• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 7 TAHUN 2001 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 7 TAHUN 2001 TENTANG"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 7 TAHUN 2001

TENTANG

S U S U N AN O R G A NI S A SI D A N T AT A KE R J A BA DAN KOOR DINASI PEN ANAMAN MODA L DAERAH

PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA ACEH,

Menimbang : a. bahwa untuk memenuhi maksud dari pelaksanaan Undang- undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, di pandang perlu menata kembali Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh, yang sesuai dengan Karakteristik, Potensi dan Kebutuhan Daerah;

b. bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan dengan suatu Peraturan Daerah.

Mengingat : 1 Undang-undang Nomor 24 tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Aceh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1103);

2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2818) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1970 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2943);

3. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 33, Tambahan Lembaran Nomor 2853) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1970 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2944) ; 3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839);

(2)

4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3848);

5. Undang-undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3893);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Wewenang Pemerintah dan Wewenang Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik I n d o n e s i a T a h u n 2 0 0 0 N o m o r 5 4 , T a m b a h a n L e m b a r a n N e g a r a R e p u b l i k Indonesia Nomor 3952) ;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4184) ;

8. Keputusan Presiden Nomor 117 Tahun 1999 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Presiden Nomor 97 Tahun 1993 tentang Tata Cara Penanaman Modal ;

10. Keputusan Presiden Nomor 120 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1981 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 113 Tahun 1998 -1

11. Keputusan Presiden Nomor 122 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1980 tentang Pembentukan Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 116 Tahun 1998.

(3)

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH.

B A B I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Istimewa Aceh.

2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah.

3. Gubernur adalah Gubernur Daerah Istimewa Aceh.

4. Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah selanjutnya disingkat BKPMD adalah Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh.

5. Kepala Badan adalah Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh, yang selanjut disebut Kepala Badan.

6. Penanaman Modal Asing adalah penanaman modal yang dilaksanakan berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 jo. Nomor 11 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing, beserta Peraturan Perundang-undangan lainnya dibidang Penanganan Modal Asing.

7. Penanaman Modal Dalam Negeri adalah penanaman modal yang dilaksanakan berdasarkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 jo. Nomor 12 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri, beserta Peraturan Perundang-undangan lainnya dibidang Penanaman ModalDalam Negeri.

(4)

B A B I I O R G A N I S A S I

Bagian Pertama

K e d u d u k a n , T u g a s P o k o k , F u n g s i d a n K ew e n a n g a n Pasal 2

(1) Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah adalah perangkat d a e ra h y a n g b e r ad a d i b aw ah d a n b e r t an ggu n g ja w ab k e p a d a G u b e rn u r m e la l u i S e k r e t a r i s Daerah.

(2) Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 3

Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah mempunyai tugas membantu Gubernur dalam penyelenggaraan pemerintahan dibidang Penanaman Modal berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan yang ditetapkan Gubernur.

Pasal 4

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah mempunyai fungsi :

a. penyusunan rencana, langkah, strategi dan promosi penanaman modal;

b. pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum lintas kabupaten/kota;

c. pembinaan teknis di bidang penanaman modal lintas kabupaten/kota; dan d. pelaksanaan segala urusan tata usaha badan

Pasal 5

Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah mempunyai kewenangan :

a. melakukan kerjasama dalam bidang penanaman modal dengan kabupaten/kota;

b. merumuskan kebijakan dan rencana penanaman modal propinsi;

c. mengindentifikasi sumber-sumber potensi daerah secara menyeluruh u n t u k ke pentingan perencanaan dan pengendalian pembangunan penanaman moda l propinsi secara makro;

d. mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan dan promosi penanaman modal, perdagangan dan pariwisata propinsi;

e. memberikan perizinan penanaman modal di daerah dalam rangka tugas pembantuan, desentralisasi dan dekonsentrasi dengan system satu pintu (one stop service);

f. melaksanakan pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan penanaman modal di daerah;

(5)

g. menyampaikan laporan, secara berkala tentang pelaksanaan penanaman modal yang mencakup wilayah propinsi yang bersangkutan kepada Gubernur dan Kepala BKPM;

h. menyiapkan dukungan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis di bidang penanaman modal;

i. menyelenggarakan sistem informasi di bidang penanaman modal;

j. merencanakan tata ruang bidang penanaman modal propinsi; dan k. melakukan promosi dan informasi penanaman modal.

