• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto per Kapita dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Inflasi Kota Denpasar Periode Tahun 1994-2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto per Kapita dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Inflasi Kota Denpasar Periode Tahun 1994-2013."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PERKAPITA DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP

INFLASIKOTA DENPASAR PERIODE TAHUN 1994 - 2013

SKRIPSI

OLEH:

FEBY SHINTA DEWI NIM : 0706105050

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana Denpasar

(2)

ii

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal : 22 Januari 2016

Tim Penguji: Tanda tangan

1. Ketua : Dr. I Ketut Djayastra, SE., SU. ……….

2. Sekertaris : Drs. I Gusti Bagus Indrajaya, M.Si. ……….

3. Anggota : Drs. I Wayan Wenagama, MP. ……….

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Pembimbing

(3)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 22 Januari 2016

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Allah SWT/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto Perkapita dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Inflasi Kota Denpasar

Periode Tahun 1994-2013” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Prof. Dr. I Made Suyana Utama, SE., M.S., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Dr. I. B. Putu Purbadharmaja, SE., M.E., selaku Sekertaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana dan juga selaku Pembimbing Akademik.

5. Drs. I Gusti Bagus Indrajaya, M.Si., selaku dosen pembimbing atas waktu, bimbingan, masukan serta motivasinya selama penyelesaian skripsi ini.

(5)

v

tiada hentinya selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana.

7. Calon suami saya Wildan Muhammad, sebagai motivator yang selalu menemani di saat susah dan senang, terimakasih atas doa dan dukungan selama ini.

8. Sahabat-sahabat tersayang Anita Pratiwi, Udayana Putra, Kristiana, April, dan Junyastra yang telah memberikan bantuan dan dukungan.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, 22 Januari 2016

(6)

vi

Judul : Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto per Kapita dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Inflasi Kota Denpasar Periode Tahun 1994-2013.

Nama : Feby Shinta Dewi NIM : 0706105050

ABSTRAK

Peningkatan pertumbuhan ekonomi membawa dampak pada perubahan pendapatan masyarakat, perubahan struktur harga, perubahan pola penawaran barang dan jasa, serta perubahan pola konsumsi masyarakat. Inflasi arah perkembangan harga selanjutnya dijadikan tolak ukur stabilitas perekonomian daerah pada suatu periode tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita dan pengeluaran pemerintah terhadap inflasi. Penelitian ini dilakukan di Kota Denpasar dengan menggunakan data kuantitatif dan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder dengan metode doumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita dan pengeluaran pemerintah secara simultan dan parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap inflasi. Hubungan variabel PDRB per kapita dan pengeluaran pemerintah relatif lemah terhadap inflasi. PDRB per kapita dan pengeluaran pemerintah menentukan variasi perubahan variabel inflasi hanya sebesar 24 persen dan sisanya 76 persen ditentukan oleh variabel lain.

(7)

vii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……… i

HALAMAN PENGESAHAN……… ii

PERNYATAAN ORISINALITAS………. iii

KATA PENGANTAR………. iv

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori……….. 10

2.1.1 Teori Produk Domestik Regional Bruto……….. 10

2.1.2 Teori Pengeluaran Pemerintah………. 12

2.1.3 Teori Inflasi……….…. 18

2.1.4 Hubungan antara PDRB dengan Inflasi……... 21

2.1.5 Hubungan antara Pengeluaran Pemerintah dengan Inflasi……….….. 21

2.2 Rumusan Hipotesis………... 21

(8)

viii

3.7.4 Uji Statistik……… 31

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian………. 35

4.1.1 Kondisi Geografis Kota Denpasar….……… .. 35

4.1.2 Kondisi Demografi Kota Denpasar……… 36

4.1.3 Inflasi di Bali………. .. 37

4.1.4 Inflasi di Kota Denpasar………. 38

4.1.5 Tinjauan Sektor Ekonomi Kota Denpasar………… 40

4.1.6 Laju Pertumbuhan PDRB……… 41

4.1.7 Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita……. 42

4.2 Hasil Uji Klasik Terhadap Validasi Data Berkala……….. 43

4.2.1 Uji Normalitas Dengan Uji Kolmogorov Sminov… 43 4.2.2 Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser………. 45

