• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEAF SAMPLING UNIT ( L S U )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEAF SAMPLING UNIT ( L S U )"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

LEAF SAMPLING UNIT

( L S U )

(2)

PENDAHULUAN

Leaf sampling merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan rekomendasi pemupukan.

Rekomendasi pupuk yang akurat akan menghasilkan produksi TBS yang maksimal.

Leaf sampling yang akurat → rekomendasi yang akurat

Petugas sampling daun yang terlatih dan bertanggung jawab sangat mempengaruhi akurasi sampling daun.

Waktu pelaksanaan leaf sampling mempengaruhi akurasi rekomendasi pupuk.

Semakin dekat interval leaf sampling dengan pembuatan rekomendasi semakin tinggi akurasi rekomendasi pupuk

(3)

TEKNIS PENGAMBILAN SAMPEL DAUN KELAPA SAWIT

1. Daun kelapa sawit tersusun di batang utama dengan jarak (sudut) yang sama.

2. Jarak diantara daun (daun ke-2 dengan daun ke-1 atau daun ke-3 dengan daun ke-2 dan seterusnya) membentuk sudut 137.

3. Rumus susunan daun tanaman kelapa sawit adalah 3/8 (artinya: setiap 3 putaran/spiral dengan selisih 8 daun terdapat 2 daun yang sejajar ke bawah).

IDENTIFIKASI SUSUNAN DAUN KELAPA SAWIT

(4)

Daun-daun yang saling sejajar ke bawah pada setiap spiral adalah sebagai berikut:

1— 9—17—25—33— 41 2—10—18—26—34—42 3—11—19—27—35— 43 4—12—20—28—36—44 5—13—21—29—37— 45 6—14—22—30—38—46 7—15—23—31—39— 47 8—16—24—32—40—48

IDENTIFIKASI SUSUNAN DAUN KELAPA SAWIT

(5)

SUSUNAN DAUN KELAPA SAWIT DILIHAT DARI ATAS

(6)

DAUN KE 17

Pada TBM daun sampel diambil dari daun ke-9.

Pada TM daun sampel diambil dari daun ke-17.

Untuk dapat menentukan daun ke- 9 dan daun ke-17 harus dapat ditentukan terlebih dahulu pelepah kesatu (daun satu).

Daun satu adalah daun termuda, dengan ketentuan semua anak daun telah terbuka sedangkan duri masih belum terlihat.

(7)

PENENTUAN LEAF SAMPLING UNIT (LSU)

Sampel daun yang diambil harus dapat merepresentasikan kondisi hara tanaman dalam suatu areal tertentu.

Satu unit sampel daun diambil dari beberapa tanaman sample pada satu areal tertentu yang dikenal dengan Leaf Sampling Unit (LSU).

Satu LSU harus seragam dalam beberapa hal antara lain : 1. Umur tanaman

2. Jenis Tanah 3. Topografi

Luas 1 LSU adalah 20—40 ha, dianjurkan luas 1 LSU tidak boleh kurang dari 10 ha dan tidak boleh lebih dari 50 ha.

(8)

PENENTUAN LEAF SLAMPLING UNIT (LSU)

Penentuan jumlah tanaman sampel dalam 1 LSU pada luas areal yang berbeda dapat mengikuti pedoman sebagai berikut :

Luas Jumlah

(Ha) Pohon Cara Penentuan Pohon Sampel Sampel

10-15 30-41 Setiap 10 pohon interval 5 baris 16-20 30-34 Setiap 10 pohon interval 8 baris 21-30 30-41 Setiap 10 pohon interval 10 baris 31-40 30-36 Setiap 10 pohon interval 15 baris 41-50 30-34 Setiap 10 pohon interval 20 baris

(9)

TANDA PENUNJUK YANG

DIGUNAKAN PADA SAMPLING DAUN

Start awal pengambilan sampel harus dimulai dari sudut Barat-Selatan (B-S) dari setiap blok sampel.

Tanaman di sudut blok (sudut B) diberi tanda dengan tulisan “START LSU” di pangkal pelepah sebagai tanda titk awal pengambilan sampel daun.

(10)

TANDA PENUNJUK YANG

DIGUNAKAN PADA SAMPLING DAUN

Penentuan tanaman sampel dimulai dari baris ke-5 dari titik awal “start LSU”.

