A
gr
ibi
sni
s S
api a
n
ta
ra H
ar
ap
an d
an Ke
n
ya
ta
an | R
oc
h
adi T
aw
af
ROCHADI TAWAF
Industri Sapi Potong Antara
Harapan Dan Kenyataan
Opini kebijakan peternakan menuju swasembada daging sapi di Indonesia Rochadi Tawaf, menamatkan program S-1 di Fakultas Peternakan Unpad padatahun 1979 dan langsung diangkat sebagai staf pengajar pada Lab. Ekonomi Peternakan Jur. Sosek Fapet Unpad. Pada tahun 1988 lulus S-2 Program Studi Ekonomi Pertanian Program Pasca sarjana Unpad, dan lulus Doktor ilmu ekonomi pembangunan dan kebijakan peternakan pada Program Studi Ilmu
Pertanian, Program Pasca sarjana Unpad tahun 2009.
Ratusan karya tulisnya telah dipresentasikan pada berbagai seminar di dalam dan luar negeri serta dimuat pada harian Kompas, Pikiran Rakyat,
Bisnis Indonesia, Majalah Trobos, Infovet dan Tani Merdeka serta Tabloid Agrina. Beberapa karya tulis dalam bentuk buku antara lain; Data Bisnis Peternakan ISBN 979-98585-1-8, tahun 2005 diterbitkan oleh PT Gallus Gita Pustaka Jakarta dan Performans of Dairy Catle Industry in Indonesia No. ISBN 979-98763-2-X, tahun 2005, diterbitkan oleh Ditjen BPPHP Dep. Pertanian.
Buku ini ditulis oleh seorang Rochadi Tawaf yang ilmuwan dan juga cendikiawan. Sebagai Ilmuan, ia memahami betul kaidah dan norma keilmuan khususnya ilmu peternakan; sebagai seorang cendikiawan ia mampu melihat, menganalisis dan merespon masalah yang terjadi secara sistematik, analitik dan logis dan merumuskannya menjadi suatu kebijakan yang memberikan mashalat kepada bangsa dan Negara Testimoni Dr. drh. Soehadji (Mantan Direktur Jenderal peternakan tahun 1988-1996)
saya pribadi yang pernah sebagai mahasiswanya...sangat bangga terhadap buku ini .... semoga buku ini dapat memberikan inspirasi bagi pengembangan ilmu, pengetahuaan, dan kebanggaan bagi para mahasiswanya serta bermanfaat bagi bangsa dan Negara ini……..Ir. Haris Budiyono, MT : (Mantan Rektor UNISMA Bekasi 2005-2009), Kepala Kantor Pengembangan Strategis (KPS) UNISMA dan Kepala PUSAT AJIAN OTONOMI DAN PEMBANGUNAN DAEAH (PUSKOTDA)
Industri Sapi Potong Antara
Harapan Dan Kenyataan
Opini kebijakan peternakan menuju swasembada daging sapi di Indonesia
Oleh
ROCHADI TAWAF
ISBN : 978-602-8323-81-9
Industri Sapi Potong Antara Harapan Dan Kenyataan
Opini kebijakan peternakan menuju swasembada daging sapi di Indonesia
© 2013 Rochadi Tawaf
Hak cipta yang dilindungi ada pada penulis Hak penerbitan ada pada Widya Padjadjaran
Cetakan Pertama, Mei 2013
Berbeda dengan bidang sosial ekonomi yang kaya dengan berbagai penerbitan buku ilmiah, ternanyat di bidang pertanian dan khususnya peternakan sapi termasuk bidang yang dapat dikatakan miskin dengan publikasi buku ilmiah murni ataupun ilmiah populer. Di dalam kebekuan itulah Sdr. Dr. Ir. Rochadi Tawaf MS telah mencoba untuk mewarnai dunia peternakan sapi melalui buku yang diterbitkan yang berjudul : Pembangunan Peternakan Sapi di Indonesia. Buku tersebut merupakan kumpulan berbagai tulisan ilmiah popular yang dipublikasi berbagai mass media. Melalui buku ini, Sdr. Rochadi Tawaf secara gamblang menuangkan pemikirannya, mengenai pembangunan peternakan sapi di satu sisi, dan di sisi lain memahami keadaan atau situasi masyarakat peternak sapi pada saat pemikiran tersebut dituliskan.
