• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal terhadap Pencegahan Kecurangan (Studi Kasus pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal terhadap Pencegahan Kecurangan (Studi Kasus pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung)."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the influence of internal auditor professionalism on fraud prevention and how it affects. The research was conducted at PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung. This research is a descriptive research using a case study approach. Types of data used are primary data, by sending questionnaires directly to the respondent. Analysis model that being used was simple linear regression, the quality of the data used in testing is to test the validity and reliability testing. Classical assumption tests that being used were normality test and heterocedastisity test. Hypothesis test that being used were partial significant test (t-test) and coefficient of determination test. The results showed that there is significant influence of professionalism internal auditor to the fraud prevention. The results demonstrate the value of R Square 0,163, meaning that the effect of variable internal auditors professionalism to fraud prevention is at 16.3%. Adjusted R Square value is equal to 0.138, meaning that 13.8% of fraud prevention variables can be explained by the variable internal auditor professionalism while the remaining 83.7% is explained by other causes.

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah profesionalisme auditor internal berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan dan bagaimana pengaruhnya. Penelitian ini dilakukan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Jenis data yang digunakan adalah data primer, dengan mengirimkan kuesioner secara langsung kepada responden. Model analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana, dengan pengujian kualitas data yang digunakan adalah uji validitas dan uji reliabilitas. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas data dan uji heterokedastisitas. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji signifikan parsial (uji-t) dan uji koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara profesionalisme auditor internal terhadap pencegahan kecurangan. Hasil pengujian juga menunjukkan nilai R Square sebesar 0,163, artinya pengaruh variabel profesionalisme auditor internal terhadap pencegahan kecurangan adalah sebesar 16,3%. Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,138, artinya bahwa 13,8% variabel pencegahan kecurangan dapat dijelaskan oleh variabel profesionalisme auditor internal sedangkan sisanya sebesar 83,7% dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Maksud Penelitian ... 6

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 6

(4)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

2.1.3.1 Definisi Audit Internal ... 10

2.1.3.1 Tujuan, Fungsi dan Tanggung Jawab Audit Internal ... 13

2.1.4 Pengendalian Internal ... 16

2.1.4.1 Prosedur Audit Internal ... 18

2.1.5 Profesionalisme Auditor Internal ... 22

2.1.5.1Definisi Profesionalisme ... 22

2.1.5.2Definisi Profesionalisme Auditor Internal ... 23

2.1.5.3Kriteria Audit Internal ... 24

2.1.5.3.1 Independensi ... 25

2.1.5.3.2 Kemampuan Profesional ... 28

2.1.5.3.3 Lingkup Pekerjaan ... 29

2.1.5.3.4 Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan ... 30

2.1.5.3.5 Manajemen Bagian Audit Internal... 33

2.1.6 Kecurangan ... 34

2.1.6.1Pengertian Kecurangan ... 34

(5)

2.1.6.3Tanda-Tanda Kecurangan ... 37

2.1.6.4Unsur-Unsur Kecurangan ... 39

2.1.6.5Jenis Kecurangan... 40

2.1.7 Pencegahan Kecurangan ... 41

2.2 Kerangka Pemikiran ... 45

2.2.1 Audit Internal ... 45

2.2.2 Profesionalisme Auditor Internal ... 46

2.2.3 Pencegahan Kecurangan ... 48

2.2.4 Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Pencegahan kecurangan ... 50

2.3 Pengembangan Hipotesis ... 52

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 53

3.2 Metode Penelitian ... 53

3.2.1 Jenis dan Sumber Data ... 54

3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 54

3.2.2.1Definisi Variabel ... 54

3.2.2.2Operasionalisasi Variabel ... 55

3.2.3 Populasi dan Sampel ... 59

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 59

3.2.5 Pengujian Kualitas Data ... 60

3.2.5.1Uji Validitas... 60

(6)

3.2.6 Uji Asumsi Klasik ... 61

3.2.6.1Uji Normalitas Data ... 61

3.2.6.2Uji Heterokedastisitas ... 62

3.2.7 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 62

3.2.8 Rancangan Pengujian Hipotesis ... 63

3.2.8.1Pemilihan Uji Hipotesis ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 65

