• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN JERUK MANIS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN JERUK MANIS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN JERUK MANIS DI PASAR

TRADISIONAL KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

OLEH:

ASMIDAH 090304012 AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2013

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN JERUK MANIS DI PASAR

TRADISIONAL KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

OLEH:

ASMIDAH 090304012

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh :

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

( DR. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si ) ( Ir. Hasman Hasyim, M.Si. ) NIP. 196309281998031001 NIP. 195411111981031001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2013

(3)

ABSTRAK

ASMIDAH (090304012) dengan judul skripsi “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Jeruk Manis di Pasar Tradisional Kota Medan Provinsi Sumatera Utara”. (Studi Kasus : Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota, Pasar Petisah Kecamatan Medan Petisah, dan Pasar Medan Deli Kecamatan Medan Barat). Penelitian ini dibimbing oleh bapak DR.Ir. Rahmanta Ginting, M.Si, selaku ketua komisi pembimbing skripsi dan bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si, selaku anggota komisi pembimbing skripsi.

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jeruk manis di kota medan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran jeruk manis di kota Medan Provinsi Sumatera Utara.

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode penelusuran (accidental). Adapun jumlah sampel sebanyak 60 sampel, yaitu 30 sampel pembeli jeruk manis dan 30 sampel penjual jeruk manis . Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis yang digunakan dengan uji regresi linier berganda dengan memakai uji asumsi klasik dan dengan alat bantu perangkat lunak SPSS.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penawaran jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli pedagang, biaya penjualan, dan keuntungan.

Hal ini dapat dilihat dari uji F, dimana F hitung (50,629) > F tabel (2,975) pada ∝

= 5%. Secara parsial harga beli pedagang tidak berpengaruh terhadap jumlah penawaran jeruk manis dapat dilihat pada uji t, dimana t-hitung (-0,887) < t-tabel (2,048), secara parsial biaya penjualan berpengaruh terhadap jumlah penawaran jeruk manis, dimana t-hitung (2,182) > t-tabel (2,048), dan keuntungan berpengaruh terhadap penawaran jeruk manis, dimana t-hitung (3,782) > t-tabel (2,048). Permintaan jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli konsumen, pendapatan, dan jumlah tanggungan. Hal ini dapat dilihat dari uji F, dimana F-hitung (35,388) > F-tabel (2,975) pada ∝ = 5%. Secara parsial harga beli konsumen berpengaruh terhadap jumlah permintaan jeruk manis dapat dilihat pada uji t, dimana t-hitung (4,584) > t-tabel (2,048), secara parsial pendapatan konsumen berpengaruh terhadap jumlah permintaan jeruk manis, dimana t-hitung (7,558) > t-tabel (2,048), dan jumlah tanggungan tidak berpengaruh terhadap permintaan jeruk manis, dimana t-hitung (1,143) < t-tabel (2,048).

Kata Kunci : Jumlah Permintaan, Jumlah Penawaran, Harga, Pendapatan, Biaya Penjualan, Keuntungan,

(4)

RIWAYAT HIDUP

ASMIDAH, dilahirkan di Panyabungan, Mandailing Natal pada tanggal 02 Juli 1991 dari Ayahanda Alm. H.Asrin Siregar dan Ibunda Hj. Jamilah Lubis. Penulis merupakan putri pertama dari 5 bersaudara.

Jenjang pendidikan :

1. Tahun 2003 penulis lulus sekolah dasar dari SD Negeri No. 142578 Pidoli panyabungan, Madina.

2. Tahun 2006 penulis lulus Sekolah Menengah Pertama dari SMP Negeri 1 Panyabungan, Madina.

3. Tahun 2009 penulis lulus Sekolah Menengah Atas dari SMA Negeri 1 Panyabungan Selatan, Madina.

4. Tahun 2009 penulis diterima di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur PMDK (Penelusuran Minat Dan Kemampuan).

5. Pada bulan Juli 2013 penulis mengikuti praktek kerja lapangan (PKL) di Desa Gunung Para II, Kecamatan Dolok Merawan, Kabupaten Serdang Bedagai.

6. Pada bulan April tahun 2013 penulis melakukan penelitian skripsi di pasar tradisional Kota Medan yaitu Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota, Pasar Petisah Kecamatan Medan Petisah, dan Pasar Medan Deli Kecamatan Medan Barat.

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan nikmat iman, islam, ihsan serta kesehatan, sehingga dapat menjalankan syari’at_Nya dan menjauhi segala bentuk larangan_Nya dengan penuh keridhaan. Shalawat berangkaikan salam kepada baginda Rasulullah SAW yang telah menerangi cahaya kehidupan dari alam kejahiliyahan menjadi terang-benderang dengan wahyu Al-Quran dan ilmu pengetahuan.

Syukur alhamdulillah, dengan penuh kegigihan dan kesungguhan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini adalah

“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Jeruk Manis di Pasar Tradisional Kota Medan Provinsi Sumatera Utara”.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak DR.Ir.Rahmanta Ginting, M.Si selaku ketua komisi pembimbing yang telah banyak membimbing dan memberikan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik

2. Bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si selaku anggota komisi Pembimbing yang telah banyak membimbing dan memberikan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik

3. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara, M.Ec selaku sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah memfasilitasi penulis dalam perkuliahan.

(6)

4. Ayahanda tercinta Alm. H. Asrin Siregar dan Ibunda tersayang Hj. Jamilah Lubis yang senantiasa memberikan doa, cinta, motivasi, semangat, kasih sayang, dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini, dan terus memberikan arahan mengenai arti dan tujuan hidup ini.

5. Seluruh Dosen Program dan staf pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang selama ini telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis.

