• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUKUM DAN MASYARAKAT. Dr. Mulyanto, S.H., M.Hum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUKUM DAN MASYARAKAT. Dr. Mulyanto, S.H., M.Hum"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

HUKUM DAN MASYARAKAT

Dr. Mulyanto, S.H., M.Hum

(2)

Apa itu Paradigma ?

Ada dua rombongan turis Taiwan datang ke sebuah pulau di Jepang, kondisi jalan sangat buruk, lubang dimana-mana…

Seorang guide minta maaf dan mengatakan bah wa jalan itu seperti orang bopeng.

Guide yang kedua, dengan puitis berkata, “Bapak Ibu, inilah jalan lesung pipit

yang terkenal itu”.

(3)

Look at this picture: what do you see?

Images nearby ... and far away

(4)

And here:

How many hidden images?

Horse Bear

Lion Eagle

Wolf Father Woman And ???

(5)
(6)

Hukum

Tingkah laku/gejala sosial (law in action, optik deskriptif)

Norma/kaidah (law in the books, optik preskripsi)

Isi:

Suruhan Larangan kebolehan

(7)

Roscoe Pound

Hukum adalah alat untuk mengubah

memperbaiki keadaan masyarakat (law is social engineering)

Land

Hukum adalah keseluruhan peraturan yang bersifat memaksa untuk melindungi kepentingan manusia

Mayers

Hukum adalah keseluruhan norma atau kaidah dan penilaian yang berhubungan dengan

perbuatan manusia sebagai anggota masyarakat dan yang harus diperhatikan oleh penguasa dalam melaksanakan tugasnya.

(8)

Soetandyo Wignjosoebroto :

Hukum adalah asas-asas kebenaran dan keadilan yang bersifat kodrati dan berlaku universal (law as what ought to be).

Hukum adalah norma-norma positif di dalam sistem perundang- undangan hukum nasional.

5 Konsep Hukum

(9)

Hukum adalah apa yang diputuskan oleh hakim in concreto, tersistematisasi sbg judge made law.

Hukum adalah pola perilaku sosial yang terlembaga eksis sebagai variabel sosial yang empiris.

Hukum adalah manifestasi makna-makna simbolik para perilaku sosial sebagai tampak dalam interaksi antar mereka.

(10)

Soerjono Soekanto

Hukum dalam arti ilmu (pengetahuan)

Hukum dalam arti disiplin atau sistem ajaran tentang kenyataan

Hukum dalam arti kaedah atau norma

Hukum dalam arti tata hukum atau hukum posistif Hukum dalam arti keputusan pejabat

Hukum dalam arti petugas

Hukum dalam arti proses pemerintahan

Hukum dalam arti perilaku yang teratur dan ajeg Hukum dalam arti jalinan nilai-nilai

(11)

Meliputi

Ilmu-ilmu yang mencakup normwissenschaft atau sollenwissenschaft dan tatsacheneissenschaft.

Yang pertama mencakup ilmu tentang kaidah dan ilmu pengertian (dogmatik hukum);

Yang kedua mencakup sosiologi hukum, antropologi hukum, psikologi hukum, sejarah hukum dan perbandingan hukum (ilmu kenyataan hukum)

Politik hukum, yang mencakup kegiatan memilih nilai-nilai serta menterapkan nilai-nilai

Filsafat hukum, yang kegiatannya mencakup perenungan nilai-nilai, perumusan nilai-nilai serta penyerasian nilai-nilai.

(12)

Pohon ilmu (Science tree)

Disiplin Dasar

Filsafat hukum, sosiologi dan antropologi hukum, psikologi hukum, sejarah hukum dan perbandingan hukum

Disiplin Pokok

Ilmu Kaedah, ilmu tentang pengertian (Dogmatik hukum)

Disiplin Cabang

Ilmu hukum tata negara, ilmu hukum administrasi negara, ilmu hukum pribadi, ilmu hukum harta kekayaan, ilmu hukum keluarga, ilmu hukum waris, ilmu hukum pidana.

