Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat 2012
X.274 KAJIAN PENGARUH KEBIJAKAN IMPOR SAPI TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI DI NTB
I.Putu Cakra Putra Adnyana, SP. MMA.
LATAR BELAKANG
Latar Belakang
• Menurut Direktur Budidaya Ternak Ruminansia Ir Fauzi Luthan, saat ini Indonesia belum mencapai swasembada daging sapi karena 28 persen kebutuhan daging sapi masih diimpor terutama dari Australia. NTB diakui sebagai daerah penghasil ternak. Populasi sapi tahun 2010 sebanyak 592.875 ekor. Melihat fenomena tersebut bagaimana pengaruh impor sapi terhadap kondisi peternakan di NTB, perlu dikaji lebih lanjut.
PERMASALAHAN
Maka dalam penelitian ini diarahkan untuk menjawab permasalahan-permasalahan berikut ini
• Bagaimana keragaan peternakan sapi di NTB
• Bagaimana perkembangan harga sapi di NTB
•
Bagaimana permintaan dan penawaran sapi di NTB
METODOLOGI
• Ruang Lingkup Kegiatan : Usaha peternakan sapi potong dan usaha daging sapi yang ada di NTB.
• Fokus Kegiatan : Ketahanan Pangan (Peternakan)
• Desain Penelitian : Survey dan deskstudy
• Tahapan – Metode Pelaksanaan Kegiatan : Lokasi penelitian di pulau Lombok dan Sumbawa, pada bulan Februari sampai September 2012. Sampel responden peternak dan pemangku kebijakan dengan purposive sampling.
Responden pedagang ternak menggunakan metode snowball sampling.
Sehingga diperoleh responden sebesar 150 orang. Data yang dikumpulkan data primer dan sekunder. Analisis yang digunakan Analisis diskriptif, analisis ekonomi, analisis 2 SLS (12 Tahun), analisis pemasaran, analisis curahan waktu kerja.
KERAGAAN PETERNAK
Tingkat pendidikan Formal
Tanggungan keluarga 3 orang
Penghasilan utama 50% penghasilan dari beternak sapi tidak hanya dari ternak
Kepemilikan sapi potong (2005-2011) rata-rata 2 ekor tidak terpengaruh impor sapi. Sapi bali 96,30 persen P. Sumbawa berat 231 kg/ekor P.
Lombok 318 kg/ekor
CWK50,4 HOK/ST Laki laki dewasa dominan Usaha ternak sambilan
Tingkat penerapan teknologi penggemukan beragam P. Sumbawa 62.2%, P. Lombok 73,6%. Penerapan teknologi penggemukan paling rendah adalah penimbangan 13%-30% rata-rata seluruh kabupaten 8,05%
PERKEMBANGAN DAN HASIL KEGIATAN
Lanjutan….
Pendapatan peternak sapi potong beragama untuk masing- masing kabupaten/kota di NTB Rp 280.000 s/d Rp 2.400.000
Pendapatan peternak sapi di P. Lombok lebih tinggi dibandingkan peternak sapi potong di P. Sumbawa
PERKEMBANGAN DAN HASIL KEGIATAN
Perkembangan Populasi Ternak besar, ternak kecil dan Ungas di NTB (ekor)
PERKEMBANGAN DAN HASIL KEGIATAN
Sumber : Data Base 2009 dan Statistik Dinas Peternakan 2010
Perkembangan Produksi Daging di NTB (Ton)
PERKEMBANGAN DAN HASIL KEGIATAN
Sumber : Data Base 2009 dan Statistik Dinas Peternakan Prov. NTB 2010
Neraca bahan Makanan komoditi sapi NTB
PERKEMBANGAN DAN HASIL KEGIATAN
Sumber : Statistik Dinas Peternakan NTB
PERKEMBANGAN DAN HASIL KEGIATAN
Pola Saluran Tataniaga ternak dan daging sapi di P. Sumbawa
PERKEMBANGAN DAN HASIL KEGIATAN
70 % 10 %
15 %
100 % 20 %
31 % 27%
80 %
10 %
60 %
10%
10 %
50%
80 % 20 %
20 %
100 %
Peternak Belantik Pedagang
Pedagang antar pulau
Penjagal
RPH/TPH
Pasar Hewan
Pedagang daging di pasar Pengolah hasil
Konsumen
Hotel/War ung
23 %
100 % 59 %
Pola Saluran Tataniaga ternak dan daging sapi di P. Lombok
PERKEMBANGAN DAN HASIL KEGIATAN
70 % 10 %
15 %
100 % 20 %
31 % 45 %
5%
80 %
60 %
10%
10 %
50 %
40%
10 %
5 % 50%
5%
20 %
100 %
100 %
Peternak Belantik Pedagang
Pedagang antar pulau keluar Lombok
Penjagal
RPH/TPH
Pasar Hewan
Pedagang daging di pasar Pengolah hasil
Konsumen
Hotel/War Suplier ung
daging sapi
5%
100 % 59 %
Pedagang antar pulau Dari P.
