Modul ke:
Fakultas
Program Studi
GOOD GOVERNANCE
1. Pengertian Good Governance dan Latar Belakangnya. 2. Prinsip dan Konsepsi Good Governance.
3. Karakteristik Dasar Good Governance.
4. Penerapan Prinsip Good Governance Pada Sektor Publik.
5. Penerapan Good Governance dalam Organisasi Kepemerintahan akan Membantu Penerapan Good Corporate Governance (GCG) di Sektor Swasta.
6. Srtuktur Organisasi dan Manajemen Perubahan dalam
Good Governance (GG).
Good Governance dapat dimaknai sebagai:
1. Kinerja suatu lembaga (misalnya kinerja pemerintahan, perusahaan atau organisasi kemasyarakatan).
2. Mengarahkan, mengendalikan, atau mempengaruhi masalah publik.
Good governance dapat diartikan sebagai:
tindakan untuk mengarahkan, mengendalikan, atau mempengaruhi masalah publik.
Singkatnya, tuntutan terhadap good governance tidak hanya ditujukan kepada penyelenggara
negara atau pemerintah, melainkan juga pada
Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik
(Good Governance) merupakan
prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk
Dalam kamus, istilah “government” dan “governance” seringkali dianggap memiliki arti yang sama yaitu :
cara menerapkan otoritas dalam suatu organisasi, lembaga atau negara.
Perbedaan antara istilah government dan governance menurut Sadu Wasistiono (2003) :
No Unsur
Perbandingan
Government Governance
1 Pengertian badan/lembaga atau fungsi yang dijalankan oleh organ tertinggi dalam suatu negara.
cara, penggunaan, atau pelaksanaan.
2 Hubungan hierarkis yang
memerintah di atas, yang diperintah di bawah. kesetaraan kedudukan dan
Perbedaan antara istilah government dan
governance menurut Sadu Wasistiono (2003) :
No Unsur
Perbandingan
Government Governance
3 Komponen yang terlibat
sebagai subjek hanya ada satu yaitu institusi pemerintah.
komponen yang terlibat : sektor publik, sektor
swasta, dan sektor masyarakat.
4 Pemegang
Peran Dominan
sektor Pemerintah semua komponen memegang peran sesuai fungsi
Perbedaan antara istilah government dan
governance menurut Sadu Wasistiono (2003) :
No Unsur Perbandingan Government Governance 5 Efek (impact) yang diharapkan kepatuhan warga negara partisipasi warga negara
6 Hasil (out put) yang diharapkan pencapaian tujuan negara melalui kepatuhan warga negara. Pencapaian tujuan negara dan tujuan masyarakat
melalui partisipasi sebagai warga
Penerapan good governance di Indonesia dilatarbelakangi oleh dua hal
yang sangat mendesar : 1. Tuntutan eksternal
Tuntutan Eksternal:
Pengaruh globalisasi telah memaksa kita untuk menerapkan good governance.
Good governance telah menjadi ideologi baru negara
dan lembaga donor internasional dalam mendorong negara-negara anggotnya menghormati
Tuntutan Internal:
Masyarakat melihat dan merasakan bahwa salah satu penyebab terjadinya krisis multidimensional saat ini adalah terjadinya abuse of power (penyalahgunaan
kekuasaan) yang terwujud dalam bentuk KKN dan sudah sedemikian rupa mewabah dalam segala aspek kehidupan.
Masyarakat menilai praktik KKN yang paling mencolok kualitas dan kuantitasnya adalah justru yang dilakukan oleh cabang-cabang pemerintahan, eksekutif, legislatif,
2. Prinsip dan Konsepsi Good
Governance.