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 6

(1) Organisasi Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah terdiri atas : a. Kepala Badan

b. Sekretariat ;

c. Bidang Bina Program d. Bidang Promosi ; e. Bidang Perizinan

f. Bidang Pendidikan dan Pelatihan Teknis Penanaman Modal g. Bidang Penelitian dan Pengembangan Penanaman Modal ; dan h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan Susunan Organisasi Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah adalah sebagaimana tercantum pada lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

P a r a g r a f 1 K e p a l a B a d a n

Pasal 7

(1) Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah,

(2) Kepala badan mempunyai tugas :

a. memimpin Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah dalam melaksanakan tugas yang ditetapkan berdasarkan ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b. membantu Gubernur dalam bidang tugasnya

c. menyiapkan kebijaksanaan umum pemerintah daerah di bidang penanaman modal;

d. menyiapkan kebijaksanaan teknis di bidang penanaman modal

(6)

e. melakukan kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait, badan hukum dan asosiasi dunia usaha yang menyangkut bidang penanaman modal ; dan f. melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Gubernur.

Paragraf 2 Sekretariat

Pasal 8

(1) Sekretariat adalah unsur pembantu pimpinan dalam bidang pembinaan administrasi.

(2) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.

Pasal 9

Sekretariat mempunyai tugas melakukan koordinasi administrasi, pengelolaan surat menyurat, keuangan, kepegawaian dan perlengkapan serta pelayanan administrasi kepada seluruh unit kerja di lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah.

Pasal 10

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Sekretariat mempunyai fungsi :

a. penyelenggaraan urusan keuangan b. penyelenggaraan urusan kepegawaian c. penyelenggaraan urusan perlengkapan

d. penyelenggaraan urusan umum, pengelolaan surat menyurat, keprotokolan dan kehumasan ; dan

e. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

Pasal 11 (1) Sekretariat terdiri atas :

a. Sub Bagian Umum;

b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Kepegawaian; dan d. Sub Bagian Perlengkapan.

(2) Masing-masing Sub Bagian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.

(7)

Pasal 12

(1) Sub Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan surat-menyurat, kearsipan, perjalanan dinas, keprotokolan dan kehumasan.

(2) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi k e u a n g a n y a n g m e l i p u t i p e n y u s u n a n a n g g a r a n r u t i n , p e m b u k u a n , pertanggungjawaban, pengamanan dokumen keuangan, laporan keuangan dan memantau penerimaan pendapatan sehubungan dengan pelaksanaan penanaman modal.

(3) Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan, pengelolaan administrasi, pengembangan karir, pelatihan dan kesejahteraan pegawai.

(4) Sub Bagian Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi barang, rumah tangga, perbaikan/pemeliharaan barang/kantor dan pengelolaan kebersihan kantor.

Paragraf 3 Bidang Bina Program

Pasal 13

(1) Bidang Bina Program adalah unsur pelaksana teknis dalam bidang penyusunan program, pemantauan dan pengendalian penanaman modal.

(2) Bidang Bina Program dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.

Pasal 14

Bidang Bina Program mempunyai tugas mengelola data, penyusunan program, pemantauan dan pengendalian serta evaluasi pelaporan kegiatan penanaman modal.

Pasal 15

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Bidang Bina Program mempunyai fungsi :

a. pengumpulan dan pengolahan data penanaman modal;

b. penyusunan program kebijakan penanaman modal termasuk program kerja tahunan rutin dan pembangunan badan;

c. pemantauan, pengendalian dan pengawasan kegiatan penanaman modal;

d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan penanaman modal; dan e. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

(8)

Pasal 16 (1) Bidang Bina Program terdiri atas

a. Sub Bidang Pendataan

b. Sub Bidang Penyusunan Program

c. Sub Bidang Pemantauan dan Pengendalian ; dan d. Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan.

