• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN HISTOPATOLOGI RETIKULUM SAPI BALI YANG TERDAPAT BERBAGAI BENDA ASING.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GAMBARAN HISTOPATOLOGI RETIKULUM SAPI BALI YANG TERDAPAT BERBAGAI BENDA ASING."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

i

GAMBARAN HISTOPATOLOGI RUMEN SAPI BALI YANG TERDAPAT BERBAGAI BENDA ASING

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan untuk Meraih Gelar Sarjana Kedokteran Hewan

Oleh

ELDARYA ENVISARI DEPARI NIM. 1009005118

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

ii

GAMBARAN HISTOPATOLOGI RUMEN SAPI BALI YANG TERDAPAT BERBAGAI BENDA ASING

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan untuk Meraih Gelar Sarjana Kedokteran Hewan

Oleh

ELDARYA ENVISARI DEPARI 1009005118

Menyetujui/Mengesahkan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr drh I Wayan Batan, MS drh I Made Kardena, MVS NIP. 19600227 198603 1 002 NIP. 19790310 200312 1 001

DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA

Dr drh Nyoman Adi Suratma, MP NIP. 19600305198703 1 001

(3)

iii

Setelah mempelajari dan menguji dengan sunggguh-sungguh kami berpendapat bahwa tulisan ini baik ruang lingkup maupun kualitasnya dapat diajukan sebagai skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan.

Ditetapkan di Denpasar, Tanggal………

Panitia Penguji

Dr drh I Wayan Batan, MS Ketua

drh I Made Kardena , MVS drh I.B. Windia Adnyana. P.hD

Sekretaris Anggota

drh Tjokorda Sari Nindhia, MP drh Putu Ayu Sisyawati P, MSc

(4)

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 26 Februari 1993 di Medan, Sumatera Utara. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara pasangan bapak Elias

Daniel Sembiring Depari dan ibu Elvriani Pinem. Penulis memulai pendidikan di Sekolah Dasar Katholik Assisi Medan dan tamat pada tahun 2004, kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Swasta Putri Cahaya

Medan dan lulus pada tahun 2007, lalu melanjutkan pendidikan di sekolah Menengah Atas Negeri 10 Jambi dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima d Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Denpasar,

Bali melalui jalur SNMPTN. Penulis melakukan penelitian pada bulan September hingga Desember 2014, dibidang Histologi Veteriner dengan Judul “GAMBARAN HISTOPATOLOGI RUMEN SAPI BALI YANG TERDAPAT BERBAGAI BENDA ASING” sebagai salah satu syarat untuk

(5)

v Ringkasan

Rumen sapi bali adalah bagian terbesar dari lambung sapi bali yang berfungsi untuk menyiapkan bahan pakan yang akan dicerna kembali dalam saluran pencernaan, menjadi lokasi fermentasi zat makanan dan menentukan spesifikasi rumen.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran histopatologi rumen sapi bali akibat berbagai benda asing. Penelitian ini menggunakan 10 sampel rumen sapi bali yang terdiri dari 9 sampel rumen sapi bali yang terdapat benda asing (plastik, logam, kayu dan batu) dan 1 sampel rumen sapi bali yang normal. Sampel rumen sapi bali diperoleh dari Rumah Potong Hewan (RPH) Mambal, Abian Semal, Kabupaten Badung.

Pemeriksaan histopatologi diamati dengan menggunakan mikroskop serta diperiksa perubahan histopatologi yang ditimbulkan benda asing. Perubahan histopatologi yang ditemukan pada rumen sapi bali dianalisis secara deskriptif.

(6)

vi Abstract

The rumen is the largest part of the stomach of cattle which serves to prepare the feed material that will be digested back in the digestive tract, the site of fermented food substances and determine the specifications of the rumen.

This study aims to determine the histopathology of Bali cattle rumen due to various foreign objects. This research used 10 samples rumen of bali cattle's consisting of 9 bali cow rumen samples contained foreign objects (plastic, metal, wood and stone) and one rumen of bali cattle sample normal. The samples taken from abattoir Mambal District of Abian Semal, Badung.

Histopathological examination was observed by using a microscope and examined histopathological changes induced foreign body. Histopathological changes were found in the rumen of bali cattle analyzed descriptively.

