• Tidak ada hasil yang ditemukan

Besar Bobot Kejadian. Kapasitas jalan (smp/jam) Kendaraan (smp/jam)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Besar Bobot Kejadian. Kapasitas jalan (smp/jam) Kendaraan (smp/jam)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Kriteria Jalan Kolektor Primer

Syarat Kondisi Saat ini Penilaian Lebar perkerasan

minimum

11 meter 9 meter Tidak memenuhi

Rasio V/C maksimal <0,70 <0,90 Tidak memenuhi Karakteristik Arus lalu lintas Arus stabil, kecepatan sedikit terbatas oleh lalu lintas

Arus mulai tidak stabil (mulai dirasakan

gangguan dalam aliran)

Tidak memenuhi

(3)

Keterangan :

Perdagangan lokal Perdagangan regional Permukiman Perkantoran

Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Gambar 4.10 Jenis Aktivitas di Sepanjang Jalan Usman Sadar

N

Tingginya aktivitas komersial di sepanjang jalan Usman Sadar, baik skala lokal maupun regional

Banyaknya aktivitas keluar masuk kendaraan baik dari aktivitas komersial maupun permukiman padt di sekitar jalan Usman Sadar

(4)

Hambatan Samping Bobot Faktor Jumlah Kejadian (per jam) Besar Bobot Kejadian Pejalan Kaki 0,5 169 84,5 Parkir, kendaraan berhenti 1,0 382 382 Keluar-masuk kendaraan 0,7 421 294,7 Kendaraan lambat 0,4 349 139,6 Total 900,8

(5)

Kriteria Jalan Arteri Primer

Syarat Kondisi Saat ini Penilaian

Lebar perkerasan minimum

11 meter 9 meter Tidak memenuhi

Rasio V/C

maksimal

<0,70 <1,00 Tidak memenuhi

Karakteristik Arus lalu lintas

Arus stabil, kecepatan

sedikit terbatas oleh

lalu lintas

Arus tidak stabil,

kecepatan rendah dan berbeda – beda, volume mendekati kapasitas

Tidak memenuhi

Kecepatan minimum

(6)

Keterangan :

Perdagangan lokal Perdagangan Regional Permukiman kampung

Industri besar non polutan Terminal

Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Gambar 4.11 Jenis Aktivitas di Sepanjang Jalan Gubernur Suryo

N

Aktivitas komersial skala regional yaitu Ramayana

Aktivitas pasar di Jalan Gubernur Suryo Terminal tipe C Gubernur

Suryo

(7)

Hambatan Samping Bobot Faktor Jumlah Kejadian (per jam) Besar Bobot Kejadian Pejalan Kaki 0,5 213 106,5 Parkir, kendaraan berhenti 1,0 461 461 Keluar-masuk kendaraan 0,7 301 210,7 Kendaraan lambat 0,4 307 122,8 Total 901

(8)

Kriteria Jalan Arteri Primer

Syarat Kondisi Saat ini Penilaian

Lebar perkerasan minimum

11 meter 12 meter Memenuhi

Rasio V/C maksimal <0,70 <0,80 Tidak memenuhi

Karakteristik Arus lalu lintas

Arus stabil,

kecepatan sedikit terbatas oleh lalu lintas

Arus stabil tapi

kecepatan dan

pergerakan kendaraan dikendalikan oleh volume lalu lintas yang tinggi, hambatan internal lalin meningkat

Tidak memenuhi

(9)

Hambatan Samping Bobot Faktor Jumlah Kejadian (per jam) Besar Bobot Kejadian Pejalan Kaki 0,5 69 34,5 Parkir, kendaraan berhenti 1,0 188 188 Keluar-masuk kendaraan 0,7 107 74,9 Kendaraan lambat 0,4 91 36,4 Total 333,8

(10)

Kriteria Jalan Arteri Primer

Syarat Kondisi Saat ini

Penilaian

Lebar perkerasan minimum

11 meter 10 meter Tidak

Memenuhi Rasio V/C maksimal <0,70 <0,90 Tidak memenuhi Karakteristik

Arus lalu lintas

Arus stabil, kecepatan sedikit terbatas oleh lalu lintas Arus mulai tidak stabil (mulai dirasakan gangguan dalam aliran), Tidak memenuhi

(11)

Hambatan Samping Bobot Faktor Jumlah Kejadian (per jam) Besar Bobot Kejadian Pejalan Kaki 0,5 39 34,5 Parkir, kendaraan berhenti 1,0 78 188 Keluar-masuk kendaraan 0,7 107 74,9 Kendaraan lambat 0,4 126 36,4 Total 333,8

(12)

Kriteria Jalan Arteri Primer

Syarat Kondisi Saat ini Penilaian Lebar perkerasan

minimum

11 meter 12 meter Memenuhi

Rasio V/C maksimal <0,70 <0,90 Tidak memenuhi

Karakteristik Arus lalu lintas

Arus stabil,

kecepatan sedikit terbatas oleh lalu lintas

Arus mulai tidak stabil (mulai dirasakan gangguan dalam aliran),

Tidak memenuhi

(13)

Kesimpulan dari Karakteristik Ruas Jalan

Arteri Primer Kabupaten Gresik

• Hambatan/ aktivitas samping yang ditemui pada ruas jalan perkotaan, kini juga ditemui

pada ruas jalan yang menghubungkan antara wilayah (regional)

• pencampuran pergerakan lokal (dalam kota) dengan pergerakan antar kota. Hal ini terlihat

pada ruas jalan arteri dalam kota

• kapasitas jaringan tidak sepadan dengan intensitas pergerakan pada semua ruas jalan,

khususnya pada jam-jam sibuk.