4.2.3 Uji Multikolinearitas……… 45

4.2.4 Uji Autokorelasi……….. 46

4.2.5 Uji Linieritas……… 46

4.3 Hasil Estimasi Persamaan Regresi Berganda.……… 47

4.4 Pembahasan Secara Statistik Koefisien Persamaan Regresi Berganda……….. 48

4.5 Pembahasan Secara Ekonomi Koefisien Persamaan Regresi Berganda……….. 50

BAB V SIMPULAN DAN SARAN……… . 53

5.1 Simpulan……….. 53

5.2 Saran……… 53

DAFTAR RUJUKAN……….. 55

(9)

ix

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

4.1 Kecamatan, Desa/Kelurahan dan Luas Lahan Wilayah di Kota

Denpasar……… 35

4.2 Perkembangan Inflasi Kota Denpasar Per Kelompok Pengeluaran… 39 4.3 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk), 2011- 2014 Kota Denpasar………. 42

4.4 Pertumbuhan PDRB Perkapita Kota Denpasar Menurut Harga Berlaku Dan Harga Konstan , 2009 – 2013………. 43

4.5 Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov Test)……… 44

4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)……….. 45

4.7 Hasil Uji Multikolinearitas……… 45

4.8 Hasil Uji Autokorelasi……….. 46

4.9 Hasil Estimasi Persamaan Regresi Berganda……… 48

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman

3.1 Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan Ho dengan Uji F…… 30 3.2 Kurva Distribusi t Statistik Untuk Analisis Regresi Berganda…….. 33 4.1 Jumlah penduduk Per Kecamatan Di Kota Denpasar, 2013………. 36 4.2 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Denpasar………. 37 4.3 Nilai inflasi rata-rata Tahun 2011 s/d 2014 Kota Denpasar……….. 38 4.4 Ekspektasi Konsumen……….. 40 4.5 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2011 s.d 2014

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan di berbagai daerah dan di segala bidang. Pembangunan ini sendiri bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur secara merata berdasarkan nilai-nilai yang tertera dalam Pancasila negara kita. Pembangunan nasional erat kaitannya dengan pembangunan daerah disetiap wilayah Indonesia. Pembangunan daerah merupakan pembangunan dalam ruang lingkup daerah secara keseluruhan yang bertujuan untuk memperhatikan stabilitas harga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah agar tercapainya kesejahteraan masyarakat sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah.

(12)

pembangunan daerahnya sendiri. Oleh karena itu tiap-tiap daerah akan berusaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerahnya.

Pertumbuhan ekonomi (Todaro, 2006) merupakan dampak dari pembangunan di bidang ekonomi di samping bidang-bidang yang lainnya seperti : sosial, budaya, politik dan keamanan, khususnya dibidang ekonomi, nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pembangunan yang dicapai pada suatu daerah. Bagi daerah hal ini sangat penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah dicapai dan berguna untuk menentukan arah pembangunan yang akan datang. Salah satu indikator tingkat kesejahteraan adalah kenaikan produksi barang dan jasa di berbagai sektor antara lain sektor pertanian, investasi, perdagangan, perbankan dan sektor lain.

(13)

kesejahteraan masyarakat dari sisi ekonomi. Data pendapatan ini disajikan dalam Tabel 1.1.

Tabel 1.1 PDRB, PDRB Per Kapita, Pertumbuhan PDRB, Pengeluaran Pemerintah dan Inflasi Kota Denpasar Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku 2000, Tahun 1994-2013

Tahun

(14)

Pada Tabel 1.1, dapat dilihat data PDRB dan PDRB per kapita Kota Denpasar menurut penggunaan atas dasar harga berlaku 2000, periode tahun 1994-2013 selalu mengalami peningkatan, kecuali pada tahun 1998, mengalami penurunan sebesar 5,23 persen, yang memang pada saat itu negara Indonesia sedang mengalami krisis moneter. Melihat laju pertumbuhan PDRB yang sebagian besar mengalami peningkatan, maka dapat dikatakan pertumbuhan ekonomi Kota Denpasar cukup baik, dengan PDRB tertinggi dicapai pada tahun 2013 yaitu Rp 7.031.190,87 juta. Jika dilihat dari persentase pertumbuhannya, peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 1996 sebesar 9,19 persen.

Guna mengukur pendapatan masyarakat yang biasa disebut pendapatan perkapita, yakni dengan cara PDRB dibagi dengan jumlah penduduk di daerah tersebut. Dengan menggunakan data pada Tabel 1.1 diketahui fluktuasi pendapatan per kapita masyarakat di Kota Denpasar yang nampak senantiasa mengalami kenaikkan. Peningkatan itu banyak didukung oleh perkembangan sektor pariwisata di Bali khususnya di Kota Denpasar sebagai ibu kota Provinsi Bali dan pusat pemerintahan. Untuk Kota Denpasar perkembangan sektor pariwisata banyak ditentukan oleh perkembangan akomodasi dan rumah makan dan minuman atau restoran.

