• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif bersifat deskriptif. Menurut Ansori (2017, p. 14), penelitian kuantitatif merupakan penelitian terstruktur dan mengkuantifikasikan data untuk dapat digeneralisasikan. Adapun kata generalisasi yang dimaksud adalah membentuk kesimpulan umum terhadap populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Duli (2019, p. 3), penelitian kuantitatif adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data berdasarkan jumlah atau banyaknya data yang dilakukan secara objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.

Penelitian kuantitatif berfokus pada realitas sosial. Peneliti memandang dunia sebagai kenyataan yang ditentukan secara objektif sehingga proses pengumpulan dan analisis data sangatlah penting (Duli, 2019). Paradigma penelitian kuantitatif berlandaskan positivistik. Positivistik memandang realitas atau fenomena dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat (Hapsari, Mernisa, & Yustiana, 2016, p. 1).

(2)

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mengambarkan fenomena nyata, realistik, aktual, nyata karena penelitian mendeskripsikan secara sistematis, dan akurat mengenai fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang terjadi (Rukajat, 2018, p. 1). Analisis isi penelitian deskriptif ini dimaksudkan untuk menggambarkan secara detail berupa aspek-aspek dan karakteristik suatu pesan (Eriyanto, 2011, p. 47). Adapun ciri-ciri penelitian deskriptif, yaitu inti pemecahan masalah ada pada masa sekarang (Yusuf, 2014, p. 63), dan tidak dimaksudkan menguji suatu hipotesis atau hubungan antara variabel (Eriyanto, 2011, p. 47). Sesuai dengan pengertiannya, tujuan dari penelitian deskriptif adalah memberikan gambaran akurat sebuah data, sifat, serta hubungan antar kejadian. Maka setelah data terkumpul, langkah selanjutnya penelitian ini adalah menggambarkan atau mendeskripsikan perbedaan bentuk pemberitan COVID-19 pada feed media sosial Instagram Liputan 6 dan Detikcom.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah analisis isi kuantitatif. Analisis isi adalah metode ilmiah yang memperlajari dan menarik kesimpulan atas suatu fenomena dengan memanfaatkan dokumen (Eriyanto, 2011, p. 10). Analisis isi bersifat empiris (observasional) dan berprosedur objektif untuk mengukur 'audio-visual' (termasuk verbal) yang direkam menggunakan kategori yang dapat diandalkan dan didefinisikan secara eksplisit (nilai pada variabel independen) (Leeuwen & Jewitt, 2001, p. 13). Dokumen yang dianalisis dapat berupa visual, verbal, grafis, segala jenis visual dan

(3)

verbal yang bermakna (Leeuwen & Jewitt, 2001, pp. 14-15). Unit analisis utama dalam penelitian ini menggunakan bentuk visual pemberitaan COVID-19 pada feed media sosial Instagram antara Liputan 6 dan Detikcom.

Analisis isi kuantitatif tidak mementingkan kedalaman data, tetapi menganalisis isi yang tampak (manifest). Analisis isi kuantitatif menggambarkan suatu masalah yang hasilnya digeneralisasikan (Ahmad, 2018, p. 4). Menurut Pauwels & Margolis (2011, p. 266), dengan berfokus pada aspek tertentu dari sejumlah besar data visual berita, metode analisis isi kuantitatif dapat meneliti data dan menghasilkan simpulan umum (generalisasi), mengurangi kompleksitas berita dan memberikan hasil objektif. Secara umum peneliti harus menjaga objektivitas, valid, menghilangkan bias, dan keberpihakan maka hasil analisis isi harus mencerminkan isi dari suatu teks atau konten media, bukan pada subjektivitas peneliti (Ahmad, 2018, pp. 4-5).

Ahmad (2018, p. 4) mengkategorikan karakteristik penelitian analisis isi kuantitatif, yaitu:

1. Prinsip sistematik

Penelitian analisis harus pada keseluruhan isi yang telah ditetapkan dalam populasi maupun sampel, tidak hanya sesuai dengan perhatian atau minatnya saja. Sesuai dengan pernyataan tersebut, maka penelitian ini harus

(4)

menganalisis seluruh pemberitaan COVID-19 di feed Instagram Liputan 6 dan detikcom dalam periode yang telah ditetapkan, yaitu 10 April – 4 Juni 2020. 2. Prinsip objektif

Menghilangkan bias dan subjektivitas. Diketahui objektif saat penelitian sama dilakukan peneliti lain menghasilkan analisis yang relatif sama atau tidak jauh berbeda.