The results of research conducted on the rumen bali cattle's contained various foreign bodies found histopathological changes in the form of infiltration of inflammatory cells and not impacting on the rumen of bali cattle's.

(7)

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat, rahmat dan karuniaNya penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “Gambaran Histopatologi Rumen Sapi Bali Yang Terdapat Berbagai Benda

Asing” dapat terselesaikan. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

meraih gelar Sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setingi-tingginya kepada :

1. Bapak Dr. drh. Nyoman Adi Suratma, MP, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

2. Bapak Dr. drh I Wayan Batan MS, selaku pembimbing pertama yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan serta memberi masukan dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan.

3. Bapak drh. I Made Kardena SKH, MVS selaku pembimbing kedua yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan serta

memberi masukan dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

(8)

viii

5. Para dosen penguji yang telah memberi masukan yaitu drh. Tjokorda Sari Nindhia, MP dan drh. Putu Ayu Sisyawati Putriningsih, MSc.

6. Bapak dan Ibu dosen, staf pimpinan dan pegawai di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayan atas segala bimbingan dan bantuannya selama

mengikuti masa perkuliahan sehingga penulis dapat meraih gelar Sarjana Kedokteran Hewan.

7. Ibu Ariasih berserta rekan yang selalu membantu dalam urusan surat

menyurat di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

8. Kedua orangtua yang saya sayangi dan cintai, Bapak Elias Daniel Sembiring

Depari dan ibu Elvriani br Pinem. Terima kasih banyak atas doa yang tidak pernah putus, serta motivasi dan didikan yang selama ini diberikan dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.

9. Saudariku tercinta Theresya Envisari Depari yang selalu mendoakan dan menyemangati.

10.Nenek, Paman, dan Bibi serta sepupu yang selalu memberikan banyak motivasi dan kasih sayang serta doa yang tulus

11.Kekasih tersayang sekaligus teman satu penelitian Annas Farhani SKH,

yang selalu membantu, memberikan kasih sayang serta menemani dan menyemangati saya dalam proses penulisan dan penelitian.

12.Kiggy dan Kiko kedua kucing jantan saya yang selalu menemani dan menyemangati saya dalam proses penulisan.

13.Sahabat – sahabatku Veronika, Corry, Elsa, Rini, Intan yang selalu

(9)

ix

14.Anaconda Team (Gilang, Syifa, Gustav ,Nur Hanifah, Annas) yang selalu membantu dan menyemangati proses penulisan dan penelitian

15.Bang kuncung, Agung, dan Debo serta Angkatan 2010 FKH Universitas Udayana, serta sahabat lain yang penulis tidah dapat sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna dan untuk itu segala kritik dan saran penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini. Sebagai akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Denpasar, Januari 2015

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Riwayat Hidup ... iv

Ringkasan ... v

Abstract ... vi

Ucapan Terimakasih... vii

Daftar Isi... x

Daftar Gambar ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan ... 3

1.4 Manfaat penulisan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sapi bali ... 4

2.2 Sistem Pencernaan ... 5

2.3 Rumen ... 6

2.4 Kerangka Konsep ... 7

BAB III Materi dan Metode 3.1 Materi Penelitian ... 9

3.1.1 Bahan Penelitian ... 9

3.1.2 Alat Penelitian ... 9

3.2 Metode Penelitian... 9

3.2.1 Pembuatan Preparat Histologi ... 9

3.2.2 Prosedur Pewarnaan hematoksilin-eosin... 10

3.3 Variabel Penelitian ... 11

3.4 Analisis data ... 11

3.5 Lokasi dan Waktu ... 11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 12

4.2 Pembahasan ... 16

(11)

xi

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR Gambar

1 Sapi bali dilepaskan di tempat pembuangan sampah ... 5 2 Benda asing yang terdapat di dalam rumen sapi bali ... 12 3 Gambar histologi rumen sapi bali normal ... 13 4 Gambaran Histopatologi rumen sapi bali yang terdapat benda asing

jenis kayu ... 13 5 Gambaran Histopatologi rumen sapi bali yang terdapat benda asing

jenis plastik ... 14 6 Gambaran Histopatologi rumen sapi bali yang terdapat benda asing

jenis logam ... 15 7 Gambaran Histopatologi rumen sapi bali yang terdapat benda asing

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sapi bali memiliki keunggulan dan sifat karakteristik yang berbeda dengan sapi lainnya. Sapi bali adalah salah satu sapi lokal asli Indonesia yang keberadaannya telah menyebar hampir diseluruh wilayah Indonesia dan juga banyak dipelihara di Malaysia,

Filipina dan Australia bagian utara (Oka et al., 2012).

