• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sinergi Pusat dan Daerah dalam Pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah TA 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Sinergi Pusat dan Daerah dalam Pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah TA 2020"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Sinergi Pusat dan Daerah dalam Pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah TA 2020

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Deputi Bidang Pengembangan Regional

(2)

REPUBLIK INDONESIA

Outline

Capaian/Tantangan Pemenuhan Target Pembangunan Target Pembangunan 2020

Prioritas RKP 2020 dan Pendanaan Prioritas Integrasi Pendanaan dan Dukungan TKDD Kebijakan Dana Transfer Khusus 2020

2

(3)

Capaian/Tantangan Pemenuhan Target

Pembangunan

(4)

REPUBLIK INDONESIA

Penurunan kemiskinan satu digit menghadapi tantangan yang lebih sulit

-0.05

-0.50

-0.07

-0.70

-0.33 0.04

-0.10

-0.18

-0.73

-0.35 -0.03

-0.36

-0.22

-0.82

-0.41 2014-2015 2015-2016 2016-2017 2017-2018 2018-2019

Kota Desa Kota+Desa

• Laju penurunan kemiskinan secara umum melambat karena persoalan kemiskinan kronis membutuhkan intervensi lintas sektor dan stakeholders.

• Sebagian besar penduduk miskin tinggal di perdesaan, tersebar di kepulauan, pegunungan, perbatasan (wilayah 3T), yang masih sulit mendapatkan pelayanan dasar (a.l. kesehatan, rumah layak, air bersih, sanitasi, listrik) dan kesempatan berusaha.

• Pemanfaatan Dana Desa, Dana Otsus, dan program sektor terkait perlu didorong untuk pemenuhan pelayanan dasar yang berkualitas dan menggerakan usaha ekonomi produktif masyarakat secara inklusif dan berkelanjutan.

6.69

12.85

0 2 4 6 8 10 12 14

Perkotaan Perdesaan

Tingkat Kemiskinan Berdasarkan Wilayah di Indonesia, 2019

%

%

Perubahan Laju Penurunan Kemiskinan 2014-2019

4

(5)

REPUBLIK INDONESIA

Rencana Kerja Pemerintah 2019

▪ Hampir separuh penduduk Indonesia masuk dalam kategori menjelang kelas menengah (aspire middle class) dan sekitar 20,2 persen (53,3 juta jiwa) masuk kategori rentan.

▪ Kelompok di atas rentan kembali miskin saat mengalami guncangan seperti kehilangan pekerjaan, sakit berkepanjangan, gejolak harga pangan, atau bencana. Sebagiannya tidak mendapatkan bantuan sosial karena tingkat pendapatannya jauh di atas GK atau tidak memiliki jaminan sosial kesehatan dan ketenagakerjaan.

▪ Dalam 10 tahun terakhir proporsi penduduk rentan dan aspire middle income tidak banyak berubah → potensi menghambat Indonesia menjadi negara upper middle income.

Penurunan Kemiskinan juga dihadapkan pada tantangan kerentanan yang tinggi

Sumber: Susenas Maret 2018, diolah Bappenas 12

9.82 20.19 47.04 22.53 0.42

NASIONAL Kelas Atas (>17GK)

Kelas Menengah (3.5 - 17GK)

Menjelang Kelas Menengah (1.5 - 3.5 GK)

Rentan (GK - 1.5GK)

Miskin (<GK)

GK= Garis Kemiskinan

Persentase kelompok miskin dan rentan

5

(6)

REPUBLIK INDONESIA

Memiliki keahlian yang sesuai kebutuhan pasar kerja penting untuk meningkatkan kebekerjaan angkatan kerja

9.55% 7.95%

11.24% 11.24%

6.14% 6.02%

5.65% 5.89%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

2014 2015 2016 2017 2018

TPT Berdasarkan Pendidikan

SD SMP SMA SMK Diploma Universitas Nasional

• Tahun 2018, TPT lulusan SMK masih tertinggi (11,24%), disusul oleh lulusan SMA (7,95%) dan Diploma (6,02%).

TPT lulusan universitas yang cenderung naik

menunjukkan masih ada mismatch antara keahlian lulusan dengan kebutuhan.

• Meskipun menurun, proporsi setengah penganggur juga masih 6,6% dari total pekerja. Jam kerja terutama pekerja kaum muda (youth) perlu ditambah dengan penyediaan lapangan kerja yang berkualitas.

• Peningkatan produktivitas tenaga kerja menjadi salah satu prioritas Pembangunan SDM. Upaya yang akan

dilaksanakan:

1. Menyempurnakan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kejuruan dengan perbaikan kapasitas dan kualitas SMK/BLK, termasuk guru/instruktur dan kurikulum, perbaikan peralatan, dan program link &

match dengan dunia industri;

2. Melaksanakan Program Kartu Pra Kerja;

3. Menyempurnakan sistem jaminan sosial yang mampu melindungi pekerja, serta perbaikan regulasi ketenagakerjaan.

9.68 9.74 8.98 9.14 8.21

8.45% 8.48%

7.58% 7.55%

6.62%

4%

5%

6%

7%

8%

9%

0 10 20 30 40 50

2014 2015 2016 2017 2018

Juta orang

Setengah Penganggur

Setengah Penganggur / Pengangguran Terpaksa % Terhadap Total Pekerja Sumber: Sakernas Periode Agustus 6

(7)

Target Pembangunan 2020

(8)

REPUBLIK INDONESIA

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

(nilai)

Tingkat Kemiskinan (persen)

Pertumbuhan Ekonomi (persen)

72,51 **)

8,7 ***)

8,5 – 9,0 **)

5,2 - 5,5 **)

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

(persen)

4,8-5,1 **)

Gini Rasio (indeks)

0,378 ***)

0,375 – 0,380 **)

Target Pembangunan Tahun 2020

5,3 *)

*) Nota Keuangan, 2020

**) Perpres RKP 2020

***) Susenas Periode Maret/Sakernas Periode Agustus

****) Kesepakatan Panja A Banggar DPR RI dengan Pemerintah

5,1 ***) 4,8-5,0 ****)

8

(9)

REPUBLIK INDONESIA

Highlight Pencapaian Target Pembangunan:

Penurunan Kemiskinan dan Outlook 2020

28 .28 28 .59 28 .01 27 .77 25 .95 25 .14

11.25 11.22 10.86 10.64

9.82 9.41

-1.00 1.00 3.00 5.00 7.00 9.00 11.00 13.00

17 19 21 23 25 27 29 31

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Per sen tase (%)

Ju mlah P end ud uk Mis kin (Ju ta J iw a)

Tingkat Kemiskinan Nasional

Jumlah penduduk miskin (juta jiwa) Tingkat Kemiskinan (%) Target RKP

Outlook 2020 8.7%

9.0 8.5

• Dalam satu tahun terakhir tingkat kemiskinan berhasil diturunkan 0,82 persen (1,82 juta jiwa) menjadi 9.41 persen pada Maret 2019.