Ada yang menjadi catatan khusus tentang Sdr. Rochadi Tawaf. Dia adalah seorang yang memiliki integritas dan komitmen yang tidak hanya dalam bidang keilmuannya, tetapi juga dalam perjuangan membangun peternakan sapi di tanah air. Saya mengenal sejak masih mahasiswa. Meski tidak satu Universitas tetapi sebagai sama-sama aktivis kampus di tahun 1975 pernah bersama-sama dengan aktivis lain mahasiswa Fakultas Peternakan menyelenggarakan Konggres pertama untuk membentuk organisasi Ikatan Mahasiswa Peternakan Indonesia. Kerjasama berlanjut di Dewan Pimpinan Pimpinan Pusat Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia di mana saat ini Sdr. Dr. Ir. Rochadi Tawaf MS menjabat sebagai Sekretaris Jenderal. Organisasi lain di mana kami bahu membahu adalah di Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI), dan Dewan Persusuan Nasional ( DPN). Melalui kancah organisasi tersebut saya mengenal dekat dan dapat menyatakan bahwa Sdr. Rochadi Tawaf adalah seorang yang memiliki integritas, komitmen, dan pengabdian yang sangat besar pengembangan peternakan sapi di tanah air.
Saya yakin bahwa dengan buku Pembangunan Peternakan Sapi di Indonesia , selain memperkaya khasanah ilmu di bidang peternakan sapi, juga akan menjadi acuan berbagi pihak yang ingin mendalami pengetahuan di bidang peternakan sapi ataupun yang ingin terjun sebagai pelaku usaha di bisnis sapi potong ataupun sapi perah. Sdr. Rochadi Tawaf bukan hanya sebagai seorang ilmuwan, tetapi memiliki pengalaman sebagai praktisi dan pelaku usaha di bidang peternakan. Berangkat dari hal inilah maka pemikiran yang ditulisnya sangat membumi.
Jakarta, Maret 2013
Dewan Pimpinan Pusat Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia Ketua Umum,
Teguh Boediyana
Peternakan sapi dan kerbau di Indonesia ternyata memiliki fungsi sangat strategis dalam pembangunan nasional. Setiap tahun selalu menjadi sorotan kebijakan pemerintah, yang tiada henti dan selalu bergejolak. Hal tersebut, mungkin lantaran daging sapi memiliki fungsi “status sosial khusus” dalam tata kehidupan masyarakat kita. Katakanlah semacam status social “gengsi” bagi individu di tengah masyarakatnya, sehingga dapat menimbulkan dampak ekonomi yang luas dalam tata kehidupan bermasyarakat.
Keadaan inilah yang mendorong penulis ingin memberikan masukan terhadap berbagai kebijakan pemerintah, sehingga pembangunan peternakan sapi dan kerbu di negeri ini, akan mampu memberikan kontribusi yang nyata terhadap pembangunan.
Di bagian pertama, penulis mengungkapkan mengenai pembangunan peternakan yang memberikan berbagai dampak terhadap pembangunan ekonomi wilayah. Hal ini disadari karena fungsi ternak sapi dan kerbau selain merupakan ternak penyedia daging dan susu sebagai sumber protein hewani, juga merupakan s u m b e r tenaga kerja dan tabungan bagi masyarakat. Tentunya, pembangunan peternakan akan berdampak luas terhadap pembangunan wilayah.
