• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prasti Puji Lestari¹, Mahmud Imrona², Angelina Prima Kurniati³. ¹Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Telkom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Prasti Puji Lestari¹, Mahmud Imrona², Angelina Prima Kurniati³. ¹Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Telkom"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK RENCANA PEMEKARAN KECAMATAN DENGAN METODE AMK (STUDI KASUS : BINA

PEMERINTAHAN DAN OTONOMI DAERAH KOTA BANDUNG) DECISION SUPPORT SYSTEM FOR EXPANSION PLAN OF SUBDISTRICT

Prasti Puji Lestari¹, Mahmud Imrona², Angelina Prima Kurniati³

¹Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Telkom

Abstrak

Dalam penentuan prioritas kecamatan yang akan dimekarkan dalam suatu wilayah tidak dapat dilakukan dengan mudah, karena memerlukan pertimbanganpertimbangan khusus terhadap setiap pemilihan kecamatan yang akan dimekarkan. Kesalahan dalam penentuan prioritas dapat menyebabkan program pembangunan otonomi daerah menjadi tidak sesuai dengan asas adil dan merata.

Data yang digunakan dalam SPPK (Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ) ini adalah data BPOD ( Bina Pemerintahan dan Otonomi Daerah ) dengan mengambil studi kasus Kota Bandung.

Kriteria yang digunakan telah ditentukan oleh BPOD Kota Bandung dan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No 4 Tahun 2000. SPPK ini menggunakan metode AMK ( Analisis Multi Kriteria ).

AMK merupakan suatu cara untuk melihat permasalahan yang kompleks yang dikarakteristikkan dengan penggabungan objective monetery dan non-objective monetery, membagi permasalahan kedalam bagian-bagian yang lebih dapat diatur yang datanya dibagi secara adil dan kemudian bagian-bagian tersebut disusun ulang untuk menghasilkan penggambaran yang koheren untuk pengambilan keputusan.

Tugas Akhir ini membuat SPPK yang dapat menentukan prioritas kecamatan yang akan dimekarkan dari yang terbaik ke yang terburuk sebagai rekomendasi bagi pemerintah daerah Kota Bandung. SPPK yang dibangun dapat membantu memberikan alternatif keputusan yang lebih berkualitas sesuai dengan tingkat membantu dari pihak BPOD Kota Bandung dari hasil kuisioner sebesar 85.71% dalam memberikan bantuan penentuan prioritas.

Kata Kunci : SPPK, Pemekaran Kecamatan, AMK

Abstract

Determination of preceding subdistrict that would be expand on some region couldn’t done easily, because it needs specific considerations for each subdistrict that would be expand. The

precedence determination failures could cause the regional autonomy construction program not suitable with the fairness and flatness principle.

Data that used in this DSS (Decision Support System) is BPOD data by using case study in Bandung. Criteria that used is determined by BPOD Bandung and the decision letter internal minister number 4 on the year of 2000. This DSS uses MCA (Multi Criteria Analysis) method. MCA is a way of looking at complex problem that are characterised by any mixture of monetary and non-monetery objectives, of breaking the problem into more manageable pieces to allow data and judgment to be brought to bear on the pieces, and then reasambling the pieces to present a coherent overall picture to decision makers.

This final project, implements the DSS (Decision Support System) that could determine the precedence subdistrict that would be expand from the best up to worst as Bandung regional government’s recommendation. Decision Support System is established to give more qualified alternatives with auxiliary level BPOD Bandung from the result of questionnair is 85.71% in giving assist to determine the precedence.

Keywords : DSS, Subdistrict expansion, MCA

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Fakultas Teknik Informatika Program Studi S1 Teknik Informatika

(2)

1

1. Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Berdasarkan referensi [1] Perkembangan ekonomi dan sosial yang terjadi di Kota Bandung beberapa tahun terakhir menunjukkan keadaan yang sangat pesat. Hal ini mengakibatkan beban yang ditanggung pemerintah Kota Bandung menjadi luar biasa beratnya. Untuk menghadapi perubahan yang berkembang, maka telah disusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung yang memadukan perkembangan dan mengikat secara hukum pada 10 tahun mendatang .

