• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN ASRAMA X PROVINSI BALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN ASRAMA X PROVINSI BALI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak— Pembangunan asrama “X” Provinsi Bali ini terdiri dari 4 lantai dengan luas bangunan sekitar 1245 m² dan menghabiskan biaya sekitar 12,1 milyar rupiah. Dibandingkan dengan pembangunan asrama mahasiswa UI pada tahun 2012 yang menghabiskan biaya sekitar 7,45 juta rupiah per m², pembangunan asrama “X” ini menghabiskan lebih banyak biaya yaitu sekitar 9,7 juta per m². Sedangkan asrama ini sama-sama dibangun untuk kelas mahasiswa. Meskipun pada asrama “X” ini terdapat keunikan yaitu adanya ornamen-ornamen Bali yang harus ada, tetapi biaya pengeluaran pembangunan asrama “X” ini tetap terlalu mahal. Selain itu pendanaan yang berasal dari APBD Provinsi Bali membuat bangunan ini harus dibangun dengan biaya seminimal mungkin. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu metode yang dapat meminimalkan biaya pembangunan tetapi tetap dalam batasan fungsi yaitu metode Rekayasa Nilai (Value Engineering).

Dalam penerapan rekayasa nilai pada proyek ini digunakan metode atau teknik Rencana Kerja Rekayasa Nilai (Job Plan) berdasarkan teori DOD (Departement of Defense – Amerika Serikat) yang tercantum dalam buku Manajemen Proyek (Soeharto, 2001),yaitu rencana kerja rekayasa nilai yang terdiri dari 5 tahap, yaitu tahap Informasi, tahap Spekulasi, tahap Analisis, tahap Pengembangan, dan tahap Penyajian dan Tindak Lanjut.

Dari hasil penerapan rekayasa nilai pada proyek pembangunan asrama “X” Provinsi Bali, didapat item pekerjaan berbiaya tinggi yaitu struktur pelat, pekerjaan listplank atap, pekerjaan penutup atap (genteng), dan pekerjaan pasangan bata, plesteran, dan acian. Penghematan yang didapatkan sebesar pekerjaan struktur pelat Rp

120.029.466,57 (6,846%), pekerjaan atap-listplank Rp

25.186.468,07 (45,210%), pekerjaan atap-penutup atap

(genteng) Rp 408.640.032,48 (44,381%), pekerjaan pasangan bata, plesteran, dan acian sebesar Rp 79.296.760,10 (9,258%). Jadi total penghematan yang dilakukan adalah sebesar Rp 633.152.727,23.

Kata kunci : Gedung Asrama, Rekayasa Nilai

I. PENDAHULUAN

Pembangunan asrama “X” di Provinsi Bali bertujuan sebagai tempat tinggal sementara bagi sekelompok orang karena adanya aktivitas yang berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu lama. Pembangunan asrama “X” ini penting sehingga pemerintah Provinsi Bali harus membangun asrama “X” ini dengan pembiayaan dari APBD Provinsi Bali. Karena keterbatasan APBD ini, maka penting sekali untuk meminimalkan pengeluaran APBD akibat dari pembangunan asrama “X” ini.

Terdiri dari 4 lantai dengan luas bangunan sekitar 1245 m², pembangunan asrama “X” Provinsi Bali ini

menghabiskan biaya hampir 12,1 milyar rupiah. Dibandingkan dengan pembangunan asrama mahasiswa UI pada tahun 2012 yang menghabiskan biaya sekitar 7,3 juta rupiah per m² atau sekitar 7,45 juta per m² bila dikonversikan dengan indeks harga di Bali, pembangunan asrama “X” ini menghabiskan lebih banyak biaya yaitu sekitar 9,7 juta per m². Sedangkan asrama ini sama-sama dibangun untuk kelas mahasiswa. Meskipun pada asrama “X” ini terdapat keunikan yaitu adanya ornamen-ornamen Bali yang harus ada, tetapi biaya pengeluaran pembangunan asrama “X” ini tetap terlalu mahal. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu metode yang dapat meminimalkan biaya pembangunan tetapi tetap dalam batasan fungsi yaitu metode Rekayasa Nilai (Value

Engineering).

Dalam melaksanakan studi ini, penulis berusaha menjelaskan item pekerjaan apa saja yang termasuk item pekerjaan berbiaya tinggi dalam pembangunan asrama “X”, selain itu penulis juga memberikan alternatif terbaik pengganti item berbiaya tinggi. Serta penulis juga menghitung besarnya penghemaan biaya yang dihasilkan setelah penerapan rekayasa nilai pada proyek tersebut.

II. METODE

Metode yang digunakan dalam penerapan proses rekayasa nilai digambarkan pada flowchartGambar 2.1

Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Studi Literatur Tahap Informasi Tahap Spekulasi Tahap Analisa: 1. Keuntungan-Kerugian 2. Analisa Struktur Tahap Pengembangan 1. Life Cycle Cost

2. AHP

Tahap Penyajian dan Tindak Lanjut

Kesimpulan Latar Belakang

Gambar 2.1 Diagram Alir Metode Penelitian

PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA

PROYEK PEMBANGUNAN ASRAMA “X”

PROVINSI BALI

Tatia Ardilla, Cahyono Bintang Nurcahyo

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

(2)

Pada tahap pertama adalah tahap informasi. Pada proses ini dilakukan 4 analisa yaitu Cost Model, Cost Breakdown, Analisa Grafik Pareto, dan analisa fungsi (Dell’Isolla, 1975).

