ANALISIS PENERAPAN ISO 9001:2000 KAITANNYA
DENGAN HARGA CPO DAN KEUNTUNGAN
(Kasus : PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei MerantiKabupaten. Labuhan Batu Selatan)
SKRIPSI
Oleh :
RIZKY ROMADHONA TAMBUNAN 100304072
AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ANALISIS PENERAPAN ISO 9001:2000 KAITANNYA
DENGAN HARGA CPO DAN KEUNTUNGAN
(Kasus : PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei MerantiKabupaten. Labuhan Batu Selatan)
SKRIPSI
Oleh :RIZKY ROMADHONA TAMBUNAN 100304072
AGRIBISNIS
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan
Disetujui Oleh Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
(Ir. Lily Fauziah. M,Si) (Siti Khadijah H. N, SP, M.Si) NIP : 196308221988032003 NIP : 197310111999032002
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
RIZKY ROMADHONA TBN (100304072) dengan judul skripsi Analisis Penerapan ISO 9001:2000 Kaitannya dengan Harga CPO dan Keuntungan(Kasus: Kebun Sei Meranti,PT Perkebunan Nusantara III,Kabupaten Labuhan Batu Selatan), yang dibimbing oleh Ibu Ir.Lily Fauziah, M.Si dan Ibu Siti Khadijah Nasution, SP. M.Si.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapanISO 9001:2000 diPT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti, menganalisis volume penjualan produk CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti, menganalisis harga CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti, menganalisis keuntungan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti.
Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data penerapan ISO 9001:2000, volume penjualan CPO, harga CPO, dan data keuntungan di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti.Metode analisis data untuk menguji hipotesis 1 digunakan analisis deskriptif yaitu dengan menjelaskan bagaimana penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III di lokasi penelitian Kebun Sei Meranti, Untuk menguji hipotesis 2, 3 dan 4, digunakan uji beda rata-rata (Compare Means).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Adanya penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti. (2) Ada perbedaan volume penjualan CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti. (3) Ada perbedaan harga CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti. (4) Ada perbedaan keuntungan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti. Kata Kunci: ISO 9001:2000, Volume Penjualan, Harga CPO, dan
RIWAYAT HIDUP
Rizky Romadhona TBN, Penulis lahir di desa Pasar Baru Kecamatan
Bandar Masillam Kabupaten Simalungun pada tanggal 19 Maret 1992, sebagai
anak pertama dari lima bersaudara, seorang putra dari Ayahanda Rahmat
Tambunan dan Ibunda Suhelvida Hutabarat.
Jenjang Pendidikan
1. Sekolah Dasar di SD Negeri Impres 1444789 Pasar Baru, masuk tahun 1998
dan lulus pada tahun 2004.
2. Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Bandar Masillam, masuk tahun
2004 dan lulus tahun 2007.
3. Sekolah Menengah Kejuruan di SMK Negeri 1 Raya, masuk tahun 2007 dan
lulus pada tahun 2010.
4. Tahun 2010 masuk di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara.
5. Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada Juli 2014 di Kelurahan
Kampung Lama Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat.
6. Melaksanakan Penelitian pada Agustus 2014 sampai dengan September 2014
di Kebun Sei Meranti PT. Perkebunan Nusantra III Kabupaten Labuhan Batu
Pengalaman Organisasi
1. Anggota Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi (IMASEP) Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, tahun 2010 s/d 2014
2. Anggota Forum Silatuhrahmi Mahasiswa Muslim Sosial Ekonomi Pertanian
(FSMM SEP) Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, tahun 2010 s/d
2013
3. Anggota Badan Kenajiran Musholla (BKM) Fakultas Pertanian Universitas
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah serta limpahan karuniaNya penulis dapat menjalani perkuliahan dan
menyelesaikan skripsi ini dengan judul Analisis Penerepan ISO 9001:2000
Kaitanya Dengan Keuntungan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini
tidak akan berhasil tanpa dukungan, motivasi, bimbingan, pengarahan, serta
kritikan yang membangun yang disampaikan kepada penulis. Untuk itu dalam
kesempatan ini dengan setulus hati, penulis mengucapkan terimakasih yang
setinggi-tingginya kepada :
1. Ibu Ir. Lily Fauziah. M,Si. Selaku ketua komisi pembimbing skripsi yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan serta
saran dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
2. Ibu Siti KhadijahHidayatiNasution, SP., M.Si. Selaku anggota komisi
pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan dan arahan serta saran dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku
Ketua dan Sekretaris Program studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Agribisnis yang telah banyak memberikan
pengetahuan selama masa pendidikan di Fakultas Pertanian.
5. AyahandatersayangRahmat TambunandanIbunda tercinta Suhelvida Hutabarat,
saudara kandung tercinta Amsar Rizuansyah Tambunan, Nia Maisyah Rohma
Tambunan, Anaja Tambunan, Warda Mardiana Tambunan. serta keluarga besar
Hutabarat yang telah memberikan doa dan begitu banyak perhatian, cinta dan
kasih sayang serta dukungan baik moral maupun materiil sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi di waktu yang tepat.
6. Teman-teman seperjuangan Program Studi Agrbisnis 2010, serta abang dan
kakak serta adek- adek di Agribisnis yang telah banyak memberikan motivasi
baik secara langsung maupun tidak langsung.
8. Bapak dan Ibu Staf PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei
Meranti, yang telah banyak membantu dalam memporelah data-data dan
pemahaman dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
isi maupun redaksinya oleh karena itu dengan senang hati penulis menerima
kritik, saran, dan masukan semua pihak yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
kita semua. Amin ya rabbal’alamin.
Medan, Agustus 2014
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
RIWAYAT HIDUP ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penulisan ... 6
1.4 Kegunaan Penulisan ... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN ... 8
2.1 Tinjauan Pustaka ... 8
2.1.1 Undang-Undang Ketahanan Pangan ... 8
2.1.2 Pengertian Ketahanan Pangan ... 11
2.1.3 Sub Sistem Ketahanan Pangan ... 12
2.1.4 Kecukupan beras... 15
2.2. Landasan Teori ... 16
2.2.1 Produksi ... 16
2.2.2 Komsumsi ... 10
2.3 Penelitian Terdahulu ... 24
2.4 Kerangka Pemikiran ... 28
2.5 Hipotesis penelitian ... 30
BAB III. METODE PENELITIAN ... 31
3.1Metode Penentuan Daerah Penelitan ... 31
3.2Metode Penentuan Sampel ... 31
3.3Metode Pengumpulan Data ... 31
3.4Metode Analisis ... 33
3.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 33
3.4.1.1 Uji Normalitas ... 34
3.4.1.2 Uji Multikolineritas ... 35
3.4.1.3 Uji Autokorelasi ... 35
3.4.1.4 Uji Heteroskedastisitas ... 35
3.4.2 Uji Statistik ... 37
3.4.2.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji T) ... 37
3.4.2.2 Koefisien Determinasi (R2) ... 38
3.4.2.3 Uji Signifikan Variabel Secara Serempak ... 38
3.5 Defenisi dan Batasan Operasional ... 39
3.5.2 Batasan Operasional ... 41
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42
4.1 Perkembangan Harga Beras Sumatera Utara ... 44
4.2 Perkembangan Harga Jagung Provinsi Sumatera Utara ... 46
4.3 Perkembangan Produksi Jagung Provinsi Sumatera Utara ... 47
4.4 Pertumbuhan Pendapatan Regional Per Kapita ... 48
4.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Rasio Kecukupan Beras . 49 4.5.1KoefisienDeterminasi (R2) ... 50
4.5.2 Uji F ... 51
4.5.3 Uji T ... 51
4.5.3.1 Harga Beras ... 53
4.5.3.2 LuasPanenPadi ... 53
4.5.3.3 Produksi Jagung ... 54
4.5.3.4 Jumlah Penduduk ... 55
4.5.3.5 Pendapatan Regional Per Kapita ... 56
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 59
6.1 Kesimpulan ... 59
6.2 Saran ... 60
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1.1 Jumlah Penduduk Sumatera Utara Tahun 2008-2012 4 1.2 Jumlah Ketersediaan Beras dan Jumlah Kebutuhan
Beras Sumatera Utara Tahun 2008-2012
5
3.1 Luas Panen, Produksi Padi, dan Rata-Rata Produksi Padi Sumatera Utara
31
4.1 Pertumbuhan Jumlah Penduduk di Sumatera Utara 44 4.2 Perkembangan Harga Beras Sumatera Utara 45 4.3 Perkembangan Harga Jagung di Sumatera Utara 46 4.4 Perkembangan Produksi Jagung di Sumatera Utara 47 4.5 Pertumbuhan Pendapatan Regional Per Kapita
Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1 Kurva Engel 23
2.2 SkemaKerangkaPemikiran 29
3.1 Aturan Membandingkan Uji Dw dengan Tabel Durbin-Watson
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
1 Data Sekunder Variabel Bebas ( Harga Beras (X1), Luas Panen Padi (X2), Produksi Jagung (X3), Jumlah Penduduk (X4), Pendapatan Regional Per Kapita Provinsi Sumatera Utara (X5))
2 Data Sekunder Variabel (Ketersedian Beras dan kebutuhan Beras)
3 Data Sekunder Penelitian
ABSTRAK
RIZKY ROMADHONA TBN (100304072) dengan judul skripsi Analisis Penerapan ISO 9001:2000 Kaitannya dengan Harga CPO dan Keuntungan(Kasus: Kebun Sei Meranti,PT Perkebunan Nusantara III,Kabupaten Labuhan Batu Selatan), yang dibimbing oleh Ibu Ir.Lily Fauziah, M.Si dan Ibu Siti Khadijah Nasution, SP. M.Si.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapanISO 9001:2000 diPT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti, menganalisis volume penjualan produk CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti, menganalisis harga CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti, menganalisis keuntungan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti.
Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data penerapan ISO 9001:2000, volume penjualan CPO, harga CPO, dan data keuntungan di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti.Metode analisis data untuk menguji hipotesis 1 digunakan analisis deskriptif yaitu dengan menjelaskan bagaimana penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III di lokasi penelitian Kebun Sei Meranti, Untuk menguji hipotesis 2, 3 dan 4, digunakan uji beda rata-rata (Compare Means).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Adanya penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti. (2) Ada perbedaan volume penjualan CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti. (3) Ada perbedaan harga CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti. (4) Ada perbedaan keuntungan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti. Kata Kunci: ISO 9001:2000, Volume Penjualan, Harga CPO, dan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangTanaman kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq) dimasukkan pertama kali ke Indonesia pada tahun 1848 dan ditanam di kebun Raya Bogor.
Percobaan demi percobaan telah dilakukan dan telah dimulai diperkebunan secara
komersial pada tahun 1911 di tanah hitam (Sumatera Utara). Perkebunan kelapa
sawit ini terus berlanjut dan berkembang menjelang Perang Dunia ke II.Indonesia
merupakan pengekspor utama minyak sawit di dunia dengan luas areal 109.600 ha
dan produksi 239.887 ton minyak sawit.Pengembangannya terhenti bahkan luas
areal terus berkurang sampai tahun 1967.Pada tahun 1968, luas areal kembali
mencapai luas keadaan sebelum Perang Dunia ke II.Sejak saat itu,sampai
berakhirnya tahun (1993/1994),perluasan areal sangat cepat berlangsung terutama
sejak tahun 1983 yang setiap tahun bertambah 100-150 ribu ha.Luas areal pada
tahun 1993 telah mencapai1.619.998 Ha.
Jika 20 tahun yang lalu perkebunan kelapa sawit hanya terdapat pada
beberapa provinsi saja yaitu Sumatera Utara,Aceh dan Lampung, kini sudah
menyebar ke beberapa Provinsi Riau, SumateraBarat,Sumatera Selatan,Jambi,
Bengkulu, Jawa barat,Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,Kalimantan Selatan,
Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Irian Jaya.
Perkembangan perkebunan kelapa sawit menyebabkan daerah yang selama ini
terisolir menjadi terbuka dan berpeluang mendorong kegiatan ekonomi sekitarnya.
Sumber daya alam yang mendukung sarana produksi yang tersedia kemudahan
yang diberikan pemerintah dan harga minyak sawit yang cukup baik telah
Peningkatan produksi ini juga telah mendorong ekspor untuk menambah devisa.
Sehinga Indonesia sebagai Negara pengahasil minyak sawit terbesar setelah
Malaysia (Lubis, 1994).
Persaingan komoditas sawit dengan minyak nabati lainya semakin lama
semakin sengit. Salah satu komponen terpenting adalah masalah mutu klasifikasi
mutu tergantung pada kandungan asam lemak bebas (ALB). Kadar air dan kadar
kotoran daya saing yang semakin kuat dapat diciptakan jika dapat digambarkan
karakter lain yang lebih luas dari ketiga hal tersebut. Konsumen menuntut lebih
banyak lagi persyaratan bukan saja kualitas minyaknya tetapi bagai mana juga
memperosesnya. Kualitas kontrol bahan yang digunakan keramahan terhadap
lingkungan dan lain-lain.Hal ini dikenal dengan istilah penerepan ISO 9001:2000
bagai manapun juga,cepat atau lambat manajemen sistem pengedalian mutu harus
dilaksanakan dikebun,dipabrik.Hendaknya setiap kegiatan harus mengacu pada
norma–norma kerja atau standar yang sudah ditentukan agar tidak menyimpang.
Jika sistem jaminan mutu ini dilaksanakan dengan baik, maka dengan
mudah akan dapat dilacak pada bagian mana terjadi penyimpangan. Untuk dapat
hasil yang baik maka organisasi kerja perlu ditata dengan baik,mekanisme yang
baik,intruksi kerja tertulis,standart kerja,sistem laporan yang cepat dan
dokumentasi baik. Pada awalnya,pelaksanaan memang sulit tetapi jika sudah
berjalan akan banyak manfaatnya yang diperoleh dalam meningkatkan tanggung
jawab dan wewenang disiplin kerja dan produktivitas kerja serta efisiensi yang
baik(Lubis, 1994).
Kenyataan menujukkan bahwa banyak pelaku industri dan konsumen yang
harganya relatif murah dibandingkan dengan minyak nabati lain.selain itu
komponen yang terkandung di dalam minyak sawit lebih banyak dan beragam
sehingga pemanfaatannya juga beragam. Dari aspek kesehatan yaitu kandungan
kolestrolnya rendah. Saat ini telah banyak pabrik pengolahan yang memperoduksi
minyak goreng dari kelapa sawit dengan kandungan kolestrol yang rendah.
Minyak sawit yang digunakan sebagai produk pangan dihasilkan dari minyak
sawit maupun inti sawit melalui prooses fraksinasi,rafinasi dan hidrogenesis.
Produksi CPO Indonesia sebagian besar difraksinasi sehinga dihasilkan fraksi
olein cair dan fraksi stearin padat. Fraksi olein tersebut digunakan untuk
memenuhi kebutuhan domestik sebagai pelengkap minyak goreng (Yan, 2012).
Sesudah pembukaan mengenai kebijakan,tanggung jawab dan beberapa
keterangan umum mengenai sistem ini,maka unsurkhusus dari ISO 9001
diberikan.Satu unsur berupa pengkajian kontrak. Ini menyangkut definisi dan
dokumentasi kontrak resolusi perbedaan dari tender dan penilaian dari
kemampuan pemasok untuk memenuhi syarat kontrak. Unsur lain adalah
pengendalian desain yang melibatkan perencanaan pemberian tugas organisasi
masukan dan keluaran serta verifikasi desain. Juga menyangkut perubahan
desain,persetujuan dokumen dan permasalahan pengendalian perubahan serta
modifikasi dokumen. Sisanya yang bersifat rutin termasuk pembelian identifikasi
produk dan pelacakan,pengendalian produksi inspeksi dan tes. Inspeksi dan
penggukuran serta kalibrasi alat ukur dan tes itu juga dimasukkan termasuk
penggendalian produk yang tidak sesuai penanganan gudang, pengepakan dan
pengiriman juga termasuk juga pencatatan mutu audit dan pelatihan (Rothery,
Pohon kelapa sawit menghasilkan buah sawit yang terkumpul di dalam
satu tandan. Oleh karena itu sering disebut dengan istilah TBS (tandan buah
segar). Pohon kelapa sawit yang sudah berproduksi optimal dapat menghasilkan
TBS dengan berat antara 15-30 kg/tandan.Tandan–tandan inilah yang kemudian
diangkut ke pabrik untuk diolah lebih lanjut menghasilkan minyak sawit.Produksi
utama pabrik sawit adalah CPO (Crude palm oil) dan inti sawit.CPO diekstrak dari sabutnya,yaitu bagian antara kulit dan cangkangnya. Sementara dari biji sawit
akan menghasilkan minyak inti sawit. Varietas dengan kulit tebal banyak dicari
orang karena mampu menghasilkan rendemen minyak yang tinggi.Penggolahan
kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha
perkebunan kelapa sawit. Hal yang paling penting dalam pengolahan kelapa sawit
antara lain sasaran pengolahan dan proses pengolahan TBS dan
CPO(Pardamean,2011).
