• Tidak ada hasil yang ditemukan

BALANCING Jurnal Program Studi Akuntansi Vol. 1 No. 2 Agustus 2021 Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi P-ISSN : , E-ISSN :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BALANCING Jurnal Program Studi Akuntansi Vol. 1 No. 2 Agustus 2021 Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi P-ISSN : , E-ISSN :"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

77

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK

DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PADA BANK BUMN PERIODE 2017-2020

Dwi Puspita Agustin adwipuspita783@gmail.com

Jurusan Sistem Informasi Akuntansi, Magister Manajemen Sistem Informasi Universitas Gunadarma

ABSTRACT

Bank as an intermediary institution that is trusted to collect funds and channel them back to the community. In its activities, the bank must demonstrate the level of soundness as required. The bank soundness assessment system is regulated in 13/1/PBI/2011, namely Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning and Capital (RGEC). This study aims to analyze the comparison of the soundness of state-owned banks and to determine the assessment of the soundness of banks based on the Risk Profile factor with the ratio of Non Performing Loans (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Profitability with the ratio of Return on Assets (ROA) and Capital with Capital Adequacy Ratio (CAR). This research methodology uses secondary data using a period of 4 years, namely 2017-2020. In this study the sample was taken by purposive sampling. In the results of the One Way - Analysis of Variance test on the risk profile and profitability factors, there are significant differences, while the capital factors of the four banks have no significant differences Keywords: Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, and Capital

PENDAHULUAN

Sebagai lembaga penyedia layanan jasa dalam bidang keuangan, bank memberikan rasa aman bagi masyarakat dalam hal penyimpanan dana. selain itu bank mampu menjadi lembaga terpercaya yang menyediakan pinjaman untuk masyarakat berkebutuhan.

Sehingga dengan keikutsertaannya mampu mendorong perekonomian masyarakat menjadi lebih baik dan berakibat pula pada pertumbuhan ekonomi negara.Sistem informasi akuntansi adalah sistem informasi yang diperlukan oleh perusahaan untuk menangani kegiatan operasionalnya sehari-hari serta digunakan untuk menghasilkan informasi akuntansi dan informasi lainnya mengenai proses bisnis perusahaan yang diperlukan oleh manajemen dan pihak-pihak terkait sehubungan dengan pengambilan keputusan dan kebijakan yang bersangkutan.

Pada prinsipnya penilaian tingkat kesehatan bank didasarkan pada risiko-risiko dan

dampak yang ditimbulkan pada kinerja bank secara keseluruhan. Bank perlu

memperhatikan materialitas atau signifikansi faktor penilaian tingkat kesehataan bank

yaitu Profil Risiko, GCG, Rentabilitas, dan Permodalan.

(2)

78

Sama seperti bank umum lainnya masing-masing bank milik BUMN ikut berperan aktif dalam mendorong tumbuhnya perekonomian negara. Bank umum BUMN hingga saat ini masih sangat dipercaya oleh masyarakat dimana dari sekian banyak bank yang telah terbentuk di Indonesia Bank umum BUMN tidak kalah saing dalam memberikan pelayanan jasa perbankannya. Dengan penerapan secara konsisten visi dan misi serta kinerja pengelolaan dengan seluruh aspek yang terorganisir.

Mengenai penilaian tingkat kesehatan bank seluruh bank umum termasuk bank milik negara perlu dinilai tingkat kesehatannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk penilaian tingkat kesehatan bank ditinjau dari profil risiko, rentabilitas, dan permodalan pada masing-masing Bank umum BUMN dan membandingan tingkat kesehatan bank antara masing-masing Bank umum BUMN tahun 2017 sampai dengan tahun 2020.

TINJAUAN PUSTAKA a. Pengertian Bank

Kasmir (2008) berpendapat bahwa Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkan kembali pada masyarakat, dan memberikan jasa pada bank lain.

b. Pengertian Kesehatan Bank

Darmawi (2011) berpendapat bahwa Kesehatan Bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait, baik pemilik, manajemen, masyarakat, pengguna jasa bank dan pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia sebagai otoritas pengawasan perbankan, karena kegagalan dalam industri perbankan, akan berdampak buruk terhadap perekonomian Indonesia.

c. Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Secara Individual

Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia Nomor 13/I/PBI/2011 tentang penilaian tingkat kesehatan bank secara individual meliputi penilaian terhadap faktor-faktor berikut: Profil Risiko, GCG, Rentabilitas, dan Permodalan.