• Pada tahun 2020 dengan pertumbuhan yang diproyeksikan sebesar 5.3 persen dan inflasi yang dijaga stabil, angka kemiskinan (outlook) diperkirakan menjadi 8.7

persen.

• Stabilisasi harga pangan, penyaluran

bantuan sosial non tunai tepat waktu dan sasaran, serta pemanfaatan Dana Desa yang pro-poor berkontribusi dalam penurunan kemiskinan.

Sumber: BPS, Angka Maret

9

(10)

REPUBLIK INDONESIA

Highlight Pencapaian Target Pembangunan:

Penurunan Ketimpangan dan Outlook 2020

▪ Rasio Gini dipengaruhi oleh dinamika ekonomi yang terjadi. Selama 4 tahun terakhir, tingkat kemiskinan dan Rasio Gini seiring turun.

▪ Penurunan Rasio Gini pada 2019

disebabkan terutama oleh penurunan Rasio Gini di kota.

▪ Pada tahun 2020 diperkirakan Gini Rasio dapat mencapai (outlook) 0.378.

▪ Usulan Dana Kelurahan dapat mendorong penurunan ketimpangan di perkotaan jika pemanfaatannya mensasar kelompok masyarakat miskin dan rentan.

▪ Mekanisme pemutakhiran Basis Data Terpadu terus disempurnakan Bersama Pemerintah Daerah untuk menjadi acuan sasaran berbagai program dan kegiatan.

0.428 0.428

0.41 0.407

0.401

0.392

0.319

0.334

0.327

0.32 0.324

0.317 0.406 0.408

0.397 0.393 0.389

0.382 0.378

0.3 0.32 0.34 0.36 0.38 0.4 0.42 0.44

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

In d ek s

Rasio Gini

Perkotaan Perdesaan Nasional

0.375 0.380 Outlook 2020

0.378%

10

(11)

REPUBLIK INDONESIA

Highlight Pencapaian Target Pembangunan:

Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka dan Outlook 2020

Sumber: Sakernas Periode Agustus Catatan:

• Sakernas Februari 2019 menyebutkan bahwa telah tercipta 2,29 juta lapangan kerja, sehingga TPT menjadi 5,01%.

• Acuan untuk menilai pencapaian target pembangunan menggunakan data Agustus, karena data tersebut lebih baik jika digunakan untuk menggambarkan kondisi tahunan: (1) Jumlah sampel survey lebih banyak sehingga estimasi lebih baik; (2) Menggambarkan fenomena di luar masa panen dan akhir masa tahun ajaran.

• Pada 2018 TPT telah mencapai 5,34%.

Dengan pertumbuhan ekonomi outlook 2019 sebesar 5,2%

dan asumsi elastisitas tenaga kerja 500.000 orang per 1%

pertumbuhan ekonomi, penciptaan kesempatan kerja akan menurunkan TPT 2019 menjadi 5,2%.

• Jika target 2019 tercapai dan asumsi pertumbuhan ekonomi 5,3%, TPT 2020 diperkirakan dapat mencapai 4.8-5.1%.*

121.87 122.38 125.44 128.06 131.01

114.63 114.82 118.41 121.02 124.00

7.24 7.56 7.03 7.04 7.00

5.94% 6.18%

5.61% 5.50% 5.34% 5.20%

5.10%

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Persen

Juta Orang

Angkatan Kerja Pekerja Pengangguran TPT

LANGKAH-LANGKAH PENCIPTAAN KESEMPATAN KERJA:

1. Mendorong investasi padat pekerja di sektor bernilai tambah tinggi dan di sektor sumber pertumbuhan baru (pariwisata, ekonomi kreatif, ekonomi digital);

2. Menumbuhkan kewirausahaan;

3. Meningkatkan ekspor dan penguatan rantai pasok;

4. Menciptakan lapangan kerja di perdesaan melalui program pengembangan ekonomi lokal, termasuk infrastruktur

perdesaan (dengan memanfaatkan Dana Desa);

5. Meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

* Rapat Panja A Banggar tanggal 2 September 2019 menyepakati bahwa target TPT pada tahun 2020 adalah4.8-5.0%dari 4.8-5.1%

11

(12)

REPUBLIK INDONESIA

Sumber: BPS 2014-2018 dan Bappenas (RKP 2019)

Perkembangan IPM Indonesia, 2014-2018

Capaian Komponen Pembentuk IPM Tahun 2018 & Target 2019-2020

68,90 69,55 70,18 70,81

2014 2015 2016 2017 2018

Target 2019

(RKP 2019)

71,98

IPM Indonesia terus meningkat dan sudah masuk kategori tinggi, mencapai 71,39 (2018).

71,39

Target 2020

(RKP 2020)

72,51

Angka Harapan Hidup Saat Lahir meningkat

71,20 tahun

(Capaian 2018)

Rata-rata Lama Sekolah penduduk 25+ tahun meningkat

8,17 tahun

(Capaian 2018)

Pengeluaran per kapita disesuaikan meningkat (dalam ribu rupiah)

11.059

(Capaian 2018)

Harapan Lama Sekolah penduduk 7 tahun meningkat

12,91 tahun

(Capaian 2018)

71,30 tahun

(Target 2019)

71,47 tahun

(Target 2020)

8,30 tahun

(Target 2019)

11.131

(Target 2019)

13,21 tahun

(Target 2019)

8,39 tahun

(Target 2020)

13,41 tahun

(Target 2020)

11.283

(Target 2020)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

12

(13)

Prioritas RKP 2020 dan Pendanaan Prioritas

(14)

REPUBLIK INDONESIA

Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2020

14

(15)

REPUBLIK INDONESIA

Alokasi Pada Prioritas

▪ Prioritas Nasional RKP 2020 dikendalikan sampai proyek prioritas (“Satuan 3”)

▪ Proyek prioritas dikoordinasikan dengan K/L dan daerah untuk memastikan pelaksanaannya

Prioritas Nasional

(Rp. Triliun)

Pembangunan Manusia dan Pengentasan

Kemiskinan 157,1

Infrastruktur dan Pemerataan Wilayah 75,5 Nilai Tambah Sektor Riil, Industrialisasi

dan Kesempatan Kerja 24,4

Ketahanan Pangan, Air, Energi dan

Lingkungan Hidup 43,7

Stabilitas Pertahanan dan Keamanan 36,6

TOTAL 337,3

79% Belanja Non Operasional KL dialokasikan pada Prioritas Nasional Lebih dari 70% diantaranya dirinci hingga proyek