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti merupakan
perusahaan yang mengelola unit kerja yang terdiri dari 1 unit kantor pusat, Saat
ini kantor pusat berkedudukan di jl. Sei Batanghari no. 2 Medan,dengan unit -unit
usaha yang tersebar di berbagai Kabupaten ada di Provinsi Sumatera Utara.
Diantaranya unit kebun inti/plasma,pabrik kelapa sawit (PKS),pabrik pengolahan
karet (PPK) dan rumah sakit. Areal yang dikelola oleh Perusahaan seluas
143.160,42 ha (karet :41.751,29 ha dan kelapa sawit: 101.409,13 ha) dalam
pengolahan perusahaan dikelompokan menjadi 8 (delapan) distrik manager,34
(tiga puluh empat) manager kebun 11(sebelas).
Dengan adanya penelitian ini dampak tingkat keuntungan sebelum dan
5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah diterapkannya ISO 9001:2000 di PT
Perkebunan Nusantara III, Kebun Sei Meranti, Kabupaten Labuhan Batu Selatan.
Hal ini bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat keuntungan sebelum dan
sesudah penerapan ISO 9001:2000 beberapa kurun waktu sehingga dapat
tergambarkan secara signifikasi perbedaan sebelum dan sesudah penerapan ISO
9001:2000. ISO9001:2000 adalah suatu standar internasional untuk sistem
manajemen mutu dan menetapkan persyaratan-persyaratan dari rekomendasi
untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu yang bertujuan
untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk yang dapat menjamin
kepuasan pelanggan. ISO disimpulkan sebagai koordinasi internasional yang
bertujuan untuk mengharmonisasi menjadi standar internasional, ISO 9001:2000
digunakan sebagai fondasi dari kegiatan untuk kepuasan pelangan, sistem
dokumentasi yang benar dari perusahaan, mendapatkan stabilitas dan konsistensi
dalam kegiatan dan sistem,untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, mutu dan
berkompetensi dari perusahaan dan sistematika dari manajemen mutu.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas dapat diidentifikasikan
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan ISO9001:2000 di PT.Perkebunan Nusantara III Kebun
Sei Meranti?
2. Bagaimana perbedaanvolume penjualanCPO sebelum dan sesudah penerapan
3. Bagaimana perbedaan harga CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO
9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti?
4. Bagaimana perbedaan tingkat keuntungan sebelum dan sesudah penerapan ISO
9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III
Kebun Sei Meranti.
2. Menganalisis volume penjualan CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO
9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara IIIKebun Sei Meranti.
3. Menganalisis harga CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di
PT. Perkebunan Nusantara IIIKebun Sei Meranti.
4. Menganalisis tingkat keuntungan sebelum dan sesudah penerapan ISO
9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan pemasaran
CPO baik perkebunan bersertifikat ISO 9001:2000 maupun dari perkebunan
tidak bersertifikat ISO 9001:2000
2. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan sertifikasi ISO
9001:2000 oleh perkebunan yang belum bersertifikasi ISO 9001:2000.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Definisi IS0
Seri ISO 9001 mengandung suatu rasionalisasidari banyak dan beragam
pendekatan internasional dalam bidang ISO (International Standard Organization) adalah sebuah badan swasta internasional yang menyelaraskan standar-standar nasional menjadi standar internasional dan telah diakui menjadi
standar sistem kualitas di Indonesia. ISO 9001 adalah suatu sistem mengenai
kualitas yang memberikan kualitas yang memberikan kapastian kualitas bagi
perusahaan yang menerapkan. Sebuah perusahaan yang telah memiliki sistem
standar yang menjamin kualitas produk yang menghasilkan. Dengan demikian
hasil produksi perusahaan yang telah menerapkan ISO dengan mudah dapat
diterima oleh negara-negara lain yang juga memberlakukan ISO 9001. ISO 9001
dikeluarkan tahun 1987 sebagai model sistem jaminan kualitas dalam
desain,pengembangan,proses produksi,instalasi,dan pelayanan. Tujuan dari ISO
mengeluarkan pedoman tersebut yaitu untuk menjelaskan perbedaan dan
hubungan diantara konsep dasar kualitas serta melengkapi pedoman untuk
penapisan dan pemakaian standar internasional dalam sistem kualitas yang
menyangkut sasaran manajemen kualitas di dalam dan luar industri (Pahan, 2006).
Sistem manajemen mutu internasional ISO 9001 disusun
berlandaskan pada delapan prinsip manajemen mutu. Prinsip-prinsip ini dapat
kolektif dan pengetahuan ahli-ahli internasional yang berpatisipasi dalam komite
teknik ISO / TC (Technik Comitte),yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan mempertahankan standar-standar ISO 9001. Menurut
(Tambunan, 2010) delapan prinsip manajemen mutu yang menjadi landasan
penyusunan ISO sebagai berikut:
1. Prinsip fokus
pelanggan adalah meningkatkan penerimaan dan pangsa pasar yang
diperoleh memlalui terhadap kesempatan pasar, meningkatkan
efektivitas penggunaan sumber daya organisasi menuju peningkatan
kepuasan pelanggan, meningkatakan loyalitas pelanggan yang akan
memimpin pada percepatan perkembangan bisnis dalam transaksi
2. Prinsip
kepemimpinan adalah orang–orang akan memahami dan termotivasi
menuju sasaran dan tujuan organisasi, aktivitas akan dievaluasi
disesuaikan dan diterapkan dalam satu kesatuan cara, meminimumkan
kesalahan komunikasi antara tingkat dalam organisasi
3. Prinsip
keterlibatan orang adalah orang dalam organisai menjadi termotivasi
memberikan komitmen dan terlibat, orang menjadi bertangung jawab
atas kinerja mereka, orang giat berpartisipasi dalam peningkatan terus
menerus
4. Prinsip
pendekatan proses adalah biaya menjadi lebih rendah dan waktu siklus
hasil meningkat, kesempatan peningkatan menjadi prioritas dan
terfokus.
5. Prinsip
pendekatan sistem terhadap manajemen adalah pemahaman yang lebih
baik tentang peranan dan tanggung jawab yang diperlukan untuk
mencapai tujuan bersama dan akan mengurangi hambatan antar fungsi
dan organisasi
6. Prinsip
peningkatan terus menerus adalah suatu proses yang berfokus pada
upaya terus menerus meningkatkan efektivitas kebijakan dari tujuan
organisasi
7. Prinsip
pendekatan faktual dalam pembuatan keputusan berdasarkan pada
analisis data dan informasi untuk menghilangkan akar penyebab
masalah dapat terselesaikan secara efektif dan efisien, keputusan
manajemen organisasi sewajarnya ditujukan untuk meningkatkan
kinerja organisasi dan efektifitas implementasi sistem manajemen
mutu.
8. Prinsip
hubungan pemasok yang saling menguntungkan saling bergantung
satu sama lain dan menciptakan nilai tambah.
ISO 9001 merupakan standar yang diterbitkan oleh organisasi
internasional untuk standar yang berisi persyaratan manajemen mutu. ISO 9001
kemudian ke dua pada tahun 1994, dan yang ketiga pada tahun 2000. Pada 14
November tahun 2008, ISO merilis standar ISO 9001 : 2008, Quality management
system requirement. Standar ini berisi persyaratan–persyaratan yang harus
dipenuhi dalam penerapan sistem manajemen mutu diperusahaan. Persyaratan
sistem manajemen mutu yang terdapat dalam ISO 9001 lebih menekankan pada
pendekatan proses (Zuhrawati,2009).
Tabel 2.1 Perubahan-Perubahan ISO 9001:2000 dengan ISO 9001:2008
o
Perubahan ISO
9001:2000
Perubahan ISO 9001 : 2008
1
Perubahan
mengembangkan standar yang
lebih sederhana yang dapat
diaplikasikan bagi organisasi
kecil, menengah dan besar,
selain untuk memberikan hasil
aktifitas proses dari organisasi
Perubahan untuk menjelaskan
maksud dari standar baru dalam hal
khusus untuk dokumentasi ISO 9001 :
2008 memungkinkan fleksibilitas
organisasi dalam cara yang pilihannya
mendukumentasikan kualitas manajemen
sistem
[image:23.595.112.516.290.597.2]Sumber: Kantor Kebun Sei Meranti, 2014
Tabel 2.2 Perbedaan Persyaratan ISO 9001:2000 dengan ISO 9001:2008
o
Tahun Persyaratan
1987
1994
Desain, pengembangan, produksi,
2000
2008
Pengawasan produk, pemeriksaan
barang, meninjau keefektipan sistem
kualitas, tersimpan data.