3. Kuantitatif

Menulis nilai-nilai bilangan atau frekuensi hasil analisis isi yang dideskripsikan.

4. Isi yang nyata

Isi atau konten media yang diteliti merupakan kenyataan atau tampak. Apabila hasil menunjukkan suatu isi yang tersembunyi, hal tersebut dibenarkan namun semuanya berawal dari analisis isi yang nyata.

5. Replikabel

Penelitian yang menggunakan isi dan teknik yang sama dapat diulang dan menghasilkan temuan yang sama pula. Temuan tetap sama berlaku pada peneliti berbeda, waktu yang berbeda, dan konteks yang berbeda.

6. Perangkuman

Analisis isi dibuat untuk membuat gambaran umum karakteristik suatu isi atau konten media, tidak secara detail. Analisis isi kuantitatif bertipe nomotetik yang ditujukan membuat generalisasi dari isi atau konten media.

(5)

Perangkuman penelitian ini mendeskripsikan perbedaan bentuk pemberitan visual COVID-19 pada feed media sosial Instagram Liputan 6 dan Detikcom.

Analisis isi menurut Eriyanto (2011, p. 30), tidak hanya sampai perangkuman saja. Hasil analisis isi berpotensi membentuk generalisasi (kesimpulan umum) terhadap populasi yang diteliti. Penelitian ini melihat fokus analisis isi dalam menggambarkan karakteristik pesan dengan membandingkan suatu pesan dari komunikator atau media yang berbeda di media sosial Instagram. Peneliti ingin mendeskripsikan atau mengidentifikasi serta membedakan bentuk visual berita COVID-19 yang diunggah oleh media Liputan 6 dan Detikcom, dilihat dari visual berupa gambar ilustrasi, infografis, foto, video yang diunggah, dan aksesibilitas fitur media sosial Instagram yang digunakan. Dengan begitu, peneliti berharap dapat menggambarkan dan menganalisis perbedaan pesan yang terlihat dari dua media atau komunikator yang berbeda dalam pemberitaan kasus yang sama, yaitu COVID-19.

3.3 Populasi dan Sampel

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, populasi adalah sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel maupun suatu kumpulan yang memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian (KBBI Daring). Menurut Hendryadi (2015, p. 190), populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau benda yang memiliki karakteristik tertentu dan dijadikan objek penelitian. Maka dapat disimpulkan populasi adalah sekelompok orang, benda, atau peristiwa yang memiliki karakteristik atau syarat tertentu yang menjadi sumber

(6)

sampel suatu penelitian. Populasi penelitian ini adalah 1055 berita COVID-19 (gambar, video, ilustrasi) yang dipecah sebesar 387 berita di Liputan 6 dan 668 berita di feed media sosial Instagram Detikcom selama periode 10 April – 4 Juni 2020.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sampel adalah bagian kecil yang mewakili kelompok atau keseluruhan yang lebih besar (KBBI Daring). Menurut Hendryadi (2015, p. 192), sampel dinyatakan bagian dari populasi yang diambil dari teknik atau metode tertentu untuk diteliti dan digeneralisasi terhadap populasi. Maka dapat disimpulkan, sampel adalah bagian kecil yang mewakili populasi. Diambil dari teknik atau metode tertentu, dan digunakan sebagai representasi dari populasi secara keseluruhan.

Cara pemilihan sampel dikenal dengan teknik pengambilan sampel. Penelitian ini menggunakan metode probabiliy sampling atau penarikan sampel acak dengan teknik sampel acak stratifikasi. Teknik ini layak digunakan apabila populasi suatu penelitian bersifat heterogen (Eriyanto, 2011, pp. 126-128). Dalam sampel acak stratifikasi, peneliti tidak langsung mengambil sampel dari kerangka sampel, melainkan membagi atau membuat stratifikasi pada populasi terlebih dahulu untuk menghindari bias.