6. Seluruh pegawai di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara khususnya pegawai Program Studi Agribisnis yang telah membantu seluruh proses administrasi

7. Teman-teman Program Studi Agribisnis yang sama-sama berjuang dalam meraih gelar S1 khususnya Roma, Ummul, Litna, Kiki, Sri, , uzul, Ari dan teman-teman diluar Program Studi Agribisnis yang membantu penulis untuk mencari data dan mendampingi kelapangan untuk kebutuhan penelitian yaitu Dini Aisyah, Faisal, dan Hidayah.

Akhir kata, penulis menyusun skripsi ini tentunya tidak luput dari kekurangan dan kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja, penulis mohon maaf sebesar-besarnya, untuk itu kritik dan masukan yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini nantinya. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca semua dan semoga Allah senantiasa memberikan rahmat_Nya untuk kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin.

Medan, Oktober 2013

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Tinjauan Pustaka ... 6

2.2 Landasan Teori ... 8

2.2.1 Penawaran (Supply) ... 8

2.2.2 Permintaan (Demand) ... 11

2.3 Kerangka Pemikiran ... 15

2.4 Hipotesis Penelitian ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 18

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 20

3.2 Metode Penentuan Sampel ... 20

3.3 Metode Pengumpulan Data... 21

3.4 Metode Analisis data ... 21

3.5 Definisi dan Batasan Operasional ... 29

3.5.1 Definisi ... 29

3.5.2 Batasan Operasional ... 30

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 31

4.1 Kondisi Geografis Kota Medan ... 31

4.2 Kependudukan ... 32

4.3 Penduduk Kota Medan Menurut Tingkat Pendidikan ... 33

4.4 Penduduk Kota Medan Menurut Mata Pencaharian ... 33

4.5 Penggunaan Tanah ... 35

(8)

4.6 Sarana dan Prasarana ... 35

4.7 Karakteristik Pasar (Lokasi Penelitian) di Pasar Tradisional 37 4.7.1 Karakteristik Responden (Konsumen) ... 38

4.7.2 Karakteristik Responden (Pedagang) ... 39

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

5.1 Hasil Analisis Jumlah Penawaran Jeruk Manis ... 41

5.1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Jeruk Manis ... 42

5.1.2 Interpretasi Hasil Penawaran Jeruk Manis ... 42

5.1.3 Interpretasi Model Penawaran Jeruk Manis ... 43

5.2 Hasil Analisis Jumlah Permintaan Jeruk Manis... 48

5.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jeruk Manis ... 48

5.2.2 Interpretasi Hasil Permintaan Jeruk Manis ... 49

5.2.3 Interpretasi Model Permintaan Jeruk Manis ... 50

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 56

6.1 Kesimpulan ... 56

6.2 Saran ... 57 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan Hal

1 Kurva Penawaran 9

2 Pergeseran Kurva Penawaran 10

3 Kurva Permintaan 12

4 Pergeseran Kurva Permintaan 13

5 Skema Kerangka Pemikiran 16

6 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas 46 Jumlah Penawaran

7 Histogram Uji Normalitas Jumlah Penawaran 47 8 Scatterplot Uji Normalitas Jumlah Penawaran 48 9 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas 53

Jumlah Permintaan

10 Histogram Uji Normalitas Jumlah Permintaan 54 11 Scatter Plot Uji Normalitas Jumlah Permintaan 54

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Hal

1 Konsumsi Jeruk Manis Perkapita/Tahun, Tahun 2009-2011 3

2 Produksi Jeruk di Sumatera Utara Tahun 2009-20116 4

3 Kadar Vitamin dan Zat Mineral Buah Jeruk Tiap 100 gram 7

4 Nama Pasar, Kecamatan, Luas Lahan Pasar, dan Jumlah Pedagang 19 di Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2011 5 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kot ... 33

Medan Tahun 2011 6 Penduduk Kota Medan Menurut Tingkat Pendidikan ... 33

7 Mata Pencaharian Penduduk di Kota Medan, Tahun 2011 34

8 Luas dan Penggunaan Tanah di Kota Medan, Tahun 2011 35

9 Sarana dan Prasarana di Kota Medan, Tahun 2011 ... 37

10 Hasil Analisis Jumlah Penawaran 45

11 Nilai Coefficient dan VIF Jumlah Penawaran 45

12 Hasil Analisis Jumlah Permintaan 49

13 Coefficient dan VIF Jumlah Permintaan 52

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Keterangan

1 Konsumsi Jeruk Manis Perkapita/Tahun, Tahun 2009-2011.

2 Produksi Jeruk di Sumatera Utara Tahun 2009-2011.

3 Nama Pasar, Kecamatan, Luas Lahan Pasar, dan Jumlah Pedagang di Pasar Tradisional Kota Medan.

4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Jeruk Manis.

5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jeruk Manis.

6 Biaya Penjualan Jeruk Manis di Pasar Tradisional Kota Medan.

7 Jumlah Pembelian, Harga Pembelian Pedagang, dan Biaya Pembelian Pedagang

8 Jumlah Penjualan, Harga Penjualan, dan Penerimaan 9 Hasil Analisis Regresi Penawaran Jeruk Manis.

10 Hasil Analisis Regresi Permintaan Jeruk Manis.

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sumatera Utara dikenal sebagai penghasil komoditas perkebunan dan hortikultura.

Salah satu komoditas hortikultura yang dihasilkan Sumatera Utara adalah jeruk.

Provinsi penghasil utama komoditas unggulan hortikultura yaitu Sumatera Utara, Sulawesi Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Jawa Timur dan NTT (Departemen Pertanian, 2009).

Jeruk manis dengan nama lain citrus aurantium adalah buah yang populer di masyarakat. Kandungan senyawa dalam jeruk manis yang kaya vitamin C, potassium, dan folid acid, dapat berfungsi untuk menghambat sel-sel kanker.