Pengawasan produk, pemeriksaan
barang, meninjau keefektipan sistem
kualitas, tersimpan data.
Tidak muncul persyaratan baru
hanya membandingkan versi tahun
sebelumnya hanya untuk mempertegas
peryataan peryataan standar yang perlu,
misalnya pengendalian outsourced
processes.
Sumber: Kantor Kebun Sei Meranti, 2014.
ISO 9001:2000 yaitu suatu standar internasional untuk sistem manajemen
mutu. ISO 9001:2000menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk
desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas yang bertujuan untuk
menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk yang memenuhi
persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan ini dapat
merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan, dimana organisasi yang dikontrak
itu bertanggung jawab untuk menjamin kualitas dari produk-produk tertentu dan
2.1.2.Produksi dan Penggunaa CPO Indonesia
Selama periode 2002-2008, produksi CPO nasional meningkat dari
9,3 juta ton menjadi 19,3 juta ton, atau meningkat rata-rata 12,8% per tahun.
Provinsi Sumatra Utara dan Riau,yang menyumbang lebih dari 50%. Produsen
CPO nasional, beberapa di antaranya produksi CPO melampui rata-rata
pertumbuhan CPO nasional. Provinsi yang dimaksud adalah Kalimantan Barat
dan Bengkulu, produksi CPO meningkat rata-rata 19,6% per tahun. Kemudian
diikuti dengan Provinsi Banten, Jawa Barat dan Lampung dengan laju
pertumbuhan sekitar 16%-17% per tahun, serta Riau dan Sumatra Barat dengan
laju pertumbuhan sekitar 14% per tahun. Sedangkan Provinsi lainnya tumbuh
sedikit di bawah rata-rata nasional. Hal yang menarik adalah peran Provinsi
Sumatra Utara dan Riau. Sampai tahun 2002, Sumatra Utara masih bertahan
sebagai Provinsi produsen terbesar CPO nasional. Namun sejak tahun 2003,
Provinsi Riau menobatkan diri sebagai produsen terbesar CPO di Indonesia.
Diperkirakan kedepan Riau masih bertahan menjadi produsen terbesar mengingat
luas areal perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau juga terluas secara nasional
yaitu sekitar 22%, sementara luas areal perkebunan kelapa sawit Sumatra Utara
hanya sekitar 14%. Selain itu, laju pertumbuhan produksi CPO Provinsi Riau
selama periode 2002-2008 juga di atas laju pertumbuhan produksi CPO Sumatra
Utrara(Sipayung 2012)
Menetapkan harga CPO pada umumnya merupakan faktor
dominan yang akan menentukan pertimbangan bagi pembeli atas barang dan jasa
yang ditawarkan oleh penjual yaitu :
1. Harga sebagai komponen permintaan mempunyai dampak atas penerimaan
2. Tingkat harga itu sendiri sangat berpengaruh terhadap kuantitas penjualan
yaitu melalui mekanisme fungsi permintaan.
Kedua cara itu akan menimbulkan komplikasi karena pengaruhnya saling
bertentangan. Harga yang rendah menghasilkan pendapatan yang lebih kecil untuk
setiap unit yang terjual,tetapi biasanya mengakibatkan kuantitas penjualan yang
meningkat pengaruhnya. Sebaliknya harga menaik tentu saja peningkatan
kuantitas penjualan akan memperkecil biaya tetap per unit sampai mencapai skala
produksi tertentu (Downey, 1992).
Menurut Mankiw (2009),prusahaan yang mencari labatidak akan terlepas
pada penentuan harga jual. Oleh sebab itu dalam penentuan harga jual dipengaruhi
oleh beberapa faktor,yaitu :
1. Pengawasan pemerintah
2. Tujuan perusahaan
3. Biaya
4. Persaingan
5. Permintaan dan penawaran
2.2.2. Keuntungan
Dalam kegiatan perusahaan, keuntungan ditentukan dengan cara
mengurangkan hasil penjualan yang diperoleh dengan berbagai biaya yang
dikeluarkan. Apa bila hasil penjualan yang diperoleh dikurangi biaya yang
dikeluarkan dari produsen nilainya adalah positif maka diperoleh keuntungan /
pendapatan. Pendapatan merupakan keuntungan yang diperoleh para pengusaha
sebagai pembayaran melakukan kegiatan–kegiatan menghadapi resiko
ketidakpastian dimasa yang akan mendatang (Sukirno,1994).
2.3.Penelitian Terdahulu
Indra (2013), dalam penelitianya: Penerapan ISO 9001:2000 Tingkat Penjualan Produk CPO dan Keuntungan di PT. Perkebunan Nusantara V Riau. Data yang digunakan adalah data sekunder yakni data tingkat penjualan produk
CPO, harga produk CPO dan keuntungan yang diperoleh dari PT. Perkebunan
Nusantara V Riau. Metode penelitian data adalah untuk hipotesis pertama, ada
perbedaan tingkat penjualan produk CPO, harga produk CPO dan keuntungan di
PT. Perkebunan Nusantara V Riau sebelum dan sesudah menerapkan
ISO9001:2000 dianalisis dengan Uji Beda Rata-rata Dependent Sample T-Test (Paired Sample T-Test). Untuk hipotesis kedua ada pesyaratan-pesyaratan yang harus dipenuhi PT. Perkebunan Nusantara V Riau dalam menerapkan ISO
9001:2000 dianalisis dengan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian uji beda
rata-rata diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: 1) Ada perbedaan tingkat
penjualan produk CPO, harga produk CPO dan keuntungan di PT Perkebunan
pesyaratan-pesyaratan yang harus dipenuhi PT. Perkebunan Nusantara V Riau
dalam menerapkan ISO 9001:2000.
Anhah (2009), dalam penelitiannya: Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000terhadap Kinerja Pegawai dengan Pemberian Insentif dan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Moderatingdi PT.Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas Belawan.Metode penelitian data adalah menggunakan metode Purposive Sampling dengan menggunakan pertanyaan tertulis melalui pengisian kuesioner oleh unit sample.Data akan dianalisis dengan
menggunakan metode AnalisisMultivariate, yang mana metode ini merupakan
metode statistik deskriptif dan inferensial yang digunakan untuk menganalisis
data lebih dari dua variabel penelitian. Penelitian ini menghasilkan beberapa
penemuan yang menolak dari hipotesis penelitian.Pertama, sistem manajemen
mutu ISO 9001:2000 (kompetensi, kesadaran dan pelatihan, infrastruktur,
lingkungan kerja) tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai.Kedua, variabel
kepuasan kerja bukanlah variabel pemoderasi yang dapat mempengaruhi
hubungan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 (kompetensi, kesadaran dan
pelatihan, infrastruktur, lingkungan kerja) dan kinerja pegawai.Ketigavariabel
pemberian insentif bukanlah variabel pemoderasi yang dapat mempengaruhi
hubungan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 (kompetensi, kesadaran dan
pelatihan, infrastruktur, lingkungan kerja) dan kinerja pegawai.
Statistik Komparatif yaitu Analisis Kolmogorov-Smirnov,dan Uji t untuk dua
sampel berpasangan.Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dengan
melakukan wawancara, dokumentasi, jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini berupa data primer dan data sekunder.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
PT. Royal Standard Medan menggunakan perbandingan antara anggaran dan
realisasinya dalam pengendalian biaya produksi.Penerapan manajemen mutu ISO
9001:2000 pada PT. Royal Standard Medan berdampak terhadap biaya produksi
dan peningkatan laba operasi.Hasil dari uji t dua sampel berpasangan untuk biaya
produksi dan laba operasi menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 dan
taraf nyata 0,05 sehingga Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05. Hal ini menunjukkan
adanya perbedaan biaya produksi dan laba operasi sebelum dan sesudah
penerapan manajemen mutu ISO 9001:2000 pada PT. Royal Standard Medan.