Tahap selanjutnya adalah tahap spekulasi. Pada tahap ini analisa dilakukan dengan menanyakan apakah ada alternatif lain yang dapat memenuhi fungsi atau kegunaan yang sama. Alternatif yang diusulkan dapat berupa pengurangan komponen, penyederhanaan, ataupun modifikasi dengan tetap mempertahankan fungsi utama dari objek. Pada tahap ini dibutuhkan kreatifitas.

Tahap ketiga adalah tahap analisa. Pada tahap ini, alternatif-alternatif yang telah didapat dari tahap spekulasi sebelumnya dianalisa agar dapat memberikan alternatif yang terbaik yang sesuai dengan fungsinya serta memiliki kualitas yang baik. Ada 2 analisa yang dilakukan yaitu analisa keuntungan dan kerugian dan analisa struktur.

Tahap berikutnya adalah tahap pengembangan. Pada tahap ini alternatif-alternatif yang terpilih dikembangkan sehingga bisa menjadi usulan yang lengkap. Analisa yang akan dilakukan analisa Life Cycle Cost dan AHP (Analytical Hierarchy Process)

Menurut AIA, Coffee, dan Morgan (1999), Life

Cycle Cost atau yang bisa disebut dengan biaya siklus

hidup adalah suatu teknik evaluasi ekonomi yang menentukan total biaya dari kepemilikan dan pengoperasian sebuah fasilitas pada suatu kurun waktu. Macam-macam life cycle cost adalah :

1. Initial Cost (biaya awal)

2. Replacement cost (biaya penggantian) 3. Salvage cost atau residual value (nilai sisa) 4. Operational cost (biaya operasional)

5. Maintenance cost (biaya perawatan/pemeliharaan) AHP (Analytical Hierarchy Process) adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. (Kusrini, 2007). Ada 4 prinsip dasar AHP,yaitu : 1. Membuat hierarki

2. Penilaian kriteria dan alternatif

3. Synthetic of priority (menentukan prioritas) 4. Logical consistency (konsistensi logis)

Tahap terakhir adalah tahap penyajian dan tindak lanjut. Pada tahapan ini dilakukan pengambilan kesimpulan tentang alternatif yang digunakan. Diberikan juga data penghematan biaya didapat bila menggunakan alternatif tersebut. Lalu data-data itu disajikan melalui presentasi yang baik.

III. HASILPEMBAHASAN 3.1. Tahap Informasi

Pada proses awal penerapan rekayasa nilai, dibutuhkan informasi sebanyak mungkin. Berikut adalah data umum proyek yang digunakan :

a. Nama Proyek : Proyek Pembangunan Asrama “X” b. Lokasi Proyek : Provinsi Bali

c. Pemilik : Pemerintah Provinsi Bali d. Fungsi gedung : Asrama

e. Luas gedung : ± 1245 m2 f. Jumlah lantai : 4

g. Biaya : Rp.12.120.923.724,44

Setelah mendapatkan data-data proyek tersebut, data tersebut diolah menggunakan Cost Model, Breakdown Cost Model, Analisa Pareto, dan Analisa Fungsi.

3.1.1 Cost Model

Bagan Cost Model pada proyek ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Pembangunan Asrama Pendidikan RSJ Bali Rp. 10.554.607.605,49 Pek. Atap Rp. 2.069.099.375,07 Pek. Metal Rp. 1.365.470.756,12 Pek. Kayu Rp. 195.208.612,62 Pek. Pengecatan Rp. 395.573.342,77

Pek. Sanitary dan Fixture Rp. 555.297.200,00 Pek. Struktur Atas

Rp. 3.690.263.025,53

Pek. Kolom Rp. 735,561.321,77

Pek. Balok dan Ring Balk Rp. 1.101.376.445,82

Pek. Pelat Rp. 1.753.380.674,93

Pek. Tangga Rp. 99.944.583,01

Pek. Rangka Metal Hollow Rp. 177.850.056,12 Pek. Pintu Rp. 779.890.840,00 Pek. Jendela Rp. 407.729.860,00 Pek. Plester dan

Acian Rp. 159.297.799,77 Pek. Pasangan Bata Rp. 691.767.132,35

Pek. Facade Rp. 449.163.119,08 Pek. Pelapis Dinding

dan Keramik Rp. 1.081.262.813,25

Gambar 3.1 Grafik Cost Model 3.1.2 Breakdown Cost Model

Breakdown Cost Model dalam proyek asrama “X” dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Breakdown Cost Model

3.1.3 Analisa Grafik Pareto

Gambar 3.2 Grafik Pareto vs Grafik Proyek “X” Dilihat dari Gambar 3.2, dapat disimpulkan bahwa Grafik Proyek “X” tidak sesuai dengan Garfik Pareto, sehingga perlu dikalkulasikan menggunakan batas biaya tinggi sebagai berikut :

