• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Analisis Laba Kotor dalam Menilai Efisiensi dan Kefektifan Bagian Produksi dan Bagian Penjualan pada PT Daiwatex Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Analisis Laba Kotor dalam Menilai Efisiensi dan Kefektifan Bagian Produksi dan Bagian Penjualan pada PT Daiwatex Bandung."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

(2)

ABSTRAK

Analisis laba kotor merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya selisih atau perubahan laba kotor serta untuk melakukan penilaian terhadap efisiensi dan keefektifan bagian produksi dan bagian penjualan. Metode penelitian yang penulis gunakan ialah pendekatan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis serta menggunakan teknik pengumpulan data berupa pengamatan langsung, wawancara, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian produksi telah bekerja secara tidak efisien dan juga tidak efektif pada tahun 2011 dan pada tahun 2012. Sedangkan untuk bagian penjualan, telah bekerja secara efisien dan efektif pada tahun 2011 dan pada tahun 2012.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 5

2.1 Kajian Teori ... 5

2.1.1 Definisi Harga Pokok Penjualan ... 5

2.1.2 Definisi Hasil Penjualan ... 8

2.1.3 Definisi Laba Kotor... 8

(4)

2.1.5 Definisi Analisis Laba Kotor ... 10

2.1.7.1 Definisi Efisiensi ... 13

2.1.7.2Definisi Keefektifan ... 14

2.1.8 Penilaian Efisiensi dan Keefektifan Bagian Produksi dan Bagian Penjualan ... 15

2.1.9Manfaat Analisis Laba Kotor ... 18

2.2 Kerangka Pemikiran... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

3.1 Subyek Penelitian... 20

3.2 Metode yang Digunakan ... 20

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 22

4.1 Hasil Penelitian ... 22

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 22

4.1.2Struktur Organisasi Perusahaan ... 22

(5)

4.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 30

4.2 Pembahasan ... 32

4.2.1 Penyebab Terjadinya Selisih Laba Kotor ... 33

4.2.2 Analisis Laba Kotor ... 33

4.2.3 Peranan Analisis Laba Kotor dalam Menilai Efisiensi dan Keefektifan Bagian Produksi dan Bagian Penjualan ... 35

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 38

5.1 Simpulan ... 38

5.2 Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 43

LAMPIRAN ... 44

(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Data Penjualan, Harga Pokok Penjualan, dan Laba Kotor Tahun 2010 – 2012……….... 32 Tabel II Data Harga Jual per-unit, dan Harga Pokok Penjualan per-unit

Tahun 2010 – 2012….……….... 32 Tabel III Selisih Laba Kotor Tahun 2010 – 2012 ………...………. 33 Tabel IV Selisih Harga Pokok Penjualan Tahun 2010 – 2012………...…..…. 33 Tabel V Selisih HargaPokok Tahun 2010 – 2012………..…………...….... 33 Tabel VI Selisih Volume Harga Pokok Penjualan Tahun 2010 – 2012…...…. 34 Tabel VII Selisih Penjualan Tahun 2010 – 2012……… ...…………...…. 34 Tabel VIII Selisih Harga Jual Tahun 2010 – 2012………...….... 34 Tabel IX Selisih Volume Penjualan Per-unit Tahun 2010 – 2012 ……...….... 35 Tabel X Selisih Volume Bersih Tahun 2010 – 2012………....….... 35 Tabel XI Penilaian Efisiensi dan Keefektifan Bagian Produksi dan Bagian

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Tujuan utama setiap perusahaan adalah mencapai laba yang optimal sesuai dengan pertumbuhan dalam jangka panjang. Dalam praktek, pengoptimalan laba bukanlah satu-satunya tujuan perusahaan. Ada perusahaan yang lebih menekankan kepada usaha untuk mengabdi kepada kepentingan masyarakat dan kurang memperhatikan tujuan mencapai laba yang optimal, contohnya pemerintah. Tetapi di samping menyadari kenyataan tersebut, perlu juga diingat bahwa sebagian besar perusahaan, tujuan mengoptimalkan laba tetap merupakan tujuan utama yang paling penting.