2.4. Kerangka Pemikiran
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) bersertifikat ISO 9001:2000 adalah
perkebunan yang telah menerapkan dan melewati proses sertifikat ISO 9001:2000
untuk perusahaan perkebunan. Perusahaan perkebunan melakukan peroses
produksi untuk menghasilkan CPO. Setelah proses produksi berlangsung maka
dihasilkan output yakni CPO (Crude Palm Oil) yang kemudian dijual. Maka perusahaan mendaptkan penerimaan dari perkalian harga dengan produk CPO
setelah dikurangi biaya maka diperoleh pendapatan
Perkebunan tidak bersertifikat ISO 9001:2000 yakni perkebunan yang
belum menerima sertifikat ISO 9001:2000 sehingga dalam proses produksi untuk
dalam sistem produksi. Perkebunan yang tidak bersertifikat ISO 9001: 2000 juga
akan memperoleh penerimaan yang merupakan perkalian dengan harga jual CPO
dengan total harga produksi.
Kemudiaan, perbedaan penjualan produk harga CPO dari keuntungan
perkebunan yang belum memiliki sertifikat ISO 9001:2000 dengan perkebunan
yang menerapkan sertifikasi ISO 9001:2000 sehingga pendapatan perkebuanan
yang sudah menerapkan ISO 9001:2000 lebih besar atau sama kecil pendapatan
perkebunan yang belum sama sekali belum menerepkan sertifikasi ISO
9001:2000. Secara ringkas,kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai
[image:30.595.122.507.364.718.2]berikut:
Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan : = Pengaruh
ISO 9001:2000
Perkebunan
Sebelum Menerapkan
Perkebunan
Sesudah Menerapkan
1. Volume Penjualan CPO 2. Harga CPO
3. Tingkat Keuntungan 1. Volume Penjualan CPO
2. Harga CPO
3. Tingkat Keuntungan
Penerapan ISO
2.2.4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan skema kerangka pemikiran, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
1. Ada penerapan ISO 9001:2000 di PT Perkebunan Nusantara III Kebun
Sei Meranti.
2. Ada perbedaan volume penjualan produk CPO sebelum dan sesudah
penerapan ISO 9001:2000 di PT Perkebunan Nusantara III Kebun Sei
Meranti
3. Ada perbedaan harga CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO
9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti.
4. Ada perbedaan tingkat keuntungan sebelum dan sesudah penerapan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Metode Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ditentukan secara Purposive,yaitu penentuan secara sengaja di PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti
Kabupaten Labuhan Batu Selatan,dengan pertimbangan bahwa pada perusahaan
perkebunan tersebut menerapakan ISO 9001:2000
Tabel 3.1.a Perkebunan yang Menerapkan Sertifikat ISO 9001:2000 di PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti
No Perkebunan yang Menerapkan
Sertifikat ISO 9001:2000
Waktu Penetapan Sertifikat
ISO9001:2000
1 Kebun Dusun Hulu
2 Kebun Banggun
3 Kebun Bandar Betsy
4 Kebun Sei Dadap
5 Kebun Pulau Mandi
6 Kebun Ambaluku
7 Kebun Sei Silau
8 Kebun Bandar Selamat
9 Kebun Huta Padang
10 Kebun Sisumut
11 Kebun Aek Nabara Utara
12 Kebun Aek Nabara Selatan
13 Kebun Rantau Parapat
14 Kebun Membang Mudah
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
[image:32.595.105.511.343.749.2]15 Kebun Labuhan Haji
16 Kebun Merbau Selatan
17 Kebun Sei Beruhur
18 Kebun Sei Kebara
19 Kebun Aek Torop
20 Kebun Pir Aek Raso
21 Kebun Sei Meranti
22 Kebun Sei Daun
23 Kebun Torgamba
24 Kebun Bukit Tujuh
25 Kebun Gunung Pamela
26 Kebun Manako
27 Kebun Silau Dunia
28 Kebun Gunung Para
29 Kebun Sei Putih
30 Kebun Sarang Ginting
31 Kebun Hapesong
32 Kebun Batang Toru
33 Kebun Karang Inong
34 Kebun Julok Rayeuk
35 Kebun Rakyat Peumakmu Gampong
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
19 Maret 2008
Tabel 3.1.b Luas Lahan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti
No Perkebunan Luas Lahan (Ha)
1 Kebun Dusun Hulu 2 Kebun Banggun 3 Kebun Bandar Betsy 4 Kebun Sei Dadap 5 Kebun Pulau Mandi 6 Kebun Ambaluku 7 Kebun Sei Silau 8 Kebun Bandar Selamat 9 Kebun Huta Padang 10 Kebun Sisumut
11 Kebun Aek Nabara Utara 12 Kebun Aek Nabara Selatan 13 Kebun Rantau Parapat 14 Kebun Membang Mudah 15 Kebun Labuhan Haji 16 Kebun Merbau Selatan 17 Kebun Sei Beruhur 18 Kebun Sei Kebara 19 Kebun Aek Torop 20 Kebun Pir Aek Raso
21 Kebun Sei Meranti
22 Kebun Sei Daun 23 Kebun Torgamba 24 Kebun Bukit Tujuh 25 Kebun Gunung Pamela 26 Kebun Manako
27 Kebun Silau Dunia 28 Kebun Gunung Para 29 Kebun Sei Putih 30 Kebun Sarang Ginting 31 Kebun Hapesong 32 Kebun Batang Toru 33 Kebun Karang Inong 34 Kebun Julok Rayeuk
35 Kebun Rakyat Peumakmu Gampong
4.852,43 3.378,83 5.348,90 4.694,61 3.766,40 3.178,60 6.438,40 3.651,40 4.790,22 5.725,00 3.714,31 7.312,60 4.332,70 3.022,75 3.248,07 3.293,55 6.060,27 6.139,87 6.471,31 7.247,22 7.555,00 7.529,70 6.386,26 4.000,00 5.589,06 2.322,77 4.963,62 4.030,00 3.387,83 3.051,72 4.005,01 4.097,37 4.633,00 4.470,00 4.331,22
Sumber : Kantor Kebun Sei Meranti, 2014.
3.2.Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu data sekunder. Data
(Persero). Pada penelitian ini, tingkat keuntungan sebelum dan sesudahpenerapan
ISO 9001:2000, dan keuntungan perusahaan akan ditinjau dalam jangka 5 tahun
sebelum dan 5 tahun sesudah diterapkan ISO 9001:2000 di kebun Sei Meranti PT
Perkebunan Nusantara III (Persero). Hal ini bertujuan untuk melihat perbedaan
tingkat keuntungan sebelum dan sesudahpenerapan ISO 9001:2000dalam
mendapatkan keuntungan dan secara signifikan perbedaan sebelum dan sesudah
diterapkan ISO 9001:2000.
Tabel 3.2. Jenis dan Sumber Pengumpulan Data. Jenis Data
Sumber Data
Data penerapan ISO Kantor Kebun Sei Meranti PT
Perkebunan Nusantara III (Persero)
Data volume penjualan CPO Kantor PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
Harga jual CPO Kebun Sei Meranti Kantor PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
Keuntungan Kebun Sei Meranti Kantor PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
3.3.Metode Analisis Data
Berdasarkan identifikasi masalah pada bagian sebelumnya, maka metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
Untuk menguji hipotesis 1, digunakan analisis deskriptif yaitu dengan
menjelaskan bagaimana penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara
III di lokasi penelitian Kebun Sei Meranti.
Untuk menguji hipotesis 2, 3 dan 4, digunakan Uji Beda Rata-Rata
tingkat keuntungan sebelum dan sesudah menerpkan ISO 9001:2000. Maka Uji
Beda Rata-Rata yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Dependent Sample T-Test (Paired Sample T-Test) dengan rumus sebagai berikut:
Dimana:
1 = Rata-rata Volume Penjualan CPO/harga CPO/tingkat keuntungan sebelum penerapan ISO 9001:2000
2 = Rata-rata Volume Penjualan CPO/harga CPO/tingkat keuntungan sesudah penerapan ISO 9001:2000
S12 = VariansVolume Penjualan CPO/harga CPO/tingkat keuntungan sebelum penerapan ISO 9001:2000
S22 = Varians Volume Penjualan CPO/harga CPO/tingkat keuntungan sesudah penerapan ISO 9001:2000
n1 = Jumlah pengamatan pertama n2 = Jumlah pengamatan kedua Dengan kriteria uji:
Jika t-hitung ≤ t-tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
α = 0,05
Jika signifikansi < α (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika signifikansi > α (0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak Hipotesis yang diajukan adalah:
H0 : Tidak ada perbedaan volume penjualan CPO/harga CPO/tingkatkeuntungan sebelum dan sesudah menerapkan ISO 9001:2000
3.4.Definisi dan Batasan Operasional 3.4.1 Definisi
Definisi dibuat untuk meghindari dan kesalahpahaman dalam penelitian
ini, maka dalam menafsirkan penelitian ini sebagai berikut:
1. Penerapan adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah
dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha
yang dalam suatu dokumen.