Stratifikasi penelitian ini adalah pemberitaan COVID-19 di feed media sosial Instagram Detikcom dan Liputan 6, dan kerangka sampel dibuat berdasarkan stratifikasi tersebut. Terdapat 1055 populasi yang terbagi menjadi 668 berita COVID-

(7)

19 di Detikcom dan 387 berita COVID-19 di Liputan 6. Peneliti menghitung besaran sampel menggunakan kalkulator ukuran sampel pada situs surveysystem.com. Sampel yang terpilih nantinya akan mencerminkan keragaman dari populasi (Eriyanto, 2011).

Gambar 3.1 Ukuran sampel

Sumber: https://www.surveysystem.com/sscalc.htm

Tingkat kepercayaan memberitahu seberapa yakin peneliti. Angka dinyatakan dalam persentase dan menunjukkan seberapa sering persentase sebenarnya dari populasi yang akan memilih jawaban berada dalam interval kepercayaan. Peneliti memilih tingkat kepercayaan sebesar 95%. Interval kepercayaan atau biasa disebut

margin of error adalah angka plus atau minus yang mana peneliti merasa yakin

apabila bertanya sesuatu pada jarak populasi tertentu, maka sebagian besar akan menjawab pertanyaan sesuai keyakinan peneliti. Dengan tingkat kepercayaan 95%,

(8)

maka interval penelitian sebesar 5. Kemudian berdasarkan perhitungan kalkulator, ukuran sampel yang dibutuhkan penelitian sebesar 282 berita.

Jumlah sampel berita sesuai dengan proporsi pada setiap media sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jumlah proporsi dan sampel penelitian

Media Populasi Proporsi Sampel

Detikcom 668 63% 178

Liputan 6 387 37% 104

Total 1055 100% 282

Sumber: kajian peneliti, 2020

Dari 668 berita Detikcom diambil secara acak 178 berita, begitu pula 387 berita Liputan 6 akan diambil secara acak 104 berita. Pengambilan sampel secara acak ini menggunakan situs online random.org. Nomor berapa saja yang muncul dari situs tersebut maka dijadikan sampel item berita yang dianalisis. Ditemukan delapan infografis, 10 video, 86 gambar/foto jurnalistik pada Liputan 6, dan 65 infografis maupun ilustrasi, lima video, 108 gambar/foto jurnalistik pada Detikcom.

Selanjutnya penentuan unit pencatatan, peneliti memilih unit tematik yang lebih melihat tema (topik) pembicaraan dari suatu teks. Unit tematik tidak berbicara

(9)

mengenai kandungan kata atau kalimat dalam berita, melainkan secara sederhana berbicara “teks apa atau mengenai apa” (Eriyanto, 2011, p. 84). Penelitian ini menggunakan unit tematik untuk menganalisis pemberitaan COVID-19 di media sosial Instagram, sehingga peneliti lebih berfokus kepada apa yang dibicarakan, digambarkan atau disampaikan dalam pemberitaan yang diunggah kedua media (Eriyanto, 2011). Unit pencatatan yang dipilih merupakan unggahan visual berita Instagram secara umum, seperti foto, video, infografis, ilustrasi serta fitur Instagram yang menerangkan pemberitaan.

3.4 Kategorisasi

Kategorisasi penelitian ini merujuk pada tiga kriteria konsep berupa gambar atau foto jurnalistik, konsep karakteristik ilustrasi menurut Witabora, dan karakteristik media sosial pada dimensi aksesibilitas menurut Anthony Adornato.

Kategorisasi tema subjek atau objek dalam aspek main heading dan sub

category sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kategorisasi main heading

No. Subjek/objek Foto Jumlah

1 Kesehatan

2 Pemerintahan

3 Masyarakat

(10)

5 Transportasi Total

Sumber: kajian peneliti, 2020

Kemudian sub category atau rincian dari main heading berupa:

• Pemerintahan : subjek / foto dalam kategori ini berupa seseorang maupun organisasi yang terlibat dalam politik pada bagian eksekutif, legislatif, dan pemerintah di tingkat regional dan lokal. (Presiden & Wakil Presiden Indonesia, Presiden & Wakil Presiden luar negeri, pegawai/pejabat negara Indonesia, pegawai / pejabat luar negeri, Lembaga Negara Indonesia, Gugus Tugas COVID-19).

• Masyarakat : subjek / foto dalam kategori ini berupa masyarakat Indonesia maupun luar negeri dan pasien COVID-19.

• Aparat keamanan : subjek / foto dalam kategori ini berupa polisi dan tentara.