1. Penialain Profil Risiko

Penilaian faktor profil risiko merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam aktivitas operasional bank. Risiko yang wajib dinilai terdiri dari 8 jenis risiko, yaitu risiko kredit, risko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, dan resiko reputasi.

2. Penilaian Good Corporate Governance (GCG)

Penialaian faktor GCG merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen bank atas

pelaksanaan prisnsip-prinsip GCG. Prisnsip-prinsip GCG dan fokus penilaian

terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip GCG berpedoman kepada ketetapan Bank

Indonesia tentang pelaksanaan GCG bagi Bank Umum yang memperhatikan

karakteristik dan kompleksitas usaha bank.

(3)

79 3. Penialaian Rentabilitas

Penilaian faktor rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja Rentabilitas, sumber-sumber Rentabilitas, kesinambungan (sustainability) rentabilitas, dan manajemen rentabilitas. Indikator penilaian rentabilitas adalah ROA (Return on Assets), ROE (Return on Equity), dan NIM (Net Interest Margin). Karakteristik bank dari sisi rentabilitas adalah kinerja bank menghasilkan laba, kestabilan komponen-komponen yang mendukung core earning, dan kemampuan laba dalam meningkatkan permodalan dan prospek laba dimasa depan.

4. Penilaian permodalan

Penilaian permodalan meliputi evaluasi terhadap kecukupan permodalan dan kecukupan pengelolaan modal. Indikator rasio kecukupan modal untuk mengantisipasi potensi kerugian susuai profil risiko, yang disertai dengan karakteristik skala usaha dan kompleksitas usaha bank.

METODOLOGI PENELITIAN

Objek dari penelitian ini adalah Bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan periode penelitian tahun 2017 sampai dengan tahun 2020. Dalam penelitian ini digunakan data sekunder untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Dimana data sekunder berupa laporan keuangan yang terdapat pada masing-masing website perusahaan dan Bursa Efek Indonesia. Prosedur dalam pengumpulan data penelitian ini adalah dengan mengunduh data laporan keuangan bank berupa laporan keuangan yang diperoleh penulis dari masing-masing bank di www.bni.co.id, www.bri.co.id, www.btn.co.id, www.mandiri.co.id, dan web lain yang mempublikasi laporan keuangan bank yang terkait seperti www.idx.co.id. Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah mengumpulkan data yang berkaitan dengan komponen RGEC, menentukan besarnya nilai komposit untuk masing-masing komponen, Melakukan judgment peringkat komposit komponen RGEC berdasarkan hasil nilai komposit masing-masing faktor, melakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji One Way - Analysis of Variance dan mengolah data ke dalam software SPSS 22 serta mendeskripsikan hasil dari pengolahan.

PEMBAHASAN

Data Hasil Penelitian

Data penelitian ini merupakan laporan keuangan periode tahun 2017 sampai dengan

2020 menggunakan periode tersebut dikarenakan untuk mengkaji kondisi dan model

perhitungan kesehatan bank berdasarkan data terkini. Laporan keuangan yang digunakan

dalam penilitian ini diambil dari laporan keuangan yang disampaikan ke Bank Indonesia

dan dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Data-data rasio keuangan bank yang

digunakan sebagai dasar perhitungan dari penilaian kesehatan bank diperoleh dari situs

resmi Otoritas Jasa Keuangan dan masing-masing Bank BUMN.

(4)

80 Faktor Risiko

Penilaian Faktor Risiko dengan menentukan besarnya nilai komposit masing-masing indikator. Dalam menilai Faktor Risiko diproksikan dengan Risiko Kredit, Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas.

