistic parametric yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis uji T Paired Test. Analisis tersebut digunakan untuk melihat peningkatan pengetahuan,guru setelah mengikuti kegiatan.

Tingkat signifikansi dari aspek kognitif, afektif dan tindakan dapat pula diuji menggunakan analisis statistik parametrik.

Menurut Sugiyono (2015), dalam melakukan

analisis statistik parametrik, analisis yang

(4)

16

digunakan menggunakan analisis uji T Paired

Test. Analisis data dilakukan dengan membandingkan nilai hasil pre-test dan postest untuk menguji signifikansi dua subyek penelitian berpasangan. Analisis uji T Test merupakan analisis pengujian peningkatan. Analisis tersebut dilakukan dengan memperhatikan sebagai berikut: 1) Hasil nilai skor aspek pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan kegiatan pelatihan, 2) Nilai total dan rata-rata dari aspek pengetahuan. 3) Beda sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan serta jenjang nilai dari masing-masing responden yang mengikuti pelatihan (Sugiyono, 2015).

HASIL

Dari data kuisoner dapat dilihat terkait pengetahuan umum terhadap media ICT banyak responden yang punya pengetahuan rendah. Dari data pretest. Semua responden belum pernah atau jarang membyat dan mnggunakan media pembelajaran video dan aplikasi belajar daring karena belum merasa perlu. Setelah pembelajarn jarak jauh dan pembelajarn online baru kebutuhan akan membuat video pembelajaran dan aplikasi pembelajaran daring dirasa penting, karena kalau hanya lewat apliasi pesan (SMS , WhatssApp) dirasa kurang memadai.

Berdasarkan hasil analisis data pretest dan posttest diperoleh hasil pada aspek pengetahuan. Aspek pengetahuan setelah dilakukan tes kepada peserta pelatihan menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Hal ini terlihat pada nilai tes sebelum pelatihan sebesar 61,33 dan sesudah pelatihan 76. Standar deviasi sebelum pelatihan 1,5 dan sesudah pelatihan 0,25 . Nilai minimum sebelum pelatihan 30, maksimum 90 dan nilai minimum sesudah pelatihan 60 dan maksimum sesudah pelatihan 90. Nilai hasil pretest dan posttest mengenai kemampuan pengetahuan yang dikuasai guru sebagai peserta yang mengikuti pelatihan ketrampilan yang diuji dapat dilihat Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 hasil postest lebih besar dibandingkan dengan hasil pretest, hal ini berarti kegiatan pelatihan berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan guru.

Tabel menunjukkan bahwa nilai jenjang terkecil adalah 0 (nol). Tabel kritis T tes untuk n = 15, taraf kesalahan 5% (uji 2 pihak) dengan nilai 0. Hal ini berarti terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan. Hal ini berarti perbedaan pengetahuan yang dimaksud adalah adanya perubahan positif pengetahuan yang dimiliki peserta yang mengikuti pelatihan

.

Tabel 1. Nilai pretest dan postes peserta pleatihan No Nama Peserta Nilai Pretest Nilai postes 1. Olyvianus Krismanto Atamou 30 60

2. Erna Y. Adu, S.Pd 70 70

3. Benedikta Anggiana Lando 60 90

4. Gaspar Gonsalves 60 80

5. Jenni Puspita 90 90

6. Ridwan Tefa 70 90

7. Viligius Abik 90 90

8. Suryani Hasan 60 70

9. Wasti Saldika 80

10. Sandia Sedo 70

11. Rosalina Isabela Koni Wolla 60 80

(5)

17

12. Sintan Lilo 70 70

13. Febriani N. F. Maikameng 60 60

14. Sultje Selfiana Giri 70 70

15. Marsel Takesan 90 90

16. Buche S.E.K Nahak 60 80

17. Merry Adis Prasetya 50 80

Ket: Dua orang tidak ikut pembukaan sehingga datanya tidak dipakai, hanya 15 orang.

Sumber Data: Hasil olahan pengabdian 2020

Tabel 1. Hasil test awal dan akhir aspek pengetahuan

Responden Nilai Beda nilai

awal akhir

1 30 60 30

2 70 70 0

3 60 90 30

4 60 80 20

5 90 90 0

6 70 90 20

7 90 90 0

8 60 70 10

9 70 70 0

10 60 60 0

11 60 80 20

12 70 70 0

13 60 60 0

14 70 70 0

15 90 90 0

Jumlah 920 1,140

Rata-rata 61,33 76

Sumber: data diolah 2020

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pretest 61.33 15 1.53375 .39601

Postest 76 15 .25820 .06667

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pretest & Postest 15 .228 .413

(6)

18

Dari hasil uji T, hasil Thitung 1.095

dan Ttabel 1.76131 dimana Thitung kecil dari Ttabel yang menunujkkan ada pengaruh pemberian pelatihan bagi peningkatan pengetahuan peserta pelatihan. Setelah pelatihan, tim juga melakukan wawancara dan survey kemanfaatan pelatihan. Dalam hal ini di dapat data lain terkait keterampilan peserta dalam membuat media pembelajaran berbasis ICT dan kemampuan peserta dalam mengelola kelas Daring. Dari hasil tersebut.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa pelatihan pembuatan media dapat meningkatkan pengetahuan guru terkait media pembelajaran ICT dan juga sekaligus dapat meningkatkan kemampuan guru dalam merancang dan membuat media pembelajaran menjadi lebih terampil.