Prinsip dasar yang melandasi perbedaan antara
konsepsi kepemerintahan (governance) dengan pola pemerintahan yang tradisonal adalah:
terletak pada adanya tuntutan yang demikian kuat agar peranan pemerintah diurangi serta peranan masyarakat (termasuk dunia usaha dan lembaga swadaya masyarakat/organisasi nonpemerintah)
United Nations Development Program (UNDP) (1977) mengemukakan bahwa karakteristik atau prinsip yang
harus dianut dan dikembangkan dalam praktik
penyelenggaraan kepemerintahan yang baik meliputi : 1. Partisipasi (participation):
Setiap orang atau warga masyarakat memiliki hak suara yang sama dalam proses pengambilan
keputusan, baik langsung maupun melaui lembaga perwakilan, sesuai dengan kepentingan dan
2. Aturan Hukum (rule of law):
Kerangka aturan hukum dan perundang-undangan harus berkeadilan, ditegakkan, dan dipatuhi secara utuh, terutama aturan hukum tentang HAM.
3. Transparasi (transparency):
4. Daya Tanggap (responsiveness):
Setiap institusi dan prosesnya harus diarahkan pada upaya melayani berbagai pihak yang berkepentingan
(stakeholders).
5. Berorientasi Konsensus (consensus orientation):
Pemerintahan yang baik akan bertindak sebagai
penegah bagi berbagai kepentingan yang berbeda untuk mencapai konsensus atau kesempatan yang terbaik bagi kepentingan masing-masing pihak, dan jika
dimungkinkan juga dapat diberlakukan terhadap
6.Berkeadilan (equity):
Pemerintahan yang baik akan memberi kesempatan yang baik terhadap laki-laki maupun perempuan
dalam upaya mereka untuk meningkatkan dan memelihara kualitas hidupnya.
7. Efektitif dan Efisien (effectivieness and efficiency): Setiap proses kegiatan dan kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu yang benar-benar
8. Akuntabilitas (accountability):
Para pengambil keputusan dalam organisasi sektor publik, swasta, dan masyarakat madani memiliki
pertanggungjawaban (akuntabilitas) kepada publik
(masyarakat umum), sebagaimana halnya kepada para pemiliki kepentingan (stakeholders).
9. Visi Strategis (strategic vision):
Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jangka panjang tentang penyelnggaraan
Berlakunya karakteristik-karakteristik di atas biasanya menjadi jaminan untuk hal-hal :
1. Meminimalkan terjadinya korupsi. 2. Pandangan minoritas terwakili dan
dipertimbangkan.
Salah satu ukuran tercapainya derajat Good
Governance adalah tercapainya suatu pengaturan yang
dapat diterima oleh sektor publik, sektor swasta dan masyarakat madani dengan indikator sebagai berikut : 1. Pengaturan dalam sektor publik antara lain
menyangkut keseimbangan kekuasaan antara badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
2. Sektor swasta mengelola pasar berdasarkan kesepakatan bersama, termasuk mengatur
perusahaan dalam negeri besar maupun kecil,
perusahaan multinasional, koperasi dan sebagainya. 3. Masyarakat madani mencapai kesepakatan bersama guna mengatur kelompok-kelompok yang berbeda seperti kelompok agama, kelompok olahraga,
Pihak-pihak yang berkepentingan dalam
kepemerintahan (governance stakeholders) dapat dikelompokan menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Negara/Pemerintah. 2. Sektor swasta
Negara/Pemerintah:
Menciptakan kondisi politik, ekonomi dan sosial
yang stabil.
Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan. Menyediakan public service (pelayanan publik) yang
efektif dan accountable (akuntabel).
Menegakkan HAM.
Melindungi lingkungan hidup.
Mengurus standar kesehatan dan standar
Sektor swasta :
Menjalankan industri.
Menciptakan lapangan kerja.
Menyediakan insentif bagi karyawan.
Meningkatkan standar hidup masyarakat. Memelihara lingkungan hidup.
Menaati peraturan.
Transfer ilmu pengetahuan dan tehnologi kepada
masyarakat.
Mayarakat madani:
Menjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi. Mempengaruhi kebijakan publik.
Sebagai sarana cheks and balances pemerintah. Mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial
pemerintah.
Mengembangkan SDM.
3. Karakteristik Dasar Good Governance
Karakteristik good governance: 1. Diakuinya semangat pluralisme.