(13)

KONSEP DASAR SOSIOLOGI HUKUM

 SOSIOLOGI : mempelajari masyarakat dlm

konteks hubungan atau interaksinya antar warga.

 ILMU HUKUM : mempelajari sekumpulan aturan- aturan untuk membimbing perilaku manusia yang diterapkan & ditegakkan diantara anggota

masyarakat (Negara).

 SOSIOLOGI HUKUM : Ilmu pengetahuan ttg interaksi manusia yg berkaitan dg hukum dlm kehidupan bermasyarakat. Sosiologi hukum sbg pengetahuan yg bersifat multi disipliner

approach.

(14)

“ubi societas ibi ius “

(dimana ada masyarakat, disitu ada hukum)

Manusia adalah makhluk yang mempunyai hasrat hidup bersama (zoon politicon) bahwa manusia itu sebagai makhluk yang selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainya

Adagium hukum tsb menyiratkan bahwa masyarakat tidak akan

dapat hidup tanpa adanya suatu tatanan atau keteraturan (hukum).

Terminologi hukum harus dimaknai secara luas, tidak hanya sebatas sebuah aturan tertulis saja ( undang-undang), tetapi juga hukum tak tertulis yang berkembang di dalamasyarakat dan telah

mengatur suatu tatanan kehidupan dalam mayarakat itu

(15)

Konsep “the living law” (hukum yang hidup‟): Eugen Ehrlich 1913

Melalui “living law’, Ehrlich menunjukkan bahwa

kebermaknaan hukum tidak terletak pada proses formal pembentukannya, melainkan ketika hukum menyatu dengan praktik dan interaksi sosial.

Ehrlich menyatakan bahwa “At the present as well as at any

other time, the center of gravity of legal development lies

not in legislation, not in judicial decisions, but in society

itself” (Pada saat ini maupun pada waktu lainnya, pusat dari

pengembangan hukum tidak terletak pada undang-undang,

bukan pada keputusan pengadilan, tetapi dalam masyarakat

itu sendiri)

(16)

Emmanuel Kant,

Hukum sebagai keseluruhan kondisi-kondisi dimana terjadi

kombinasi antara keinginan2 pribadi seseorang dengan keinginan2 pribadi orang lain, sesuai dG hukum-hukum ttg kemerdekaan.

Artinya hukum dan masyarakat mrpkn bangunan yang terus

berkembang dan tidak terjebak kepada bentuk normatif yang mati rasa.

Pandangan hukum yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat

Teori hukum alam selalu menuntun kembali sekalian wacana dan institusi hukum kepada basisnya yang asli, yaitu dunia manusia dan masyarakat.

Kebenaran hukum tidak dapat dimonopoli atas nama otoritas para pembuatnya, seperti pada aliran positivisme, melainkan kepada asalnya yang otentik…norma hukum alam, kalau boleh disebut demikian, berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan cita-cita keadilan yang wujudnya berubah-ubah dari masa ke masa.

(17)

Tujuan hukum dalam masyarakat :

Sebagai alat pengatur tata tertib hubungan masyarakat: hukum berfungsi menunjukkan manusia mana yang baik, dan mana yang buruk, sehingga segala sesuatu dapat berjalan tertib dan teratur.

Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir dan batin:

hukum dapat memberi keadilan, dalam arti dapat menentukan siapa yang salah, dan siapa yang benar, dapat memaksa agar peraturan dapat ditaati dengan ancaman sanksi bagi pelanggarnya.

Sebagai sarana penggerak pembangunan: daya mengikat dan

memaksa dari hukum dapat digunakan atau didayagunakan untuk menggerakkan pembangunan. Hukum adalah alat untuk membuat masyarakat yang lebih baik.