(2) Masing-masing Sub Bidang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Bina Program sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 17

(1) Sub Bidang Pendataan mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan perencanaan penanaman modal, mengolah dan menyajikan data untuk kepentingan perencanaan penanaman modal.

(2) Sub Bidang Penyusunan Program mempunyai tugas merumuskan kebijakan rencana penanaman modal daerah secara terpadu berdasarkan potensi daerah serta kelayakan investasi yang tidak merusak lingkungan sesuai dengan tata ruang dan menyusun program kerja tahunan rutin dan pembangunan badan.

(3) Sub Bidang Pemantauan dan Pengendalian mempunyai tugas melakukan monitoring, pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan penanaman modal yang telah memperoleh persetujuan pemerintah.

(4) Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penilaian dan pengkajian atas laporan-laporan yang disampaikan oleh penanam modal dan melakukan penelaahan atas kebenaran laporan berdasarkan Renstra serta mempersiapkan laporan secara berkala kepada Gubernur dan Badan Koordinasi Penanaman Modal.

P a r a g r a f 4 B i d a n g P r o m o s i

Pasal 18

(1) Bidang Promosi adalah unsur pelaksana teknis dalam bidang promosi penanaman modal.

(2) Bidang promosi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan.

Pasal 19

Bidang Promosi mempunyai tugas melakukan usaha dan kegiatan promosi, potensi daerah di dalam dan di luar negeri bidang penanaman modal.

(9)

Pasal 20

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Bidang Promosi mempunyai fungsi

a. penyiapan sarana dan prasarana, pelaksanaan program promosi penanaman modal, perdagangan dan pariwisata daerah .

b. penyiapan dan evaluasi kerjasama penanaman modal

c. penyiapan dan pengolahan data penanaman modal/potensi daerah d. penyiapan informasi melalui sistem informasi penanaman modal ; dan e. pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang 61berikan oleh Kepala Badan.

Pasal 21 (1) Bidang Promosi terdiri atas :

a. Sub-Bidang Sarana dan Prasarana;

b. Sub-Bidang Kerjasama;

c. Sub-Bidang Pengolahan Data;dan d. Sub-Bidang Pelayanan Informasi.

(2) Masing-masing Sub Bidang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Promosi sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 22

(1) Sub Bidang Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melakukan penelitian dan konsultasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, mengusulkan serta mengumpulkan data yang diperlukan dalam rangka penyediaan sarana dan prasarana untuk mendukung upaya promosi penanaman modal dan pelaksanaan pameran.

(2) Sub Bidang Kerjasama mempunyai tugas melakukan koordinasi kerjasama di bidang penanaman modal baik dengan Kabupaten/Kota, antar pengusaha di daerah maupun mengupayakan kerjasama internasional serta mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan promosi investasi, perdagangan dan pariwisata daerah.

(3) Sub Bidang Pengolahan Data mempunyai tugas mengumpulkan, menganalisa, mengolah dan mengsistemasikan bahan/data potensi investasi daerah untuk disajikan dalam bentuk profit proyek, booklet dan lain- lain

(4) Sub Bidang Pelayanan Informasi mempunyai tugas mengumpulkan data yang berkaitan dengan keadaan daerah (potensi investasi, monografi, kebijaksanaan penanaman modal) diolah dan disajikan ke dalam Sistem Informasi Manajemen Penanaman Modal (Simpedal) dan media cetak atau melalui multi media.

(10)

P a r a g r a f 5 B i d a n g P e r i z i n a n

Pasal 23

(1) Bidang Perizinan adalah unsur pelaksana teknis dalam bidang perizinan penanaman modal.

(2) Bidang Perizinan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah bertanggungjawab kepada Kepala Badan.

Pasal 24

Bidang Perizinan mempunyai tugas melaksanakan penilaian dan penelitian permohonan aplikasi penanaman modal serta menyelesaikan penerbitan perizinan penanaman modal lintas Kabupaten/Kota atau bagi Kabupaten/Kota yang belum dapat melaksanakan kewenangannya di bidang penanaman modal.