Seperti dalam buku Teori Akuntansi menyatakan bahwa: “konsep pendapatan dan biaya sebagai aliran jumlah rupiah yang ditandingkan sebenarnya mengandung asumsi bahwa pendapatan adalah objek yang dituju oleh upaya yang diukur dengan kos. Dengan kata lain, perusahaan dipandang sebagai suatu organisasi yang dibentuk untuk menghasilkan laba.” (Suwardjono 2005:243). Namun, banyak hal yang telah direncanakan dalam kenyataannya tidak berjalan sesuai dengan harapan semula, bahkan sering mengalami kegagalan.

(10)

BAB I Pendahuluan 2

bagian produksi dan bagian penjualan diperlukan, karena bagaimanapun juga kinerja bagian produksi dan bagian penjualan akan berpengaruh terhadap laba kotor suatu perusahaan.

Analisis laba kotor dapat digunakan sebagai alat bantu manajemen dalam menilai kinerja bagian produksi dan bagian penjualan. Dengan melakukan analisis ini, maka dapat diketahui selisih yang terjadi pada laba kotor dan mencari faktor-faktor penyebab terjadinya selisih laba kotor. Dari selisih-selisih yang terjadi tersebut, baik selisih yang menguntungkan maupun selisih yang tidak menguntungkan, manajemen dapat mengambil tindakan-tindakan perbaikan dengan melakukan penilaian terhadap kinerja bagian produksi dan bagian penjualan yang dinyatakan dalam ukuran efisiensi dan keefektifan.

(11)

BAB I Pendahuluan 3

PT. Daiwatex yang bergerak dalam bidang tekstil, dalam menghadapi kondisi perekonomian yang semakin kompetitif dituntut untuk mengarahkan segala sumber dayanya secara maksimal. Selain itu, PT. Daiwatex juga harus menghadapi persaingan produk yang dihasilkan dari perusahaan sejenis. Untuk itu, agar segala sumber daya dapat diarahkan secara maksimal, dalam melaksanakan kegiatan operasinya, perusahaan Daiwatex harus bekerja secara efektif dan efisien dengan melakukan penilaian terhadap bagian produksi dan bagian penjualan melalui analisis laba kotor.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Peranan Analisis Laba Kotor Dalam Menilai Efisiensi dan Keefektifan Bagian Produksi dan Bagian Penjualan Pada PT Daiwatex Bandung”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan laba kotor?

2. Bagaimanakah peranan analisis laba kotor dalam menentukan perubahan atau selisih laba kotor?

(12)

BAB I Pendahuluan 4

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dari hasil penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan laba kotor.

2. Untuk mengetahui bagaimana peranan analisis laba kotor dalam menentukan perubahan atau selisih laba kotor.

3. Untuk mengetahui bagaimana peranan analisis laba kotor dalam menilai efisiensi dan keefektifitan bagian produksi dan bagian penjualan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Penulis

Penelitian ini sangat berguna karena dapat menambah pengetahuan dalam Akuntansi Biaya khususnya mengenai peranan analisis laba kotor dalam menilai efisiensi dan keefektifan bagian produksi dan bagian penjualan.

2. Bagi Perusahaan

(13)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan pada perusahaan Daiwatex mengenai peranan analisis laba kotor terhadap efisiensi dan efektifitas bagian produksi dan bagian penjualan, penulis mencoba memuat simpulan dan saran seperti diuraikan dibawah ini.

5.1 Simpulan

Ada beberapa simpulan yang dapat penulis uraikan berkenaan dengan penelitian ini, yaitu:

1. Hal-hal yang menyebabkan adanya selisih laba kotor disebabkan oleh karena adanya peningkatan atau penurunan dari selisih hasil penjualan dan selisih harga pokok penjualan.

(14)

BAB V Simpulan dan Saran 39 secara berturut-turut sebesar Rp 1.946.986.210 dan Rp 999.073.810 yang menunjukkan selisih yang tidak menguntungkan (unfavorable).