Perkembangan populasi sapi bali secara nasional tidak mampu mengimbangi

pertumbuhan kebutuhan konsumsi daging bagi masyarakat, dengan kata lain, permintaan akan daging sapi jauh lebih banyak dibanding ketersediannya (Chamdi, 2005; Tandi, 2010). Untuk itu perlindungan, pengembangan dan Peningkatan kinerja

sapi bali harus terus dilakukan agar mampu menunjang swasembada daging di Indonesia.

Kualitas sapi bali yang baik ditentukan dengan Pemberian pakan yang dilakukan secara berkesinambungan. Pemberian pakan yang tidak berkesinambungan akan memperburuk kualitas sapi bali. Lingkungan sekitar pemeliharaan sapi juga

(14)

2

sendiri, diikat di bawah pohon atau dikandangkan dengan memberikan pakan berupa hijauan atau rumput (Suwandi, 1997).

Pertumbuhan dan perkembangan sapi yang baik didukung status kesehatan, antara lain proses dan sistem pencernaan yang sempurna. Sapi bali merupakan hewan

ruminansia yang memiliki lambung ganda. Proses pencernaan ruminansia tergolong unik karena melibatkan bagian yang tidak dimiliki hewan lain selain ruminansia yaitu rumen. Sapi umumnya lebih rentan terhadap benda asing dari pada hewan ruminansia

kecil, karena sapi tidak menggunakaan bibir untuk makan dan lebih mungkin untuk mengunyah pakan yang telah dicincang (Ghanem, 2010; Kumar dan Dhar, 2013; Anwar et al., 2013).

Sapi yang dilepaskan kemungkinan menelan benda asing karena sapi tidak dapat membedakan bahan plastik, logam, kayu, karet dan batu dalam pakan dan tidak

terlalu banyak mengunyah pakan sebelum menelan. Ini dapat terjadi ketika memotong hijauan, silase, dan jerami yang tumbuh diantara pagar berkarat yang sudah lama atau

kawat baling pemotong rumput (Constable, 2012).

Menelan benda asing dapat menghambat penyerapan asam lemak volatile yang dapat mengakibatkan penurunan bobot sapi dan tingkat kematian yang tinggi (Abebe

dan Nuru, 2011; Saulawa et al., 2012; Tesyafe dan Chanie, 2012). Hewan ruminansia yang menelan benda asing adalah hewan yang kekurangan nutrisi dan manajemen

(15)

3

yang telah dilaporkan terjadi di Nigeria, Jordan dan Sudan (Anwar et al., 2013). Hal ini berdampak terhadap penurunan ekonomi dan dapat menyebabkan penurunan

produksi sapi dan juga menyebabkan kematian pada sapi. Di Indonesia belum ada laporan penelitian yang mempelajari mengenai gambaran histopatologi rumen sapi bali

yang terdapat berbagai benda asing. Untuk itu penelitian mengenai gambaran histopatologi rumen sapi bali yang terdapat berbagai benda asing sangat perlu dilakukan, untuk melengkapi informasi mengenai sapi bali.