• Kesehatan : subjek / foto dalam kategori ini berupa tenaga kesehatan (dokter, perawat, dan lainnya), maupun alat medis (jarum suntik, vaksin). (Tenaga kesehatan, alat medis, dan WHO (World Health

Organization)).

• Transportasi : subjek / foto dalam kategori ini berupa transportasi umum (kereta, pesawat), maupun kendaraan pribadi (motor, mobil).

(11)

Tabel 3.3 Kategorisasi sub category

No. Subjek/objek Foto Jumlah

1 Tenaga kesehatan

2 Alat medis

3 WHO (World Health Organization)

4 Masyarakat Indonesia

5 Masyarakat luar negeri

6 Pasien COVID-19

7 Presiden & Wakil Presiden Indonesia

8 Presiden & Wakil Presiden luar

negeri

9 Pegawai / Pejabat negara Indonesia

10 Pegawai / Pejabat luar negeri

11 Lembaga Negara Indonesia

12 Gugus Tugas COVID-19

13 Polisi

14 Tentara

15 Kendaraan umum

16 Kendaraan pribadi

Total

Sumber: kajian peneliti, 2020

Peneliti menggunakan 4 dari 5 indikator dalam dimensi aksesibilitas media sosial, yaitu mention, hashtag, tagging, dan geo-location. Hal ini dikarenakan

(12)

indikator notifikasi hanya mampu diakses oleh akun media massa bersangkutan sehingga peneliti maupun coder sulit mengukur indikator tersebut.

Peneliti juga membatasi 3 dari 5 indikator karakteristik ilustrasi menurut Witabora, yaitu komunikasi, hubungan antara kata dan gambar, dan faktor menggugah. Indikator display, produksi massal dan media cetak tidak disertakan karena media yang diteliti dalam penelitian ini berupa media sosial Instagram. Maka kategorisasi dalam penelitian ini berupa:

Tabel 3.4 Kategorisasi karakteristik ilustrasi, aksesibilitas

Konsep Dimensi Indikator Item Skoring

Karakteristik ilustrasi

(Witabora) Komunikasi Opini / pesan

Ilustrasi menampilkan sebuah opini terhadap pesan suatu permasalahan

1 = ilustrasi menampilkan sebuah opini terhadap pesan suatu permasalahan

2 = ilustrasi tidak menampilkan sebuah opini terhadap pesan suatu permasalahan

3 = tidak jelas. Tidak dapat ditentukan secara jelas.

Hubungan antara kata dan gambar Interaksi antarteks dan gambar

Kata dan gambar dalam ilustrasi terlihat selaras

pada topik permasalahan

1 = kata dan gambar dalam ilustrasi terlihat selaras pada topik permasalahan

2 = kata dan gambar dalam ilustrasi tidak terlihat selaras pada topik permasalahan

3 = tidak jelas. Tidak dapat ditentukan secara jelas. Faktor menggugah Emosi Tampilan ilustrasi pada topik tersebut membangkitkan

1 = tampilan ilustrasi pada topik tersebut membangkitkan rasa emosional

(13)

rasa emosional tersebut tidak membangkitkan rasa emosional

3 = tidak jelas. Tidak dapat ditentukan secara jelas.

Karakteristik Instagram

(Anthony Adornato)

Aksesibilitas

Mention Caption berita

menggunakan fitur mention

1 = caption berita menggunakan fitur mention

2 = caption berita tidak menggunakan fitur mention 3 = tidak jelas. Tidak dapat ditentukan secara jelas.

Hashtag

Caption berita

menggunakan fitur hashtag

1 = caption berita menggunakan fitur hashtag

2 = caption berita tidak menggunakan fitur hashtag 3 = tidak jelas. Tidak dapat ditentukan secara jelas.

Tagging

Foto atau video berita menggunakan

fitur tag

1 = foto atau video berita menggunakan fitur tag

2 = foto atau video berita tidak menggunakan fitur tag

3 = tidak jelas. Tidak dapat ditentukan secara jelas.