2. Volume penjualan CPO adalah sejumlah produksi yang dipasarkan
perusahaan dalam satuan Kg
3. Harga produk (CPO) adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh konsumen
atas CPO yang diperoduksi perkebunan dalam satuan Rp / kg.
4. Tingkat keuntungan adalah selesih antara total penerimaan dengan total biaya
dalam satuan Rp
5. Perkebunan tidak bersertifikat ISO 9001:2000 adalah perkebunan yang belum
melewati peroses sertifikasi dalam penerapannya.
6. Perkebunan bersertifikasi ISO 9001:2000 adalah perkebunan yang telah
melewati peroses sertifikasi dan menerapkannya
7. ISO (Internasional Standardization Organization) adalah suatu federasi badan
standart nasional seluruh dunia yang berasal dari 100 negara.
8. SMM (Sistem Manajemen Mutu), yaitu sekumpulan prosedur terdokumentasi
dan praktek–praktek standard manajemen sistem yang bertujuan menjamin
3.4.2 Batasan operasional
1. Penelitian dilakukan di Kebun Sei Meranti PT Perkebunan Nusantara III
(Persero).
BAB IV
PROFIL PT. PERKEBUNANAN NUSANTARA III (Persero) KEBUN SEI MERANTI
4.1. Profil PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti merupakan
salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam
bidang usaha perkebunan,pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan.
Pembentukan perusahaan ini mempunyai lintasan sejarah yang diawali dengan
proses penggambilalihan perusahaan-perusahaan Perkebunan Belanda pada tahun
1958 oleh Pemerintah RI yang dikenal sebagai proses nasionalisasi perusahaan
perkebunan asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN). Langkah awal
perusahaan dimulai dari pada tahun 1958 dengan namaPerusahaan Perkebunan
Negara Baru cabang Sumatera Utara (PPN Baru). Setelah mengalami beberapa
kali perubahan bentuk/status badan hukum sejalan dengan Undang–Undang(UU)
dan Peraturan Pemerintah (PP) yang ada pada tahun 1968tersebut diorganisasikan
menjadi beberapa Kesatuan Perusahaan Negara (KNP) yang selanjutnya pada
tahun 1974 bentuk hukumnya dialihkan menjadi PT. Perkebunan (Persero).
Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun
1993, ada tiga BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT. Perkebunan III (Persero),
PT. Perkebunan IV (Persero) dan PT. Perkebunan V (Persero) disatukan
pengelolaannya oleh Direksi PT. Perkebunan III (Persero). Selanjutnya melalui
Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, ketiga
perusahaan tersebut yang wilayah kerjanya berada di Provinsi Sumatera Utara
digabungkan menjadi satu perusahaan dengan nama PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) yang beralamat di Jalan. Sei Batang Hari No. 2 Medan,Sumatera
UtaraPerusahaan bergerak dalam bidang usaha perkebunan dengan komoditi
utama kelapa sawit dan karet. Perusahaan memiliki lahan perkebunan yang di
lengkapi dengan pabrik pengolahan untuk masing-masing komoditi tersebut.
Lahan perkebunan perusahaantersebar di Provinsi Sumatera Utara seluas
143.160,42 Ha (karet :41.751,29 Ha dan kelapa sawit : 101.409,13 Ha) dalam
pengolahan perusahaan dikelompokkan menjadi 8 (delapan) Distrik Manager,34
(tiga puluh empat) Manager Kebun, 11(sebelas) Manager PKS dan 5 (lima)
Manager Rumah. Perusahaan melakukan pengolahan hasil tanaman dari kebun
sendiri,kebun plasma maupun dari pihak lain, hasil menjadi bahan baku untuk
pabrik kelapa sawit dan pabrik karet.
Untuk melihat luas lahan, produksi TBS, Produktivitas dan produksi CPO
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti sebelum menerapkan
ISO 9001:2000 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Luas lahan, Produksi TBS, Produktivitasdan Produksi CPOPT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti Sebelum Menerapkan ISO 9001:2000
T ahun
Luas Lahan
(Ha)
Produks i TBS (Kg)
Produkt ivitas Ton/Ha
Produ ksi CPO
2003 6.912 177.890.110 25,73 37.662.921
2004 6.636 191.027.210 28,78 39.683.130
2005 6.368 203.387.840 31,93 46.827.948
2006 5.735 206.938.180 36,08 48.530.452
2007 4.939 161.781.950 32,75 36.719.319
Tabel 4.1 di atas memperlihatkan bahwa produksi CPO pada saat
sebelum menerapkan ISO 9001:2000 pada tahun 2003-2006 selalu mengalami
peningkatan, namun pada tahun 2007 terjadi penurunan produksi CPO yaitu
sebesar 36.719.319 kg. Begitu juga dengan produksi TBS Kebun Sei Meranti
sebelum menerapkan ISO 9001:2000 ternyata mengalami fluktuasi, dimana pada
tahun 2003-2006 produksi TBS mengalami peningkatan sementara tahun 2007
produksi TBS mengalami penurunan kembali sebesar 161.781.950 kg. Begitu juga
dengan produktivitas Kebun Sei Meranti sebelum menerapkan ISO 9001:2000
ternyata mengalami fluktuasi, dimana pada tahun 2003-2006 produktivitasi
mengalami peningkatan sementara tahun 2007 produktivitas mengalami
penurunan kembali sebesar 32,75 Ton/Ha.
Untuk melihat luas lahan, produksi TBS, Produktivitas dan produksi CPO
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti sesudah menerapkan
ISO 9001:2000 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 2 Luas lahan, Produksi TBS, Produktivitasdan Produksi CPO PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti Sesudah Penerapkan ISO 9001 : 2000
Tahun
Luas Lahan (Ha)
Produksi TBS (Kg)
Produktivita s Ton/Ha
Produksi CPO
2008 4.947 157.218.250 31,78 35.562.691
2009 4.195 180.779.540 43,09 40.804.816
2010 2.411 196.082.970 81,32 43.541.253
2011 1.499 188.798.080 125,94 46.447.290
2012 1.905 207.024.600 108,67 49.482.775
Sumber : Kantor Kebun Sei Meranti, 2015
Tabel 4.2 di atas memperlihatkan bahwa produksi CPO kebun Sei Meranti
peningkatandengan produksi tertinggi pada tahun 2012 yaitu sebesar 49.482.775
kg.Sama halnya dengan produksi TBS, setelah menerapkan ISO 9001:2000 Tahun
2008-2012terus mengalami kenaikan produksi TBS dengan produksi tertinggi
pada tahun 2012 yaitu sebesar 207.024.600 kg. Sama halnya dengan
produktivitas, setelah menerapkan ISO 9001:2000 Tahun 2008-2012 terus
mengalami kenaikan produktivitas dengan produktivitas tertinggi pada tahun 2012
yaitu sebesar 108,67 Ton/Ha.
4.2. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti
Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun
Sei Meranti dibuat dengan sesuai surat keputusan Menteri Badan Usaha Milik
Negara.
1. Manajer
Berfungsi untuk menggambil keputusan dan penanggung jawab utama atas
jalannya pelaksanaa operasional perusahaan secara teratur, terarah dan terpadu.
2. Asisten Kepala A dan Asisten Kepala B
Berfungsi dalam mengelola bidang tanaman, produksi, teknik, dan
infrastruktur jalan di areal kebun
3. Administrasi Tata Usaha
A.Membuat laporan kepada Manajer mengenai realisasi keuangan serta
menyelenggarakan administrasi keuangan dan barang-barang kebutuhan.
4. Asisten Teknik
A. Membantu Manajer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam
merencanakan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan
dengan mesin-mesin dan bangunan.
B. Membuat rencana perawatan / pemeliharaan bangunan sipil
5. Asisten Personalia Kantor
A.Mengadakan konsultasi dan bimbingan kepada unit-unit asisten mengenai
pelaksanaan kebijakan dibidang pengadaan barang dan jasa.
6. Papam
A.Menyusun ketenaga kerjaan dan masalah umum serta kesejatraan karyawan.