2. Analisis laba kotor dalam menetukan penyebab perubahan atau selisih laba kotor. Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa adanya kenaikan penjualan pada tahun 2011 dibandingkan pada tahun 2010 serta pada tahun 2012 dibandingkan 2011 dikarenakan karena adanya kenaikan harga jual per unit, sehingga menunjukkan selisih yang menguntungkan (favorable) secara berturut-turut sebesar Rp 679.152.899,8 dan Rp 527.492.707,7 dan adanya peningkatan volume penjualan pada tahun 2011 dibandingkan pada tahun 2010 serta pada tahun 2012 dibandingkan 2011 secara berturut-turut sebesar Rp 367.818.798 dan Rp 272.889.511,3 yang menunjukkan selisih yang menguntungkan (favorable). Dari sisi harga pokok penjualan, kenaikan harga pokok penjualan pada tahun 2011 dibandingkan pada tahun 2010 serta pada tahun 2012 dibandingkan pada tahun 2011 dikarenakan adanya kenaikan harga pokok per unit, sehingga menunjukkan selisih yang tidak menguntungkan (unfavorable) secara berturut-turut sebesar Rp 1.637.652.858 dan Rp 747.171.733,4 dan adanya peningkatan volume harga pokok penjualan pada tahun 2011 dibandingkan pada tahun 2010 serta pada tahun 2012 dibandingkan 2011 secara berturut-turut sebesar Rp 309.333.352,8 dan Rp 251. 902.076,4 yang menunjukkan selisih yang tidak menguntungkan (unfavorable).

(15)

BAB V Simpulan dan Saran 40 Rp 58.485.445,2 dan Rp 20.987.434,9. Hal ini dikarenakan adanya selisih yang menguntungkan (favorable) pada tahun 2011 dibandingkan pada tahun 2010 serta pada tahun 2012 dibandingkan pada tahun 2011 pada selisih volume harga pokok penjualan secara berturut-turut sebesar Rp 309.333.352,8 dan 251.902.076,4 dan selisih yang menguntungkan (favorable) pada tahun 2011 dibandingkan pada tahun 2010 serta pada tahun 2012 dibandingkan pada tahun 2011 pada selisih volume penjualan secara berturut-turut sebesar Rp 367.818.798 dan Rp 272.889.511,3.

3. Peranan analisis laba kotor dalam menilai efisiensi dan keefektifan bagian produksi dan bagian penjualan.

(16)

BAB V Simpulan dan Saran 41 berturut-turut sebesar Rp 309.333.352,8 dan Rp 251.902.076,4. Hal ini dapat berarti bahwa bagian produksi telah bekerja secara tidak efektif pada tahun 2011 dan pada tahun 2012.

Indikator yang digunakan untuk menilai efisiensi bagian penjualan adalah selisih harga jual per unit. Berdasarkan selisih harga jual per unit, didapatkan bahwa terjadi kenaikan harga jual per unit pada tahun 2011 dibandingkan pada tahun 2010 dan pada tahun 2012 dibandingkan pada tahun 2011 yang menunjukkan selisih yang menguntungkan (favorable) secara berturut-turut sebesar Rp 679.152.899,8 dan Rp 527.492.707,7. Hal ini dapat berarti bahwa bagian penjualan telah bekerja secara efisien pada tahun 2011 dan pada tahun 2012, sedangkan untuk penilaian keefektifan bagian penjualan indikatornya adalah berdasarkan selisih volume penjualan. Penilaian kinerja bagian penjualan memberikan indikasi adanya kenaikan volume penjualan pada tahun 2011 dibandingkan pada tahun 2010 dan pada tahun 2012 dibandingkan pada tahun 2011 yang menunjukkan selisih yang menguntungkan (favorable) secara berturut-turut sebesar Rp 367.818.798 dan Rp 272.889.511,3. Hal ini dapat berarti bahwa bagian penjualan telah bekerja secara efektif pada tahun 2011 dan pada tahun 2012.