(15)

pengeluaran pemerintah daerah Kota Denpasar selama beberapa tahun juga menunjukkan fluktuasi yang mengikuti perkembangan dari perekonomian daerah sendiri. Pada Tabel 1.1 disajikan data tentang pengeluaran konsumsi pemerintah daerah Kota Denpasar yang menggambarkan bahwa, setelah krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997, perekonomian Kota Denpasar kembali bangkit, ini ditandai dengan semakin meningkatnya PDRB dan dari peningkatan PDRB ini pula mendorong peningkatan pengeluaran pemerintah untuk mendanai pembangunan.

Kondisi finansial suatu daerah secara umum meliputi penerimaan daerah dan pengelolaan sumber pendapatan daerah. Pengeluaran pemerintah daerah tidak lagi banyak bergantung pada dana alokasi dari pemerintah pusat. Hal ini merupakan upaya dalam mewujudkan kemandirian finansial suatu daerah. Berbagai program kebijakan di bidang ekonomi dan sosial yang selama ini dilaksanakan pemerintah telah membawa pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Hal ini membawa dampak pada perubahan pendapatan masyarakat, perubahan struktur harga, perubahan pola penawaran barang/jasa, serta perubahan sikap dan tingkah laku konsumsi masyarakat.

(16)

adalah inflasi yang mengukur perkembangan perubahan harga barang secara menyeluruh dan dalam jangka panjang.

(17)

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah PDRB per kapita dan pengeluaran pemerintah secara simultan berpengaruh terhadap inflasi Kota Denpasar tahun 1994 – 2013?

2. Apakah PDRB per kapita dan pengeluaran pemerintah secara parsial berpengaruh terhadap inflasi di Kota Denpasar tahun 1994 – 2013?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh PDRB per kapita dan pengeluaran pemerintah secara simultan terhadap inflasi di Kota Denpasar tahun 1994-2013.

2. Untuk mengetahui pengaruh PDRB per kapita dan pengeluaran pemerintah secara parsial terhadap inflasi di Kota Denpasar tahun 1994 - 2013.

1.4 Kegunaan Penelitian

(18)

1. Secara teoritis manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan tambahan informasi dan pengetahuan serta memberikan gambaran pengaruh PDRB per kapita dan pengeluaran pemerintah terhadap inflasi. Penelitian ini juga bermanfaat sebagai tambahan dokumentasi serta refrensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan khusunya program studi ekonomi pembangunan sehingga dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

2. Secara praktis penelitian ini memberikan masukan bagi pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pendapatan perkapita sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

1.5 Sistematika Penulisan

Sebagai arahan dalam memahami skripsi ini, penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

(19)

Bab III Metode Penelitian

Pada bab ini dijelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam menganalisis data yang meliputi lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional tentang variabel yang digunakan dalam penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, teknik analisis data, serta pengujian hipotesis.

Bab IV Data dan Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan tentang deskripsi obyek penelitian yang terdiri dari gambaran umum dan hasil olahan data serta pembahasan hasil penelitian.

Bab V Simpulan dan Saran

(20)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Dalam bab landasan teori ini di bahas tentang teori Produk Domestik Regional Bruto, PDRB per kapita, pengeluaran pemerintah dan inflasi. Penyajian materi tersebut disampaikan secara berurutan , sebagai berikut.

2.1.1 Produk Domestik Regional Bruto

PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB dapat dibedakan atas dasar harga berlaku atau nominal maupun atas dasar harga konstan atau riil. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun, sedang PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar. PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Nilai-nilai PDRB dengan harga konstan atau riil penting karena dapat mencerminkan pertumbuhan output atau produksi yang sesungguhnya terjadi.

(21)

a) Menurut pendekatan produksi

PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi yang berada di suatu wilayah atau provinsi dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi tersebut antara lain : sektor pertanian (termasuk peternakan, kehutanan, dan perikanan), sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik gas dan air bersih, sektor konstruksi, sektor perdagangan, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan dan persewaan, sektor jasa-jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah.

b) Menurut pendekatan pendapatan

PDRB merupakan balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi suatu wilayah dalam waktu tertentu. Balas jasa yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan, semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya.

c) Menurut pendekatan pengeluaran

(22)

Guna mengukur pendapatan yang lebih tepat maka digunakan pendekatan pendapatan per kapita untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat secara lebih tepat, walaupun belum menjamin terjadinya pemerataan pendapatan di antara masyarakat. Pendapatan per kapita dihitung dengan cara membagi pendapatan total yakni PDRB dengan jumlah penduduk di daerah tertentu. Data pendapatan perkapita sering dipakai menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat dibandingkan dengan PDRB.