Selain kaya serat, buah berwarna kuning ini juga mengandung hesperidin yang mampu menurunkan resiko penyakit jantung, mencegah kolesterol, menurunkan tekanan darah, dan masih banyak manfaat buah jeruk lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh. Dalam satu buah jeruk manis ukuran sedang terdapat 16 gram karbohidrat yang mengandung 70 kalori. Karbohidrat ini penting sebagai sumber energi tubuh, terutama untuk otak. Nilai serat dalam sebuah jeruk manis setara dengan 12 persen yang dibutuhkan per hari

(Anggen, 2012).

Kebutuhan terhadap buah-buahan, seperti buah jeruk terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, tingkat pendapatan masyarakat, dan makin tingginya kesadaran masyarakat tentang pentingnya makanan bergizi.

Kebutuhan terhadap buah jeruk juga cenderung meningkat dengan adanya

(13)

kemajuan teknologi dan pengetahuan yang memungkinkan pengolahan buah- buahan lebih beragam. Hal ini berarti membuka peluang yang baik bagi petani dan pengusaha jeruk (Indriani, 1993).

Selain dipasarkan dalam bentuk segar, buah jeruk dengan bantuan tekhnologi moderen bisa diolah sedemikian rupa misalnya, minuman segar, sari buah/jus/minuman kotak, syirup, minyak wangi, jelly buah, tepung instan, sabun dan lain-lain (Departemen Pertanian, 2007).

Jeruk merupakan komoditas buah yang cukup menguntungkan untuk diusahakan.

Jika diusahakan dengan sungguh-sungguh terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan petani, seperti meningkatkan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, konsumsi buah meningkat, dan dapat menumbuh-kembangkan perekonomian regional serta peningkatan pendapatan nasional. Oleh karena itu pemacuan produksi jeruk dan perbaikan manajemen penjualan sesuai permintaan pasar akan berdampak nyata terhadap kelangsungan hidup banyak masyarakat khususnya yang mencari nafkah dibidang usaha buah jeruk (Departemen Pertanian, 2007)

Kenaikan permintaan buah jeruk dapat dilihat dengan meningkatnya konsumsi buah jeruk. Pada tabel 1 menunjukkan bahwa konsumsi jeruk manis berubah setiap tahunnya, konsumsi jeruk manis Sumatera Utara tahun 2009 sebanyak 35.112.500 kg/perkapita/tahun dan tahun 2010 sebanyak 34.397.000 kg/kapita/tahun, sehingga konsumsi jeruk tahun 2009-2010 mengalami penurunan sekitar 5,8%. Sedangkan tahun 2011 jumlah konsumsi jeruk manis sebanyak

(14)

34.715.000 kg/kapita/tahun, hal ini mengindikasikan bahwa volume konsumsi jeruk tahun 2010-2011 mengalami peningkatan sekitar 2,7%.

Tabel 1. Konsumsi Jeruk Manis Perkapita/Tahun (Kg), Tahun 2009-2011.

No. Komoditi Total Konsumsi Hortikultura Perkapita/Tahun (Kg) 2009 2010 2011

1. Jeruk Manis 35.112.500 34.397.000 34.715.000 2. Rambutan 2.782.500 2.725.800 2.751.000 3. Salak 11.262.500 11.033.000 11.135.000 4. Pepaya 24.115.000 23.623.600 23.842.000 5. Belimbing 662.500 649.000 655.000 6. Semangka 4.107.500 4.023.800 4.061.00 7. Nenas 10.997.500 10.773.400 10.873.000 8. Alpukat. 662.500 649.000 4.061.000 9. Durian 662.500 649.000 4.061.000 Jumlah 90.365.000 88.523.600 96.154.000 Sumber : Dinas Pertanian (2012).

Kenaikan jumlah penawaran yang dilakukan produsen berhubungan dengan meningkatnya permintaan konsumen terhadap buah jeruk itu sendiri. Selain karena tuntutan permintaan pasar, keuntungan yang diperoleh produsen sangat menentukan semangatnya dalam bekerja untuk lebih meningkatkan penawarannya terhadap buah jeruk.

Tabel 2 menunjukkan bahwa produksi jeruk di Medan pada tahun 2009 sebanyak 51,76 ton dan tahun 2010 sebanyak 11,80 ton, sehingga produksi jeruk mengalami penurunan dari tahun 2009-2010 sekitar 77,2%, sedangkan pada tahun 2011 produksi jeruk sebanyak 60,5 ton, hal ini mengindikasikan bahwa produksi jeruk dari tahun 2010-2011 mengalami peningkatan yang cukup tinggi sekitar 80,5 %.

(15)

Tabel 2. Produksi Jeruk di Sumatera Utara Tahun 2009-2011.

No. Kabupaten

2009 2010 2011

Produksi (Ton)

Produksi (Ton)

Produksi (Ton)

1. Medan 51,76 11,80 60,5

1. Langkat 29,45 29,60 20,0

3 D.Serdang 1.312,36 883,90 2.287.4

4. Simalungun 14104,06 11.563,70 27.164.1

5. Tanah Karo 671.100,04 744.466,80 502.493.2

6. Asahan 53,60 238,10 174.8

7. Lab. Batu 1.265.,16 - 72.9

8. Tap. Utara 11.388,15 7.480,50 4.074.7

9. Tap.Tengah 5.349,44 458,60 409.0

10. Tap.Selatan 895,81 2.512,10 6.024.8

11. Nias 474,45 66,50 258.0

12. Dairi 12.130,13 2.902,00 27.164.1

13. Teb. Tinggi - 0,50 8.2

14. Tanj. Balai 0,16 0,01 0.2

15. Binjai 39,64 29,00 25.8

16. P. Siantar - - -

17. Tobasa 291,29 569,30 1.124.9

18. Madina 4.239,69 1.780,60 1.547.5

19. P.idempuan 237,11 302,30 74.7

20. Humbahas 1.321,50 1.145,20 1.196.4

21. Pakpak Barat

- 6.378,70 11.694.0

22. Samosir 59,46 - 2.0

23. S. Bedagai 284,73 248,80 21.2

Sumber : Dinas Pertanian Sumut (2012).