1.2Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat dibuat rumusan masalah, apakah terdapat benda asing pada rumen sapi bali dan bagaimana gambaran histopatologi rumen sapi bali yang terdapat berbagai benda asing?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran histopatologi rumen sapi bali terdapat berbagai benda asing.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat hasil penelitian ini untuk memberikan informasi mengenai gambaran

(16)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sapi Bali

Sapi bali merupakan sapi potong asli Indonesia yang merupakan hasil domestikasi dari banteng (Bibos banteng) dan merupakan sapi asli sapi Pulau Bali. Sapi bali merupakan salah satu sapi lokal asli Indonesia, yang telah menyebar hampir di

seluruh wilayah Indonesia khususnya di Bali. Masyarakat di Bali telah lama memelihara sapi. Masyarakat menggunakan sapi sebagai pembajak sawah dan upacara adat (Batan, 2006)

Sapi bali mempunyai ciri-ciri fisik yang seragam, dan hanya mengalami perubahan kecil dibandingkan dengan leluhur liarnya (banteng). Warna sapi betina dan

anak atau muda biasanya coklat muda dengan garis hitam tipis terdapat di sepanjang tengah punggung. Warna sapi jantan adalah coklat ketika muda tetapi kemudian warna

ini berubah agak gelap pada umur 12-18 bulan sampai mendekati hitam pada saat dewasa, kecuali sapi jantan yang dikastrasi akan tetap berwarna coklat. Pada kedua jenis kelamin terdapat warna putih pada bagian belakang paha (pantat), bagian bawah

(17)

5

Populasi sapi Bali di Indonesia pernah dicatat dua kali yaitu pada tahun 1984 dan 1988, pencatatan jumlah sapi Bali setelah itu tidak pernah dilakukan lagi, sehingga

jumlahnya saat ini tidak diketahui dengan pasti. Pada tahun 1988 jumlah sapi Bali tercatat 2.632.125 ekor yang berarti sekitar 26,9% dari total sapi potong di Indonesia.

Dibandingkan sapi asli atau sapi lokal lainnya di Indonesia (sapi Ongole, PO dan Madura), persentase sapi Bali tersebut adalah presentase yang tertinggi (Handiwirawan dan Subandriyo, 2004).

Sapi bali khususnya di bali dipelihara dengan cara dilepaskan dilahan pertanian, tempat pembuangan sampah dan ada juga yang dikandangkan. Sapi yang dilepaskan dilahan pertanian dan tempat pembuangan sampah biasanya lebih rentan menelan

[image:17.612.185.472.422.637.2]

benda asing dari pada sapi yang dikandangkan.

(18)

6 2.2 Sistem Pencernaan

Pencernaan adalah rangkaian proses yang terjadi dalam saluran pencernaan

sampai memungkinkan terjadinya penyerapan. Bagian-bagian dari saluran pencernaan adalah mulut, pharinks, oesophagus (pada ruminansia merupakan perut depan atau

forestomach), perut glandular, usus halus, usus besar serta glandula aksesoris yang

terdiri dari glandula saliva, hati dan pankreas.

Hewan ruminansia atau yang sering disebut juga dengan hewan memamah biak

adalah hewan herbivora murni, seperti; sapi, kerbau, dan kambing. Sapi dikatakan hewan memamah biak karena memamah atau mengunyah makanan sebanyak dua kali.

Setelah makanan masuk ke mulut, makanan tersebut tidak dikunyah hingga halus dan langsung ditelan, selang beberapa waktu makanan tersebut dikeluarkan kembali ke mulut untuk dikunyah sampai halus.

Proses pencernaan utama adalah secara mekanik, hidrolisis, dan fermentatif. Proses mekanik terdiri dari mastikasi atau pengunyahan dalam mulut dan

gerakan-gerakan saluran pencernaan yang dilakukan oleh kontraksi otot sepanjang usus. Pencernaan secara fermentatif dilakukan oleh mikroorganisme rumen.

Sistem pencernaan ruminansia serupa dengan mammalia lainnya, hanya saja

bagian lambung yang membedakan antara ruminansia dan mamalia, ruminansia memiliki lambung ganda sedangkan mamalia non ruminansia memliki lambung

(19)

7

lambung belakang dengan kelenjar. Lambung depan memiliki tiga daerah yaitu; rumen, retikulum, omasum.

2.3 Rumen

Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dari isi rongga perut sapi. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang

akan dimamah kembali. Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian. Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum,

dan abomasum dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 8%, dan abomasum

7-8%.