B. Mengadakan sistem operasi lapangan bila ada kehilangan dari perusahaan.
7. Asisten 1-10
A. Menyusun rencana jangka pendek (Angaran Belanja) dalam bidang tanaman dan produksi.
4.2. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti
ASISTEN KEPALA A ASISTEN
KEPALA B
MANAJER
A
DMINIST-A
SISTEN
A
SISTEN
A
SISTEN
A
SISTEN
A
SISTEN
A
SITEN
A
SISTEN
A
SISTEN
A
SISTEN
A
A
SISTEN A
SISTEN
P
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti 5.1.1. Penerapan – Penerapan Umum
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) menetapkan, mendokumentasikan,
mengimplementasikan dan memelihara sistem manajemen dan terus menerus memperbaiki
keefektifannya sesuai dengan persyaratan dalam suatu sistem manajemen difokuskan pada
perbaikan mutu dan terhadap pengelolaan dan perbaikan lingkungan berkesinambungan dan
pencegahan pencemaran.
a. Mengidentifikasikan proses yang diperlukan untuk sistem manajeman dan aplikasinya
diseluruh perusahaan standart sistem manajemen telah diidentifikasikan sesuai dengan
enterprice proses PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).
b. Menetapkan urutan-urutan serta interaksi proses proses yang berlaku diPT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) terdokumentasi pada interaksi bisnis.
c. Menetapkan kriteria yang digunakan oleh PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) untuk
menjamin keefektifan prosesnya adalah pembuatan dokumen sistem manajemen yang
ditetapkan dokumen-dokumen ini kepada semua fungsi yang terlibat di
PT.PerkebunanNusantara III (Persero) yang akan dilakukan melaui proses bisnis dan
dijabarkan kedalam instruksi kerja atau prosedur.
d. Memastikan tersedianya sumber daya dan informasi yang diperlukan untuk mendukung
operasi dan pemantauan proses-proses tersebut.
e. Menganalisis proses-proses pemantauan, pengukuran, dan analisis proses yang
berhubungan dengan dilaksanakan oleh bagian tanaman dan distrik serta untuk pabrik
f. Proses ini harus dikelola perusahaan sesuai dengan persyaratan-persyaratan standar
internasional PT. Perkebunan NusantaraIII(Persero)menunjukkan standar sistem
manajemen melalui audit sitem manajemen dari badan sertifikasi sebagai pembuktian
g. Menjamin bahwa efek dasar efektifitas, produk dan pelayanan sesuai peraturan dan
perundang-undangan.
5.1.2.Penerapan Dokumentasi
Adapun penerapan dokumentasi yang diterapkan di PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) adalah sebagai berikut:
a. Pernyataan yang terdokumentasi dari kebijakan perusahaan (Kebijakan Mutu dan
Lingkungan)didokumentasikan menjadi sasaran manajemen perusahaan pada program
transformasi sesuai manajeman diPT. Perkebunan Nusantara III (Persero).
b. Rekaman yang diisyaratkanstandar mutu telah diimplementasikanPT. Perkebunan
5.1.3.PenerapanSistem Manajemen
Adapun Klausal manual sistem manajemen yang diterapkan di PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) adalah sebagai berikut:
a. Lingkungan sistem manajemen termasuk rincian pengecualian diterangkan ruang lingkup
sistem manajemen karena produk komuniti PT. Perkebunan Nusantara III yang dibeli
pelangganmerupakan bahan baku dan habis pakai berubah wujudnyasehingga tidak perlu
pelayanan pasca penyerahan.
b. Uraian dari interaksi antara proses-proses sistem manajemen telah ditetapkan
gunamenerangkan interaksi antaraspek lingkungan dengan sistem manajemen PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero).
c. Proses-proses manajemen telah ditetapkan guna menerangkan interaksi antara proses
aspek lingkungan dengan sistem manajemen.
5.1.4.PenerapanPengendalian Dokumen
Adapun penerapan pengendalian dokumen yang diterapkan di PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti adalah sebagai berikut:
a. Menyetujui kecukupan dokumen sebelum diterbitkan.
b. Meninjau untuk menyetujui ulang dokumen.
c. Memastikan bahwa perubahan dan status revisi dari dokumen ditunjukkan.
d. Memastikan bahwa dokumen yang berlaku tersedia ditempat pemakaian.
e. Memastikan dokumen selalu dapat dibaca dan mudah dikenali PT. Perkebunan Nusantara
III (Persero) Kebun Sei Meranti.
f. Memastikan bahwa dokumen berasal dari sistemmanajemen PT.Perkebunan Nusantara III
g. Mencegah pemakaian dokumen kadaluarsa yang tidak disengaja dengan dokumen tersebut
apabila disimpan untuk maksud tertentu.
5.1.5.PenerapanTanggung Jawab dan Wewenang
Adapun penerapan tanggung jawab dan wewenang yang diterapkan di PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah sebagai berikut :
a. Menyampaikan keperusahaan pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan serta
peraturan dan perundang-undangan dengan menjabarkan kedalam visi dan misi PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero).
b. Memastikan sasaran perusahaan ditetapkan.
c. Memastikan tersedianya sumber daya yaitu baik dari segi dana, infrastruktur, lingkungan
kerjajuga untuk peningkatan sumber daya manusia dalam pencapaian karyawan di PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero).
5.1.6.Penerapan Perencanaan Sistem Manajemen
Adapun penerapan perencanaan sistem manajemen yang diterapkan di PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan sistem manajemen dilakukan untuk memenuhi persyaratan PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero).
b. Integrasi sistem manajemen dipelihara apabila perubahan pada sistem manajemen
direncanakan dandiimplementasikan PT. Perkebunan NusantaraIII (Persero).
c. Dalam rangka pencapaian sasaran perusahaan program manajemen yang berisikan uraian
kegiatan penanggungjawab, dan batas waktu penyelesaian program sesuai sasaran
5.1.7. Penerapan Komunikasi Internal
Memastikan bahwa proses komunikasi yang sesuai telah ditetapkan dalam organisasi
dan bahwa komunikasi terjadi mengenai keefektifan sistem manajemen mutu. Semua
dokumen-dokumen sistem manajemen baik manual sistem manajemen prosedur dan proses
bisnis,instruksi kerja dokumen pendukung formulir didistribusikan kepada semua fungsi yang
relevan.
5.1.8.PenerapanMasukan untuk Tinjauan Kinerja
Adapun Penerapan masukan untuk tinjauan kinerja yang diterapkan di PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah sebagai berikut:
a. Hasil audit (internal dan eksternal).
b. Hasil pemantauan.
c. Evaluasi kepatuhan peraturan.
d. Komplain dankomunikasi pihak berkepentingan.
e. Status tindakan koreksi dan pencegahan.
f. Tindak lanjut tinjauan manajemen lingkungan.
g. Kemajuan program manajemen lingkungan.
h. Insiden dan tanggap darurat.
i. Review kebijakan perusahaan.
j. Umpan balik pelanggan dan pihak berkepentingan.
k. Evaluasi kinerja rekanan.
l. Pengembangan SDM.
Keluaran tinjauan kinerjamanajemen harus mencakup keputusan dan tindakan
berkaitan dengan:
a. Peningkatan perbaikan pada keefektifan sistem manajemen mutu serta proses-prosesnya.
b. Peningkatanperbaikan pada produk yang dihasilkan ramah lingkungan berkaitan
denganpersyaratan pelanggan.
c. Sumber daya yang diperlukan.
5.1.10.Penerapan Pengelolaan Sumber Daya
a. Untuk menerapkandan memelihara sistem manajemen terus menerus memperbaiki
keefektifannya.
b. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan pelanggan.
c. Untuk mengendalikan aspek penting lingkungan.
5.1.11.PenerapanKompentensi Kesadaran dan Pelatihan
a. Menetapkan kompetensi yang diperlukan bagi personil yang melaksanakan pekerjaan yang
mempengaruhi manajemen baik produk maupun lingkungan.
b. Menyediakan pelatihan atau melakukan tindakan lain untuk pemenuhan kompetensi.
c. Memastikan bahwa personil sadar akan pentingnya kegiatan mereka dan bagian
pencapaian perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti telah
melakukan sosialisasi manajemen mutu ISO 9001 : 2000.
d. Memelihara rekaman yangsesuai tentang pendididkan,pelatihan,keterampilan dan
pengalaman PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).
Adapun penerapan prasarana/infrastruktur yang diterapkan di PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) adalah sebagai berikut:
a. Gedung,ruang kerja.
b. Peralatan proses (baik perangkat keras maupun perangkat lunak).
c. Jasa pendukung (seperti angkutan atau komunikasi).