Sebagai penentuan alokasi wewenang secara terperinci siapa yang boleh melakukan pelaksanaan (penegak) hukum, siapa yang harus menaatinya, siapa yang memilih sanksi yang tepat dan adil: seperti konsep hukum konstitusi negara

(18)

Satjipto Rahardjo (Begawan Sosiologi Hukum UNDIP) Hukum Progresif

Berfikir secara progresif berarti harus berani keluar dari

mainstream pemikiran absolutisme hukum, kemudian menempatkan hukum dalam persoalan kemanusiaan.

Bekerja berdasarkan pola pikir atau paradigma hukum progresif akan melihat faktor utama dalam hukum itu adalah manusia,

sedangkan paradigma hukum yang positivisme meyakini kebenaran hukum atas manusia. Manusia boleh dimarjinalkan asalkan hukum tegak. Sebaliknya paradigma hukum progresif berfikir bahwa justru hukumlah yang harus dimarjinalkan untuk mendukung proses

eksistensi kemanusiaan, kebenaran, dan keadilan.

Agenda utama hukum progresif adalah menempatkan manusia sebagai sentralisasi utama perbincangan tentang hukum. Bagi

hukum progresif hukum adalah untuk manusia dan bukan sebaliknya

(19)

Definisi Sosiologi Hukum

 Secara analitis dan empiris mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala sosial (Soerjono Soekanto)

 Pengetahuan hukum terhadap pola perilaku masyarakat dalam konteks sosialnya (Satjipto Rahardjo)

 Hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala sosial secara empiris analitis (R. Otje Salman)

 Sosiologi hukum mempelajari kehidupan hukum yang ada di

tengah-tengah masyarakat dan tidak akan pernah puas kalau

hanya mempelajari hukum sebagai aturan tertulis dalam kitab

undang-undang (Soetandyo Wignjosoebroto)

(20)

Sosiologi Hukum

Sociology of law

Kajian Ilmu sosial tentang hukum (social science on law) khususnya sosiologi hukum (Sociology of law)

Sosiologi dg fokus kajiannya masalah kehidupan hukum

Berkembang di tradisi Eropa (Civil Law) dg tokoh-tokoh (sosiolog) Karl Marx, Henry S. Maine, Emile

Durkheim dan Max Weber

Tradisi hakim sbg penemu hukum sebagai corong/mulut yg

membunyikan bunyi UU

Membahas ketertiban sosial

termasuk kaidah hukum khususnya variabel pnyebab bukan teknik,

sistematika hukumnya

Pendekatan analitis deskriptif

Sociological Jurisprudence

Mazab Sociological jurisprudence tumbuh dilingkungan kajian ilmu hukum (Jurisprudence)

Aliran sosiologis dalam ilmu hukum

Berkembang diAmerika dg tradisi Common Law (anglo Saxon) dg tokoh hakim Oliver W. Holmes, Benjamin N. Cardozo dan Roscoe Pound (Dekan, Guru Besar Hukum Universitas Harvard)

Tradisi jugde made law (hakim

menciptakan hukum, bukan sekedar menemukan hukum

Membahas kaidah hukum dengan pendekatan multidisipliner

(komprehensif)

Pendekatan analitis evaluatif

(21)

Metode kajian Sosiologi Hukum

 Karena sosiologi hukum mrpkn cabang sosiologi, maka metode kajiannya dg pendekatan sosiologi

yakni melihat objek kajian dg kacamata penglihatan deskriptif

 Memahami objek tanpa memberika ihwal apa-apa tentang baik buruknya (bebas nilai)

 Hanya memberikan keadaan kualitas dan/atau

kuantitas objek sebagaimana “apa adanya”.