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini sudah dilakukan berupa pelatihan pengembangan media pembelajaran berbasis android. Dengan kerjasama tim pengabdian yang baik dan peran serta aktif dari pemateri dalam kegiatan pengabdian ini maka semuanya telah berjalan sesuai yang diharapkan dan harapannya dapat memberikan manfaat bagi mitra pengabdian masyarakat yaitu para guru dalam mempersiapkan materi pembelajaran secara menarik dan interaktif.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tahap evaluasi dapat disimpulkan bahwa pesertasetuju bahwa pelaksanaan pelatihan telah berjalan dengan baik, dimana sebagian besar peserta berpandangan bahwa pelaksanaan pelatihan telah memberikan

manfaat dan sangat membantu dalam peningkatan kualitas diri peserta.. Melalui pelatihan ini guru mampu membuat media pembelajaran berbasis ICT sehingga kemampuan pedagogiknya meningkat.

Dari hasil diskusi dengan para peserta kegiatan dan kepala sekolah, mereka sangat mengharapkan pelatihan-pelatihan yang dapat menunjang maksimalnya kegiatan pembelajaran seperti pelatihan yang telah dilaksanakan ini. Dengan banyaknya tuntunan dalam proses belajar mengajar, dimana guru harus dapat menciptakan suasana kelas yang aktif dan interaktif, para guru diharapkan dapat memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai media pendukung dalam proses pembelajaran.

Namun kegiatan ini diharapkan tidak berakhir sampai di sini, tetapi bisa berlanjut dalam bentuk kerjasama dalam pengembangan materi dan informasi tentang media pembelajaran menggunakan TIK.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji T dengan membandingkan antara hasil pretest dan posttest pada aspek pengetahuan, menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini berarti terdapat perubahan atau peningkatan pengetahuan peserta setelah diberikan pelatihan pembuatan media ICT sehingga dapat disimpulkan bahwa pelatihan pembuatan media pembelajaran berbasis ICT dapat meningkatkan pengetahuan guru terkait media pembelajaran ICT dan pengelolaan kelas Daring

.

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Arsyad. Media Pembelajaran.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006 Dessler, G. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia

.

Jakarta: Salemba Empat.

Depdiknas. Peraturan Pemerintah N0. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional.

Jakarta: Depdiknas, 2005

Emawati, S. 2012. Efektivitas Model Pelatihan Keterampilan berbasis Usaha Pertanian-

Peternakan Terpadu Pasca Bencana Erupsi Gunung Merapi di Kecamatan Selo,

(7)

19

Kabupaten Boyolali. Sains Peternakan Vol. 10 (2). September 2012 http://dx.doi.org/10.20961/sainspet.10.2.85-92

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kulalitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sudirman. 2017. Model Pelatihan Keterampilan Usaha Terpadu Bagi Petani Pada Desa Suntenjaya

Kab. Bandung. Disertasi UPI.

Siti Fatimah. Pengembangan Media Pembelajaran IPA-Fisika Smartphone Berbasis Android

Sebagai Penguat Karakter Sains Siswa. JurnalKaunia Vol. X No. 1, April 2014/1435: 59-

64. ISSN 1829-5266.

Gambar

Tabel 1.  Nilai pretest dan postes peserta pleatihan  No  Nama Peserta  Nilai Pretest  Nilai postes  1
Tabel 1. Hasil test awal dan akhir aspek pengetahuan

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dapat dilihat bahwa belum semua anak mempunyai akta kelahiran; belum semua anak diasuh oleh orang tua, keluarga maupun orang tua asuh atau wali dengan

Tulisan suci ini, yang merupakan kebenaran sederhana dari surga terakhir saya, menjanjikan bahwa semua hal akan menjadi milik Anda jika Anda mengikuti pola yang sedang kita

dihasilkan dari sampel serbuk rimpang kunyit (pellet kunyit) berbeda asal tanam dengan menggunakan masing – masing sumber sinar lampu LED yang memiliki panjang gelombang

Dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusisa, maka harus memiliki peran penting dalam meningkatkan daya saing organisasi, apabila suatu perusahaan memiliki sumber daya

Pelaksanaan Konstruksi adalah pemberian jasa oleh Orang Pribadi atau badan yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Guru PKn dalam menerapkan pembelajaran PKn sebagai pendidikan politik secara demokratis di sekolah; 2) Cara

Beragam metode telah banyak dikembangkan untuk mendeteksi penyakit ini, sebagai contoh ada yang melakuan peningkatan kontras [3], menghilangkan pencahayaan yang

Metode penjadwalan produksi yang digunakan di perusahaan menghasilkan makespan sebesar 194,4 jam atau 25 hari kerja (1 hari terdapat 8 jam kerja), sedangkan usulan penjadwalan