2.1.2 Teori Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah, seluruh pengeluaran pemerintah yang bersifat konsumsi, misalnya : untuk membangun jalan dan jembatan, irigasi, listrik, air minum dan taman-taman rekreasi. Konsumsi Pemerintah dapat dirinci sebagai pengeluaran rutin, dan pengeluaran pembangunan, dimana pengeluaran rutin pada dasarnya berunsurkan pos-pos pengeluaran untuk membiayai pelaksanaan roda pemerintahan sehari-hari yang meliputi belanja dan berbagai macam subsidi (Boediono, 1997 : 74).

Pengeluran pemerintah daerah dapat digolongkan menjadi Pengeluaran Rutin dan Pengeluaran Pembangunan. Pengeluaran rutin dirinci menjadi 5 jenis belanja rutin yaitu :

(23)

b) Belanja Barang, adalah semua pengeluaran yang dilakukan untuk ongkos kantor, pembelian investasi kantor, biaya pendididkan dan biaya pakaian dinas.

c) Biaya Pemeliharaan, adalah semua pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pemeliharaan gedung kantor, rumah dinas, asrama, mess dan kendaraan dinas.

d) Biaya Perjalanan Dinas, adalah terdiri dari biaya perjalanan dians, biaya perjalanan pindah dan biaya perjalanan pegawai yang dipensiunkan.

e) Angsuran Pinjaman atau hutang dan bunga, yaitu pembayaran pinjaman bunga cicilan dan angsuran biaya operasional.

Pengeluaran pembangunan adalah pengeluaran yang ditujukan untuk membiayai proses perubahan yang merupakan kemajuan dan perbaikan kearah yang ingin dicapai. Pengeluaran pembangunan terbagi atas beberapa sektor, yaitu: a) Industri, yaitu untuk program pembangunan industri kecil dan menengah dan

program penataan struktur industri.

b) Pertanian dan kehutanan, terdiri dari pertanian tanaman pangan dan holtikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan.

c) Sumber Daya Air dan irigasi, terdiri dari pengembangan sumber daya air dan irigasi misalnya untuk sungai dan danau.

d) Tenaga kerja, yaitu untuk perluasan kesempatan kerja peningkatan kualitas, produktivitas perlindungan tenaga kerja dan lembaga ketenagakerjaan. e) Perdagangan Pengembangan Usaha Daerah, Keuangan Daerah dan Koperasi

(24)

f) Lingkungan Hidup dan Tata Ruang yaitu Program pembinaan lingkungan hidup penataan ruang, penyelenggaraan hutan dan pembangunan prasarana kota.

g) Pendidikan, Kebudayaan Nasional, Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Pemuda dan olah raga.

Jumlah pengeluaran pemerintah yang akan dilakukan pada suatu periode tertentu tergantung pada beberapa faktor :

a) Proyeksi jumlah pajak yang akan diterima salah satu faktor penting yang menentukan besarnya pengeluaran pemerintah adalah jumlah pajak yang diramalkan.

b) Jumlah Penduduk dalam analisis pembelanjaan agregat yang diperhatikan adalah konsumsi pemerintah, sehingga tingkat konsumsi tidak hanya tergantung pada tingkat pendapatan yang diperoleh tetapi juga penduduk secara keseluruhan.

c) Tujuan – tujuan ekonomi yang ingin dicapai faktor yang tak kalah pentingnya dalam penentuan pengeluaran pemerintah adalah tujuan–tujuan ekonomi yang dicapai pemerintah.

(25)

tingkatan kemakmuran tinggi, pemerintah harus lebih berhati-hati dalam pembelanjaannya.

(26)

modal ini akan menambah nilai barang–barang modal dalam perekonomian dan menyebabkan kapasitas negara untuk menghasilkan barang dan jasa meningkat. Hubungan ekonomi dengan negara-negara lain akan menggalakan lalu lintas ekspor dan impor barang dan jasa. Ekspor menambah pembelanjaan keatas barang–barang yang dikeluarkan sektor perusahaan dan menyebabkan lebih banyaknya barang-barang yang diproduksi. Sedangkan impor menyebabkan aliran pembelanjaan beralih keluar negeri dan mengurangi kegiatan sektor perusahaan.