Sumbawa
Share Margin dan Distribusi Saluran Pemasaran Sapi dan daging sapi
PERKEMBANGAN DAN HASIL KEGIATAN
Peternak RPH/TPH Pedagang daging eceran pengolah kulit/bakso Saluran 1
Saluran 2
77,85% 11,35% 7,77 % 3,03 %
Peternak Pedagang RPH/TPH Pedagang daging eceran pengolah kulit/bakso
Peternak
Saluran 3 (Pinjam bendera)
Pedagang Pedagang Antar Pulau
78,45% 5,00% 4,81% 7,83% 3,91%
90,79% 5,82% 3,39%
Saluran 4
Saluran 5 Peternak
Peternak
Pedagang Antar Pulau
Pedagang Pedagang Antar Pulau
93,52% 2,04% 4,44%
91,12% 8,88%
Perkembangan Harga sapi potong dan daging sapi di NTB
PERKEMBANGAN DAN HASIL KEGIATAN
Permintaan Daging sapi di Hotel dan Restoran per hari dan perbulan
PERKEMBANGAN DAN HASIL KEGIATAN
Penawaran Daging sapi
PERKEMBANGAN DAN HASIL KEGIATAN
B
erdasarkan hasil analisis penawaran daging sapi di NTB didapatkan nilai Statistik F yang cukup tinggi, yaitu 973.784, berarti secarabesama-sama peubah penjelas memberikan pengaruh yang nyata terhadap tingkat penawaran daging sapi. Demikian pula nilai R2 yang tinggi, yaitu 0.998, berarti variasi peubah penjelas cukup tinggi
menjelaskan variasi penawaran daging sapi. Untuk mengetahui pengaruh masing-masing peubah penjelas maka dilakukan uji t-
statistik, didapatkan Parameter penduga dari permintaan daging sapi tahun sebelumnya tidak signifikan. Parameter penduga jumlah
produksi input daging sapi, impor daging sapi dan harga rata-rata sapi per ekor memberi pengaruh nyata kepada tingkat penawaran daging sapi di NTB.
Permintaan Daging sapi
PERKEMBANGAN DAN HASIL KEGIATAN
Berdasarkan analisis permintaan daging sapi di NTB didapatkan nilai Nilai Statistik F yang cukup tinggi, yaitu 4.571, berarti secara besama- sama peubah penjelas memberikan pengaruh yang nyata terhadap tingkat permintaan daging sapi. Demikian pula nilai R2 yang cukup tinggi, yaitu 0.632, berarti variasi peubah penjelas cukup tinggi menjelaskan variasi permintaan daging sapi. Untuk mengetahui pengaruh masing-masing peubah penjelas maka dilakukan uji t-
statistik, didapatkan Parameter penduga dari Sapi bakalan yang keluar NTB dan permintaan daging kambing memberi pengaruh nyata pada tingkat permintaan daging sapi di NTB. Parameter penduga harga daging sapi konsumen memberi pengaruh nyata kepada tingkat
permintaan daging sapi di NTB, namun pengaruhnya negatif dimana setiap penambahan harga daging sapi konsumen akan menurunkan tingkat permintaan daging sapi.