Tanaman di pinggir jalan pada baris ke-5 diberi tanda garis panah ke bawah

(sebagai tanda jalur masuk ke barisan sampel daun). Demikian juga untuk baris pada jalur masuk berikutnya.

(11)

TANDA PENUNJUK YANG

DIGUNAKAN PADA SAMPLING DAUN

Tanaman sampel pertama adalah tanaman ke-3 pada baris ke-5 (barisan sampel pertama).

Untuk tanaman sampel berikutnya diambil dari tanaman dengan interval 10 pokok dalam satu baris

Pada setiap tanaman sampel harus diberi nomor LSU

(12)

TANDA PENUNJUK YANG

DIGUNAKAN PADA SAMPLING DAUN

Pada tanaman di pinggir jalan pada sisi yang lain atau diujung blok pada baris ke-5 diberi tanda garis panah dengan 2 arah yaitu ke atas dan ke samping (sebagai tanda jalur keluar barisan sampel daun dan penunjuk arah menuju baris sampel berikutnya)

(13)

PENENTUAN TITIK SAMPEL PADA AREAL RATA

LSU 01

LSU 03

LSU 04

LSU 05

LSU 09

LSU 06

LSU 18 LSU 07

LSU 10

LSU 08

LSU 11

LSU 14

LSU 12

LSU 13

LSU 16

LSU 19

LSU 17

LSU 15

LSU 02

(14)

PENENTUAN TITIK SAMPEL PADA AREAL BERBUKIT CURAM DENGAN TERASAN

LSU

No. 1

LSU

No. 16 LSU

No. 4 LSU

No. 18 LSU

No. 5

LSU No. 3 LSU

No. 2 LSU

No. 17

LSU No. 6 LSU

No. 15 LSU

No. 20 LSU No. 21

LSU No. 19

LSU No. 14 LSU

No. 13 LSU

No. 22

LSU No. 7

LSU No. 8

LSU No. 9

LSU No. 10

LSU No. 12

LSU No. 11

(15)

CARA MENGAMBIL DAUN SEBAGAI SAMPEL

Pada Tanaman TM yang tinggi pelepah daun dipotong menggunakan egrek

Pada Tanaman TBM atau tanaman rendah pelepah cukup dikait dengan alat pengait

(16)

CARA MENGAMBIL DAUN SEBAGAI SAMPEL

(17)

CARA PENGAMBILAN CONTOH DAUN

ANJ Agri

(18)

CARA MENGERINGKAN CONTOH DAUN

(19)

CARA MENGERINGKAN CONTOH DAUN

Suhu 80o C selama 12 jam

(20)

CARA MENGERINGKAN CONTOH DAUN (MICROWAVE OVEN)

Sampel dibungkus dengan kantongan kain kassa

Pengeringan selama 8 menit, dengan interval sbb :

4 menit 2 menit 1 menit 1 menit

Dikeluarkan & dibolak balik Dikeluarkan & dibolak balik Dikeluarkan & dibolak balik

Dikeluarkan, dikering anginkan 10-15 menit

(21)

ALAT DAN BAHAN DALAM SAMPLING DAUN

CARA MENGERINGKAN CONTOH DAUN (MICROWAVE OVEN)

Sampel dibungkus dengan plastik polythene diberi label dan diikat dengan karet.

(22)

ALAT DAN BAHAN DALAM SAMPLING DAUN

Form pengamatan lapangan

Label LSU

Microwave OVen

Air Aquadest

ANJ Agri

(23)

TANAMAN YANG TIDAK BOLEH DIJADIKAN SAMPEL

Ciri-ciri tanaman yang tidak boleh dijadikan sebagai tanaman sampel antara lain:

1. Tanaman TBM dalam TM (sisipan) 2. Tanaman terserang hama penyakit

3. Tanaman di pinggir sungai (parit yang berair permanent).

4. Tanaman di pinggir jalan 5. Tanaman abnormal

• Pohon Gajah (Giant)

• Pohon Pisifera

• Pohon Crown Disease

• Pohon Chimaera

(24)

HAL-HAL PENTING DALAM SAMPLING DAUN

Hal - hal penting dalam pelaksanaan sampling daun :

1. Untuk dapat membandingkan hasil analisa daun, pelaksanaan sampling daun hendaknya dilakukan pada bulan yang sama setiap tahun.