4.1.1 Sejarah Singkat PT. KAI (Persero) ... 65

4.1.2 Visi dan Misi PT. KAI (Persero) ... 67

4.1.2.1Visi ... 67

4.1.2.2Misi... 67

4.1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas PT. KAI (Persero)... 67

4.1.4 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas SPI PT. KAI (Persero) ... 73

4.1.5 Visi dan Misi SPI PT. KAI (Persero) ... 75

4.1.5.1Visi ... 75

4.1.5.2Misi... 75

4.1.6 Hasil Uji Kualitas Data ... 75

4.1.6.1Hasil Uji Validitas ... 75

4.1.6.2Hasil Uji Reliabilitas ... 77

4.1.7 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 79

(7)

4.1.7.2Hasil Uji Heterokedastisitas ... 80

4.1.8 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana ... 81

4.1.9 Hasil Uji Hipotesis ... 82

4.2 Pembahasan ... 84

4.2.1 Profesionalisme Auditor Internal ... 84

4.2.2 Pencegahan Kecurangan ... 84

4.2.3 Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal terhadap Pencegahan Kecurangan ... 85

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 86

5.2 Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 88

LAMPIRAN ... 91

(8)

DAFTAR GAMBAR

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I Perbandingan Konsep-Konsep Inti Definisi Audit Internal Lama

dan Baru ... 12

Tabel II Operasionalisasi Variabel Independen ... 55

Tabel III Operasionalisasi Variabel Dependen ... 57

Tabel IV Hasil Uji Validitas Variabel Profesionalisme Auditor Internal ... 76

Tabel V Hasil Uji Validitas Variabel Pencegahan Kecurangan ... 77

Tabel VI Hasil Uji Reliabilitas Variabel Profesionalisme Auditor Internal ... 78

Tabel VII Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pencegahan Kecurangan ... 79

Tabel VIII Hasil Uji Normalitas Data ... 80

Tabel IX Hasil Uji Heterokedastisitas ... 80

Tabel X Hasil Uji Regresi ... 81

Tabel XI Hasil Persamaan Regresi ... 81

Tabel XII Hasil Uji Signifikansi ... 83

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Kuesioner Penelitian ... 91

Lampiran B Surat Penelitian ... 96

Lampiran C Struktur Organisasi PT. KAI (Persero) ... 97

Lampiran D Struktur Organisasi SPI PT. KAI (Persero) ... 98

(11)

Bab I. Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Semua organisasi, apapun jenis, bentuk, skala operasi dan kegiatannya memiliki risiko terjadinya kecurangan. Kecurangan tersebut, selain memberi keuntungan bagi pihak yang melakukannya, membawa dampak yang cukup fatal, misalnya: hancurnya reputasi organisasi, kerugian organsisasi, kerugian keuangan negara, rusaknya moril karyawan serta dampak-dampak negatif yang lainnya (Simbolon, 2010).

Maraknya berita mengenai investigasi terhadap indikasi penyimpangan di dalam perusahaan dan juga pengelolaan keuangan negara di surat kabar dan televisi semakin membuat kita sadar bahwa kita harus melakukan sesuatu untuk membenahi ketidakberesan tersebut. Walaupun saat ini sorotan utama sering terjadi pada manajemen puncak perusahaan, atau terlebih lagi terhadap pejabat tinggi suatu instansi, namun sebenarnya penyimpangan perilaku tersebut bisa juga terjadi di berbagai lapisan kerja organisasi (Simbolon, 2010).

(12)

2 Bab I. Pendahuluan

fraud di Bank BNI dan BRI sebelumnya, murni terjadi karena ada kerja sama pada

level operasional tingkat cabang, atau antara pembobol dan pegawai bank, sehingga sistem yang sedemikian ketatnya bisa dijebol. Sementara di Bank Mandiri, tampaknya bukan karena kerja sama pada level bawah. Dugaan mengarah pada pembelian aset kredit dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang dilakukan tidak secara hati-hati (Gusnardi, 2011).

Kasus fraud juga menimpa salah satu BUMN, yaitu tentang laporan keuangan yang overstated, seperti diketahui terungkapnya dugaan mark-up laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., yaitu terjadinya pengelembungan laba bersih pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk. tahun 2001 (senilai Rp 32,668 miliar, karena laporan keuangan yang seharusnya sebesar Rp 99,594 miliar ditulis Rp 132 miliar). Kasus ini menyeret sebuah KAP yang menjadi auditor PT. Kimia Farma Tbk. (Gusnardi, 2011).