Permasalahan kewilayahan yang ada di Kota Bandung antara lain:

1. Persebaran penduduk yang tidak seimbang.

2. Ketimpangan Rasio Jumlah penduduk dan luas kecamatan.

3. Ketidaksesuaian batas wilayah dengan perkembangan Kota.

4. Batas wilayah kecamatan yang ada sekarang (yang dahulu banyak menggunakan batas alam) sudah banyak terpotong oleh batas buatan, terutama berupa jalan.

5. Bentuk wilayah kecamatan daerah Timur Kota Bandung banyak yang tidak seimbang.

6. Besaran dan aksesibilitas masyarakat terhadap pusat pemerintahan kecamatan tidak seimbang, hal ini akan menyulitkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan publik.

Oleh karena itu, diperlukan proses pemekaran kecamatan di wilayah Kota Bandung dengan menggunakan suatu sistem yang dapat membantu proses pengambilan keputusan yang dikenal dengan SPPK (Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan).

Data yang digunakan berasal dari data BPOD (Bina Pemerintahan dan Otonomi Daerah) Pemerintahan Kota Bandung. Proses penentuan kebijakan pemekaran kecamatan yang digunakan pemerintahan Kota Bandung saat ini menggunakan analisa secara manual yang memiliki kelemahan dalam perhitungan data yang cenderung rumit.

Untuk mengatasi hal diatas, maka digunakan suatu metode AMK (Analisis Multi Kriteria). AMK merupakan suatu cara untuk melihat permasalahan yang kompleks yang dikarakteristikkan dengan penggabungan objective monetery dan non-objective monetery, membagi permasalahan kedalam bagian-bagian yang lebih dapat diatur yang datanya dibagi secara adil dan kemudian bagian-bagian tersebut disusun ulang untuk menghasilkan penggambaran yang koheren untuk pengambilan keputusan. Metode ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu alternatif yang paling disukai, untuk merangking alternatif-alternatif, untuk membuat daftar singkat alternatif- alternatif dari beberapa alternatif-alternatif, dan untuk membedakan alternatif yang dapat diterima dan alternatif yang tidak dapat diterima.

1.2 Perumusan masalah

Melihat latar belakang permasalahan, maka masalah yang dapat dirumuskan dalam tugas akhir ini adalah Bagaimana membuat suatu sistem yang dapat

Fakultas Teknik Informatika Program Studi S1 Teknik Informatika

(3)

2 membantu pemerintah daerah dalam mengambil kebijaksanaan pemekaran kecamatan dengan menggunakan metode AMK (Analisis Multi Kriteria).

Adapun yang menjadi batasan masalah dalam Tugas Akhir ini mencakup hal-hal sebagai berikut :

a. Indikator dari data knowledge management yang digunakan berdasarkan ketentuan Bina Pemerintahan dan Otonomi Daerah dan surat Keputusan Menteri dalam Negeri No 4 Tahun 2000.

Indikator yang dimaksud tersebut adalah:

1. Kemampuan Ekonomi

a. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) b. Penerimaan Daerah Sendiri ( PDS )

2. Potensi Daerah

a. Lembaga Keuangan ( LE ) b. Sarana Ekonomi ( SE ) c. Sarana Pendidikan ( SP ) d. Sarana Pemerintahan ( SPM )

e. Sarana Transportasi dan Komunikasi ( STK ) f. Sarana Pariwisata ( SPW )

g. Ketenagakerjaan ( K ) 3. Sosial Budaya

a. Tempat peribadatan ( TP )

b. Tempat / kegiatan institusi sosial dan budaya ( T/KISB ) c. Sarana olahraga ( SO )

4. Sosial Politik

a. Partisipasi masyarakat dalam bepolitik ( PMB ) b. Organisasi masyarakat ( OK )

5. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk >= 10000 jiwa ( JP ) 6. Luas Daerah

Luas daerah >= 750 ha. ( LW ) 7. Pertimbangan lain

a. Keamanan dan ketertiban ( KK )

b. Ketersediaan sarana dan prasarana pemerintahan ( KSPP ) c. Rentang kendali ( RK )

d. Kecamatan yang dibentuk minimal telah terdiri dari 3 (tiga) kelurahan ( K3 )

b. SPPK yang dibuat hanya ditujukan untuk perencanaan kebijaksanaan pemekaran kecamatan pemerintah daerah kota Bandung.

c. Metode AMK digunakan dalam proses pembobotan kriteria.