Keterangan:

Belanja Non Operasional K/L 2020 Rp. 585,3 T atau 66%

dari total belanja K/L (Pagu Anggaran K/L)

15

(16)

REPUBLIK INDONESIA

PN 1: Highlight Kegiatan/Proyek Prioritas

PERLINDUNGAN SOSIAL KELOMPOK RENTAN DAN PENDUDUK MISKIN

o Jaminan Kesehatan Nasional (JKN/PBI) 96,8 Jt jiwa (Kemenkes)

o Bantuan Pendidikan bagi siswa miskin (KIP – 20,1 jt siswa) (Kemdikbud, Kemenag)

o Bantuan Pendidikan bagi mahasiswa miskin

(Bidik Misi dan KIP-Kuliah 462 ribu mahasiswa) – (Kemenag dan Kemristekdikti)

o Bantuan Tunai Bersyarat (PKH) 10 Jt Keluarga dan Bantuan Pangan (BPNT/KSM) 15,6 Jt Keluarga (Kemensos)

PEMERATAAN LAYANAN PENDIDIKAN BERKUALITAS

o Rehabilitasi ruang kelas dari sekolah dasar hingga tinggi (Kemen PUPERA)

PENANGANAN STUNTING

o Makanan Tambahan bagi Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (345 ribu ibu hamil) dan Makanan

Tambahan bagi Balita Kurus (602 ribu balita) (Kemenkes dan DAK)

o Penyediaan obat gizi (Vitamin A Merah, Vitamin A Biru, Tablet Penambah Darah Ibu Hamil) (DAK)

16

(17)

Kegiatan Prioritas PN 1

PN 1 Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan

Perlindungan Sosial dan Tata Kelola

Kependudukan

PP 1

Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

PP 2 PP 3

Pemerataan Layanan Pendidikan Berkualitas dan Pengembangan Iptek-Inovasi

Revolusi Mental Pembangunan Kebudayaan dan Prestasi Bangsa Pengentasan

Kemiskinan

PP 4 PP 5

KP1. Sistem Jaminan Sosial Nasional dengan

Peningkatan Kepesertaan Mandiri KP2. Bantuan Sosial dan

Subsidi Tepat Sasaran KP3. Kesejahteraan

Sosial

K4. Penguatan Sistem Layanan Terpadu dan

Pendampingan KP5. Percepatan Cakupan Administrasi

Kependudukan KP6. Integrasi Sistem

Administrasi Kependudukan

KP1. Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak,

Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan

Reproduksi KP2. Percepatan

Perbaikan Gizi Masyarakat KP3. Peningkatan Pengendalian Penyakit

KP4. Penguatan Germas

KP5. Penguatan Sistem Kesehatan dan Pengawasan Obat dan

Makanan

KP1. Peningkatan Kualitas Pengajaran dan Cara

Pembelajaran

KP3. Peningkatan Kualitas, Pengelolaan dan Penempatan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan KP4. Penjaminan Mutu

Pendidikan

KP5. Penguatan Pendidikan Tinggi Berkualitas KP2. Afirmasi Akses dan Percepatan Pelaksanaan Wajib

Belajar 12 Tahun

KP6. Peningkatan Tata Kelola Pendidikan

KP1. Akselerasi Penguatan Ekonomi

Keluarga KP2. Keperantaraan

Usaha dan Dampak Sosial

KP3. Peningkatan Akses Pembiayaan

Ultra Mikro

KP4. Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial

KP1. Revolusi Mental dan Pembinaan Ideologi

Pancasila KP2. Pemajuan dan

Pelestarian Kebudayaan KP3. Penguatan Moderasi Beragama

KP4. Peningkatan Budaya Literasi, Inovasi, dan Kreativitas

KP6. Peningkatan Kualitas Keluarga KP5. Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak, Perempuan, dan Pemuda

KP7. Kapabilitas Adopsi Iptek

dan Penciptaan Inovasi KP7. Peningkatan

Prestasi Olahraga 17

(18)

REPUBLIK INDONESIA

PN 2: Highlight Kegiatan/Proyek Prioritas

Konektivitas Mendukung Pertumbuhan Ekonomi

• Pembangunan Jalan Lintas penghubung Kalimantan

• Penanganan Jalan Lintas Timur Sumatera

• Pembangunan Jalur Ganda Bogor-Sukabumi, Jalur Ganda Mojokerto-Jombang, Peningkatan Jalur KA Lintas Araskabu-Siantar

Konektivitas jalur logistik, antara lain :

Dukungan simpul transportasi dan pertumbuhan, antara lain :

• Peningkatan kapasitas jalan Batanghari II-Zona Lima-Muara Sabak dan Pembangunan Jalan Akses Pelabuhan Patimban

• Peningkatan Jalan Akses Pelabuhan Kualatungkal Jambi dan Akses Bandara Kolaka Sulawesi Tenggara

• Pembangunan Bandara nabire Baru- Papua, Bandar Udara Tambelan – Kepulauan Riau

• Pengembangan Bandara Depati Parbo-Kerinci – Jambi

Infrastruktur Kawasan Tertinggal Penanganan Jalan Trans Maluku

• Peningkatan jalan Weda-Sagea-Patani Maluku Utara 14 Km,

• Peningkatan Jalan Tepa-Masbuar-Letwurung Maluku 30 Km,

Pembangunan Dermaga dan Pelabuhan

• Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Bakalang-NTT, Elat- Maluku, Pembangunan Pelabuhan Sungai Agats Papua

Pembangunan Bandara

• Pengembangan Bandar Udara Long Bawan, Bandara Nunukan- Nunukan, Bandara Saumlaki-MTB, Bandara Ewer dan Ilaga Papua

Rincian dari proyek infrastruktur serta persebaran lokasinya disampaikan pada Perpres RKP 2020 dan Surat MenPPN tentang Indikasi Proyek Prioritas

18

(19)

PN 2 Infrastruktur dan Pemerataan Wilayah

Perluasan

Infrastruktur dan Pelayanan Dasar

PP 1

Penguatan

Infrastruktur Kawasan Tertinggal dan

Ketahanan Bencana

PP 2 PP 3

Peningkatan Konektivitas Multimoda dan

Antarmoda Mendukung Pertumbuhan Ekonomi

Transformasi Digital

Peningkatan Infrastruktur Perkotaan

PP 4 PP 5

KP1. Penyediaan Akses Perumahan dan Permukiman Layak, Aman, dan Terjangkau KP2. Penyediaan Akses Air Minum dan Sanitasi yang Layak dan Aman