(22)

Objek (paradigma) Sosiologi Hukum

Berhukum adalah medan pergulatan dan perjuangan manusia. Bekerjanya hukum seyogyanya dilihat dalam konteks yg lebih besar…Hukum tidak ada untuk diri dan

keperluannya sendiri, melainkan untuk manusia, khususnya kebahagiaan manusia (Prof Satjipto Rharjo)

Hukum sbg government’s social control (D. Black)

Hukum hendaknya memilih hakikatnya sebuah objek studi yg

interdisipliner…Keragaman aspek dari hukum itu tidak dapat

dijelaskan tanpa memanfaatkan disiplin ilmu pengatahuan

lain spt antropologi, sosiologi dsb (Prof Esmi Warassih, Guru

Besar Sosiologi UNDIP)

(23)

Ruang Lingkup Sosiologi Hukum

 Pola-pola perikelakuan (hukum) warga masyarakat

 Hubungan timbal balik antara perubahan-perubahan dalam hukum dengan perubahan-perubahan sosial budaya

 Sosiologi Hukum meneliti mengapa manusia patuh

pada hukum, mengapa dia gagal mentaati hukum,

serta faktor-faktor sosial yang mempengaruhinya

(24)

Masalah-masalah yang disoroti Sosiologi Hukum

 Hukum dan Sistem Sosial Masyarakat

 Persamaan dan Perbedaan sistem-sistem hukum

 Sifat sistem hukum yang dualistis

 Hukum dan kekuasaan

 Hukum dan nilai-nilai sosial budaya

 Kepastian hukum dan keadilan

 Peranan hukum sebagai alat untuk mengubah masyarakat

 Dan sebagainya

(25)

Guna Sosiologi Hukum

 Sosiologi Hukum berguna untuk memberikan kemampuan-kemampuan bagi pemahaman terhadap hukum dalam konteks sosial

 Pengunaan konsep-konsep sosiologi hukum dapat memberikan kemampuan untuk mengadakan

analisis terhadap efektifitas hukum dalam masyarakat

 Sosiologi Hukum memberikan kemampuan untuk

mengadakan evaluasi terhadap efektivitas hukum

di dalam masyarakat

(26)

MANFAAT MEMPELAJARI SOSIOLOGI HUKUM

 Mengetahui dan memahami perkembangan hukum positif (tertulis/tdk tertulis) di dalam masyarakat.

 Mengetahui efektifitas berlakunya hukum positif di dalam masyarakat.

 Mampu menganalisis penerapan hukum di dalam masyarakat.

 Mampu mengkonstruksikan fenomena hukum yg terjadi di masyarakat.

 Mampu mempetakan masalah-masalah sosial dalam kaitan dengan penerapan hukum di masyarakat.

(Baca Sosiologi, Hukum dan Sosiologi Hukum. B.R. Rijkschroeff)

(27)

KONSEP KEBENARAN

KEBENARAN :

 Absolut (kitab suci).

 Otoriter (kekuasaan)

 Mistik (Dewa, Paranormal, Dukun dll).

 Ilmiah (pakar, ilmuwan).

KEBENARAN HUKUM → Normatif

KEBENARAN SOSIOLOGIS → Bebas Nilai (values free) FAKTA SOSIAL

KEBENARAN SOSIOLOGI HUKUM

NORMA-NORMA Tidak sama dg kebenaran hukum

(Baca Sosiologi Moralitas, Taufik Abdullah)

(28)

STRUKTUR/SUSUNAN ILMU

 Struktur ilmu diilustrasikan sebagai sebuah limas atau piramid.

 Pada bagian dasar terdiri atas fakta-fakta, kemudian ke

bagian atas terdiri atas: klasifikasi, definisi, hipotesa,

hukum, dan teori pada bagian puncaknya.

(29)

TEORI

 Memahkotai sistem ilmiah

 Terdiri atas hukum-hukum ilmiah.

 Pernyataan-pernyataan umum yang memaut hubungan teratur antar fakta/gejala.

 Berfungsi untuk memberi eksplanasi, prediksi dan

pemahaman terhadap berbagai fakta/gejala.