• Risiko Kredit (NPL)

Proses perhitungan Risiko Kredit diukur menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑁𝑃𝐿 = 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑥 100%

Sehingga NPL Bank BRI, BNI, BTN dan Mandiri selama tahun 2017 sampai dengan 2020 adalah:

Tabel 1

Net Performing Loan (NPL)

Bank Tahun NPL

BRI

2017 2,02%

2018 2,18%

2019 1,69%

2020 2,02%

BNI

2017 2,90%

2018 2,22%

2019 2,00%

2020 2,77%

BTN

2017 3,30%

2018 3,27%

2019 3,00%

2020 2,28%

MANDIRI

2017 1,74%

2018 2,65%

2019 2,56%

2020 3,28%

Tabel 1 menunjukkan Rasio Non Performing Loan (NPL) Bank BRI

pada tahun 2017 sebesar 2,02% yang mengalami peningkatan di tahun 2018

sebesar 2,18% pada tahun 2019 rasio NPL menurun menjadi 1,69% dan

sampai tahun 2020 mengalami peningkatan signifikan menjadi 2,02%. Hal ini

menunjukkan dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 rasio NPL Bank BRI

mengalami fluktuasi.

(5)

81

Rasio NPL Bank BNI pada tahun 2017 sebesar 2,90% yang kemudian mengalami penurunan di tahun 2018 sebesar 2,22% pada tahun 2019 NPL kembali menurun sebesar 2,00% dan mengalami peningkatan cukup signifikan di tahun 2020 sebesar 2,77%. Hal ini menunjukkan dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 rasio NPL Bank BNI mengalami fluktuasi.

Rasio NPL Bank BTN pada tahun 2017 sebesar 3,30% yang mengalami penurunan pada tahun 2018 sebesar 3,27% pada tahun 2019 NPL kembali mengalami penurunan sebesar 3,00% dan pada tahun 2020 NPL menurun hingga 2,28%. Hal ini menunjukkan dari tahun 2017 sampai dengan 2020 rasio NPL Bank BTN mengalami penurunan dari tahun ke tahun.

Rasio NPL Bank Mandiri pada tahun 2017 sebesar 1,74% kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2018 sebesar 2,65% pada tahun 2019 NPL menurun sebesar 2,56% dan mengalami peningkatan signifkan di tahun 2020 sebesar 3,28%. Hal ini menunjukkan dari tahun 2017 sampai dengan 2020 rasio NPL Bank Mandiri mengalami fluktuasi.

Setelah melakukan perhitungan rasio Non Performing Loan (NPL), selanjutnya adalah melakukan analisis penetapan peringkat komponen rasio Non Performing Loan (NPL) berdasarkan matriks kriteria peringkat risiko kredit pada Bank BRI, BNI, BTN dan Mandiri pada tahun 2017 sampai dengan 2020. dilihat penilaian tingkat kesehatan masing-masing bank untuk penetapan peringkat rasio Non Performing Loan (NPL) selama tahun 2017 sampai dengan 2020. Bank BRI memperoleh predikat sangat sehat dikarenakan rasio NPL dibawah 2% dengan perolehan rata-rata 1,97% BNI memperoleh predikat sehat dikareenakan rasio NPL diatas 2% dengan perolehan rata-rata 2,47%

BTN memperoleh predikat sehat dikarenakan rasio NPL tidak lebih dari 3,5%

dengan perolehan rata-rata 2,96% dan Mandiri memperoleh predikat sehat dikarenakan rasio NPL diatas 2% dengan prolehan rata-rata 2,55 %.

Tingkat kesehatan masing-masing bank pada tahun 2017 sampai dengan 2020 berdasarkan rasio NPL memiliki predikat yang berbeda semakin rendah rasio Non Performing Loan (NPL) bank akan dikategorikan sebagai bank yang sehat dan sebaliknya jika rasio Non Performing Loan (NPL) semakin tinggi maka bank akan dikategorikan sebagai bank yang tidak sehat. Sehingga bank yang terus mengalami kenaikan Non Performing Loan (NPL) diharapkan lebih selektif dan menerapkan prinsip kehati-hatian dalaam memberikan kredit untuk mengurangi risiko kredit.