KP3. Keselamatan dan Keamanan Transportasi K4. Penyediaan serta Pengamanan Air Baku

dan Air Tanah

KP1. Aksesibilitas Daerah Tertinggal KP2. Ketahanan

Kebencanaan Infrastruktur KP3. Pembangunan Terpadu Pesisir Utara

Pulau Jawa

KP1. Konektivitas Transportasi Jalan

KP3. Konektivitas Transportasi Laut

KP4. Konektivitas Transportasi Udara

KP5. Konektivitas Transportasi Darat

KP2. Konektivitas Transportasi Kereta

Api

KP1. Sistem Angkutan Umum Massal Perkotaan Berbasis Rel

KP2. Sistem Angkutan Umum Massal Perkotaan Berbasis

Jalan

KP3. Infrastruktur Jalan Perkotaan

KP4. Penyediaan Akses Air Minum dan Sanitasi Layak

dan Aman Perkotaan

KP1. Penuntasan Infrastruktur TIK

KP2. Pemanfaatan Infrastruktur TIK

KP3. Fasilitas Pendukung Transformasi Digital KP5. Penyediaan Akses

Perumahan dan Permukiman Layak, Aman, dan Terjangkau di Perkotaan

KP6. Energi Berkelanjutan untuk Perkotaan KP7. Infrastruktur dan Ekosistem TIK Perkotaan

19 KP4. Percepatan

Pembangunan Papua dan Papua Barat

Kegiatan Prioritas PN 2

(20)

REPUBLIK INDONESIA

PN 3: Highlight Kegiatan/Proyek Prioritas

Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja dan Penciptaan Lapangan Kerja (Vokasi)

– Pelaksanaan Pelatihan 116 ribu orang dan Sertifikasi Tenaga Kerja untuk 375 ribu orang (Kem. Ketenagakerjaan)

– Pengembangan 2.000 BLK Komunitas (Kem Ketenagakerjaan)

– Peningkatan Kualitas SDM Industri (Sistem 3 in 1:

Pelatihan, Sertifikasi, dan Penempatan) – 34 ribu tenaga kerja (Kem. Perindustrian)

Pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas – Jalan Bil-Kute Mandalika 17km

– Pembangunan Jembatan Tano Tonggol

– Meningkatkan gerakan sadar wisata, dan pelatihan vokasi pariwisata (Kemenpar)

– Penguatan citra dan diversifikasi pemasaran untuk 10 DPP

– Fasilitasi pembanguna pariwisata melalui BUMDES (Kemendes, PDTT)

– Penyelesaian ITMP (Integrated Tourism Master Plan) Danau Toba, Borobudur dskt, dan Lombok – Penyusunan ITMP Bromo-Tengger-Semeru, Labuan

Bajo, dan Wakatobi

– Pembangunan moda transportasi massal di Yogyakarta

20

(21)

21

PN 3 Nilai Tambah Sektor Riil, Industrialisasi dan Kesempatan Kerja

Penguatan Kewirausahaan dan UMKM

PP 1

Peningkatan Nilai Tambah dan Investasi di Sektor Riil dan Industrialisasi

PP 2

Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja dan Penciptaan Lapangan Kerja

Penguatan Pilar Pertumbuhan dan Daya Saing

Ekonomi

PP 4 PP 5

KP1. Peningkatan Kemitraan Usaha Antara Usaha Mikro Kecil dan Usaha Menengah

Besar

KP2. Peningkatan Akses Pembiayaan Bagi Wirausaha KP3. Peningkatan Kapasitas,

Jangkauan, dan Inovasi Koperasi

KP1. Peningkatan Peran dan Kerja Sama Pendidikan dan Pelatihan Vokasi dengan Dunia

Usaha

KP3. Peningkatan Sertifikasi Kompetensi

KP4. Peningkatan Tata Kelola Pendidikan dan Pelatihan

Vokasi

KP2. Peningkatan Kualitas Penyelenggaraaan Pendidikan dan Pelatihan

Vokasi

KP1. Peningkatan Diversifikasi, Nilai Tambah, dan Daya Saing

Produk Ekspor dan Jasa

KP6. Peningkatan Pengadaan Pemerintah yang Menggunakan

Produk dalam Negeri

KP1. Peningkatan Pendalaman Sektor Keuangan

KP2. Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Digital dan Industry 4.0 KP3. Penguatan Sistem Logistik dan

Stabilitas Harga

KP5. Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Kreatif dan Digital

KP1. Peningkatan Industri Berbasis Pertanian Terintegrasi Hulu-hilir

KP2. Peningkatan Akses dan Pendalaman Pasar Ekspor KP3. Peningkatan Efektivitas Free

Trade Agreement (FTA) dan Diplomasi Ekonomi

KP4. Peningkatan Partisipasi dalam Jaringan Produksi Global (Investasi

Inbound dan Outbound) KP5. Pengelolaan Impor

KP7. Peningkatan Citra dan Diversifikasi Pemasaran Pariwisata

dan Produk Kreatif

KP4. Peningkatan Pengembangan Industri dan Pariwisata yang

Berkelanjutan KP4. Peningkatan Penciptaan

Peluang Usaha

KP2. Peningkatan Industri Berbasis Kemaritiman yang Terintegrasi

Hulu-hilir

Peningkatan Ekspor Bernilai Tambah Tinggi dan Penguatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)

KP5. Peningkatan Ketersediaan dan Kualitas Data dan Informasi

Perkembangan Ekonomi, Terutama Pariwisata, Ekonomi

Kreatif, dan Ekonomi Digital

KP8. Pengembangan Industri Halal KP6. Perbaikan Iklim Usaha dan

Peningkatan Investasi KP3. Peningkatan Produktivitas dan Nilai Tambah Industri Non- agro yang Didukung Sistem Bisnis

Terintegrasi Hulu-hilir KP4. Peningkatan Daya Saing Destinasi dan Industri Pariwisata,

Termasuk Wisata Alam, Yang Didukung Penguatan Rantai Pasok

KP7. Peningkatan Hilirisasi Sumber Daya Alam, Termasuk Melalui Pengembangan Smelter dan Kawasan

Industri Terutama di Luar Jawa

KP6. Reformasi Fiskal

PP 3

Kegiatan Prioritas PN 3

(22)

REPUBLIK INDONESIA

PN 4: Highlight Kegiatan/Proyek Prioritas

Ketahanan Kebencanaan

– Teknologi Reduksi Risiko Bencana (1 pilot project INATEWS ) (BPPT)

− Desa Tangguh Bencana (120 desa) (BNPB)

− Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Rehabilitasi Mangrove, Dam Penahan, gully plug, Sumur Resapan (DAK)