5.1.13.PenerapanLingkungan Kerja
Adapun penerapan lingkungan kerja yang diterapkan di PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) adalah sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan pelatihan dan kursus penyegaran terkait dengan kerjatermasuk
keselamatan,kesehatan dan praturan lingkungan kerja.
b. Membudayakan keselamatan,kesehatan dan kesadaran lingkungan kepada semua
karyawan dan monitor terus menerus pelatihandan panduan terhadap metode kerja yang
aman dan pelaksanaanya.
c. Mensosialisasikan keselamatan,kesehatan dan lingkungan.
d. Memastikan agar personil memahami pentingnya mempergunakan peralatan perlindungan
personil.
e. Membuat personil mempunyai suatu kebiasaan untuk memelihara tempat kerja bersih
dengan metode 3-R (Reduce,Reuse,Recycle).
5.1.14.PenerapanKomunikasi Pelanggan
Organisasi harus menetapkan dan menerapkan pengaturan yang efektif dengan
pelangan berkaitan dengan:
a. Informasi produk.
c. Umpan balik pelanggan termasuk keluhan pelanggan.
5.1.15.Penerapan Desain dan Pengembangan
Adapun penerapan desain dan pengembangan yang diterapkan di PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) adalah sebagai berikut:
a. Tahapan desain dan pengembangan.
b. Tinjauan,verifikasi dan validasi yang sesuai tiap desain dan pengembangan.
c. Pengendalian operasional ditetapkan untuk meyakinkan kebijakan tujuan dan sasaran
dapat dicapai.
d. Pertimbangan aspek dan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh tahapan desain.
5.1.16.Penerapan Pembelian
Produk yang dibeli sesuai dengan persyaratan pembeli yang ditentukan jenis dan
jangkauan pengendalian pada pemasok dan produk yang dibeli harus bergantung pada
pengaruh produk yang dibeli atau produk berikutnya dan produk akhir proses pembelian ini
merupakan persyaratan dasar sebagai pengendalian kegiatan pengadaan untuk memastikan
bahwa peralatan material dan jasa pengadaan sesuai dengan persyaratan produksi.
Kegiatan pengadaan barang prinsipnya dilaksanakan dengan jenis barang-barang
tertentu yang dipandang lebih efektif dan lebih efisien. PT.Perkebunan Nusantara III
(Persero) melaksanakan kebijakan diperlukan adanya pemasok (rekanan) yang memenuhi
kualitas dan klasifikasi rekanan sesuai dengan Praturan Pemerintah (Government Regulation) dan Persyaratan Perusahaan (Company Requirement), maka seluruh tahapan tersebut telah ditetapkan seleksi dan evaluasi rekanan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Melakukan seleksi (pra kualifikasi)terhadap rekanan 1tahun sekali.
c. Melakukan evaluasi terhadap kompetensi rekanan pemasok dan kecepatan pemasukan
barang (delivery time).
d. Melakukan penilaian terhadap kompetensi pemasok yang merupakan nilai untuk
pengadaan berikutnya.
e. Memelihara daftar dan catatan.
5.1.17.Penerapan Produksi dan Penyediaan Jasa
Adapun penerapan produksi dan penyediaan jasa yang diterapkan di PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) adalah sebagai berikut:
a. Ketersedian informasi yang mengurai krateristik produk dan jasa antara lain:
1. Data sheet persyaratan produk
2. Brosur-brosur PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
3. Pedoman kerja
4. Instruksi-instruksi kerja
b. Pemakaian peralatan yang sesuai PT.Perkebunan Nusantara III (Persero)telah
mempertimbangkan kesesuian peralatan yang digunakan untuk menghasilkan produk
mulai dari tanaman sampai dengan pabrik pengolahan.
c. Alat pemantau dan pengukuran telah disediakan oleh PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) Kebun Sei Meranti.Pengujian sesuai dengan persyaratan produk yang telah
ditetapkan
d. Implementasi pemantauan dan pengukuran
1. Proses ditanaman (Afdeling)
2. Proses maintenance/teknik
3. Proses penggolahan
e. Implementasi penyerahan produk
1. Di gedung material yaitu pemeriksaan barang masuk
2. Di pemeriksaan manajemen mutu dan jumlah produk untuk diserahkan kepabrik
3. Produk pabrik kelapa sawit dilakukan pemeriksaan mutu jumlah produk
5.1.18.PenerapanPengendalian Sarana Pemantauan dan Pengukuran
Pemantauan dan pengukuran yang diperlukan untuk memberikan bukti kesesuian
produk terhadap persyaratan yang ditetapkan apabiladiperlukan untuk memastikan
kebebasan hasil peralatan dan pengukuran harus :
a. Dikalibrasi atau diverifikasi pada selang waktu tertentu atau sebelum dipakai,terhadap
standard pengukuran yang tertelusur dengan standard internasional dan nasional .
b. Diidentifikasikan untuk memungkinkan status kalibrasi ditetapkan
c. Dijaga dari penyetelan yang akan membuat hasil pengukuran tidak sah
d. Dilindungi darikerusakan dan penurunan mutu selama penanganan perawatan dan
penyimpanan.
5.1.19.Penerapan Pemantauan dan Pengukuran Proses dan Evaluasi Penataan
Menetapkan metode pemantauan yang sesuai jika memugkinkan dilaksanakan dengan
pengukuran proses sistem manajemen mutu,metode ini harus memperagakan kemampuan
proses untuk mencapai hasil yang direncanakan. Apabila hasil yang direncanakan tidak
tercapai harus dilakukan koreksi dan tindakan korektif seperlunya untuk memastikan
kesesuian produk untuk menggetahui efektifitas kinerja proses di PT. Perkebunan Nusantara
III (Persero) telah ditetapkan dalam pedoman kerja baik ditanaman maupun dipabrik yang
5.2. Perbedaan Volume Penjualan CPO Sebelum dan Sesudah Penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti.
Volume penjualan CPO adalah sejumlah produksi CPO yang
dipasarkan perusahaan dalam satuan Kg.
Untuk melihat perbedaan volume penjualan CPO sebelum dan sesudah
penerapanISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti menggunakan
Uji Beda Rata-Rata. Adapun hasil analisis Uji Beda Rata-Rata volume penjualan CPO
sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:200 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.1 Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Volume Penjualan CPO Sebelum dan Sesudah Penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti. Uraian Volume Penjualan CPO Sebelum ISO 9001:2000 Volume Penjualan CPO Sesudah ISO 9001:2000 t-hitung t-tabel (α=0,05) Sig . (2 tailed) Mean
Volume Penjualan
CPO
22.480.207 34.528.589 6,123 2,132 0.0
40
Sumber: Lampiran 1
Tabel di atas memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan volume
penjualan CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan
Nusantara III Kebun Sei Meranti, dimana rata-rata volume penjualan CPO sebelum
penerapan ISO 9001:2000 yaitu sebesar 22.480.207 Kg, sedangkan rata-rata volume
penjualan produk CPO sesudah penerapan ISO 9001:2000 yaitu sebesar 34.528.589 Kg. Hal
tersebut memperlihatkan bahwa volume penjualan CPO mengalami kenaikan sebesar
12.048.382 Kg. Hasil pengujian hipotesis pada α=0,05 diperoleh nilai t hitung = 6,123,
penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti. Terjadinya
peningkatan volume penjualan CPO dikarenakan banyaknya permintaan ekspor dari negara
Eropa dan Asia.
Berikut ini adalah nama-nama negara tujuan ekspor dalam peningkatan
volume penjualan CPO PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti:
Tabel 5.2. Nama Negara Tujuan Ekspor CPO PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti
o
Nama Negara Tujuan Ekspor CPO
PT. Perkebunan Nusantara III
Peningkatan Penjualan CPOPT. Perkebunan
Nusantara III (Ton/Bulan)
Penyebab Adanya Ekspor CPO PT. Perkebunan Nusantara
III
India 877,81 Banyaknya permintaan
China 363,56 Banyaknya permintaan
Tanzania 115,99 Banyaknya permintaan
Malasyia 78,32 Rendahnya permintaan
Sepanyol 171,26 Banyaknya permintaan
Belanda 699,90 Banyaknya permintaan
Jerman 2,78 Rendahnya permintaan
Inggris 2,44 Rendahnya permintaan
Sumber: Kantor Kebun Sei Meranti 2015
5.3. Perbedaan Harga CPO Sebelum dan Sesudah Penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti.
Harga CPO adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh konsumen atas CPO yang diproduksi perkebunan dalam satuan RP / Kg.
Untuk melihat perbedaan harga CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001 :
2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti digunaka