Banyak organisasi atau perusahaan tidak memiliki upaya untuk menghadapi kecurangan dengan pendekatan proaktif. Ketika kecurangan terjadi dalam suatu organisasi harus menghadapi suatu dilema. Apabila terjadi dugaan kecurangan, umumnya banyak organisasi perusahaan menyelesaikannya secara internal tanpa mau dipublikasikan. Selanjutnya kasus ditutup dan masalahnya dianggap selesai (Gusnardi, 2011).

(13)

3 Bab I. Pendahuluan

menuntut tersedianya internal audit yang baik, agar tercapainya suatu proses pengawasan internal yang baik pula (Asikin, 2006).

Auditor internal berfungsi membantu manajemen dalam pencegahan, pendeteksian dan penginvestigasian kecurangan yang terjadi di suatu organisasi. Sesuai interpretasi Standar Profesional Audit Internal (SPAI) yaitu standar 120.2 tahun 2004, tentang pengetahuan mengenai kecurangan, dinyatakan bahwa auditor internal harus memiliki pengetahuan yang memadai untuk dapat mengenali, meneliti dan menguji adanya indikasi kecurangan. Selain itu, Statement on Internal Auditing Standards (SIAS) No. 3, tentang Deterrence, Detection, Investigation, and Reporting

of Fraud (1985), memberikan pedoman bagi auditor internal tentang bagaimana

auditor internal melakukan pencegahan, pendeteksian dan penginvestigasian terhadap kecurangan. SIAS No. 3 tersebut juga menegaskan tanggung jawab auditor internal untuk membuat laporan audit tentang kecurangan (Effendi, 2008).

Auditor internal memerlukan kemampuan profesional yaitu kemampuan individu dalam melaksanakan tugas, yang berarti kualifikasi personalia yang sesuai dengan bidang tugas internal audit dan berkaitan dengan kemampuan profesionalnya dalam bidang audit serta penguasaan atas bidang operasional terkait dengan kegiatan perusahaan. Profesionalisme merupakan suatu kredibilitas salah satu kunci sukses dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan (Asikin, 2006).

(14)

4 Bab I. Pendahuluan

terulang lagi dalam perusahaan dan menjadi bahan penindakan bagi karyawan yang melakukan kecurangan (Asikin, 2006).

Salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme auditor internal adalah dengan dibentuknya Dewan Sertifikasi Audit Intern yang memberikan sertifikasi QIA (Qualified Internal Auditor). Lembaga yang memberikan pendidikan dan ujian sertifikasi QIA tersebut adalah YPIA (Yayasan Pendidikan Internal Audit). Jika seorang internal auditor sudah mendapatkan gelar tersebut, maka gelar tersebut layak sebagai salah satu tolak ukur keprofesionalan seorang internal auditor. Akan tetapi, hal tersebut kembali pada kinerja dan hasil dari individu tersebut dalam menjalankan profesinya sebagai seorang internal auditor yang profesional (Maradona, 2008).

Seperti menangani penyakit, lebih baik mencegah daripada mengobatinya. Para ahli memperkirakan bahwa kecurangan yang terungkap merupakan bagian kecil dari seluruh kecurangan yang sebenarnya terjadi. Upaya utama yang harus dilakukan adalah pencegahan kecurangan. Upaya mencegah kecurangan tersebut dimulai dari pengendalian internal. Disamping pengendalian internal, dua konsep penting lainnya dalam pencegahan kecurangan, yakni menanamkan kesadaran tentang adanya fraud (fraud awareness) dan upaya menilai risiko terjadinya fraud (fraud risk assessment)

(Tuanakotta, 2007).

(15)

5 Bab I. Pendahuluan

dapat dilakukan dengan membina, memelihara, dan menjaga mental atau moral pegawai agar senantiasa bersikap jujur, disiplin, setia, beretika, dan berdedikasi; membangun mekanisme sistem pengendalian internal yang efisien dan efektif (STAN, 2007 dalam Taufik, 2011:514).