Data yang menjadi acuan dalam Tugas Akhir ini diambil dari data knowledge management BPOD.

1.3 Tujuan

Tujuan dalam tugas akhir ini adalah:

1. Membangun Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK) yang berbasis web untuk menentukan prioritas kecamatan yang akan dimekarkan dari yang terbaik ke yang terburuk dengan menggunakan metode AMK sebagai rekomendasi bagi pemerintahan Kota Bandung.

Fakultas Teknik Informatika Program Studi S1 Teknik Informatika

(4)

3 2. Mengevaluasi hasil keluaran sistem dengan hasil analisis makro.

1.4 Metodologi penyelesaian masalah

Metode yang digunakan dalam tugas akhir ini antara lain : 1. Studi lapangan

Mengambil data penduduk dan melakukan wawancara secara langsung kepada kepala bagian Pengembangan Otonomi Daerah Kota Bandung 2. Studi literatur

Mempelajari strategi pemekaran kecamatan Kota Bandung serta konsep dasar dan teori-teori yang digunakan untuk mengimplementasikan AMK (Analisis multi Kriteria)

3. Analisis sistem

Melakukan analisis dan pengelolaan terhadap data dan dokumen yang diberikan oleh Bina Pemerintahan dan Otonomi Daerah agar dapat sesuai dengan metode yang diinginkan.

4. Perancangan

Melakukan perancangan perangkat lunak dengan menggunakan pendekatan terstruktur.

5. Implementasi

Mengimplementasikannya dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySql.

6. Analisis hasil implementasi

Pengevaluasian sistem dilakukan dengan melakukan pengujian fungsionalitas dari awal sampai akhir, perbandingan hasil perhitungan manual dan perhitungan sistem, pengujian oleh pengguna ahli dan perbandingan antara hasil keluaran sistem baru dengan sistem lama.

7. Pengambilan kesimpulan dan penyusunan laporan Tugas Akhir.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Fakultas Teknik Informatika Program Studi S1 Teknik Informatika

(5)

33

5. Kesimpulan dan Saran

5.2 Pengujian SPPK

Dari hasil implementasi dan analisis Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk Rencana Pemekaran Kecamatan dengan metode AMK ini dapat ditarik beberapa kesimpulan :

1. Sistem yang dibangun dapat membantu Bina Pemerintahan dan Otonomi Daerah Kota Bandung dalam penentuan prioritas kecamatan yang akan dimekarkan sebagai rekomendasi bagi pemerintahan Kota Bandung.

2. Metode AMK dapat memecahkan masalah yang kompleks yang dikarakteristikan dengan penggabungan objective monetery dan non- objective monetery dengan membagi permasalahan ke dalam bagian-bagian yang lebih dapat diatur kemudian menyusun kembali bagian-bagian tersebut untuk menghasilkan penggambaran yang koheren untuk pengambilan keputusan.

3. Berdasarkan hasil pengujian fungsionalitas, SPPK RPK ini telah berhasil diimplementasikan dengan baik.

4. Berdasarkan hasil pengujian sistem lama dan sistem baru, hasil prioritas dengan sistem lama dan sistem baru dapat berbeda atau bahkan sama. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan metode AMK, kecamatan Coblong memiliki skor kriteria yang tinggi pada kriteria yang bobotnya besar yaitu kriteria Jumlah Penduduk, sehingga menyebabkan nilai total kecamatan Coblong menjadi lebih besar.

5. Berdasarkan hasil pengujian perhitungan manual dan perhitungan sistem diperoleh bahwa hasil perhitungan manual sama dengan perhitungan sistem dan berdasarkan lima kali percobaan yang dilakukan, kemampuan pengolahan data dengan menggunakan sistem lebih cepat dibandingkan dengan cara manual (Exel). Hal ini menunjukkan bahwa sistem ini telah bekerja sesuai dengan aturan yang ada.

6. Berdasarkan pengujian dengan kuisioner, didapatkan sebesar 85.71%

menunjukkan bahwa sistem dan mempermudah Bina Pemerintahan dan Otonomi Daerah Kota Bandung dalam menentukan prioritas kecamatan yang akan dimekarkan di kota Bandung serta mudah dalam pengoperasiannya.