D i b a g i a n kedua, penulis mengungkap mekanisme gejolak atau mekanisme permintaan dan penawaran daging sapi yang selalu membuat pemerintah ketar ketir. Pasalnya, luktuasi harga daging sapi sebagai akibat kesenjangan antara penawaran dengan permintaan akan memberikan pengaruh terhadap tingkat inlasi. Tingkat inlasi ini, akan mempengaruhi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Dibagian ketiga, penulis menyoroti mengenai swasembada daging sapi yang telah berjalan selama tiga periode. Konsep swasembada dengan segala seluk beluk dan kelemahannya penulis ungkap secara vulgar. Kiranya konsep pemikiran yang penulis tuangkan dalam bentuk tulisan opini di berbagai media masa ini sebagai sumbangsih bagi pembangunan peternakan nasional.
Mudah-mudahan opini ini menjadikan inspirasi bagi pembaca dalam membangun peternakan nasional……
Penulis, Rochadi Tawaf
Kata Pengantar
Datar Isi
Sekapur Sirih
iv
Kata Pengantar
v
Datar Isi
vi
Bagian – 1. INDUSTRI
1
Hari Kebangkitan Peternakan
2
Kebangkitan Peternakan untuk Siapa ?
4
Peternakan Sumber Pertumbuhan Baru Di Jabar
6
Membangun Budaya Pertanian
8
Petani Perlu Perlindungan Teknologi
10
Peternakan Penyedia Lapangan Tenaga Kerja
12
Dampak “Isu Penyakit Zoonosis” Terhadap Peternakan Rakyat
14
Kemiskinan dan Agribisnis
16
Nasionalisme Meningkatkan Produktivitas Petani
19
Bagian – 2. SUPPLY-DEMAND DAN HARGA
21
Gonjang-Ganjing Harga Daging Sapi
22
Kiat Meningkatkan Harga Sapi Lokal Pada Musim Kering
24
Mengantisipasi Lonjakan Harga Daging Sapi
26
Dampak Idul Qurban Bagi Peternakan Rakyat
28
Transparansi Bisnis Hewan Qurban
30
Bisnis Hewan Qurban Menggiuran
32
Ternak Kebiri (Kastrasi), Boleh Untuk Qurban ?
34
Idul Qurban Membangun Peternakan
36
Perlu Fatwa Ulama Bagi Hewan Qurban ?
38
Tips Membeli Hewan Qurban
40
Memilih Ternak Untuk Qurban
42
Jelang Ramadhan Ancam Depopulasi Sapi Potong
44
Perilaku Konsumen Dan Harga Daging Sapi
46
Daya Beli Konsumen Daging Melemah ?
48
Pola Konsumsi, Akibatkan Naiknya Harga Daging
50
Trend Impor Sapi Siap Potong
52
Menjelang Lebaran Harga Daging Naik?
54
Bagian – 3. SWASEMBADA
59
Swasembada Daging Sapi
60
Resolusi Peternak Sapi 2012
62
Bisnis Penggemukan Sapi Potong Impor : Peluang Atau Ancaman ?
64
Restrukturisasi Industri Sapi Potong
66
Sejuta Sapi Di Jabar (Mungkinkah ?)
68
Sapi Impor Illegal Di Re-Exports?
70
Lagi-Lagi Tentang Swasembada Daging
72
VBC Ujung Tombak Swasembada Daging Sapi
74
Strategi Peningkatan Populasi Sapi Potong Di Jawa Barat
76
“Strategi Kecukupan Daging 2010”
78
Kecukupan Daging 2010 Tidak Tercapai
80
Rupiah Melemah, Ancam Bisnis Feedlot
82
Mungkinkah Swa Sembada Daging Sapi di Jawa Barat ?