2. Pelaksanaan sampling daun dilakukan mulai jam 06.30 - 13.00, tidak dibenarkan melakukan sampling daun setelah jam 13.00.

3. Apabila saat pelaksanaan sampling daun terjadi hujan deras, pengambilan sampel daun harus dihentikan, kemudian dilanjutkan esok hari.

(25)

4. Pelaksanaan sampling daun dapat dilakukan oleh tim yang terdapat dikebun. Tim tersebut sebelumnya telah dilatih oleh R&D.

5. Satu tim kecil untuk pelaksanaan sampling daun terdiri dari 3 orang, 1 orang bertugas untuk memotong daun dengan egrek, 1 orang bertugas mengumpulkan sampel daun yang sudah diambil dari pohon, dan 1 orang lagi memberi tanda pada pohon sampel dan jalur sampling

6. Pembuatan Peta LSU yang baik akan sangat membantu kelancaran pelaksanaan sampling daun di lapangan.

HAL-HAL PENTING DALAM SAMPLING DAUN

(26)

Analisa

tanah

(27)

PENGAMBILAN SAMPEL TANAH

• TUJUAN :

• Untuk mengambil contoh tanah (sample) dan menganalisa sifat fisika dan kimia tanah guna menentukan cara pengelolaan dan rekomendasi pemupukan.

• Untuk mendapatkan dasar bagi pengelompokan lahan menurut jenis tanah, kelas tanah dan status kesuburan tanah.

(28)

Standar

• Kelas lahan (berdasarkan jenis tanah) merupakan atribut setiap lahan.

• Data pH, C-organic, N-total, P tersedia, K, Mg dan Ca dapat dipertukarkan di sekitar piringan dan di sekitar penempatan pelepah pada kedalaman 0–20 cm harus ada untuk setiap lahan.

• Analisa tanah dilakukan pada interval 5 tahun.

(29)

ALAT & BAHAN PENGAMBILAN CONTOH TANAH

(30)

ALAT & BAHAN PENGAMBILAN CONTOH TANAH

(31)

PENENTUAN LOKASI PENGAMBILAN CONTOH TANAH

(32)

PENENTUAN LOKASI PENGAMBILAN CONTOH TANAH DI PIRINGAN

(33)

PENENTUAN LOKASI PENGAMBILAN CONTOH TANAH DI LUAR PIRINGAN

(34)

TEHNIK PENGAMBILAN CONTOH TANAH

(35)

20 cm

TEHNIK PENGAMBILAN CONTOH TANAH

(36)

TEHNIK PENGAMBILAN CONTOH TANAH

(37)

TEHNIK PENGAMBILAN CONTOH TANAH

(38)

HAL-HAL PENTING DALAM PENGAMBILAN CONTOH TANAH

(39)

HAL-HAL PENTING DALAM PENGAMBILAN CONTOH TANAH

(40)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, pemaafan yang dilakukan tidak hanya sekedar berdamai pada perasaan negatif atau yang disebut dengan pemaafan sepihak (McCullough, 2000), tapi juga

Secara umum efektivitas sekolah mencakup tujuh dimensi yaitu: (1) Tujuan dinyatakan dengan jelas, (2) Kepemimpinan pendidikan yang kuat, (3) Ekspektasi

Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Cintami (2010) mahasiswi psikologi IAIN Sunan Ampel menyatakan hasil yang sama bahwa anak retardasi 51.. mental di SDLB/C

Gugus fungsi yang menjadi penanda terbentuknya senyawa target adalah adanya gugus imina (-C=N-) pada produk dan hilangnya gugus amin (-NH 2 ) dan aldehid (-CH=O) yang

Tekstur tanah adalah sifat tanah yang sangat penting yang mempengaruhi sifat kimia, fisika dan biologi tanah yang berguna bagi penetrasi akar dan kemampuan pengikatan air

memahami suatu masa lah Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:1)Bagaimana penerapan metode sosiodrama dalam bidang studi Agama Islam, 2)Bagaimana

Dengan pembelajaran daring, PBBT dapat dilakukan dengan mudah meski tidak harus dengan tatap muka, baik pada saat pemberian tugas maupun penerimaan tugas sebagai