Batas biaya tinggi :

Jika ΔC < ΔP maka 20% + ΔC = ... item pekerjaan Jika ΔC > ΔP maka 20% + ΔP = ... item pekerjaan Jika x = 20% maka y = 58,5 %

Jika y = 80% maka x = 45,5 %

Sehingga didapatkan ΔC = 21,5% sedangkan ΔP = 25,5 % Karena ΔC < ΔP maka 20% + 21,5% = 41,5% = 5 item pekerjaan

1 Pek. Struktur Rp 3.690.263.025,53 34,964 34,964 9,091 2 Pek. Atap Rp 2.069.099.375,07 19,604 54,567 18,182 3 Pek. Pelapis dinding dan lantai Rp 978.040.303,52 9,266 63,834 27,273 4 Pek. Pas. Bata, plester, dan acian Rp 856.491.870,79 8,115 71,949 36,364 5 Pek. Pintu Rp 779.890.840,00 7,389 79,338 45,455 6 Pek. Sanitary dan fixture Rp 555.297.200,00 5,261 84,599 54,545 7 Pek. Facade Rp 449.163.119,08 4,256 88,855 63,636 8 Pek. Jendela Rp 407.729.860,00 3,863 92,718 72,727 9 Pek. Pengecatan Rp 395.573.342,77 3,748 96,465 81,818 10 Pek. Kayu Rp 195.208.612,62 1,850 98,315 90,909 11 Pek. Rangka metal hollow Rp 177.850.056,12 1,685 100,000 100,000

10.554.607.605,49 Rp

Item Kumulatif (%)

Total Biaya

No Item Pekerjaan Biaya (Rp) Biaya (%)

Biaya Kumulatif (%)

(3)

3.1.4 Analisa Fungsi

Setelah mendapatkan item apa saja yang berbiaya tinggi, dilakukan analisa fungsi untuk mengetahui seberapa besar fungsi komponen-komponen dalam item kerja tersebut.

Tabel 3.2 Cost/Worth Item Pekerjaan Berbiaya Tinggi

Dari 4 item pekerjaan yang dianalisa fungsi, diambil 3 item pekerjaan dengan nilai C/W tertinggi yaitu pekerjaan struktur, pekerjaan atap, dan pekerjaan pasangan bata, plesteran, dan acian.

3.2. Tahap Spekulasi

Pada tahap ini analisa dilakukan dengan mencari alternatif-alternatif dari item-item berbiaya tinggi yang dapat dilakukan rekayasa nilai. Alternatif-alternatif ini didapatkan dari mencari banyak-banyak informasi material yang sekarang banyak beredar di pasaran. Informasi bisa didapatkan dari bertanya kepada orang-orang yang berpengalaman maupun dari informasi di internet.

Tabel 3.3 Alternatif Pekerjaan Pelat

Tabel 3.4 Alternatif Pekerjaan Atap-Listplank

Tabel 3.5 Alternatif Pekerjaan Atap-Penutup Atap (genteng)

Tabel 3.6 Alternatif Pekerjaan Pasangan Bata, Plesteran, dan Acian

3.3. Tahap Analisa

Pada tahap ini, masing-masing alternatif akan dianalisa. Analisa yang dilakukan ada 2 yaitu analisa keuntungan kerugian dan analisa struktur. Analisa keuntungan kerugian dilakukan untuk mendapatkan seluruh keterangan mengenai alternatif yang dapat membantu untuk pemilihan alternatif. Analisa struktur diperlukan juga untuk mengetahui apakah setiap alternatif aman untuk digunakan.

3.3.1 Analisa Keuntungan dan Kerugian

Pada tahap analisa keuntungan dan kerugian ini, semua informasi mengenai keuntungan dan kerugian penggunaan alternatif ditabelkan untuk mempermudah perbandingan antar alternatifnya. Contoh dari analisa keuntungan dan kerugian dapat dilihat pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Analisa Keuntungan dan Kerugian Pekerjaan Atap-Listplank

Pek. Struktur 3,88

Pek. Pelat 3,96

Pek. Balok dan Ring Balk 4,69

Pek. Kolom 3,84

Pek. Tangga 3,01

2 Pek. Atap 2,45

Pek. Pelapis dinding dan lantai 1,31 Pek. Pelapis Dinding Keramik Lokal 20x25 cm 1,05 Pek. Pelapis Dinding Granit 1,40 Pek. Pelapis Dinding Keramik Lokal 20x20 cm 1,82 Pek. Pelapis Lantai Skirting Granit 1,11 Pek. Pelapis Lantai Waterproofing 1,16 4 Pek. Pas. Bata, plester, dan acian 1,93

No Item Pekerjaan C/W 3 1 No. 1 2 Tahap Kreatif PENGUMPULAN ALTERNATIF

Proyek : Pembangunan Asrama "X" Lokasi : Provinsi Bali

Item : Pekerjaan Pelat

pelat lantai ceiling brick (Dak Keraton) Fungsi : mendistribusikan beban ke balok