Geo-location Dalam pemberitaan menggunakan fitur lokasi 1 = dalam pemberitaan menggunakan fitur lokasi 2 = dalam pemberitaan tidak menggunakan fitur lokasi 3 = tidak jelas. Tidak dapat ditentukan secara jelas. Sumber: kajian peneliti, 2020

(14)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ialah cara-cara atau metode yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data (Unaradjan, 2019, p. 129). Beberapa teknik pengumpulan data dilihat dari penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan atau observasi, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dokumentasi. Metode analisis dokumen merupakan metode primer karena peneliti melakukan pendekatan analisis isi. Dalam pelaksanaan teknik dokumentasi, peneliti menganalisis benda tertulis, berupa bentuk berita COVID-19 pada media Liputan 6 dan Detikcom di feed Instagram.

3.6 Teknik Pengukuran Data: Uji Validitas dan Reliabilitas

3.6.1 Uji Validitas

Validitas didefinisikan sebagai sejauh mana suatu instrumen benar- benar mengukur apa yang ditetapkan untuk diukur (Wimmer & Dominick, 2009, p. 175). Hal tersebut dikarenakan hasil dari temuan analisis isi didasarkan pada alat ukur yang dipakai (Eriyanto, 2011, p. 259). Validitas memastikan apakah alat ukur yang dipakai peneliti sahih (valid), dapat dipercaya dan dapat menjamin bahwa temuan-temuan penelitian dihasilkan dari alat ukur yang tepat.

Terdapat lima validitas analisis isi (Eriyanto, 2011, p. 260), yaitu validitas muka (face validity), validitas kecocokan (concurrent validity),

(15)

validitas konstruk (construct validity), validitas prediktif (predictive validity), dan validitas isi (content validity). Dari kelima validitas terebut dapat dipilah menjadi tiga bagian besar (Krippendorff, 1980, p. 249-252 dalam Eriyanto, 2011, p. 260), yaitu:

1. Validitas yang berorientasi pada data (data oriented). Validitas ini menilai seberapa baik alat ukur merepresentasikan informasi yang berkaitan dengan data yang tersedia. Jenis validitas yang termasuk dalam data oriented adalah validitas muka.

2. Validitas yang berorientasi pada hasil (product oriented). Validitas ini menilai seberapa baik alat ukur bekerja dalam berbagai keadaan. Hasil yang ditemukan haruslah berkorelasai atau sesuai dengan apa yang dihasilkan. Jenis validitas yang termasuk dalam

product oriented adalah validitas kecocokan dan prediktif.

3. Validitas yang berorientasi pada proses (process oriented).

Validitas ini menilai sejauh mana alat ukur merepresentasikan relasi-relasi yang ada dalam data. Jenis validitas yang termasuk dalam process oriented adalah validitas konstruk dan isi.

Penelitian ini mengaplikasikan validitas muka (face validity). Validitas muka merupakan jenis paling dasar dan berkaitan dengan apakah alar ukur yang dipakai memang tepat mengukur konsep yang ingin diukur (Eriyanto, 2011, p. 260). Juga validitas muka berorientasi pada data sesuai dengan

(16)

penelitian ini yang berorientasi pada data visual berita Instagram Liputan 6 dan Detikcom. Pendekatan utama dalam validitas muka adalah “what you see

is what you get” / “apa yang Anda lihat adalah apa yang Anda dapat”

(Neuendorf, 2002, p. 115 dalam Eriyanto, 2011, p. 262). Validitas muka tidak melihat kedalaman atau kelengkapan indikator dari konsep yang hendak diukur. Alat ukur (lembar coding) dalam penelitian ini diuji oleh panel ahli (coder) maka dapat dipastikan sahih (valid). Peneliti menguji alat ukur terlebih dahulu kepada sejumlah ahli untuk dievaluasi. Panel ahli atau coder pertama bernama Donny Fernando bekerja sebagai multimedia journalist di

The Jakarta Post, dan coder kedua bernama Lia Dameria Hutasoit bekerja

sebagai jurnalis di kanal metro sosial hukum IDN Media.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Selain sahih (valid), alat ukur juga harus dapat diandalkan (reliabilitas). Reliabilitas melihat apakah alat ukur dapat dipercaya menghasilkan temuan yang sama ketika dilakukan oleh orang yang berbeda (Eriyanto, 2011, p. 282). Alat ukur yang dipakai dalam analisis isi berupa lembar coding. Reliabilitas menurut Krippendorff (2006, p. 212 dalam Eriyanto, 2011, p. 282), menilai alat ukur yang reliabel seharusnya melahirkan hasil yang sama dari serangkaian gejala yang sama, tanpa tergantung kepada keadaan.