Pengeluaran pemerintah dipandang sebagai pembelanjaan pemerintah yang pada dasarnya ada tiga faktor penting yang menentukan pengeluaran pemerintah pada suatu tahun tertentu, yaitu :

a) Pajak yang diharapkan akan diterima.

(27)

pemerintah perlu mempertimbangkan penerimaan pajaknya dalam penyusunan anggaran belanjanya (Guritno, 2000 : 85).

b) Pertimbangan-pertimbangan politik

Pertimbangan-pertimbangan politik selalu menyebabkan pemerintah melakukan pembelanjaan yang jauh lebih besar dari penerimaannya. Ancaman dari luar atau kekacauan di dalam negeri memaksa berbagai negara untuk membelanjakan uang yang lebih banyak untuk menjaga ketentraman dan keamanan negara. Menyediakan infrastruktur dan anggaran belanja ke berbagai daerah juga merupakan faktor penting lain yang akan mendorong pemerintah melakukan pembelanjaan yang jauh lebih besar dari penerimaan pajaknya. Salah satu pertimbangan politik penting yang akan mempengaruhi anggaran belanja pada masa kini adalah keinginan untuk mempercepat proses pembangunan di masa depan. Keinginan ini akan menyebabkan pembelanjaan untuk membangun infrastruktur yang lebih banyak dan investasi pemerintah ini akan meningkatkan pengeluaran pemerintah.

c) Persoalan - persoalan ekonomi yang dihadapi

(28)

ekonomi yang berlaku. Untuk menghindarinya pemerintah perlu meningkatkan pengeluarannya.

2.1.3 Inflasi

Inflasi adalah suatu gejala dimana tingkat harga umum mengalami kenaikan terus menerus sepanjang waktu. Berkaitan dengan inflasi ada tiga hal yang perlu dipahami, yaitu inflasi itu sendiri, tingkat inflasi, dan indeks harga. Inflasi itu sendiri pada dasarnya adalah tingkat perubahan harga-harga sedangkan tingkat inflasi adalah akumulasi dari inflasi-inflasi terdahulu atau persentase perubahan dalam tingkat harga. Dan indeks harga adalah untuk mengukur biaya dari sekelompok barang tertentu sebagai persentase dari kelompok yang sama pada periode dasar. Secara umum ada tiga indeks harga yang kita kenal, yaitu GDP deflator, Indeks Harga Konsumen (IHK), dan Indeks Harga Produsen (IHP).

Inflasi dapat digolongkan menjadi 4 bagian, yaitu inflasi ringan (dibawah 10% per tahun), inflasi sedang (10%-30% per tahun), inflasi berat (30%-100% per tahun), dan terakhir adalah hiperinflasi (diatas 100% per tahun). Indonesia pernah mengalami hiperinflasi pada tahun 1960-an yang mencapai 650% dan pada tahun 1998 indonesia juga pernah mengalami inflasi berat yang mencapai 60% kemudian menurun menjadi 20% ditahun 1999. Inflasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Muana Nanga, 238)

� =

� �−� �−1� �

...

(3)

Keterangan : � = Inflasi

Pt = Tingkat harga tahun t

(29)

Inflasi menurut penyebab (Boediono, 1980) terjadinya dapat dibagi menjadi dua, yaitu Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation.

a. Demand Pull Inflation adalah inflasi yang timbul akibat kenaikan permintaan masyarakat.

b. Cost Push Inflation adalah inflasi yang timbul akibat kenaikan ongkos

produksi.

Inflasi juga dapat dibedakan menurut asal terjadinya inflasi, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation) dan inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation).

a. Domestic Inflation adalah inflasi yang berasal dari dalam negeri itu sendiri misalnya defisit keuangan Negara yang dibiayai dengan pencetakan uang baru atau pengenaan pajak oleh pemerintah.

b. Imported Inflation adalah inflasi yang terjadi akibat pengaruh kenaikan harga-harga barang diluar negeri.

(30)

b

t t

t xY

IHK Y  100

ke tahun, memperlihatkan daya beli per satuan unit mata uang. Perubahan IHK berbanding terbalik dengan daya beli per satuan unit mata uang. Jika IHK suatu tahun i meningkat dibanding tahun dasarnya, maka daya beli per unit mata uang menurun. Begitupun sebaliknya, jika IHK suatu tahun i menurun dibanding tahun dasarnya, maka daya beli per unit mata uang meningkat. Perubahan Indeks Harga Konsumen dalam persentase disebut juga inflasi/deflasi.