Alternatif

pelat lantai metal komposit / floor deck Desain original : pelat konvensional menggunakan beton bertulang

No. 1 2

3 List plank kalsiplank

Fungsi : menutup atap

Alternatif List plank kayu kruing Desain original : list plank kayu kamper dengan lebar 30 cm

List plank kayu meranti

Tahap Kreatif PENGUMPULAN ALTERNATIF

Proyek : Pembangunan Asrama "X" Lokasi : Provinsi Bali

Item : Pekerjaan Atap - List Plank

No. 1

2 Genteng Tanah Liat (Plentong Pejaten) Item : Pekerjaan Atap - Penutup Atap

Fungsi : menutupi atap

Alternatif Genteng Metal Berpasir Desain original : Penutup Atap Genteng Keramik

Tahap Kreatif PENGUMPULAN ALTERNATIF

Proyek : Pembangunan Asrama "X" Lokasi : Provinsi Bali

No. 1 2 3

Fungsi : pemisah antar ruangan

Tahap Kreatif PENGUMPULAN ALTERNATIF

Proyek : Pembangunan Asrama "X" Lokasi : Provinsi Bali

Item : Pasangan Bata + Plesteran dan Acian Alternatif batako pres batu bata merah panel styrofoam Desain original : bata ringan ex. Hebel

Proyek : Pembangunan Asrama "X" Lokasi : Provinsi Bali Item : Pekerjaan Atap - List Plank Fungsi : menutup atap

No Alternatif Keuntungan Kerugian

1 kayu kamper harga terjangkau mudah berubah bentuk

serat kayu halus dan indah tidak setahan kayu jati dan tidak sekeras bangkirai tidak terlalu kuat dan keras harga lebih mahal dari kayu meranti Kelas awet II,III

Kelas kuat II,I

2 kayu kruing ringan (BJ 0,51) sampai berat sekali (BJ 1,01) agak keras-keras

kuat (kelas kuat I-II) cukup awet (kelas awet III) mudah menyerap zat pengawet bila diawetkan tahan 20 thn

3 kayu meranti kayu keras tekstur tidak terlalu halus kelas awet III,IV tidak tahan terhadap cuaca kelas kuat II,IV

harga tidak terlalu mahal mudah diawetkan

4 kalsiplank tidak lapuk mudah patah saat distribusi dan pemasangan tidak dimakan rayap

memiliki tekstur kayu jati tahan air tidak mudah terbakar tidak merambatkan api

sulit dikeringkan dan susah digergaji bila tidak kering Analisa Keuntungan dan Kerugian

jika tidak diawetkan, kurang tahan untuk pemakaian yang berhubungan dengan tanah

(4)

3.3.2 Analisa Struktur

Analisa struktur dilakukan terhadap setiap alternatif menggunakan software SAP2000. Analisa dilakukan dengan memasukkan setiap beban mati dari setiap alternatif dan beban hidup yang terdapat pada bangunan (asrama). Dari hasil SAP 2000 dapat dilihat bahwa setiap alternatif aman digunakan untuk menggantikan desain original dari bangunan asrama tersebut. Sehingga setiap alternatif dapat dilanjutkan menuju tahapan selanjutnya yaitu tahap pengembangan dan tahap penyajian dan tindak lanjut.

3.4. Tahap Pengembangan

Tahap pengembangan merupakan suatu tahapan yang mengembangkan hasil analisa pada tahap sebelumnya. Pada tahapan ini setiap item pekerjaan dan alternatif dianalisa secara detail sehingga menjadi usulan yang lengkap. Terdapat 2 metode analisa yang digunakan pada tahap ini yaitu LCC (Life Cycle Cost) dan AHP (Analytical Hierarchy Process).

3.4.1 LCC (Life Cycle Cost)

Analisa Life Cycle Cost bertujuan untuk menganalisa setiap alternatif berdasarkan seluruh biaya yang terjadi selama masa umur bangunan. Data umum untuk menghitung life cycle cost yaitu :

1. Umur bangunan 20 tahun (berdasarkan PPRI no.36 tahun 2005 pasal 5 ayat 3 tentang bangunan permanen). 2. i = 9,8

3. Inflasi diabaikan

4. Seluruh biaya dihitung berdasarkan nilai Present Value Pada tahap ini terdapat banyak biaya yang harus ditinjau. Yang pertama adalah biaya awal (initial cost). Berikut adalah contoh analisa harga satuan pekerjaan atap - listplank.