84
Hikmah Dibalik Kasus Anthrax
86
Ancaman Pengurasan Populasi Sapi Potong
88
Dampak Larangan Impor Daging Dari USA
91
Lampu Kuning Bisnis Sapi Potong Pasca Krisis Ekonomi
93
Industri Penggemukan Sapi Potong Di Persimpangan Jalan
96
Ekses Ekonomi Rente Impor Daging
100
Bagian – 1. INDUSTRI
Opini terhadap pembangunan pertanian/peternakan, khususnya berkaitan dengan inovasi teknologi dan budaya petani. Beberapa artikel dalam bagian ini pernah dimuat atau diterbitkan di koran Pikiran Rakyat, dan Kompas Jabar
P
enetapan hari lahir peternakan dan kesehatan hewan secara nasional dilakukan atas kesepakatan bersama antara para pakar, para tokoh masyarakat, akademisi serta masyarakat peternakan dan kesehatan hewan pada tahun 2002 lalu. Penetapan tanggal tersebut dilakukan atas penelusuran sejarah yang cukup cermat, sehingga penetapan tanggal 26 Agustus 1836 sebagai hari lahirnya peternakandan kesehatan hewan, yaitu dengan ditandainya pada saat Pemerintah Hindia Belanda menerbitkan
plakat pelarangan pemotongan sapi betina produktif pada hari itu. Pada dasarnya penetapan hari lahirnya peternakan dan kesehatan hewan, merupakan awal dari kebangkitan pembangunan peternakan secara nasional.
Selanjutnya sejarah mencatat
bahwa pembangunan peternakan di negeri ini, diatur oleh beberapa perundang-undangan yaitu diantaranya di era penjajahan dengan adanya Staatsblad no. 614/1936 tentang pelarangan pemotongan sapi betina produktif dan beberapa ordonansi yang masih digunakan di era
kemerdekaan, di masa orde baru
lahirnya UU no. 6/1967 tentang pokok-pokok peternakan dan kesehatan hewan, selanjutnya di era reformasi yaitu ditandai lahirnya UU. No. 18/2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang kemudian direvisi oleh Mahkamah Konstitusi atas beberapa pasal melalui keputusan MK No. 137/PUU-VII/2009.
Sejak dicanangkannya pada tahun 2002, Pemerintah telah memperingatinya selama sepuluh kali, walaupun jika di hitung sejak 26 Agustus 1836 bahwa pembangunan peternakan telah berjalan selama 176 tahun. Sebenarnya, makna memperingati hari kelahiran tiada lain merupakan upaya kontemplasi, merenung untuk mengevaluasi diri terhadap apa yang sudah dilakukan dan yang akan dilakukan dimasa datang.
Selama ini, cara pemerintah memperingati hari kelahiran peternakan dan kesehatan hewan selalu dilakukan dalam bentuk kegiatan yang disebut dengan “bulan bhakti peternakan dan kesehatan hewan”. Yaitu, selama sebulan penuh (26 Agustus – 26 September) setiap tahunnya, jajaran keluarga besar peternakan khususnya lingkup pemeritah
pusat maupun di daerah melaksanakan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat peternak, promosi, serta melakukan pembinaan kelembagaan dan sumberdaya manusia baik
secara internal maupun eksternal. Biasanya dipenghujung kegiatan ini, yaitu pada tanggal 26
September, yang merupakan hari puncak dari rangkaian kegiatan memperingati hari lahirnya peternakan dan kesehatan hewan, dilakukan prosesi acara seremonial secara besar-besaran oleh Menteri Pertanian dihadapan para pemangku kepentingan nasional.
Sepertinya selama ini, kegiatan tersebut masih dilakukan di lingkup kementrian pertanian lebih khusus lagi di Direktorat Jenderal Peternakan. Padahal kita ketahui bahwa
pembangunan peternakan tidak lepas dari peran serta masyarakat peternak sebagai obyek sekaligus subyek pembangunan serta para pemangku kepentingan lainnya. Seperti; kelembagaan perguruan tinggi, para peneliti, lembaga swasta (para pengusaha), perbankan dan lainnya. Namun demikian pada tahun 2012 ini, terjadi perubahan pardigma dalam melaksanakan hari kelahiran peternakan dan kesehatan hewan, yaitu penyelenggaraan hari puncaknya pada tanggal 26 September 2012 akan dilakukan ditengah-tengah kehidupan kampus perguruan tinggi, yaitu di kampus Fapet Unpad Jatinangor Sumedang. Menurut hemat penulis perubahan paradigma ini sangat lah positif yang akan mampu memberikan percepatan terhadap pembangunan peternakan secara nasional. Esensinya, para petinggi di tingkat pemerintah pusat sangat menyadari