Peningkatan konsumsi jeruk manis sebagai permintaan dan peningkatan produksi sebagai penawaran inilah yang mendasari sehingga peneliti merasa tertarik untuk meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran jeruk manis di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana pengaruh faktor harga beli pedagang, biaya penjualan, dan keuntungan terhadap penawaran jeruk manis di pasar tradisonal Kota Medan?

(16)

2. Bagaimana pengaruh faktor harga beli konsumen, pendapatan konsumen, dan jumlah tanggungan terhadap permintaan jeruk manis di pasar tradisonal Kota Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh faktor harga beli pedagang, biaya penjualan, dan keuntungan terhadap penawaran jeruk manis.

2. Untuk menganalisis faktor harga beli konsumen, pendapatan konsumen, dan jumlah tanggungan terhadap permintaan jeruk manis di pasar tradisional Kota Medan.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi konsumen dan pedagang jeruk yang terkait dengan permintaan dan penawaran jeruk.

2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan kepada pemerintah dalam menyusun

kebijakan yang terkait dengan komoditi jeruk.

3. Sebagai bahan referensi dan studi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Buah Jeruk

Menurut Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (2006), mengatakan bahwa tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia yaitu Asia Timur dan Tenggara.

China merupakan negara yang dipercaya sebagai tempat pertama kalinya jeruk tumbuh. Saat ini tanaman jeruk telah berkembang di seluruh dunia. Bahkan dipercayai juga bahwa tanaman jeruk tumbuh di Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu sebagai peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan jeruk keprok dari Amerika dan Italia.

Buah jeruk manis berasal dari India Timur Laut, Cina Selatan, Birma Utara, dan Cochin Cina. Yang membudidayakan pertama kali adalah orang Cina bagian Selatan. Jeruk manis dimakan sebagai buah segar atau sebagai pencuci mulut setelah makan. Negara penghasil jeruk manis yaitu Amerika Serikat, Spanyol, Italia, Brasil, Mexico, Israel, Argentina, Maroko, dan Afrika Selatan (Pracaya, 2003).

Masyarakat Indonesia umumnya mengkonsumsi jeruk dalam bentuk segar.

Konsumsi buah jeruk dapat dimakan secara langsung maupun diperas terlebih dahulu untuk diambil sarinya. Hal ini karena manfaat yang dapat diperoleh dari buah jeruk, diantaranya :

(18)

1) Sebagai makanan buah segar atau makanan olahan, dimana kandungan vitamin C yang tinggi. Tingginya kadar vitamin C pada buah jeruk memungkinkan buah jeruk dikonsumsi sebagai pencegah maupun penyembuh penyakit influenza. Buah jeruk juga mengandung zat fosfor dan zat kapur tinggi yang sangat baik untuk pertumbuhan tulang pada anak-anak.

Kadar vitamin dan mineral buah jeruk dari tiap-tiap 100 gram dapat dilihat pada tabel 4.

2) Di beberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes, alkohol dan pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk membuat minyak wangi dan sabun wangi.

3) Beberapa jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional penurun panas, pereda nyeri saluran napas bagian atas dan penyembuh radang mata.

Hasrat masyarakat, terutama petani untuk menanam jeruk cukup besar. Hal ini disebabkan karena usahatani jeruk memberi penghasilan yang cukup tinggi dibandingkan dengan tanaman lainnya. Di samping itu permintaan pasar tehadap buah jeruk terus meningkat (Joesoef, 1993).

Tabel 3. Kadar Vitamin dan Zat Mineral Buah Jeruk Tiap 100 gram

Jenis Jeruk Vit. A (I.U)

Vit. B (gamma)

Vit. C (mg)

Protein (gram)

Besi (mg)

Kapur (mg)

Pospor (mg)

Keprok 400 60 30 0,5 - 40 20

Manis 200 60 50 0,5 0,3 40 20

Nipis - 60 40 0,3 0,1 10 10

Grape fruits - 60 50 0,3 0,1 20 20

Sumber : Departemen Pertanian (2006).

(19)

Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa kandungan nutrisi seperti Vit. C dan Besi pada jeruk manis lebih tinggi dibandingkan dengan jeruk keprok yaitu sebesar 50 mgr Vit.C dan 0,3 mgr Besi pada jeruk manis, sedangkan Vit.C pada jeruk keprok sebesar 30 mgr sementara besi tidak terkandung didalamnya, kemudian kandungan kapur atau kalsium, besi, protein dan Vit. A jeruk manis lebih tinggi dibandingkan dengan jeruk nipis dan jeruk grape sebesar 40 mgr kapur 0,3 mgr besi 0,5 grm protein dan 200 grm Vit. A pada jeruk manis.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Penawaran (Supply)

Hukum penawaran menjelaskan hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah penawaran barang tersebut. Makin tinggi harga barang, makin banyak jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh para penjual, dan sebaliknya makin rendah harga suatu barang makin sedikit jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual, dengan anggapan faktor-faktor lain tidak berubah (Daniel, 2002).

Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang yang ditawarkan oleh para penjual. Dalam hukum ini dinyatakan bagaimana keinginan para penjual dalam menawarkan barangnya apabila harganya tinggi dan bagaimana pula keinginannya ketika harganya rendah (Sukirno, 2003).