Pasal 25

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Bidang Perizinan mempunyai fungsi :

a. pemberian bantuan/bimbingan dan pelayanan umum kepada dunia usaha mengenai perizinan yang diperlukan bagi kelancaran penanaman modal;

b. pelaksanaan penilaian permohonan aplikasi baru, perluasan perubahan dan izin- izin pelaksanaan penanaman modal serta Izin Kerja Tenaga Asing ;

c. pelaksanaan koordinasi dengan Instansi terkait di Propinsi, kabupaten/kota untuk penyelesaian perizinan ; dan

d. pelaksanaan tugas-tugas lain yang d1berikan oleh Kepala Badan.

Pasal 26 (1) Bidang Perizinan terdiri atas :

a. Sub Bidang Aplikasi Baru

b. Sub Bidang Aplikasi Perluasan dan Perubahan, dan c. Sub Bidang Perizinan Pelaksanaan.

(2) Masing-masing Sub Bidang sebagaimana di maksud dalam ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perizinan sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 27

(1) Sub Bidang Aplikasi Baru mempunyai tugas meneliti kelengkapan persyaratan permohonan aplikasi sesuai bidang usaha yang tercantum dalam Daftar Negatif Investasi (DNI) dan petunjuk teknis penanaman modal, menilai kelayakan investasi dari segi ekonomi, lingkungan dan pembangunan daerah, memproses dan menerbitkan izin.

(2) Sub Bidang Aplikasi Perluasan dan Perubahan mempunyai tugas meneliti kelengkapan permohonan, latar belakang usul perubahan/menerbitkan Surat Persetujuan (SP) Perubahan dan Perluasan.

(11)

(3) Sub Bidang Perizinan Pelaksanaan mempunyai tugas melakukan penelitian, penilaian atas permohonan dan kelengkapan yang harus dipenuhi sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi pemberian fasilitas-fasilitas penanaman modal, memproses dan menerbitkan izin-izin pelaksanaan serta melakukan koordinasi dengan Instansi terkait.

P a r a g r a f 6

Bidang Pendidikan dan Pelatihan Teknis Penanaman Modal Pasal 28

(1) Bidang Pendidikan dan Pelatihan Teknis Penanaman Modal adalah unsur pelaksana teknis dalam bidang pendidikan dan pelatihan teknis penanaman modal.

(2) Bidang Pendidikan dan Pelatihan Teknis Penanaman Modal dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan,

Pasal 29

Bidang Pendidikan dan Pelatihan Teknis Penanaman Modal mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan teknis kepada aparat pelaksana penanaman modal dan melakukan penyuluhan kepada para penanaman modal.

Pasal 30

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Bidang Pendidikan dan Pelatihan Teknis Penanaman Modal mempunyai fungsi : a. perumusan bahan kebijakan, melakukan analisis kebutuhan diklat, menyusun

program pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kepada dunia usaha di bidang penanaman modal serta melakukan evaluasi

b. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan teknis penanaman modal c. pengaturan tenaga pengajar dan peserta diklat teknis ,

d. penyiapan rekomendasi usaha pendidikan dan pelatihan teknis bagi pengembangan karir pegawai

e. pelaksanaan koordinasi dengan Pendidikan dan Pelatihan Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pendidikan dan Pelatihan Propinsi serta pembinaan teknis Pendidikan dan Pelatihan bagi pegawai baik di propinsi maupun kabupaten/kota ; dan

f. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

(12)

Pasal 31

(1) Bidang Pendidikan dan Pelatihan Teknis Penanaman Modal terdiri atas : a. Sub Bidang Metode dan Silabus;

b. Sub Bidang Tenaga dan Sarana; dan c. Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan.

(2) Masing-masing Sub-Bidang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada di bawah dan bertanggung- jawab kepada Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan Teknis Penanaman Modal sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 32

(1) Sub Bidang Metode dan Silabus mempunyai tugas melakukan koordinasi dan mempersiapkan perencanaan penyusunan sistem pendidikan dan materi pelatihan serta menyusun pedoman/panduan mata pelajaran diklat teknis bidang penanaman modal;

(2) Sub Bidang Tenaga dan Sarana mempunyai tugas melakukan koordinasi dengan Instansi terkait dan perguruan tinggi untuk pengadaan dan pembinaan tenaga pengajar dalam rangka meningkatkan mutu diklat teknis penanaman modal, mengadakan analisa kebutuhan diklat dan pengadaan bahan/alat Bantu.