Risiko Likuiditas (LDR)

Proses perhitungan Risiko Likuiditas diukur menggunakan rumus sebagai berikut:

𝐿𝐷𝑅 = 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡

𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑥 100%

(6)

82

Sehingga LDR Bank BRI, BNI, BTN dan Mandiri selama tahun 2017 sampai dengan 2020 adalah:

Tabel 2

Loan to Deposit Ratio (LDR)

Bank Tahun LDR

BRI

2017 79,85%

2018 88,54%

2019 81,68%

2020 86,88%

BNI

2017 77,90%

2018 85,86%

2019 92,45%

2020 92,13%

BTN

2017 100,90%

2018 104,42%

2019 108,86%

2020 108,78%

MANDIRI

2017 77,66%

2018 82,97%

2019 82,02%

2020 87,05%

Tabel 2 menunjukkan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank BRI pada tahun 2017 sebesar 79,85% pada tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 88,54% yang kemudian mengalami penurunan pada tahun 2019 sebesar 81,68%

dan kembali naik tahun 2020 sebesar 86,88%. Hal ini menunjukkan rasio LDR milik Bank BRI tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 mengalami fluktuasi.

Rasio LDR Bank BNI tahun 2017 sebesar 77,90% yang pada tahun 2018 mengalami kenaikan menjadi 85,86% pada tahun 2019 LDR kembali mengalami kenaikan sebesar 92,45% dan pada tahun 2020 LDR menurun sebesar 92,13%.

Hal ini menunjukkan rasio LDR milik Bank BNI tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 mengalami fluktuasi.

Rasio LDR Bank BTN pada tahun 2017 sebesar 100,90% yang kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2018 sebesar 104,42% pada tahun 2019 rasio kembali mengalami kenaikan sebesar 108,86% dan mengalami penurunan di tahun 2020 sebesar 108,78%. Hal ini menunjukkan rasio LDR milik Bank BTN tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 mengalami fluktuasi.

Rasio LDR Bank Mandiri pada tahun 2017 sebesar 77,66% pada tahun 2018

rasio mengalami kenaikan sebesar 82,97% kemudian mengalami penurunan pada

tahun 2019 sebesar 82,02% dan kembali menurun tahun 2020 menjadi 87,05%.

(7)

83

Hal ini menunjukkan rasio LDR milik Bank Mandiri tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 mengalami fluktuasi.

Hasil penetapan peringkat kesehatan bank untuk rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) periode tahun 2017 sampai dengan 2020 menunjukkan hasil pengelolaan risiko likuiditas dengan menggunakan rasio LDR dari masing-masing bank. Rata-rata hasil selama 4 tahun yakni 2017 sampai dengan 2020 BRI memperoleh predikat sehat dikarenakan rasio LDR kurang dari 85% dengan rata- rata sebesar 84,23% BNI memperoleh predikat cukup sehat dikarenakan rasio LDR diatas 85% dengan rata-rata sebesar 87,09% BTN memperoleh predikat kurang sehat dikarenakan rasio LDR diatas 100% dengan rata-rata sebesar 105,74% dan MANDIRI memperoleh predikat sehat dikarenakan rasio LDR kurang dari 85% dengan rata-rata sebesar 82,42%. Tingkat kesehatan masing- masing bank pada tahun 2017 sampai dengan 2020 berdasarkan rasio LDR menunjukkan masing-masing bank memiliki predikat yang berbeda, semakin tinggi rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) maka bank akan dikategorikan sebagai bank yang tidak sehat karena menunjukkan bahwa semakin rendahnya likuiditas bank dikarenakan besarnya jumlah dana masyarakat yang dialokasikan ke kredit dan jika rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) semakin rendah maka bank tersebut dikategorikan sebagai bank yang sangat sehat.