(20)

Adapun bentuk kurva penawaran adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Kurva Penawaran

Dimana:

P : Harga

Q : Jumlah barang yang diminta

S : Penawaran

A : Merupakan Penawaran yang terbentuk dari pertemuan P1 dan Q1 B : Merupakan Penawaran yang terbentuk dari pertemuan P2 dan Q2

Kurva penawaran menanjak ke atas, yang menggambarkan bahwa jumlah yang ditawarkan naik dengan kenaikan harga. Penawaran (Supply) menunjukkan seluruh hubungan antara jumlah suatu komoditi yang ditawarkan dan harga komoditi tersebut, dimana variabel-variabel lain dianggap tetap. Suatu titik pada kurva penawaran menggambarkan jumlah yang ditawarkan (the quantity supplied) pada harga tersebut (Kadariah, 1994).

S P

Q

P2

P1

Q2

Q1

A

B

(21)

Pergeseran kurva penawaran dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2. Pergeseran Kurva Penawaran.

Pergeseran kurva penawaran dari kurva S ke S1 disebut dengan pergeseran kurva penawaran, menunjukkan adanya pertambahan dalam jumlah suatu barang yang ditawarkan.

Menurut (Rahardja dan Mandala, 2008), ada beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran yaitu :

1. Harga beli pedagang

Untuk mengembangkan teori tentang penentuan harga suatu komoditi, perlu dipelajari hubungan antara jumlah yang ditawarkan (the quantity supplied) dari setiap komoditi dan harga komoditi tersebut. Suatu teori ekonomi dasar menjelaskan bahwa makin tinggi harga suatu komoditi, makin banyak jumlah barang yang ditawarkan. Sebabnya ialah karena keuntungan yang dapat diperoleh dari produksi suatu komoditi akan naik jika harga tersebut naik, demikian juga sebaliknya, sedangkan input yang dipakainya tetap.

B A

S

Q1 Q2

Q S1 P

P1

P2

(22)

2. Biaya penjualan

Biaya penjualan merupakan biaya yang dikeluarkan produsen untuk menghasilkan ouput barang dan jasa. Apabila variabel-variabel lain dianggap tetap, maka makin tinggi biaya produksi yang dipakai dalam produksi suatu komoditi, makin kecil keuntungan yang diperoleh dari produksi komoditi tersebut.

Kenaikan dalam biaya penjualan akan menggeser kurva penawaran ke kiri, yang menunjukkan bahwa semakin sedikit jumlah yang ditawarkan pada setiap harga tertentu. Penurunan dalam biaya akan menggeser kurva penawaran ke kanan

3. Keuntungan

Produsen dianggap selalu bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan. Artinya bahwa produsen selalu memilih tingkat output yang dapat memberikan keuntungan maksimum. Keuntungan diperoleh dari total penerimaan dikurangi total biaya yang dikeluarkan oleh produsen.

2.2.2 Permintaan (demand)

Menurut Daniel (2002), permintaan (Demand) adalah jumlah barang yang diminta oleh konsumen pada suatu pasar. Sementara pasar adalah tempat terjadinya transaksi antara produsen dan konsumen atas barang – barang ekonomi. Sebagian ahli mengatakan bahwa pengertian permintaan adalah jumlah barang yang sanggup dibeli oleh para pembeli pada suatu tempat dan waktu tertentu dengan harga yang berlaku pada saat itu.

Menurut Sudarsono (1990), Tenaga beli seseorang tergantung atas dua unsur pokok yaitu pendapatan yang dibelanjakan dan harga barang yang dikehendaki.

Apabila jumlah pendapatan yang dibelanjakan oleh seseorang berubah maka

(23)

jumlah barang yang diminta juga akan berubah demikian juga halnya harga barang yang dikehendaki juga dapat berubah. Secara matematis pengaruh perubahan harga dan pendapatan terhadap jumlah yang diminta dapat diketahui secara serentak.

Menurut Sukirno (2003), Hukum Permintaan pada hakekatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan: “Semakin rendah harga suatu barang maka semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut”.

Adapun bentuk kurva permintaan adalah sebagai berikut :

Gambar 3. Kurva Permintaan Dimana:

P : Harga

Q : Jumlah barang yang diminta D : Permintaan

A : Merupakan Permintaan yang terbentuk dari pertemuan P1 dan Q1 B : Merupakan Permintaan yang terbentuk dari pertemuan P2 dan Q2

D P

P2

P1

Q Q1

Q2

A B

(24)

Menurut Hanafie (2010), kurva permintaan bergerak turun dari kiri atas ke kanan bawah (menurut kebiasaan internasional, harga diukur pada sumbu tegak P dan jumlah diukur pada sumbu horizontal Q). Kurva permintaan pasar diperoleh dari penjumlahan berbagai jumlah barang yang mau dibeli oleh sekian banyak konsumen pada masyarakat dengan harga tertentu.

Menurut Kadariah (1994), Kurva permintaan menggambarkan hubungan antara jumlah yang diminta dan harga, dimana semua variabel lainnya dianggap tetap (ceteris paribus), kurva ini memiliki slope negatif, yang menunjukkan bahwa jumlah yang diminta (the quantity demanded) naik dengan turunnya harga.

Gambar 4. Pergeseran Kurva Permintaan

Pergeseran kurva permintaan ke kanan dari kurva Dbergeser ke D1 menunjukkan bahwa adanya pertambahan dalam permintaan suatu barang yang dapat disebabkan oleh adanya perubahan faktor-faktor diluar harga barang itu sendiri misalnya: pendapatan, jumlah penduduk, selera, dan lain-lain (Nuraini, 2006).