5.2 Saran

(17)

BAB V Simpulan dan Saran 42 1. Perusahaan sebaiknya menggunakan analisis laba kotor dalam menilai kinerja

bagian produksi dan bagian penjualan, sehingga pihak manajemen dapat mnegetahui kelemahan-kelemahan yang terjadi di dalam perusahaan sehingga dapat segera dilakukan perbaikan atau tindakan – tindakan di masa yang akan datang.

2. Perusahaan sebaiknya menganalisis hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi laba kotor sehingga dapat dilakukan tindakan mengenai hal apa saja yang harus ditingkatkan, serta hal apa saja yang harus diturunkan dalam laba kotor.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, R.N, dan Govindarajan, Vijay. (2007). Management Control System.12th Edition. Mc Graw – Hill International Edition. Printed in Singapore.

Arens dan Loebbecke. (1999). Auditing: Pendekatan Terpadu. Edisi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat .

Bustami, B.,dan Nurlela. (2006). Akuntansi Biaya Tingkat Lanjut: Kajian Teori dan Aplikasi. Graha ilmu. Yogyakarta.

Blocher, Stout, dan Cokins. (2011). Manajemen Biaya: Penekanan Strategis. Edisi Lima. Jakarta: Salemba Empat.

C. Rollin Niswonger, Philip E. Fess, dan Carl S. Warren. (1996). Prinsip-prinsip Akuntansi. Edisi Keenaam Belas. Jilid1. Erlangga: Jakarta.

Dania. (2012). Analisis Perubahan Laba Kotor Terhadap Penilaian Efisiensi dan Efektivitas Bagian Produksi dan Penjualan. Skripsi. Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha. Bandung.

Gita Rachmawati. (2013). Analisis Laba Kotor pada PT. Bintang Jaya Motorindo. diakses dari http://gitarachmawati.blogspot.com/2013/01/bab-1_23.html. Ikatan Akuntan Indonesia. (1991). Prinsip Akuntansi Indonesia 1984. Edisi Revisi.

PT.Rineka Cipta.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Oktober 2004. Diterbitkan untuk IAI. Jakarta: Salemba Empat.

Pass, Christoper., dan Lowes, Bryan. (1994). Collins, Kamus Lengkap Ekonomi. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Sukirno, S. (2005). Mikro Ekonomi: Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE.

Shook, R.J. (2002). Kamus Lengkap Wall Street: Sumber Acuan Istilah Keuangan Terkini Lebih dari 5000 Entri. Jakarta: Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

Pada Gambar 5, gaya reaksi yang terjadi pada masing - masing jenis crash box , dapat dianalisa luasan dibawah kurva sebagai usaha yang dilakukan oleh impactor .Maka

Hal itu menegaskan bahwa proses pembelajaran IPA yang dilakukan, telah mampu memberikan dampak yang positif dalam pengembangan karakter toleran di kalangan siswa

Pada tugas akhir ini dibuat sebuah sistem prediksi stok obat, yaitu sistem informasi yang didesain untuk prediksi stok obat dengan menggunakan metode Rough Set di apotek RSUP

Abscisic acid content versus dry weight accumulation in embryos from UC (left) and WV (right) mother trees during development from Stage 3 to cone ripening (June--October

Kuadran pertama (I), menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan konsumen termasuk unsur- unsur jasa yang dianggap sangat penting, namun dari pihak

Hasil evaluasi juga bisa digunakan untuk mengetahui apakah materi yang diajarkan telah tepat bagi siswa atau tidak, sehingga bisa dijadikan pedoman pada

(5) Webmail Interpol Indonesia digunakan untuk pengiriman dan penerimaan informasi terkait dengan penggunaan jaringan I-24/7 dan jaringan e-ADS serta

Ekstraksi ciri dilakukan pada citra penyakit dalam bentuk citra biner yang telah di beri label pada daerah piksel yang saling berhubungan dimana proses pelabelan piksel bernilai