(3) Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas menyusun program pelaksanaan diklat teknis penanaman modal, dan melaksanakan diklat serta m e n g a d a k a n e v a l u a s i , m e m b e r i k a n r e k o m e n d a s i d a n p e l a p o r a n s e r t a mempersiapkan bahan dan memberikan penyuluhan kepada dunia usaha.

P a r a g r a f 7

Bidang Penelitian dan Pengembangan Penanaman Modal Pasal 33

(1) Bidang Penelitian dan Pengembangan Penanaman Modal adalah unsur pelaksana teknis dalam bidang penelitian dan pengembangan penanaman modal ;

(2) Bidang Penelitian dan Pengembangan Penanaman Modal dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan.

(13)

Pasal 34

B i d a n g P e n e l i t i a n d a n P e n g e m b a n g a n P e n a n a m a n M o d a l m e m p u n y a i t u g a s melaksanakan penelitian dan pengkajian potensi penanaman modal dan kebijakan penanaman modal daerah serta analisis pengembangannya.

Pasal 35

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, Bidang Penelitian dan Pengembangan Penanaman Modal mempunyai fungsi :

a. pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengkajian terhadap potensi investasi, pelaksanaan kebijakan penanaman modal daerah ;

b. pengkajian terhadap pelaksanaan tugas-tugas kelembagaan BKPMD dan kelembagaan dunia usaha secara makro ;

c. penganalisaan data dan perumusan bahan hasil penelitian untuk pengembangan penanaman modal ; dan

d. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

Pasal 36

(1) Bidang Penelitian dan Pengembangan Penanaman Modal terdiri atas : a. Sub Bidang Penelitian ;

b. Sub Bidang Pengkajian

c. Sub Bidang Pengawasan ; dan d. Sub Bidang Pengembangan.

2) Masing-masing Sub Bidang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Penanaman Modal sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 37

(1) Sub Bidang Penelitian mempunyai tugas mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam rangka melakukan penelitian terhadap potensi daerah.

(2) Sub Bidang Pengkajian mempunyai tugas melakukan pengkajian terhadap data potensi daerah dan kebijakan penanaman modal yang dapat menghambat investasi

(3) Sub Bidang Pengawasan mempunyai tugas melakukan penelitian dan pengawasan terhadap pelaksanaan penanaman modal secara makro yang menyangkut tugas-tugas kelembagaan untuk evaluasi.

(4) Sub Bidang Pengembangan mempunyai tugas merumuskan hasil kajian dari potensi d a n k e b i j a k a n p e n a n a m a n m o d a l d a e r a h s e r t a m e n g k o o r d i n a s i k a n pengembangannya.

(14)

P a r a g r a f 8

K e l o m p o k J a b a t a n F u n g s i o n a l Pasal 38

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

Pasal 39

(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, terdiri dan sejumlah tenaga dalam jenjang Jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagal kelompok sesuai dengan keahlian dan keterampilannya.

(2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Badan dan bertanggung jawab kepada kepala Badan.

(3) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(4) Jenis Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B A B I I I KEPEGAWAIAN

Pasal 40

Kepala Badan diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur.

Pasal 41

Unsur-unsur lainnya di lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah diangkat dan diberhentikan oleh Sekretaris Daerah atas pelimpahan kewenangan Gubernur dengan mempertimbangkan usul Kepala Badan.

Pasal 42

Dalam hal Kepala Badan tidak dapat menjalankan tugasnya karena berhalangan, maka Kepala Badan dapat menunjuk Sekretaris atau Kepala Bidang yang paling tinggi pangkatnya untuk mewakilinya.