(30)

Latar Belakang Lahirnya Sosiologi Hukum

 Anzilotti (1882)  Sosiologi Hukum

 Dipengaruhi Oleh:

Filsafat Hukum

Ilmu Hukum

Sosiologi yang berorientasi pada hukum

(31)

Filsafat Hukum

 Muncul akibat kebimbangan akan kebenaran dan keadilan dari hukum

 Ketidakpuasan terhadap hukum yang berlaku

 Isi dari peraturan yang berlaku dianggap tidak adil

dan tidak bisa digunakan untuk menilai perilaku

orang

(32)

Madzab/Aliran-aliran Pemikiran Filsafat Hukum

 Aliran Natural Yurisprudence

 Aliran Formalitis

 Mazhab Sejarah dan Kebudayaan

 Aliran Utilitarianism

 Aliran Sociological Jurisprudence

 Aliran Legal Realism

(33)

1. Teori Hukum Alam (Natural Yurisprudence)

 Tokoh: Plato, Aristoteles, Cicero, Thomas Aquinas

 Mengakui adanya norma-norma hukum yang lebih tinggi (higher law) atas norma-norma hukum yang berlaku di berbagai negara (hukum positif).

 Norma-norma hukum alam berfungsi sebagai

pembenaran maupun penolakan atas norma-norma hukum positif.

 Norma-norma hukum alam berasal dari tuhan, brsift universal tdk terikat ruang & waktu

 Hukum positif semestinya berasal dari hukum alam

 Hukum alam diwarnai ajaran canonik bhw hukum

alam sm dg hkm Tuhan yg brsifat abadi (lex aeterna)

(34)

2. Aliran Positivism/Formalism jurisprudence

Positivisme merupakan salah satu aliran yang telah mendominasi pemikiran dan konsepsi-konsepsi hukum di berbagai negara sejak abad XIX.

Penganut paham ini akan senantiasa menggunakan parameter hukum positif – bahkan cenderung mengagung-agungkan hukum

positif – untuk melakukan penilaian terhadap suatu masalah dengan mekanisme hirarki perundang-undangan.

Dengan penggunaan aliran ini – di mana penegakkannya

mengandalkan sanksi bagi siapa yang tidak taat – para pengikutnya berharap (bahkan telah memitoskan) akan tercapai kepastian dan ketertiban serta mempertegas wujud hukum dalam masyarakat.

Aliran ini mendekonstruksi kosep2 Hk aliran HK Alam, dari

konsepnya yg semula metafisik (hk sbg ius atau asas2 keadilan yg

abstrak) kekonsepnya yang lebih positif (hk sebagai lege atau aturan

perundang2an), oleh sebab itu harus dirumuskan secara jelas dan

pasti.

(35)

1. Suatu tatanan hukum negara berlaku bukan karena

mempunyai dasar dalam kehidupan sosial, jiwa bangsa, dan hukum alam, melainkan karena mendapat bentuk positifnya suatu instansi yg berwenang.

2. Dalam mempelajari hukum hanya bentuk yuridisnya yang dipandang. Hukum sbg hukum hanya ada dg bentuk

formalnya.

3. Material hk memang ada, tetapi tdk dipandang sbg bahan ilmu pengetahuan hukum, krn isi mrp variabel yg bersifat sewenang2. Isi hk tergantung dr situasi etis dan politik suatu negara, mk hrs dipelajari ilmu pengtahuan lain.

PRINSIP DASAR POSITIVISME HUKUM

(36)

H.L.A.HART

1. Undang-undang adalah perintah manusia;

2. Tidak perlu adanya hubungan hk antara hk dg moral atau hk yang ada dan yang seharusnya ada;

3. Analisis dari konsepsi-konsepsi hkum:

a) layak dilanjutkan;

b) harus dibedakan dari penelitian2 historis mengenai sebab2 atau asal-usul dari UU dari penelitian2 sosiologis mengenai

hubungan hk dg gejala sosial lainnya, dan kritik atau

penghargaan hk apakah dalam arti moral atau sebaliknya.