• Karakteristik permasalahan pada masing-masing ruas jalan tersebut yang akan dijadikan

acuan dalam merumuskan arahan penanganan dengan konsep Transport Demand

(14)

1.Menghitung

Trip

Generation

dengan

menggunakan

model

bangkitan/tarikan

pergerakan

Untuk memprediksi besarnya tarikan serta bangkitan pergerakan pada jalur regional

Kabupaten Gresik di masa mendatang, perlu digunakan suatu model yang didasarkan pada

kondisi eksisting. Model bangkitan/tarikan ini berupa model matematis regresi multilinier yang

mengkorelasikan besarnya pergerakan asal tujuan dengan data sosio-ekonomi. Perhitungan trip

generation dilakukan menggunakan data sosio-ekonomi. Hal ini tidak lepas dari asal mula

transportasi yang merupakan fungsi turunan dari aktivitas di sebuah kawasan. Kawasan dengan

aktivitas ekonomi dan karakteristik sosial yang berbeda akan menciptakan karakteristik

transportasi yang berbeda pula. Persamaannya adalah sebagai berikut :

Peubah tak bebas

Persamaan Regresi

R

2

Tarikan kendaraan

D

d

kend = 0,0115 X

1

+ 18,7714 X

2

– 17562,4125

0,5851

Bangkitan kendaraan

O

i

kend = 0,0110 X

1

+ 18,4785 X

2

– 16967,8814

0,5569

Pemodelan Bangkitan dan Tarikan

Keterangan :

Dd = Total pergerakan Menuju Gresik (Destination = Gresik)

Oi = Total Pergerakan Berasal dari Gresik (Origin = Gresik)

X1 = Jumlah Penduduk

X2 = Nilai PDRB per kapita (dalam ribu)

R2 = Konstanta regresi

Persamaan ini diadopsi dari perencanaan transportasi Jawa Timur

(Tamin, 2000).

Proyeksi kebutuhan pergerakan dan prediksi permasalahan yang akan

datang jika pertumbuhan penduduk, ekonomi dan transportasi mengikuti

(15)

Berdasarkan data yang dibutuhkan, persamaan regresi dilakukan dengan menggunakan peubah

sebagai berikut :

•Peubah Tak Bebas

Sebagai peubah tak bebas adalah data trip-ends (bangkitan/tarikan) yang diturunkan dari data matriks

O-D nasional tahun 2001. Data tersebut dapat diekstraksi menjadi 4 macam pergerakan, yaitu :

•Pergerakan internal- internal

•Pergerakan internal - eksternal

•Pergerakan eksternal - internal

•Pergerakan eksternal – eksternal

D O

Gresik Surabaya Lamongan Oi

Gresik 2.445.744 7.538.298 2.062.426 12.046.468 Surabaya 6.605.474 3.011.045 9.616.519 Lamongan 619.374 1.816.138 5.670.384 Dd 9.670.592 9.354.436 8.308.343 27.333.371 D O

Gresik Surabaya Lamongan Oi

Gresik Internal-internal

Internal-eksternal

Internal-eksternal

Total Pergerakan Berasal dari Gresik

(Origin = Gresik)

Surabaya Ekskternal-internal

Eksternal-Eksternal Lamongan Ekskternal-internal

Eksternal-Eksternal Dd Total pergerakan Menuju

Gresik (Destination = Gresik)

(16)

Gambar

Gambar 4.10 Jenis Aktivitas di  Sepanjang Jalan Usman Sadar
Gambar 4.11 Jenis Aktivitas di  Sepanjang Jalan Gubernur  Suryo

Referensi

Dokumen terkait

Hingga saat ini belum ada sumber-sumber baik secara lisan maupun tertulis yang secara lengkap dapat memberikan informasi tentang keberadaan kesenian Bali di Kota

Gambuh merupakan dramatari klasik berbentuk total teater karena di dalamnya terpadu dengan baik dan harmonis elemen-elemen tari, vocal/dialog, musik, drama, sastra dan seni rupa

jeruk nipis ( Citrus aurantifolia , Swingle) terhadap nyamuk Aedes aegypti terbukti bahwa minyak atsiri kulit buah jeruk nipis mempunyai aktivitas sebagai

Penelitian ini dilakukan dengan memberikan tindakan kelas dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis genre dan memberikan tes 4 (empat) kali dalam 3 (tiga) siklus. Tes

Gambar atau diagram lissajous adalah sebuah penampakan pada layar osiloskop yang mencitrakan perbedaan atau perbandingan antara beda fase, frekuensi dan

Adapun saran untuk penyempurnaan studi ini adalah perlu dilakukan pengecekan lebih lanjut pada beberapa mutu beton dengan nilai 400 kg/cm² sampai 500 kg/cm² berupa

ANALISIS PERUBAHAN RADIASI MATAHARI MENGGUNAKAN MODEL JAGANNATHAN-APLIN PADA GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DAN PENGARUHNYA TERHADAP CUACA DI BANGKA TENGAH. Oleh