Faktor Rentabilitas (ROA)

Proses perhitungan Risiko Rentabilitas diukur menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑅𝑂𝐴 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑥 100%

Sehingga ROA Bank BRI, BNI, BTN dan Mandiri selama tahun 2017 sampai dengan 2020 adalah:

Tabel 3

Return on Assets (ROA)

Bank Tahun ROA

BRI

2017 4,33%

2018 4,46%

2019 3,85%

2020 3,70%

BNI

2017 2,67%

2018 2,92%

2019 3,25%

2020 2,25%

BTN 2017 1,67%

2018 1,63%

(8)

84

2019 1,09%

2020 1,47%

MANDIRI

2017 3,22%

2018 3,28%

2019 3,04%

2020 2,90%

Tabel 3 menunjukkan rasio Return on Assets (ROA) Bank BRI tahun 2017 sebesar 4,33% pada tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 4,46% dan menurun pada tahun 2019 sebesar 3,85% pada tahun 2020 rasio ROA mengalami penurunan kembali sebesar 3,70%. Hal ini menunjukkan rasio ROA milik Bank BRI pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 selalu mengalami fluktuasi.

Rasio ROA Bank BNI tahun 2017 sebesar 2,67% yang kemudian meningkat pada tahun 2018 sebesar 2,92% tahun 2019 rasio mengalami kenaikan sebesar 3,25% dan pada tahun 2020 kembali menurun sebesar 2,25%. Hal ini menunjukkan rasio ROA milik Bank BNI pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 mengalami fluktuasi.

Rasio ROA Bank BTN pada tahun 2017 sebesar 1,67% yang mengalami penurunan pada tahun 2018 sebesar 1,63% pada tahun 2019 rasio kembali mengalami penurunan secara signifikan yaitu sebesar 1,09% dan meningkat kembali pada tahun 2020 sebesar 1,47%. Hal ini menunjukkan rasio ROA milik Bank BTN pada tahun 2017 sampai dengan 2020 mengalami fluktuasi.

Rasio ROA pada Bank Mandiri tahun 2017 sebesar 3,22% mengalami kenaikan pada tahun 2018 sebesar 3,28% pada tahun 2019 rasio menurun hingga 3,04% dan pada tahun 2020 rasio kembali mengalami penurunan secara signifikan sebesar 2,90%. Hal ini menunjukkan rasio ROA milik Bank Mandiri pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 mengalami fluktuasi.

Setelah melakukan perhitungan rasio Return on Assets (ROA), selanjutnya adalah melakukan analisis penetapan peringkat komponen rasio Return on Asset (ROA) berdasarkan matriks kriteria peringkat risiko rentabilitas pada Bank BRI, BNI, BTN dan Mandiri pada tahun 2017 sampai dengan 2020.

Hasil penetapan peringkat untuk rasio Return on Assets (ROA) periode

tahun 2017 sampai dengan 2020 menunjukkan kemampuan memperoleh

keuntungan dengan menggunakan rasio ROA dari masing-masing bank. Rata-rata

hasil selama 4 tahun yakni BRI 4,09% memperoleh predikat sangat sehat

dikarenakan rasio ROA diatas 2%. BNI 2,77% dengan predikat sangat sehat

dikarenakan rasio ROA diatas 2%, BTN dengan rata-rata 1,47% memperoleh

predikat sehat dikarenakan rasio ROA kurang atau dibawah 2% dan Mandiri

dengan rata-rata 3,11% memperoleh predikat sangat sehat dikarenakan rasio ROA

diatas 2%. Tingkat kesehatan masing-masing bank pada tahun 2017 sampai

dengan 2020 berdasarkan rasio ROA memiliki predikat rata-rata sama yakni

sangat sehat kecuali untuk BTN dengan predikat sehat. Semakin tinggi rasio

(9)

85

Return on Assets (ROA) menandakan bank tersebut masuk dalam kategori sangat sehat sedangkan semakin rendah rasio Return on Assets (ROA) bank akan dikategorikan sebagai bank yang tidak sehat sehingga kemampuan atau tingkat untuk memperoleh keuntungan semakin kecil.