(17)

Penelitian ini menggunakan jenis reliabilitas antar-coder, sesuai dengan namanya perhitungan reliabilitas membutuhkan dua atau lebih orang

coder (Eriyanto, 2011, p. 288). Peneliti dibantu dua jurnalis sebagai coder

penelitian. Coder pertama bernama Donny Fernando bekerja sebagai

multimedia journalist di The Jakarta Post, dan coder kedua bernama Lia

Dameria Hutasoit bekerja sebagai jurnalis di kanan metro sosial hukum IDN

Media.

Menurut Wimmer dan Dominick (2009, p. 172), jumlah subsampel untuk menguji reliabilitas disarankan berkisar antara 10%—25% dari total sampel. Peneliti memutuskan mengambil 10% dari 282 sampel berita, yaitu 28,2 dan dibulatkan menjadi 28 subsampel berita. 28 subsampel dibagi kembali pada dua media yang berbeda, Liputan 6 dan Detikcom. Total subsampel yang diuji adalah 14 berita Liputan 6 dan 14 berita Detikcom. Peneliti akan mengambil 28 subsampel secara acak sederhana pada website www.random.org. Subsampel berita Liputan 6 yang terpilih berupa empat infografis, empat video, dan enam foto jurnalistik. Subsampel berita Detikcom yang terpilih berupa lima infografis dan ilustrasi, dua video, dan tujuh foto jurnalistik.

Berdasarkan pengertian reliabilitas, alat ukur diuji oleh orang yang berbeda seharusnya tetap melahirkan hasil yang sama, tetapi alat ukur tidak selalu sempurna. Selalu terdapat perbedaan antara satu orang dengan orang

(18)

lainnya maka diperlukan uji reliabilitas untuk melihat persamaan dan perbedaan hasil alat ukur dari masing-masing coder. Terdapat formula atau rumus untuk menguji derajat reliabilitas antar-coder dari suatu alat ukur.

Penelitian ini menggunakan rumus Holsti yang mana rumus ini pertama kali ditemukan oleh Ole R. Holsti (1969). Rumus Holsti menunjukkan reliabilitas dalam persentase persetujuan—seberapa besar persentase persamaan antar-coder ketika menilai suatu isi (Eriyanto, 2011, p. 290).

Rumus Holsti sebagai berikut (Eriyanto, 2011, p. 290):

Reliabilitas Antar-Coder (CR):

2M N1 + N2

Keterangan:

M = jumlah coding yang sama (disetujui oleh masing-masing coder)

N1 = jumlah coding yang dibuat coder 1

N2 = jumlah coding yang dibuat coder 2

Dalam formula Holsti, angka reliabilitas minimum yang ditoleransi adalah 0,7 atau 70%. Jika hasil perhitungan di bawah 0,7 (70%) berarti alat ukur tidak reliabel, sebaliknya apabila hasil perhitungan menunjukkan angka

(19)

3.6.2.1 Perhitungan Reliabilitas Karakteristik Ilustrasi

Berikut adalah hasil uji reliabilitas Antar-Coder (CR) yang didapatkan peneliti dengan menggunakan rumus Holsti:

Reliabilitas Antar-Coder (CR) = 2M N1 + N2 2(1) CR Opini / pesan = = 0.1 x 100% = 10% 9+9 2(4)

CR Interaksi antarteks dan gambar = = 0.4 x 100% = 40% 9+9

2(6)

CR Emosi = = 0.6 x 100% = 60% 9+9

(20)

3.6.2.2 Perhitungan Reliabilitas Aksesibilitas Media Sosial Instagram

Berikut adalah hasil uji reliabilitas Antar-Coder (CR) yang didapatkan peneliti dengan menggunakan rumus Holsti:

Reliabilitas Antar-Coder (CR) = 2M N1 + N2 2(24) CR Mention = = 0.8 x 100% = 80% 28+28 2(28) CR Hashtag = = 1 x 100% = 100% 28+28 2(28) CR Tagging = = 1 x 100% = 100% 28+28 2(28) CR Geo-location / lokasi = = 1 x 100% = 100% 28+28

(21)

Tabel 3.5 Status perhitungan reliabilitas

No. Konsep Dimensi Indikator Nilai CR Status

1 Karakteristik ilustrasi (Witabora)

Komunikasi Opini / pesan 10% Ditolak

2 Hubungan

antara kata dan gambar

Interaksi antarteks dan gambar 40% Ditolak 3 Faktor menggugah Emosi 60% Ditolak 4 Karakteristik Instagram (Adornato)