4. system hukum adalah system logis tertutup, artinya,

putusan2 hk yang tepat dapat dihasilkan dengan cara-cara yang logis dari peraturan2 hk yang telah ditentukan lebih

dahulu tanpa mengingat tuntutan2 social, kebijaksanaan, norma2 moral;

5. penilaian-penilaian moral tidak dapat diberikan atau dipertahankan.

(37)

 Hukum merupakan perintah dari kekuasaan politik yg berdaulat dalam suatu negara .

 Hukum merupakan sistem yang logis, tetap dan tertutup

 Hukum Tuhan dan hukum manusia

 Hukum yang sebenarnya berisi (perintah, sanksi, kewajiban, kedaulatan) dibuat oleh penguasa dan hukum tidak sebenarnya dibuat oleh

kelompok/badan tertentu

John Austin (1790-1859)

(analytical jurisprudence)

(38)

Tokoh Aliran Formalitis

Hans Kelsen

Menulis 2 buku legendaris: The Grand Theory of Law and State & Pure Theory of Law menegaskan bhw ilmu hukum adalah suatu ilmu ttg norma yg

keberadaannya lepas dari kondisi sosial disekitarnya.

Hukum tdk terkait ilmu sosial. Hukum hnya utk

membrikn justifikasi ttg benar atau salah thp kasus.

Dengan Stufenbau theory : bangunan hierarkhis dr

sistem hkum yg terpenting bhw Hukum hrs menjaga

ketaatan thp struktur norma scr keseluruhan guna

menjamin kepastian hukum, maka harus taat pada

asas-asas hukum

(39)

lanjutan

 Sistem hukum merupakan suatu sistem

pertanggapan dari kaidah-kaidah dimana suatu kaidah hukum tertentu dapat dicari sumbernya pada kaidah hukum yang lebih tinggi

 Kaidah dasar (Grundnorm) merupakan puncak

(40)

Pengaruh Aliran Formalitis

Penekanan pada pemisahan:

 Hukum – Moral

 Hari ini – Akan datang

 Hukum – kebiasaan

(41)

3. Mazhab Sejarah dan Kebudayaan

 Friedrich Karl Von Savigny

 Hukum dapat dimengerti dengan menelaah kerangka sejarah dan kebudayaan dimana hukum tersebut timbul

 Hukum merupakan perwujudan dari kesadaran hukum masyarakat (Volksgeist)

 Sistem Hukum merupakan bagian dari sistem sosial yang lebih luas

 Kekuatan untuk membentuk hukum terletak pada rakyat yg terdiri dr kompleksitas individu dan perkumpulan2.

Pembuat UU hrs mdpt bahannya dr rakyat dan ahli hukum dg mempertimbangkan perasaan hukum dan perasaan

keadilan masyarakat

(42)

Tokoh Mahzab Sejarah

 Sir Henry Maine

 Hubngan hukum yang didasarkan pada status warga masyarakat yang masih sederhana, akan hilang

apabila masyarakat berkembang menjadi modern

dan kompleks

(43)

4. Aliran Utilitarianism

Jeremy Bentham

Manusia bertindak untuk memperbanyak kebahagiaan dan mengurangi penderitaan

Setiap kejahatan harus disertai dengan hukum yang sesuai dan penderitaan yang dijatuhkan tidak lebih dari yang diperlukan

untuk mencegah terjadinya kejahatan (Hedonistic utilitarianism)

Hukum harus bermanfaat bagi masyarakat

 Baik buruknya hukum harus diukur dari baik buruknya akibat yg dihasilkan oleh penerapan hukum itu. Suatu ketentuan hukum baru dapat dinilai baik, jika akibat2 yg

dihasilkan dr penerapannya adalah kebaikan, kebahagiaan

sebesar-besarnya, dan mengurangi penderitaan.