4. Penerapan Prinsip Good Governance Pada
Sektor Publik.
Penerapan sembilan prinsip good governance hendaknya dapat diterapkan di seluruh sektor pembangunan, dengan memperhatikan agenda kebijakan pemerintah untuk beberapa tahun
mendatang yang perlu disesuaikan dan diarahkan kepada :
2. Penanganan dampak krisis moneter, khususnya
pengembangan proyek padat karya untuk mengatasi pengangguran dan percukupan kebutuhan pangan bagi yang kekurangan.
4. Operasional langkah reformasi meliputi
kebijaksanaan moneter, sistem perbankan,
kebijakan fiskal, dan anggaran serta penyelesaian utang swasta dan restrukturisasi sektor riil.
Pemerintah yang baik dapat dikatakan sebagai pemerintah yang menghormati kedaulatan rakyat
dan memiliki tugas pokok yang mencakup:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
5. Penerapan Good Governance dalam
Penerapan Good Governance (Sektor Pemerintahan): 1. Perubahan sistem politik kearah yang demokratis,
partisipatif & egaliter
2. Reformasi dalam sistem birokrasi militer (TNI)
3. Reformasi dalam bidang administrasi publik perlu diarahkan pada peningkatan profesionalisme
bierokrasi pemerintah
4. Reformasi pemerintahan : perubahan dari pola sentralisasi ke desentralisasi
5. Menciptakan pemerintah yang bersih (clean
6. Srtuktur Organisasi dan Manajemen
Perubahan dalam Good Governance (GG).
Pengembangan publik good governance di Indonesia akan menunjuk pada sekumpulan nilai (cluster ofvalues), yang notabene sudah lama hidup dan
berkembang di masyarakat Indonesia. Sekumpulan nilai tersebut adalah:
4. efficiency; 5. equlity;
6. human right protection; 7. integrity;
8. participation; 9. pluralism;
Dalam rangka menghadapi perubahan yang begitu cepat, maka beberapa hal yang penting dilakukan:
1. Memelihara kesadaran yang tinggi akan urgensi, yaitu memahami hal yang mendesak dan
menempatkannya sebagai prioritas dalam menghadapinya, sangat membantu proses
2. Penyusunan pranata organisasi.
Tantangan utama dalam mendesain dan
3. Perubahan Struktur Organisasi.
Untuk perubahan struktur organisasi perlu dilakukan analisis biaya dan manfaat terhadap pengaruh
7. Good Governance dalam Rangka Otonomi
Daerah.
Dalam rangka membangun GG di daerah, prinsip-prinsip fundamental yang menopang tegaknya GG
harus diperhatikan dan diwujudkan tanpa terkecuali. Penyelenggaraan OTDA pada dasarnya akan
betul-betul teralisasi dengan baik apabila dilaksanakan dengan memakai prinsip-prinsip GG.
Bahkan, sebenarnya OTDA dengan berbagai seluk
DAFTAR PUSTAKA
1. Herlia Tati. 2004. Fenomena Kultur dan politik Indonesia. Jurnal Dephan. Jakarta.
2. Iskatrinah. 2004. Pelaksanaan Fungsi Hukum Administrasi Negara dalam Mewujudkan
Pemerintah yang Baik. Makalah.
3. Luhulima. 2005. Globalisasi dan Manajemen Politik Luar Negeri.
DAFTAR PUSTAKA
5. Sedarmayanti. 2003. Good governance dalam
Rangka Otonomi Daerah. Mandar Maju. Bandung. 6. Sedarmayanti. 2004. Good governance Membangun sistem Manajemen Kinerja Daerah. Mandar Maju. Bandung.
7. Sulistyo, dkk. 2003. Good Corporate Governance: Berhasilkah Diterapkan di Indonesia. Jurnal Widya Warta.
8. Syarbaini, Syahrial (Editor), 2005. Materi Perkuliahan Pendidikan Pewarganegaraan (PKn). Suscadoswar, Dikti. Jakarta.