Sebesar 71.43 % koresponden menyatakan puas dengan keputusan yang dihasikan oleh SPPK RPK pada BPOD Bandung.

5.2 Saran

1. Tugas Akhir ini dapat dikembangkan untuk penentuan prioritas kecamatan dan kelurahan yang akan dimekarkan pada pemerintahan daerah.

2. Sistem ini dapat digunakan dalam setiap kota ataupun kabupaten di seluruh Indonesia sehingga terjadi keseragaman nasional dalam penentuan prioritas kecamatan yang akan dimekarkan.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Fakultas Teknik Informatika Program Studi S1 Teknik Informatika

(6)

34

Daftar Pustaka

[1] Bina Pemerintahan dan Otonomi Daerah Kota Bandung, 2005 “Studi Pemekaran Kecamatan Kota Bandung”, Bina Pemerintahan dan otonomi Daerah Kota Bandung, Bandung.

[2] Kertahadi M, 1998, “Sistem Informasi Penunjang Keputusan”, Citra Media, Surabaya.

[3] Daihani, Dadan Umar dan Widya, 2001, “Komputerisasi Pengambilan Keputusan”, Elex Media Komputindo, Jakarta.

[4] Ebby, Hermanan, 2005, “Kajian Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Jalan Dijawa Barat”, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

[5] “Multi Criteria Analysis - manual” , 2006, http://www.odpm.gov.uk, 26 Juni 2007.

[6] Mulyono, Sri, 1996, “Teori Pengambilan Keputusan” Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

[7] Ofyar Z, Tamiz, 2002, “CONSEP Pengembangan Sitem Jalan Nasional dan Propinsi Nusa Tenggara Timar di Era Otonomi Daerah”, Institut Teknologi Bandung, Bandung

[8] Saaty, Thomas L, 1993, “”Pengambilan keputusan bagi Para Pemimpin”, PT Pustaka Binama Prescindo, Jakarta.

[9] Suryadi, Kadarsah, dan Ramdhani, Ali, 1998, “Sistem Pendukung Keputusan”, Rosda, Jakarta.

[10] Turban, Efrain dan Jay E. Aroson. 2001. Decision Support System and Intelligent System Sixth Edition. New Jersey, Amerika Serikat. Prentice Hall, Inc.

[11] Assessment Of Other factors : Benfit-Cost Analysis Of Transmission Expansion Plans” , 2005, http://www.odpm.gov.uk, 07 Desember 2007.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Fakultas Teknik Informatika Program Studi S1 Teknik Informatika

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk membuat rancangan EA pencatatan rekam medis di lingkup UPT Puskesmas Kopo, Dinas Kesehatan Kota Bandung dan Kementerian Kesehatan

Adapun permasalahan yang akan diteliti dalam tugas akhir ini adalah bagaimana mengimplementasikan berbagai tingkatan QoS dengan menggunakan arsitektur Diffserv pada jaringan

Beladiri dengan kekuatan dalam yang harus diperhatikan adalah medan tenaga yaitu pancaran energi dari kepribadian karena bila jiwa dimasukan dengan energi spiritual maka

(AKAN DISEBUT DI HADAPAN TIMBALAN PENDAFTAR (2) (TUAN MOHD ASRI BIN ABD. KES PLAINTIF DEFENDAN KDG. PERMOHONAN NOTA KEPUTUSAN CATITAN.. 15.

Besarnya displacement horisontal bored pile walls untuk kedua tipe tanah yang ditinjau dengan penambahan sirtu di atas lapisan soft clay dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan

yang mampu berprestasi baik itu pada tingkat daerah maupun tingkat nasional. Beberapa sekolah yang sudah ada ekstrakurikuler judo seperti di SMAN 2 Ngaglik dan

Tegasnya kami berpendapat bahawa kita boleh membina pKdV sebagai sistem Hamiltonan bermatra tidak terhingga dan mendedahkan kebolehkamiran sistem itu secara lengkap dengan

Pembalakan ilegal terjadi secara luas dan sistematis dibanyak wilayah Indonesia, dan pada tahun 2000, memasuki sekitar 50 sampai 70 persen kebutuhan kayu