Faktor Permodalan (CAR)

Proses perhitungan Faktor Permodalan diukur menggunakan rumus sebagai berikut:

𝐶𝐴𝑅 = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙

𝐴𝑇𝑀𝑅 𝑥 100%

Sehingga CAR Bank BRI, BNI, BTN dan Mandiri selama tahun 2017 sampai dengan 2020 adalah:

Tabel 4

Capital Adequacy Ratio (CAR)

Bank Tahun CAR

BRI

2017 16,95%

2018 16,99%

2019 18,31%

2020 20,59%

BNI

2017 16,70%

2018 15,10%

2019 16,20%

2020 19,50%

BTN

2017 17,69%

2018 15,62%

2019 14,64%

2020 16,97%

MANDIRI

2017 15,48%

2018 14,93%

2019 16,60%

2020 18,60%

Tabel 4 menunjukkan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank BRI pada

tahun 2017 sebesar 16,95% pada tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar

16,99% tahun 2019 rasio kembali meningkat menjadi 18,31% dan tahun 2020

meningkat secara signifikan sebesar 20,59%. Hal ini menunjukkan rasio CAR

Bank BRI pada tahun 2017 sampai dengan 2020 milik Bank BRI selalu

mengalami kenaikan setiap tahunnya.

(10)

86

Rasio CAR Bank BNI tahun 2017 16,70% pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 15,10% kemudian kembali mengalami kenaikan pada tahun 2019 sebesar 16,20% dan meningkat secara signifikan hingga tahun 2020 sebesar 19,50%. Hal ini menunjukkan rasio CAR Bank BNI mengalami fluktuasi.

Rasio CAR Bank BTN pada tahun 2017 sebesar 17,69% yang kemudian mengalami penurunan pada tahun 2018 sebesar 15,62% sampai dengan 2019 sebesar 14,64% dan kembali meningkat pada tahun 2020 sebesar 16,97%. Hal ini menunjukkan rasio CAR Bank BTN mengalami fluktuasi.

Rasio Bank Mandiri tahun 2017 sebesar 15,48% yang kemudian mengalami penurunan tahu 2018 sebesar 14,93% tetapi kembali meningkat pada tahun 2019 sebesar 16,60% dan pada 2020 meningkat secara signifikan sebesar 18,60%. Hal ini menunjukkan rasio CAR Bank Mandiri mangalami fluktuasi.

Setelah melakukan perhitungan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) selanjutnya adalah melakukan analisis penetapan peringkat komponen Capital Adequacy Ratio (CAR) berdasarkan matriks kriteria peringkat risiko permodalan pada Bank BRI, BNI, BTN dan Mandiri pada tahun 2017 sampai dengan 2020.

Hasil penetapan peringkat untuk Capital Adequacy Ratio (CAR) periode tahun 2017 sampai dengan 2020 menunjukan kemampuan bank dalam menyediakan modal dengan menggunakan rasio CAR. Rata-rata hasil selama 4 tahun yakni tahun 2017 sampai dengan 2020 pada masing-masing bank yaitu BRI memperoleh predikat sangat sehat dikarenakan rasio CAR diatas 15%

dengan perolehan rata-rata 18,21% BNI memperoleh predikat sangat sehat dikarenakan rasio diatas 15% dengan perolehan rata-rata 16,88% BTN memperoleh predikat sangat sehat dikarenakan rasio CAR diatas 15% dengan perolehan rata-rata 16,23% dan Mandiri memperoleh predikat sangat sehat dikarenakan rasio CAR diatas 15% dengan perolehan rata-rata 16,40%. Secara keseluruhan CAR pada masing-masing bank berada pada peringkat 1, yang berarti bank memiliki kualitas kecukupan permodalan yang sangat baik dan mampu dalam membiayai aktiva yang mengandung risiko sehingga dapat mengatasi kerugian yang mungkin terjadi. kemampuan bank dalam menyediakan modal dengan menggunakan rasio CAR. Rata-rata hasil selama 4 tahun yakni tahun 2017 sampai dengan 2020 pada masing-masing bank yaitu BRI memperoleh predikat sangat sehat dikarenakan rasio CAR diatas 15%

dengan perolehan rata-rata 18,21% BNI memperoleh predikat sangat sehat

dikarenakan rasio diatas 15% dengan perolehan rata-rata 16,88% BTN

memperoleh predikat sangat sehat dikarenakan rasio CAR diatas 15% dengan

perolehan rata-rata 16,23% dan Mandiri memperoleh predikat sangat sehat

dikarenakan rasio CAR diatas 15% dengan perolehan rata-rata 16,40%. Secara

keseluruhan CAR pada masing-masing bank berada pada peringkat 1, yang

berarti bank memiliki kualitas kecukupan permodalan yang sangat baik dan

mampu dalam membiayai aktiva yang mengandung risiko sehingga dapat

mengatasi kerugian yang mungkin terjadi.