Rumen merupakan kantung muscular yang besar yang terbentang dari diagfragma menuju ke pelvis. Rumen melebar ditengah –tengah rongga perut (dari atas

ke bawah) dan memanjang dari ujung bawah rusuk ke 7 menuju ke pelvis. Permukaan rumen sebelah kiri menempel pada diaphragm, dada sebelah kiri dari rongga perut dan

limpa,sedangkan permukaan sebelah kanan lebih tidak teratur dan berhubungan langsung dengan omasum dan abomasum,usus, hati, pancreas pinggang kiri , aorta dan vena cava posterior (Rahmadi et al, 2003).

Didalam rumen terdapat tonjolan kecil yang disebut papillae berperan untuk memperluas permukaan sehingga penyerapan nutrisi dari hasil fermentasi tersebut

(20)

8

lebih kecil dan pendek pada bagian dorsal. Rumen yang sudah dewasa memiliki fungsi kurang lebih 80-86% dari seluruh lambungnya. Adapun fungsi rumen tersebut

menyiapkan bahan pakan untuk yang akan dicerna dalam saluran pencernaan, menjadi lokasi fermentasi zat makanan dan menentukan spesifikasi rumen itu sendiri, proses

pencampuran bahan makanan yang telah dicerna dan tempat terjadinya proses absorbsi dari hasil akhir fermentasi yang membedakan asam lemak (Nuswantara, 2002).

2.4 Kerangka Konsep

Kualitas sapi bali yang baik ditentukan dengan pemberian pakan yang dilakukan secara berkesinambungan. Pemberian pakan yang tidak berkesinambungan

akan mengganggu pertumbuhan sapi bali. Lingkungan sekitar pemeliharaan sapi berpengaruh dalam penyediaan pakan bagi sapi bali. Pertumbuhan dan perkembangan

sapi yang baik didukung status kesehatan, antara lain proses dan sistem pencernaan yang sempurna. Sapi bali merupakan hewan ruminansia yang memiliki lambung ganda. Proses pencernaan ruminansia tergolong unik karena melibatkan bagian yang tidak

dimiliki hewan lain selain ruminansia yaitu rumen. Sapi umumnya lebih rentan terhadap benda asing dari pada hewan ruminansia kecil, karena sapi tidak

menggunakaan bibir untuk makan dan lebih mungkin untuk mengunyah pakan yang telah dicincang (Anwar et al, 2013; Kumar dan Dhar, 2012; Ghanem, 2010). Sapi yang

(21)

9

pakan sebelum menelan. Menelan benda asing dapat menghambat penyerapan asam lemak volatile yang dapat mengakibatkan penurunan bobot sapi dan tingkat kematian

Gambar

Gambar 1. Sapi bali dilepaskan di tempat pembuangan sampah.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan utama dari analisis sistem yang akan dibahas dalam awal pembuatan sistem ini adalah untuk mendapatkan pemecahan masalah yang ada pada proses Sistem

Tujuan dilakukannya kerja praktek ini adalah untuk mempelajari proses produksi mie instan, mengetahui bahan dasar yang digunakan pada kemasan mie instan serta mengetahui

analisa model dengan beban dinamis yang diukur per 10% dari nilai beban statis (2174 N/m^2) pada kedua konstruksi Deck Longitudinal Model dan Corrugated Deck Model, hasil ini

Untuk menentukan sampel dengan menggunakan rumus bernouli maka ditentukan sampel sebesar 100 responden.Hasil penelitian deskriptif menunjukkan bahwa variabel (X)

“PENGEMBANGAN SISTEM KEAMANAN BRANKAS MENGGUNAKAN NFC DENGAN OTENTIKASI PASSWORD VIA SMS DILENGKAPI KAMERA CCTV (HARDWARE)” beserta seluruh isinya adalah karya saya

Perkebunan Nusantara III ( PERSERO ) Medan telah dapat menentukan harga pokok produksi kelapa sawit dengan baik, sehingga biaya yang diperoleh akurat dan telah sesuai

Total waktu yang dibutuhkan ternak sapi di TPA Desa Pedungan untuk ruminasi dalam 12 jam pengamatan adalah 1 jam 50 menit, sementara di Sentra Pembibitan Sapi

Dari keseluruhan data titik sampel Desa Kuta Rakyat, Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo yang diperoleh pada Tabel 4 maka diketahui nilai erosi yang tertinggi