Menurut Pracoyo (2006), ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan yaitu: 1. Harga barang itu sendiri

Q

Q Q2

D D1

P1

P2

P

A B

(25)

Naik turunnya harga barang/jasa akan mempengaruhi banyak/sedikitnya terhadap jumlah barang yang diminta. Kuantitas akan menurun ketika harganya meningkat dan kuantitas yang diminta meningkat ketika harganya menurun, dapat dikatakan kuantitas yang diminta berhubungan negatif (negatively related) dengan harga.

Sesuai dengan hukum permintaan hubungan antara harga barang dan jumlah yang diminta adalah negatif. Bila harga naik maka permintaan turun dan sebaliknya bila harga turun permintaan akan naik dengan asumsi ceteris paribus. Dengan demikian perubahan harga terhadap permintaan mempunyai arah yang berkebalikan.

2. Pendapatan

Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi/rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan. Jika permintaan terhadap sebuah barang berkurang ketika pendapatan berkurang, maka barang tersebut dinamakan barang normal (normal goods).

Hubungan antara pendapatan dengan jumlah barang yang diminta adalah positif.

Bila pendapatan seseorang/masyarakat meningkat maka akan meningkatkan permintaan terhadap suatu barang.

3. Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan akan mempengaruhi jumlah permintaan terhadap suatu barang. Semakin banyak tanggungan, maka jumlah permintaan akan semakin meningkat. Hal ini berkaitan dengan usaha untuk memenuhi kecukupan kebutuhan setiap individu yang ada di suatu tempat.

(26)

2.3 Kerangka Pemikiran

Pedagang jeruk manis melakukan penawaran di pasar tradisional. Penawaran yang dilakukan oleh pedagang dipengaruhi oleh harga beli pedagang, biaya produksi penjualan, dan keuntungan. Faktor-faktor ini juga akan dilihat apakah memang berpengaruh terhadap penawaran jeruk manis.

Jeruk manis sangat disukai oleh konsumen pada saat ini baik dalam bentuk buah segar maupun diolah seperti sari buah/jus, syirup, minyak wangi, jelly buah, tepung instan, sabun dan lain-lain. Konsumen jeruk manis adalah mereka yang melakukan kegiatan pembelian (mengkonsumsi) jeruk manis untuk memenuhi kebutuhannya.

Adapun yang mempengaruhi permintaan jeruk manis adalah harga beli konsumen, pendapatan rata-rata per bulan, dan jumlah tanggungan. Untuk itu maka faktor- faktor ini perlu diteliti apakah memang benar berpengaruh terhadap permintaan jeruk manis.

(27)

Secara skematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 5. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan :

: menyatakan hubungan : menyatakan pengaruh

Pedagang Jeruk Manis

Penawaran Jeruk Manis Faktor – faktor yang

mempengaruhi :

1. Harga beli pedagang 2. Biaya Penjualan 3. Keuntungan

Pasar

Permintaan Jeruk Manis Faktor-faktor yang

mempengaruhi :

1. Harga beli konsumen 2. Pendapatan rata-rata/bln 3. Jumlah tanggungan

Konsumen Jeruk Manis

(28)

2.4 Hipotesis Penelitian

1. Harga beli pedagang, biaya penjualan, dan keuntungan berpengaruh nyata terhadap jumlah penawaran jeruk manis.

2. Harga beli konsumen, pendapatan rata-rata konsumen, dan jumlah tanggungan berpengaruh nyata terhadap jumlah permintaan jeruk manis.

(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penetuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian permintaan dan penawaran jeruk manis yaitu di Kota Medan, dengan pertimbangan daerah ini merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Utara, kota yang penduduknya terbanyak di Sumatera Utara yaitu sekitar 2.117.224 jiwa dan merupakan pusat perdagangan. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) dibeberapa pasar tradisional yang ada di Kota Medan. Pasar tradisional yang dipilih sebagai lokasi penelitian adalah Pusat Pasar yang berada di Kecamatan Medan Kota, Pasar Petisah di Kecamatan Medan Petisah, dan Pasar Medan Deli di Kecamatan Medan Barat.

Alasan memilih lokasi penelitian karena ketiga pasar tersebut mempunyai luas lahan pasar (m2) yang terluas diantara semua pasar tradisional serta memiliki jumlah pedagang terbanyak diantara semua pedagang yang berada di pasar tradisional Kota Medan.

Berdasarkan data dari PD Pasar Kota Medan bahwa Pusat Pasar yang berada di Kecamatan Medan Kota memiliki luas lahan sekitar 41.091,00 m2 dan jumlah pedagang sebanyak 2.560 pedagang, Pasar Petisah di Kecamatan Medan Petisah memiliki luas lahan sekitar 24.256,00 m2 dan jumlah pedagang sebanyak 2.409 pedagang, serta Pasar Medan Deli di Kecamatan Medan Barat memiliki luas lahan sekitar 8.500,00 m2 dan jumlah pedagang sebanyak 1.203 pedagang di Kota Medan.

(30)

Tabel 4. Nama Pasar, Kecamatan, Luas Lahan Pasar, dan Jumlah Pedagang di Pasar Tradisional Kota Medan.