Setiap organisasi bertanggung jawab untuk berusaha mengembangkan suatu perilaku organisasi yang mencerminkan kejujuran dan etika yang dikomunikasikan secara tertulis dan dapat dijadikan pegangan oleh seluruh pegawai. Kultur tersebut harus memiliki akar dan memiliki nilai-nilai luhur yang menjadi dasar bagi etika pengelolaan suatu organisasi atau suatu entitas (Amrizal, 2004).

Pada penelitian ini penulis bermaksud menilai sejauhmana hubungan profesionalisme auditor internal dalam menurunkan tingkat kecurangan, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh

Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Pencegahan Kecurangan”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukan sebelumnya, maka masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian adalah:

1. Apakah profesionalisme Auditor Internal memiliki pengaruh signifikan terhadap pencegahan kecurangan.

(16)

6 Bab I. Pendahuluan

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Adapun maksud yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah diperolehnya informasi mengenai pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap pencegahan kecurangan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah profesionalisme auditor internal memiliki pengaruh terhadap pencegahan kecurangan.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap pencegahan kecurangan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini, penulis mengarapkan dapat berguna bagi: 1. Bagi perusahaan

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan pertimbangan yang bermanfaat bagi pihak perusahaan mengenai profesionalisme auditor internal dalam pencegahan kecurangan untuk meminimalisir kecurangan yang terjadi. 2. Bagi Pembaca

(17)

Bab V. Simpulan Dan Saran

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan yang telah diutarakan peneliti pada Bab IV dengan menggunakan bantuan program dari SPSS (Statictical Package for the Social Sciences) versi 21.0, maka dapat diambil kesimpulan yaitu:

1. Profesionalisme Auditor Internal

Profesionalisme auditor internal pada PT. KAI (Persero) Bandung sangat memadai. Hal ini dapat dilihat dari kelima standar profesional audit internal yang sudah dipenuhi sehingga kemampuan profesional auditor menjadi semakin tinggi. Hal tersebut akan memberikan kontribusi yang besar guna membantu manajemen dalam melakukan fungsi pengawasan, karena profesionalisme merupakan kriteria untuk mengukur keberhasilan auditor internal dalam melaksanakan tanggung jawab pemeriksaan.

2. Pencegahan Kecurangan

Auditor internal pada PT. KAI (Persero) Bandung sudah mengimplementasikan program anti kecurangan dalam setiap pelaksanaan audit. Hal tersebut tercermin dari tanggapan para responden yang sangat setuju untuk melaksanakan program anti kecurangan dalam setiap melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk melakukan audit.

(18)

87 Bab V. Simpulan Dan Saran

terhadap variabel dependen. Hasil pengujian menunjukkan nilai probabilitas signifikansi 0,015. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa diterima yaitu terdapat pengaruh signifikan antara profesionalisme auditor internal terhadap pencegahan kecurangan.

Hasil pengujian juga menunjukkan nilai R Square sebesar 0,163, artinya pengaruh variabel profesionalisme auditor internal terhadap pencegahan kecurangan adalah sebesar 16,3%. Sedangkan nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,138, artinya bahwa 13,8% variabel pencegahan kecurangan dapat dijelaskan oleh variabel profesionalisme auditor internal sedangkan sisanya sebesar 83,7% dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. Dengan adanya profesionalisme auditor internal dalam pelaksanaan audit maka kecurangan dapat dicegah sehingga kecil kemungkinan akan terjadi kecurangan.

5.2 Saran

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. (2004). Auditing. Edisi Ketiga, Fakultas Ekonomi UI: Jakarta.

Ali Maradona. (2008). Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Pencegahan Kecurangan. Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran,

Bandung.

Amrizal. (2004). Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan Oleh Internal Auditor.

31 Agustus 2004 diakses

darihttp://www.bpkp.go.id/unit/investigasi/cegah_deteksi.pdf pada tanggal 20 September 2012.

Arens, Alvin.A, Randal J. Elder, Mark S. Beasley. (2008). “Auditing and Assurance Services”. Twelfth Edition. New Jersey: Prentice Hall Inc. Diterjemahkan Oleh

Herman Wibowo. (2008). Auditing dan Jasa Assurance. Edisi Keduabelas, Erlangga, Jakarta.