Inflasi/deflasi sebagai salah satu produk dari perhitungan IHK, merupakan problem dominan dalam perekonomian di beberapa Negara, khususnya Negara yang sedang berkembang. Tingkat inflasi yang tinggi dan cenderung terus meningkat dalam jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan stagnasi ekonomi, sedangkan bila tingkat inflasi sangat rendah atau bahkan terjadi deflasi juga tidak menguntungkan bagi perkembangan ekonomi, sebab deflasi yang terjadi terus menerus bisa mengakibatkan resesi ekonomi.

Dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen, pendapatan riil suatu daerah dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sumber: www.mie.unja.ac.id/pustaka/teoripembekoreg.doc):

………(1)

Keterangan :

Yt = Pendapatan daerah riil pada tahun t,

(31)

2.1.4 Hubungan antara PDRB dengan Inflasi

Produk Domestik Regional Bruto merupakan seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi dalam suatu wilayah. PDRB bisa menunjukkan besar kecilnya pendapatan suatu daerah.

2.1.5 Hubungan antara Pengeluaran Pemerintah dengan Inflasi

Indeks Harga Konsumsen adalah salah satu alat untuk mengukur inflasi. IHK yg bernilai positif menunjukkan terjadinya inflasi dan sebaliknya, IHK yang bernilai negatif menunjukkan terjadinya deflasi. Inflasi atau deflasi dapat terjadi karena adanya pengaruh pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah yang besar-besaran akan mengakibatkan terjadinya inflasi. Sedangkan pengeluaran pemerintah yang rendah akan membuat perekonomian didaerah tersebut menjadi lesu sehingga akan menyebabkan deflasi. Kelesuan perekonomian suatu daerah akan menyebabkan pertumbuhan perekonomian yang lambat, oleh karena itu inflasi diperlukan dalam perekonomian suatu daerah, asalkan inflasi tersebut masih dalam batas yang wajar atau inflasi dalam tingkatan yang rendah. Bila inflasi terlalu tinggi, hal ini akan menyebabkan daya beli masyarakat menjadi menurun, oleh karena itu pemerintah harus bisa menjaga tingkat inflasi dalam negeri dengan cara mengatur jumlah uang beredar, mengatur pengeluaran pemerintah, dan lain sebagainya.

2.2 Rumusan Hipotesis

(32)

1. Diduga PDRB per kapita dan pengeluaran pemerintah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap inflasi di Kota Denpasar tahun 1994-2013. 2. Diduga PDRB per kapita dan pengeluaran pemerintah secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap inflasi di Kota Denpasar tahun 1994-2013.

Gambar

Tabel
Tabel 1.1  PDRB, PDRB Per Kapita, Pertumbuhan PDRB,  Pengeluaran

Referensi

Dokumen terkait

Dengan dibuatnya website Informasi SMK STRADA akan sangat membantu dalam hal: memperkenalkan sekolah SMK STRADA kepada masyarakat, mempermudah bagi para calon siswa dan orang tua

Berdasarkan kedua fungsi pajak diatas tersebut dapat dipahami atau dimengerti bahwa fungsi budgetair pajak dikaitkan dengan anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) umumnya

Walkability Index (WI) digunakan dalam penelitian ini sebagai dasar pedoman untuk penataan jalur pejalan kaki, Walkability Index (WI) adalah ukuran untuk menilai

Pada sisi yang lain keberadaan timah yang tidak dikelola dan diatur dengan baik oleh aparat pemerintah daerah, disertai dengan tidak adanya kesadaran untuk menjaga

Gambar 1 menunjukkan jumlah peserta didik kelas X TKJ/MM sebanyak 27 orang. Hasil pada gambar tersebut menunjukkan, rata-rata nilai keterampilan menulis teks

Untuk mengurangi panjang antrian pada Gerbang Tol Semanggi 1, akan dianalisis dengan pengaturan buka tutup Gerbang Tol Semanggi 1 sehingga volume lalulintas

Squalene teridentifikasi di dalam fraksi NSL ini namun terdapat dalam konsentrasi yang rendah, hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya (Basyuni et al ,

Menurut Amalia Levanoni, sikap para petinggi Mamlûk yang se­ belumnya menyerahkan urusan kepemimpinan kepada Syajarat al­ Durr dan tanggapan Syajarat al­Durr yang menerima