No Nama Pasar Kecamatan Luas Lahan Pasar (m2)

Jumlah Pedagang

1. Pusat Pasar Medan Kota 41.091,00 2.560

2. Halat Medan Barat 5.851,20 576

3. Bakti Medan Area 3.863,16 533

4. Sukarame Medan Area Kebakaran tanggal 17 Okrober 2010

950

5. Titi Kuning Medan Johor 5.519,30 356

6. Kemiri Medan Kota 1.030,00 228

7. Kampung Baru Medan Maimun 360,10 70

8. Timah Medan Area 2.022,00 336

9. Sambu Medan Timur 3.456,00 780

10. Sambas Medan Kota 2.258,03 644

11. Petisah Medan Petisah 24.256,00 2.409

12. Sei Sikambing Medan Helvetia 6.166,00 794

13. Muara Takus Medan Polonia 3.950,10 216

14. Desa Lalang Medan Sunggal 5.358,00 719

15. Sunggal Medan Baru 943,65 93

16. Padang Bulan Medan Tuntungan 2.756,60 595

17. Simalingkar Medan Johor 7.370,43 940

18. Kwala Bekala Medan Helvetia 5.975,03 681

19. Helvetia Medan Tembung 5.630,86 1.142

20. Aksara Medan Petisah 3.435,20 816

21. Khandak Medan Perjuangan 1.210,34 100

22. Sentosa Baru Medan Barat 1.628,20 167

23. Glugur Medan Timur 3.171,00 384

24. Pendidikan Medan Barat 2.013,12 579

25. Medan Deli Medan Barat 8.500,00 1.203

26. Martubung Medan Labuhan 5.000,00 -

27. Titi Papan Medan Labuhan 3.986,93 115

28. Labuhan Medan Labuhan 3.666,00 457

29. Paus Medan Belawan 2.215,57 269

30. Jawa Medan Belawan 2.707,40 418

31. Kapuas Medan Belawan 1.965,45 114

32. Pisang Medan Belawan 1.251,00 125

Sumber: Direksi PD.Pasar Kota Medan (2010).

3.2 Metode Penentuan Sampel.

Metode penentuan sampel dilakukan dengan metode Accidental (penelusuran).

Pengambilan responden melalui metode ini adalah konsumen yang sedang membeli jeruk manis dan penjual yang sedang menjual jeruk manis yang dijumpai

(31)

di daerah penelitian untuk meminta pendapat mereka mengenai hal yang dibutuhkan untuk kelancaran penelitian ini.

Dari seluruh populasi penduduk Kota Medan diambil 60 sampel yaitu 30 sampel pembeli jeruk manis dan 30 sampel penjual jeruk manis. Berdasarkan teori penarikan contoh sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah ≥ 30 sampel karena bagaimanapun bentuk populasi teori penarikan sampel menjamin akan diperolehnya hasil yang memuaskan dan untuk penelitian yang menggunakan analisa statistik, ukuran sampel paling minimum 30 (Walpole, 1992).

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan di pasar tradisional serta wawancara kepada konsumen dan pedagang dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait seperti Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik (BPS), Direksi PD Pasar, dan dari literatur serta sumber pendukung lainnya.

3.4 Metode Analisis Data

Setelah data dikumpulkan dan ditabulasi, selanjutnya dianalisis sesuai dengan hipotesa yang akan diuji.

1). Hipotesis 1 diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan alat bantu SPSS. Data yang dibutuhkan adalah harga beli pedagang, biaya penjualan, dan jumlah pedagang dengan menggunakan rumus :

Y = a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + µ

(32)

Keterangan :

Y = Jumlah penawaran jeruk manis (Kg/bln)

a = Koefisien intersep (konstanta), yaitu nilai Y jika X1, X2, dan X3 = 0

b1, b2, b3 = Koefisen Regresi, yaitu nilai yang menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel Y yang didasarkan pada variabel bebas X1, X2, dan X3) X1 = Harga beli pedagang (Rp/kg/bln)

X2 = Biaya penjualan (Rp/bln) X3 = Keuntungan (Rp/kg/bln) µ = Kesalahan pengganggu

Pengambilan keputusan :

Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit)

Koefisien Determinasi (Goodness of Fit), yang dinotasikan dengan R2, merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi. Atau dengan kata lain angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data yang sesungguhnya.

Nilai Koefisien Determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Bila nilai Koefisien Determinasi sama dengan 0 (R2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan demikian baik atau

(33)

buruknya suatu persamaan regresi ditentukan oleh R2 –nya yang mempunyai nilai antar nol dan satu.

Uji F (Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk menguji apakah sekelompok variabel bebas (independent variable) secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap penawaran jeruk

manis sebagai variabel terikat (dependent variable). Hipotesis yang diajukan adalah:

H0 : Variabel bebas secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel terikat.

H1 : Variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel terikat.

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan F tabel, yaitu dengan kriteria:

- Jika F hitung ≥ F tabel, maka H0 ditolak ; H1 diterima - Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima ; H1 ditolak

Uji t (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk menguji nyata atau tidaknya pengaruh variabel bebas (independent variable) secara individu terhadap penawaram jeruk manis sebagai variabel terikat (dependent variable). Hipotesis yang diajukan adalah:

H0 : Variabel bebas secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

H1 : variabel bebas secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai T hitung dengan T tabel, yaitu dengan kriteria:

(34)

- Jika t hitung ≥ t tabel, maka H0 ditolak ; H1 diterima - Jika, t hitung < t tabel, maka H0 diterima ; H1 ditolak

Uji Asumsi Klasik.

Penggunaan kriteria ini dalam pengujian hipotesis adalah untuk memutuskan sejauh mana model estimasi mempunyai sifat- sifat yang tidak biasa, efisien, dan konsisten. Sifat- sifat ini akan terpenuhi apabila model estimasi memenuhi asumsi- asumsi yang diisyaratkan dalam model regresi linier klasik, dimana antara lain tidak ada gejala multikolineritas, heteroskedastisitas, dan normalitas.

- Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah keadaan di mana ada hubungan linear secara sempurna atau mendekati sempurna antara variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah yang terbebas dari masalah Multikolinearitas.

Konsekuensi adanya Multikolinearitas adalah koefisien korelasi tidak tertentu dan kesalahan menjadi sangat besar atau tidak terhingga.

Variabel yang menyebabkan Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau VIF yang lebih besar dari 10 (Priyatno, 2011).

- Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi Heteroskedastisitas. Pengambilan keputusannya adalah:

 Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebur kemudian menyempit), maka terjadi Heteroskedastisitas.

(35)

 Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Dari output regresi (pada Chart) titik-titik tidak membentuk pola yang jelas, dan titi-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas dalam model regresi (Priyatno, 2011).

- Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang dianalisis telah mewakili populasi atau belum. Dengan diketahuinya kenormalan distribusi akan dapat dilakukan analisis lebih lanjut. Pada penelitian dimana data yang tersedia memiliki distribusi normal, akan mampu menghasilkan persamaan regresi yang dapat menjelaskan variabel terikat secara lebih tepat.

Model regresi baik jika memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, salah satu caranya adalah dengan melihat grafik histogram. Jika variabel berdistribusi normal hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak menceng ke kiri dan menceng ke kanan (Helmi dan Muslich, 2011).

2). Hipotesis 2 diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan alat bantu SPSS. Data yang dibutuhkan adalah harga beli konsumen, pendapatan rata-rata/bln, dan jumlah tanggungan dengan menggunakan rumus:

Y = a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + µ.

(36)

Keterangan:

Y = Jumlah permintaan jeruk manis (Kg/bln)

a = Koefisien intersep (konstanta), yaitu nilai Y jika X1, X2, dan X3 = 0

b1, b2, b3 = Koefisen Regresi, yaitu nilai yang menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel Y yang didasarkan pada variabel bebas X1, X2, dan X3) X1 = Harga beli konsumen (Rp/kg/bln)

X2 = Pendapatan rata-rata (Rp/bln) X3 = Jumlah tanggungan (Jiwa)

µ = KesalahaPengambilan keputusan :

Uji F (Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk menguji apakah sekelompok variabel bebas (independent variable) secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap permintaan jeruk

manis sebagai variabel terikat (dependent variable).

Hipotesis yang diajukan adalah:

H0 : Variabel bebas secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel terikat.

H1 : Variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel terikat.

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung

dengan F tabel, yaitu dengan kriteria:

- Jika F hitung ≥ F tabel, maka H0 ditolak ; H1 diterima - Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima ; H1 ditolak

(37)

Uji t (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk menguji nyata atau tidaknya pengaruh variabel bebas (independent variable) secara individu terhadap permintaan jeruk manis sebagai variabel terikat (dependent variable). Hipotesis yang diajukan adalah:

H0 : Variabel bebas secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

H1 : Variabel bebas secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, yaitu dengan kriteria:

- Jika t hitung ≥ t tabel, maka H0 ditolak ; H1 diterima - Jika, t hitung < t tabel, maka H0 diterima ; H1 ditolak

Uji Asumsi Klasik.

Penggunaan kriteria ini dalam pengujian hipotesis adalah untuk memutuskan sejauh mana model estimasi mempunyai sifat- sifat yang tidak biasa, efisien, dan konsisten. Sifat- sifat ini akan terpenuhi apabila model estimasi memenuhi asumsi- asumsi yang diisyaratkan dalam model regresi linier klasik, dimana antara lain tidak ada gejala multikolineritas, heteroskedastisitas, dan normalitas.

- Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah keadaan di mana ada hubungan linear secara sempurna atau mendekati sempurna antara variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah yang terbebas dari masalah Multikolinearitas.

Konsekuensi adanya Multikolinearitas adalah koefisien korelasi tidak tertentu dan kesalahan menjadi sangat besar atau tidak terhingga.

(38)

Variabel yang menyebabkan Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau VIF yang lebih besar dari 10 (Priyatno, 2011).

- Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi Heteroskedastisitas. Pengambilan keputusannya adalah:

 Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebur kemudian menyempit), maka terjadi Heteroskedastisitas.

 Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Dari output regresi (pada Chart) titik-titik tidak membentuk pola yang jelas, dan titi-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas dalam model regresi (Priyatno, 2011).

- Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang dianalisis telah mewakili populasi atau belum. Dengan diketahuinya kenormalan distribusi akan dapat dilakukan analisis lebih lanjut. Pada penelitian dimana data yang tersedia memiliki distribusi normal, akan mampu menghasilkan persamaan regresi yang dapat menjelaskan variabel terikat secara lebih tepat.

Model regresi baik jika memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, salah satu caranya adalah

Gambar

Gambar  Scatterplot  8  dapat  dilihat  bahwa  memiliki  aturan  jarak  titik-titik  (gradient  antara  probabilita  kumulatif    observasi  dan  probabilita  kumulatif  harapan)  berada  sepanjang  garis,  maka  residual  mengikuti  distribusi  normal
Gambar  Scatterplot  diatas  memiliki  aturan  jarak  titik-titik  (gradient  antara  probabilita  kumulatif    observasi  dan  probabilita  kumulatif  harapan)  berada

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Global engagement effort on AMR to garner multi sectoral support for the High level Meeting &amp;declaration on AMR at the UNGA.. What have we learned from

[r]

Pada hari ini Jumat tanggal Dua Puluh Satu bulan Oktober tahun 2016, yang bertanda tangan dibawah ini Pokja ULP Barang/Jasa Pembuatan Talud dan Perataan Halaman RKB

[r]

Sehubungan dengan telah dilaksanakan Evaluasi Penawaran dari perusahaan yang saudara pimpin, maka dengan ini kami mengundang saudara dalam kegiatan Pembuktian

Sebagai generasi penerus, tugas kita sebagai seorang pelajar adalah seperti dibawah ini,.. kecuali

Peningkatan NPL disebabkan oleh presentase peningkatan total kredit bermasalah lebih besar dibandingkan presentase peningkatan total kredit yang disalurkan, akibatnya