Pasal 43

Jenjang kepangkatan dan formasi kepegawaian ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(15)

Pasal 44

Eselonering Jabatan pada Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah sebagai berikut

a. Kepala Badan Eselon ll.a

b. Sekretaris Eselon Ill.a

c. Kepala Bidang Eselon Ill.a d. Kepala Sub Bagian Eselon IV.a e. Kepala Sub Bidang Eselon IV.a

B A B IV TATA KERJA

Pasal 45

(1) Dalam. melaksanakan tugasnya Kepala Badan, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Sub Bidang serta Kelompok Tenaga Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi dalam lingkungan badan sesuai dengan tugas pokok masing- masing .

(2) Kepala Badan dalam melaksanakan tugasnya melakukan koordinasi vertikal dan horizontal dengan Instansi terkait di daerah.

(3) Dalam hal Kepala Badan tidak dapat melaksanakan tugasnya karena berhalangan, maka Kepala Badan menunjuk pejabat lain untuk mewakilinya.

Pasal 46

(1) Setiap pimpinan unit kerja di lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah wajib menyampaikan laporan pelaksanaan tugas secara berkala kepada atasannya.

(2) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan unit kerja dari bawahan wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut.

(3) Setiap laporan pimpinan unit kerja di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah yang disampaikan kepada atasan, tembusan laporan disampaikan kepada bidang lain yang secara satuan organisasi mempunyai hubungan kerja.

B A B V PEMBIAYAAN

Pasal 47

Segala biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APED) serta sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

(16)

B A B V I

K E T E N T U A N P E R A L I H A N Pasal 48

Selama belum ditetapkan Peraturan Pelaksanaan dan Peraturan Daerah ini, segala ketentuan yang ada dinyatakan tetap berlaku, sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini.

B A B V I I KETENTUAN PENUTUP

Pasal 49

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, akan ditetapkan lebih lanjut dalam suatu Keputusan Gubernur sepanjang mengenai peraturan pelaksanaan dengan memperhatikan ketentuan dan pedoman yang berlaku.

Pasal 50

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Aceh Nomor 061.1/524/1989 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 51

Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh,

Disahkan di Banda Aceh

pada tanggal 20 J u n i 2 0 0 1 M 28 Rabiul Awal 1422 H

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA ACEH

ABDULLAH PUTEH Diundangkan, di Banda Aceh

pada tanggal 20 Juni 2001 M 28 Rabiul Awal 1422 H

SKRETARIS DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

THANTAWI ISHAK

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH TAHUN 2001 NOMOR 36

(17)
(18)

P E N J E L A S A N ATAS

PERATURAN DAERAH PROPINSI. DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 7 TAHUN 2001

TENTANG

S U S U N AN O R G A NI S A SI D A N T AT A KE R J A BA DAN KOOR DINASI PEN ANAMAN MODA L DAERAH

PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

I. PENJELASAN UMUM

Bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, perlu dilakukan penetapan kembali terhadap Struktur Organisasi dan Tata kerja Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh.

Bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan dalam suatu Peraturan Daerah.

II. PENJELASAN PASAL

Pasal 1 sampai dengan Pasal 51 Cukup Jelas

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis juga menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan antara sistem pengukuran kinerja (keuangan dan non keuangan) dengan kinerja manajerial

Harahap (2015), melakukan penelitian pada kantor BPKP Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta menemukan bahwa kompetensi, independensi, objektivitas dan sensitivitas

Tabel 2 dapat dilihat bahwa material mineral yang terdapat dalam bangunan sarang rayap ada sebagian yang dibawa dari materal tanah sekitar bangunan sarang antara lain SiO 2

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil tingkat konsistensi representasi dan tingkat konsistensi ilmiah siswa SMP pada konsep gerak dalam menjawab tes

Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan

Hasil pengujian menunjukan pengaruh pengendalian intern yang terdiri dari lingkungan pengendalian, aktivitas pengendalian dan pemantauan berpengaruh terhadap kinerja

Lebih lanjut dijelaskan pada “A5” (IAPI, 2014:15) bahwa penyalahgunaan asset dapat dilakukan dengan berbagai cara; termasuk penggelapan tanda terima barang/uang,

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berpembuluh yang tidak berbiji, memiliki susunan tubuh khas yang membedakannya dengan tumbuhan yang lain. Tumbuhan paku disebut sebagai