(11)

87 Uji One Way- Analysis of Variance

Uji One Way- Analysis of Variance digunakan untuk menguji apakah sampel dari keempat bank mempunyai rata-rata (mean) yang sama dan menguji apakah ada perbedaan secara signifikan diantara keempat bank tersebut.

Faktor Risiko Risiko Kredit

Hasil pengujian hipotesis terhadap risiko kredit antara keempat bank yang diproksikan dengan rasio Non Performing Loan (NPL) dapat dilihat pada table 4.

Tabel 5

Uji One Way- Analysis of Variancei Faktor Risiko Kredit (NPL) Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between

Groups 1,720 1 1,720 8,590 ,011

Within Groups 2,803 14 ,200

Total 4,523 15

Pada tabel 5 di atas diketahui nilai F hitung Non Peerforming Loan (NPL) sebesar 8,590 dengan signifikansi sebesar 0,074 yang berarti signifikansi

< 0.05 maka menolak Ho dengan kata lain terdapat perbedaan Non Performing Loan (NPL) yang signifikan antara bank BRI, BNI, BTN dan Mandiri.

Sehingga dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa penilaian risiko kredit yang diproksikaan dengan rasio Non Performing Loan (NPL) memiliki perbedaan yang signifikan.

Risiko Likuiditas

Hasil penilaian hipotesis terhadap risiko likuiditas antara keempat bank yang diproksikan dengan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6

Uji One Way- Analysis of Variance Faktor Risiko Likuiditas (LDR)

LDR

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between

Groups 1480,840 3 493,613 31,793 ,000

Within Groups 186,311 12 15,526

Total 1667,151 15

(12)

88

Pada tabel 6 di atas diketahui nilai F hitung Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 31,793 dengan signifikansi sebesar 0,000 yang berarti signifikansi < 0.05 maka menolak Ho dengan kata lain terdapat perbedaan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang signifikan antara bank BRI, BNI, BTN dan Mandiri. Sehingga dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa penilaian risiko likuiditas yang diproksikan dengan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki perbedaan yang signifikan.

Faktor Rentabilitas

Hasil pengujian hipotesis terhadap risiko rentabilitas antara keempat bank yang diproksikan dengan rasio Return on Assets (ROA) dapat dilihat pada tabel 7:

Tabel 7

Uji One Way- Analysis of Variance Faktor Rentabilitas (ROA)

ROA Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between

Groups 10,538 2 5,269 14,373 ,001

Within Groups 4,766 13 ,367

Total 15,304 15

Pada Tabel 7 di atas diketahui nilai F hitung Return on Assets (ROA) sebesar 14,373 dengan signifikansi sebesar 0,001 yang berarti signifikansi <

0.05 maka menolak Ho dengan kata lain terdapat perbedaan Retun on Assets (ROA) yang signifikan antara bank BRI, BNI, BTN dan Mandiri. Sehingga dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa penilaian risiko rentabilitas yang diproksikan dengan rasio Retun on Assets (ROA) memiliki perbedaan yang signifikan.

Faktor Permodalan

Hasil pengujian hipotesis terhadap risiko permodalan antara keempat bank yang diproksikan dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8

Uji One Way- Analysis of Variance Faktor Permodalan

CAR

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between

Groups 10,511 1 10,511 4,617 ,050

Within

Groups 31,873 14 2,277

Total 42,383 15

(13)

89

Pada Tabel 8 di atas diketahui nilai F hitung Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 4,617 dengan signifikansi sebesar 0,050 yang berarti signifikansi sama dengan 0.05 maka menerima Ho dengan kata lain tidak terdapat perbedaan Capital Adequacy Ratio (CAR) yang signifikan antara bank BRI, BNI, BTN dan Mandiri. Sehingga dari hasil analisis dapatdisimpulkan bahwa penilaian risiko permodalan yang diproksikan dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) antara keempat bank tidak jauh berbeda.