Ketersediaan, Akses dan Kualitas Pangan

– Budidaya 743 Ribu Ha Padi & 200 Ribu Ha Jagung (KEMTAN)

– Perbanyakan 1,4 Ribu Benih Sumber Padi (KEMTAN)

– Pengembangan & Rehabilitasi Jaringan Irigasi Permukaan, Rawa & Tambak a.l. Bano, Baliase, Bomberay

(PUPERA,DAK)

– Pembangunan Gudang Garam (ukuran 1.000 ton, dilengkapi dengan Jembatan Timbang dan Conveyor) (DAK)

Air & Lingkungan Hidup

– Melanjutkan Pembangunan 47 Bendungan on-going (PUPERA) – Rehabilitasi 56 Ribu Ha Hutan & Lahan secara Vegetatif (KLHK)

– Restorasi Lahan Gambut pada 7 Provinsi Rawan Kebakaran Hutan (KLHK)

– Pengadaan Alat/Sistem Pemantauan Kualitas Air secara Kontinyu, Otomatis, dan Online (DAK) – Pengadaan Peralatan Pemantau Kualitas Udara Stasiun Tetap/AQM (DAK)

– Pembangunan Pusat Daur Ulang Sampah (DAK)

22

(23)

PN 4 Ketahanan Pangan, Air, Energi, dan Lingkungan Hidup

Penguatan Ketahanan Bencana

PP 5

KP1. Penguatan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana

KP3. Penguatan Manajemen Kedaruratan

KP4. Percepatan Pemulihan Pascabencana KP2. Penguatan Peringatan Dini

Bencana KP1. Pencegahan

Pencemaran Kerusakan Sumber Daya Alam dan

Lingkungan Hidup KP2. Penanggulangan Pencemaran dan Kerusakan

Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

KP3. Pemulihan Pencemaran dan Kerusakan

Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

KP4. Penguatan Kelembagaan dan Penegakkan Hukum di Bidang Sumber Daya Alam

dan Lingkungan Hidup Pemenuhan Kebutuhan

Energi dengan Mengutamakan

Peningkatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) KP1. Akselerasi

Pembangunan Energi Terbarukan KP2. Peningkatan Pasokan dan Akses

Listrik

KP3. Peningkatan Produksi dan Akses

Minyak dan Gas K4. Peningkatan Implementasi Efisiensi

Energi

PP 4

Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup

PP 2

KP1. Penataan Kawasan Hutan

KP2. Pemeliharaan, Pemulihan, dan Konservasi

Sumber daya Air dan Ekosistemnya

Peningkatan Kuantitas, Kualitas dan Aksesibilitas Air

KP3. Optimalisasi Pemanfaatan Waduk

Multiguna KP4. Pengelolaan Air

Terpadu Berbasis Pemanfaatan Teknologi

(Smart Water Management) KP5. Modernisasi Pengelolaan Air Irigasi

KP6. Citarum Harum

23

PP 3

K5. Pengembangan Industri Pendukung

EBT

PP 1

Peningkatan

Ketersediaan, Akses, dan Kualitas

Konsumsi Pangan KP1. Peningkatan Kualitas

Konsumsi, Keamanan, Fortifikasi, dan Biofortifikasi

Pangan KP2. Peningkatan Ketersediaan Pangan Hasil

Pertanian

KP3. Peningkatan Produksi dan Produktivitas Perikanan

dan Produk Laut KP4. Peningkatan Produktivitas dan Kesejahteraan Sumberdaya

Manusia Pertanian KP5. Peningkatan Produktivitas

dan Keberlanjutan Sumber Daya Pertanian KP6. Tata Kelola Sistem

Pangan Nasional

Kegiatan Prioritas PN 4

(24)

REPUBLIK INDONESIA

PN 5: Highlight Kegiatan/Proyek Prioritas

Pertahanan dan Keamanan

– Pengadaan Alutsista Strategis (Kemenhan) – Produksi Alutsista Industri dalam Negeri

(Kemenhan)

– Perawatan Alutsista Matra Darat, Laut, Udara (Kemenhan)

– Pembangunan 1.110 Rumah Prajurit TNI AD (Kemenhan)

– Pembangunan 5 Command Center (POLRI) – Operasi Keamanan Siber Nasional (BSSN)

Politik dan Kerjasama Internasional – Perlindungan 230 ribu WNI (Kemenlu) – Optimalisasi Pengelolaan Keanggotaan

Indonesia pada Organisasi Internasional (Kemenlu)

Pilkada Serentak 2020

– Pelaksanaan dan Pengawasan Pilkada Serentak 2020 (KPU, Bawaslu)

24

(25)

PN 5 Stabilitas Pertahanan dan Keamanan

Penguatan Kemampuan Pertahanan

PP 1

Peningkatan Diplomasi Politik dan Kerjasama Pembangunan

Internasional

PP 2 PP 3

Penguatan Sistem Peradilan dan Upaya Anti Korupsi

Penanggulangan

Terorisme, Peningkatan Keamanan Siber dan Penguatan Keamanan Laut

Penanggulangan Narkotika dan Penguatan Kamtibnas

PP 4 PP 5

KP1. Peningkatan Kekuatan Pertahanan

KP2. Penguatan Kemandirian

Pertahanan

KP1. Penguatan Diplomasi Politik-Keamanan dan

Perbatasan KP2. Penguatan Perlindungan WNI di

Luar Negeri

KP3. Penguatan Kerjasama Pembangunan

Internasional

KP1. Penguatan Regulasi

KP3. Perbaikan Peradilan Pidana dengan Pendekatan

Keadilan Restoratif KP2. Perbaikan Peradilan Perdata untuk Kemudahan

Berusaha

KP1. Pencegahan dan

Pemberantasan Terorisme KP1. Pencegahan, Pemberantasan, dan Rehabilitasi Penyalahgunaan

Narkotika

KP2. Peningkatan Pemeliharaan Keamanan

dan Ketertiban KP3. Penguatan

Kapasitas Kelembagaan Pertahanan dan Keamanan di Wilayah Perbatasan dan Pulau

Terluar KP4. Penguatan Upaya

Anti Korupsi

KP5. Penataan Biaya Politik

KP3. Penguatan Keamanan Laut KP2. Penguatan Ketahanan dan

Keamanan Siber

25

Kegiatan Prioritas PN 5

(26)

Integrasi Pendanaan dan Dukungan TKDD

(27)

Pendekatan Perencanaan Pembangunan

27

• Perencanaan pembangunan yang lebih optimal dan tepat sasaran

Tematik: fokus perencanaan yang didetailkan Sampai dengan Program Prioritas

Holistik: pendekatan menyeluruh dan komprehensif (hulu → hilir)