Aksesibilitas Mention 80% Diterima

5 Hashtag 100% Diterima

6 Tagging 100% Diterima

7 Geo-location / lokasi 100% Diterima

Sumber: kajian peneliti, 2020

Berdasarkan tabel di atas, dari tujuh indikator yang diuji, indikator yang reliabel atau dapat diterima berjumlah empat, sedangkan tiga indikator ditolak. Indikator-indikator yang ditolak berupa tiga indikator karakteristik: ilustrasi opini / pesan, interaksi antarteks dan gambar, dan emosi.

(22)

3.7 Teknik Analisis Data

Dilihat dari pendekatan analisis isi, penelitian ini menggunakan analisis isi teknik statistik deskriptif yang dimaksudkan untuk menggambarkan aspek-aspek dan karakteristik secara detail suatu pesan, tidak menguji suatu hipotesis tertentu atau menguji hubungan antara variabel (Eriyanto, 2011, p. 47). Analisis isi deskriptif digunakan untuk menggambarkan fakta, gejala, maupun fenomena.

Beberapa langkah yang dilakukan untuk menganalisis isi kuantitatif menurut (Eriyanto, 2011, pp. 56-57), adalah:

1. Merumuskan tujuan dan konseptualisasi analisis

Berawal dari masalah penelitian dan dijawab melalui analisis isi, kemudian merumuskan konsep penelitian dan melakukan konseptualisasi sehingga konsep dapat diukur.

2. Menyusun lembar coding

Menurunkan konseptualisasi ke lembar coding untuk diukur. 3. Merumuskan populasi dan sampel

Peneliti menentukan besaran populasi dan sampel analisis. Dalam penelitian ini sampel penelitian berupa 282 pemberitaan COVID-19 yang dipecah sebesar 104 berita di Liputan 6 dan 178 berita di feed media sosial Instagram Detikcom selama periode 10 April – 4 Juni 2020.

(23)

Sebelum lembar coding dipakai dalam penelitian, kategori dalam lembar

coding perlu diuji terlebih dahulu apakah dapat dipercaya dan sahih (valid).

Kemudian selanjutnya peneliti melakukan proses coding. 5. Input data dan analisis

Apabila hasil uji validitas dan reliabilitas terpenuhi, barulah peneliti menginput serta menganalisis data pada bab 4.

Gambar

Gambar 3.1 Ukuran sampel
Tabel 3.1 Jumlah proporsi dan sampel penelitian
Tabel 3.2 Kategorisasi main heading
Tabel 3.3 Kategorisasi sub category
+4

Referensi

Dokumen terkait

Keadaan untuk penyimpanan yang selamat, termasuk sebarang bahan yang tidak serasi: Simpan di tempat yang dingin dengan pengalihudaraan yang baik, jauh daripada bahan yang

yang  didasarkan  pada  konsep‐konsep  kimia  fisik  di  semua  bidang  kimia,  terutama: .. c) Keahlian  bidang  minat  Kimia  Organik:  mampu  memahami 

Peneliti juga melakukan pengamatan, bahwa di Puskesmas Bromo Medan terdapat poster tentang promosi ASI yang terdapat didepan ruang tunggu dan ruang kesehatan ibu dan anak,

Sehubungan dengan kegiatan penelitian ini penulis akan mengkaji karya sastra lama bentuk syair karya Raja Ali Haji dengan kajian mengenai nilai-nilai budaya (berhubungan

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis perbedaan bentuk visual pemberitaan COVID-19 dan penggunaan fitur atau aksesibilitas pada feed media sosial Instagram

Nilai hasil angket tanggapan siswa dalam memberikan penilaian terkait aspek tampilan pada instrumen evaluasi pembelajaran kearsipan menggunakan Computer Based Test (CBT)

direkomendasikan : Jika produk ini mengandung komponen dengan batas pemaparan, atmosfir tempat kerja pribadi atau pemantauan biologis mungkin akan diperlukan untuk

Sistem Damon menggunakan kekuatan atau gaya ortodonti yang tetap mempertahankan kekuatan atau gaya yang optimal pada Biozone, sehingga suplai darah pada periodonsium tidak