Tabel 3.8 Analisa Harga Satuan Listplank Kayu Jati (desain original)

Tabel 3.9 Analisa Harga Satuan Listplank Kayu Kamper (alternatif 1)

Tabel 3.10 Analisa Harga Satuan Listplank Kayu Kruing (alternatif 2)

Tabel 3.11 Analisa Harga Satuan Listplank Kalsiplank

Selain biaya konstruksi, terdapat juga biaya redesain. Biaya redesain diasumsikan 2,75% dari biaya konstruksi total awal (desain original). Sehingga didapat biaya redesain :

Biaya redesain = 2.75% x Rp 32.566.952,09 = Rp 895.591,18

Selain initial cost, ada juga biaya perawatan (maintenance cost). Berikut ini adalah contoh perhitungan biaya perawatan untuk pekerjaan atap – listplank :

Faktor AP = (1 + i)i(1 + i)n− 1n = 0,098(1 + 0,098)(1 + 0,098)20− 120 Faktor P/A = 8,631

Biaya maintenance = Biaya Perawatan x Faktor P/A

Selain biaya perawatan, terdapat juga biaya penggantian (replacement cost). Biaya ini biasanya dikeluarkan karena adanya kerusakan material sejalan dengan berjalannya waktu. Seperti pada pekerjaan listplank ini, ada biaya penggantian setiap 10 tahun yang besarnya setiap item pekerjaan berbeda-beda. Contoh perhitungan biaya penggantian (replacement cost) :

Faktor F = (1 + i)P n

Umur bangunan adalah 20 tahun, apabila setiap 10 tahun dilakukan penggantian maka terjadi 2 kali penggantian pada tahun ke-10 dan tahun ke-20. Jadi terdapat 2 nilai faktor P/F untuk tahun ke-10 dan tahun ke-20.

FaktorP

F (n = 10) = (1 + 0,098)10= 2,547 Faktor F P (n = 20) = (1 + 0,098)20= 6,487

Replacement Cost = biaya penggantian x Faktor P/F Harga Satuan Harga Bahan Harga Upah Harga Jumlah

Pemasangan Listplank Kayu Jati 3/30 m1

Upah

Mandor 0,0050 OH 70.000,00 350,00 350,00

Kepala Tukang Kayu 0,0200 OH 65.000,00 1.300,00 1.300,00

Tukang Kayu 0,2000 OH 55.000,00 11.000,00 11.000,00

Pembantu Tukang 0,1000 OH 40.000,00 4.000,00 4.000,00

Bahan

Kayu Jati Papan Klas 2/20,4/10 0,0110 m3 15.500.000,00 170.500,00 170.500,00

Paku Reng 0,0500 kg 18.110,00 905,50 905,50

Cat Kayu Emco 0,1170 kg 46.580,00 5.449,86 5.449,86

193.505,36 Uraian

Harga Satuan Harga Bahan Harga Upah Harga Jumlah Pemasangan Listplank Kayu Kamper

3/30 m1

Upah

Mandor 0,0050 OH 70.000,00 350,00 350,00 Kepala Tukang Kayu 0,0200 OH 65.000,00 1.300,00 1.300,00 Tukang Kayu 0,2000 OH 55.000,00 11.000,00 11.000,00 Pembantu Tukang 0,1000 OH 40.000,00 4.000,00 4.000,00 Bahan

Kayu Kamper (papan 2/20) 0,0110 m3 7.100.000,00 78.100,00 78.100,00 Paku Reng 0,0500 kg 18.110,00 905,50 905,50 Cat Kayu Emco 0,1170 kg 46.580,00 5.449,86 5.449,86

101.105,36 Uraian

Harga Satuan Harga Bahan Harga Upah Harga Jumlah Pemasangan Listplank Kayu Kruing

3/30 m1

Upah

Mandor 0,0050 OH 70.000,00 350,00 350,00 Kepala Tukang Kayu 0,0200 OH 65.000,00 1.300,00 1.300,00 Tukang Kayu 0,2000 OH 55.000,00 11.000,00 11.000,00 Pembantu Tukang 0,1000 OH 40.000,00 4.000,00 4.000,00 Bahan

Kayu Kruing Papan 0,0110 m3 5.700.000,00 62.700,00 62.700,00 Paku Reng 0,0500 kg 18.110,00 905,50 905,50 Cat Kayu Emco 0,1170 kg 46.580,00 5.449,86 5.449,86

85.705,36 Uraian

Harga Satuan Harga Bahan Harga Upah Harga Jumlah Pemasangan Listplank Kalsiplank m1

Upah

Mandor 0,0050 OH 70.000,00 350,00 350,00 Kepala Tukang Kayu 0,0200 OH 65.000,00 1.300,00 1.300,00 Tukang Kayu 0,2000 OH 55.000,00 11.000,00 11.000,00 Pembantu Tukang 0,1000 OH 40.000,00 4.000,00 4.000,00 Bahan

kalsiplank 12x300x3000 mm 0,3500 m 85.500,00 29.925,00 29.925,00 sekrup kalsiplank 6,0000 bh 100,00 600,00 600,00 Cat Tembok Dulux Watershield 0,1170 kg 67.280,00 7.871,76 7.871,76

55.046,76 Uraian

(5)

Dapat disimpulkan life cycle cost dari beberapa alternatif dari item pekerjaan yang direkayasa nilai adalah sebagai berikut :

Tabel 3.12 Life Cycle Cost Pekerjaan Pelat

Tabel 3.13 Life Cycle Cost Pekerjaan Atap-Listplank

Tabel 3.14 Life Cycle Cost Pekerjaan Atap-Penutup Atap (Genteng)

Tabel 3.15 Life Cycle Cost Pekerjaan Pasangan Bata, Plesteran, dan Acian

3.4.2 AHP (Analytical Hierarchy Process)

Dalam metode ini kita akan memberikan bobot setiap kriteria dan setiap alternatif. Sehingga kita bisa mendapatkan kesimpulan alternatif terbaik untuk setiap item pekerjaan. Berikut ini adalah contoh analisa AHP untuk pekerjaan atap

Tahap awal proses AHP adalah menentukan tujuan, kriteria, dan alternatif.