Integratif: integrasi dalam siapa berbuat apa, dan integrasi sumber pendanaan

Spasial: Keterkaitan fungsi lokasi dari Berbagai kegiatan yang terintegrasi

1. Pendekatan Penyusunan (khususnya mulai RKP 2018) dilakukan melalui pendekatan Money Follow Program.

2. Penguatan tsb dilaksanakan dengan Pendekatan Tematik, Holistik, Integratif, dan Spasial dengan memperhatikan pada:

Perkuatan

Perencanaan dan Penganggaran

Pengendalian Perencanaan

berbasis Kewilayahan

Integrasi Sumber Pendanaan

KEBIJAKAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PENDEKATAN PENYUSUNAN PERENCANAAN

(28)

SUMBER-SUMBER INTEGRASI PENDANAAN 28

28 APBN

Swasta

• Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)

• Pembiayaan Investasi Non APBN (PINA) Pinjaman dan/atau Hibah

(Dalam Negeri/Luar Negeri)

• Dekonsentrasi

• Tugas Pembantuan

• Hibah

• Urusan Bersama

DANA TRANSFER DAN DANA DESA

DANA PERIMBANGAN

DANA TRANSFER UMUM

DANA ALOKASI UMUM

DANA BAGI HASIL

DBH PAJAK

DBH SDA

DANA TRANSFER KHUSUS

DAK FISIK

DAK NON FISIK DANA INSENTIF

DAERAH

DANA OTONOMI KHUSUS DAN DIY

DIY

OTONOMI KHUSUS

OTSUS ACEH

OTSUS PAPUA

OTSUS PAPUA BARAT

TAMBAHAN INFRASTRUKTUR

PAPUA

TAMBAHAN INFRASTRUKTUR

PAPUA BARAT DANA DESA

Lingkup Pemerintah Pusat Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Minimal 10%

Dana Perimbangan di

Luar DAK Wajib untuk Alokasi

Dana Desa (ADD)

28

(29)

• Meskipun mengalami perbaikan signifikan seperti peningkatan usia harapan hidup, beberapa capaian indikator kesehatan Indonesia masih rendah dan tertinggal dibandingkan negara sebanding. Hal ini berpengaruh pada produktivitas tenaga kerja dalam jangka panjang.

3 dari 10

anak di

bawah usia 5 tahun

menderita stunting

Sumber: UNICEF, WHO (2016)

23 dari 100

remaja laki-laki usia 13-15 tahunmerokok

Sumber: WHO (2018), diolah

Hanya

75 dari 100

anak Indonesia

mendapat

imunisasi campak

75 99 97

26 dari 100 kematian penduduk

usia 30-70 tahun disebabkan oleh 4

penyakit tidak menular

: kanker, diabetes, kardiovaskular (CVD), atau pernafasan kronis (CRD) dibandingkan…

Fasilitas kesehatan Indonesia masih sangat tertinggal:

Sumber: World Development Indicators (2016), diolah

Sumber: World Development Indicators

**Indonesia & Malaysia (2015), Vietnam (2014), Thailand (2010)

15

di Thailand

17

di Malaysia, Vietnam, dan China

Sumber: WHO

*Indonesia & Thailand (2017), Vietnam (2016), Malaysia (2015)

3,7

Tenaga Kesehatan per 10.000 Penduduk*

Tempat Tidur Rumah Sakit per 10.000 Penduduk**

12

15,1 8, 2 19

8, 1 26 21

29 Akses air minum dan sanitasi yang masih rendah (61,29%

dan 69,27%) menjadi salah satu penyebab stunting

ISU PEMBANGUNAN DAN KEBUTUHAN SINERGI:

CONTOH PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

(30)

PENANGANAN STUNTING DI RKP 2020

PENERAPAN MONEY FOLLOW PROGRAME: CONTOH PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

• Feeding Center (DAK Kesehatan)

• Obat Gizi (DAK Kesehatan)

• Penyediaan Alat Antropometri (DAK Kesehatan)

• Penyediaan Makanan Tambahan (DAK Kesehatan)

• Bina Keluarga Balita (BKB) Kit Stunting (DAK KB)

• Pembangunan dan perluasan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) (DAK Air Minum)

• Sanitasi skala individu perkotaan dan komunal (DAK Sanitasi)

Belanja K/L

• Penyediaan Makanan Tambahan bagi Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)

• Penyediaan Makanan Tambahan bagi Balita Kurus

• Suplementasi Gizi, Peningkatan Pengetahuan Gizi, Surveilans Gizi

Kemenkes

• Pengembangan SPAM (SPAM Berbasis Masyarakat &

Pembangunan SPAM)

• Pengelolaan Air Limbah Domestik & Persampahan

• Infrastruktur Berbasis Masyarakat

PUPR

• Edukasi 1000 Hari Pertama Kehidupan pada Keluarga

• Edukasi Remaja terkait kesehatan reproduksi dan gizi

BKKBN

DAK

Kemenag

• Bimbingan Perkawinan Pra Nikah Hibah Daerah (APBN)

• Program Hibah Air Minum (Rp900 Miliar)

• Hibah Sanitasi (Rp100 Miliar)

Pada RKP 2020, untuk mempercepat penurunan stunting, direncanakan alokasi pada Belanja KL Rp 9,2 T , dan DAK

Rp6,0 T (naik 47,9%) untuk Air Minum dan Sanitasi.

Disamping itu juga didorong melalui Hibah daerah Air Minum dan Sanitasi yang dianggarkan sebesar Rp 1,0 T.

Sumber : RKP dan SB Pagu Anggaran 2020

30

(31)

CONTOH INTEGRASI SUMBER PENDANAAN 31

Pengembangan Dunia Usaha dan

Pariwisata Pengembangan 3

Kawasan Pariwisata (Danau Toba)

Pengembangan 3 Kawasan Industri

(KI) (Sei Mangkei) Pengembangan 5

Kawasan Ekonomi Khusus

(KEK) KEK Maloy Batuta Trans-

Kalimantan (MBTK)

• Persiapan Pembangunan Jalur KA Siantar – Parapat

• Pembangunan Terminal/Dermaga Pelabuhan Laut Belawan Phase I & II (PHLN)

• Preservasi dan Pelebaran Jalan Tele - Panguruan - Nainggolan - Onan Rungu (SBSN)

▪ Penyediaan Air Baku Kabupaten Samosir

▪ Revitalisasi Kawasan Danau Toba

Belanja KL

BUMN Pemerintah Daerah

• Pembangunan Jalan Tol Tebing Tinggi – Pematang Siantar – Parapat

• Pengusahaan Sungai Asahan oleh PJT-I

Dana Alokasi Khusus (Penugasan)

