1
Apakah
Apakah ISO 9001 ISO 9001 bermanfaat bermanfaat ?? ??
• Hasil Survey:
– Survey yang dilakukan oleh Engineering Quality Forum, di Inggris, menyatakan bahwa 68 %
perusahaan yang sudah ISO 9001, tidak merasakan manfaatnya
– Survey lain yang dilakukan oleh salah satu badan sertifikasi pada tahun 2001 terhadap 220
perusahaan, menyatakan bahwa
improvement pada dokumen merupakan manfaat no 1, sedangkan improve quality menempati
urutan ke 5 (??) dan improve kepuasan
pelanggan menempati urutan ke 6 (??). Padahal ISO 9001 merupakan sistem manajemen mutu (bukan sistem manajemen arsip !!),
dimana tujuan akhir dari ISO 9001 adalah meningkatkan kualitas produk / jasa dan kepuasan pelanggan.
Apakah
Apakah ISO 9001 ISO 9001 bermanfaat bermanfaat ?? ??
• Komentar dari masyarakat:
– ISO 9001 meningkatkan biaya perusahaan, karena harus membayar konsultan/ training, badan sertifikasi dan
biaya-biaya lain untuk pengurusan ISO 9001
– ISO 9001 membuat sistem jadi birokratis, tidak flexible
– ISO 9001 mengurusi dokumen, membuat prosedur, membuat instruksi kerja.
“Tulis apa yang kamu kerjakan dan kerjakan apa yang kamu tulis”
– Perusahaan saya menerapkan ISO 9001 karena dituntut oleh customer, jika tidak dapat ISO 9001 tidak bisa bisnis dengan mereka.
– Saya tahu perusahaan yang sudah ISO 9001 dan perusahaan yang belum ISO 9001, tapi kenapa yang belum ISO 9001 perusahaanya justru lebih baik dari pada yang belum ISO 9001 ?
– Jika ISO 9001 bisa membantu perusahaan menjadi lebih baik, kenapa banyak perusahaan yang sudah ISO 9001, tapi kinerja perusahaannya tidak bagus, sering kirim barang reject, sering kirim barang terlambat, dicomplain susah, dll.
– Jika ISO 9001 bagus, kenapa Konsultan ISO 9001 tidak menerapkan/ punya ISO 9001 ??
3
Kalau
Kalau begitu begitu dimana dimana letak letak kesalahannya kesalahannya ?? ??
Sehingga
Sehingga banyak banyak perusahaan perusahaan yang sudah yang sudah ISO 9001 ISO 9001 gagal gagal mendapatkan
mendapatkan manfaatnya manfaatnya ? ?
ISO 9001:
1. ISO 9001 berisi persyaratan, apa yang harus ada/ dimiliki oleh perusahaan untuk bisa mendapatkan sertifikat ISO 9001
2. Badan sertifikasi akan memeriksa apakah persyaratan tersebut ada/ dimiliki oleh perusahaan. Jika tidak ada, maka dikatakan perusahaan tersebut melanggar persyaratan ISO 9001
3. ISO 9001 tidak menjelaskan How to (bagaimana cara untuk menjalankan persyaratan tersebut)
Kendala / ilustrasi
– Peraturan lalu lintas mengharuskan pengendara sepeda motor menggunakan helm.
Polisi melakukan pemeriksaan, dan menemukan pengendara sepeda motor menggunakan helm (PERSYARATAN TERPENUHI).
– Fungsi dari helm adalah untuk melindungi pengendara sepeda motor, sehingga ketika terjadi kecelakaan, kepala pengendara motor terlindungi. Tetapi sebenarnya apa
alasan seorang pengendara motor menggunakan helm ?
• Supaya tidak ditilang oleh polisi ?
• Atau untuk melindungi kepala mereka ?
– Kesalahan bukan terletak pada peraturannya tetapi pada penerapannya.
Bukan Fokus pada sistem dokumentasi ,
(Mendokumentasikan cara kerja sesuai standard ISO 9001:2000)
Akan tetapi
Fokus Pada Peningkatan Performa Mutu Perusahaan
(Bagaimana performa mutu perusahaan meningkat
dengan tujuan akhir Kepuasan Pelanggan)
5
Compliance VS Performance Compliance VS Performance
Persyaratan IS0 9001 Prosedur Performance
7.4.1. Perusahaan harus mengevaluasi dan memilih supplier berdasarkan
kemampuannya untuk mensupply poduk sesuai dengan persyaratan perusahaan. Kriteria pemilihan, evaluasi, dan evaluasi ulang/ re-evaluasi harus ditetapkan
Sistem pada purchasing PT ABC adalah melakukan seleksi berdasarkan
questionaire/ angket yang dikirimkan ke supplier. Jika nilai hasil survey < 6, maka supplier tidak boleh digunakan, jika hasil survey > 6, maka supplier boleh
digunakan. Pembelian dilakukan sesuai sistem, proses pembelian hanya
dilakukan kepada supplier yang nilainya
> 6. SISTEM COMPLIANCE
PT ABC, perusahaan jasa
perbaikan komputer, menetapkan bahwa standard lama perbaikan suatu komputer untuk spare part yang harus import adalah 25 hari dan sudah digunakan sejak 5 tahun yang lalu, PT ABC mereview
pencapaian standard secara rutin dan ternyata mereka berhasil mencapai standard perusahaan.