Pemilihan Alternatif Pekerjaan Struktur Pelat

Harga Material (A) Ketersediaan Barang (B) Kekuatan dan Keawetan (C) Pelat konvensional beton bertulang (desain original) Berat (E) Kemudahan Pemasangan (D)

Pelat Lantai Ceiling Brick (Dak Keraton) (alternatif 2) Pelat Lantai Metal

Komposit (Floor Deck) (alternatif 1)

Gambar 3.3 Hierarki Keputusan Pekerjaan Struktur Pelat Setelah menentukan tujuan, kriteria, dan alternatif, kita membuat tabel perbandingan kriteria dan tabel normalisasi criteria

Tabel 3.16 Perbandingan Kriteria

Tabel 3.17 Normalisasi Kriteria

Setelah itu, kita mengukur konsistensinya. Pengukuran ini untuk mengetahui apakah kita sudah konsisten dalam menganalisa setiap kriteria.

Alternatif Alternatif 1 2 biaya konstruksi Rp1.753.380.674,93 Rp1.878.187.801,00 Rp1.585.133.239,80 biaya redesain - Rp48.217.968,56 Rp48.217.968,56 total initial cost Rp1.753.380.674,93 Rp1.926.405.769,56 Rp1.633.351.208,36 Salvage Cost seluruh alternatif tidak memberikan nilai sisa - - -Total Cost Rp1.753.380.674,93 Rp1.926.405.769,56 Rp1.633.351.208,36 Maintenance Cost seluruh alternatif tidak memerlukan biaya perawatan - - -Initial Cost - -Operational Cost seluruh alternatif tidak membutuhkan biaya operasional - - -Tahap Analisa

ANALISA DAUR HIDUP PROYEK Proyek : Pembangunan Asrama "X"

Lokasi : Provinsi Bali Item : Pekerjaan Struktur Pelat

Present Value Original Replacement Cost seluruh alternatif tidak memerlukan penggantian selama usia bangunan

Alternatif Alternatif Alternatif

1 2 3

biaya konstruksi Rp32.566.952,09 Rp17.016.032,09 Rp14.424.212,09 Rp9.264.369,71

biaya redesain - Rp895.591,18 Rp895.591,18 Rp895.591,18

total initial cost Rp32.566.952,09 Rp17.911.623,27 Rp15.319.803,27 Rp10.159.960,89

Salvage Cost seluruh alternatif tidak memberikan nilai sisa - - - -Total Cost Rp55.710.108,37 Rp39.021.476,42 Rp33.156.161,98 Rp30.523.640,29 Maintenance Cost Biaya perawatan dikeluarkan setiap tahun Rp8.432.646,32 Rp8.812.011,64 Rp8.714.764,49 Rp11.994.237,74 Replacement Cost setiap alternatif membutuhkan penggantian setiap 10 tahun Rp14.710.509,96 Rp12.297.841,51 Rp9.121.594,22 Rp8.369.441,66 Operational Cost seluruh alternatif tidak - - - -Tahap Analisa ANALISA DAUR HIDUP PROYEK Proyek : Pembangunan Asrama "X"

Lokasi : Provinsi Bali Item : Pekerjaan Atap - List Plank

Present Value Original

Initial Cost

Alternatif Alternatif 1 2 biaya konstruksi Rp844.459.680,87 Rp560.249.234,71 Rp336.767.516,36 biaya redesain - Rp23.222.641,22 Rp23.222.641,22 total initial cost Rp844.459.680,87 Rp583.471.875,93 Rp359.990.157,58 Salvage Cost seluruh alternatif tidak memberikan nilai sisa - - -Total Cost Rp920.748.260,23 Rp735.310.806,21 Rp512.108.227,75 seluruh alternatif tidak memerlukan biaya perawatan - - -Tahap Analisa

ANALISA DAUR HIDUP PROYEK Proyek : Pembangunan Asrama "X"

Lokasi : Provinsi Bali

Item : Pekerjaan Atap - Penutup Atap (Genteng) Initial Cost Replacement Cost Operational Cost Maintenance Cost

Present Value Original setiap alternatif membutuhkan penggantian setiap 10 tahun Rp76.288.579,36 Rp151.838.930,28 Rp152.118.070,16 seluruh alternatif tidak - -

-Alternatif Alternatif Alternatif

1 2 3

biaya konstruksi Rp856.491.870,79 Rp652.018.768,44 Rp753.641.584,24 Rp1.389.808.750,00 biaya redesain - Rp23.553.526,45 Rp23.553.526,45 Rp23.553.526,45 total initial cost Rp856.491.870,79 Rp675.572.294,89 Rp777.195.110,69 Rp1.413.362.276,45