• Pembangunan ruas Simpang Silangit-simpang tiga muara-muara bakkara

• Rehabilitasi DI Ujung Pait, Kab. Simalungun

APBD

• Pembangunan jalan prov/kab/kota

• Peningkatan RSUD Dr Hadrianus Sinaga dari kelas C menjadi kelas B

• Pembangunan dermaga khusus pariwisata

Belanja KL

• Preservasi jalan Lintas Timur Sumatera

• Pembangunan Fly Over Seimangke, Pembangunan Jalan KA antara Bandar Tinggi - Kuala Tanjung (SBSN)

KPBU

• Pengembangan Pelabuhan Hub Kuala Tanjung

Belanja KL

• Pembangunan Jalan Akses KEK Maloy

• Pembangunan Tangki Timbun CPO

BUMN

• Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kaltim

Swasta

• Resor dan spot – spot power boat

• Pengadaan Fasilitas MICE

Swasta

• Pembangunan Pabrik Pengolahan Produk Turunan Kelapa Sawit

SWASTA

Pengadaan Kapal Penyeberangan

31

(32)

Pembangunan Destinasi Pariwisata Nasional Pembangunan Perwilayahan DPN, Pembangunan Daya Tarik Wisata (DTW), Pembangunan Aksesibilitas Pariwisata, Pembangunan Prasarana Umum, Fas. Umum, Fas. Pariwisata, Pemberdayaan Masyarakat

Industri Pariwisata Nasional

Penguatan Struktur Industri Pariwisata, Peningkatan Daya Saing Produk Pariwisata, Pengembangan Kemitraan Usaha Pariwisata, Penciptaan Kredibilitas Bisnis, Pengembangan Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan

Pemasaran Pariwisata Nasional

Pengembangan Pasar Wisatawan, Pengembangan Citra Pariwisata, Pengembangan Kemitraan Pemasaran, Pengembangan Promosi Pariwisata Kelembagaan Kepariwisataan Nasional

Penguatan Organisasi Kepariwisataan, Pembangunan SDM Pariwisata, Penyelenggaraan Penelitian & Pengembangan

Penekanan atau fokus perencanaan berdasarkan

agenda nasional Pendekatan

menyeluruh dan komprehensif (hulu hilir)

Integrasi dalam peran pemangku kepentingan dan integrasi sumber pendanaan

Tematik

Integratif

Holistik

Spasial

Keterkaitan fungsi lokasi dari berbagai kegiatan yang terintegrasi Belanja K/L

•Pembangunan jalan nasional

•Pembangunan bandara

•Pembangunan fasilitas umum

•Pembangunan moda transportasi terintegrasi

•Pembangunan pelabuhan

•Pembangunan infrastruktur dasar

Belanja Daerah

•Pembangunan jalan prov/kab/kota

•Pembangunan fasum pariwisata

•Pembangunan pelabuhan rakyat

•Pembangunan infrastruktur dasar

DAK

•Pembangunan jalan prov/kab/kota

•Pembangunan sarana prasarana pendidikan

•Pembangunan dermaga pariwisata

•Pembangunan sarana prasarana kesehatan

Dana Desa

•Pembangunan jalan desa

•Pembangunan homestay

•Pembangunan fisik pemberdayaan masy desa

Swasta

•Pembangunan Hotel dan Restora

•Pusat Perbelanjaan

•Pusat Eksibisi dan Konvensi

•Taman Hiburan

•Tour Operators

Pengembangan berbasis THIS

Contoh: Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Mandalika dan Sekitarnya

RPJMN 2015-2019, RIPPARNAS 2010-2025, RKP, Renstra K/L

32

(33)

CONTOH: INTEGRASI SUMBER PENDANAAN

KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL (KSPN) MANDALIKA DAN SEKITARNYA

33

APBD + DAK

Dukungan DAK UMKM 2018

Dukungan DAK Pariwisata 2018

33

(34)

Kebijakan Dana Transfer Khusus 2020

(35)

FILOSOFI DANA TRANSFER KHUSUS

FILOSOFI DAK

Dana Pusat yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan Prioritas Nasional Sumber: UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah

Sumber APBN

Prioritas Nasional Urusan

Daerah

Kegiatan Khusus

Prasyarat Bidang DAK

Berdasarkan PP 55 tahun 2005 tentang Dana Perimbangan

35

35

(36)

PERKEMBANGAN ALOKASI TKDD 2015-2020

2015 2016 2017 2018 2019 2020

DID 1,664,500 5,000,000 7,500,000 8,500,000 10,000,000 15,000,000

Dana Transfer Lainnya 102,746,600 - - - - -

Dana Otsus 17,115,500 18,264,400 19,192,100 20,059,600 20,979,900 21,428,496

Dana DIY 547,500 547,500 800,000 1,000,000 1,200,000 1,320,000

Dana Desa 20,766,200 46,982,100 60,000,000 60,000,000 70,000,000 72,000,000

DAU 352,887,800 385,360,800 392,301,300 401,489,600 417,873,600 427,090,582

DBH 110,052,000 109,075,800 95,369,900 89,225,300 106,350,200 105,075,795

DAK Non Fisik - 121,212,900 115,105,000 123,451,800 131,042,100 130,169,958

DAK Fisik 58,820,675 89,809,363 58,342,215 62,436,263 69,326,700 72,249,800

- 100,000,000 200,000,000 300,000,000 400,000,000 500,000,000 600,000,000 700,000,000 800,000,000 900,000,000

Rp. Juta

Sumber: Nota Keuangan APBN, 2019 (Diolah)

• Secara umum dari tahun 2015- 2020 alokasi TKDD meningkat, dengan komponen terbesar adalah DAU dan DBH.

• Adapun peningkatan DAK bersifat fluktuatif baik secara nominal ataupun secara proporsional terhadap alokasi TKDD.

TKDD 664.600.700 776.252.900 759.799.800 766.162.600 826.772.500 844.334.631

0,3% 0,6% 1,0% 1,1% 1,2% 1,8%

15,5% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%

2,6% 2,4% 2,5% 2,6% 2,5% 2,5%

0,1% 0,1% 0,1% 0,1% 0,1% 0,2%

3,1% 6,1% 7,9% 7,8% 8,5% 8,5%

53,1% 49,6% 51,6% 52,4% 50,5% 50,6%

16,6% 14,1% 12,6% 11,6% 12,9% 12,4%

0,0% 15,6% 15,1% 16,1% 15,8% 15,4%

8,9% 11,6% 7,7% 8,1% 8,4% 8,6%

36

(37)

Kebijakan Jenis DAK Fisik Tahun 2020

(dalam RKP Tahun 2020)

DAK Fisik Reguler DAK Fisik Afirmasi DAK Fisik Penugasan

Mendukung pemenuhan sarana dan prasarana dasar, yang

mendukung pelayanan publik.