Asikin, Bachtiar. (2006). Pengaruh Sikap Profesionalisme Internal Auditor Terhadap Peranan Internal Auditor Dalam Pengungkapan Temuan Audit. JurnalBisnis, Manajemen dan Ekonomi, volume 7 nomor 3.

Effendi, Arief. (2008). Tanggung Jawab Auditor Internal Dalam Pencegahan, Pendeteksian Dan Penginvestigasian Kecurangan. Majalah Krakatau Steel Group (KSG), 3 (30), hal. 22-23. Diakses dari http://muhariefeffendi.wordpress.com/2008/07/08/tanggung-jawab-auditor-internal-dalam-pencegahan-pendeteksian-penginvestigasian-kecurangan/ pada tanggal 26 September 2012.

(20)

89

Gusnardi. (2011). Pengaruh Peran Pengendalian Internal, Audit Internal, KomiteAudit, dan Pelaksanaan Good Corporate Governance Terhadap PencegahanFraud. Jurnal Ekuitas. Vol 15 No. 1 Maret 2011.

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2001). Stadar Profesional Akuntan Publik. Salemba Empat, Jakarta.

Indriantoro, Nur, Bambang Supomo. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal. (2004). Standar Profesional Audit Internal. Cetakan Pertama, Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA), Jakarta.

Messier, William F. Jr, Steven M. Glover dan Douglas F. Prawitt, (2005). Auditing & Assurance Service A Systematic Approach. Fourth Edition. Diterjemahkan oleh NuriHinduan. (2005). Pendekatan Sistematis Auditing dan Jasa Assurance. Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta.

Nazir, Mohammad. (2005). Metode Penelitian. PT. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Ratliff et al. (2002). Internal Auditing Principles and Techniques. Second Edition. The Institute of Internal Auditors. Florida.

Sawyer’s, Lawrence B, Mortimer A. Dittenhofer, & James H. Scheimer. (2003).

(21)

90

Simanjuntak, Riduan. Kecurangan: Pengertian dan Pencegahan. Diakses dari www.asei.co.id/internal/docs/Asei-Kecurangan.doc pada tanggal 25 Oktober 2012.

Simbolon, Harry Andrian.(2010). Mengupas Seluk Beluk Fraud dan Cara

Mencegahnya. 22 Desember 2010 diakses

darihttp://akuntansibisnis.wordpress.com/2010/12/22/mengupas-seluk-beluk-fraud-dan-cara-mengatasinya/ pada tanggal 2 oktober 2012.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta, Bandung.

Taufik, Taufeni. (2011). Pengaruh Peran Inspektorat Daerah Terhadap Pencegahan Kecurangan. Pekbis Jurnal, volume 3 nomor 2.

Tuanakotta, Theodorus M. (2007). Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Salemba Empat, Jakarta. Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Tugiman, Hiro. (2004). Tantangan dan Prospek Profesi Internal Auditor di Indonesia. Kanisius, Yogyakarta.

Tugiman, Hiro. (2006). Stadar Profesional Audit Internal. Edisi Kesembilan, Kanisius, Yogyakarta.

Tunggal, Amin Widjaja. (2001). Audit Kecurangan (Suatu Pengantar). Harvarindo, Jakarta.

Tunggal, Amin Widjaja. (2005). Internal Auditing (Suatu Pengantar). Harvarindo, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

The effect of cost management knowledge on the relationship between budgetary participation and managerial performance, The British Accounting Review 38, 427-440. Performance

White noise spectral density is independent from spatial frequencies before deconvolution. A represents the variance of constant noise gathering quantization noise,

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk menginvestigasi dan menguji secara empiris hubungan antara intensitas persaingan,

The geometric commissioning activities consist in improve the geometric quality of the images in order to meet very demanding specifications as localization accuracy,

didukung kode etik tanpa sanksi akan menilai budgetary slack sebagai suatu tindakan yang lebih tidak. etis dibandingkan individu yang didukung tanpa

Five types of natural sites are used for the absolute calibration: African deserts, snowy sites located in Antarctic, oceans , the La Crau site located in south East of France and

Hasil penelitian mengindikasikan bahwa penerapan sistem pengukuran kinerja yang lebih komprehensif di perbankan syariah dapat membantu proses pembelajaran karyawan

International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XXXIX-B1, 2012 XXII ISPRS Congress, 25 August – 01 September 2012,