PENUTUP

Kesimpulan

1. Hasil penilaian tingkat kesehatan bank di tinjau dari profil risiko menunjukkan Bank BRI memperoleh penilaian sangat sehat pada risiko kredit dan memperoleh penilaian sehat pada risiko likuiditas. Bank BNI memperoleh penilaian sehat pada risiko kredit dan cukup sehat pada risiko likuiditas. Sedangkan Bank BTN memperoleh penilaian sehat pada risiko kredit dan kurang sehat pada risiko likuiditas. Sedangkan Bank Mandiri memperoleh penilaian sehat pada risiko kredit dan memperoleh penilaian sehat pada risiko likuiditas. Hasil penilaian tingkat kesehatan bank di tinjau dari faktor rentabilitas menunjukkan bahwa Bank BRI, BNI dan Mandiri memperoleh penilaian sangat sehat sedangkan Bank BTN memperoleh penilaian sehat. Hasil penilaian tingkat kesehatan bank di tinjau dari faktor permodalan menunjukkan bahwa keempat bank memperoleh penilaian sangat sehat.

2. Terdapat perbedaan tingkat kesehatan bank melalui hasil uji One Way – Analysis of Variance pada faktor profil risiko yaitu risiko kredit dan risiko likuiditas serta perbedaan signifikan terlihat pada faktor rentabilitas, hanya pada faktor permodalan keempat bank menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dengan kata lain penilaian kesehatan bank tidak jauh berbeda.

Saran

Bagi peneliti selanjutnya dapat menambahkan faktor Good Corporate Governance agar penilaian kesehatan dengan metode RGEC semakin maksimal serta Bank Konvensional diharapkan dapat mencantumkan data secara lengkap atas komponen keuangan yang dijadikan indikator penilaian kesehatan bank sesuai Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP.

DAFTAR PUSTAKA

Burhan, Bungin. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Herman, Darmawi. 2011. Manajemen Perbankan. Jakarta : PT Bumi Aksara.

(14)

90

Imam, Ghozali. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Rimsky, K Judisseno. 2005. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Rivai, Veithzal. 2007. Bank and Financial Institute Management. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Singgih, Santoso. 2020. Menguasai SPSS22 From Basic To Expert Skills. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sugiyono. 2010. Metode Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung : Alfabeta.

Thomas, Suyatno. 2007. Kelembagaan Perbankan. Jakarta : PTt. 3:16-22.

www.bni.co.id

www.bri.co.id

www.btn.co.id

www.idx.co.id

www.mandiri.co.id

Referensi

Dokumen terkait

Semoga Allah membalas semua amal kebaikan mereka dan selalu melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya dan semoga skripsi yang berjudul Pengaruh

Permasalahan yang dihadapi guru di Indonesia sangatlah komplek khususnya pada kepuasan kerja yang dirasa kurang bagi para guru sekarang ini, ketidak hadiran guru

Berdasarkan tabel 3 distribusi frekuensi tingkat pengetahuan tentang breast care pada ibu hamil di BPS Kusni Sri Mawarti Dlingo Bantul Yogyakarta tahun 2015 dapat diketahui

Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dikelas, tidak hanya tergantung dalam penguasaan bahan ajar atau penggunaan metode pembelajaran, tetapi proses pembelajaran yang baik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) proses kerjasama BKK dengan industri dapat dilakukan dengan melalui jalur ―pendekatan‖ dan ―seleksi‖, (2) partisipasi

Kajian ini menunjukkan bahwa: (1) Kesulitan menghafal Al- Qur’an yang dialami oleh santri di Pondok Pesantren Taḥfiẓul Qur’an Asy-Syarifah Brumbung Mranggen Demak,

Dengan demikian, cerita II Samuel 5:1-5 yang mengatakan bahwa ada semacam perjanjian atau kesepakatan antara Daud dan suku-suku di Israel- yang ditulis oleh

Globalisasi adalah proses di mana berbagai peristiwa, keputusan, dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai masyarakat di belahan dunia