Mendukung pemerataan pelayanan dan mendorong percepatan pembangunan di

daerah yang memiliki karakteristik tertentu seperti daerah tertinggal, terluar, perbatasan, dan

transmigrasi.

Mendukung tema prioritas nasional, pembangunan daerah berciri kepulauan serta Arahan Bapak Presiden lainnya.

Memperhatikan kinerja fisik dan anggaran masing-masing bidang

Memperhatikan ketersediaan data kondisi dan kebutuhan Refocusing berdasarkan efektivitas menu & kegiatan DAK

Arah Kebijakan Bidang

37

(38)

DAK Fisik Reguler

7 (Tujuh) Bidang

DAK Fisik Afirmasi

7 (Tujuh) Bidang Air Minum

Jalan

Sosial*

Pendidikan

Kesehatan

Sanitasi

Air Minum

Perumahan &

Permukiman

Transportasi Perdesaan Transportasi Laut*

Pendidikan

Kesehatan

Sanitasi

Perumahan &

Permukiman

DAK Fisik Penugasan

13 (Tiga Belas) Bidang

Air Minum

Jalan Pendidikan

Kesehatan

Sanitasi Transportasi Laut*

Pasar

Industri Kecil dan Menengah Pariwisata

Kehutanan &

Lingkungan Hidup Kelautan &

Perikanan

Pertanian Irigasi

* Bidang baru DAK Fisik 2020

• Bidang dan subbidang baru DAK Fisik tahun 2020 yaitu Bidang DAK Sosial (Reguler), Bidang DAK Transportasi Laut (Penugasan dan Afirmasi) dan Subbidang Keselamatan Jalan sebagai

• Restrukturisasi jenis untuk DAK Bidang Pertanian, Kelautan dan Perikanan dan Industri Kecil Menengah (IKM) yang berubah dari jenis reguler ke Penugasan. Tujuannya adalah agar jenis reguler fokus kepada target pemenuhan pelayanan dasar sementara untuk jenis Penugasan ditujukan untuk memenuhi target tematik sesuai Prioritas Nasional.

Kebijakan Bidang DAK Fisik Tahun 2020

(dalam RKP Tahun 2020)

38

(39)

LOKASI PRIORITAS DAK AFIRMASI TAHUN 2020

2) Tahun 2019 menjadi tahun transisi penentuan lokasi sasaran tahun 2020 - 2024. Untuk itu, lokasi sasaran yang digunakan mengacu pada lokasi yang telah ditetapkan pada TA 2015-2019.

Daerah Tertinggal

122 Kabupaten Tertinggal

1)

, difokuskan KTI Perpres No. 131 Tahun 2015

Kawasan Perbatasan

Perka BNPP No 1 Tahun 2015

18 PKSN, dan 187 Kecamatan Lokpri di 43 Kab/Kota

Pulau-Pulau Kecil Terluar PPKT

40 dari 111 (PKT) yang berpenduduk, di 27 Kab yang berada di luar Pulau Jawa-Bali, dan akan difokuskan di 11 PPKT sesuai target RPJMN 2015-2019

2)

Kepres No 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau Kecil Terluar

Kawasan Transmigrasi

63 dari 144 Kawasan Transmigrasi target RPJMN 2015- 2019 di 84 kab/kota yang difokuskan di KTI

Kepmendes tentang Penetapan Kawasan Transmigrasi

Afirmasi Papua

Seluruh Kab di Provinsi Papua dan Papua Barat

Inpres No 9/2017 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Papua Barat

2.189

Kecamatan

181

Kabupaten

5

Kota

29

Provinsi

Total Daerah Afirmasi Seluruh Indonesia

1) Sebagaimana amanat PP 78/2014 tentang Percepatan Pembangunan Daerah tertinggal pasal 30, mengamanatkan bahwa daerah tertinggal yang telah terentaskan diberikan pembinaan oleh Menteri paling lama 3 tahun setelah terentaskan. Untuk itu, DAK Afirmasi diharapkan dapat diarahkan untuk

mendukung pembinaan daerah tertinggal yang telah mendapatkan status terentaskan.

39

39

(40)

Kebijakan DAK Non Fisik Tahun 2020

(dalam RKP Tahun 2020)

Bantuan Operasional Sekolah

BOS

Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini

BOP PAUD

Tambahan Penghasilan Guru PNSD

TAMSIL

Tunjangan Profesi Guru PNSD

TPG

Tunjangan Khusus Guru PNSD di Daerah Khusus

TKG

Bantuan Operasional Kesehatan

BOK

Bantuan Operasional Keluarga Berencana

BOKB

Dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan Kesetaraan

BOPK

Dana Pelayanan Administrasi Kependudukan

PAK

Dana Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah

P2UKM

Bantuan Biaya Layanan Pengolahan Sampah

BLPS

Dana Pelayanan Kepariwisataan

PK

Dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan Museum dan Taman Budaya

BOPMTB

OPERASIONAL NON-OPERASIONAL

Tidak ada penambahan Jenis baru DAK Nonfisik Tahun 2020

40

(41)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Pertemuan pertama pada siklus I, hasil pengamatan yang terlihat aktivitas guru terlaksana sesuai dengan perencanaan meskipun diawal masih terlihat guru sedikt sulit

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, meliputi : (1) reduksi data, Dalam hal ini peneliti mencatat hasil wawancara serta

5.4-08 s/d 10-01/LKKL/IK (non invasive tube voltage beam analysis) Waktu eksposi pesawat sinar-X Tingkat akurasi waktu eksposi IK No. 5.4-08

Metode template matching cukup baik digunakan untuk aplikasi pengenalan uang kertas dollar Amerika walaupun uang dalam keadaan terbalik atau miring 1° searah maupun berlawanan

Hal ini sesuai dengan yang di kemukakan oleh Hurlock (1999) bahwa masa remaja merupakan masa yang penuh dengan masalah-masalah karena pada masa ini seseorang mengalami peralihan

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan bagian produksi PT Bumi Menara Internusa. Hasil analisis regresi linier

Hasil analisis data observasi aktivitas guru yang diberikan oleh dua orang pengamat pada siklus I merupakan gambaran aktivitas guru dalam proses pembelajaran dengan menerapkan

Proses Penyajian Pemilihan Safeguard alternative untuk safe guard lingkungan dan safe guard pengadaan tanah dan permukiman kembali yaitu dengan memaparkan