Salvage Cost seluruh alternatif tidak memberikan nilai sisa - - - -Total Cost Rp856.491.870,79 Rp675.572.294,89 Rp777.195.110,69 Rp1.413.362.276,45 Maintenance Cost seluruh alternatif tidak memerlukan biaya perawatan - - - -Initial Cost -Replacement Cost seluruh alternatif tidak memerlukan penggantian selama usia bangunan - - -Operational Cost seluruh alternatif tidak membutuhkan biaya operasional - -

-Present Value Original Tahap Analisa ANALISA DAUR HIDUP PROYEK Proyek : Pembangunan Asrama "X"

Lokasi : Provinsi Bali

Item : Pekerjaan Pasangan Bata, Plesteran, dan Acian

A B C D E A 1 3 4 5 6 B 0.333333 1 2 3 4 C 0.25 0.5 1 2 3 D 0.2 0.333333 0.5 1 2 E 0.166667 0.25 0.333333 0.5 1 Kriteria Kriteria A B C D E A 0.513 0.590 0.511 0.435 0.375 2.423 0.485 B 0.171 0.197 0.255 0.261 0.250 1.134 0.227 C 0.128 0.098 0.128 0.174 0.188 0.716 0.143 D 0.103 0.066 0.064 0.087 0.125 0.444 0.089 E 0.085 0.049 0.043 0.043 0.063 0.283 0.057

Kriteria Jumlah Bobot

(6)

λ maks = (5,202+5,148+5,067+5,025+5,053):5 = 5,099 CI = (5,099-5)/5 = 0,0198

CR = 0,0198/1,12 = 0,0177 = 1,77 %

Karena CR < 10 % maka penilaian data benar / konsisten. Tabel 3.18 Sintesa Penilaian Pekerjaan Struktur Pelat

Hasil analisa AHP untuk pekerjaan Pelat adalah : Ranking 1 : Pelat Lantai Ceiling Brick (Dak Keraton) Ranking 2 : Pelat Lantai Konvensional Beton Bertulang Ranking 3 : Pelat Lantai Metal Komposit (Floor Deck)

Tabel 3.19 Hasil Analisa AHP

3.5. Tahap Penyajian dan Tindak Lanjut

Pada tahap ini disajikan hasil analisa dari rekayasa nilai yang telah dilakukan.

Tabel 3.20 Rekomendasi Pekerjaan Struktur Pelat

Tabel 3.21Rekomendasi Pekerjaan Atap – Listplank

Tabel 3.22 Rekomendasi Pekerjaan Atap – Penutup Atap (Genteng)

Tabel 3.23 Rekomendasi Pekerjaan Pasangan Bata, Plesteran, dan Acian

Total penghematan biaya yang didapat adalah sebesar Rp 633.152.727,23.

IV. KESIMPULAN

1. Item berbiaya tinggi pada Proyek Pembangunan Asrama “X” Provinsi Bali adalah pekerjaan struktur, pekerjaan atap, dan pekerjaan pasangan bata, plesteran, dan acian.

2. Alternatif terbaik untuk pekerjaan struktur pelat konvensional beton bertulang adalah penggunaan pelat lantai ceiling brick (dak keraton). Untuk pekerjaan atap bagian listplank yang terbuat dari kayu jati diganti menggunakan kalsiplank. Untuk itu genteng keramik digantikan dengan genteng tanah liat (plentong pejaten). Untuk pekerjaan pasangan bata, plesteran, dan acian yang menggunakan bata ringan hebel dengan plesteran dan acian dengan spesi instan dari mortar utama digantikan dengan batu bata merah dengan plesteran 1PC : 4 PS dan acian menggunakan semen portland.

3.

Penghematan yang didapat dari rekayasa nilai pekerjaan struktur sebesar Rp 120.029.466,57 (6,846%), pekerjaan atap-listplank sebesar Rp 25.186.468,07 (45,210%), pekerjaan atap-penutup atap (genteng) sebesar Rp 408.640.032,48 (44,381%), pekerjaan pasangan bata, plesteran, dan acian sebesar Rp 79.296.760,10 (9,258%). Total penghematan sebesar Rp 633.152.727,23.

DAFTARPUSTAKA

[1] AIA, Coffee, dan Morgan. 1999. Life Cycle Cost Analysis Handbook. Department of Education & Early Development . Juneau, Alaska

[2] Dell’Isola, Alphonse. 1975. Value engineering in the Construction Industry. Penerbit Van Nostrand Company. New York

[3] Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Penerbit CV Andi OFFSET. Jogjakarta 1 3 4 5 6 0,484681 2,521244 0,333333 1 2 3 4 0,22677 1,167486 0,25 0,5 1 2 3 X 0,143128 = 0,725162 0,2 0,333333 0,5 1 2 0,088785 0,446148 0,166667 0,25 0,333333 0,5 1 0,056636 0,286211

}

{

} { } {

2,521244 0,484681 5,201863 1,167486 0,22677 5,148325 0,725162 : 0,143128 = 5,066538 0,446148 0,088785 5,025043 0,286211 0,056636