Penawaran sapi potong
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012 17
Berdasarkan analisis penawaran sapi potong bakalan (yang keluar NTB) didapatkan hasil Nilai Statistik F yang cukup tinggi, yaitu 17.681, berarti secara besama-sama peubah penjelas memberikan pengaruh yang nyata terhadap Jumlah sapi potong yang keluar NTB. Demikian pula nilai R2 yang cukup tinggi, yaitu 0.910, berarti variasi peubah penjelas cukup tinggi
menjelaskan variasi jumlah sapi potong yang keluar NTB. Untuk mengetahui pengaruh masing-masing peubah penjelas maka dilakukan uji t-statistik,
didapatkan Parameter penduga dari Konsumsi daging sapi di Indonesia dan Kuota sapi yang keluar NTB memberi pengaruh nyata pada tingkat jumlah sapi potong yang keluar NTB. Parameter penduga persediaan daging sapi di Indonesia dan impor sapi nasional Indonesia memberi pengaruh nyata
kepada tingkat jumlah sapi potong yang keluar NTB, namun pengaruhnya negatif dimana setiap penambahan persediaan daging sapi dan impor daging di indonesia akan menurunkan tingkat jumlah sapi potong yang keluar NTB.
Kesimpulan
KESIMPULAN
1. Usaha ternak di NTB masih dalam skala pemilikan yang kecil, usaha sambilan yang ditangani tenaga kerja keluarga, 2)
2. Harga sapi di tingkat produsen selama 10 tahun terakhir (2001-2010) tidak stabil, namun pertambahan harga sapi rata-rata meningkat sebesar Rp.
446.970/ekor/tahun. Sedangkan harga daging sapi konsumen mengalami peningkatan harga sebesar Rp. 4.223/kg/tahun,
3. Jumlah produksi input daging sapi, impor daging sapi dan harga rata-rata sapi per ekor berpengaruh nyata pada penawaran daging sapi di NTB.
Jumlah sapi potong yang keluar NTB dan permintaan daging kambing berpengaruh nyata pada permintaan daging sapi di NTB. Harga daging sapi konsumen berpengaruh nyata pada tingkat permintaan daging sapi di NTB, namun pengaruhnya negative,
4. Variabel konsumsi daging sapi di Indonesia dan kuota sapi yang keluar NTB berpengaruh nyata pada jumlah sapi potong yang keluar NTB.
Variabel persediaan daging sapi di Indonesia dan impor sapi nasional Indonesia berpengaruh nyata pada jumlah sapi potong yang keluar NTB, namun pengaruhnya negatif.
Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan
1. Kerangka dan Strategi Pemanfaatan
Mendukung startegi pembangunan daerah
2. Indikator Keberhasilan Pemanfaatan
Instansi terkait menerima hasil penelitian ini sebagai bahan rekomendasi dalam mendukung strategi
pembangunan daerah
3. Perkembangan Pemanfaatan
Penelitian ini belum selesai sehingga belum bisa diserahkan ke pemerintah daerah NTB
SINERGI KOORDINASI
Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan
• Koordinasi dengan dinas terkait perihal validasi data-data sekunder yang telah diperoleh melalui wawancara lisan.
Nama lembaga yang diajak koordinasi
• Dinas Peternakan seluruh Kabupaten Kota di NTB, Karantina Hewan di NTB, RPH Banyumulek di Lombok, LIPI, KEMENRISTEK, Bappeda NTB
Strategi pelaksanaan koordinasi
• Workshop koordinasi dan evaluasi, Wawancara untuk validasi data sekunder.
Signifikansi capaian koordinasi yang dilakukan
• Cukup Baik
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN
• Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan
• Mendukung startegi pembangunan daerah NTB
• Wujud - bentuk pemanfaatan hasil kegiatan
• sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan oleh pemda NTB khususnya permintaan dan penawaran komoditi sapi yang ada di NTB.
• Data (jumlah dan demografi) pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan
• Belum ada
• Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil kegiatan
• Belum ada
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN
• Rancangan Pengembangan ke depan
• Selain sebagai bahan rekomendasi pengambil kebijakan juga sebagai bahan kegiatan penelitian ataupun pengkajian lanjutan khususnya sapi bali di NTB.
• Strategi Pengembangan ke depan
• Mempublikasikan hasil penelitian
• Tahapan Pengembangan ke depan
• Publikasi prosiding nasional
• Publikasi ke PEMDA NTB
FOTO KEGIATAN
Foto Koordinasi dengan pihak terkait
FOTO KEGIATAN
•Foto Pelaksanaan dan Hasil kegiatan
FOTO KEGIATAN
FOTO KEGIATAN
FOTO KEGIATAN
•Foto Pemanfaatan Hasil Kegiatan – Sosialisasi – Publikasi
TERIMA KASIH
I.Putu Cakra Putra Adnyana, SP. MMA.
Ir. Irianto Basuki, MS.
Yul Alfian Hadi, SP.