(44)

Tokoh Aliran Utilitarianism

 Rudolph von Ihering (Social Utilitarianism)

 Hukum merupakan alat bagi masyarakat untuk

mencapai tujuannya

(45)

Aliran Sociologycal Jurisprudence

Roscoe Pound (Penggagas SJ):

(Dekan, Guru Besar Hukum Universitas Harvard)

Hukum harus dipandang sebagai suatu lembaga

kemasyarkatan yg berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sosial.

Hukum sebagai suatu konsep yang dapat dikembangkan

sedemikian rupa untuk dijadikan alat rekayasa sosial. “Law as a tool of social engineering”

Yeheskel Dror: Law as a tool of directed social change.

(46)

5. Aliran Sociologycal Jurisprudence

 Eugen Ehrlich

 Hukum yang dibuat harus sesuai dengan hukum yang hidup dalam masyarakat (Living Law)

 Perkembangan dari hukum terletak dalam masyarakat

Benyamin Cardozo:

 Hukum sbg kaidah yg perkembangannya sangat bergantung pd komponen2 di luarnya . Logika,

sejarah, adat istiadat, pedoman perilaku yg benar,

hakikatnya mrpk kekuatan2 yg berpengaruh besar

terhadap perkembangan hukum.

(47)

6. Aliran Legal Realism

Legal Realism (Karl llewellyn, Jerome Frank & Oliver Wendell Holmes)

Hakim tidak hanya menemukan hukum (eropa kontinental), tetapi membentuk/

menciptakan hukum (tradisi anglo saxon)

Hukum bukanlah apa yang tertulis dengan indah dalam undang-undang melainkan hukum yang diterapkan dalam realitas sehari-hari oleh polisi, jaksa, hakim.

Aparatur hk dan masy, tempat hukum itu diterapkan bukanlah komponen2 mekanis yg serta merta mentaati perintah hk, melainkan jg punya potensi menyimpangiUU.

HK dilihat dr tujuan sosial yg ingin dicapai dan akibat-akibat yg timbul dr bekerjanya hk

Oliver Wendel Holmes: (the life of law has not been logic, it is experience):

(48)

Roberto unger

Studi Hukum Kritis (SHK) melanjutkan tradisi Legal Realist yang melakukan kajian empris terhadap hukum. Secara radikal SHK menggugat teori, doktrin atau asas-asas seperti netralitas hukum, otonomi hukum, dan pemisahan hukum dengan politik. (Gerry Spence, With justice for none; Pizzi, Trials Without Truth)

CLS tetap berada pada dalam wilayah jurisprudence, tapi beralih dari alur berfikir normologik kecara berpikir nomologik yg menekankan pada realitas ketimbang kepada teks

Karena tidak seperti dikonstruksikan oleh teorinya, proses-proses hukum bekerja bukan di ruang yang hampa melainkan bekerja dalam realitas yang tidak netral dan nilai yang ada dibelakangnya adalah subyektif. Ide dasar SHK bertumpu pada pemikiran bahwa hukum tidak dapat dipisahkan dari politik

dan hukum tidak tercipta dalam suatu ruang hampa yang bebas nilai.

Hukum lahir melalui „pertempuran‟ politik yang cenderung memihak dan subyektif untuk keuntungan golongan tertentu. Inilah yang kemudian memunculkan komentar bawa ‘hukum itu cacat sejak dilahirkan’.

7. Critical legal study

(49)

8. Aliran Hukum Progresif

Pemikiran Hukum Progresif dimunculkan Satjipto Rahardjo sejak tahun 2002 yang merasa prihatin terhadap keterpurukan hukum di Indonesia yang dianggap gagal mengantarkan manusia kepada kehidupam yang adil, sejahtera dan membuat

manusia bahagia. Bahkkan hukum di Indonesia telah mendapat predikat salah satu sistem hukum yang

terburuk di dunia.

(50)

Asumsi yg mendasari Hukum Progresif

1) hukum adalah untuk manusia, dan tidak untuk dirinya sendiri; (hukum untuk hukum).