SISTEM COMPLIANCE
Berdasarkan input dari produksi, sering terjadi stop line, yang
disebabkan oleh material dari supplier yang datangnya terlambat. Hal ini mengindikasikan adanya kelemahan pada proses purchasing. SISTEM PT ABC COMPLIANCE TAPI TIDAK EFEKTIF (PERFORMA TIDAK BAGUS)
5.4.1. Top manajemen harus menjamin bahwa sasaran kualitas/ quality objectives, telah ditetapkan pada fungsi dan level yang relevan di dalam
perusahaan
Kondisi saat ini, ketidaktersediaan komputer menjadi suatu masalah besar. Kompetitor lain mempunyai standard lama perbaikan 15 hari jika lebih dari 15 hari, mereka meminjamkan komputer kepada client SISTEM PT ABC
COMPLIANCE TAPI TIDAK EFEKTIF (CUSTOMER TIDAK PUAS)
Sistem
Sistem Manajemen Manajemen Mutu Mutu Yang Yang Efektif Efektif
“ “ Berdasarkan Berdasarkan Proses Proses dan dan Performa Performa “ “
• Prosedur dibuat berdasarkan proses (bukan aktifitas atau bukan berdasarkan pekerjaan per departemen)
• Setiap proses mempunyai objectives proses, sehingga bisa diketahui apakah
proses (prosedur) sudah efektif atau belum.
– Jika objectives proses tidak tercapai, berarti proses masih kurang baik.
– Jika objectives proses sudah tercapai, berarti
proses (prosedur) sudah baik
7
Proses
Proses / / prosedur prosedur dinyatakan dinyatakan efektif efektif bila bila objectives
objectives proses proses tercapai tercapai
Proses Corrective
action
Output:
CAR (problem terselesaikan) Input :
Problem
Mencatat masalah pada lembar
permintaan tindakan perbaikan
Meregistrasi problem dan minta perbaikan
ke dept asal masalah
Melakukan Tindakan perbaikan
Bla bla bla Awal proses
Standarisasi proses Akhir proses
Objectives proses :
Problem dianalisa dengan baik, hingga ke akar masalah, sehingga masalah yang sama tidak terulang
Objectives Terukur
-Repeat problem < 10 % dari total masalah
Penting
Untuk mengukur
Efektifitas proses
1. Performa dipengaruhi oleh input
2. Performa dipengaruhi oleh output
TRANSFORMASI PROSES
Tindakan Perbaikan
Maka : Output akan sulit menelusuri waktu kejadian masalah, sehingga tindakan perbaikan
sering tidak efektif Jika : Input
Identifikasi lot produk yang bermasalah
tidak jelas
Pencapaian performa proses dipengaruhi oleh Input dan Proses
TRANSFORMASI
PROSES perbaikan langsung loncat ke solusi tanpa
melalui identifikasi penyebab masalah
Maka: Output tindakan perbaikan terkadang tidak efektif
dan bisa terulang Jika : Input
Identifikasi problem dan lot produk yang bermasalah sudah jelas
9
Penyebab:
Identifikasi lot produk yang bermasalah tidak jelas
Proses Produksi tidak memiliki sistem traceability yang baik, sehingga ketika terjadi
masalah tidak bisa ditelusur waktu, shift, mesin, operator yang menyebabkan problem
OUTPUT : CAR (problem Terselesaikan) INPUT :
Problem
Transformation process:
• Mencatat masalah pada form CAR
• Registrasi problem
• Minta tindakan perbaikan ke dept asal masalah
• Melakukan tindakan perbaikan
• Evaluasi efektifitas tindakan perbaikan
• Standarisasi proses/dokumen
Process: Tindakan Perbaikan Target :
- Repeat problem < 10 % dari
total masalahProcess: Tindakan Perbaikan Aktual pencapaian :
- Repeat problem 50 %
Ketika Objectives Proses Tidak Tercapai, Lihat kelemahan pada proses
Perbaikan pada proses
menambahkan proses identifikasi
Transformation process:
• Mencatat masalah pada form CAR
• Registrasi problem
• Minta tindakan perbaikan ke dept asal masalah
• Identifikasi penyebab masalah
• Melakukan tindakan perbaikan
• Evaluasi efektifitas tindakan perbaikan
• Standarisasi proses/dokumen
Keterkaitan
Keterkaitan Performa Performa dengan dengan SMM SMM
• Performa (sasaran) perusahaan memberikan arahan target yang harus dicapai
• Sistem Manajemen Mutu adalah kendaraan untuk mencapai performa perusahaan yang lebih baik
Sasaran perusahaan
Output akhir dari Sistem Manajemen
• Sasaran keuangan
• Sasaran mutu
• Sasaran delivery
• dll
42
Pengendalian Alat ukur dan uji
Pengendalian record Bisnis Plan
Management review
Internal Quality audit
Kepuasan Customer
Contract review product baru Perencanaan Mutu
Perencanaan Produksi
Pengadaan material
Proses produksi
Warehouse material
Pengendalian Proses yang
disubkan
Warehouse Barang jadi dan delivery Perubahan
produk/ proses
Pengendalian Produk tidak sesuai
Customer claim
New produk
Regular production
Preventive maintenance
NG part Tindakan perbaikan
dan pencegahan
Continuous Improvement
PROSES MANAGEMENT
REALISASI PRODUK
Manajemen tooling Kontrol produk
KepunyaanCustomer
Training
Servicing
Recruitmen
73-77 78-79 80-82 83-88 89-90 91
93-96
97-131 134
135-139 140
133, 141-152 153-156
157-158
159
140 & 91
160 161
163-164 163-164 165 166 167-169 172
Dokumen dan data
170-171 91
11
Evaluasi
Evaluasi kelemahan kelemahan SMM SMM melalui melalui pencapaian pencapaian performa performa
1. Pelajari pencapaian performa
Data pencapaian sasaran perusahaan, Customer claim tinggi