{ }

5,053479

{ } { }

Original 1 2 A 0,485 0,24 0,14 0,62 B 0,227 0,63 0,26 0,11 C 0,143 0,61 0,27 0,12 D 0,089 0,11 0,26 0,63 E 0,057 0,09 0,22 0,69 Jumlah 0,361 0,200 0,438 Ranking 2 3 1 Alternatif Bobot Kriteria Bobot

No Item Pekerjaan Alternatif

Pekerjaan Struktur Pelat

Ranking 1 : Pelat Lantai Ceiling Brick (Dak Keraton) (alternatif 2) Ranking 2 : Pelat Konvensional Beton Bertulang (original) Ranking 3 : Pelat Lantai Metal Komposit / Floor Deck (alternatif 1) Pekerjaan Atap - Listplank

Ranking 1 : Listplank Kalsiplank (alternatif 3) Ranking 2 : Listplank Kayu Kruing (alternatif 2) Ranking 3 : Listplank Kayu Kamper (alternatif 1) Ranking 4 : Listplank Kayu Jati (original) Pekerjaan Atap - Genteng

Ranking 1 : Genteng Tanah Liat (Plentong Pejaten) (alternatif 2) Ranking 2 : Genteng Keramik (original)

Ranking 3 : Genteng Metal (alternatif 1) Ranking 1 : Batu Bata Merah (alternatif 2) Ranking 2 : Batako Press (alternatif 1) Ranking 3 : Bata Ringan Hebel (original) Ranking 4 : Panel Styrofoam (alternatif 4) Pekerjaan Pasangan Bata,

Plesteran, dan Acian 1

2

3

1 2

- berdasarkan analisa rekayasa nilai

- tidak melanggar batasan rencana dan aman secara struktur 4 6.846% 3

Rp120,029,466.57 Dasar pertimbangan

Penghematan biaya

Usulan pelat lantai ceiling brick (dak keraton) Tahap Rekomendasi

Item : Pekerjaan Struktur Pelat Fungsi : mendistribusikan beban ke balok

Rencana awal pelat konvensional beton bertulang

1 2

- berdasarkan analisa rekayasa nilai

- tidak melanggar batasan rencana dan aman secara struktur

4 45,210%

Fungsi : menutup atap

Rencana awal Listplank Kayu Jati

Usulan Listplank Kalsiplank

Tahap Rekomendasi Item : Pekerjaan Atap - Listplank

3 Dasar pertimbangan

Penghematan biaya Rp25.186.468,07

1 2

- berdasarkan analisa rekayasa nilai

- tidak melanggar batasan rencana dan aman secara struktur

4 44,381%

Tahap Rekomendasi Item : Pekerjaan Atap - Penutup Atap (Genteng) Fungsi : menutupi atap

Rencana awal Genteng Keramik

Penghematan biaya Rp408.640.032,48

Usulan Genteng Tanah Liat (Plentong Pejaten) 3 Dasar pertimbangan

1 2

- berdasarkan analisa rekayasa nilai

- tidak melanggar batasan rencana dan aman secara struktur 4 Penghematan biaya Rp79,296,760.10 9.258%

Rencana awal Bata Ringan ex. Hebel Usulan Batu Bata Merah 3 Dasar pertimbangan

Tahap Rekomendasi Item : Pekerjaan Pas. Bata, Plesteran, dan Acian Fungsi : pemisah antar ruang

Gambar

Gambar 2.1 Diagram Alir Metode Penelitian
Gambar 3.1 Grafik Cost Model  3.1.2 Breakdown Cost Model
Tabel 3.2 Cost/Worth Item Pekerjaan Berbiaya Tinggi
Tabel 3.8 Analisa Harga Satuan Listplank Kayu Jati  (desain original)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Proyek pembangunan asrama baru lantai 5 kantor LPPKS (Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah) Indonesia merupakan salah satu proyek konstruksi yang

Hasil penerapan rekayasa nilai pada proyek konstruksi Villa Bukit Ubud berdasarkan identifikasi biaya tinggi ada 2 (dua) item pekerjaan yang didapatkan yaitu

Tujuan dilakukannya penelitian value engineering ini untuk mengetahui alternatif desain struktur pelat khusunya pelat atap pada proyek pembangunan Hotel Aziza Solo

Untuk mengetahui besarnya penghematan biaya dan prosentase terhadap keseluruhan bangunan yang didapat dalam pekerjaan pasangan dinding, dan atap pada Proyek

Dari hasil Penerapan Rekayasa Nilai pada pembangunan permahan Zavira Regency tersebut didapatkan 5 item pekerjaan yang memiliki 80 % potensi biaya paling besar yang

pembangunan proyek Hotel Namira Surabaya khususnya pada perkerjaan arsitektural maka dapat ditemukan14 item pekerjaan yang dapat dilakukan penerapan rekayasa nilai

Mengetahui penghematan biaya yang dapat diperoleh dari penerapan rekayasa nilai pada proyek pembangunan Kantor Pusat PT.PELINDO III Perak - Surabaya tersebut.... Memberikan

Berapa penghematan biaya yang dapat diperoleh dari penerapan rekayasa nilai pada pelaksanaan pekerjaan yang belum dikerjakan pada proyek pembangunan gedung Jayanata Beauty