2) hkm itu selalu berada pd status law in the making dan tidak bersifat final;

3) hukum adalah institusi yang bermoral kemanusiaan, dan bukan teknologi yg tdk berhatinurani.

 Tidak hanya berfikir tekstual normatif tetapi juga kontekstual empiris (ke luar dari tradisi konvensional)

Kriteria Hukum Progresif sbb:

1. mempunyai tujuan besar berupa kesejahteraan dan kebahagiaan manusia;

2. memuat kandungan moral kemanusiaan yang sangat kuat;

3. hukum yg membebaskan dlm ranah praktik dan teori;

4. bersifat kritis dan fungsional.

(51)

MAZDHAB ILMU (TEORI) HUKUM / FILSAFAT HUKUM

• HK. adl yg dipraktekkan pelaksana hk.

• Pembentuk hk bkn mutlak pemegang kekuasaan

• Hakim bukan mulut UU, tetapi pencipta hk.

• Hk./UU hrs sesuai dng hk. yg hidup dlm masy.

• Hk. bisa diciptakan sbg tool of social engineering.

• Hk dibedakan : law in the books

& law in action

• Hk. utk mendatangkan kebahagiaan (mengurangi penderitaan)

• Pemberian sanksi hk tdk boleh berlebihan

•Hk adl cermin jiwa rakyat (volkgeist)

• Hk. bagian dari st sosial budaya

• Kekuatan membentuk hukum pada rakyat

•Hk. bukan dibuat tetapi ditemukan

• HK

berkembang sesuai

perkembangan masy.

• HK adl perintah penguasa

•Sumber hk kekuasaan

politik berdaulat

•Hk dipisahkan dari moral

•St. Hk. bersifat logis, tetap, tertutup

•Hk. hrs

mengandung : perintah, sanksi, kewajiban, kedaulatan

•Hk. mrpk

sistem norma yg bersumber pada Grundnorm

Hk. bersumber pada akal (alam) dan ajaran Tuhan

Hk bertujuan memberi

keadilan

Hk. menyatu dengan

moralitas

Karl Llewlllyn, Oliver Windell Holmes, Eugen Ehrlich,

Roscoe Pound Jeremy Bentham,

Rudolf von Jhering Friedrich Carl von

Savigny, Henry Maine

H.L.H. Hart, John Austin, Hans Kelsen Plato, Aristoteles,

Cicero, Thomas Aquinas

LEGAL REALISM SOCIOLOGICAL

JURISPRUDENCE UTILITARIANISM

JURISPRUDENCE HISTORCAL &

CULTURAL JURISPRUDENCE POSITIVISM/

FORMALISM JURISPRUDENCE NATURAL

JURISPRUDENCE

(52)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perekayasaan informasi akuntansi penuh, biaya tidak langsung dibebankan kepada objek informasi untuk memenuhi kebutuhan manajemen dalam analisis kemampuan

Untuk menangani permasalahan terkait rumah tidak layak huni yang dimiliki oleh kelompok Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), pemerintah kota Bandung menjalankan

Penilaian hasil belajar meliputi tiga hal penting yaitu: 1) kualitas rancangan alat evaluasi untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan belajar peserta didik, 2)

Judul Skripsi : Kajian Potensi Industri Kuliner Dalam Membentuk Lingkungan Kreatif (Studi Kasus : Kawasan Jalan Mojopahit Kecamatan Medan Petisah).. Nama Mahasiswa :

Micromagnetic study of material thickness dependence of Barium-ferrite nano-dot magnetization dynamics has been performed. The used materials characteristics in this research

Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa berdasarkan ketentuan – ketentuan yang dikeluarkan oleh PIANC mengenai perancangan suatu alur pelayaran dimensi alur

Berarti bila Attractiveness (X4) meningkat sebesar satu skor maka Niat Membeli Konsumen (Y) akan meningkat sebesar 0,121 skor dengan anggapan variabel yang lain konstan